VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL MENGGUNAKAN PEREAKSI o-FENANTROLINA PADA PENETAPAN KADAR HIDROKUINON DALAM KRIM SIMULASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
oMENGGUNAKAN PEREAKSI -FENANTROLINA PADA PENETAPAN
KADAR HIDROKUINON DALAM KRIM SIMULASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. I f the red x still appears, y ou may hav e to
delete the image and then insert it again.The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image m ay
Oleh:
Leo Christi Agustoo
NIM : 048114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
oMENGGUNAKAN PEREAKSI -FENANTROLINA PADA PENETAPAN
KADAR HIDROKUINON DALAM KRIM SIMULASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. I f the red x still appears, y ou may hav e to
delete the image and then insert it again.The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image m ay
Oleh:
Leo Christi Agustoo
NIM : 048114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K arya ini kupersembahkan kepada : Y E S U S K RIS T U S
Papa, M ama, M ami, H ani, T heo, S anak S audara, T eman teman dan A lmamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Leo Christi Agustoo Nomor Mahasiswa : 048114041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
“Validasi Metode Spektrofotometri Visibel menggunakan Pereaksi o-
Fenantrolina pada Penetapan Kadar Hidrokuinon dalam Krim Simulasi”beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Juli 2008 Yang menyatakan (Leo Christi Agustoo) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “ Validasi Metode Spektrofotometri o
Visibel Menggunakan Pereaksi -Fenantrolina Pada Penetapan Kadar
Hidrokuinon Dalam Krim Simulasi” ini tepat pada waktunya. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis berhasil menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dukungan baik berupa materiil, moral maupun spiritual dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya membimbing, memberi saran dan kritik sejak penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
3. Drs. Sulasmono, Apt. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan kritik yang membangun selama penelitian.
4. Lucia Wiwid W., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan kritik yang membangun selama penelitian.
5. Papa dan Mama serta Theo atas segala kasih sayang, dukungan, perhatian, nasehat dan doa yang senantiasa menyertai penulis.
6. Ombi , Uwak, Wakgiok,Yaya, dan Wakcak serta saudara – saudara yang lain atas segala kasih sayang, dukungan, perhatian, nasehat dan doa yang senantiasa menyertai penulis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Mami dan yang tercinta Hani atas segala kasih sayang, dukungan, perhatian, nasehat dan doa yang senantiasa menyertai penulis.
8. Bob, Elvan, Edvan, Bodong, Adit, Lian, Shinta, Fajar, Boris, Coco, dan Febri yang selama ini telah membantu, menemani, mendukung dan menyemangati penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
9. Segenap staf laboran yang telah memberikan masukan, bantuan, kebersamaan dan kerjasamanya selama penelitian.
10. Teman-teman di fakultas farmasi khususnya angkatan 2004 atas persahabatan dan kekompakan selama kuliah.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini masih memiliki kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan.
Yogyakarta,
08 Juni 2008 Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Hidrokuinon merupakan suatu bleaching agent yang digunakan secara luas pada produk kosmetika maupun obat dan biasanya berupa bentuk sediaan krim pemutih. Penggunaan hidrokuinon harus dibatasi kadarnya sebab penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Untuk penjaminan mutu produk dan menjaga keamanan konsumen, perlu adanya suatu analisis dengan suatu metode yang valid dan terpercaya, sehingga kandungan hidrokuinonnya dapat diketahui dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Hidrokuinon ditetapkan kadarnya dengan mengadaptasi metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar besi (III). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas metode analisis yang digunakan melalui penentuan parameter validitas yang meliputi: akurasi, presisi, spesifisitas, linieritas, dan rentang.
Penelitian ini bersifat non-eksperimental deskriptif. Hidrokuinon dalam krim diisolasi terlebih dahulu menggunakan campuran air-metanol (1:1 v/v).
