GAMBARAN SOFT SKILL PADA SISWA SMA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DAN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

GAMBARAN SOFT SKILL PADA SISWA SMA

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN

EKSTRAKULIKULER DAN ORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

Mahadsih Worowiranti

  

NIM: 059114030

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

GAMBARAN SOFT SKILL PADA SISWA SMA

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN

EKSTRAKULIKULER DAN ORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

Mahadsih Worowiranti

  

NIM: 059114030

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  ! " ### $ ### %

  ### & & ### &

  ## ### ###

  ### ### % & ###

  % ' %

  & ) &

$ * % + * # ! +

! , -

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang dituliskan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

GAMBARAN SOFTSKILL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI

KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DAN ORGANISASI

Mahadsih Worowiranti

  

ABSTRAK

Soft skill adalah hal yang tidak terlihat namun sangat diperlukan di dunia kerja maupun

pergaulan sosial. Soft skill dapat berkembang karena faktor dari dalam dan faktor dari luar seperti

kehidupan yang seimbang antara aktivitas akademik dan non akademik. Meskipun softskill sangat

diperlukan namun saat ini masih banyak pihak yang kurang mempertimbangkan perkembangan

soft skill bagi siswa SMA. Misalnya dengan dibentuknya kelas akselerasi yang membatasi

siswanya untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi di sekolah. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan fenomena yang ada dengan

metode utama observasi pada empat kelompok siswa yang melakukan diskusi tentang kasus yang

sudah ditentukan. Kelompok pertama merupakan kelompok yang terdiri dari enam orang siswa

yaitu 2 orang siswa akselerasi yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, 1 orang siswa IPA

yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, 2 siswa IPA yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler serta 2 orang siswa IPS yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi.

Kelompok kedua terdiri dari 3 orang siswa akselerasi, kelompok ketiga terdiri dari 3 orang siswa

  

IPA dan kelompok keempat terdiri dari 3 orang siswa IPS. Kelompok kedua, ketiga dan keempat

digolongkan dalam desain kedua. Hasil penelitian pada desain pertama menunjukkan bahwa

subjek yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi memiliki gambaran softskill yang

berbeda dengan subjek yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi. Soft skill

yang dimiliki oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler maupun tidak mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler adalah kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama. Soft

skill yang hanya dimiliki oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi adalah

asertivitas.

  Kata kunci: soft skill, siswa SMA, ekstrakulikuler dan organisasi.

  

THE DESCRIPTION OF SOFT SKILL AMONG HIGH SCHOOL

STUDENTS WHO JOINED AND DID NOT JOINED THE

EXTRACURRICULAR AND ORGANIZATION

Mahadsih Worowiranti

ABSTRACT

  Soft skill is skill, which is intangible but it is really needed fur bussiness and also for

social interaction. The developed of soft skill can be affecter by internal factor and external factor

that is the balancing of academic and non academic activity. Although soft skill is very important

but there is no much attention in it, especially soft skill for senior High School Student. The

existence of accelerate class limit the student to join the extracurricular activity and organization

at school. This is a qualitative research to describe the phenomenon using observation method of

four group of students who discuss a case determined. The first group was a group consist of six

students, two students of accelerate class who did not joined the extracurricular activity, 2 student

of science who did not join extracurricular activity, 2 students social class who joined the

extracurricular activity and organization. The second group consist of 3 student of accelerate

class, the third group is consist of 3 students of social class, the second, the third, and the fourth

group classified as the second design.The result of the first research shows that the subject who

joined extracurricular and organization activity has the different soft skill description with the

subject who did not joined the extracurricular and organization activity. The soft skill of subject

who joined and did not joined the extracurricular activity and organization was the ability to

communicate and the ability to cooperate. While the soft skillof subject who joined extracurricular

and organization activity was asertivity. Key word: soft skill, high school student, extracurricular and organization.

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Mahadsih Worowiranti NIM : 059114030

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

GAMBARAN SOFT SKILL PADA SISWA SMA

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN

EKSTRAKULIKULER DAN ORGANISASI

  Beserta peragkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, medistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 Februari 2010

KATA PENGANTAR

  

“Puji lan sembah konjuk mring Gusti....” terimakasih kepada Tuhan, untuk setiap

  detik yang boleh penulis lewati, untuk kasih setia yang tidak pernah habis, dan berkat yang senantiasa melimpah, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terwujud dan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, waktu, tenaga dan kesempatan untuk penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Daerah istimewa Yogyakarta.

  2. Kepala Bappeda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  3. Bupati Gunungkidul beserta jajaran stafnya.

  4. Kepala Bappeda Kabupaten Gunungkidul beserta jajaran stafnya

  5. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta jajaran staffnya.

  6. Kepala dinas pendidikan kabupaten Gunungkidul beserta jajaran staffnya.

  7. Terima kasih untuk Bapak Sutamsir selaku Kepala Sekolah, Bapak Supardjono selaku mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wonosari yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Wonosari. Terima kasih kepada Bapak Aris Feriyanto atas kesabaran, keramahan, serta waktu dan bantuannya yang telah diberikan kasih kepada Ibu Indri Astuti dan Bapak Suwarno yang telah menghubungkan peneliti dengan adik-adik SMA Negeri 1 Wonosari, Bapak Sriyanta yang telah terbuka menerima peneliti untuk melakukan observasi dalam KBM TIK serta untuk wawancara dan support selama peneliti melakukan penelitian. Terima kasih juga untuk guru-guru yang telah menyumbangkan ilmu, pengalaman dan nasehat-nasehat dimiliki untuk peneliti sehingga peneliti mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Terima kasih kepada karyawan SMA Negeri 1 Wonosari atas keramahan yang telah peneliti terima ketika melakukan pengambilan data.

  8. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku dekan dan dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, masukan. Terima kasih untuk setiap proses yang “berdarah-darah” dan “ceceran” yang ibu berikan sehingga saya yang “dodol” ini bisa menghasilkan sebuah karya yang

  “manis”.

  9. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si dan Bapak Minta Istono, S.Psi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan, arahan, dan perbaikan bagi penulisan skripsi ini.

  10. Ibu Kristiana Dewayani selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih untuk bimbingan selama penulis menempuh kuliah.

  11. Ibu Agnes Indar Etikawati selaku koordinator Divisi Konseling dan Dosen Pengampu mata kuliah TAT, terimakasih telah mengijinkan penulis untuk belajar lebih banyak mengenai konseling dan alat-alat tes di unit konseling menjadi asisten konselor dan asisten praktikum TAT. Pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan saya lupa.

  12. Ibu ML “Peri” Anantasari terima kasih telah mengajarkan acceptance,

  gunuine, dan unconditional positif regards. Tidak akan pernah penulis lupa

  mata kuliah kesehatan mental yang membuat penulis bangkit menjadi pribadi yang lebih matang, sehat mental, dan dapat mengaktualisasikan diri.

  13. Seluruh bapak-ibu dosen fakultas psikologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.

  14. Mas Gandung, Mbak Nanik, dan Pak Gie di sekretariat, terima kasih untuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Mas Doni dan Mas Muji di lantai 3 terima kasih untuk buku, kursus pdf singkatnya dan alat-alat tesnya.

  15. Babe dan Emakku, Bpk Ismulayanto dan Ibu Atik EP terimakasih untuk doa, nasehat, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan yang selalu diberikan. Aku memang keras kepala dan kadang tidak tersentuh olah nasehat kalian tapi aku tetap sayang kalian dan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kalian.

  16. Keluarga Besar Sardi, BA dan Suwartirah (alm). Matur nuwun mbah kakung, mbah Putri atas doa, perhatian dan kasih sayangnya. Terima kasih juga sudah rajin “nguyak-uyak” penulis supaya segera menjadi sarjana. Terimaksih juga untuk Pakdhe bambang-budhe Yuni, Om Dono, Om Jarwo-Bulik Ntin, Om Ely-Bulik Frenty.

  17. Keluarga besar Mulyono (alm) dan Isnaniah. Matur nuwun atas doa, perhatian dan kasih sayangnya. Terimakasih juga untuk Om Wanto sekeluarga, Om Heri sekeluarga, Om Pri sekeluarga, Bulik Yuni sekeluarga, Om Adi dan Bulek Wati.

  18. My sister Mahadsih Reni Cinderawati. Terimakasih sudah bercabar menghadapi aku yang galak dan mau menang sendiri. Terimakasih juga untuk doa, semangat, dan kasih sayangnya. Ayo semangat! Jangan mau berhenti di Am. Kep. Kamu harus jadi M. Kep.

  19. Buat Faradiva Damarjati dan Bayu Damarlaksa. Terima kasih untuk keceriaan yang kalian berikan. Kalian bisa jadi obyek refreshing kalo aku penat ngerjain skripsi. Terima kasih juga untuk Mas Andrew, Mas Nanda, Iken, Opik, Andre, Pipin, Anta, Fara, dan Fian yang lain terimakasih untuk jalinan kasih dan persaudaraannya.

  20. Sahabatku sepanjang 4 tahun terakhir ini, Mbak Eceu dan Mbak Muth terimakasih untuk perjuangan yang sudah terbangun, untuk setiap konflik yang terjadi sehingga kita semakin dewasa, untuk sharing, untuk doa, dukungan, kasih sayang, dan mau menerimaku yang keras kepala, idealis, sensitif dan galak… tapi kurasa Eceu lebih galak. Hahaha!!! Sampai jumpa tanggal 1 Mei 2010 di panggung realino.

  21. Ex kelas E SMP Negeri 1 Wonosari angkatan 1999 esp. Fun Island Gank- Pipit, Kentrik, Ika, Erny, dan Kawat yang cantek-cantek serta D’kiriks Erwin, Yuan, Arep, Bayu. Ex kelas B SMA 1 Wonosari angkatan 2002 esp. Kus-kus, Hary, Meyot, Ibnul, Nining, Intan dkk. Ex kelas IPS 2 SMA 1 Heru, Iya, Mega, Totok, Irwan, dkk tunjukan kalo IPS bisa sukses! Terimakasih untuk

  22. Ismail Arisandy, yang masih tetap memberikan dukungan. Thanks to the ex-

  man for the beautiful moment and thanks to the ex-man for the lesson I’ve learned … Terima kasih untuk suka duka yang semakin mendewasakan. Akan

  tetap kukenang meski telah berakhir.

  23. Saudara-saudara seimanku dan rekan sekerja Allah dalam Chelsion Bible and

  Comunication . Miss Ining, makasih abstraknya ya sister... Mas Eko, Noel, Mb

  Rum, Ms Argo, Mb Novi, dkk, terima kasih untuk setiap doa, dukungan, dan kasih yang senantiasa ada meski akhir-akhir ini penulis kurang eksis.

  24. PMK Ebenhaezer (Kak Sony, Nana-Nana-Nana, Ucuph, Ari, Yoga, Cik Devi, Cik Ine, Bang Jo, Mas Abe, Cik Tanti dkk) terimakasih untuk Selasa sorenya, fellowship, kerjasama, kasih, sharing, dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk ikut dalam pelayanan.

  25. Komsel Kepuh Village (Mami Cika, Ci Nia, Nanut, Butet, Kak adel, Putri) terimakasih untuk doa, dukungan, dan fellowship yang sudah terjalin indah.

  26. Rekan Sekerja Allah di GKJ Wonosari Kompa dan Komra (Mas Pipin, Mas Idus, Mas Tava, Mas Etta, Mas Mey, Mas Thole, Mas Sulis, Mbak Retno, Mbak Disty, Sita, Ardi, Yuli, Irfan, Irwan, dkk.) Terimakasih telah mempercayakan penulis untuk ikut melayani, terima kasih telah mengasah soft

  skill ku, memberi kesempatan untuk menjadi MC, SL, dll. Terima kasih telah

  membuatku sadar bahwa “dalam setiap kelemahanku kuasaNya nyata” (kata- kata ajaibku sebelum melayani). Jangan lelah bekerja diladang Tuhan !!!!!!

