MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 - Test Repository

  

MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA

MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2016

SKRIPSI

  

Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

  Oleh :

LULUK SURYANINGSIH

  

_______________________________________

NIM : 111-12-099

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ُناْرُقلا َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِّيِبَّنلا ُقُلُخ َناَك

  

“Akhlaq nabi saw adalah Al-Qur’an” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)

Diambil dari buku Halim dengan judul menghias diri dengan akhlaq terpuji (2000: 1)

  

PERSEMBAHAN

  Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat dalam kupersembakan karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa merasakan hidup seperti saat ini. Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku berkarya.

  Terimakasih buat… Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)

  “You are the light that shines mylife Thank you for all you have given to me

  Withouth you, I can’t do anything”

  Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta kakak dan adik, yang selalu memberikan motivasi dan semangat di setiap hari. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil yang dengan ketelatenan dan kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil maksimal sebagaimana impian penulis.

  Untuk semua keluarga MTs Terpadu Al-Hikmah yang telah membantu tersusunnya skripsi ini.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Mufiq. S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Bapak H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA., selaku pembimbing akademik (PA) yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.

  6. Segenap Dosen, Staff dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.

  7. M. Abdul Mudhofar, S.Pd.I selaku kepala MTs TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali dan para guru yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.

  8. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda Basuni dan Ibunda Sumiyati serta kakakku Durrotul Yatimah dan adikku Umi Khasanah, terima kasih sedalam- dalamnya penulis ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti mereka curahkan kepada penulis. Dan juga membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  9. Terimakasih kepada para sahabat: khususnya Ulum Muhfaidah yang tiada henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh sahabat PAI C yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Teman-teman PAI angkatan 2012. Dan kepada Puji Rohmatin, Fauziatul Hasanah dan Hening Retno Asturini yang selalu menemani penulis. Semoga tali silaturahhim diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.

  10. Seluruh rekan-rekan dan Pengurus HMI Cabang Salatiga, khususnya M. Eko Prasetyo, Sri Jarwati, A. Mahfud Rosyidi. Jazakumullah khoiron katsir telah menghadirkan semangat dalam setiap langkah. Semoga dapat memberikan manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang lain atas ilmu-ilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi.

  Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat

  

ABSTRAK

Suryaningsih, Luluk. 2016. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-

Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.

  Kata kunci: Model, Pembinaan, Akhlaq

  MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede merupakan sekolah yang memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan yang diterapkan di MTS Terpadu Al-Hikmah dapat dijadikan contoh bagi sekolah lain untuk mewujudkan generasi yang berakhlaq mulia.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana model pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: menggunakan sistem boarding school Strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al- Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 antara lain: Halaqoh, Orang Tua Asuh, Memberikan Motivasi, Memberikan Teladan, Memberi Nasihat, Pembiasaan Yang Baik, dan Mendidik Melalui Kedisiplinan Faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 antara lain: Faktor yang mendukung dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: Pembiayaan dan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, lingkungan, dan sistem boarding. b.

  Faktor yang menghambat dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), karakter siswa yang berbeda-beda, dan pemberian sanksi atau hukuman belum maksimal.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Nota Pembimbing ............................................................................. ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Deklarasi .......................................................................................................... iv Motto ................................................................................................................ v Persembahan .................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................. vii Abstrak ............................................................................................................ x Daftar Isi .......................................................................................................... xi Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv Daftar lampiran ................................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Fokus Penelitian .....................................................................

  3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3

  D. Definisi Operasional ............................................................... 5

  E. Metode Penelitian ................................................................... 7

  F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................. 15

  BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Model Pembinaan Akhlak ........................................ 17 B. Ruang Lingkup Akhlak ..........................................................

  19 C. Strategi Pembinaan Akhlak .................................................... 28

  D. Alat Yang Efektif Dalam Pembinaan Akhlak ........................ 33

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali .......................................... 38 1. Profil MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ........... 38 2. Visi, Misi dan Tujuan MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ..................................................................... 39 3. Struktur Organisasi MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ..................................................................... 40 4. Program Kegiatan MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ..................................................................... 41 5. Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTS TERPADU Al- Hikmah Karanggede .......................................................

  42 6. Keadaan Guru Dan Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah

  Karanggede ..................................................................... 43

  B. Temuan Data Penelitian ........................................................ 45 1.

  Kondisi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede ............. 45 2. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al- Hikmah Karanggede .......................................................

  46 3. Strategi Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al- Hikmah Karanggede .......................................................

