Analisis Kuantitatif .1 Kurva kalibrasi Kalsium, Kalium dan Natrium

29 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa larutan sampel yang diperiksa mengandung logam kalium, kalsium dan natrium. Sampel positif mengandung logam kalium karena memberikan warna nyala ungu saat dibakar mengunakan kawat NiCr dan menghasilkan kristal jarum panjang dengan penambahan asam pikrat 1 bv. Positif mengandung logam kalsium karena memberikan warna nyala merah bata saat dibakar mengunakan kawat NiCr serta dengan penambahan asam pikrat 1N memhasilkan Kristal jarum dan mengandung logam natrium karena menghasilkan kristal berupa jarum halus dengan penambahan asam pikrat 1 bv serta memberikan warna nyala kuning keemasan saat dibakar mengunakan kawat NiCr. Berdasarkan hasil reaksi warna nyala maupun reaksi kristal dari masing-masing ketiga logam tersebut membuktikan larutan sampel mengandung logam kalium, kalsium dan natrium. Hal ini sejalan dengan logam kalium yang dianalisis secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm, kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm dan natrium pada panjang gelombang 589 nm. 4.3 Analisis Kuantitatif 4.3.1 Kurva kalibrasi Kalsium, Kalium dan Natrium Kurva kalibrasi kalsium, kalium dan natrium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku ketiganya pada panjang gelombang masing-masing. Hasil pengukuran kurva kalibrasi untuk ketiganya diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,0572 X+ 0,009 untuk kalium, Y = 0,02710 X + 0,005667 untuk kalsium dan Y = 0,1718X + 0,00358 untuk natrium. Universitas Sumatera Utara 30 Kurva kalibrasi larutan baku kalsium, kalium dan natrium dapat dilihat pada Gambar 4.1 - 4.3. Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Kalsium Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Natrium Universitas Sumatera Utara 31 Dari gambar 4.1, 4.2, 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kurva kalibrasi kalium, kalsium dan natrium menunjukkan ada hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r kalium sebesar 0,9993, kalsium sebesar 0,9995 dan natrium sebesar 0,9992. Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y Absorbansi Watson, 2005. Perhitungan hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalsium, kalium dan natrium dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 3 sampai dengan Lampiran 5, halaman 45 - 49 .

4.3.2 Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium pada Biji, Daging dan Daun Labu Kuning

Konsentrasi mineral kalsium, kalium dan natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing mineral. Agar konsentrasi mineral kalsium, kalium, dan natrium dalam sampel berada pada rentang kurva kalibrasi maka masing-masing sampel diencerkan terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang berbeda-beda. Faktor pengenceran untuk penentuan kadar kalsium adalah sebesar 50 kali, sedangkan faktor pengenceran untuk penentuan kadar kalium adalah sebesar 500 kali. Faktor pengenceran untuk penentuan kadar natrium adalah sebesar 250 kali. Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6 sampai dengan Lampiran 14, halaman 47 - 71. Hasil analisis kuantitatif mineral kalsium, kalium dan natrium pada biji, daun dan daging dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 32 Tabel 4.2 Hasil Analisis Kadar Kalsium, Kalium dan Natrium dalam Biji, Daun dan Daging Labu Kuning No Sampel Kadar Kalium mg100 g Kadar Kalsium mg100 g Kadar Natrium mg100 g 1 Biji 376,15 ± 2,05 6,54 ± 0,09 17,92 ± 0,37 2 Daun 478,61 ± 1,53 36,29 ± 0,18 20,90 ± 0,28 3 Daging 394,86 ± 5,02 18,66 ± 0,10 14,33 ± 4,03 Dari Tabel 4.2 dapat diperoleh kesimpulan bahwa biji, daun dan daging mengandung mineral kalium, kalsium dan natrium. Dari ketiga mineral tersebut kalium memiliki kadar mineral yang paling tinggi dibandingkan dengan kalsium dan natrium. Dari tabel juga dapat dilihat terdapat perbedaan kadar mineral kalium, kalsium dan natrium pada biji, daging buah dan labu kuning yang berbeda secara signifikan. Kadar kalium dalam daun lebih tinggi dibandingkan kadar kalium yang terkandung dalam daging dan biji. Kadar kalsium dalam daun juga lebih tinggi dibanding dengan yang terkandung pada biji dan daging buah. Kadar natrium dalam daun paling tinggi jika dibandingkan dengan kadar natrium di biji dan daging buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar kalium, kalsium dan natrium yang paling tinggi ditemukan pada daun. Menurut penelitian Idris 2011, daun adalah bagian primer pada kebanyakan tumbuhan, dimana pada daun terjadi transpirasi. Daun dapat menyimpan makanan dan air dan dimodifikasi bagi sebagian tumbuhan untuk tujuan tersebut. Karena fotosintesis yang terjadi pada daun menyebabkan daun tersebut kaya akan protein, mineral dan gula. Universitas Sumatera Utara 33 Sedangkan kadar kalium dan kalsium yang paling rendah ditemukan pada biji hal ini terjadi karena biji tidak dikupas terlebih dahulu dari kulit luarnya. Di mana, kulit luar dari biji labu kuning sedikit mengandung mineral seperti kalium, kalsium dan natrium. Sedangkan kadar natrium yang paling rendah ditemukan pada daging buah labu kuning. Jika dilihat dari hasil analisis kadar kalium maka daun paling berpotensi untuk dapat menurunkan risiko hipertensi dibandingkan dengan daging buah dan biji. Dalam penelitian ini tipe nyala yang digunakan untuk ketiga logam tersebut adalah udara – asetilen. Suhu yang dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalnya udara – asetilen 2200 o C, dinitrogen oksida – asetilen sebesar 3000 o C sedangkan udara – propana 1800 o C. Biasanya untuk logam kalium dan natrium nyala yang digunakan adalah udara – propana sedangkan untuk kalsium adalah dinitrogen oksida – asetilen namun karena keterbatasan alat maka ketiga logam tersebut diukur dengan tipe nyala udara – asetilen Gandjar dan Rohman, 2007. Kalsium dalam cairan ekstrasel dan intrasel memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Fungsi kalsium dapat meningkatkan fungsi transport membran dan transmisi ion melalui membran organel sel, di mana kebutuhan maksimum perharinya 2500 mg Almatsier, 2001. Natrium menjaga keseimbangan cairan dalam ekstrasel, natriumlah yang sebagian besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel–sel. Di dalam sel tekanan osmosis Universitas Sumatera Utara 34 diatur oleh kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan maka air akan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakanedema dalam jaringan tubuh Almatsier, 2001. Sebanyak 95 natrium tubuh berada di dalam cairan ekstraselular. Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh. Almatsier, 2011.

