Perkawinan Hasan Al-banna dan Anak-anaknya Wafatnya Hasan Al-banna

29

2.1.4 Perkawinan Hasan Al-banna dan Anak-anaknya

Hasan Al-Banna sangat disayangi oleh para penduduk Ismailiah. Kehadirannya itu telah menyirami hati mereka dengan kesedaran rohani. Haji Hussin as-Soli adalah seorang yang berperibadi mulia dan beliau sangat tertarik dengan pribadi Hasan Al-Banna serta kegiatannya. Hubungan antara Haji Hussin as-Soli dan Hasan Al-Banna begitu rapat dan kukuh sekali. Haji Hussin membantu Hasan Al- Banna dengan berbagai cara. Anak-anak lelakinya menjadi pengikut Hasan Al-Banna. Hubungan ini menjadi semakin kuat dari sehari ke sehari sehingga akhirnya Haji Hussin as-Soli mengambil Hasan Al-Banna sebagai menantunya. Latifah, anak perempuan Haji Hussin as-Soli, menjadi isteri Imam Hasan Al-Banna. Latifah juga seorang wanita yang berakhlak mulia dan bertakwa. Perkawinan ini bertepatan dengan ayat Al-Quran yang bermaksud: ... dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik dan laki laki yang baik adalah untuk wanita wanita yang baik pula. Surah An-Nur, ayat 26. Latifah sangat setia kepada suaminya dalam berbagai keadaan. perkawinan mereka telah menghasilkan enam orang anak yaitu lima orang perempuan dan seorang lelaki. Kelima orang anak perempuan mereka bernama Sana’a, Wafaa, Raja’a, Hajir dan Istisy’had. Anak perempuan yang bongsu itu dinamakan Istisy’had oleh Latifah kerana beliau dilahirkan dihari Imam Hasan Al-Banna mati syahid. 39 Nama anak lelakinya ialah Ahmad Saiful Islam. Beliau juga tabah dan berwibawa seperti bapaknya. 39. http: www.google.comdetik-detik-hidupku -albanna hal 21 3 Januari 2014 . Universitas Sumatera Utara 30 Ahmad Saiful Islam lulusan di bidang ilmu medis dari sebuah universitas Kesehatan. Beliau ditahan dan dihukum penjara selama dua puluh lima tahun ketika pemerintahan Jamal Abdul Nasir. Ada pepatah Arab yang bermaksud: ‘Anak seekor singa adalah singa juga’. Ahmad Saiful Islam memiliki segala sifat bapaknya. 40

2.1.5 Wafatnya Hasan Al-banna

Ketika terjadi tragedi Palestina, beliau segera mengirimkan pasukan Ikhwanul Muslimin ke sana. Sungguh, sejarah telah menjadi saksi betapa tegar dan semangatnya pasukan sekarelawan itu. Mereka bahkan telah berhasil menyerang jantung pertahanan Israel sampai ke ambang pintu Tel Aviv. Akan tetapi, sebuah tragedi yang lebih besar dan memilukan terjadi saat itu: Raja Farouq menandatangani perjanjian damai dengan Israel serta menangkapi seluruh pemimpin dan pasukan Ikhwanul Muslimin. 41 Imam Asy-Syahid dan Ikhwanul Muslimin secara umum menjadi duri dalam tenggorokan Raja Faruq dan antek-anteknya, juga batu penghalang bagi imperialism dan zionisme. Inggris dan Raja Faruq terus berusaha untuk melenyapkan Imam Asy-Syahid dan gerakan dakwahnya. Kadang melalui pendekatan berbagai bantuan materi yang menipu, kadang juga dengan ancaman, pemecatan kerja, dan mutasi ke tempat terpencil, bahkan kadang juga dengan penangkapan dan penahanan. Namun, usaha tersebut malah semakin memperkuat dakwah Imam Asy-Syahid dan mempertajam tekadnya. 42 40. http: www.google.comdetik-detik-hidupku -albanna hal 22 3 Januari 2014 . 41. Abbas Asisi, Biografi Dakwah Hasan Al Banna, terj : Nandang Burhanunudin dan dedi hariadi, bandung : Harakatuna Publishing, 2006 Hal : 383. 42. Ibid, hal. 385 Universitas Sumatera Utara 31 Dendam dan kemarahan Raja Faruq serta antek-anteknya pun semakin menjadi. Puncak kemarahan itu berbuntut terhadap rencana menghabisi nyawa Imam Asy-Syahid karena mereka berpikir, jika ia mati, gerakan dakwahnya juga akan ikut ke liang kubur. Akhirnya, imperialis dan zionis bersekongkol untuk menghabisi nyawa Imam Asy-Syahid. Imam Asy-Syahid dibunuh di depan kantor Syubanul Muslimin di Kairo. Walaupun tembakan yang mengenai tubuhnya tidak akan sampai membunuhnya, namun ketika lari ke rumah sakit, tidak ada seorang pun yang menolong beliau, sampai akhirnya beliau menghembuskan napas terakhir. Beliau syahid pada tanggal 12 Februari 1949, ketika usia beliau mencapai 42 tahun. Tidak ada yang membawa keranda beliau selain beberapa perempuan. Mereka berjalan di belakang peti itu, bapaknya yang dijaga ketat para pengikut Faruq yang membunuh Imam Asy-Syahid sebagai hadiah persembahan hari ulang tahunnya. Faruq mulai merasa tenang karena Imam Asy-Syahid sudah tiada. Ada kabar bahwa Faruq pernah berkata, “Sekarang arasyku mulai nyaman.” Kasus pembunuhan terhadap Imam Asy-Syahid mulai lenyap seiring dengan kesyahidan beliau. Tidak ada seorang pun yang berani mengusut. Akhirnya, ditetapkan bahwa pembunuh Imam Asy-Syahid adalah orang yang tidak dikenal Pemerintah melarang orang-orang yang hidup untuk mendekatinya. Orang-orang tersentak terhadap jenazah tersebut. Mereka terlihat baru pertama kali dalam sejarah manusia jenazah dibawa di puncak wanita. Jalanan lenggang dan mencekam. Hanya jenazah itu seorang diri merambat pelan. Rumah dan jendela- jendela terguncang dengan tangisan. Mereka melihat jenazah dibawa oleh istri dan anak perempuannya manuju tempat peristirahatan terakhirnya.. 43 43. Ibid, Hlm : 386-387. Universitas Sumatera Utara 32 2.2 Pemikiran Hasan Al Banna 2.2.1 Agama