  27. Keluarga baruku di unit konseling psikologi Keyren, Poe2ds, Ci Vey, Mbak

  Ben. Great team…!!! Terima kasih sudah menjadi “tong sampah” mendengarkan setiap uneg-uneg dan menghibur saat aku desperado, terima kasih juga sudah memberi kesempatan bagiku untuk lari-lari ngejar dosen dan ngerjain skripsi di tengah duty. Selamat datang untuk Erisa, Wayan, Rara, Ike, dan Jean.

  28. Great Team Goes to Wonosari Githa, Karen, Ari dan Agunk. Terimakasih untuk team worknya dan untuk bantuan kalian selama kau menyelesaikan penelitian.

  29. Keluarga Cemara Season 1, terimakasih untuk sharing skripsi dan simulasinya. Mb Na, Githa, Inko, Arya, Wida, Lilo, Alma, Tiwi, Mb Bela, Sinta, dan Lucky), Season 2 (Nur, Baka, Mas Ndaru dkk), ditunggu season 3, 4 dan seterusnya. Semangat Guys!!!!! Perjuangan belum berakhir.

  30. Teman-teman Psikologi angkatan ’02, ’03, ’04, ’05, ’06, ’07, ’08 dan nol-nol lainnya yang sudah mendahului menyandang gelar S.Psi, guys akhirnya aku bisa nyusul kalian... yang menyandang gelar M.Psi alias mahasiswa Psikologi, ayo semangat...!!!! kalian pasti bisaaaa. I’ve found my friend and my way in

  psy... psy... psychology!

  31. Teman seatap di Kost Tastiti, Kost Icha (Mb Vi, Anna, Sania, Erita, Widya, Pawul), Canna Exclussive Boardinghouse (Widya, Ani, Sari, Mb Tinul, Henny, Anne, Marni dkk) terima kasih telah menerimaku sebagai keluarga.

  32. My bluerooms, blue bongkar, blue satellite, blue dolphin, telah menjadi saksi bisu perjuangan hidupku.

  33. Never ending jogja! Untuk sinar mentari yang selalu ramah menyapa di pagi hari, awan yang melindungiku dari sengatan mentari, lembayung senja yang menjadi alarm bahwa waktuku tidak lama lagi, 34. Terimakasih untuk setiap orang yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Mungkin bisa jadi skripsi baru lagi kalau ditulis semua. Semua pihak yang telah banyak mendukung. Semua orang yang sudah bersedia bertanya, kapan selesai, kapan ujian, kapan wisuda, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang membuatku semakin bergegas untuk berlari. Juga untuk semua pihak yang telah berpartisipasi menguntai manik-manik dalam kalungku, menggoreskan tinta dalam lembar kehidupanku dan telah memberikan warna bagi pelangi kehidupanku… “abu-abu mungkin ada, tapi tidak akan ada warna hitam…”

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

  ………………………….... ii

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….. vii

ABSTRAK …………………………………………………………………..... viii

ABSTRACT ……………………………………………………………..…… ix

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .…………………….…. x

KATA PENGANTAR …………………………………………....………….. xvii

DAFTAR ISI ………………………......……………………………………... xix

  ….......…………………………………………………….. xx

  DAFTAR TABEL

DAFTAR SKEMA ..………………………………………………………….. xxi

DAFTAR LAMPIRAN .……………………………………………………... xxii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………...

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...

  1 B. Rumusan Masalah…………...…………………………………….

  6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………..........

  6 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………

  6 ………………………………………………..

  8 BAB II. LANDASAN TEORI

  A. Soft Skill …………………………………………………....………

  8 1. Definisi Soft Skill…………………………......………………...

  8 2. Aspek Soft Skill…………………..…………………………......

  11 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Soft Skill……………………...

  20 C. Pemilihan Subjek..…………………………………………………

  23

  BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………

  29 A. Jenis Penelitian………..…………………………………………..

  29 B. Subyek Penelitian………..………………………………………..

  29 C. Batasan Istilah………….…………………………………………

  31 D. Metode Pengambilan Data………..………………………………

  35 E. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian……......…………………..

  39 F. Analisis Data………......………………………………………….

  42 G. Keabsahan Data……….........…………………………………….

  43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................

  46 A. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian.................................

  46 B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................

  47 C. Deskripsi dan Profil Subyek...........................................................

  50 D. Hasil Penelitian...............................................................................

  61 E. Pembahasan ....................................................................................

  98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  98 A. Kesimpulan.....................................................................................

  98 B. Saran...............................................................................................

  98 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  99 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 101

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian …………………………………...

  Tabel 2 Deskripsi Subjek ………………………………………………… Tabel 3 Kemampuan Berkomunikasi Desain 1 …………………………..

  Tabel 4 Asertivitas Desain 1 ……………………………………………... Tabel 5 Kemampuan Bekerjasama Desain 1 …………………………….. Tabel 6 Kemampuan Berkomunikasi Desain 2 ………………………….. Tabel 7 Asertivitas Desain 2 ……………………………………………... Tabel 8 Kemampuan Bekerjasama Desain 2 ……………………………..

  42

  50

  64

  70

  76

  83

  87

  91

DAFTAR SKEMA

  Skema 1 Skema …………………………………………………………

  28

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Checklist Observasi.......................................................

  Lampiran 2. Penghitungan Keabsahan Data................................................... Lampiran 3. Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma........................................................

  Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.................................................................................

  Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Bupati Gunungkidul...........................

  101 102 110 111 112

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Buku-buku pengembangan diri, seperti cara memotivasi diri, manajemen

  waktu, bagaimana melatih kemampuan berkomunikasi, serta cara untuk menjalin hubungan dengan orang lain atau ketrampilan interpersonal saat ini menjamur di pasaran. Sejalan dengan itu National Association of Colleges and Employers telah menerbitkan survey yang hasilnya adalah kemampuan berkomunikasi dan integritas yang digolongkan dalam soft skill adalah kemampuan yang lebih penting dibanding nilai hasil belajar dan IPK (indeks prestasi kumulatif) seseorang. Soft skill menduduki peringkat yang paling tinggi, dan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai hasil belajar. Peryataan tersebut menujukkan bahwa kemampuan kognitif atau prestasi yang telah dicapai siswa bukanlah satu- satunya modal bagi mereka untuk dapat mencapai kesuksesan dalam karir di masa depan (Nealy, 2005).

  Hasil survei lain yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa menurut wawancara yang sudah dilakukan pada 50 orang tersukses di Amerika Serikat, ketrampilan lunak atau soft skill merupakan hal terpenting yang menjadi syarat sukses di dunia kerja. Orang-orang sukses tersebut juga mengungkapkan bahwa ketrampilan teknis bukanlah hal yang dapat menentukan kesuksesan. Ada hal lain yang lebih berperan dalam kesuksesan seseorang seperti kualitas diri yang

  2 Di Indonesia sendiri, pentingnya soft skill juga dirasakan oleh penyedia tenaga kerja yang mendapat keluhan dari perusahaan pengguna tenaga kerja lulusan ITB yang menyatakan bahwa lulusan ITB kurang tekun dalam meniti karir. Meskipun memiliki karakteristik positif dengan inteligensi yang relatif tinggi namun lulusan tersebut kurang memiliki dedikasi dan kerja keras. Komentar-komentar lain muncul, mengeluhkan tentang tenaga kerja yang pintar namun tidak dapat bekerja sama, hebat tapi mengundurkan diri sebelum kontrak kerja habis (Fatmawiyah, 2007). Survei-survei yang telah ditulis sebelumnya merupakan bukti bahwa soft skill merupakan kemampuan non akademis yang tidak terlihat wujudnya namun sangat diperlukan. Hasil survei tersebut juga didukung oleh pernyataan Giblin (2008), yang menyamakan soft skill dengan ketrampilan dalam membina hubungan dengan orang lain. Menurutnya, soft skill adalah bekal yang akan menentukan kualitas kehidupan bisnis, sosial maupun berkeluarga.

