PEMBAHASAN Post 617deee0f9baeb5c
c 07.00 – 12.00 KBM MI, MTs, MA dan MAK
d 08.00 – 10.00 pengajian bandongan kurikulum ma’had
sholat dhuha e
12.00 – 12.30 jamaah sholat dhuhur f
13.30 – 15.00 KBM Madin jam I g
15.00 – 15.30 jamaah sholat asar h
15.30 – 16.45 KBM Madin jam II i
17.00 – 17.30 pengajian bandongan j
17.45 – 18.15 jamaah sholat magrib k
18.15 – 19.00 pengajian sorogan l
19.00 – 19.20 jamaah sholat isak m
19.45 – 21.00 takrormusyawaroh n
21.15 – 22.00 pengajian bandongan Qur’anHadits b.
Kegiatan Mingguan 1
ahad pagi 05.00 – 08.30 Pengajian bandongan jamaah Sholat dhuha
2 senin 19.45 – 21.00 Albarjanji antar kamar
3 kamis 16.30 – 17.30 Ziarah kemakbaroh
4 kamis 18.00 – 20.00 mujahadah kubro
5 jum’at 05.00 – 06.00 mujahadah as-ma’ul husna
6 jum’at 15.30 – 17.15 pengajian bandongan
7 jum’at 19.45 – 21.00 khitobah antar kamar
c. Kegiatan Bulanan
1 Kajian Islami
Tujuan utamanya adalah agar santri muslim secara kaffah baik aqidah, amal ibadah maupun muamalah. Selain itu kajian
Islami juga bertujuan untuk mengkaji serta memperdalam dan mencari jati diri sehingga terciptalah kesungguhan dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai insan yang beriman dan bertaqwa yang memiliki tanggung jawab pribadi maupun sosial.
Kagiatan kajian Islami ini tidak hanya dikhususkan bagi para santri saja, tetapi juga bagi seluruh warga Pondok Pesantren Al-
Manar Bener dan diwajibkan bagi bagi para penustadzs. Kegiatan ini biasanya diisi dengan dialogdiskusi, ceramah, dan lain
sebagainya. Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap bulan. 2
Tadarus dan Khataman Alqur’an Tujuannya adalah agar tercipta situasi yang agamis serta
menambah kelancaran dalam membaca ayat Alqur’an juga menimba pahala yang telah dijanjkan oleh Allah SWT serta
mempertebal keimanan. Selain itu juga terdapat kegiatan rutin yang diadakan dan diikuti
baik oleh pengurus saja maupun oleh semua santri seperti : a
setengah bulan sekali khitobah al-Barjanji umum kubro b
1 bulan sekali pertemuan pengurus c
3 bulan sekali pertemuan umum kubro
d 6
bulan sekali
imtihanul awal
test Maddin robi’ul
awalsya’ban d.
Kegiatan Tahunan 1
Peringatan Hari-Hari Besar Islam Tujuan dari kegiatan ini adalah mendalami setiap peristiwa
penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan perjuangan dan pengorbanan para pejuang yang terdahulu terutama
tauladan para Nabi dan Rasul. Waktu pelaksanaannya sesuai dengan yang telah ditentukan dalam kalender nasional. Biasanya
peringatan-peringatan hari besar Islam yang dilaksanakan Pondok Pesantren Al-Manar Bener adalah:
a Peringatan isro’ mi’roj
b Peringatan tahun baru hijriah
c Peringatan maulid nabi Muhammad
d Hari raya idhul adha qurban
2 Podok Ramadhan
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri dapat menimba ilmu pengetahuan praktis yang tidak diajarkan. Dalam kegiatan ini
ustadz memberi tugas kepada santri untuk menulis laporan kegiatan selama pondok ramadhan, ini dimaksudkan agar para
santri termotivasi untuk lebih bersemangat dan bersungguh- sungguh dalam mengamalkan ibadah pada bulan suci ini
khususnya santri pada umumnya agar santri akan terbiasa untuk
selalu mengamalkan apa yang telah dilaksanakan pada bulan ramadhan.
3 Penyembelihan Hewan Qurban Tujuan ini adalah agar para ustadz, pegawai dan para santri
dapat berlatih rela berqurban sesuai dengan kemampuan masing- masing. Kegiatan ini biasa dilaksanakan setelah Shalat Idul Adha.
