PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi


Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman Persembahan

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan
tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dikaruniakan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
(Roma 5:3-5)
“Semangat adalah kekuatan yang membuat kita tetap tersenyum ditengah
badai “
"Jangan takut kegelapan, karena tidak jauh darimu, ada cahaya"
" Belum waktunya bukan berarti gagal belum waktunya bukan berarti gak
boleh,, jadi dewasa yang paling penting ^^
" Jadilah orang yang tetap sejuk dalam situasi yang panas, tetap manis
dalam keadaan pahit, tetap merasa kecil meski telah menjadi besar tetap
tenang di tengah badai dan tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal "

I dedicate my work to :
My beloved, Jesus Christ
My Dad and Mom
My Sister and Brother, Mas Bram, Mbak Winda and Adi

My friends
My alamamater, Sanata Dharma University

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA
Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi.
Sepanjang proses perkuliahan, penelitian hingga penyusunan skripsi,
Penulis telah menerima banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sebagai Tuhan yang sangat baik dan luar biasa
dalam hidup Penulis.

2. Bapak, Ibu, Mas Bram, Mbak Winda dan Adi yang selalu berdoa,
memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, inspirasi serta dukungan
kepada Penulis.
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, masukan kepada Penulis
dalam penyusunan skripsi.
5. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, masukan kepada Penulis
dalam penyusunan skripsi.
6. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
saran dan kritikan dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Melania Perwitasari M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
saran dan kritikan dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.
8. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., yang memberikan masukan, kritik dan
saran selama penelitian skripsi.
9. Segenap Dosen Fakultas Farmasi Univerisitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membimbing Penulis selama perkuliahan.
10. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Pak Heru, Pak Agung, Pak Ottok, Pak
Wagiran, Pak Sigit, Pak Parlan serta laboran-laboran yang lain yang telah
membantu Penulis selama penelitian.
11. Hans Gani, Eliza Telamiana R.P., Zufri Bella Y., Widya A. S., dan
Febianta Octora B., sebagai teman satu tim atas kerjasama, bantuan,
kebersamaan, keceriaan dan suka duka selama proses penyusunan skripsi.
12. Chandra D. N., Astuti Malyawati S., Ricardo Kenny C., Dionysius Aji P.,
Baktiman Ande atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Denny Daniel, Rinda Meita P., Yoestenia, Yeni Natalia S., Agrifina A.
M., Fransisca K.A., Ika Septiyaningsih, Puspita S.D., Anggun A.M., Stien
Dwiny, Vera Juniarta S., Ika H., Risky Iva W., Indriani P.S., Rosnita, Sri

Yunida, Surani, Sunarni yang telah memberikan dukungan kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
seluruh pihak. Penulis berharap semoga laporan akhir skripsi ini dapat berguna
bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang farmasi.
Penulis

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..


i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….

ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………...


vi

PRAKATA…………………………………………………………….…….

vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

ix

DAFTAR TABEL……………………………………………….…………..

xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………….………….

xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….…..…………

xvii

DAFTAR PERSAMAAN…………………………………………………...

xix

DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………

xx

INTISARI…………………………………………………………………...

xxi

ABSTRACT………………………………………………………..…………………

xxii

BAB I. PENGANTAR………………………………………..……………..

1

A. Latar Belakang………………………………………….…………...

1

1. Permasalahan……..…………………………………...………...

4

2. Keaslian Penelitian…………….……………………...…………

4

3. Manfaat Penelitian..…………………………………..…………

5

a. Manfaat Teoritis…………………………………………….

5

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b. Manfaat Praktis……………………………………………...

5

B. Tujuan Penelitian……………………………………………………

5

1. Tujuan Umum…………………………………………………...

5

2. Tujuan Khusus…………………………………………………..

6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………...………………….

7

A. Gigi……………………………………………………………….....

7

1. Strukutur Gigi……………………………………….……….....

7

2. Karies Gigi………………….…………….…………………….

7

B. Streptococcus mutans……………………………………………………..

8

C. Kayu Manis………………………………………………………….

10

1. Kandungan Kimia……………………………………………….

10

2. Kegunaan Tanaman Kayu Manis…………..……………………

10

D. Pasta Gigi…………...……………………...………………………..

11

E. Sorbitol………………………………..……………………………..

12

F. Bahan-Bahan Pasta Gigi…………………………………..………...

14

1. Gelling Agent………………………..…………………………..

14

2. Pemanis…………………………………………………………………

15

3. Pengawet………………………………………………………...

15

4. Abrasive………………………………………………………………...

16

5. Gliserin…………………………………………………………..

16

6. Oleum Mentha Piperita………………………………………….

17

7. Sodium lauryl Sulfate…………………………………………....

17

8. Aquadest (Air puricate/Air murni)……………………………....

17

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Sifat Fisik Dan Metode Evaluasi Pasta Gigi…………………...……

18

1. Organoleptis……………………………………………………..

18

2. Viskositas………………………………………………………..

18

3. Daya Lekat………………………………………………………

18

4. pH………………………………………………………………..

19

H. Uji Potensi Antibakteri……………………………………………...

20

I. Uji Iritasi…………………………………………………………….

20

J. Landasan Teori………………………………………………………

21

K. Hipotesis…………………………………………………………….

22

BAB III. METODE PENELITIAN……..…………………………………..

23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….………….

23

B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional…………………...….

23

1. Variabel Penelitian………………………………………………

23

a. Variabel Bebas………………………………………………

23

b. Variabel Tergantung…………………………………………

23

c. Varaiabel Pengacau Terkendali……………………………...

23

d. Variabel Pengacau Tak Terkendali………………………….

23

2. Definisi Operasional…………………………………………….

23

C. Bahan Penelitian…………………………………………………….

25

D. Alat Penelitian……………………………………………………….

26

E. Tata Cara Penelitian…………………………………………………

26

1. Identifikasi Dan Verifikasi Minyak Kayu Manis……………......

26

2. Sterilisasi Peralatan Dan Media……………………………........

27

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Penyiapan Media Uji………………………...…………………..

28

4. Pembuatan Suspensi Bakteri…………………………………….

28

5. Penanaman Isolat S.mutans secara Pour Plate…………………..

28

6. Pembuatan uji dilusi padat konsentrasi (4-10%)……….………

29

7. Uji Penegasan (Streak Plate) Konsentrasi (6-9%)………...…….

29

8. Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……...……

30

a. Formula Pasta Gigi…………………………………………..

30

b. Cara Pembuatan Pasta Gigi………………………………….

30

c. Uji Sifat Fisik Dan Stabilitas Pasta Gigi…………………….

31

1) Uji Organoleptis Dan Stabilitas Organoleptis ……….…

31

2) Uji pH Dan Stabilitas pH ………………………...…….

31

3) Uji Daya lekat Dan Stabilitas Daya Lekat……………...

31

4) Uji Viskositas Dan Stabilitas Viskositas…...……...……

32

9. Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans Dengan Difusi Sumuran…………………

32

10. Uji Iritasi Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……………………...

33

F. Analisis Hasil………………………………………………………..

33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………..…………………….

35

A. Verifikasi Sifat fisik Minyak Kayu Manis………………….………

35

B. Uji Daya Hambat Antibakteri Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans..........................................................................

35

C. Pembuatan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……………...…………

39

D. Uji Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis…………….

40

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Uji Organoleptis dan pH………………………………………..

40

2. Uji Daya Lekat…………………...……………………………..

41

3. Uji Viskositas………………..………………………………….

42

E. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis….……

43

1. Pengaruh Penyimpanan Pada Organoleptis……………………..

43

2. Pengaruh Penyimpanan Pada pH……………………..................

43

3. Pengaruh Penyimpanan Pada Daya Lekat..……………………...

44

4. Pengaruh Penyimpanan Pada Viskositas………………...……...

45

F. UJi Daya Antibakteri Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Dengan Metode Difusi Sumuran……………………..…...…………

46

G. Uji Iritasi Minyak Kayu Manis Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis…………...……………………………………………………

48

BAN V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………....

50

A. KESIMPULAN……………………………………………………...

50

B. SARAN……………………………………………………………...

50

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

51

LAMPIRAN…………………………………………………………………

56

BIOGRAFI PENULIS……………..…………..……………………………

90

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Konsentrasi Sorbitol Dalam Berbagai Sediaan Farmasi…….

13

Tabel II.

Konsentrasi Natrium Karboksimetil Selulosa...…..…………

15

Tabel III.

Formula Pasta Gigi Untuk 100 gram……..…………………

30

Tabel IV.

Verifikasi Sifat Fisik Minyak Kayu Manis.………..…

35

Tabel V.

Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Streptococcus mutans
Yang Terbentuk Oleh Minyak Kayu Manis......................…..

Tabel VI.

Uji Daya Antibakteri Minyak Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans Secara Dilusi Padat…………………..

Tabel VII.

37

Uji Organoleptis Dan pH Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………...

Tabel VIII.

37

41

Zona Hambat (x̅ ± SD) Yang Dihasilkan Tiap Formula
Dibandingkan Dengan Kontrol Positif Pasta Gigi Merek
“X”, Kontrol Negatif (Basis), Minyak Kayu Manis
7%............................................................................................

xiv

48

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Struktur Gigi…………...…………...…...…………...............

7

Gambar 2.

Tanaman Kayu Manis…………….....………….....................

11

Gambar 3.

Struktur Sorbitol……………………...….…………………...

13

Gambar 4.

Struktur Natrium Karboksimetil Selulosa……………...…….

14

Gambar 5.

Struktur Metil Paraben…………………...…………..………

16

Gambar 6.

Viskotester RION…………………...………………………..

18

Gambar 7.

Alat Uji Daya Lekat………………………………………….

19

Gambar 8.

Indikator Universal…………………………………………..

19

Gambar 9.

Tingkat Potensi Iritasi Sediaan Farmasi……………………..

21

Gambar 10. Zona Hambat Pada Difusi Sumuran Minyak Kayu Manis
Konsentrasi 1-5% (kiri) Dan Konsentrasi 6-10% (kanan)
Terhadap Bakteri Streptococcus mutans…………………….

36

Gambar 11. Perbandingan Kontrol Kontaminasi Media (A), Kontrol
Pertumbuhan Bakteri (B), Kontrol Pelarut (C) Dengan
Kejernihan Media Uji…………………………..……………

38

Gambar 12. Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Dengan Konsentrasi 17%
(F1); 17,5% (F2); 18% (F3); 18,5% (F4); 19% (F5); 19,5%
(F6)…………………………………………………………..

39

Gambar 13. Grafik Uji Daya Lekat Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………...

xv

41

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 14. Grafik Uji Viskositas Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………...

42

Gambar 15. Grafik Uji Stabilitas Daya Lekat Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis…………………………..……………………...

44

Gambar 16. Grafik Uji Stabilitas Viskositas Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis…………………………..……………………...

46

Gambar 17. Zona Hambat Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans ……………………………………...

xvi

47

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Minyak Kayu Manis……...…..

56

Lampiran 2. Sertifikat Hasil Uji Streptococcus mutans...…..………..……

57

Lampiran 3. Verifikasi Minyak Kayu Manis…….……..………………….

58

Lampiran 4. Uji Daya Antibakteri Minyak Kulit Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans.………..……………………………...

60

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Dilusi Padat…………..…………………..

61

Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi Minyak Kayu Manis Metode Dilusi
Padat…………………………………………………………

62

Lampiran 7. Hasil Uji Penegasan dengan Metode Streak Plate untuk
Menentukan Nilai KHM dan KBM …………..……………..

63

Lampiran 8. Perhitungan Penimbangan Bahan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis …………..……………………………………………

64

Lampiran 9. Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis …………..………..

66

Lampiran 10. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis ………..………..……………………..………..

69

Lampiran 11. Data Pengukuran pH Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis …………..……………………………………………

70

Lampiran 12. Data Pengukuran Daya Lekat (detik) Sediaan Pasta Gigi
Minyak Kayu Manis…….. …………..……….……………..

71

Lampiran 13. Data Pengukuran Viskostas (dPa.s) Sediaan Pasta Gigi
Minyak Kayu Manis ……..……………...…………………..

xvii

72

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 14. Perhitungan Statistik Sifat Fisik (48 Jam) Sediaan Minyak
Kayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source…

73

Lampiran 15. Data Stabilitas Daya Lekat Dan Viskositas Sediaan Pasta
Gigi Minyak Kayu Manis …………..……………...………..

76

Lampiran 16. Pengukuran Diameter Zona Antibakteri Sediaan Minyak
Kayu Manis Pengamatan 24 Jam …………..……………….

83

Lampiran 17. Perhitungan Statistik Uji Daya Antibakteri Sediaan Minyak
Kayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source…

84

Lampiran 18. Foto Alat-Alat …………..…………………………………...

87

Lampiran 19. Uji Iritasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis…….……

88

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
Persamaan 1. Persamaan Rumus Produksi Mukus……………….…………

xix

33

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

ATP

: Adenosina trifosfat

COA

: Certificate of Analysis

KBM

: Kadar Bunuh Minimum

KHM

: Kadar Hambat Minimum

MP

: Mukus Produksi

Na-CMC

: Natrium Karboksimetil Selulosa

NADH

: Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen

SMI

: Slug Mucosal Irritation

SNI

: Standar Nasional Indonesia

TSA

: Trypton Soya Agar

TSB

: Trypton Soy Broth

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Sinamaldehida merupakan kandungan utama minyak kayu manis dan
memiliki potensi sebagai antibakteri. Minyak kayu manis diformulasikan dalam
sediaan pasta gigi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap sifat
fisik, stabilitas fisik serta daya hambat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
(Cinnamomum burmannii Bl.) terhadap bakteri Streptococcus mutans serta
potensi iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni bersifat
eksploratif. Sorbitol merupakan faktor dengan 6 level yaitu 17%, 17,5%, 18%,
18,5%, 19%, 19,5%. Pengujian sifat fisik berfokus pada organoleptis, pH, daya
lekat, viskositas sedangkan stabilitas fisik berfokus pada stabilitas organoleptis,
pH, daya lekat, viskositas. Analisis data menggunakan program R 3.0.2,
mengetahui signifikasi (p < 0,05). Uji iritasi dan aktivitas antimikroba diamati
pada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap
karakteristik fisik sediaan pasta gigi tidak menyebabkan perubahan organoleptis
dan pH, namun terjadi penurunan daya lekat dan viskositas. Peningkatan
konsentrasi sorbitol tidak berpengaruh pada stabilitas organoleptis dan pH, tetapi
berpengaruh pada stabilitas daya lekat dan viskositas. Sediaan pasta gigi minyak
kayu manis menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans tetapi
mengiritasi berat pada membran mukosa.
Kata kunci: Sorbitol, pasta gigi, kayu manis (Cinnamomum burmannii Bl.),
Streptococcus mutans.

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Cinnamaldehyde is the major chemical compound of cinnamon oil which
is potential as an antibacterial. Cinnamon oil can be formulated into a toothpaste
to enhance the comfort of use. The purpose of this study was to determine the
effect of increased concentrations of sorbitol to physical properties and physical
stability as well as inhibition of toothpaste preparation of cinnamon oil
(Cinnamomum burmannii Bl.) against the Streptococcus mutans and irritation
potential dosage toothpaste cinnamon oil.
This study was pure explorative experimental design. Sorbitol is a factor
with 6 levels: 17 %, 17,5%, 18%, 18,5%, 19%, 19,5%. Investigation of physical
properties was focused on organoleptic, pH, adhesion, viscosity, while for
physical stability was on organoleptic stability, pH shift, adhesion shift, viscosity
shift. Analysis of data using the R 3.0.2 to determine the significance (p < 0.05).
Irritation test and antimicrobial activity observed in this study.
The results of this study showed that increasing concentration of sorbitol
on physical characteristics preparation toothpaste did not cause organoleptic and
pH remained, but decreased adhesion and viscosity. Increasing concentrations of
sorbitol did not affect the organoleptic and pH stability, but the effect on adhesion
and viscosity stability. The preparation of toothpaste cinnamon oil inhibit the
growth of bacteria Streptococcus mutans but severe irritation to mucous
membranes.
Keywords: Sorbitol, toothpaste, cinnamon (Cinnamomum burmannii Bl.),
Streptococcus mutans.

xxii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan aspek penting dalam kesehatan, gigi memiliki
fungsi pengunyahan (mastikasi), keindahan (estetika) dan berbicara (phonetic)
(Uli, 2010). Salah satu penyakit yang mengganggu kesehatan gigi adalah plak,
plak merupakan penyebab utama terjadinya karies (Anonim, 2012). Karies
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Empat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies
yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu (Soesilo dkk., 2005). Apabila
karies gigi tidak ditangani dengan baik maka dapat menurunkan produktivitas,
sumber infeksi bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit
sistemik diantaranya stroke, diabetes dan penyakit jantung (Astoeti, 2011).
Bakteri yang berperan penting dalam proses terjadinya karies gigi adalah
Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan salah satu spesies bakteri
yang dominan dalam mulut (Alcamo, 1996). Streptococcus mutans tumbuh subur
dalam suasana asam dan menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya
membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan
(Anonim, 2012).
Salah satu cara mencegah terjadinya pembentukan plak penyebab karies
adalah menggosok gigi secara teratur dengan pasta gigi. Pasta gigi yang

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

mengandung senyawa antibakteri secara teratur terbukti efektif dalam menekan
Streptococcus mutans (Hoowink, 1993).
Dalam penelitian ini digunakan minyak kayu manis (Cinnamomum
burmannii Bl.) karena minyak kayu manis mempunyai khasiat mengobati sakit
gigi. Kandungan utama minyak kayu manis adalah senyawa sinamaldehida yang
memiliki potensi sebagai antibakteri (Hariana, 2008). Karakteristik minyak kayu
manis yang hidrofob dapat mempengaruhi lapisan lipid bilayer bakteri sehingga
menjadikannya lebih permeabel, menyebabkan kebocoran isi sel vital bakteri.
Penurunan aktivasi enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambatan
bakteri oleh minyak atsiri (Atmania et al., 2010). Penggunaan minyak kayu manis
secara langsung pada mukosa mulut dapat menurunkan kenyamanan pengguna,
sehingga minyak kayu manis diformulasikan ke dalam bentuk pasta gigi yang
berkualitas dan digunakan sebagai pengembangan formulasi pasta gigi.
Pengembangan formulasi pasta gigi dari bahan alam, meningkatkan pengenalan
masyarakat tentang bahan alam yang berkhasiat mencegah karies gigi.
Komponen penting dalam penelitian ini adalah sorbitol dan natrium
karboksimetil selulosa. Sorbitol berperan penting sebagai levigating agent karena
digunakan sebagai agen pencampur bahan lain dengan cara mengurangi ukuran
partikel serbuk melalui pengadukan menggunakan mortir dan juga berfungsi
menambah rasa manis pada pasta gigi (Allen and Ansel, 2014; Fact Sheet, 2006).
Sorbitol memiliki kelebihan yaitu membentuk tekstur pasta gigi yang plastis dan
lembut (Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014). Peningkatan konsentrasi
humektan terhadap karakteristik fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

menyebabkan perubahan organoleptis dan pH, namun terjadi penurunan daya
lekat dan viskositas serta mempengaruhi stabilitas daya lekat dan viskositas
sediaan pasta gigi (Putra, 2012). Natrium karboksimetil selulosa berfungsi sebagai
gelling agent yang dapat meningkatkan kekentalan atau viskositas (viscosityincreasing properties). Penggunaan natrium karboksimetil selulosa sebagai
gelling agent tidak membutuhkan agen pembasa karena memiliki pH yaitu 6,0-8,0
(Hooton, 2009). Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari natrium
karboksimetil selulosa sebagai gelling agent karena tempat aplikasi sediaan pasta
gigi pada mukosa mulut normal memiliki pH 6-7 (Purba, 2010). Natrium
karboksimetil selulosa mudah didapatkan dan ekonomis (Ningrum, 2012).
Natrium karboksimetil selulosa memiliki gugus natrium yang mengikat air
(terhidrasi) tanpa perlu pemanasan, sehingga bila dibandingkan dengan
karboksimetil selulosa waktu yang dibutuhkan untuk mengembang dengan baik
menjadi lebih singkat (Allen, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol dalam sediaan pasta gigi
minyak kayu manis karena sorbitol tidak mudah mengalami peruraian sehingga
diharapkan dapat mempertahankan sifat fisik (organoleptis, pH, daya lekat,
viskositas) dan stabilitas sediaan pasta gigi selama penyimpanan. Pengaruh
peningkatan konsentrasi sorbitol dilakukan melalui uji organoleptis, pH, daya
lekat dan viskositas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana

pengaruh

peningkatan

konsentrasi

sorbitol

terhadap

karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan pasta gigi minyak kayu
manis?
b. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?
c. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki potensi
mengiritasi membran mukosa?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, penelitian
tentang pengaruh peningkatan konsentarsi sorbitol dalam sediaan pasta gigi
Na-CMC yang mengandung minyak kayu manis belum pernah dilakukan.
Penelitian sejenis, formulasi pasta gigi minyak cengkeh (Oleum
caryophylli) dan uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans
(Harmely dkk., 2012). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda adalah zat
aktif yang digunakan yaitu minyak kayu manis. Penelitian sejenis lainnya,
pengaruh konsentrasi sorbitol sebagai humektan dalam pasta gigi minyak
atsiri kayu manis terhadap karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan,
konsentrasi sorbitol yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0%, 15%, 30%,
45% dan 60% (Fitria, 2013). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda
adalah uji aktivitas daya hambat minyak kayu manis terhadap pertumbuhan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

bakteri Streptococcus mutans, konsentrasi sorbitol yang digunakan yaitu
17%, 17,5%, 18%, 18,5%, 19% dan 19,5%, bahan-bahan yang digunakan
seperti gliserin dan tanpa menggunakan propil paraben serta uji iritasi sediaan
pasta gigi minyak kayu manis. Kelemahan dari penelitian diatas, penentuan
konsentrasi minyak kayu manis tidak dilakukan berdasarkan uji KHM dan
KBM sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan uji KHM dan KBM
untuk menentukan konsentrasi yang digunakan dalam formula pasta gigi.
3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Dengan penelitian ini diharapkan memberi informasi ilmu
pengetahuan tentang pengaruh peningkatan konsentrasi dalam sediaan pasta
gigi yang mengandung minyak kayu manis.
b. Manfaat praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik pasta
gigi yang dikehendaki dan daya hambat pasta gigi minyak kayu manis
terhadap Streptococcus mutans serta potensi iritasi sediaan pasta gigi
minyak kayu manis.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian adalah membuat sediaan pasta gigi dengan
zat aktif minyak kayu manis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap
sifat fisik dan stabilitas fisik pasta gigi.

b. Untuk mengetahui daya hambat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
terhadap bakteri Streptococcus mutans.

c. Untuk mengetahui potensi iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gigi
1. Struktur Gigi
Gigi merupakan bagian dari tulang rahang atas dan bawah. Gigi yang
pertama biasanya keluar pada saat manusia berumur 6-7 bulan dan yang
terakhir pada usia 18–30 tahun. Susunan gigi yang pertama merupakan gigi
susu yang total berjumlah 20 buah dan terdiri atas gigi seri 8, taring 4 dan
graham 8. Setiap gigi terdiri atas mahkota dan akar gigi. Perbedaan antara
macam-macam gigi terletak pada jumlah akar dan bentuk corona nya. Lapisan
gigi paling luar disebut email dan sifatnya sangat keras, dibawahnya terdapat
lapisan dentin dan lebih dalam lagi terdapat suatu rongga yang berisi pembuluh
darah dan saraf (Sloane, 1994).

Gambar 1. Struktur gigi (Sloane, 1994)

2. Karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit dekstruktif pada jaringan keras gigi
yang terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya
(Asdie, 1995). Bakteri ini akan berada pada email, apabila permukaan email
berlubang, bakteri mulut lainnya menerobos ke dentin dibawahnya dan

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

menyebabkan penghancuran struktur gigi yang lebih lanjut melalui infeksi
bakteri campuran (Wahab, 1999). Penyebab utama karies adalah adanya proses
demineralisasi pada email. Email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan
paling keras dan padat diseluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk
karbohidrat) atau susu yang menempel pada permukaan email bertumpuk
menjadi plak dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri
yang menempel pada permukaan bergula tersebut menghasilkan asam dan
melarutkan

email

permukaan

sehingga

terjadi

proses

demineralisasi.

Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada email
(Martina, 2014).
B. Streptococcus mutans
Klasifikasi :
Kingdom

: Monera

Divisio

: Firmicutes

Class

: Bacilli

Order

: Lactobacilalles

Family

: Streptococcaceae

Genus

: Streptococcus

Species

: Streptococcus mutans (Anonim, 2012).
Rongga mulut adalah bagian yang banyak mengandung dan kaya

mikroorganisme, salah satunya Streptococcus mutans ditemukan di dalam rongga
mulut. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang kariogenik karena mampu
segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Bakteri tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan
gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket
dari karbohidrat makanan (Anonim, 2012).
Streptococcus mutans tumbuh optimal pada suhu sekitar 18-40°C. Sifat
Streptococcus mutans adalah asidogenik yang menghasilkan asam dan asidodurik
mampu tinggal pada lingkungan asam dan menghasilkan suatu polisakarida yang
lengket disebut dextran. Oleh karena itu, Streptococcus mutans bisa menyebabkan
lengket sehingga mendukung bakteri lain ke email gigi dan menghasilkan asam
yang dapat melarutkan email gigi (Behrman dkk., 2000). Di dalam rongga mulut,
Streptococcus mutans mampu menghidrolisis dan mencerna sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Glukosa ini mengalami fermentasi secara anaerob melalui
jalur glikolisis (Madigan et al., 2000).
Glikolisis dapat dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu tahap I, tidak
termasuk reaksi oksidasi-reduksi dan tidak melepaskan energi tetapi menghasilkan
glyceraldehydes 3-phosphate. Glukosa difosforilasi oleh ATP menghasilkan
glucose 6-phosphate, kemudian dikonversi ke bentuk yang isomerik yaitu fructose
6-phosphate dan hasil kedua dari fosforilasi adalah konversi fructose 6-phosphate
menjadi fructose 1,6- biphosphate. Dengan adanya enzim aldolase mengubah
fructose 1,6- biphosphate menjadi dua molekul dengan tiga karboin yaitu
glyceraldehydes 3-phosphate (Madigan et al., 2000).
Glikolisis tahap II, terjadi reaksi oksidasi. Reaksi ini berlangsung selama
konversi glyceraldehydes 3-phosphate menjadi 1,3-bisphosphoglyceric acid,
koenzim dari reaksi oksidasi adalah NAD+, ketika menerima dua atom hidrogen

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

NAD+ akan dikonversi menjadi enzim NADH, sedangkan enzim yang berperan
pada reaksi ini adalah glyceraldehydes-3-phosphate dehidrogenase. Sintesis dari
ATP terjadi saat molekul 1,3-bisphosphoglyceric acid dikonversi menjadi 3phosphoglyceric acid dan glikolisis tahap II ini berakhir ketika beberapa molekul
dari phosphoenol pyruvate dikonversi menjadi asam piruvat (Madigan et al.,
2000).
Pada tahap III terjadi reaksi reoksidasi dimana NADH kembali menjadi
NAD+, kemudian dilanjutkan reaksi reduksi dan menghasilkan produk fermentasi.
Pada bakteri asam laktat, piruvat direduksi menjadi laktat dengan bantuan dari
enzim laktat dehidrogenase yang dimiliki bakteri untuk menghasilkan asam laktat
(Madigan et al., 2000). Adanya produksi asam laktat terjadi penurunan pH plak
gigi yang kemudian menyebabkan demineralisasi email dan terbentuknya karies
gigi (Marsaban, 2007).
C. Kayu Manis
1. Kandungan kimia
Tanaman kayu manis mengandung minyak atsiri, damar, kalsium
oksalat dan lendir. Minyak kayu manis memiliki sifat yaitu khas pedas, agak
manis dan menghangatkan. Kandungan utama minyak atsiri adalah senyawa
sinamaldehida. Kandungan tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri
(Utami, 2008).
2. Kegunaan tanaman kayu manis
Kegunaan dari kayu manis adalah untuk analgesik (menghilangkan
rasa sakit), stomakik, karminatif dan aromatik (Utami, 2008). Kayu manis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

juga berkhasiat menghangatkan limpa dan ginjal serta melancarkan peredaran
darah. Ranting muda memilki sifat pedas, manis dan hangat. Khasiatnya
adalah diaforetik, mengendurkan otot dan melancarkan pernapasan, serta
mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri pada ujung jari, tumor pada perut dan
antibakteri (sinamaldehida) (Tersono, 2007).

Gambar 2. Tanaman kayu manis (Melcher dan Subroto, 2006)

D. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah sediaan yang digunakan bersamaan dengan sikat gigi
dengan tujuan untuk membersihkan permukaan gigi. Pasta gigi merupakan sistem
dispers terdiri dari air, cairan larut air, minyak dan padatan baik yang larut
maupun tidak larut dalam air. Bahan penyusun pasta gigi terdiri atas abrasif,
binder, surfaktan, humektan, pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan
bahan tambahan lainnya. Penampilan pasta gigi harus halus, seragam, mengkilap
dan bebas dari gelembung udara. Sediaan pasta gigi juga harus memiliki warna
yang menarik dan rasa nyaman atau enak di mulut (Garlen, 1996).
Pasta gigi tidak boleh terpisah, harus dapat mempertahankan viskositas,
menjaga pH dan harus dapat menjaga besarnya konsentrasi agen terapeutik yang
digunakan. Selain itu, pasta gigi juga harus aman dan tidak bersifat toksik ketika
digunakan. Pasta gigi membantu menghilangkan sisa makanan, mengurangi plak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

pada gigi, mengkilapkan permukaan gigi dan menyegarkan bau mulut. Pasta gigi
juga memiliki efek terapetik dan kosmetik lainnya, yaitu sebagai pemutih,
mengatasi gigi sensitif, menghambat pertumbuhan plak dan perlindungan
terhadap masalah gigi dan mulut (Garlen, 1996).
E. Sorbitol
Sorbitol merupakan bahan stabil yang tidak mudah mengalami peruraian
sehingga

diharapkan

dapat

mempertahankan

kestabilan

sediaan

selama

penyimpanan. Sorbitol juga dapat membentuk tekstur pasta gigi yang lembut dan
plastis (Maharani dan Wikanastri, 2009). Sorbitol banyak digunakan sebagai
eksipien dalam formulasi farmasi terutama digunakan secara luas dalam kosmetik
dan produk makanan. Sorbitol adalah D-glucitol, berwarna putih atau hampir
tidak berwarna, berbentuk kristal, berbau, higroskopis (Shur, 2009). Sorbitol
memiliki efek pendingin dan memiliki beberapa keunggulan dibanding gula
lainnya, yaitu rasanya cukup manis namun tidak merusak gigi (Syafutri dkk.,
2010).
Sorbitol dalam pasta gigi memiliki peran yaitu membantu bahan lain
untuk bercampur, mencegah pasta gigi agar tidak mudah mengering saat dibuka
tutup, mencegah pertumbuhaan mikroorganisme dan menambah rasa manis pada
pasta gigi (Fact Sheet, 2006). Sorbitol juga sebagai levigating agent untuk
membasahi serbuk dan menggabungkan serbuk yang telah terbasahi dengan basis
(Winarti, 2013). levigating agent berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada
sediaan (Thompson and Davidow, 2009). Konsentrasi humektan dalam pasta gigi
menurut Poucher (2000) memiliki rentang antara 10–30%. Menurut Winarno (cit.,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Fitria, 2013), menyebutkan bahwa sorbitol memiliki komposisi kimia yang terdiri
dari enam kelompok hidroksil. Gugus hidroksil berfungsi mengikat air dan
membentuk ikatan hidrogen dengan air.

Gambar 3. Struktur sorbitol (Shur, 2009)

Konsentrasi sorbitol menurut Shur (2009), pada sediaan pasta gigi
sebagai berikut:
Tabel I. Konsentrasi sorbitol dalam berbagai sediaan farmasi (Shur, 2009)
Penggunaan
Humektan
IM suntikan
Agen pelembab pada tablet
Solusio
Suspensi
Plasticizer untuk gelatin and selulosa
Pencegahan “cap locking” di sirup dan eliksir
Pengganti glicerin and propilen glikol
Binder dan filler pada tablet
Pasta gigi
Emulsi Topikal

Konsentrasi (%)
3-15
10-25
3-10
20-35
70
5-20
15-30
25-90
25-90
20-60
2-18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

F. Bahan-bahan Pasta Gigi
1. Gelling Agent
Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk
gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau
hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga
konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus.
Penggunaan

gelling

agent

yang

banyak

digunakan

adalah

natrium

karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya,
natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat
digunakan sebagai gelling agent (Garlen, 1996).

Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)

Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat
higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut
organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak
digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

karena sifat bahan ini yang dapat meningkatkan kekentalan (viscosityincreasing properties). Natrium karboksimetil selulosa biasa digunakan
sebagai gel forming agent 3-6% (Hooton, 2009).
Tabel II. Konsentrasi natrium karboksimetil selulosa (Hooton, 2009).
Penggunaan
Agen pengemulsi
Gel
Injeksi
Solusio oral
Pengikat tablet

2.

Konsentrasi (%)
0.25-1.0
3.0-6.0
0.05-0.75
0.1-1.0
1.0-6.0

Pemanis
Pemanis dibutuhkan untuk memperbaiki rasa dari pasta gigi.
Pemanis yang digunakan adalah silitol. Silitol adalah gula dari alkohol yang
dibuat dari pohon birch. Silitol tidak merusak gigi dan lambat dipecah
sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah dengan cepat (Vita, 2012).
Silitol berwana putih berbentuk granul padat kristal, memiliki diameter 0.40.6 mm, serta tidak berbau, manis menimbulkan sensasi dingin (Bond, 2009).

3. Pengawet
Penggunaan air, humektan serta gom alami pada sediaan pasta gigi
memungkinkan pertumbuhan mikrobia. Oleh karena itu, digunakan metil
paraben sebagai pengawet (Garlen, 1996). Metil paraben berbentuk kristal
berwarna atau serbuk kristal putih. Metil paraben tidak berbau atau hampir
tidak berbau. Dalam kosmetik metil paraben adalah pengawet antimikroba
yang paling sering digunakan. Metil paraben efektif pada rentang pH yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

luas dan memiliki spektrum yang luas pada aktivitas antimikroba. Konsentrasi
metil paraben dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3% (Haley, 2009).

Gambar 5. Struktur metil paraben (Haley, 2009)

4. Abrasive
Abrasive memberikan pasta gigi yang berguna sebagai pembersih.
Abrasive berfungsi menghilangkan noda dan plak. Abrasive umumnya
meliputi kalsium fosfat, alumina, kalsium karbonat dan silika. Abrasive yang
ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu keras
karena dapat merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi
di antaranya adalah silika (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3) dan baking soda
(John Wiley and Sons, 1983). Kalsium karbonat (CaCO3) memiliki bentuk
serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau dan berasa. Salah satu bahan
terpenting

dalam

pasta

gigi

sebagai

bahan

abrasive

yang

dapat

menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi (Armstrong,
2006).
5. Gliserin
Gliserin digunakan dalam berbagai formulasi termasuk oral, otic,
mata, topikal dan sediaan parenteral. Dalam formulasi topikal dan kosmetik,
gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

adalah cairan, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, memiliki rasa
manis, kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa (Alvarez-Nunez and Mediana, 2009).
6. Oleum mentha piperita
Oleum mentha piperita adalah minyak atsiri yang diperoleh dari
penyulingan uap pucuk bunga Mentha piperita L. yang segar. Oleum mentha
piperita merupakan cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian dingin (Dirjen
POM, 1979). Oleum mentha piperita digunakan untuk memberikan aroma dan
rasa pada pasta dan digunakan untuk menambah kesegaran pada pasta
(Poucher, 2000).
7. Sodium lauryl sulfate
Natrium lauril sulfat merupakan surfaktan anionik digunakan dalam
berbagai formulasi farmasi non parenteral dan kosmetik. Natrium lauril sulfat
merupakan agen deterjen dan pembasahan efektif baik alkali dan kondisi
asam. Natrium lauril sulfat berwarna putih sampai dengan kuning pucat,
berbentuk kristal dan serpih atau bubuk halus, bersabun, rasa pahit dan bau
substansi zat lemak (Plumb, 2009).
8. Aquadest (Air puricate/Air murni)
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan
destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik atau proses lain
yang sesuai. Air yang memenuhi persyaratan adalah air minum yang baik dan
memiliki pH antara 5 dan 7 serta tidak mengandung zat tambahan lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Aquadest berupa cairan yang tidak berwana, tidak berasa dan jernih (Dirjen
POM, 1995).
G. Sifat Fisik dan Metode Evaluasi Pasta Gigi
1. Organoleptis
Uji organoleptis mempunyai peran penting dalam penerapan mutu.
Uji organoleptis menggunakan indera manusia mengukur tekstur, bau, warna
dan rasa (Anonim, 2006).
2. Viskositas
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya.
Viskositas sediaan ditingkatkan oleh bahan baku yang digunakan secara
umum, misalnya polimer yang memiliki tingkat viskositas tertentu (Martin et
al., 1993). Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas pasta gigi adalah
Viscotester RION. Satuan yang dipakai dalam viskositas pada alat ini adalah
dPa.s (Anonim, 2013).

Gambar 6. Viskotester RION (Anonim, 2013)

3. Daya lekat
Pengujian daya lekat bertujuan untuk mengetahui berapa lama
sediaan dapat melekat pada tempat sasaran. Uji daya lekat dilakukan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

cara meletakkan 0,25 gram di atas dua object glass yang telah ditentukan
kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 1 menit setelah itu object glass
dipasang pada alat tes. Alat tes ini diberi beban 80 gram dan kemudian
dicatat waktu pelepasan sediaan dari object glass (Voigh, 1995).

Gambar 7. Alat uji daya lekat (Hery, 2013)

4. pH
Stabilitas sediaan pasta perlu mempertimbangkan pH optimal,
karena sistem rheologi tergantung pada pH. Viskositas dari hidrokoloid juga
dipengaruhi oleh pH. Pada kondisi yang ekstrim, bahan penyusun sediaan
dapat mengalami flokulasi. Pada umumnya, suatu sediaan semisolid memiliki
pH stabil pada kisaran 4 – 10 (Garlen, 1996).

Gambar 8. Indikator universal (Anonim, 2013)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

H. Uji Potensi Antibakteri
Metode pengujian bakteri ada dua yaitu metode dilusi dan metode difusi.
Prinsip metode difusi yaitu pengukuran daya antibakteri berdasarkan pengamatan
luas zona hambat perumbuhan bakteri karena berdifusinya obat dari tempat awal
pemberian ke daerah difusi. Metode dilusi prinsipnya adalah pengenceran larutan
uji hingga diperoleh beberapa konsentrasi, kemudian masing-masing konsentrasi
ditambah suspensi bakteri dalam media (Hugo and Russel, 1987). Prosedur uji
dilusi digunakan untuk mengetahui KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) yaitu
konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan KBM
(Konsentrasi Bunuh Minimum) yaitu konsentrasi terendah yang dapat membunuh
bakteri (Pratiwi, 2008).
Cup-plate technique merupakan metode yang serupa dengan metode disk
diffusion namun teknik ini menggunakan sumur pada media agar yang telah
ditanam mikroorganisme tertentu dan pada sumur diberi agen antimikroba yang
akan diuji (Pratiwi, 2008). Metode difusi adalah pengukuran potensi antibakteri
berdasarkan pengamatan diameter hambatan bakteri karena berdifusinya obat dari
titik awal pemberian ke daerah difusi. Metode difusi ada 2 cara yaitu dengan
sumuran maupun paper disc. Metode difusi ini untuk mengukur diameter zona
hambat yang dihasilkan pada media agar (Pratiwi, 2008; Jawetz et al., 1995).
I. Uji Iritasi
Uji

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

0 0 105

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 83

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 115

VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL MENGGUNAKAN PEREAKSI o-FENANTROLINA PADA PENETAPAN KADAR HIDROKUINON DALAM KRIM SIMULASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 73

PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM TIDAK LANGSUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 86

KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 106

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 148

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 105

PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

0 0 85

SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI LUBRICANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

0 0 97