HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AGAMA MAN TEGALREJO MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016 2017 SKRIPSI

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA

TENTANG KREATIVITAS GURU PAI

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS X AGAMA MAN TEGALREJO MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ZAHROTUL FUADAH

  

NIM 11113155

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA

TENTANG KREATIVITAS GURU PAI

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS X AGAMA MAN TEGALREJO MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ZAHROTUL FUADAH

  

NIM 11113155

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

َ م َ ن َ َ خ َ ر َ ج ََ ف َ طَى َ ل َ ب ََ ا َ عل َ لَ م ََ ف

  

َ ه

َ وَ َ ف َ سَى َ بَ ي َ لَ َ الل َ َ ح َ ت َ يَى َ ر َ ج َ ع َ

  

“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah

hingga ia pulang” (HR. Turmudzi).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Ibu dan Bapak saya, Ibu Muslichah dan Bapak Abdul Wahab tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan do’a yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya; 2. Saudara-saudaraku, (kakak tercinta alm. Qurotul Aini, S. Pd., adik-adik tersayang Maelal Khasanah dan Fuad Mas Rukhan), terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan kepadaku; 3. Saudara-saudaraku dari keluarga bapak dan ibu yang selalu memberiku semangat;

  4. Mas Ahmad Fauzan se-keluarga yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam penyelesaian penulisan ini;

  5. Abah K. H. Minanurrohman Anshori beserta Ibu Nyai Hj. Dzikriyah, Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho, A. H., dan Abah K. H. Nurrohman beserta Ibu Nyai yang tak henti- hentinya mengirim do’a yang terbaik untuk saya; 6. Sahabat-sahabatku yang berada di Ponpes Al-Muntaha yang senantiasa mengingatkan saya dalam penulisan ini;

  7. Rekan-rekan saat PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka dan duka untuk menyelesaikan tugas;

  8. Rekan-rekan seperjuangan di kampus IAIN Salatiga; 9.

  Alamamaterku tercinta IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul:

  “HUBUNGAN

  

ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU PAI

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AGAMA MAN

TEGALREJO MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/

  2017” dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa mterial, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga; 2.

  Bapak Suwardi S.Pd., M.Pd selaku ketua Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (IAIN) Salatiga; 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  (IAIN) Salatiga; 4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik; 5. Ayah dan ibu tercinta yang senantiasa mendoakan mendoakan penulis;

  

ABSTRAK

  

Fuadah, Zahrotul. 2017. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kreativitas

Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

  Kata Kunci: Kreativitas Guru, Motivasi Belajar.

  Penelitian ini membahas tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kreativitas Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Fokus penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017?, (2) Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017?, (3) Seberapa tinggi hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan observasi, beserta penyebaran angket mengenai dua variabel tersebut kepada siswa, dan penyelesaiannya menggunakan pendekatan statistik kuantitatif dengan rumus product moment.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI MAN Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 berada pada kategori banyak 7,0% atau 4 responden, kategori sedang 63,2% atau 36 responden, kategori rendah 29,8% atau 17 responden. (2) Tingkat motivasi belajar siswa kelas X Agama berada dalam kategori tinggi 8,77% atau 5 responden, kategori sedang 50,88% atau 29 responden, kategori rendah 40,35% atau 23 responden. (3) Hasil hitung dengan rumus korelasi product moment diperoleh dengan hasil r =0,454, kemudian dikonsultasikan dengan r product moment

  xy

  dengan N = 60 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,254. Dengan demikian nilai r xy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,454 > 0,254). Berarti hipotesis diterima, sehingga ada hubungan yang signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kreativitas Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................. iv HALAMAN MOTTO ....................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi

  BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 4 E. Kegunaan atau Manfaat Penelitian ............................................... 5 F. Definisi Operasional ..................................................................... 6

  G. Metode Penelitian ................................................................................. 9

  H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 14

  BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 16 A. Kreativitas Guru .................................................................................. 16

  1. Pengertian Kreativitas................................................................... 16

  2. Pengertian Guru ............................................................................ 17

  3. Tugas dan Peran Guru .................................................................. 18

  4. Fungsi Guru .................................................................................. 21

  5. Kreativitas Guru ........................................................................... 21

  B. Motivasi Belajar .................................................................................. 22

  1. Pengertian Motivasi ...................................................................... 22

  2. Komponen-komponen Motivasi ................................................... 24

  3. Fungsi Motivasi ............................................................................ 25

  4. Pengertian Belajar......................................................................... 26

  5. Prinsip-prinsip Belajar .................................................................. 27

  6. Tujuan Belajar .............................................................................. 29

  7. Teori-teori Belajar ........................................................................ 31

  8. Motivasi Belajar ........................................................................... 34

  9. Unsur-unsur Motivasi Belajar ...................................................... 34

  10. Bentuk-bentuk Motivasi ............................................................. 35

  11. Hubungan Antara Kreativitas Guru dengan Motivasi Belajar .... 38

  BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN ................................................... 41 A. Sejarah Berdirinya MAN Tegalrejo Magelang ................................... 41 B. Sarana dan Prasarana Pendidikan MAN Tegalrejo ............................. 44 C. Struktur Organisasi MAN Tegalrejo ................................................... 45 D. Keadaan Guru MAN Tegalrejo........................................................... 46 E. Keadaan Siswa MAN Tegalrejo .......................................................... 46 F. Data Guru PAI MAN Tegalrejo .......................................................... 47 G. Data Responden .................................................................................. 49

  H. Data Kreativitas Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa ............... 52

  BAB IV. ANALISIS DATA ............................................................................. 60 A. Analisis Pendahuluan .......................................................................... 60 B. Analisis Data ....................................................................................... 61 C. Interpretasi Data .................................................................................. 70 BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 72 A. Kesimpulan ......................................................................................... 72 B. Saran-saran .......................................................................................... 73 C. Kata Penutup ....................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN.

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabel Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................... 44Tabel 3.2 : Tabel Struktur Organisasi ............................................................... 45Tabel 3.3 : Tabel Keadaan Guru ....................................................................... 46Tabel 3.4 : Tabel Keadaan Siswa ...................................................................... 46Tabel 3.5 : Tabel Data Guru PAI ...................................................................... 47Tabel 3.6 : Tabel Data Responden .................................................................... 49Tabel 3.7 : Tabel Data Nilai Angket Kreativitas Guru ..................................... 52Tabel 3.8 : Tabel Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa ........................... 56Tabel 4.1 : Tabel Interval Kreativitas Guru PAI ............................................... 62Tabel 4.2 : Tabel Komparasi Kreativitas Guru PAI .......................................... 63Tabel 4.3 : Tabel Interval Motivasi Belajar Siswa ............................................ 65Tabel 4.4 : Tabel Komparasi Motivasi Belajar ................................................. 66Tabel 4.5 : Tabel Kerja untuk Mencari Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang

  Kreativitas Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa ...................................... 67

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan

  dan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik (pengajar/guru) dan anak didik (siswa) berpegang pada ukuran, norma hidup, pandangan tentang individu dan masyarakat, nila-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma di dalam pendidikan (Sardiman, 1994:13). Pendidikan merupakan pengkondisian situasi pembelajaran bagi peserta didik guna memungkinkan mereka mempunyai kompetensi-kompetensi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dirinya sendiri maupun masyarakat (Syukur, 2014:2).

  Menurut Syukur (2014:25-26), pendidikan tidak lepas dari komponen yang menentukan, yakni: sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum, dan guru sebagai motor penggerak. Untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, tidak terlepas dari unsur-unsur yang berada dalam proses pendidikan itu, unsur tersebut salah satunya adalah guru. Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan, walaupun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar mengajar yang maksimal. Guru merupakan sosok yang pantas untuk ditaati dan dicontoh. Biasa orang jawa menyebutnya guru itu dengan singkatan dari digugu lan ditiru, dengan arti bahwa seorang guru itu harus dipatuhi perintahnya dan dicontoh dari segi ucapan, perilaku maupun etikanya. Seorang guru bisa kita jumpai di mana saja, yakni di jalan, di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

  Komponen yang tak kalah pentingnya yakni siswa. Karena, tanpa adanya siswa seorang guru juga tidak bisa disebut sebagai guru. Tugas siswa di sini yakni mengikuti perintah guru, taat kepada guru dan meniru apa yang dilakukan guru. Kami sebagai manusia, menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Karena, manusia tanpa ilmu itu ibarat gelas tanpa air, yang kosong tidak berbobot. Kewajiban menuntut ilmu tersebut dapat kita lihat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim:

  ( لمسم هاور( ةّنلجا لى ا اقيرط له ّللّا لّهس مالع هيف ستملي اقيرط لكس نم

  Artinya:

  “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim).

  Maksud dari hadis tersebut yakni, Allah memberikan jaminan akan dimudahkan jalannya menuju surga bagi orang yang sedang menuntut ilmu. Karena wajib menuntut ilmu, sehingga Allah menjanjikan surga baginya.

  Untuk memajukan negara kami ini, tidak cukup hanya dengan pendidikan saja, akan tetapi pendidikan yang maju, yang mampu meningkatkan motivasi belajarnya peserta didik. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dibutuhkan lingkungan pendidikan yang mendukung. Diantaranya, yakni ruang kelas yang bersih dan nyaman, sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai, pembelajaran dengan metode yang menarik dan menyenangkan.

  Untuk mencapai pembelajaran dengan metode yang menarik dan menyenangkan, tentunya dibutuhkan tenaga pengajar yang profesional.

  Tenaga pengajar yang profesional itu tenaga pengajar yang mampu menerapkan metode PAIKEM yakni singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

  Untuk membuktikan kebenarannya, penulis hendak meneliti “HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AGAMA di MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016 / 2017”. Dari penelitian tersebut, dapat diketahui seberapa besar hubungannya tingkat kreativitas guru dengan motivasi belajar peserta didiknya.

  Dengan demikian, diharapkan para tenaga pengajar setelah membaca pembahasan berikut ini mampu dan berkenan menyalurkan bakat dan kreativitasnya kepada peserta didik, supaya motivasi belajar peserta didik meningkat, dan mampu memajukan bangsa ini.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo,

  Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017? 3. Seberapa tinggi hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN

  Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017; 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN

  Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017; 3. Untuk mengetahui seberapa tinggi hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa kelas X

  Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  D. Hipotesis Penelitian 1.

  Persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 tergolong tinggi; 2. Motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang

  Tahun Pelajaran 2016/2017 tergolong sedang;

  3. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

E. Kegunaan atau Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik secara teoritis dan praktis bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan persepsi siswa tentang kreativitas guru dan motivasi belajar siswa; b.

  Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan, guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

  2. Manfaat Praktis a.

  Memberikan informasi bagi pihak sekolah, supaya guru PAI ditekankan untuk lebih kreatif; b.

  Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan mengenai tingkat kreativitas guru PAI; c.

  Sebagai bahan masukan bagi para guru PAI, bahwa kreativitas guru harus dibentuk sedemikian rupa, sehingga dapat memotivasi belajar siswa.

F. Definisi Operasional

  Penelitian ini terdiri dari variabel independent (variabel bebas) yaitu persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI, serta variabel dependent (variabel terikat) yaitu motivasi belajar siswa. Variabel ini masih memiliki pengertian yang bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas, dan mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel ke dalam suatu definisi operasional.

  Kemudian definisi operasional dari setiap variabel tersebut dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masing-masing. Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing- masing sebagai berikut:

1. Kreativitas

  Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya yang menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat (Nashori dkk, 2002: 33).

  Ahli utama kreativitas, Guilford mengatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau berpikir menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya (Nashori dkk, 2002: 43).

  Kreativitas adalah interaksi antara sikap, proses dan lingkungan dimana seseorang atau sekelompok orang menghasilkan suatu karya yang dinilai baru dan berguna dalam konteks sosialnya (Aziz, 2010: 12). Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.

  Kreativitas dapat pula diartikan sebagai suatu proses berpikir kreatif atau berpikir divergen, yaitu merupakan suatu kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia (Andrianto, 2013:90- 91).

2. Guru

  Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar- mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang (Sardiman, 1994: 123).

  Guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru juga merupakan agen perubahan sosial (agent of

  social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat

  manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat dan lebih mandiri (Sukadi, 2006:2).

3. Motivasi

  Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc.

  Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman 1994: 73).

  Motivasi diistilahkan sebagai ungkapan tingkah laku yang giat dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan (Sukadi, 2006:37). Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 1994: 75).

  Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2004:138).

  Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran (Syukur, 2014: 52).

4. Belajar

  Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 1994:22-23).

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yang didasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh (Hikmat, 2011:41). Metode ini disebut sebagai metode positifistik, karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Dan dikatakan kuantitatif karena data penelitian menggunakan angka dan analisis menggunakan statistik.

  Dalam penelitian ini, menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian. Dan metode dokumentasi untuk keperluan instrumen penelitian. Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan tiap variable peneliti menggunakan sebuah analisis statistik product

  moment.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN Tegalrejo, Magelang.

  Dan penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan April tahun 2017, terhitung mulai dibuatnya penulisan ini sampai dengan selesai.

  3. Populasi dan Sampel Populasi secara etimologi dapat diartikan penduduk atau orang banyak yang memiliki sifat universal (Hikmat, 2011:60). Populasi bisa disebut juga sebuah keseluruhan. Dan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi (Purwanto, 2008:241-242). Sampel yang diambil dari keseluruhan siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo Magelang yang berjumlah 57.

4. Metode Pengumpulan Data a.

  Metode Angket Metode angket adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya (Sudijono, 2010:30). Metode angket adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan terstruktur dan terinci terhadap informan yang terlibat langsung dalam peristiwa / keadaan yang diteliti (Hikmat, 2011:75). Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada indikator penelitian kedua variabel. Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data Guru PAI kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang.

  b.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia (Hikmat,

  2011:83). Dokumentasi merupakan metode untuk menyimpan data yang telah terkumpul, sehingga data-data penelitian dapat terakomodir dengan baik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menyimpan informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah, visi dan misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain yang menunjang penelitian ini.

  Adapun alat-alat yang digunakan antara lain: 1)

  Flashdisk (penyimpan soft file) 2)

  Kamera (pengambilan gambar)

  3) Komputer Ms. Exel (alat ukur dan penghitung) c.

  Metode Observasi Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi (Walgito, 1995:49).

  Metode observasi adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian (Hikmat, 2011:73). Dalam ruang lingkup psikologi, observasi disebut juga pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan, perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan dengan alat indera: penglihatan, penciuman, perasaan, dan pengecapan. Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan logis, bahwa pengamatan dipakai untuk menggali data tentang Guru PAI dan siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo, Magelang.

5. Teknik Analisis Data

  Setelah data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dan penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data ini adalah: a.

  Untuk mengetahui kecenderungan variasi masing-masing variabel, digunakan teknik analisis dengan rumus sebagai berikut:

  P =

  Keterangan: P = Angka Presentase F = Frekuensi masing-masing variabel N = Jumlah Responden b. Untuk mengetahui presentase hubungan kedua variabel dan menguji hipotesis yang telah diujikan, digunakan analisis persentase frekuensi kuadrat dengan rumus product moment. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yang terbagi dalam kategori meliputi variabel dependent atau variabel terikat yaitu kreativitas guru PAI (X) dan variabel

  independent atau variabel bebas yaitu motivasi belajar siswa

  (Y). Adapun rumusnya sebagai berikut:

  ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

  Keterangan: Rxy : koefisien variabel x dan y X : variabel pengaruh Y : variabel terpengaruh

  XY : perkalian antar variabel x dan variabel y N : jumlah sampel ∑ : sigma (jumlah) H.

   Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan Meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

  kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II : Kajian Pustaka Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan variabel,

  yaitu: persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI, motivasi belajar siswa, hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa.

  Bab III : Laporan Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum lokasi penelitian MAN Tegalrejo Magelang, yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana dan

  prasarana pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, hasil data guru PAI.

  Bab IV : Analisis Data Dalam hal ini, penulis berusaha menganalisis data tentang

  kreativitas guru PAI dan motivasi belajar siswa kelas X Agama MAN Tegalrejo Magelang.

  Bab V : Penutup Meliputi: kesimpulan, saran dan kata penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kreativitas Guru 1. Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau

  menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain.

  Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya yang menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat (Nashori dkk, 2002: 33). Ahli utama kreativitas, Guilford mengatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau berpikir menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya (Nashori dkk, 2002: 43).

  Kreativitas adalah interaksi antara sikap, proses dan lingkungan dimana seseorang atau sekelompok orang menghasilkan suatu karya yang dinilai baru dan berguna dalam konteks sosialnya (Aziz, 2010: 12). Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.

  Kreativitas dapat pula diartikan sebagai suatu proses berpikir kreatif atau berpikir divergen, yaitu merupakan suatu kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia (Andrianto, 2013:90- 91).

  Dari beberapa definisi mengenai kreativitas di atas, penulis mengatakan bahwa kreativitas adalah gabungan antara sikap, proses, dan lingkungan, di mana seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang baru, berguna dan menyenangkan.

2. Guru a.

  Definisi Guru Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar- mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang (Sardiman, 1994: 123).

  Guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru juga merupakan agen perubahan sosial (agent of

  social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat

  manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat dan lebih mandiri (Sukadi, 2006:2). Guru adalah seseorang yang mengajar atau mendidik khususnya di sekolah (lembaga formal) (Zahroh, 2015: 2). Menurut Suparlan (2006: 10), guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta.

  Dari berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa guru merupakan kunci kesuksesan atau kunci keberhasilan suatu pendidikan. Karena tanpa adanya guru, pemahaman seseorang akan materi pelajaran menjadi kurang matang.

  b.

  Tugas dan Peran Guru Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif). Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognitif). Adapun melatih berarti mengembangkan keterampilan siswa (psikomotorik) (Sukadi, 2009:17).

  Sebagai seorang guru memiliki peran sebagai berikut: 1)

  Guru sebagai demonstrator Sebagai demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari bidang ilmu yang dikuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan perannya dengan baik, seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. Ia harus senantiasa belajar meningkatkan penguasaannya terhadap ilmu sesuai dengan bidangnya. Agar ilmu pengetahuan yang dimilikinya dapat disampaikan kepada para siswa dengan baik, seorang guru juga harus terampil dalam tujuan-tujuan operasional serta mampu menggunakan metodologi dan sarana pembelajaran secara optimal (Sukadi, 2009: 20).

  2) Guru sebagai pengelola kelas

  Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Ia juga harus mampu merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik, dan kondusif (Sukadi, 2009: 20-21). 3)

  Guru sebagai motivator Guru sebagai motivator berperan sebagai pembangkit motivasi peserta didik supaya mereka selalu semangat belajar dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan (knowledge). Sebagai motivator yang baik, guru berusaha untuk mengarahkan peserta didik kepada hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, terutama saat KBM berlangsung (Zahroh, 2015: 166-167).

  4) Guru sebagai mediator atau fasilitator

  Guru sebagai mediator, berarti guru memiliki sejumlah pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menggunakan media pendidikan. Media pendidikan digunakan guru sebagai alat komunikasi dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM). Media pendidikan ini merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari KBM. Salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah ketepatan dalam menggunakan media pendidikan ini. Media ini bermanfaat untuk memperjelas materi yang disampaikan guru agar lebih mudah untuk dipahami peserta didik, tanpa harus menunggu lama karena sudah diperjelas dengan adanya media tersebut (Zahroh, 2015: 161).

  5) Guru sebagai evaluator

  Evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan teknik yang sesuai dan relevan (Syukur, 2014: 97). c.

  Fungsi Guru 1)

  Guru sebagai pendidik Dalam melaksanakan fungsi ini, guru dituntut menjadi inspirator dan menjaga disiplin kelas. Sebagai inspirator, guru memberikan semangat kepada siswa tanpa memandang tingkat kemampuan intelektual atau tingkat motivasi belajarnya (Sukadi, 2009: 22). 2)

  Guru sebagai didaktikus Kualitas pengajaran sangat bergantung pada cara menyajikan materi yang harus dipelajari (Sukadi, 2009: 23).

3. Kreativitas Guru

  Dari uraian di atas, dapat kita lihat bahwa kreativitas adalah gabungan antara sikap, proses, dan lingkungan, di mana seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang baru, berguna dan menyenangkan. Dan guru merupakan kunci kesuksesan atau kunci keberhasilan suatu pendidikan. Karena tanpa adanya guru, pemahaman seseorang akan materi pelajaran menjadi kurang matang.

  Jadi menurut penulis, kreativitas guru adalah gabungan antara sikap, proses, dan lingkungan, di mana seorang guru dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna dalam pembelajaran dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya.

B. Motivasi Belajar 1.

  Motivasi a.

  Definisi Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc.

  Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman 1994: 73). Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2006: 28-29).

  Motivasi diistilahkan sebagai ungkapan tingkah laku yang giat dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan (Sukadi, 2006:37). Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 1994: 75).

  Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2004:138). Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran (Syukur, 2014: 52).

  Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2004:158).

  Menurut penulis berdasarkan penjabaran di atas, maka motivasi adalah suatu penggerak semangat seseorang untuk menjadi lebih giat guna mencapai tujuannya. b.

  Komponen-komponen motivasi : 1)

  Menggerakkan Yang dimaksud menggerakkan di sini adalah motivasi yang menimbulkan kekuatan untuk menggerakkan individu dan membawanya untuk bertindak dengan cara tertentu. Pada motivasi ini ada unsur menggerakkan sehingga membuat orang tersebut menjadi bergerak untuk melakukan sesuatu. Misalnya kekuatan dalam ingatan, keinginan untuk mewujudkan cita-cita, keinginan untuk menjadi juara kelas, dan sebagainya (Zahroh, 2015: 240).

  2) Mengarahkan

  Motivasi dapat mengarahkan tingkah laku atau perbuatan seseorang. Motivasi yang mengarah pada tingakh laku berarti motivasi tersebut berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai sehingga segala bentuk tingkah lakunya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir (Zahroh, 2015: 241).

  3) Menopang

  Motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku atau perbuatan. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, maka lingkungan sekitar harus ikut berperan dalam menguatkan dan memberi arah dalam memberikan dorongan-dorongan kepada individu. Motivasi memang berasal dari adanya keinginan individu tersebut, tetapi peran lingkungan atau masyarakat juga sangat berpengaruh dan sangat membantu (Zahroh, 2015: 241).

  c.

  Menurut Sardiman (1994: 85) fungsi motivasi ada tiga, yakni: 1)

  Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

  2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

  3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dengan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XII DI MAN MALANG I

0 7 24

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1 39 47

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 12 57

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X MAN KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 71

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI 1)1 SMA 1NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008/2009 - Test Repository

0 0 170

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 109

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IX MTs MA’ARIF ARROSYIDIN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 107

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 1 157