4 Bakti Sosial Bakti Sosial ini dilaksanakan oleh Pondok Pesantren yang
dikoordinasi oleh ustadz. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat membantu para fakir miskin dan yatim piatu.
Selain kegiatan tersebut juga yang tidak kalah penting dan juga dilakukan rutin tiap tahunnya adalah :
a. Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru
b. Pada tiap bulan sya’ban diadakan pengajian akbar akhirussanah
pertemuan wali santri dan ramah tamah dengan wali santri c.
Bersama-sama dengan akhirussanah diadakan khoul K.H Djalal Suyuthi
d. Satu tahun sekali diadakan pertemuan dan ramah tamah santri
alumni al-Manar e.
Setiap dua tahun diadakan reformasi struktur ma’had serta programnya.
Training centre pembekalan santri alumni mutakhorij dalam eksistensinya dimasyarakat
2. Pelaksanaan pendidikan kemandirian life skill
Isma’il Jum’at 18 Januri 2012 menyatakan dan menjelaskan bahwa dalam pelaksaaan pendidikan kemandirian life skill di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener ini dibimbing oleh ustadz dan juga oleh pembina-pembina lain yang sengaja didatangkan dari luar pondok
pesantren. Beberapa pendidikan kemandirian yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan skill santri adalah : Otomotif, Las, Menjahit dan
Memasak. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan pelaksanaan kegiatan tersebut seperti halnya yang telah dipaparkan oleh Isma’il
Jum’at 18 Januri 2012 : a.
Otomotif Kemandirian dalam otomotif yang diajarkan di pondok pesantren
ini adalah otomotif mesin sepeda motor dengan tujuan agar santri memiliki kompetensi sebagai mekanik sepeda motor seperti yang tersaji
dalam, menguasai dasar pengelolaan dan pengembangan bengkel sepeda motor, dan mampu mengelola bengkel sesuai dengan keahlian
yang diperoleh dari pendidikan ini
.
Sedangkan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1.
Pemberian teori Pemberian teori ini dilakukan oleh M. Mathori yang mana
materi tersebut tentang mesin otomotif meliputi dasar-dasar motor dan bahan bakar mesin. Materi selanjutnya adalah Chasis Rangka
Sepeda Motor yang meliputi chasis rangka, kemudi, peredam getaranshock absorber, pemindah tenaga, pelek dan jeruji dan Rem.
Tidak hanya it u saja masih ada mat er i t ent ang Kelistrikan Sepeda Motor yang muat tentang dasar listrik dan
bateray, sistem pengapian konvensional dan elektronik CDI, dan sistem starter dan pengisian pada sepeda motor serta sistem
kelistrikan bodi sepeda motor 2.
Pelaksanaan praktik Setiap pemberian materi selesai maka para santri
melaksanakan praktek yang mana praktek yang dilakukan adalah perawatan dan perbaikan sepeda motor meliputi perawatan dan
perbaikan bahan bakar bensin karburator, tune up sepeda motor dan overhaul motor bensin sepeda motor.
Praktik selanjutnya adalah perawatan dan perbaikan rangka sepeda motor yang meliputi perawatan dan perbaikan chasis
rangka, perawatan dan perbaikan kemudi, perawatan dan perbaikan peredam getaranshock absorber, pemindah tenaga, perawatan serta
perbaikan pelek dan jeruji dan perawatan serta perbaikan rem. Praktik yang terakhir oleh santri adalah perawatan dan
perbaikan kelistrikan sepeda motor yang meliputi perawatan dan perbaikan bateray, perawatan dan perbaikan sistem pengapian
konvensional dan elektronik CDI, perawatan dan perbaikan sistem
starter dan pengisian pada sepeda motor serta perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan bodi sepeda motor.
Setelah diadakan kegiatan tersebut diharapkan para santri dapat melaksanakan pekerjaan sebagai mekanik sepeda motor
sesuai dengan kompetensikeahlian yang dimiliki dan juga dapat mengelola dan mengembangkan bengkel sepeda motor.
b. Las Listrik
Keterampilan las perlu diperkenalkan bagi santri khususnya dalam melengkapai pengetahuan otomotif. Karena las paling banyak
digunakan atau diterapkan pada otomotif dan sepeda motor. Tidak semua pondok pesantren memiliki peralatan las, disamping harganya
yang cukup mahal juga tenaga yang mengoperasikan belum banyak yang menguasainya. Sangat tepat jika santri pondok pesantren Al-
Manar Bener diperkenalkan cara mengoperasikan dan melatih keterampilan dengan menggunakan peralatan tersebut sehingga para
santri lebih percaya diri. Pengenalan dan pelatihan dilaksanakan di bengkel pondok pesantren Al-Manar Bener dan dibimbing oleh guru
yang kompeten dan didatangkan dari luar pondok pesantren yang telah memiliki keterampilan yang tidak diragukan lagi.
Gambaran pelaksanaan dan materi dalam kegiatan pengelasan tersebut adalah :
1 PemotonganPersiapan las
Dalam pelaksanaan ini para santri mempersiapkan segala peralatan
yang akan
digunakan dalam
pengelasan dan
memperhatikan klasifikasi dan prinsip pemotongan telah dimengerti serta prosedur penyalaan dan pemotongan telah
dimengerti juga macam-macam nyala api dan penggunaanya. Selain itu juga para santri juga telah mengetahui
pemotongan plat dengan brander potong, memotong lurus dan miring, memotong dengan msin gerinda tangan, dan mengetahui
jenis logam ferro dan non ferro 2
Pengelasan Las Listrik Gas Metal Arc Welding GMAW Santri yang telah diberi teori tentang prosedur pengelasan
kemudian disuruh mempraktekan pengelasan karena santri telah menguasainya. Kegiatan praktek tersebut adalah memperagakan
proses las listrik SMAW. Setelah santri mampu memperagakan kemudian santri disuruh mempraktekkan bagaimana posisi tangan
dalam teknik
pengelasan. Sebelum
santri mempraktekan
pengelasan secara langsung, santri harus mengetahui tentang jenis dan ukuran elektroda serta penggunaanya serta penggunaan arus
pengelasan dan juga macam-macam sambungan las dan kegunaanya.
Setelah berbagai proses tersebut dilalui oleh para santri maka santri lansung mempraktekan cara pengelasan dengan
pengelasan standart. Setelah hal tersebut di lalui dengan baik maka santri mempraktekan pengelasan dengan posisi las di bawah
tangan, kemudian pengelasan dengan posisi las horizontal, posisi las vertical, dan posisi las overhead.
Setip tahapan-tahapan pengelasan di atas setiap santri mengalami cacat las kemudian santri harus mengetahui cara
mengatasinya. c.
Manjahit kegiatan menjahit yang diajarkan pada santri mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menjahit sehingga memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh nilai ekonomi. Pelaksanaan kegiatan menjahit di pondok pesantren Al-Manar Bener adalah :
1. Pemberian materi
Pemberian materi ini dilakukan oleh Muntahanik sebagai ustadzah dan pembeimbing dalam kegiatan menjahit yang mana
hal awal yang dilakukan adalah dengan pemberian meteri tentang pengetahuan terhadap piranti menjahit pendukung. Adapun materi
tersebut antara lain mencakup piranti menjahit pokok, terdiri macam dan bagian-bagian mesin, yaitu mesin jahit manual, mesin
jahit otomatis, mesin jahit semi otomatis, mesin jahit industri dan mesin jahit penyelesaian. Tidak hanya diberi tahu tentang peralatan
menjahit akan tetapi juga diberikan meteri tentang cara perawatannya.
Pemberian materi selanjutnya adalah cara mengoperasikan mesin jahit dan mesin pelengkap lainnya kemudian dilanjutkan
dengan mendesain dan membuat pola serta cara memotongnya. Tahap selanjutnya dengan penyaian materi tentang cara menjahit.
2. Pelaksanaan praktek
Setelah materi selesai diberikan oleh ustadzah Muntahanik kemudian menjadi tugas ustadzah Siti Affah untuk membimbing
dalam praktrik para santri. Praktik pertama yang dilakukan oleh santri adalah mengoperasikan mesin jahit baik manual maupun
otomatis sesuai dengan standar pengoperasiannya, disamping itu santri
melaksanakan pemeliharaan
mesin jahit
dengan melaksanakan pembersihan mesin meliputi : Membersihkan bagian
luar mesin dari debu-debu dan sisa-sisa benang dan kain, Membersihkan bagian dalam mesin dengan menggunakan lap
halus, Membersihkan debu-debu dan kotoran yang menempel dengan kuas sehingga debu-debu yang menempel bersih,
Membersihkan mesin dengan kain halus bagian bodynya setiap akan dan setelah selesai dipergunakan untuk menjaga kebersihan
mesin, dan menutup mesin sesudah digunakan, Meminyaki mesin dengan cara menetesi minyak mesin oli mesin khusus.
Praktek selanjutnya adalah dengan merancang desain maupun pola dengan menggunakan kestas sebelum dimal pada
kain dan dilanjutkan dengan pemotongan serta penjahitan dan pemasangan aksesoris lainnya.
d. Mamasak
Pelaksanaan kegiatan memasak ditangani oleh uztadzah Siti Nafsiyah dengan pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pemberian materi
Materi yang diajarkan pertama kali adalah dengan pengenalan berbagai macam alat memasak serta penggunaanya.
Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan berbagai macam bumbu serta fungsinya dan pengenalan berbagai macam masakan beserta
alat dan bumbu yang dibutuhkan sekaligus cara pemasakannya dan penyajiannya.
2. Pelaksanaan praktek
Setelah materi diberikan kepada santri kegiatan selanjutnya adalah mempraktekannya. Setiap pemberian satu resep masakan
oleh ustadzah maka santri langsung mempraktekannya dengan menyiapkan alat, bumbu, bahan, cara memasak dan cara
penyaiannya.
E. Usaha-Usaha
Pendidikan Kemandirian
Dalam Meningkatkan
Keberhasilan dan Kwalitas Pendidikan Santri
1. Usaha Pendidikan kemandirian Dalam Meningkatkan Keberhasilan
Rahmad Hidayat Minggu, 20 Januari 2012 sebagai pengurus Ponpes menjelaskan bahwa pendidikan kemandirian memberikan dampak
kualitas keberagamaan terhadap aktivitas pondok pesantren. Ustadz dan santri secara aktif menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran baik kesadaran beragama maupaun kesadaran hidup peningkatan skill.
Dalam konteks Pendidikan Nasional, semua cara, kondisi, dan peristiwa dalam pendidikan kemandirian sebaiknya selalu diarahkan pada
kesadaran nilai-nilai agama sekaligus pada upaya pemeliharaan fitrah beragama. Karena itu Pondok Pesantren Al-Manar Bener juga
mengadakan pendidikan kemandirian life skill yang dikembangkan secara integral baik dalam penataan fisik maupun pengalaman psikis.
Dari penelitian yang sudah terdata diatas, yang penulis dapatkan berdasarkan pengamatan pada waktu pelaksanaan baik pendidikan
kemandirian keagamaan maupun pendidikan kemandirian life skill dan dari hasil wawancara dengan pengurus dan pembinan pendidikan
kemandirian keagamaan dan kemandirian life skill yang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener,
banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh para pengurus dan ustadz.
Pengurus dan ustadz dalam membimbing pendidikan kemandirian untuk meningkatkan keberhasilan santri, diantaranya yaitu:
a. Kultur Keagamaan Pondok Pesantren
Untuk pengelolaan pendidikan agama Islam sebagai kultur Pondok Pesantren, sebagian besar perilaku dan kebiasaan yang
dikembangkan berjalan sukarela. Namun demikian Pondok Pesantren Al-Manar Bener secara tegas membuat peraturan seperti dalam tata
tertib pondok pesantren. Hal-hal yang bersifat kultural yang dikembangkan di Pondok Pesantren, misalnya: 7K Ketrampilan,
Kerapian, Kebersihan, Keindahan, Kesopanan, Ketertiban dan Keamanan, kebiasaan untuk melakukan shalat jum’at di masjid
pondok pesantren, pembiasaan shalat dhuha, shalat berjama’ah, tadarus, shalat sunah dan bacaan Alqur’an, berdo’a diawal dan diakhir
jam pelajaran, kebiasaan mengucapkan salam, penggalangan infak santri secara sukarela, penyediaan majalah dinding khusus untuk opini
keislaman pelibatan ustadz dalam forum pengajian dan pemberian keleluasaan kepada santri untuk mengelola kegiatan keagamaan.
Sedangkan dalam kemandirian life skill kebiasaan untuk melakukan praktek baik otomotif, las, menjahit maupun memasak di
tempat yang sudah disediakan, pembiasaan perawatan alat-alat yang tersedia, penyediaan majalah dinding khusus untuk opini tentang life
skill yang ada dan pelibatan ustadz maupaun pembimbing dalam
forum kajian ilmiyah yang berkenaan dengan life skill dan pemberian keleluasaan kepada santri untuk mengelola kegiatan life skill.
b. Peningkatan Motivasi
Motivasi dapat menjadi faktor penentu keberhasilan belajar santri. kecenderungan saat ini, motivasi peserta didik dalam belajar agama
masih perlu ditingkatkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa minat membaca, menulis dan berkarya dalam bidang keagamaan
hanya terjadi pada sebagian kecil santri yang masih tergolong baru namun semakin lama para santri akan senang dengan hal tersebut.
Sedangkan pemberian motivasi dalam pendidikan kemandirian tentang skill juga tidak dikesampingkan walaupun kegiatan ini sangat
banyak diminati oleh santri baik santri yang masih baru maupun yang sudah lama. Pemberian motivasi ini dimaksudkan agar santri tidak
hanya bisa melakukan apa yang telah dilakukan oleh pembimbing tetapi juga agar bisa menciptakan inovasi baru yang belum ditemukan oleh
orang lain. c.
Pengembangan Keilmuan Dalam hal pendidikan kemandirian keagamaan , pengurus dan
ustadz memerintahkan kepada santri untuk mengadakan suatu kajian keislaman yang diisi dengan diskusidialog, ceramah dan tadabur ayat-
ayat Alqur’an. Tidak hanya dalam hal keagamaan dalam hal pendidikan
kemandirian untuk meningkatkan skill santri, pengurus juga
menyediakan beberapa sarana diantaranya bengkel otomotif, bengkel las, ruang menjahit dan tempat khusus untuk pelatihan memasak. Selain
itu juga pembimbing dan pengurus memberi keleluasaan kepada santri untuk belajar di luar pondok pesantren.
d. Mengikuti Berbagai Lomba
Dalam meningkatkan pendidikan kemandirian keagamaan perlombaan ini bisa dilakukan antar santri, antar kelas dalam satu
pondok pesantren ataupun antar pondok pesantren. Biasanya perlombaan ini dilaksanakan bertepatan dengan hari-hari besar Islam.
Perlombaan ini bertujuan agar santri menghargai, merenungkan betapa besar sejarah dan perjuangan Nabi dan para Sahabat dulu.
Sedangkan dalam meningkatkan pendidikan kemandirian di bidang life skill perlombaan ini juga dilakukan antar santri maupun
antar sekolah. e.
Evaluasi Dalam Berbagai Kegiatan Evaluasi sangat penting untuk dilakukan karena, dengan evaluasi bisa
mengukur kemampuan dan kemajuan yang telah diperoleh. Dengan evaluasi juga bisa mengukur segala kekurangan-kekurangan yang harus
dibenahi kembali. Hal ini dilakukan baik dalam pendidikan kemandirian keagamaan maupaun pendidikan kemandirian di bidang life skill.
2. Kwalitas Pendidikan Santri
Dalam pendidikan kemandirian baik dari segi kegamaan maupun dari peningkatan skill secara utuh kegiatan ini memberikan janji akan
peningkatan kwalitas pendidikan pondok pesantren Al-Manar Bener pada akhirnya bertujuan menciptakan pondok pesantren yang mapan eksklusif
dan kondusif dalam kegiatan pendidikan. Dari segi keagamaan para santri baik putra maupun putrid dapat
menyerap dan mengamalkan banyak sekali berbagai macam materi, hal ini dapat diamati dengan kegiatan, perbuatan dan sikap kesehariannya.
Sedangkan dari segi peningkatan skill santri yang mengikuti dan setelah purna dari pondok pesantren dapat menerapkan dan mempraktekan
apa yang telah dipelajari di pondok pesantren sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kwalitas pendidikan santri dalam peningkatan skill
sangat baik walaupun masih perlu pengembangan lebih lanjut. Kwalitas pendidikan santri di pondok pesantren Al-Manar Bener ini
juga bisa dilihat dari penerimaan santri baru tiap tahunnya yang semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kwalitas pendidikan di pondok
pesantren tersebut memang benar-benar tidak meragukan.