4.3.3 Analisis Data Secara Statistik

Dilakukan juga uji statistik One Way Annova untuk mengetahui apakah kadar kalium, kalsium dan natrium yang terdapat pada daun, daging dan biji labu kuning perbedaan secara signifikan. Dari Tabel hasil analisis dapat dilihat bahwa signifikansi 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1diterima, hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata kadar kalium, kalsium dan natrium pada biji, daging buah dan dan daun labu kuning. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 19 halaman 86 - 91.

4.3.4 Uji Perolehan Kembali Recovery

Hasil uji perolehan skembali recovery kadar kalsium, kalium dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan baku kalsium, kalium dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 4.3 Persen Uji Perolehan Kembali recovery kadar kalium, kalsium dan natrium Mineral yang dianalisis Recovery Rentang recovery K 111,92 80-120 Ca 114,20 Na 106,69 Dari Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery secara berurutan adalah mineral kalium 111,92, untuk kandungan kalsium 114,20 dan untuk kandungan natrium 106,69. Persen recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kalsium, kalium dan natrium dalam sampel. Hasil uji perolehan kembali recovery ini memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, jika rata-rata hasil perolehan kembali recovery berada pada rentang 80-120 Miller, 2005. Hasil uji perolehan kembali recovery kadar kalsium, kalium dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan baku dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 80 - 82.

4.3.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Berdasarkan data kurva kalibrasi kalsium, kalium dan natrium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk ketiga mineral tersebut. Berikut hasil batas deteksi dan batas kuantitasi. Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi No Mineral Batas Deteksi μgml Batas Kuantitasi μgml 1 Kalium 0,4663 1,5542 2 Kalsium 0,4417 1,4723 3 Natrium 0,0489 0,1629 Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa batas deteksi untuk pengukuran kalium, kalsium dan natrium masing-masing sebesar 0,4663 μgml, 0,4417 μgml dan 0,0489 μgml , sedangkan batas kuantitasinya sebesar 1,5542 μgml, 1,4723 μgml dan 0,1629 μgml. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 83 - 85.

4.3.6 Simpangan Baku Relatif

Dari perhitungan yang dilakukan terhadap data hasil pengukuran kadar mineral kalium, kalsium dan natrium pada biji,daging dan daun labu kuning, diperoleh nilai simpangan baku relatif RSD kalium, kalsium dan natrium yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 80 - 82. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 4.5 Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif kalium, kalsium dan natrium No Mineral Simpangan Baku Simpangan Baku Relatif 1 Kalium 5,11 4,57 2 Kalsium 4,28 3,75 3 Natrium 10,143 9,51 Dari Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat simpangan baku relatif sebesar 4,57 untuk mineral kalsium; 3,75 untuk mineral natrium 9,51 .Simpangan baku kalium 5,11, kalsium 4,28 dan natrium 10,143. Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD untuk analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan untuk analit dengan kadar part per billion ppb RSDnya adalah tidak lebih dari 32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki presisi yang baik. Universitas Sumatera Utara 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan