Analisis Data Secara Statistik .1 Penolakan Hasil Pengamatan Uji Perolehan Kembali Recovery

24 µgml; dan 1 µgml, lalu dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara-asetilen. Penetapan Kadar Natrium dalam Sampel Larutan sampel hasil dekstruksi dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda faktor pengenceran = 500,5 = 250 kali. Larutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku natrium. Konsentrasi natrium dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, kadar logam kalsium, kalium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: g Sampel Berat n pengencera Faktor x ml Volume x µ gml i Konsentras µ gg Logam Kadar = 3.6.7 Analisis Data Secara Statistik 3.6.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan Menurut Sudjana 2005, kadar kalsium, kalium dan natrium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis dengan metode standar deviasi dengan rumus sebagai berikut: SD = 1 - n X - Xi 2 ∑ Universitas Sumatera Utara 25 Keterangan : Xi = Kadar sampel − X = Kadar rata-rata sampel n = Jumlah ulangan Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t hitung = � X Xi − � n SD dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99, α = 0.01, dk = n-1, dapat digunakan rumus: Kadar Mineral : µ = X ± t α2, dk x SD √n Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = Interval kepercayaan n = Jumlah ulangan 3.6.8 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata kadar kalium, kalsium dan natrium antar sampel dilakukan analisis statistik menggunakan Statistical Product Services Solution SPSS uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95, dengan menggunakan uji tambahan yaitu uji Tukey.

3.6.9 Uji Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dapat dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method Harmita, 2004. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu Ermer dan Miller, Universitas Sumatera Utara 26 2005. Larutan baku yang ditambahkan yaitu 10ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, 0,5 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml dan 0,5 ml larutan baku natrium konsentrasi 1000 µgml . Daging buah labu kuning yang telah diparut lalu ditimbang secara seksama sebanyak 25 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 10 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, 0,5 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml dan 0,5 ml larutan baku natrium konsentrasi 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali= C F - C A x 100 Keterangan : C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.6.10 Simpangan Baku Relatif