Pekerjaan Tinjauan Tentang Karakteristik Pemberian ASI Eksklusif a. Umur

berkewajiban menyekenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi.

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan seseorang dan kehidupan keluarga Nursalam, 2008. Hampir semua ibu rumah tangga melaksanakan aktifitas pekerjaan utamanya yaitu pekerjaan dalam mengasuh anak, membersihkan rumah dan melaksanakan pekerjaan rumah tangga lainnya yang menjadi tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Jenis pekerjaan yang seperti ini tidak terlalu melelahkan tenaga dan pikiran ibu sehingga proses menyusui pun dapat berjalan dengan baik Supriyadi, 2008. Untuk banyak hal seperti perekonomian keluarga yang tidak stabil atau karena dorongan emosional untuk meningkatkan ekonomi yang lebih baik, ibu-ibu disamping melaksanakan tugas-tugasnya sebagai ibu rumah tangga, juga mencari pekerjaan tambahan baik itu sebagai pegawai negeri sipil maupun berwiraswasta sehingga menyampingkan tugas-tugas dalam menyusui bayi atau pemberian ASI pada bayi dan digantikan dengan MP.ASI Supriyadi, 2008. Menurut Ruslina Suradi 1991, bahwa ibu yang bekerja ternyata juga mempengaruhi produksi ASI walaupun ibu telah dianjurkan bagaimana mempertahankan produksi ASI yaitu dengan memompa pada saat bekerja dan malam hari lebih sering menyusui, ternyata jumlah ibu yang ASI-nya masih cukup pada usia 6 bulan lebih sedikit, dibandingkan dengan ibu yang tidak Universitas Sumatera Utara dapat dipertahankan produksinya ASI-nya. Ibu bekerja ternyata lebih cepat memberikan susu botol formula, alasan yang dipakai adalah supaya membiasakan bayi menyusui dari botol bila ditinggal kerja Soehardjo, 2004.

C. Konsep ASI Eksklusif 1.

Pengertian ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi Kristiyanasari, 2011 ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi asi saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air, the, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI MPASI Kristiyanasari, 2011. Pemberian ASI eksklusif atau menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan Widodo, 2011. 2. Manfaat ASI Eksklusif : Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu minimal sampai bayi berusia 2 tahun Kristiyanasari, 2011. Dengan pemberian asi eksklusif, ibu bisa menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik ketimbang ASI Prasetyono, 2009. Adapun manfaat pemberian ASI menurut Prasetyono, 2009 adalah : Universitas Sumatera Utara a. Bagi Bayi 1 Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, petumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. 2 Mengandung antibodi Asi mengandung antibody yamg sangat baik bagi bayi sehingga dapat melawan dari berbagia penyakit. 3 Asi mengandung komposisi yang tepat Yaitu dari berbagai bahan makananyang baik untuk bayi yaitu terdiri proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. 4 Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. 5 Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi 6 Terhindar dari alergi 7 Asi meningkatkan kecerdasan bagi bayi Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat asi esklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari Universitas Sumatera Utara rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak. 8 Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. b. Bagi ibu 1 Aspek kontrasepsi Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. 2 Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pascaa persalinan. Pemberian asi juga dapat mencegah terjadinya berbagi jenis penyakit. 3 Aspek penurunan berat badan Ibu yang menyusui esklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula sepeti sebelum hamil. 4 Aspek psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa banggaa dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia. c. Bagi keluarga 1 Aspek ekonomi Universitas Sumatera Utara ASI tidak perlu dibeli, sehinga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. 2 Aspek psikologis Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. 3 Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. d. Bagi Negara 1 Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi 2 Menghemat devisa Negara ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. 3 Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Hal ini dikarenakan rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta biaya yang diperlukan untuk perawatan anak yang sakit. 4 Peningkatan kualitas generasi penerus Kristiyanasari, 2011. 3. Langkah – langkah menyusui yang benar Terdapat berbagai posisi untuk menyusi namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan bayi berada pada garis yang lurus sehingga Universitas Sumatera Utara bayi dapat menyusui dengan nayaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman.Cara menyusui yang benar adalah : a. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya dapat menggerakkan kepalanya ke depan dannke belakang dengan mudah b. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi akan melekat sempurna dengan payudara c. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan ibu jari d. Bayi akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih dahulu e. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup puting dan lingkaran gelap disekitar putting, putting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi f. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari putting, dengan lembut letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan menimbulkan luka pada puting Proverawati Rahmawati, 2010. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan ASI Eksklusif a. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif antara lain : 1 Sosial Ekonomi atau ibu bekerja Universitas Sumatera Utara Bekerja bukan halangan untuk tetap memberikan ASI. Beberapa negara maju telah menyediakan ruangan bagi ibu yang bekerja untuk memberi ASI kepada bayinya. Upaya untuk mencegah penurunan ASI : • Sebelum ibu berangkat bayi harus disusui • Bila mungkin, ibu pulang untuk menyusui pada tengah hari • Bayi lebih sering disusui setelah ibu pulang bekerja dan pada malam hari • Tidak menggunakan susu formula • Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah melahirkan Kristiyanasari, 2012. 2 Pendidikan Semakin tinggi pendidikan para wanita lebih banyak mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan agen-agen pengubah. 3 Pengetahuan Pengetahuan yang cukup mengenai menyusui khususnya awal menyusui, diharapkan akan membentuk sikap positif terhadap menyusui. Dengan sikap positif tersebut akan menimbulkan perilaku yang baik pula. 4 Sikap Sikap merupakan sebagian bentuk operasional dari seseorang. Bila seseorang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu hal, diharapkan akan dapat mempunyai tindakan yang baik dan bereaksi terhadap sesuatu obyek dengan perasaan senang. Umumnya orang yang mempunyai sikap positif lebih berhasil dalam menyusui. 5 Sosial Budaya. Universitas Sumatera Utara b. Faktor pendukung b. Faktor pendukung dalam keberhasilan ASI Eksklusif adalah tersedianya sumberfasilitas kesehatan. c. Faktor pendorong Selain faktor predisposisi dan faktor pendukung keberhasilan ASI Eksklusif juga di pengaruhi oleh faktor pendorong. Faktor pendorong keberhasilan ASI Eksklusif antara lain adalah petugas kesehatan Kristiyanasari, 2012. Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain : 1 Perubahan sosial budaya - Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnnya. - Meniru teman, tetangga ataau orang terkemuka yang memberikan susu botol. - Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. 2 Faktor psikologis - Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita - Tekanan batin d. Faktor fisik ibu Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dan sebagainya. e. Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. f. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI g. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng Riksani, 2012. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian mengenai “hubungan pengetahuan dan karakteristik ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6 - 12 bulan di kelurahan Persiakan wilayah kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi tahun 2013” yaitu: Variabel Independen Variabel Dependen Skema 1 : Kerangka konsep

B. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan pengetahuan dan karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 – 12 bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013. Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6 – 12 bulan Karakteristik Ibu : 1. Umur 2. Paritas 3. Pendidikan 4. Pekerjaaan 23 Universitas Sumatera Utara

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Independent : Pengetahuan Pengetahuan adalah Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Persiakan mengenai ASI Eksklusif serta pemberiannya Kuesioner Menggunakan lembar kuesioner 1.Baik: bila responden menjawab benar 76- 100 11-15 pertanyaan dari seluruh pertanyaan 2.Cukup: bila responden menjawab benar 56-75 6-10 pertanyaan dari seluruh pertanyaan. 3.Kurang :bila responden menjawab benar 56 1-5 pertanyaan dari seluruh pertanyaan Ordinal Karakteristik ibu: 1. Umur Ciri – ciri atau karakter yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan yang lain Usia atau lamanya ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Persiakan hidup dari sejak lahir sampai saat ini Kuesioner Mengisi Lembar kuesioner 1. Umur 20 tahun 2. Umur 20 – 35 tahun 3. Umur 35 tahun Ordinal 2. Paritas Banyaknya jumlah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Persiakan melahirkan,baik yang lahir hidup ataupun tidak. Kuesioner Mengisi Lembar kuesioner 1. Primipara 1 kali 2. Multipara 1 kali 3. Grandemultipara 5 kali Ordinal 3.Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan merupakan suatu jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh ibu yang memiliki bayi usia 6- 12 bulan di Kelurahan Kuesioner Mengisi lembar kuesioner Tinggi : Apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan tinggi Ordinal Universitas Sumatera Utara Persiakan. diploma,sarjana,spesial is,doktor Sedang : apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan menengah SMA,MA, SMK,MAK, sederajat lainnya Rendah : apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan dasar SD,MI,SMP, MTs,sederajat lainnya 4. Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Persiakan dalam kehidupannya sehari-hari Kuesioner Mengisi lembar kuesioner  Tidak bekerjaIRT  Swasta  PNS Ordinal Dependent : Pemberian ASI secara Eksklusif Memberikan ASI ekslusif yaitu, memberikan ASI saja kepada bayi tanpa memberikan makanan tambahan apapun, seperti, susu formula, air putih, jeruk, bubur, dsb. Kuesioner Mengisi lembar kuesioner 1 = Ya:apabila responden memberikan ASI eksklusif kepada bayinya 0=Tidak: apabila responden tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya Nominal Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan karakteristik ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan, dimana pengumpulan data atau observasi terhadap variabel diamati pada waktu yang sama dengan menyebarkan kuesioner pada responden penelitian Suyanto Salamah, 2008.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi yaitu sebanyak 62 bayi. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6- 12 bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi dimana teknhik pengambilan sampelnya yaitu total sampling sebanyak 62 bayi.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 dengan beberapa alasan yaitu : 1. Lokasi penelitian mudah dijangkau dan dekat dengan tempat tinggal peneliti 26 Universitas Sumatera Utara 2. Lokasi penelitian merupakan daerah dengan pemberian ASI eksklusif paling rendah jika dibandingkan dengan daerah lain

D. Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan datanya direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2013.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari Kepala Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai menyebarkan kuesioner kepada responden, sebelumnya responden diminta untuk membaca dan mengisi lembar persetujuan responden informed consent, apabila responden setuju lalu peneliti menyuruh responden untuk mengisi lembar kuesioner dengan tetap menjaga kerahasiaan data responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar kuesioner.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner, yaitu kuesioner untuk pengetahuan, kuesioner untuk karakteristik ibu, dan kuesioner pemberian ASI Ekslusif. Pernyataan untuk pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : benar dan salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 skor = 1, dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol skor = 0, untuk karakteristik responden mengisi pilihan pada kolom yang telah dibuat sesuai dengan kondisi responden untuk kategori umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan yang telah ditentukan, dan untuk Universitas Sumatera Utara kuesioner pemberian ASI Eksklusif responden mengisi pilihan yang telah ditentukan dengan tanda checklist pada kolom yang telah dibuat. Menentukan skor kategori Pengetahuan ibu menyusui akan diklasifikasikan kedalam 3 tiga kategori yaitu : Baik 76-100, Cukup 56-75, dan Kurang ≤56. ���� ���� ��������ℎ ���� ��������� � 100 • Kurang = Jika responden menjawab 6 pertanyaan dengan benar. • Cukup = Jika responden menjawab 6-10 pertanyaan dengan benar. • Baik = Jika responden menjawab 10 pertanyaan dengan benar. Untuk kuesioner umur dibagi menjadi 3 kategori yaitu : umur 20 tahun, 20 – 35 tahun, dan 35 tahun, untuk kuesioner paritas dibagi menjadi 3 kategori yaitu : Primipara 1 kali, Multipara 1 kali, Grandemultipara 5 kali, untuk kuesioner tingkat pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu : tingkat pendidikan dasar SD, MI, SMP, MTs, dan sederajat lainnya, tingkat pendidikan menengah SMA, MA, SMK, MAK, dan sederajat lainnya dan tingkat pendidikan tinggi diploma, sarjana, spesialis dan doktor, untuk kuesioner pekerjaan dibagi, serta pekerjaan dibagi menjadi 3 yaitu : tidak bekerjaIRT, Swasta, dan PNS.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari peneliti sebelumnya, atas nama Nuraini Sitorus yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil nilai alpha cronbach yaitu 0,86.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D IV Bidan Pendidik b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Persiakan Kota Tebing Tinggi c. Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela d. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan informed consent e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan f. Peneliti mendampingi reponden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner g. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Analisis Data

Pengolahan data terkumpul dari hasil pengumpulan data dalam sebuah penelitian, maka dilakukan tahap pengelolaan yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut Suyanto Salamah, 2009. 1. Cleaning Cleaning adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Universitas Sumatera Utara 3. Skoring Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode hasil observasi sehingga setiap hasil observasi dapat diberikan skor. 4. Entering Memasukkan data yang telah diskor kedalam format kolom mengunakan cara manual atau kedalam computer Suyanto Salamah, 2009. a. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pemberian ASI Eksklusif. b. Analisis Bivariat Analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, dan hubungan karakterisitk ibu berdasarkan umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di kelurahan Persiakan wilayah kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi tahun 2013 Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Karaktersitik Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6 - 12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013”, dengan jumlah responden sebanyak 62 orang. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif peneliti menggunakan lembar kuesioner yang berisikan 15 lima belas pertanyaan tentang pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, dan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan pemberian ASI Eksklusif peneliti mengunakan lembar kuesioner yang berisikan umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan. Berikut ini akan dijabarkan hasil dari penelitian tersebut yaitu pengetahuan responden dan karakteristik responden di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi.

1. Analisa Data a.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0- 12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

3 10 60

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

1 2 14

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi pada Bayi Usia 4-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan.

0 2 12

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 6

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 16

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 21

Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Persiakan Wilayah Kerja Puskesmas Pabatu Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 11

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA

0 0 11