2+
Kadar hidrokuinon ditentukan dari senyawa kompleks [(C H N ) Fe] yang
12
8
2
3
dihasilkan berdasarkan reaksi antara besi (II) dan o-fenantrolina. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang daerah visibel.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam krim simulasi telah memenuhi persyaratan validitas metode analisis, yaitu memiliki akurasi, presisi, spesifisitas, dan linearitas yang baik dengan rentang kadar hidrokuinon antara 1,5 ppm hingga 3,5 ppm. Kata kunci : Hidrokuinon, krim, o-fenantrolina, spektrofotometri visibel, validitas metode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Hydroquinone is a bleaching agent that applied widely at cosmetics product and also drug and usually is in bleaching cream dosage form. Usage of hydroquinone must be limited because abundant usage can cause undesirable side effects. For guarantee quality of product and takes care of consumer security and safety, existence of an analysis with a trustworthy and valid method is needed, so that the hydroquinone content is knowable and the result can be guaranteed. Hydroquinone amount was analyzed by adaptation of visible spectrophotometry method with o-phenanthroline in iron (III) assay. Purpose of this research was to know analytical method validity applied through determination of covering validity parameter: accuration, precision, specificity, linierity, and range.
This research haves the character of non-experimental descriptive. Hydroquinone in cream was isolated beforehand applies mixture methanol-water (1:1v/v). The amount of hydroquinone was determined from complex compound
2+
[( C H N )3Fe] that yielded based on reaction of between irons (II) and o-
12
8
2 phenanthroline. Measurement was done at visible wavelength area.
Result obtained indicates that hydroquinone assay method in simulation cream in visible spectrophotometry with o-phenanthroline has fulfilled clauses of analytical method validity, that is having good accuration, precision, specificity, and linearity with the range of hydroquinone amount from 1,5 ppm until 3,5 ppm.
Keywords: Hydroquinone, cream, o-phenanthroline, visible spectrophotometry, method validity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PRAKATA .................................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ viii
INTISARI .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I. PENGANTAR ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 11. Permasalahan ...................................................................... 2
2. Keaslian penelitian .............................................................. 2
3. Manfaat penelitian .............................................................. 3
B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 4
A. Krim ............................................................................................ 4 B. Hidrokuinon ............................................................................... 61. Struktur dan sifat hidrokuinon ............................................. 6
2. Penggunaan dan mekanisme kerja hidrokuinon ................... 7
3. Efek samping hidrokuinon ................................................... 7
C. Senyawa Kompleks .................................................................... 8
D. Spektrofotometri Visibel .............................................................. 10
1. Deskripsi umum .................................................................. 10
2. Interaksi elektron dengan radiasi elektromagnetik (REM) ... 10
1. Penentuan operating time (OT) ........................................... 29
2. Presisi ................................................................................. 41
1. Akurasi ............................................................................... 40
C. Parameter Validitas Metode Analisis .......................................... 40
3. Penetapan kadar hidrokuinon .............................................. 39
2. Preparasi krim simulasi ....................................................... 38
1. Pembuatan krim simulasi .................................................... 35
B. Penetapan Kadar Hidrokuinon dalam Krim Simulasi .................. 35
3. Pembuatan kurva baku ........................................................ 33
) .... 31
max
2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 27
A. Optimasi Metode ........................................................................ 273. Analisis kuantitatif dengan spektrofotometri visibel ............ 13
F. Analisis Hasil ............................................................................. 25
3. Penetapan kadar hidrokuinon dalam krim simulasi .............. 23
2. Optimasi metode ................................................................. 22
1. Pembuatan larutan................................................................ 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 20 B. Definisi Operasional .................................................................... 20 C. Bahan – bahan Penelitian ............................................................. 20 D. Alat – alat Penelitian ................................................................... 21 E. Tata Cara Penelitian..................................................................... 21F. Keterangan Empiris ..................................................................... 19
5. LOD (limit of detection) dan LOQ (limit of quantitation) ... 18
4. Spesifisitas .......................................................................... 17
3. Linieritas dan rentang .......................................................... 17
2. Presisi ................................................................................. 16
1. Akurasi ................................................................................ 16
E. Validitas Metode Analisis ............................................................ 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Linieritas ............................................................................. 41
4. Spesifisitas .......................................................................... 42
5. LOD (limit of detection) dan LOQ (limit of quantitation) ..... 43
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44
A. Kesimpulan ................................................................................ 44 B. Saran .......................................................................................... 44DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 45
LAMPIRAN ................................................................................................ 48
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABELTabel I. Kriteria rentang recovery yang dapat diterima ............................ 16 Tabel II. .................................................. 17
Kriteria KV yang dapat diterima
Tabel III. Parameter analisis yang harus dipenuhi untuk syarat validasi metode .................................................................................... 19 Tabel IV. Data replikasi seri baku hidrokuinon ........................................... 34 Tabel V. Data serapan dan kadar hidrokuinon dalam sampel .................... 40 Tabel VI. Hasil recovery dari enam replikasi sampel ................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBARGambar 1. Struktur hidrokuinon ................................................................. 6 Gambar 2. Reaksi oksidasi hidrokuinon ..................................................... 6 Gambar 3. Reaksi pembentukan senyawa kompleks besi(II) dan o-fenantrolina .......................................................................... 9 Gambar 4. Tingkat energi elektronik molekul ............................................. 11 Gambar 5. Reaksi redoks antara ion besi (III) dan hidrokuinon .................. 27
2+
Gambar 6. Reaksi pembentukan senyawa kompleks [(C H N ) Fe] ........ 28
12
8
2
3 Gambar 7. Spektra operating time dari kadar tengah seri baku
hidrokuinon ............................................................................. 30 Gambar 8. Spektra panjang gelombang serapan maksimum ( )
max
tiga seri kadar larutan baku hidrokuinon ................................... 32 Gambar 9. Kurva baku hidrokuinon ........................................................... 35
2+
Gambar 10. Spektra serapan kompleks [(C H N ) Fe] dari
12
8
2
3
larutan sampel (a) dan baku (b) ................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Tabel hasil penimbangan baku hidrokuinon dan perhitungan kadar larutan baku hidrokuinon ............................................... 48 Lampiran 2. Tabel perhitungan kadar seri larutan baku hidrokuinon dan serapan seri larutan baku hidrokuinon ...................................... 49 Lampiran 3. Tabel penimbangan sampel krim simulasi dan perhitungan kadar terhitung hidrokuinon dalam sampel .............................. 50 Lampiran 4. Tabel serapan sampel dan perhitungan kadar terukur hidrokuinon dalam sampel ....................................................... 51 Lampiran 5. Tabel recovery dan perhitungan recovery ................................. 52 Lampiran 6. Tabel KV (koefisien variasi) dan perhitungan KV .................... 53 Lampiran 7. Perhitungan LOD dan LOQ ...................................................... 54 Lampiran 8. Foto larutan sampel dan blanko ................................................ 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hidrokuinon merupakan suatu agen pemucat warna kulit atau yang lebih
populer dikenal sebagai bleaching agent. Penggunaan hidrokuinon sebagai
bleaching agent tersebar luas baik dalam produk kosmetika maupun obat. Pada
umumnya, sediaan yang sering dijumpai adalah dalam bentuk sediaan krim pemutih. Hal ini dikarenakan sediaan krim memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sediaan lain seperti salep, yaitu: umumnya mudah menyebar rata di permukaan kulit, lebih tidak berminyak, dan tidak meninggalkan lapisan film yang basah (Ansel, 2005). Dalam produk kosmetika, hidrokuinon dijual
b
secara bebas di pasaran dengan persyaratan kadar tertentu, yaitu 2 % /
b
(Anonim, 2007). Dalam produk obat, hidrokuinon dijual berdasarkan resep dan dengan pengawasan dari dokter sebab kadar hidrokuinon yang digunakan umumnya lebih besar dibandingkan pada produk kosmetika.
Penggunaan hidrokuinon ini harus dibatasi kadarnya sebab penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti iritasi kulit ringan, kulit memerah, panas, dan gatal hingga mengakibatkan
oochronosis terhadap orang berkulit gelap (Anonim, 2006). Untuk penjaminan
mutu terhadap produk yang mengandung hidrokuinon dan menjaga keamanan konsumen perlu dilakukan suatu analisis untuk dapat mengetahui kadar hidrokuinon dalam produk kosmetika maupun obat. Metode analisis yang
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan harus valid dan terpercaya, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
Hidrokuinon ditetapkan kadarnya dengan mengadopsi metode o spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi -fenantrolina pada penetapan kadar besi (III). Hidrokuinon merupakan suatu agen pereduksi yang dapat mereduksi besi (III) menjadi besi (II). Besi (II) yang dihasilkan dari reaksi o hidrokuinon dengan besi (III) ini dapat direaksikan dengan pereaksi -fenantrolina membentuk senyawa kompleks berwarna merah-oranye. Senyawa kompleks ini dapat diukur serapannya pada panjang gelombang daerah visibel (Harris, D.C.,1999). Agar metode ini dapat dinyatakan valid dan terpercaya serta hasilnya nanti dapat dipertanggungjawabkan maka perlu dilakukan validasi metode.
Metode ini dapat dikatakan memiliki validitas yang baik apabila sudah memenuhi persyaratan seperti akurasi, presisi, dan linieritas serta memiliki spesifisitas yang baik.
1. Permasalahan
Apakah metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi o- fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam krim simulasi telah memenuhi persyaratan validitas seperti: akurasi, presisi, dan linieritas, serta memiliki spesifisitas yang baik?
2. Keaslian penelitian
Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang validasi metode spektrofometri visibel dengan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam krim simulasi belum pernah dilakukan.
3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kefarmasian tentang penggunaan metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam produk krim pemutih.
b. Manfaat metodologis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi validitas dari metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam produk krim pemutih.
c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan metode alternatif untuk menetapkan kadar hidrokuinon dalam produk krim pemutih yang beredar di pasaran, sehingga kadar hidrokuinon dapat diketahui dengan pasti apakah telah memenuhi persyaratan yang berlaku atau belum. Dengan begitu dapat melindungi keamanan dan kenyamanan konsumennya.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi o-fenantrolina pada penetapan kadar hidrokuinon dalam krim simulasi telah memenuhi persyaratan validitas seperti: akurasi, presisi, dan linieritas, serta memiliki spesifisitas yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan dapat diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Anonim, 1995). Krim biasanya digunakan sebagai emollient atau pemakaian obat pada kulit (Ansel, 2005). Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia yang bertujuan untuk memucatkan noda hitam (cokelat) pada kulit. Dalam jangka waktu lama, krim tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi pada kulit. Namun, penggunaan yang terus – menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen (Anonim, 2006b).
Krim pemutih yang mengandung zat aktif hidrokuinon dapat berubah warna dari putih menjadi coklat setelah 3-4 bulan. Krim hidrokuinon merupakan produk yang baik dalam mengatasi melasma dengan atau tanpa bahan kimia untuk pengelupasan kulit (Maibach, I.H.,2000). Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.4.1745 Bab II
Pasal 3, krim pemutih dengan kandungan hidrokuinon termasuk kosmetika golongan Ic yaitu kosmetika yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan seperti termuat pada lampiran I no 47 (Anonim, 2003).
5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formulasi krim yang merupakan suatu sistem emulsi terdiri dari tiga komponen penyusun utama, yaitu air, minyak, dan zat pengemulsi (Senzel, A.J., 1977). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan – surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, Moh., 2005).
Surfaktan anionik berupa sabun alkali, sabun logam, sabun amin, dan alkilsulfat. Surfaktan kationik berupa amonium kuarterner (setrimid), alkoniumbromida, benzalkoniumbromida, dan setilpiridiniumklorida. Surfaktan nonionik meliputi alkohol lemak tinggi (setil alkohol), ester sorbitan (span), dan ester polioksietilensorbitan/polisorbat (tween) (Voigt, R., 1994).
Surfaktan berperan besar dalam formulasi krim, yaitu untuk menggabungkan antara fase minyak dan air. Untuk dapat menganalisis kandungan masing – masing komponen penyusun krim perlu dilakukan suatu pemisahan antara fase minyak dan air sehingga komponen yang hendak dianalisis dapat diisolasi dan pada waktu pengukuran tidak dipengaruhi oleh faktor dari komponen lain. Proses pemisahan komponen krim ini bergantung pada sifat dan karakteristik dari surfaktan yang digunakan. Krim yang dibuat dari surfaktan anionik dapat dipisahkan komponennya dengan penambahan suatu asam kuat. Asam kuat ini akan mengganggu kerja dari surfaktan anionik, sehingga dapat terjadi pemisahan fase minyak dan air. Sedangkan untuk krim yang dibuat dari surfaktan kationik, proses pemisahannya dapat dilakukan dengan penambahan suatu basa. Namun, untuk krim yang dibuat dari surfaktan nonionik, dimana tidak memiliki muatan, proses pemisahannya dapat dilakukan dengan penambahan salah satu fase secara berlebih dan pemanasan (Senzel, A.J., 1977).
6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hidrokuinon
1. Struktur dan sifat hidrokuinon
Hidrokuinon atau 1,4-Benzenediol adalah senyawa organik aromatik dengan tipe fenol yang mempunyai rumus kimia C H O . Hidrokuinon memiliki 2
6
6
2 gugus hidroksi yang terikat cincin benzen pada posisi para(Wenninger,J.A.,2000). HO OH
Gambar 1. Struktur hidrokuinon
Hidrokuinon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C H O dihitung terhadap zat anhidrat. Hidrokuinon berbentuk jarum
6
6
2
halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara (Anonim, 1995). Hidrokuinon larut dalam air (1 dalam 17 bagian air),mudah larut dalam alkohol (1 dalam 4 bagian alkohol), dalam kloroform (1 dalam 51 bagian kloroform), dan dalam eter (1 dalam 16,5 bagian eter) (Anonim, 1999).
Dengan adanya udara, larutan hidrokuinon akan berwarna coklat dikarenakan proses oksidasi. Dalam suasana basa, hidrokuinon akan mengalami oksidasi dengan cepat karena hidrokuinon merupakan agen pereduksi, maka oksidasi terjadi secara reversibel menjadi kuinon yang ditunjukkan pada reaksi dibawah ini (Anonim, 1996) : OH O
OH OH O H O 2 Kuinon Hidrokuinon
Gambar 2. Reaksi oksidasi hidrokuinon
7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penggunaan dan mekanisme kerja hidrokuinon
Hidrokuinon digunakan sebagai agen depigmentasi untuk kulit yang dalam kondisi hiperpigmentasi seperti melasma, bintik-bintik, dan lentigines.
Penggunaannya membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum muncul suatu efek, tapi depigmentasi dapat bertahan selama 2-6 bulan setelah penghentian pemakaian. Aplikasi hidrokuinon harus dihentikan jika tidak ada peningkatan setelah 2 bulan perawatan. Hidrokuinon harus digunakan dua hari sekali hanya untuk melindungi kulit dari sinar matahari dan mengurangi repigmentasi (Anonim, 1999). Selain itu, hidrokuinon juga berfungsi sebagai antioksidan, zat pewarna rambut, dan agen pereduksi (Wenninger,J.A.,dkk., 2000).
Hidrokuinon sendiri merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi enzimatik dari tirosin ke 3,4-dihidroksifenilalanin (Wilkinson, J.B., 1982). Enzim tirosinase ini merupakan enzim utama dalam pembentukan melanin, sehingga jika kerjanya dihambat maka jumlah pigmen melanin pemberi warna kulitpun menjadi berkurang dan kulit dapat tampak lebih putih. Selain itu, hidrokuinon juga mampu mengelupas kulit bagian luar, sehingga akan tampak lapisan kulit di dalamnya yang lebih putih (Anonim, 2006b).
3. Efek samping hidrokuinon b
Penggunaan hidrokuinon lebih dari 2% / termasuk golongan obat keras
b
yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter sebab dapat mengakibatkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan
8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati (hepatocelluler adenoma) (Anonim, 2007). Selain itu, penggunaan hidrokuinon yang berlebihan juga dapat menyebabkan oochronosis (kulit berbintil seperti pasir dan berwarna coklat kebiruan, serta terasa gatal dan seperti terbakar) terhadap orang yang berkulit gelap (Anonim, 2006b).
C. Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa yang dibentuk oleh reaksi antara suatu ion logam (kation) dengan suatu anion atau molekul netral. Ion logam dalam kompleks itu disebut atom pusat, dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan yang dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam itu (Day and Underwood, 1996).
Reaksi pembentukan suatu senyawa kompleks dianggap sebagai suatu reaksi asam-basa Lewis dengan ligan bertindak sebagai basa, dengan menyumbangkan sepasang elektronnya kepada kation, yang merupakan asamnya. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan ligan sering bersifat kovalen, namun dalam beberapa kasus antaraksi itu dapat berupa tarik-menarik Coulomb (Day and Underwood, 1996).
Salah satu contoh senyawa kompleks adalah senyawa kompleks besi (II) dengan o-fenantrolina. Menurut Bassett, Denney, Jeffery, dan Mendham, besi (II) dapat ditetapkan kadarnya menggunakan pereaksi o-fenantrolina. Besi (II) bereaksi dengan o-fenantrolina membentuk kompleks merah-jingga
2+
[(C H N ) Fe] dalam larutan sedikit asam. Besi (III) tidak bereaksi membentuk
12
8
2
3
9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompleks dengan o-fenantrolina (Anonim, 2001). Dalam analisis ini, perlu ditambahkan suatu agen pereduksi seperti hidrokuinon sebab besi (II) dapat mudah tereduksi menjadi besi (III) dengan adanya suatu asam dan air (Anonim, 2001). Menurut Daniel, pH dijaga agar mendekati nilai 3,5 agar kompleks yang dihasilkan dapat optimal dan stabil. Namun demikian intensitas dari larutan senyawa kompleks tersebut tidak bergantung pada pH 2-9.Untuk mengontrol tingkat keasaman dari larutan dan menjaga pH dapat ditambahkan larutan natrium asetat (Anonim, 2008).
2+
Reaksi pembentukan senyawa kompleks [(C H N ) Fe] adalah sebagai
12
8
2
3
- + berikut (Harris, D.C., 1999) : 3+ 2+ HO OH O O
2Fe
2Fe
2H
Hidrokuinon Kuinon
N 2+ 2+Fe Fe
3 N N N o-phenanthroline lambda max = 508nm
Gambar 3. Reaksi pembentukan senyawa kompleks besi(II) dan o-
fenantrolina
2+Daya serap molar dari kompleks [(C H N ) Fe] adalah 11.100 L/mol-
12
8
2
3
cm pada panjang gelombang serapan maksimum, = 508nm. Nilai yang sangat
max
besar ini menandakan bahwa kompleks menyerap sangat kuat. Kompleks ini
10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangat stabil dan intensitas warnanya tidak berubah dalam waktu yang lama (Anonim, 2005).
D. Spektrofotometri Visibel
1. Deskripsi umum
Spektrofotometri visibel adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Spektrofotometri visibel termasuk dalam spektrofotometri serapan yang melakukan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik (REM) dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Pada awalnya, pengukuran spektrofotometri pada daerah visibel disebut kolorimetri tetapi istilah “kolorimetri” lebih tepat digunakan untuk persepsi tentang warna (Anonim, 1995).
2. Interaksi elektron dengan radiasi elektromagnetik (REM)
Dalam metode spektrofotometeri, larutan sampel akan mengabsorpsi REM dengan energi yang sesuai dan jumlah yang diserap tersebut berhubungan dengan konsentrasi dari analit dalam larutan. Suatu molekul mengabsorpsi photon dengan energi yang sesuai untuk menjalani suatu transisi (Christian, G.D., 2004). Jenis – jenis absorpsi yang dapat terjadi antara lain:
a. Absorpsi yang melibatkan transisi elektron , , dan n. Ada tiga macam distribusi elektron di dalam suatu senyawa organik secara umum yang selanjutnya dikenal sebagai orbital elektron pi ( ), sigma ( ), dan
11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
elektron tidak berpasangan (n). Apabila pada suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai elektron anti-bonding (Mulja dan Suharman, 1995).
Gambar 4. Tingkat energi elektronik molekul
Menurut Skoog et al, macam-macam transisi yang mungkin terjadi antara lain : 1) Transisi *. Dibutuhkan energi yang besar untuk menginduksi terjadinya transisi * dan terjadi pada daerah ultraviolet jauh ( <
180 nm) yang diberikan oleh ikatan tunggal kovalen dan menduduki orbital , sebagai contoh pada alkana yang memiliki ikatan karbon- karbon dan karbon-hidrogen (Skoog et al., 1994). 2) Transisi n *. Senyawa – senyawa jenuh yang mengandung atom dengan pasangan elektron bebas, seperti oksigen, nitrogen, belerang, atau halogen mampu melakukan transisi n *. Secara umum,
- energi transisi yang dibutuhkan lebih kecil daripada transisi dan memiliki panjang gelombang antara 150-250 nm (Skoog et al., 1998).
12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Transisi n *. Transisi dari jenis ini meliputi transisi elektron – elektron heteroatom tak berikatan ke orbital anti ikatan *. Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang dan intensitas rendah. Transisi n * menunjukkan pergeseran batoromik, yaitu pergeseran serapan menuju panjang gelombang yang lebih panjang (Skoog et al., 1998).
4) Transisi *. Transisi ini diberikan oleh ikatan rangkap dua dan tiga dari senyawa organik, yaitu dapat berupa alkena dan alkuna yang lebih mudah untuk tereksitasi dengan adanya radiasi elektromagnetik. Transisi ini juga yang paling mudah terbaca dan bertanggung jawab terhadap spektra elektronik pada panjang gelombang antara 200-700 nm. Dengan adanya konjugasi antara dua atau lebih kromofor maka dapat menggeser panjang gelombang serapan maksimum pada panjang gelombang yang lebih panjang (Skoog et al.,1998).
b. Absorpsi yang melibatkan transisi elektron d dan f. Transisi ini kebanyakan terjadi pada logam transisi. Untuk golongan lanthanide dan actinide proses absorbsi dihasilkan oleh transisi elektronik dari elektron 4f dan 5f. Untuk logam transisi seri pertama dan kedua, transisi elektronik dari elektron 3d dan 4d yang bertanggung jawab terhadap proses absorpsinya. Logam transisi memiliki orbital d yang masih kosong sebagian (3d dan 4d) yang masing – masing dapat mengakomodasi sepasang elektron dan berikatan dengan suatu ligan membentuk
13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompleks serta menghasilkan spektra tertentu. Berikut ini merupakan
urutan ligan berdasarkan kekuatan medan yang ditimbulkannya I < Br <
2- - - - -
Cl < F < OH < C O ~ H O < SCN < NH < etilendiamina < o-
2
4
2
3
fenantrolina < NO < CN . Semakin besar kekuatan medannya maka
2
panjang gelombang serapan maksimumnya menurun sebab energinya meningkat (Skoog et al, 1998).
c. Absorpsi yang melibatkan charge transfer. Absorpsi tipe ini sangat penting dalam suatu analisis, karena mempunyai daya serap molar yang sangat besar ( > 10.000). Oleh karena itu, kompleks ini mempunyai
max
sensitifitas yang tinggi. Kompleks – kompleks anorganik yang melakukan absorpsi dengan charge transfer biasanya disebut kompleks . Contoh dari kompleks ini antara lain adalah kompleks
charge transfer
tiosianat dan fenol dengan besi (III), kompleks o-fenantrolina dengan besi (II), kompleks heksasianoferat(II) / heksasianoferat (III) yang bertanggung jawab atas warna Prussian blue (Skoog et al, 1998). Pada umumnya kompleks charge transfer yang melibatkan suatu ion logam, logam bertindak sebagai penerima elektron (acceptor) dan ligan sebagai donor elektron terkecuali untuk kompleks besi(II) dengan o-fenantrolina dimana ligannya merupakan penerima elektron sedangkan ion logam berperan sebagai donor elektron (Skoog et al, 1998).
3. Analisis kuantitatif dengan spektrofotometri visibel
Besarnya radiasi elektromagnetik (monokromatik) yang dapat diserap oleh kromofor dapat digambarkan dengan dua hukum klasik, yaitu hukum
14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lambert dan Beer. Hukum Lambert menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Hukum Beer menyatakan bahwa intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier (Bassett et al, 1994).
Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis selalu melibatkan pembacaan serapan radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetik yang diteruskan. Keduanya dikenal sebagai serapan (A) tanpa satuan dan transmitan dengan satuan persen (%T) (Mulja dan Suharman, 1995).
Bouger, Lambert dan Beer membuat formula secara matematik hubungan antara transmitan atau serapan terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal kuvet yang mengabsorpsi sebagai : . .
= = 10
1
= = . .dimana: T = persen transmitan; I = intensitas radiasi yang datang; I = intensitas
o t
- 1 -1
radiasi yang diteruskan; = daya serap molar (Lt.mol cm ); c = konsentrasi
ε
- 1 (mol Lt ); b = tebal kuvet (cm); dan A = serapan (Mulja dan Suharman, 1995).
Menurut Farmakope Indonesia edisi ke-IV tahun 1995, hubungan antara transmitan atau serapan terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal kuvet dinyatakan sebagai :
Log (1/T) = A = abc = bc
10
15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimana : A = serapan (logaritma dasar 10 dari kebalikan transmitan (T); a = daya serap (hasil bagi serapan (A) dibagi dengan hasil perkalian kadar yang dinyatakan dalam g per liter zat (c) dan panjang sel dalam cm (b); = daya serap molar (hasil bagi serapan (A) dengan perkalian kadar zat, dinyatakan dalam mol per liter, dan panjang serapan dalam cm. Serapan jenis yang diberi simbol A (1 %, 1 cm) adalah serapan dari larutan 1 % zat terlarut dalam sel dengan ketebalan 1 cm. Harga serapan jenis pada panjang gelombang tertentu dalam suatu pelarut merupakan sifat dari zat terlarut.
Untuk pembacaan serapan (A) atau transmitan (T) pada daerah yang terbatas, kesalahan penentuan kadar hasil analisis dinyatakan sebagai :
0,4343
= .
log
T adalah harga rentang skala transmitan terkecil dari alat yang masih dapat
∆
terbaca pada analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Pembacaan A(0,2- 0,8) atau %T (15%-65%) akan memberikan persentase kesalahan analisis yang dapat diterima (0,5-1%) untuk T = 1% (Mulja dan Suharman, 1995).
∆
E. Validitas Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Validasi metode analisis diartikan sebagai suatu prosedur yang digunakan untuk membuktikan bahwa metode analisis tersebut dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai. Metode
16