Kooperatif Tipe Teams Games Tournament\BAB III

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 6), metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Menurut Arikunto (2006:219) Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya (Sukmadinata, 2009 : 18). Penelitian ini menekankan pengumpulan data, menyusun data, analisis data dan interpretasi data.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan terperinci dari fenomena yang terjadi pada objek penelitian mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) pada materi pokok Statistika kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

C. Penentuan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan penelitian, Arikunto (2006: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat sebanyak 43 siswa.

Adapun rincian populasi tersebut terurai sebagai berikut : Jumlah siswa kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat

Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas

Banyak Peserta didik

Jumlah Siswa Laki-laki Perempua

n

XI 25 18 43

J U M L A H 43

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiono, 2008: 308). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar angket dan tes. 38


(3)


(4)

1. Angket

Angket disebut juga kuesioner. Arikunto (2006: 151) menyebutkan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket dalam penelitian ini berisikan sejumlah pertanyaan tertulis yang mengungkapkan pengetahuan, sikap dan pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran matematika pada kelas eksperimen. Lembar angket diberikan setelah pemberian pos tes. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana jawabannya sudah disediakan siswa hanya memilih saja.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes yang digunakan berupa tes essai objektif yaitu soal atau pertanyaan yang diajukan pada responden berbentuk uraian (essay), sehingga dengan demikian jawaban yang diinginkan adalah berbentuk uraian bebas.

Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi soal (kisi-kisi instrumen penilaian). 2) Membuat butir-butir soal.

3) Membuat kunci jawaban.

4) Melakukan uji coba instrumen penelitian


(5)

E. Uji Coba Instumen

Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrumen penelitian di mana uji coba instrumen dilaksanakan di MA. Al-Ula Ambat Tlanakan yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes di berikan dengan menggunakan:

a) Validitas Tes

Validitas Tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinngi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

rxy= N

XY

(

X

)(

Y

)

[

N

X2

(

X

)

2

][

N

Y2

(

Y

)

2

]

(Arikunto, 2006: 126) Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

Σ X : Jumlah skor butir

Σ Y : Jumlah skor total

Σ XY : Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total

N : Jumlah siswa


(6)

Setelah diperoleh nilai dari rxy, maka langkah berikutnya adalah

mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi tersebut, yaitu:

0,800

r

xy

1,00

: Sangat Tinggi

0,600

r

xy

<

0,800

: Tinggi

0,400

r

xy

<

0,600

: Cukup

0,200

r

xy

<

0,400

: Rendah

0,000

r

xy

<

0,200

: Sangat Rendah

b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-soal adalah rumus alpha sebagai berikut:

r11=

(

k

(k−1)

)

(

1−

σ

b2

σ

t2

)

(Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:

r11 : ReliabilitasInstrumen

σ

b2 : Jumlah Varians Butir

σ

t : Varians Total

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


(7)

dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

σ2=

X2−

(

X

)

2

N

N (Arikunto, 2006: 184) Keterangan:

σ2 : Varians

X2 : Jumlah Kuadrat Skor Butir

(

X

)

: Jumlah Skor Butir

N : Jumlah Siswa

Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment (taraf signifikan 5%). Jika r11 > rtabel, maka instrument tersebut reliable.

c) Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

TK = n

N x100 (Arikunto, 2003: 147)

Keterangan:

Tk : Tingkat kesukaran

n : Jumlah siswa yang mendapat skor N : Jumlah siswa


(8)

Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 % hingga 90 % dengan syarat tingkat kesukaran yang diperoleh bersifat keterangan.

d) Daya Beda

Sudjana (2005:149) menyatakan bahwa “Analisisi daya pembeda mengkaji apakah suatu soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang termasuk kedalam katagori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah”.

Untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

D=NANB

NT ×100

Keterangan:

D : Daya beda

NA : total nilai riil yang diperoleh kelompok atas. NB : total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah

NT :nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas/bawah. Klasifikasi besarnya daya pembeda adalah:

D : 0,00

P

0,20

soal jelek (poor)

D : 0,20

<

P

0,40

soal cukup (satisfactory)

D : 0,40

<

P

0,70

soal baik (good)

D : 0,70

<

P

1,00

soal baik sekali (excellent)


(9)

 D : negatif semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

F. Tekhnik Analisis Data

Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pengajaran matematika, digunakan analisis data deskriptif dengan menghitung:

a. Angket

Dalam mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament (TGT), peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:

Ri=Si

n×100

0 0

Keterangan:

Ri = Prosentase siswa yang menjawab “ya”

Si = Banyak siswa yang menyatakan “ya”

n = Banyak seluruh siswa

Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” ¿ 60%, sedangkan respon siswa dianggap negatif jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” < 60%.

b. Tes


(10)

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar siswa dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

1. Ketuntasan belajar individu

Dalam hal ini seorang siswa dikatakan tuntas apabila minimal telah mencapai nilai 64 (KKM MAN 2 Pamekasan untuk bidang studi Matematika), dan untuk menghitung ketuntasan belajar secara individu peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Ketuntasan Belajar Klasikal (PBK)

Dalam hal ini sebuah kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila minimal 75% dari jumlah siswa telah tuntas secara individu (klasikal sekolah yang disepakati oleh sekolah se induk KKM MAN 2 Pamekasan untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

PBK = x100%Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa


(1)

E. Uji Coba Instumen

Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrumen penelitian di mana uji coba instrumen dilaksanakan di MA. Al-Ula Ambat Tlanakan yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes di berikan dengan menggunakan:

a) Validitas Tes

Validitas Tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinngi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

rxy= N

XY

(

X

)(

Y

)

[

N

X2

(

X

)

2

][

N

Y2

(

Y

)

2

]

(Arikunto, 2006: 126) Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

Σ X : Jumlah skor butir

Σ Y : Jumlah skor total

Σ XY : Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total

N : Jumlah siswa


(2)

Setelah diperoleh nilai dari rxy, maka langkah berikutnya adalah

mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi tersebut, yaitu:

0,800

r

xy

1,00

: Sangat Tinggi

0,600

r

xy

<

0,800

: Tinggi

0,400

r

xy

<

0,600

: Cukup

0,200

r

xy

<

0,400

: Rendah

0,000

r

xy

<

0,200

: Sangat Rendah

b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-soal adalah rumus alpha sebagai berikut:

r11=

(

k

(k−1)

)

(

1−

σ

b2

σ

t2

)

(Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:

r11 : ReliabilitasInstrumen

σ

b2 : Jumlah Varians Butir

σ

t : Varians Total

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


(3)

dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

σ2=

X2−

(

X

)

2

N

N (Arikunto, 2006: 184)

Keterangan:

σ2 : Varians

X2 : Jumlah Kuadrat Skor Butir

(

X

)

: Jumlah Skor Butir

N : Jumlah Siswa

Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment (taraf signifikan 5%). Jika r11 > rtabel, maka instrument tersebut reliable.

c) Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

TK = n

N x100 (Arikunto, 2003: 147)

Keterangan:

Tk : Tingkat kesukaran

n : Jumlah siswa yang mendapat skor N : Jumlah siswa


(4)

Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 % hingga 90 % dengan syarat tingkat kesukaran yang diperoleh bersifat keterangan.

d) Daya Beda

Sudjana (2005:149) menyatakan bahwa “Analisisi daya pembeda mengkaji apakah suatu soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang termasuk kedalam katagori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah”.

Untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

D=NANB

NT ×100

Keterangan:

D : Daya beda

NA : total nilai riil yang diperoleh kelompok atas. NB : total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah

NT :nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas/bawah. Klasifikasi besarnya daya pembeda adalah:

D : 0,00

P

0,20

soal jelek (poor)

D : 0,20

<

P

0,40

soal cukup (satisfactory)

D : 0,40

<

P

0,70

soal baik (good)

D : 0,70

<

P

1,00

soal baik sekali (excellent)


(5)

 D : negatif semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

F. Tekhnik Analisis Data

Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pengajaran matematika, digunakan analisis data deskriptif dengan menghitung:

a. Angket

Dalam mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament (TGT), peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:

Ri=Si n×100

0 0

Keterangan:

Ri = Prosentase siswa yang menjawab “ya”

Si = Banyak siswa yang menyatakan “ya”

n = Banyak seluruh siswa

Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” ¿ 60%, sedangkan respon siswa dianggap negatif jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” < 60%.

b. Tes


(6)

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar siswa dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

1. Ketuntasan belajar individu

Dalam hal ini seorang siswa dikatakan tuntas apabila minimal telah mencapai nilai 64 (KKM MAN 2 Pamekasan untuk bidang studi Matematika), dan untuk menghitung ketuntasan belajar secara individu peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Ketuntasan Belajar Klasikal (PBK)

Dalam hal ini sebuah kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila minimal 75% dari jumlah siswa telah tuntas secara individu (klasikal sekolah yang disepakati oleh sekolah se induk KKM MAN 2 Pamekasan untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

PBK = x100%Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa