PROBLEM MENGHAFAL JUZ’AMA DAN STRATEGINYA PADA SISWA MTS MA’ARIF ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017

  

PROBLEM MENGHAFAL JUZ’AMA DAN STRATEGINYA

PADA SISWA MTS MA’ARIF ANDONG

  

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2017

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Oleh:

  

UMI KHARISAH

NIM : 111-13-174

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

ُنا ْرُقلا َمَّلَس َو ِهٌَْلَع ُالله ىَّلَص ًِِّبَّنلا ُقُلُخ َناَك

  

“Akhlaq Nabi SAW. adalah Al-Qur’an” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)

Diambil dari buku Halim dengan judul menghias diri dengan akhlaq terpuji (2000: 1)

  

PERSEMBAHAN

  Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat dalam kupersembakan karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa merasakan hidup seperti saat ini. Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku berkarya.

  Terimakasih buat… Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)

  “You are the light that shines mylife Thank you for all you have given to me

  Withouth you, I can’t do anything”

  Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta kakak dan adik, yang selalu memberikan motivasi dan semangat di setiap hari. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. yang dengan ketelatenan dan kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil maksimal sebagaimana impian penulis.

  Untuk semua keluarga MTs Ma’arif Andong Kabupaten Boyolali yang telah membantu tersusunnya skripsi ini.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam dan selaku pembimbing akademik (PA) yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.

  4. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Segenap Dosen, Staff dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.

  6. Bapak Amri S.Pd.I., selaku kepala MTsMa‟arif Andong Kabupaten Boyolali dan para guru yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.

  7. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda Sodik dan IbundaMujiyatmi serta adikku Mohammad Amin Sya‟roni, terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti mereka curahkan kepada penulis.Dan juga membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  8. Terimakasih kepada para sahabat: khususnya Joko Supriyanto yang tiada henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh sahabat PAI yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu angkatan 2013. Dan kepada Puji Rohmatinyang selalu menemani penulis. Semoga tali silaturahhim diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.

  Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.

  

ABSTRAK

Kharisah, Umi. 2017.Problem Menghafal Juz ’ama Dan Strateginya Pada Siswa

Mts Ma’arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M. Ag.

  Kata kunci:

  Problem, Strategi, Juz‟ama MTs Ma‟arif Andong Boyolali merupakan sekolah yang memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan yang diterapkan di MTs Ma‟arif Andong Boyolali dapat dijadikan contoh bagi sekolah lain untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apa problem yang dialami dalam menghafal Juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017?, Bagaimana strategi yang digunakan guru Al-

  Qur‟an Hadist dalam mengatasi problem menghafal juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: problem yang dialami sekolah dalam pelaksanaan program tahf idz Juz‟ama yaitu pada latar belakangsiswa. Siswa baru yang masuk MTs yang berasal dari lulusan SD murni sama sekali tidak bisa membaca Al-

  Qur‟an. Problem yang dialami siswa saat hafalan yaitu faktor lingkungan, kurangnya waktu hafalan, dan Gangguan dari teman. Itu sangat berpengaruh pada proses hafalan siswa,Siswa jadi tidak konsentrasi untuk menghafal.

  Faktor dari dalam diri siswa yaitu salah satunya karena malas, ngantuk, tidak niat. Strategi hafalan yang digunakan siswa yaitu dengan metode (thariqah

  

wahdah )yaitu menghafal secara berulang-ulang atau dengan cara membaca setiap

  ayat 10-20 kali, sampai hafal diluar kepala. Begitu seterusnya pada ayat-ayat berikutnya.

  Untuk program tahfidz di MTs Ma‟arif Andong Boyolali sekolah mengadakan wisuda tahfidz untuk setiap tahunnya, tujuannya agar siswa lebih bersemangat dalam hafalan juga sekolah memberikan reward yang berupa piagam atau sertifikat tahfidz Juz‟ama.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Nota Pembimbing ............................................................................. ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Deklarasi .......................................................................................................... iv Motto ............................................................................................................... v Persembahan .................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................. vii Abstrak ............................................................................................................ x Daftar Isi .......................................................................................................... Xi Daftar Tabel ..................................................................................................... Xiv Daftar lampiran ................................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Fokus Penelitian ..................................................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5 D. Definisi Operasional ............................................................... 6 E. Metode Penelitian ................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................. 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Menghafal Al- Qur‟an.............................................................. 19 B. Problem Menghafal Juz‟ama .................................................. 19 C. Strategi Menghafal ................................................................

  23

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017 .......................... 30 1. Sejarah Berdirinya…………........................................... 30 2. Keadaan Pembelajaran Tahfidz...................................... 32 3. Letak Geografis .............................................................. 33 4. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................... 34 5. Struktur Organisasi .......................................................... 34 6. Sarana dan Prasarana ....................................................... 36 B. Temuan Data Penelitian ........................................................ 37 1. Kondisi MTs Ma‟arif Andong ........................................ 37 2. Problem-problem yang dialami ....................................... 40 3. Strategi Yang Digunakan Guru …................................... 42 4. Strategi Yang Digunakan Siswa ...................................... 43 5. Faktor Penghambat .......................................................... 43 6. Jumlah Kelulusan ............................................................ 44 BAB IV ANALISIS DATA

  1. Problem Menghafal Juz‟ama Pada Siswa di MTs Ma‟arif

  Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017 ............................ 45 a.

  Latar Belakang Siswa

  45 b. Gangguan Lingkungan

  46 c. Kurangnya Waktu

  46

  2. Strategi Menghafal Juz‟ama di MTs Ma‟arif Andong

  47

  Kabupaten Boyolali Tahun 2017 ..........................................

  BAB V PENUTUP

  55 A. Kesimpulan ........................................................................... 55

  B. Saran ..................................................................................... 56

  C. Penutup.................................................................................. 58

  Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

  Daftar Bagan dan Tabel

  Bagan3.1 Struktur Organisasi MTs Ma‟arif Andong Boyolali

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana MTs

  Ma‟arif Andong Boyolali

  Daftar Lampiran 1.

  Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Pernyataan Telah Meneliti 4. Lembar Konsultasi 5. Laporan SKK 6. Pedoman Wawancara 7. TranskipWawancara 8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyikapi perkembangan pada era globalisasi ini yang semakin

  pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan ulet, serta mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. Dalam mempersiapkan hal itu, maka dibutuhkan upaya pembentukan mental- mental yang tangguh melalui pendidikan.

  Pendidikan merupakan pengkondisian situasi pembelajaran bagi peserta didik guna memungkinkan mereka mempunyai kompetensi- kompetensi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dirinya sendiri maupun dalam bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Pendidikan merupakan pengalaman belajar seseorang sepanjang hidup, dan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan itu dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Artinya pendidikan dapat dilakukan tanpa mengenal batas usia, ruang, dan waktu. Setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang menunjang berlangsungnya proses pendidikan, maka dari itu perlu adanya peran guru.

  Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Pendidikan yang diselenggarakan harus mampu mencetak sumber daya manusia yang lebih siap untuk terjun dan berperan aktif dalam kehidupan nyata. Konkretnya, pendidikan itu harus mampu menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang mampu melayani dirinya sendiri dan orang lain serta dapat mengisi dan berperan aktif diberbagai sendi kehidupan serta kompetitif.

  Peran guru dalam pendidikan Agama Islam dan fungsi belajar dalam mengembangkan potensi termasuk dalam bidang pendidikan, yaitu meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah agar peserta didik mampu berperilaku positif, misalnya guru menjelaskan tentang bagaimana tata cara membaca Al-

  Qur‟an, peserta didik mampu membaca dengan benar, peserta didik mampu menghafal ayat-ayat Al- Qur‟an serta mengamalkannya.

  Di era sekarang ini sekolah-sekolah yang bertaraf pendidikan Islam banyak sekali yang mengadakan program-program hafalan ayat-ayat Al- Qur‟an. Dengan tujuan agar menghasilkan generasi yang berkualitas tinggi. Tidak hanya mendapatkan ilmu-ilmu umum saja namun juga mendapatkan nilai-nilai tersendiri dari hafalan-hafalannya tersebut sebagai kehidupan yang akan datang.

  Menghafal Al- Qur‟an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik di hadapan manusia terutama di hadapan Allah SWT. Banyak keutamaan maupun manfaat yang dapat diperoleh oleh sang penghafal. Baik keutamaan yang akan diperolehnya di dunia maupun di akhirat kelak. (Sugianto, 2004: 31)

  Namun tidak mudah bagi guru, terutama guru Al- Qur‟an Hadist dalam mendorong peserta didik untuk bisa belajar menghafal ayat-ayat Al-

  Qur‟an dengan cepat. Tentu prosesnya lebih lama dibandingkan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan umum yang disajikan berupa teori, pratek, dan lain sebagainya. Tidak lepas pula dari adanya hambatan dalam membimbing anak didik dalam hafalan. Guru Al-

  Qur‟an Hadist harus mempunyai ide kreatif sebagai kelancaran proses bimbingan hafalan. bagaimana strategi yang tepat agar peserta didik itu tidak mengalami kesulitan saat menghafal.

  Terdapat studi kasus di MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali peserta didik kesulitan dalam belajar menghafal ayat-ayat Al- Qur‟an.

  Dimana ada yang cepat dalam hafalan dan ada pula yang lambat sekali dalam hafalan karena kecepatan belajar tiap siswa itu berbeda-beda. Selain hambatan dari dalam diri siswa, ada pula faktor dari luar yang mempengaruhi cepat lambatnya siswa dalam menghafal. Disini guru Al- Qur‟an Hadist juga sangat berperan dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam menghafal ayat-ayat Al-

  Qur‟an terutama dalam program sekolah yaitu hafalan Al- Qur‟an juz ke 30 (Juz‟ama).

  Untuk memecahkan sejumlah problematika itu, maka guru diharapkan dapat lebih kreatif untuk dapat memberikan masukan sebagai terapi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para penghafal Al- Qur‟an pada umumnya dengan beberapa pendekatan. (Al-Hafidz, 2000: 41)

  Ada beberapa metode yang mungkin dapat dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Juz‟ama, dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi kepayahan dalam menghafal

  Juz‟ama. Setiap penghafal dapat memilih satu atau beberapa metode yang sesuai dengan kemampuannya, atau dipakai semua sebagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan. (Al-Hafidz, 2000: 63)

  Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang peran guru Al- Qur‟an Hadist dalam mengatasi problem mengahafal

  Juz‟ama di MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali. Peneliti bermaksud mengangkatnya ke dalam penulisan skripsi dengan judul “Problem

  Menghafal Juz’ama Dan Strateginya pada Siswa MTs Ma’arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017” .

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya adalah:

1. Apa problem yang dialami dalam menghafal Juz‟ama pada siswa MTs

  Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017? 2. Bagaimana strategi yang digunakan guru Al-Qur‟an Hadist dalam mengatasi proble m menghafal juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif

  Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas maka penelitian merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui problem apa yang dialami dalam menghafal Juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  2. Untuk mengetahui bagaimana strategi guru Al-Qur‟an Hadist yang digunakan dalam mengatasi problem menghafal Juz‟ama pada siswa kelas MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat bagi para guru dan seluruh anggota sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya tentang problem dan strategi guru Al-

  Qur‟an Hadist dalam menghafal J uz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  2. Manfaat praktis Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk bahan masukan bagi pembaca mengenai problem dan strategi guru Al-

  Qur‟an Hadist dalam menghafal Juz‟ama di Sekolah. Sebagai bahan referensi riset dan kajian dalam bidang pendidikan khususnya mengenai strategi guru Al- Qur‟an Hadist dalam mengatasi problem menghafal Juz‟ama.

  Selain itu juga manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah lainnya dalam mengatasi kesulitan belajar bagi para pelajar.

D. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini penelitian merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Problem

  Masalah problem) didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Bisa jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. (Vardiansyah, 2008: 70) 2. Menghafal Al-Qur‟an

  Menurut etimologi menghafal merupakan bahasa indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan. Mengahfal dalam bahasa arab berasal dari kata hafidzo-yahfazhu-

  hifzhon. Sedangkan Al-

  Qur‟an juga merupakan bahasa arab yang artinya bacaan atau yang dibaca. Hifzh Al-

  Qur’an merupakan susunan

  bentuk idlofah (mudlof dan mudlof ilaih) yang terdiri dari hifzh (mudlof) dan Al-

  Qur‟an (mudlof ilaih). Hifzh sendiri merupakan bentuk isim mashdar dari

  fi’il madli hafizho yang artinya memelihara, menjaga, dan menghafal.

  Menurut istilah, yang dimaksud dengan hifzhi al-

  Qur’an adalah

  menghafal Al- Qur‟an sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani mulai dari surat al-Fatihah hingga surat an-Nas dengan maksud beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil (dipindahkan) kepada kita dengan jalan mutawatir (Munjahid, 2007: 73-74).

  Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai materi yang asli (Djamarah, 2011: 29).

3. Strategi

  Strategi sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “Strategy” yang oleh As Hornby dalam Oxford Advance Leaners Dictionary (Oxford University Press, 1997 p 870) disebutkan sebagai “the art of planning

  operations in war, expecially of the movements of armies and navies into favourable position for fighting

  ” yang artinya “seni dalam gerakan-gerakan pasukan darat dan laut untuk menempati posisi-posisi yang menguntungkan alam pertempuran”. Strategi juga berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang artinya “the art of the general” seninya seorang jenderal/panglima (Darwis dkk, 1998: 195).

  Strategi adalah pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran (Eggen dan Kauchak, 2012: 6).

4. Juz‟ama

  Juz ke-30 atau lebih dikenal dengan sebutan JUZ AMMA, terdiri atas 37 surat yaitu dari surat ke-78 (an-Naba) hingga surat ke-114 (an- Naas) (Saksono, 1992: 58).

E. Metode Penelitian

  Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh secara optimal.

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009: 90). Ruslan (2010: 133) berpendapat bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis dibandingkan dengan angka-angka. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif dengan jenis penelitian lapangan.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama pengambil data. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat karena peneliti menjadi segalanya dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai penjelasan alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan atau informasi (Leo, 2013: 97).

  3. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTs Ma‟arif Andong Kabupaten

  Boyolali. Yang beralamat di Jl. Pesantren no 4, Karang Joho Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.

  4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dalam

  Moleong (2009: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai problem dan strategi menghafal Juz‟ama pada siswa di MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan subjek adalah guru.

  Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu: a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data asli atau data baru. Sumber baru diperoleh dengan cara observasi dan mewawancarai guru MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara (interview) dikenal pula dengan istilah

  Wawancara Menurut Esterberg wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014: 317).

  Sedangkan menurut Asmani (2011: 122) metode wawancara (interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.

  Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang dilakukan melalui pendekatan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009: 187).

  Interview atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang strategi guru PAI dalam mengatasi kesulitan menghafal Juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017. b.

  Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).

  Metode observasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995: 136). Sedangkan observasi sendiri dibagi menjadi tiga yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi terus terang dan tersamar, yaitu peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak dipersiapkan secara sitemastis tentang apa yang akan diobservasi.

  Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang problem menghafal juz‟ama dan strateginya pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya 9 (Arikunto, 2002: 234).

  Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa, guru, sekolah dan sebagainya di MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

6. Metode Analisis Data

  Analisis data menurut Bogdan adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

  Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit menyusun kedalam suatu pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334).

  Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai (Imam dan Tobroni, 2003: 134).

  Metode analisi data yang penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang terbentuk uraian kemudian penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian.

  Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikiran pada penelitian adalah sebagai berikut: a.

  Reduksi Data Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338). Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai dengan tipologi data tesebut. Hasil data ataupun informasi yang diperoleh disusun secara sistematis dan diidentifikasi secara sederhana agar memperoleh gambar yang sesuai dengan tujuan penelitian. b.

  Menyusun Kategorisasi Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009: 288). Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah berdasarkan kategorisasi masing-masing menurut fokus masalah.

  c.

  Sintesisasi Mensistesiskan merupakan mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis melakukan penanganan suatu obyek tertentu dengan cara menggabung- gabungkan pengertian yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, sehingga data benar-benar dapat diuji kebenarannya. Ada dua macam triangulasi yang digunakan yaitu: a.

  Triangulasi Sumber data Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono,

  2014: 241).

  b.

  Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong, 2009: 331).

8. Tahap-tahap Penelitian

  Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

  Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan, setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.

  Tahap ketiga selanjutnya pengecekkan dan memeriksa keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan pada subyek dan informan. Jika dapat ketidaksesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

  Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini hendaknya dijelaskan pada rancangan penulisan walupun tidak dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap- tahap penulisan yang akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulisan kepada MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut:

  1. Bagian muka, yang berisi tentang: Halaman Judul, nota pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi yang terdiri dari:

  BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang, Fokus Penelitian, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : LANDASAN TEORI, yang berisi tentang pengertian problem, strategi, dan mengenai pengertian menghafal Juz‟ama.

  BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, merupakan gambaran umum tentang gambaran umum MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali yang meliputi profil MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali, Visi, Misi, dan Tujuan, Struktur organis asi MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali, Program kegiatan MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali, Sarana dan Prasarana, keadaan guru, karyawan, Pembina asrama dan siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali dan temuan data penelitian.

  BAB IV : ANALISIS, kemudian dalam bab IV membahas mengenai analisis data yang meliputi : problem dan strategi dalam menghafal juz‟ama pada siswa MTs Ma‟arif Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2017.

  BAB V : PENUTUP, di dalam bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran yang mendukung isi dari skripsi, kemudian daftar pustaka.

3. Bagian Akhir, terdiri dari : Daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Menghafal al-Qur’an 1. Pengertian menghafal Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi

  verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai materi yang asli (Djamarah, 2011: 29).

2. Menghafal al-Qur‟an

  Menghafal Al- Qur‟an adalah menghafal sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani mulai dari surat al-Fatihah sampai dengan surat al-Nas dengan maksud beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil (dipindahkan) kepada kita dengan jalan mutawatir (Munjahid, 2007: 74).

B. Problem menghafal Juz’ama

  Problema yang dihadapi oleh orang yang sedang dalam proses menghafal Juz‟ama itu banyak dan bermacam-macam, mulai dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai kepada metode menghafal

  Juz‟ama itu sendiri. Problematika yang dihadapi oleh para penghafal Juz‟ama atu secara garis besarnya antara lain: a.

  Menghafal itu susah.

  Banyaknya kesibukan, dan lain-lain.

  Menambah semangat seorang penghafal Al-Qur‟an, karena ia akan semakin banyak mengulang dan membaca Al- Qur‟an.

  b.

  Al- Qur‟an yang hanya untuk sampingan dalam hidupnya.

  Menguji kapasitas iman seseorang hamba, apakah ia benar-benar ingin mendapatkan kemuliaan dengan menghafal Al- Qur‟an atau

  Karena itulah, jangan bersedih dan berputus asa hanya karena lupa beberapa ayat atau surat yang telah dihafalkan. Ada beberapa hikmah dan faedah yang terkandung dalam sifat lupa, diantaranya yaitu: a.

  Cepat Hafal Cepat Pula Lupa Problem lupa adalah hal biasa karena sifat lupa itu sudah bawaan lahir. Lupa adalah hal yang wajar terjadi pada siapapun.

  Ada beberapa problem mengahafal Al- Qur‟an diantaranya yaitu: 1.

  f.

  b.

  Gangguan-gangguan lingkungan.

  e.

  Gangguan-gangguan kejiwaan.

  d.

  Banyaknya ayat-ayat yang serupa.

  c.

  Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi.

  Dengan demikian, tabungan pahala akan bertambah pada setiap hurufnya. Andai saja seseorang tidak pernah lupa, orang akan bermalas- malasan dalam muraja‟ah,sehingga pahala besar tidak akan mungkin didapatkan.

  Tidak sedikit orang bertanya-tanya, apakah tidak berdosa bila seseorang telah hafal kemudian lupa? Lupa ada dua macam yaitu: a.

  Lupa yang manusiawi bukan karena kelalaian dan kesengajaan.

  Bila seseorang mengalami ini maka ia dimaafkan dan tidak berdosa.

  b.

  Lupa yang merupakan akibat dari kelalaian dan malas untuk muraja‟ah. Inilah lupa yang tercela dan seseoarang akan dihukum karenanya. Perlu anda ketahui bahwa penyebab utama malas, lalai, dan lupa hafalan adalah maksiat. Maka jika anda tergelincir dalam lembah maksiat bersegeralah iringi dengan tobat dan mengerjakan amal kebaikan. (Abdul Aziz, 2015: 139)

  Untuk melestarikan hafalan Al- Qur‟an dari kelupaan adalah dengan menciptakan kreativitas takrir secara teratur. Upaya ini merupakan faktor penting dalam rangka menjaga ayat-ayat Al-

  Qur‟an yang telah dihafalnya agar tidak hilanga. (Al-Hafidz, 2000: 85) Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:

  لثم اص بح نارقلا لثمك لاا لب ةلقعملا إ ن اع ده اهٌلع اهكسما و ا ن اهقلطا تبهذ ( هاور اخبلا ير ملسمو )

  “Perumpamaan orang yang hafal Al-Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat lehernya, apabila mengikatnya kuat dan tepat maka terpeliharalah dan manakala mengikatnya tidak kuat, maka ia akan lepas dan lari”( HR. Bukhari, Muslim dan An- nasa’i).

  2. Sudah Tua Dan Tidak Mungkin Hafal Al-Qur‟an Masyarakat awam sering berkata, “belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air.” Kata-kata ini sekalipun ada benarnya, tetapi sebaiknya jangan dipakai. Hafalan tidak terkait umur tertentu. Hafalan seseorang masa kecil tanpa pemahman, sedangkan saat dewasa hafalan dibarengi pemahaman. Hasilnya dimulai kesempurnaan, dan menjadikan seseorang lebih memahami Al-

  Qur‟an. Dengan demikian, hafalan lebih kuat.

  3. Menghafal Al-Qur‟an Dari Awal Atau Akhir Banyak penghafal Al-

  Qur‟an yang bingung dalam hal ini, padahal sebenarnya tidak perlu bingung. Menghafal dari depan maupun belakang itu sama saja, yang penting tujuannya hafal 30 juz. Karena setiap orang berbeda-beda cara dalam menghafal, ada yang menurut mereka lebih baik dari depan, ada pula yang lebih mudah dari belakang, dan seterusnya.

  4. Menghafal Sampai Khatam, Baru Muraja‟ah Metode yang baik adalah sedikit menghafal, tetapi banyak mengulang atau banyak menghafal tapi lebih banyak lagi muraja‟ahnya. Muraja‟ah harus lebih banyak bahkan jangan menambah hafalan sebelum hafalan yang ada benar-benar kuat.

  Dengan langkah tersebut ,Insya Allah hafalan seseorang menancap kuat di dalam ingatan. Sungguh memalukan jika ada seseorang yang berani memanjang gelar Al-Hafidz di belakang namanya, namun ketika diuji dengan melanjutkan bacaan suatu ayat dijawab dengan geleng-geleng kepala.

5. Tidak Bisa Membaca Al-Qur‟an Pelan-Pelan

  Kasus seperti ini banyak dialami oleh penghafal Al- Qur‟an. Maksudnya, hafalan bagus dan tidak salah bila dibaca cepat, namun banyak keliru bila dibaca pelan-pelan (Abdul Aziz, 2015: 140-152).

C. Strategi Menghafal

  Strategi adalah pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran (Eggen dan Kauchak, 2012: 6).

  Ada beberapa metode yang mungkin dapat dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Al- Qur‟an, dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi kepayahan dalam menghafal Al-

  Qur‟an. Metode-metode sebagaimana yang akan diuraikan di bawah ini, bisa dipilih salah satu diantaranya yang dianggap sesuai, atau dipakai semua sebagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan. Metode-metode itu diantara lain ialah: 1)

  Metode (Thariqah) Wahdah Yang dimaksud metode ini, yaitu menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat- ayat berikutnya dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu muka. Setelah ayat-ayat dalam satu muka telah dihafalnya, maka gilirannya menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka.

  Untuk menghafal yang demikian maka langkah selanjutnya ialah membaca dan mengulang-ulang lembar tersebut hingga benar-benar lisan mampu memproduksi ayat-ayat dalam satu muka tersebut secara alami, atau refleks. Demikian selanjutnya, sehingga semakin banyak diulang maka kualitas hafalan akan semakin representatif. . (Al-Hafidz, 2000: 63)

  2) Metode (Thariqah) Kitabah

  Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif lain

  dari pada metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan untuknya. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya.

  Menghafalnya bisa dengan metode wahdah, atau dengan berkali-kali menuliskannya sehingga dengan berkali-kali menuliskannya ia dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafalkannya dalam hati.

  Berapa banyak ayat tersebut ditulis tergantung kemampuan penghafal. Mungkin cukup sekali, dua kali atau tiga kali, atau mungkin sampai sepuluh kali atau lebih sehingga dia benar-benar hafal terhadap ayat yang dihafalkannya. Tentang berapa banyak jumlah ayat yang ditulis, sangat tergantung pada kondisi ayat-ayat itu sendiri. Mungkin cukup dengan satu ayat saja, bila ternyata giliran ayat yang harus dihafalnya itu termasuk kelompok ayat-ayat yang panjang sebagaimana terdapat pada surah-surah as-

  saba’ut-thiwal, atau bisa

  juga lima sampai sepuluh ayat ,bila ternyata giliran ayat-ayat yang akan dihafalkanya itu termasuk ayat-ayat yang pendek sebagaimana terdapat pada surah-surah yang pendek, dan seterusnya. Pada prinsipnya semua tergantung pada penghafal dan alokasi baik waktu yang disediakan untuknya. Metode ini cukup praktis dan baik, karena disamping membaca dengan lisan, aspek visual menulis juga akan sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam bayangannya. . (Al-Hafidz, 2000: 63-64)

  3) Metode (Thariqah) Sima’i

  Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS 5 SDN BLARU 02 KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI SKRIPSI

1 1 173

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

0 0 66

KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

0 0 21

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 109

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS III MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20141015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 125

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MEMPELAJARI KITAB SAFINATUN NAJAH DI PONDOK PESANTREN ZUMROTUT THOLIBIN MOJO ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 162

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syara

0 0 133

PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF PABELAN TAHUN 2017

0 1 151

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI DINASTI AYYUBIYAH MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS VIII MTS MA’ARIF 03 GRABAG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 3 153