  49 4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan

  Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede .... 53

  BAB IV ANALISIS DATA A. Model Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al- Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ........ 60 B. Strategi Yang Digunakan Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ............................................................

  61 C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 .......................................... 70

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 77 B. Saran ..................................................................................... 78 C. Penutup.................................................................................. 79

Daftar Pustaka ................................................................................................ 80

Lampiran-lampiran ........................................................................................ 81

  Daftar Bagan dan Tabel

Bagan 3.1 Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah KaranggedeTabel 3.1 Sarana dan Prasarana MTs Terpadu Al-Hikmah KaranggedeTabel 3.2 Daftar Guru dan KaryawanTabel 3.3 Jumlah Siswa

  Daftar Lampiran 1.

  Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Pernyataan Telah Meneliti 4. Lembar Konsultasi 5. Laporan SKK 6. Pedoman Wawancara 7. Transkip Wawancara 8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi

  (IPTEK) akan terus menerus mengalami kemajuan. Hadirnya era modernisasi menimbulkan berbagai dampak yang cukup signifikan bagi kalangan masyarakat baik dampak positif ataupun dampak negatif. Kecanggihan teknologi memudahkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Misalnya peristiwa dibelahan dunia manapun dapat kita ketahui melalui situs internet, faxmile, film, buku, dan sebagainya. Tentu dengan segala konsekuensi dan dampak negatifnya. Dampak yang negatif seperti meningkatnya angka kriminalitas, sebagai contoh yaitu tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika, minuman keras, dan pola hidup yang materealistik dan hidonistik semakin menjadi-jadi bahkan dijadikan trend hidup di era saat ini.

  Perkembangan zaman telah banyak merubah gaya hidup seseorang, terutama dikalangan remaja. Kebanyakan remaja sangat aktif memanfaatkan teknologi saat ini dan sebagian dari mereka belum dapat memanfaatkan teknologi secara positif. Kehidupan remaja saat ini sering dihadapkan pada permasalahan yang begitu kompleks. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah semakin menurunnya tatakrama kehidupan terutama dalam segi tingkah laku atau akhlaqnya, baik itu didalam sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat, yang mengakibatkan munculnya berbagai perilaku negatif di lingkungan masyarakat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari kita semua. Seperti yang sering kita temui terjadi banyak kasus penyimpangan norma, baik itu norma agama ataupun sosial, yang berupa tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya. Oleh karena itu akhlaq merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini.

  Kedudukan akhlaq dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok menempati posisi yang sangat penting, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada akhlaq yang dimiliki. Jika akhlaqnya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya. Tetapi, jika akhlaqnya rusak, maka akan rusak pula kehidupan masyarakat tersebut (Abdullah, 2007: 1). Oleh karena itu, untuk mengembalikan akhlaq menjadi lebih baik lagi dan mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman, dunia pendidikan memiliki tugas pokok yaitu membina siswanya agar memiliki akhlaq yang lebih baik lagi.

  Upaya pembinaan akhlak juga selaras dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hasbullah, 2009: 310).

  Dalam rangka pembinaan akhlak, sebuah lembaga pendidikan diharapkan mampu mencetak para generasi muda agar memiliki akhlak yang baik. Artinya pembinaan akhlak di sekolah harus mampu melatih dan membimbing siswa ke arah perkembangan yang positif. Karena sekolah bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak siswa yang unggul dalam bidang akademik saja, akan tetapi juga dari segi perilaku atau akhlaqnya.

  Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang model pembinaan akhlaq yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede.

  Peneliti bermaksud mengangkatnya ke dalam penulisan skripsi dengan judul

  “MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTs Terpadu AL-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya adalah:

1. Bagaimana model pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah

  Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016? 2. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs

  Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun

  2016? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana model pembinaan akhlaq siswa yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016? 2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali

  Tahun 2016? 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten

  Boyolali Tahun 2016? Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat bagi para guru dan seluruh anggota sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan atau manajemen pendidikan, khususnya dalam pembinaan akhlaq siswa. Lebih jauh penilitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembinaan akhlaq siswa.

  2. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk bahan masukan bagi pembaca mengenai model pembinaan akhlaq di sekolah. Sebagai bahan referensi riset dan kajian dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pembinaan akhlaq siswa. Selain itu juga manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah lainnya dalam upaya pembinaan akhlaq bagi para pelajar.

D. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagi berikut:

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan didefinisikan sebagai kegiatan membangun, mendirikan, mengusahakan supaya menjadi lebih baik. Secara etimologi pembinaan berarti proses dan cara; penyempurnaan, pembaharuan, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 152). Dengan demikian secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu.

  Akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As., 2002:1).

  Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan perlu dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang baik.

  Di samping istilah akhlaq juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Q ur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat (Ilyas, 2007: 3).

  Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada beberapa definisi tentang akhlaq, diantaranya:

1. Menurut Imam Al-Ghazali:

  Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

  2. Menurut pendapat Mahmud (2004: 26-27) kata khuluqiyah “akhlaq” atau lazim disebut dengan moral adalah sebuah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan akhlaq merupakan suatu usaha untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk membentuk perilaku seseorang agar menjadi baik dan mulia dengan dasar Al- Qur‟an dan As-Sunnah.

E. Metode Penelitian

  Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh secara optimal.

  1. Pendekatan dan Jenis penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009: 90).

  Ruslan (2010: 133) berpendapat bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis dibandingkan dengan angka- angka. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif dengan jenis penelitian lapangan.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama pengambil data. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai penjelasan alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan atau informasi (Leo, 2013: 97) 3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede. Yang beralamat di Jl. Sawungrono Trayon kebonan kecamatan karanggede kabupaten Boyolali.

4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dalam Moleong (2009: 157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

  Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai pembinaan akhlaq siswa melalui di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

  Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan subjek adalah pengasuh dan guru.

  Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu: a.

  Data primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data asli atau data baru. Sumber langsung diperoleh dengan cara observasi dan mewawancarai pengasuh dan guru MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 b. Data sekunder

  Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara (interview) dikenal pula dengan istilah

  Wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014: 317).

  Sedangkan menurut Asmani (2011: 122) Metode wawancara (interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

  Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009: 187)

  Interview atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali tahun 2016.

  b.

  Metode Obsevasi Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).

  Metode observasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995: 136). Sedangkan observasi sendiri dibagi menjadi tiga yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi terus terang dan tersamar, yaitu peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

  Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 234).

  Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa, guru, sekolah dan sebagainya di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016

6. Metode Analisis Data

  Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit- unit menyusun kedalam suatu pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334).

  Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai (Imam dan Tobroni, 2003: 134).

  Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang terbentuk uraian kemudian penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian.

  Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikiran pada penelitian adalah sebagai berikut: a.

  Reduksi Data Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338). Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai dengan tipologi data tersebut. hasil data ataupun informasi yang diperoleh disusun secara sistematis dan diidentifikasi secara sederhana agar memperoleh gambar yang sesuai dengan tujuan penelitian.

  b.

  Menyusun kategorisasi Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009: 288).

  Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah berdasarkan kategori masing-masing menurut fokus masalahnya.

  c.

  Sintesisasi Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu kategori dengan ketegori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis melakukan penanganan suatu obyek tertentu dengan cara menggabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, sehingga data benar-benar dapat diuji kebenarannya. Ada dua macam triangulasi yang digunakan yaitu: a.

  Triangulasi Sumber data Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama ( Sugiyono,

  2014: 241).

  b.

  Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong, 2009: 331).

  8. Tahap- tahap penelitian Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

  Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan, setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.

  Tahap ketiga selanjutnya pengecekan dan memeriksa keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan pada subyek dan informan. Jika terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

  Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini hendaknya dijelaskan pada rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap-tahap penulisan yang akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulisan kepada MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : LANDASAN TEORI, yang berisi tentang definisi model pembinaan akhlaq, ruang lingkup akhlaq, strategi pembinaan akhlaq, alat yang efektif dalam pembinaan akhlaq.

  BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Merupakan pembahasan tentang gambaran umum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali yang meliputi Profil MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, Visi, Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi MTs Terpadu Al- Hikmah Karanggede, Program kegiatan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, keadaan guru, karyawan, pembina asrama dan siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, dan temuan data penelitian.

  BAB IV : ANALISIS, Kemudian dalam bab IV ini membahas mengenai analisis data yang meliputi : Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

  BAB V : PENUTUP, di dalam bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran yang mendukung isi dari skripsi, kemudian daftar pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembinaan Akhlaq Model dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 751) adalah pola (contoh, acuan, ragam,dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Pembinaan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 152) adalah

  usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk (2008: 153) pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

  Sedangkan menurut Thoha (1987) dalam (Sarbaini, 2016: http:// www.slideshare.net/iniabras/pembinaan-kepatuhan-peserta-didik-di-sekolah.) mengemukakan pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya perkembangan dalam bentuk kemajuan, pertumbuhan atau peningkatan terhadap sesuatu. Dengan demikian secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu.

  Secara etimologis akhlalq (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari

  khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar

  dari kata kholaqo yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), Makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kesamaan kata akar tersebut mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak akhlaq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan) (Ilyas, 2007: 1).

  Sedangkan akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As., 2002:1). Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan perlu dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang mulia.

  Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada beberapa definisi tentang akhlak, diantaranya:

1. Menurut Imam Al-Ghazali:

  Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

  2. Menurut Abdul Karim Zaidan akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.

  3. Menurut Ibnu Miskawaih dalam Syafaat, dkk (2008: 59) akhlaq merupakan sikap seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).

  Di samping istilah akhlaq juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-

  Qur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat (Ilyas, 2007: 3).

  Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembinaan akhlaq merupakan suatu pola usaha untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk membentuk perilaku seseorang agar menjadi baik dan mulia dengan dasar Al-

  Qur‟an dan As-Sunnah.

B. Ruang Lingkup Akhlaq

  Dilihat dari ruang lingkupnya, akhlaq islami dibagi menjadi dua yaitu akhlaq terhadap Sang Khalik (Allah Swt) dan akhlaq terhadap makhluq (ciptaan Allah). Akhlaq terhadap makhluq ada beberapa rincian diantaranya akhlaq terhadap manusia, akhlaq terhadap makhluq hidup selain manusia (seperti hewan dan tumbuhan), serta akhlaq terhadap benda mati (Zuchdi, 2009: 88).

  Dalam Islam, Al- Qur‟an dan hadits yang menjadi sumber pelajaran bagi seorang muslim telah menjelaskan nilai-nilai etika Islam. Sebagian akhlaq baik tersebut misalnya dapat diklasifikasi sebagai berikut: 1.

  Akhlaq terhadap Allah swt Akhlaq terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluq, kepada Tuhan sebagai sang Khalik. Manusia sebagai seorang mahkluk memiliki sejumlah kewajiban kepada Tuhannya. Beberapa akhlaq yang harus dimiliki seorang manusia kepada Allah sebagai berikut: beribadah kepada Allah swt. Ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu

  Pertama,

  ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Ibadah qalbiyah atau ibadah yang dikaitkan dengan hati seperti rasa khauf (takut),

  raja’ (mengharap),

mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), dan rahbah (takut). Ibadah

lisanniyah (Lisan) atau ibadah yang dikaitkan dengan lisan seperti tasbih,

  tahlil, tahmid, dan syukur. Sedangkan ibadah badaniyah atau ibadah yang dikaitkan dengan fisik atau perbuatan seperti shalat, zakat, puasa, haji dan jihad (Salamullah, 2008: 4).

  

Kedua, yaitu cinta kepada Allah. Mencintai Allah swt bisa dipupuk

  melalui perenungan terhadap tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di seluruh ufuk alam semesta. Pada saat yang sama, kecintaan kepada Allah bisa dimanifestasikan ke dalam bentuk amal saleh dan akhlaqul karimah di dalam segenap aspek kehidupan. Mencinta manusia dengan sepenuh hati merupakan bagian dari bentuk cinta kepada Allah swt (Salamullah, 2008: 12).

  

Ketiga, mengesakan Allah. Setelah mempercayai keberadaan Tuhan,

  setiap muslim wajib beriman bahwa Tuhan itu Esa (Salamullah, 2008: 15). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 110:

  ِِّٔبَس َءاَقِى ُ٘جْشَٝ َُاَم َََِْف ٌذِحاَٗ ٌَٔىِإ ٌُْنَُٖىِإ اََََّّأ ََّٜىِإ َٚحُ٘ٝ ٌُْنُيْث ٍِ ٌشَشَب اََّأ اَََِّّإ ْوُق اًذَحَأ ِِّٔبَس ِةَداَبِعِب ْكِشْشُٝ لاَٗ اًحِىاَص لاَََع ْوََْعَْٞيَف Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

  Manusia sebagai hamba Allah diharuskan mempunyai akhlaq yang baik kepada Allah. Karena kita sebagai manusia diciptakan atas kehendak- Nya, dan sebagai rasa syukur kita kepada Allah sudah sepantasnya kita berakhlaq baik kepada Allah. Salah satunya dengan mengesakan Allah yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Dari ayat di atas, manusia diperintahkan untuk mengerjakan amal perbuatan yang saleh yaitu sesuai dengan perintah Allah dan dalam beribadah kepada-Nya jangan sampai kita mempersekutukan Allah.

  Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, berkenaan dengan akhlaq kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memuji-Nya.

  Selanjutnya mencintai Allah yang bisa dipupuk dengan merenungi tanda kebesaran Allah. Serta sikap tersebut diteruskan dengan senantiasa bertawakal kepada-Nya, yaitu menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai diri manusia.

2. Akhlaq terhadap Rasulullah saw

  Akhlaq terhadap Rasul adalah beriman kepada Rasul. Dikatakan iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, akan tetapi harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Amal perbuatan yang dijelaskan dalam Al-Q ur‟an dan Hadits, tentang bagaimana bersikap kepada Rasulullah saw, itulah yang dinamakan akhlaq terhadap Rasulullah.

  Dalam hal beriman kepada Rasul, Allah memerintahkan manusia agar meneladani yang dicontohkan Rasulullah saw. Sebagai Nabi terakhir, Nabi Muhammad diberi tugas membawa wahyu dan risalah yang berisi pokok-pokok aqidah, ibadah, dan akhlaq yang berlaku sepanjang masa yang wajib diteladani setiap muslim (Ghuddah, 2015: 81). Sebagaimana firman Allah Swt di dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:

  َُاَم ْذَقَى َ َّاللَّ َشَمَرَٗ َشِخٟا ًََْْ٘ٞىاَٗ َ َّاللَّ ُ٘جْشَٝ َُاَم ََِِْى ٌتََْسَح ٌةَْ٘سُأ ِ َّاللَّ ِهُ٘سَس ِٜف ٌُْنَى اًشِٞثَم

  Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa Rasulullah merupakan teladan bagi umatnya dalam segala budi pekerti, perbuatan, dan kondisi beliau. Akhlaq tersebut merupakan akhlaq yang harus dimilik oleh setiap muslim dan muslimah untuk membuktikan bahwa ia benar-benar meneladani sikap Rasul dan dijadikannya sebagai contoh dalam bersikap dan berperilaku.

  Menurut Salamullah (2008: 33) di antara akhlaq utama yang perlu kita tunjukkan kepada Rasulullah saw adalah sebagai berikut: a.

  Mengimani dan menjalankan ajaran Rasulullah saw.

  b.

  Mencintai Rasulullah saw.

  c.

  Meneladani akhlaq Rasulullah saw

3. Akhlaq terhadap sesama manusia

  Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al- Qur‟an berkaitan dengan akhlaq terhadap sesama manusia, di antaranya sebagai berikut: a.

  Akhlaq terhadap orang tua Mencintai orang tua sama halnya kita mencintai Allah dan Rasul- Nya. Sebaliknya, bila kita tidak mencintai orang tua, maka sia-sia lah kita beribadah kepada Allah Swt (Sanusi, 2013: 20). Cara mencintai orang tua salah satunya dengan patuh dan taat terhadap perintah orang tua.

  Sebagai seorang anak wajib patuh dan taat terhadap perintah orang tua dan tidak durhaka kepada mereka. Terutama kepada ibu yang telah mengandung, melahirkan serta membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa batas. Begitu pula seorang ayah yang berperan besar, ia bertanggung jawab untuk hal-hal yang bersifat finansial dan harus menghidupi keluarganya seperti pendidikan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu seorang anak dituntun untuk berbakti kepada kedua orang tua, bersikap baik meskipun ia kurang menyenangkan hatinya, bertutur kata lembut dan mulia, berbuat baik kepada orang tua. Seperti halnya yang diajarkan dalam kitab suci (Al-

  Qur‟an) yang mengajarkan bahwa kita harus berbicara dengan tutur kata yang lembut, sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S. Al-

  Isra‟ ayat 23-24 sebagai berikut:

  }

  32 { لاُٗزْخٍَ اًٍٍُْ٘زٍَ َذُعْقَخَف َشَخآ اًَٖىِإ ِ َّاللَّ َعٍَ ْوَعْجَح لا

Dokumen yang terkait

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

0 0 66

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

0 0 25

KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

0 0 21

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK (STUDI KASUS DI MTS NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006) - Test Repository

0 2 85

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 1 117

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJARAN SKI (SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM) SISWA KELAS IV DI MI SRANTEN KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 0 140

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN FIQIH PADA KURIKULUM (KTSP) DI MTsN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 96

UPAYA GURU PAI DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI

0 0 149

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syara

0 0 133

PROBLEM MENGHAFAL JUZ’AMA DAN STRATEGINYA PADA SISWA MTS MA’ARIF ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017

0 2 118