F. Faktor
Pendukung Dan
Kendala-kendala Dalam
Pelaksanaan Pendidikan Kemandirian
1. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Pendidikan kemandirian
Baik pendidikan kemandirian keagamaan maupun pendidikan kemandirian life skill dalam setiap pelaksanaan pendidikan kemandirian
tersebut di Pondok Pesantren Al-Manar Bener , dalam meningkatkan keberhasilan santri banyak sekali faktor-faktor yang mendukung kegiatan
tersebut, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan itu bisa brejalan dengan lancer. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Isma’il Minggu, 20
Januari 2012 selaku sebagai pegurus dalam departemen pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar Bener, beliau juga menambahkan bahwa
adapun faktor-faktor pendukung diantaranya adalah: 1
Faktor Intern Yang mendukung dalam faktor ini adalah ustadz selaku Pembina,
ustadz-ustadz lain yang dianggap mampu menguasai tentang keilmuan keagamaan yang mendalam dan ustadz maupun pembimbing yang
memiliki kemampuan dalam meningkatkat skill santri, kerjasama antara pengurus, antar anggota.
2 Faktor ekstern
Sumber belajar yang sangat menunjang adalah sumber belajar yang sudah disediakan secara formal seperti perpustakaan, buku,
labolatorium bengkel Otomotif, bengkel las, ruang jahit, ruang pelatihan memasak, masjid dan sumber belajar lain yang dapat digali.
Sehingga pemanfaatan sumber belajar yang telah disediakan perlu difungsikan secara optimal.
2. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Pendidikan kemandirian a. kendala-kendala dalam pendidikan kemandirian
Dalam pelaksanaan pendidikan kemandirian keagamaan di Pondok Pesantren Al-Manar Bener , juga tidak terlepas dari hambatan.
Hambatan yang biasa sering ditemui dalam pelaksanaan pendidikan
kemandirian ini adalah santri sering menganggap pendidikan kemandirian keagamaan kurang menarik, sehingga mengenyampingkan
kegiatan tersebut. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Isma’il Minggu, 20 Januari 2012 selaku sebagai pegurus dalam departemen
pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar Bener bahwa dalam pendidikan kemandirian keagamaan ini, khususnya dalam bidang qiro’ah hambatan
yang seringkali ditemukan adalah kurangnya bakat dan minat yang dimiliki oleh santri.
Selain itu, pada saat ujian ataupun liburan secara otomatis pendidikan kemandirian tidak dapat dilaksanakan, hal inilah yang
menyebabkan para santri malas untuk mengikutinya kembali. Sebagaimana yang diungkapkan Ustd. Dwi Mahrus Salim
Minggu, 20 Januari 2012 bahwa saat ujian dan liburan, pendidikan kemandirian keagamaan secara keseluruhan diliburkan. Hal tersebut
dilakukan agar santri dapat berkonsentrasi dalam mengikuti berbaga ujian.
Namun demikian Ustd. M. Mathori Minggu, 20 Januari 2012 menambahkan bahawa pendidikan kemandirian dalam hal peningkatan
skill tetap disenangi oleh para santri seperti peltihan otomotif, las, menjahit dan memasak. Akan tetapi hal ini juga mengalami kendala
dalam sarana prasarana yang kurang memadai sehingga para santri harus mencari di tempat lain karena sarana prasarana yang dibutuhkan belum
tersedia sepenuhnya dan harus antri dalam penggunaan sarana prasarana
tersebut karena jumlahnya yang terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah santri.
b. Alternative pemecahannya Untuk mengatasi hambatan tersebut, para pembimbing selalu
bekerja keras dan bekrja sama dengan ustadz atau orang tua santri untuk selalu giat dalam mengikuti pendidikan kemandirian keagamaan. Untuk
menarik minat para santri maka pengurus dan ustadz melakukan inovasi baru dalam pengajaran seperti halnya pemberiany hadiah tanpa
pemberitahuan lebih dulu, memberikan kesempatan pada santri untuk mengkaji keadaan di luar pondok pesantren dan sebagainya.
Sedangkan dalam pendidikan kemandirian life skill pembimbing dan pengurus berusaha memenuhi kebutuhan sarana prasana dengan
kerjasama dengan pihak lain yang bersedia menjadi donatur. Untuk menarik minat para santri maka pengurus dan ustadz biasanya juga
mendatangkan tenaga pengajar atau pembina dari luar pondok pesantren sehingga dengan hal ini maka diharapkan dapat menarik minat para
santri.