  Ada banyak hal yang mempengaruhi soft skill yang dimiliki seseorang. Faktor tersebut adalah faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam yang mampu mempengaruhi softskill adalah self monitoring yaitu bagaimana individu mampu memberikan kesan yang tepat pada situasi atau individu yang berbeda (Baron & Byrne, dalam Moningka & Widyarini, 2005). Individu yang memiliki

  

self monitoring mampu menunjukkan perilaku yang berbeda ketika berhadapan

  dengan teman sebaya dan kepada orang yang lebih tua. Selain itu soft skill dipengaruhi oleh bagaimana minat seseorang (Anastasi, dalam Moningka &

  3 menjalin relasi dengan orang lain, dibanding dengan seseorang yang memiliki minat dalam hal ilmu pengetahuan alam yang lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium. Di samping itu soft skill juga dipengaruhi oleh faktor dari luar.

  Faktor dari luar misalnya adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain. Individu yang memiliki pergaulan yang luas dan terbiasa bergaul dengan banyak orang akan lebih mudah dan terbiasa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain (Krammer & Gottman dalam Nashori 2000).

  Faktor lainnya adalah kehidupan yang seimbang antara aktivitas akademik dan non akademik (Putra, 2005). Seorang siswa yang memiliki kegiatan lain selain kegiatan belajar di sekolah seperti ekstrakulikuler dan organisasi sekolah akan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam bergaul sebab teman yang dimiliki tidak hanya berasla dari kelas yang sama melainkan dari kelas yang berbeda dan dari angkatan yang berbeda pula.

  Kebiasaan untuk hidup bersama dan mengembangkan pergaulan menjadikan kompetensi interpersonal seseorang tumbuh dan berkembang seperti yang diungkapkan Danardono (dalam Nashori, 2000) bahwa mahasiswa yang aktif dalam kegiatan pecinta alam memiliki perbedaan kompetensi interpersonal yang signifikan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan pecinta alam.

  Mengingat soft skill adalah hal yang tidak dengan mudah dimiliki seseorang secara instan, maka soft skill perlu dipupuk dan dilatih sejak dini. Salah satu contoh usaha untuk mengembangkan soft skill seorang individu sudah dilakukan sejak seseorang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

  4 jam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Keadaan tersebut sejalan dengan pernyataan Rohiat (2002) yang menyatakan bahwa pengembangan model kegiatan ekstrakulikuler untuk menumbuh kembangkan kecerdasan soft skill siswa SMU adalah memberikan fondasi yang kokoh dengan mengembangkan aspek2

  

soft skill siswa SMU guna mengembangkan potensi diri sesuai dengan tahap

perkembangannya.

  Meskipun soft skill dapat dilatih melalui ekstrakulikuler, namun kesadaran siswa dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan agar siswa SMA mengikuti kegiatan ekstrakulikuler belum terlalu besar. Bersamaan dengan menjamurnya buku-buku yang melatih soft skill artikel-artikel yang mengungkapkan pentingnya softskill bagi seseorang dalam pergaulan dan persiapan karir pekerjaan, masih ada pihak yang menilai bahwa sebagian besar sekolah saat ini cenderung hanya mementingkan perkembangan aspek kognitif siswa-siswanya namun kurang menekankan aspek kemanusiaan lain seperti sosialitas, emosionalitas, dan religiusitas pada siswanya (Mujiran, 2004). Hal ini terbukti melalui salah satu program pendidikan khusus yang membatasi siswa untuk mengikuti kegiatan organisasi dan tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yaitu program akselerasi.

  Dalam program akselerasi, siswa dibatasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi. Hal ini dikarenakan program akselerasi merupakan program pendidikan yang dilakukan dengan mempercepat masa studi dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat

  5 yang ditimbulkan dari dibentuknya program akselerasi ini adalah terjadinya pemampatan waktu studi yang membuat siswa kurang memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan lain diluar jam sekolah.

  Masa studi yang ditempuh pelajar di kelas akselerasi lebih singkat, maka kurikulum yang diterima dimampatkan. Pemampatan ini memberikan dampak bagi siswa akselerasi. Siswa kelas akselerasi memiliki waktu yang lebih singkat dalam menempuh studi sehingga menjadi lebih fokus terhadap materi pelajaran di sekolah yang artinya fokus pada perkembangan kognitifnya. Hal tersebut membuat mereka kurang memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lain seperti ekstrakulikuler atau bermain dengan teman sebayanya. Lain halnya dengan kelas reguler, waktu luang yang lebih banyak pada siswa reguler membuat mereka memiliki kesempatan lebih banyak untuk bermain dan menjalin relasi dengan teman sebaya. Selain itu mereka diberi kesempatan yang lebih banyak untuk mengikuti ekstrakulikuler serta kegiatan di luar kegiatan belajar seperti organisasi kesiswaan.

  Pelajar SMA, masuk dalam masa perkembangan remaja yang memiliki tugas-tugas perkembangan tertentu untuk dilaksanakan dan dilakukan dengan baik, agar mereka dapat menjalankan tugas perkembangan yang selanjutnya (Havigusrt, 1990). Tugas perkembangan yang harus dilakukan remaja antara lain mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki- laki maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, serta mengharapakan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab (Havigurst, 1990). Tugas

  6 ini mungkin dapat terlaksana dengan baik maupun tidak dapat terlaksana dengan baik.

  B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran soft skill yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau organisasi.

  C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran soft skill pada siswa SMA yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau organisasi.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran soft skill pada siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi sehingga memberikan masukan bagi psikologi pendidikan terkait dengan pengembangan soft skill pada siswa SMA. Dengan gambaran ini diharapkan psikolog pendidikan dapat mempertimbangkan pentingnya perkembangan soft skill pada para siswanya.

  7

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada guru, pihak-pihak yang bergerak di bidang pendidikan serta orang-tua dan masyarakat luas tentang gambaran soft skill siswa yang mengikuti maupun tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Berdasarkan gambaran tersebut diharapkan guru dan orang-tua dapat mempertimbangkan pentingnya pelaksanaan ekstrakulikuler dan kegiatan organisasi bagi siswa SMA.

BAB II LANDASAN TEORI Penelitian tentang gambaran soft skil siswa yang mengikuti dan tidak

  mengikuti ekstrakulikuler adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran soft skil pada siswa SMA yang mengikuti kegiatan non akademik maupun tidak. Bab ini menjelaskan beberapa hal yang saling terkait dengan

  

soft skil pada siswa kelas akselerasi yaitu apa yang dimaksud dengan soft skil,

  faktor apa saja yang dapat mempengaruhi soft skil dan bagaimana pemilihan subjek penelitian.

A. SOFT SKIL

1. DEFINISI SOFT SKIL

  Dalam penelitian ini, istilah soft skil dipilih sebab belum ditemukan kata yang cocok untuk menerjemahkan kata soft skil dalam istilah Indonesia.

  

Soft skil didefinisikan sebagai keahlian, bakat dan kebiasaan yang mengarah

pada kepribadian, sikap dan perilaku (Moss & Tily, 1995, 1996 ).

  Menurut Ministry of Higher Education Malaysia (2006), soft skil

  merupakan gabungan dari semua aspek dari keahlian umum, termasuk di dalamnya adalah elemen kognitif yang terkait dengan keahlian non akademis.

  Meskipun soft skil tersebut tidak spesifik, namun mayoritas dari soft skil tersebut dikaitkan dengan nilai positif seperti ketrampilan kepemimpinan, kerjasama kelompok, keahlian berkomunikasi, dan pembelajaran hidup jangka panjang.

  Menurut Nieragden (dalam Johnson 2005) soft skil disebut juga dengan professional skill dan dikelompokkan menjadi 4 area yaitu manajemen diri, interaksi, komunikasi, dan oganisasional. Soft skil dianggap juga sebagai kunci menuju hidup yang lebih baik, sahabat yang lebih banyak, sukses lebih besar, kebahagiaan yang lebih luas, tidak mempunyai makna apabila tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baru bernilai (Giblin, 2008; Sailah dalam Sucipta, 2009).

  Soft skil sering disamakan dengan ketrampilan interpersonal yang

  meliputi komunikasi, mendengarkan, pemecahan masalah dalam tim, relasi lintas budaya, dan pelayanan terhadap pelanggan (Dubrin dalam Nealy, 2005). Hal ini bertolak belakang dengan beberapa definisi lainnya. Definisi lain menyebutkan bahwa ketrampilan interpersonal merupakan bagian dari

  

soft skil seperti halnya aspek soft skil yang diungkapkan oleh Putra (2005).

  Peneliti memilih soft skil untuk diteliti sebab soft skil bersifat lebih menyeluruh daripada ketrampilan interpersonal. Ada beberapa aspek soft skil yang tidak terdapat dalam ketrampilan interpersonal yaitu kreativitas, kepemimpinan, dan manajemen waktu (Putra, 2005).

  Ketrampilan interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia atau orang lain (Ubaedy, 2008). Menurut teori kompetensi (“Competence At Work” dalam sebagai keinginan untuk memahami orang lain, meliputi kemampuan dalam menyimak secara akurat atau kemampuan dalam memahami muatan perasaan dan pikiran yang tidak terucapkan melalui mulut orang lain secara obyektif.

  Sama halnya dengan soft skil, ketrampilan sosial ini sangat mempengaruhi performansi kerja individu. Seperti yang diungkapkan Moningka dan Widyarini (2005) bahwa kesuksesan karier dan tercapainya tujuan organisasi ternyata sangat tergantung pada hubungan interpersonal yang efektif. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Johson, Cohen, dan Wiliamson (dalam Moningka & Widyarini, 2005) bahwa hubungan interpersonal yang baik sangat berguna untuk mengembangkan kemampuan sosial dan kognitif, mengembangkan konsep diri yang baik, membantu individu dalam proses aktualisasi diri dan dalam membangun mental yang sehat. Di lain pihak, hubungan interpersonal yang buruk dapat menyebabkan individu terisolasi dari dunia luar menjadi kurang pengetahuan, dipecat dari pekerjaan, menurun produktivitasnya bahkan dapat menyebabkan gangguan psikologis dan gangguan kesehatan.

  Khusus dalam penelitian ini pengertian soft skil dibatasi sebagai keahlian atau ketrampilan diluar bidang akademis yang diperlukan seseorang dalam berelasi dengan lingkungan sosial. Batasan ini perlu dibuat mengingat tidak semua aspek soft skil relevan untuk konteks siswa kelas SMA.

2. ASPEK SOFT SKIL

  Menurut Ministry of Higher Education (dalam Salih, 2006) ada 6 aspek yang merupakan bagian dari soft skil yaitu : a. Ketrampilan berkomunikasi

  Ketrampilan berkomunikasi meliputi kemampuan untuk menyampaikan ide secara jelas dan efektif, dengan percaya diri baik lisan maupun dengan tulisan, kemampuan untuk mendengarkan dan merespon secara aktif, kemampuan untuk tampil di depan umum dengan percaya diri. Sedangkan kemampuan yang sebaiknya dimiliki dalam keahlian ini meliputi kemampuan untuk mempergunakan teknologi selama melakukan presentasi, kemampuan untuk mendiskusikan dan mencapai persetujuan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu dengan latar belakang budaya yang berbeda, kemampuan untuk memperluas kemampuan berkomunikasi sendiri, kemampuan mampu melakukan komunikasi non oral.

  b. Ketrampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah Berpikir kritis dan pemecahan masalah merupakan kemampuan untuk berpikir secara kritis, kreatif, inovatif dan analitis. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan memahami masalah yang baru dan berbeda. Kemampuan yang harus dimiliki dalam aspek ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah dalam situasi yang sulit dan kemampuan untuk memberikan meningkatkan keahlian berpikir seperti menjelaskan, menganalisis dan mengevaluasi diskusi, serta kemampuan untuk menemukan ide dan melihat solusi alternatif. Sedangkan kemampuan yang sebaiknya dimiliki meliputi kemampuan untuk berpikir lebih, kemampuan membuat kesimpulan dari bukti yang syah, kemampuan untuk bertahan dan memberikan pertanggungjawaban, kemampuan untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang bervariasi.