Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan
seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Pasangan usia subur diharapkan secara bertahap menjadi peserta keluarga berencana yang aktif
lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi. Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur
kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid BkkbN, 2009a.
2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Partisipasi Pria dalam Keluarga
Berencana
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari sisi klien pria itu sendiri
pengetahuan, sikap dan praktek serta kebutuhan yang ia inginkan, faktor lingkungan yaitu sosial budaya, dukungan istri, masyarakat tokoh masyarakat dan keluargaistri,
keterbatasan informasi dari tenaga kesehatan dan aksesabilitas terhadap pelayanan keluarga berencana pria, keterbatasan jenis kontrasepsi pria disertai masih adanya
persepsi di masyarakat mengenai keluarga berencana pria BkkbN, 2010.
Penelitian Dewi 2009 di Indonesia yang meneliti mengenai faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi menyatakan ada hubungan pengetahuan dengan partisipasi pria dalam keluarga berencana. Partisipasi pria membuktikan bahwa ada keterlibatan yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dari pasangan kelompok yang memiliki empat anak atau lebih dibandingkan mereka yang memiliki anak lebih sedikit. Ada hubungan cara memperoleh kondom
dengan partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Hasil penelitian Barus 2009 di Kabupaten Karo menyatakan ada hubungan
variabel pengetahuan pria pasangan usia tentang alat kontrasepsi, sikap pria pasangan usia subur terhadap partisipasi pria dalam keluarga berencana. Hasil Penelitian Rizki
2010 di Kecamatan Medan Maimun, menyatakan ada hubungan variabel persepsi mengenai alat kontrasepsi keluarga berencana dengan partisipasi pria pasangan usia
subur dalam keluarga berencana. Menurut penelitian Suprihastuti 2002 sebagaimana dikutip oleh Budi
Santosa 2009 yang menyatakan pengambilan keputusan bersama antara suami istri dapat meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi pria. Tingkat pendidikan, agama,
tempat tinggal, aspek wilayah memberikan pengaruh cukup bermakna pada penggunaan alat kontrasepsi termasuk alat kontrasepsi pria.
2.5 Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi