Kooperatif Tipe Teams Games Tournament\BAB 1,2,3,4,5,6

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia memerlukan Pendidikan sebagai salah satu alat pemberdayaan, dimana pendidikan tersebut memegang peranan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan melalui pendidikan formal seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. Melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu mencapai arah dan tujuan Pendidikan Nasional. Seperti yang telah tersirat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (dalam Sugiono;2008:22). Oleh karena itu, diperlukan rumusan kebijaksanaan yang pokok sehingga dapat dijadikan acuan oleh pendidik dalam mengemban tugas sebagai guru. Salah satu rumusan1


(2)

kebijaksanaan tersebut adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standard, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sangat dituntut keaktifan siswa dalam belajar, proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh pendidik tetapi siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, guru dituntut menjadi seorang pengajar profesional yang memiliki kemampuan (skiil) serta bisa menerapkan model pembelajaran atau pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dapat meningkatkan motivasi pada diri siswa. Selain itu juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan semakin aktif dalam proses belajar.

Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah penyediaan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada siswa dari latar belakang etnik yang berbeda (Slavin , 2008:103).

Model Pembelajaran Kooperatif memasukkan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata pada hasil belajar siswa, di samping itu pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif juga terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, manfaat


(3)

pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan belajar rendah antara lain meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar. (Slavin , 2008:104).

Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, diantaranya adalah TGT (Team Game Tournament). Pembelajaran kooperatif tipe TGT menekankan pada kompetisi kegiatan, kegiatan tersebut seperti STAD, tetapi kompetisi pada TGT dilakukan dengan cara membandingkan kemampuan antara anggota tim dalam suatu bentuk tournament. Menurut De Varies Dan Slavin (dalam Ratumanan, 2002:115) menyatakan bahwa dalam pendekatan TGT ini merupakan cara efektif yang dapat merubah pola diskusi dalam kelas dan menyelesaikan masalah/memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Siswa akan bertemu satu minggu satu kali pada meja tournament dengan dua rekan dari kelompok lain sebagai ganti tes tertulis untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok lain. Model pembelajaran tipe TGT memotivasi siswa untuk berfikir serta bisa membantu satu sama lain. Dengan demikian siswa dapat memecahkan masalah serta dapat memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan informasi yang didapat penulis dari guru pengajar matematika dan beberapa siswa MA. Al-Azhar Ambat, bahwa sebagian besar guru pengajar matematika masih menggunakan pembelajaran ceramah dan tanya jawab yaitu pengajaran masih berpusat pada pendidik, yang dalam proses pembelajarannya siswa lebih banyak menerima informasi yang bersifat abstrak dan teoritis dari guru saja. Secara teoritis pengajaran dengan menggunakan pembelajaran yang sedemikian membuat siswa kurang aktif, sehingga kemungkinan besar pada saat guru sedang menerangkan di depan, siswanya


(4)

malah berbicara sendiri dibelakang. Oleh karena itu penulis ingin memberikan satu alternatif mengenai pembelajaran pembelajaran yang mampu membuat siswa lebih aktif yaitu dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament.

Dari uraian di atas ada suatu keinginan dari penulis untuk mengetahui respon dan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada mata pelajaran matematika kelas XI pokok bahasan statistika yang meliputi mean, median dan modus untuk data tunggal dan data berkelompok, sehingga penulis mengadakan penelitian yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012”.


(5)

A. PERMASALAHAN 1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012?

b. Bagaimanakah ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012?

2 Penegasan Konsep Variabel

Sesuai dengan judul penelitian ini, jelas bahwa dalam judul proposal penelitian ini terdiri dari satu variabel atau variabel tunggal, yaitu “Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012”.

3 Deskripsi Masalah

Berdasarkan judul di atas, maka peneliti gambarkan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran guru, siswa kembali kekelompokmya masing-masing


(6)

untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang ditugaskan oleh guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok yang lain. Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:

1) Pembentukan kelompok. 2) Pemberian materi

3) Belajar kelompok 4) Turnamen

5) Skor individu 6) Skor kelompok 7) Penghargaan.

b. Materi pokok Statistika meliputi populasi, sample, penyajian data, menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histrogram dan polygon frekuensi, ukuran pemusatan dan letak data untuk data tuggal, ukuran pemusatan dan letak data untuk data kelompok.

4 Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

materi pokok Statistika dibatasi pada mean, modus, dan median pada data tunggal dan mean, modus, dan median pada data kelompok..

B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah:


(7)

a. Untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012.

b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012.

C. POSTULAT

Menurut Surakhmad (dalam Arikunto, 2006: 65) postulat atau anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dalam melakukan suatu penelitian asumsi atau postulat perlu dirumuskan. Manfaat dari perumusan postulat tersebut adalah : 1) Agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, 2) Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian

3) Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

Postulat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Semua siswa kelas XI IPS MA Al – Azhar Ambat tahun pelajaran 2011/2012 belum pernah menerima materi statistika.

b. Siswa dalam mengerjakan soal-soal sesuai dengan kemampuannya sendiri. c. Hasil tes yang diperoleh siswa adalah hasil yang sebenarnya.


(8)

e. Siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menerima dan menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) pada saat proses pembelajaran. D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya pada bidang studi matematika.

2 Bagi Guru Bidang Studi Matematika

Sebagai bahan acuan dan memberikan alternatif dalam penggunaan Pembelajaran - pembelajaran pada bidang studi matematika.

3 Bagi Peneliti Sebagai Calon Guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk memperluas wawasan tentang disiplin ilmu yang ditekuni serta sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

4 Bagi Universitas

Menambah koleksi referensi di lingkungan Universitas Madura pada umumnya dan FKIP pada khususnya serta hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan penelitian berikutnya.

E. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 1. Alasan Objektif


(9)

a. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika dapat memotivasi dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika, karena dalam pembelajaran TGT menekankan pada kemampuan antara anggota tim dalam suatu bentuk tournament, merubah pola diskusi dalam kelas dan menyelesaikan masalah/memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

b. Di Madrasah tersebut belum pernah diadakan penelitian dengan permasalahan yang sama.

2. Alasan Subjektif

1. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam jangkauan atau kemampuan peneliti.

2. Adanya kesediaan dan dukungan dari keluarga besar MA Al – Azhar Ambat dan letaknya dekat dengan peneliti, sehingga menghemat tenaga dan biaya.

F. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL

Istilah dalam judul penelitian perlu didefinisikan untuk menghindari kerancuan dari beberapa istilah antara lain :

1. Penerapan adalah pemanfaatan atau hal mempraktikkan (KBI, 2001: 180). Dalam penelitian ini penerapan diartikan sebagai suatu proses yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu hasil melalui proses pembelajaran yang terencana.


(10)

2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran guru, siswa berpindah ke kelompokmya masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok yang lain (Ratumanan, 115: 2002).

3. Statistika adalah pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara mengumpulkan, pengelolah menganalisis data dan menarik kesimpulan serta membuat keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan (Matematika 2a, 39 : 2004).

G. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Area/ Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di MA. Al – Azhar Ambat. 2.Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas XI IPS Statistika semester 1 MA. Al – Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012.

3.Ruang Lingkup Materi

Penelitian terbatas pada penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS semester 1 dibatasi pada mean, modus, dan median data tunggal dan mean, modus, dan median data berkelompok.


(11)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Agar dalam penulisan skripsi ini terperinci maka penulis susun suatu sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan terdiri atas: latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri dari rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, postulat dan hipotesis, manfaat penelitian, alasan pemilihan judul, pengertian istilah dalam judul, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka terdiri atas: kajian teoritis tentang pembelajaran kooperatif terdiri dari pengertian pembelajaran kooperatif, prinsip utama pembelajaran kooperatif, ciri-ciri pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif, langkah-langkah pembelajaran kooperatif,kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif. Kajian teoritis tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TGT, langkah-langkah metode kooperatif tipe TGT. Kajian tentang statistika. Penerapan metode kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan statistika.

Bab III Metode Penelitian terdiri atas: pengertian metode penelitian, jenis penelitian, penentuan subjek penelitian, tekhnik pengumpulan data,uji coba instrument dan teknik analisis data.

Bab IV Laporan Empiris terdiri atas: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyajian data.

Bab V Analisis Data yang diperoleh dalam penelitian. Bab VI Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran


(12)

(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Definisi tentang pembelajaran kooperatif dikemukakan oleh Slavin (Ratumanan, 2002:107) yaitu dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dengan kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tamsan, Smith (Ratumanan, 2002:107) bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi akademik terampil antar pribadi dan anggota kelompok serta bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang sederajat tetapi mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, suku/ras yang berbeda (heterogen), dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.


(14)

Jadi dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang didalamnya siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen untuk mempelajari suatu materi akademik terampil antar pribadi dan anggota kelompok serta bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri.

2. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton (dalam Trianto,2009:60). Terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

a. Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

b. Kedua, interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman sekelompoknya interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

c. Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal; (a)


(15)

membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya skedar “membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya. d. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam

belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikapsebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

e. Kelima, proses kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Arends (dalam Trianto 2009:65), menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar;

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam dan;

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. 4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


(16)

Johnson & Johnson (dalam Trianto,2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara kelompok. Sedangkan menurut Arends (dalam Ratumanan, 2002:110) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan yaitu :

a. Prestasi akademik

Belajar kooperatif sangat menguntungkan bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi maupun rendah. Siswa berkemampuan lebih tinggi dapat menjadi tutor bagi yang berkemampuan rendah. Dalam proses ini siswa berkemampuan lebih tinggi secara akademis mendapat keuntungan, karena pengetahuannya dapat lebih mendalam. b. Penerimaan akan keanekaragaman

Belajar kooperatif menjadikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi sosial untuk bekerja dan saling bergantung pada tugas-tugas rutin dan malalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif dapat belajar menghargai satu sama lain. c. Pengembangan keterampilan sosial

Belajar kooperatif bertujuan mengajarkan pada siswa keterampilan-keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Keterampilan ini yang paling penting dimiliki masyarakat


(17)

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase – 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


(18)

kerjanya. Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: (Ibrahim, dkk. dalam Trianto 2009:67) 6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Ratumanan, 2002:110) diantaranya :

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

e. Interaksi antar siswa untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif.

Di samping kelebihan/ keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif di atas ada pula keterbatasannya, diantaranya:


(19)

a. Timbulnya egoisme siswa. Bagi siswa yang merasa mampu akan berfikir bahwa rekannya yang kurang mampu akan menjadi penghambat dalam proses pengembangan dirinya. Akibatnya iklim kerja dalam kelompok akan tergangngu.

b. Ciri utama Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karenanya jika tanpa pembagian yang efektif bisa saja yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak tercapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan adalah penilaian kelompok. Namun demikian perlu disadari bahwa hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi individu.

d. Tanpa kontrol yang baik, siswa yang bekerja dalam kelompok akan didominasi oleh satu orang yang merasa atau dianggap mampu oleh kelompok.

B. Kajian Teoritis Tentang Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

( TGT )

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran guru, siswa pindah ke kelompokmya masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua


(20)

rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok yang lain (Ratumanan 2002:115 ).

Sedangkan menurut (Nur 2005:40) TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu: sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Menurut (Ratumanan 2002:116) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari aktifitas sebagai berikut :

a. Mengajar. Guru menyajikan pelajaran.

b. Belajar kelompok. Siswa mengerjakan lembar kerja (work sheet) dalam kelompok masing-masing untuk menguasai materi pelajaran. c. Turnamen. Semua siswa melakukan permainan akademik pada setiap

meja turnamen, yang terdiri dari tiga orang dengan kemampuan homogen.

d. Penghargaan kelompok. Skor kelompok dihitung berdasarkan pada skor turnamen anggota kelompok dan tim dihargai jika mereka mencapai kriteria yang ditetapkan. Slavin (dalam Ratumanan 2002 : 116)


(21)

Selain itu (Ratumanan 2002:116) juga menjelaskan tahap-tahap (skenario) yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan kelompok

Kelas dibagi atas kelompok kecil terdiri dari 4–5 siswa dan setiap kelompok mempunyai sifat heterogen dalam hal jenis kelamin dan kemampuan akademik. masing-masing kelompok diberi kode, seperti I, II, III, IV dan seterusnya. Sebelum pelajaran dimulai guru menjelaskan kepada siswa kalau mereka akan bekerja sama dalam kelompok selama beberapa minggu dan memainkan permainan akademik untuk menambah poin nilai kelompok mereka dan kelompok yang nilainya tinggi akan mendapat penghargaan.

b. Pemberian materi

Guru memberikan materi pelajaran melalui presentasi kelas yang berupa pengajaran langsung atau diskusi. Materi pengajaran dalam TGT dirancang untuk menunjang pelaksanaan turnamen dan materi tersebut bisa dibuat sendiri dengan cara mempersiapkan lembar kerja siswa.

c. Belajar kelompok

Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk mengerjakan LKS yang disediakan oleh guru. Fungsi utama kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok belajar. Selain itu, juga untuk menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan soal-soal


(22)

Ia Ib Ic Id Tinggi Sedang Sedang Rendah Pandai Sedang Sedang Rendah

IIa IIb IIc IId Tinggi Sedang Sedang Rendah

IIIa IIIb IIIc IIId Tinggi Sedang Sedang Rendah Pandai Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

A

Meja Turnamen

B

Meja Turnamen

C

Meja Turnamen

D

latihan yang akan dievaluasi melalui turnamen. Dalam belajar kelompok, siswa diminta untuk mendiskusikan masalah secara bersama-sama membandingkan jawabannya dan mengoreksi miskonsepsi jika teman satu kelompok membuat kesalahan.

d. Turnamen

Turnamen dapat dilakukan tiap bulan atau tiap akhir pokok bahasan. Turnamen ini merupakan pertandingan antar kelompok. Skenario dapat dilakukan tiap bulan atau tiap akhir pokok bahasan.

Turnament ini merupakan pertandingan antar kelompok. Skenario turnamen dapat dilihat pada gambar berikut :

KELOMPOK II

Kelompok II Kelompok III

Sumber:(Ratumanan,2002:117)


(23)

1. Membentuk meja turnamen, disesuaikan dengan banyaknya siswa pada tiap kelompok.

2. Menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa pada masing-masing kelompok.

3. Menempatkan siswa dengan rangking yang sama pada meja yang sama. 4. Masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk

mendapatkan skor sebanyak-banyaknya.

5. Skor siswa dari masing-masing kelompok dikumpulkan dan ditentukan kelompok yang mempunyai jumlah kumulatif tertinggi sebagai pemenang pertandingan.

Aturan dan prosedur turnamen adalah sebagai berikut: Pembaca :

 Mengambil sebuah kartu bernomor dan menemukan pertanyaan yang sesuai pada lembaran permainan.

 Membaca pertanyaan tersebut dengan keras.

 Memberi jawaban.

Penantang Pertama :

 Setuju dengan pembaca atau menantang dan memberi jawaban yang berbeda.


(24)

 Setuju dengan pembaca atau menantang dan memberi jawaban berbeda.

 Mencocokkan dengan kunci jawaban. Sumber:( Muhammad Nur2005:47)


(25)

e. Skor Individu

Skor individu adalah skor yang diperoleh masing-masing anggota dalam tes akhir.

f. Skor kelompok

Skor kelompok diperoleh dari rata-rata nilai perkembangan anggota kelompok. Nilai perkembangan adalah nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa dengan membandingkan skor pada tes awal dengan skor pada tes terakhir.

g. Penghargaan

Setelah turnamen dilaksanakan, hitunglah nilai kelompok dan siapkan sertifikat kelompok untuk menghargai kelompok yang bernilai tinggi. Keberhasilan nilai kelompok dibagi dalam tiga tingkat penghargaan.

Keberhasilan kelompok dari pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat dievaluasi dari kumpulan poin tiap kelompok yang disumbangkan oleh anggotanya. Poin peningkatan dihitung berdasarkan hasil kuis. Kuis diberikan kepada siswa dan dikerjakan secara individual setelah mereka menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya. Pemberian kuis harus dengan alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk dapat menyelesaikannya.


(26)

C. Kajian Tentang Statistika

1. Mean, Median Dan Modus Untuk Data Tunggal a. Mean

Maen atau rataan dari sekumpulan data didefinisikan sebagai jumlah seluruh datum dibagi banyak datum.

Gambaran mengenai rumus mean untuk data tunggal sebagai berikut : Misal diketahui statistik terurut : x1, x2, x3, …, xn dengan banyak datum = n maka

Mean =

xi

n =

x1 +x2+x3+. . .+xn n

b. Median

Median dari sekumpulan data yang telah diurutkan besarnya disebut (statistik terurut) adalah datum yang membagi statistik terurut menjadi dua bagian yang sama banyak.

Gambaran mengenai rumus median sebagai berikut : Untuk n ganjil median sama dengan datum yang ditengah

Median = xn+1

2

Untuk n genap, median sama dengan rata-rata data atum yang ditengah


(27)

Median =

1

2

[

x

n

2

+

x

n+2 2

]

c. Modus

Modus dari sekumpulan data adalah datum yang paling sering atau datum yang memiliki frekuensi yang paling banyak.

Contoh 1 :

Untuk distribusi data berikut :

2 3 6 6 7 8 7 6 9 8

Tentukan mean, median dan modusnya! Jawab :

mean =

2+3+6+6+7+8+6+7+9+8

10 =6.2

Staristik terurut :

2 3 6 6 6 7 7 8 8 9

Median

Banyak data = 10 merupakan bilangan genap sehingga median = rata-rata dua datum yang ditengah

=

1

2

[

datum ke−5 + datum ke−6

]

=

1

2

(

6 +7

)

= 6,5

Modusnya adalah 6 sebab datum ini paling banyak muncul Contoh 2:


(28)

Untuk suatu nomor tertentu pada data kertas ujian Matematika, seorang peserta bisa mendapat skor 0, 1, 2, 3, 4 atau 5. Skor yang dicapai oleh siswa

untuk nomor tertentu pada tabel berikut Nilai Banyak peserta

0 4 1 3 2 6 3 4 4 9 5 13

Tentukan : a) mean, b) median, c) modus Jawab :

a) mean =

jumlah datum

banyak datum

=

4x 0+3x 1+6x 2+5x 3+9x4+13 x5

40 =

131

40 =3,275

b) banyak datum N = 40 (genap)

n

2

=

40

2

=

20

dan

n

2

+

1

=

21

maka

median

=

1

2

[

x

n

2

+

x

n+1

2

]

¿

1

2

[

x

20

+

x

21

]

¿

1

2

[

4

+

4

]

=

4

c) modus = 5 datum tersebut paling sering muncul yaitu 13 kali 2. Mean, Modus, dan Median untuk Data Berkelompok


(29)

a. Menentukan mean untuk data berkelompok

Seperti telah diketahui, mean didefinisikan sebagai jumlah seluruh data dibagi dengan banyak data, yang secara umum dirumuskan sebagai berikut:

x=

fixi

fi =

f1x1+f2x2+f3x3+.. .+fkxk f1+f2+f3+. ..+fk

dengan

fi=f1+f2+f3+.. .+fk=n Keterangan:

xi = nilai tengah kelas ke – i fi = frekuensi kelas ke – i

Langkah-langkah menghitung mean data berkelompok adalah sebagai berikut:

 Tentukan nilai tengah setiap kelas

 Hitung hasil kali frekuensi dengan nilai tengah (fi xi) untuk setiap kelas.

 Hitung mean dengan menggunakan rumus:

x=

fixi

fi

b. Menentukan modus untuk data berkelompok

Rumus modus untuk data berkelompok adalah sebagai berikut:

modus =tb+

(

Δf1

Δf1+Δf2

)

p Dengan:


(30)

Δf1 = selisih antara frekuensi kelas modus dan frekuensi tepat satu sebelum kelas modus.

Δf2 = selisih antara frekuensi kelas modus dan frekuensi tepat satu sesudah kelas modus.

p = panjang kelas interval pada kelas modus c. Menentukan Median untuk Data Berkelompok

Rumus median untuk data berkelompok adalah sebagai berikut:

median=tb+

(

1 2nf

fm

)

p

Dengan:

n = banyak datum dari data statistik terurut =

f

i tb = tepi bawah kelas median

p = panjang interval kelas median fm = frekuensi kelas median


(31)

Contoh:

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dari data hasil pengukuran tinggi badan siswa kelas XI

Tinggi (cm) frekuensi 141 – 145

146 – 150 151 – 155 156 - 160 161 – 165 166 – 170 171 – 175

4 7 12 13 10 6 3

Tentukan mean, median, dan modusnya! Penyelesaian:

Tinggi (cm) frekuensi xi fi xi 141 – 145

146 – 150 151 – 155 156 - 160 161 – 165 166 – 170 171 – 175

4 7 12 13 10 6 3 143 148 153 158 163 168 173 572 1036 1836 2054 1630 1008 519

Total 55 8655

mean=x=

fixi

fi

=8655


(32)

median=tb+

(

1

2 nf

fm

)

p ¿155, 5+

(

55

2 −(4+7+12)

13

)

5

¿155, 5+

(

27,5−23

13

)

5

¿155, 5+

(

4, 5

13

)

5

=

155

,

5

+

22

,

5

13

=

155

,

5

+

1, 7

=

157

,

2

cm

modus =tb+

(

Δf1

Δf1+Δf2

)

p

¿155,5+

(

ff1

(ff1)+(ff2)

)

5

¿155,5+

(

13−12

(13−12)+(13−10)

)

5=155, 5+

(

1 1+3

)

5

¿155,5+5

4=155, 5+1, 25


(33)

D. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Statistika

Pembelajaran kooperatif tipe TGT digunakan untuk mengajarkan isi pada akademik atau untuk pemahaman siswa terhadap isi pelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan pada pokok bahasan Statistika yang meliputi mean, median dan modus untuk data tunggal dan data berkelompok, siswa dituntut untuk dapat menyelasaikan/memecahkan masalah yang berkaitan dengan statistika Selanjutnya guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pendahuluan

Fase

Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa

 Membuka

pelajaran dan

menyampaikan tujuan pembelajaran

 Memperha

tikan penjelasan guru

b. Kegiatan Inti Fase

Pembelajaran Kegitan Guru Kegiatan siswa

Fase 1

Pembentukan Kelompok

Membagi kelas atas kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa. Masing-masing kelompok diberi

kode, misalnya I,II,III,IV dan

 Berkumpul dengan kelompoknya


(34)

Fase 2 Pemberian Materi Fase 3 Belajar Kelompok seterusnya. Memberikan

penjelasan pada siswa bahwa mereka akan bekerja sama dalam kelompok dan memainkan

permainan akademik untuk menambah poin bagi kelompok mereka.

 Menjelaskan tentang mean,modus dan median untuk data tunggal dan mean, modus dan median data berklompok.

 Guru

memberikan contoh soal mean,modus dan median untuk data tunggal dan mean, modus dan median data berklompok.

Mempersilahkan

siswa belajar

kelompok untuk memperdalam materi statistika telah

 Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan yang belum jelas.

 Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan yang belum jelas.

 Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan yang belum jelas.


(35)

Fase 4 Turnamen

Fase 5

Penghargaan

disampaikan

 Membagi LKS

kepada siswa  Mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan berdasarkan petunjuk langkah-langkah LKS. Guru mengawasi siswa dalam belajar secara berkelompok dengan cara keliling dan memberi bantuan pada kelompok yang mendapat kesulitan dalam kegiatan kelompoknya.

 Menunjuk salah seorang siswa dari salah satu kelompok untuk menulis hasil kesimpulan dari kegiatan

kelompoknya.

Membentuk meja turnamen,

Menentukan rangking (berdasarkan

kemampuan) setiap siswa pada masing-masing kelompok.

Menempatkan siswa

 Menerima LKS.

 Melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pada LKS dan berdiskusi antar sesama teman

kelompok untuk membuat kesimpulan dan meminta bantuan guru jika

diperlukan.

 Wakil siswa menuliskan kesimpulan hasil kegiatan kelompoknya.

 Siswa menbantu guru dalam membentuk meja turnamen


(36)

dengan rangking yang sama pada meja yang sama.

Mengumpulkan Skor siswa dari masing-masing kelompok dan

menentukan kelompok yang memiliki jumlah komulatif tertinggi sebagai pemenang pertandingan. Mengumumkan kelompok yang menang

Memberikan hadiah penghargaan pada kelompok yang menang.

 Siswa berkumpul berdasarkan kemampuan yang sama.

Masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor

sebanyak-banyaknya.

Menghitung skor yang diperoleh

Menerima hadiah penghargaan kelompok.

c.Penutup Fase

Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa

Penutup  Memberikan tugas (PR). Selanjutnya menginformasikan kepada siswa tentang materi pelajaran berikutnya.

 Mencatat tugas dan memperhatikan penjelasan guru.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 6), metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Menurut Arikunto (2006:219) Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang dipakai untuk mendapatkan/mengumpulkan data yang valid untuk memecahkan, memahami dan mengantisipasi masalah.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya (Sukmadinata, 2009 : 18). Penelitian ini menekankan pengumpulan data, menyusun data, analisis data dan interpretasi data.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan terperinci dari fenomena yang terjadi pada objek penelitian mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament pada materi pokok Statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tahun Pelajaran 2011/2012.


(38)

C. Penentuan Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan penelitian, Arikunto (2006: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat sebanyak 40 siswa. Penelitian ini tidak memerlukan sampel.

Adapun rincian populasi tersebut terurai sebagai berikut : Jumlah siswa kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat

Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas

Banyak Peserta didik

Jumlah Siswa Laki-laki

Perempua n

XI 23 17 40

J U M L A H 40

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiono, 2008: 308). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam


(39)

penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar angket dan tes.

1. Angket

Angket disebut juga kuesioner. Arikunto (2006: 151) menyebutkan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket dalam penelitian ini berisikan sejumlah pertanyaan tertulis yang mengungkapkan pengetahuan, sikap dan pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran matematika. Lembar angket diberikan setelah pemberian pos tes. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana jawabannya sudah disediakan siswa hanya memilih saja.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes yang digunakan berupa tes essai objektif yaitu soal atau pertanyaan yang diajukan pada responden berbentuk uraian (essay), sehingga dengan demikian jawaban yang diinginkan adalah berbentuk uraian bebas.

Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi soal (kisi-kisi instrumen penilaian). 2) Membuat butir-butir soal.


(40)

3) Membuat kunci jawaban.

4) Melakukan uji coba instrumen penelitian E. Uji Coba Instumen

Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrumen penelitian di mana uji coba instrumen dilaksanakan di MA. Al-Ula Ambat Tlanakan yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes di berikan dengan menggunakan:

a) Validitas Tes

Validitas Tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinngi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

rxy= N

XY

(

X

)(

Y

)

[

N

X2

(

X

)

2

][

N

Y2

(

Y

)

2

]

(Arikunto, 2006: 126) Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

Σ X : Jumlah skor butir Σ Y : Jumlah skor total


(41)

N : Jumlah siswa

Setelah diperoleh nilai dari rxy, maka langkah berikutnya adalah

mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi tersebut, yaitu:

0,800

r

xy

1,00

: Sangat Tinggi

 u

0,600

r

xy

<

0,800

: Tinggi

0, 400

r

xy

<

0,600

: C kup

0, 200

r

xy

<

0, 400

: Rendah

0,000

r

xy

<

0,200

: Sangat Rendah

b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-soal adalah rumus alpha sebagai berikut:

r11=

(

k

(k−1)

)

(

1−

σ

b2

σ

t2

)

(Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:

r11 : Reliabilitas Instrumen

σ

b2 : Jumlah Varians Butir


(42)

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

σ2=

X2−

(

X

)

2

N

N (Arikunto, 2006: 184) Keterangan:

σ2 : Varians

X2 : Jumlah Kuadrat Skor Butir

(

X

)

: Jumlah Skor Butir N : Jumlah Siswa

Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment (taraf signifikan 5%). Jika r11 > rtabel, maka instrument tersebut reliable.

c) Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

TK = n

N x100 (Arikunto, 2003: 147) Keterangan:

Tk : Tingkat kesukaran


(43)

N : Jumlah siswa

Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 % hingga 90 % dengan syarat tingkat kesukaran yang diperoleh bersifat keterangan.

d) Daya Beda

Sudjana (2005:149) menyatakan bahwa “Analisisi daya pembeda mengkaji apakah suatu soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang termasuk kedalam katagori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah”.

Untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

D=NANB

NT ×100 Keterangan:

D : Daya beda

NA : total nilai riil yang diperoleh kelompok atas. NB : total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah

NT :nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas/bawah.

Klasifikasi besarnya daya pembeda adalah:

D : 0,00

P

0,20

soal jelek (poor)


(44)

D : 0,40

<

P

0,70

soal baik (good)

D : 0,70

<

P

1,00

soal baik sekali (excellent)

 D : negatif semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

F. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pengajaran matematika, digunakan analisis data deskriptif dengan menghitung:

a. Angket

Dalam mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament (TGT), peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:

Ri=Si

n×100

0 0

Keterangan:

Ri = Prosentase siswa yang menjawab “ya” Si = Banyak siswa yang menyatakan “ya” n = Banyak seluruh siswa


(45)

Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” ¿ 60%, sedangkan respon siswa dianggap negatif

jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya” < 60%. b. Tes

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar siswa dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

1. Ketuntasan belajar individu

Dalam hal ini seorang siswa dikatakan tuntas apabila minimal telah mencapai nilai 65 (KKM MA. Al-Azhar Ambat untuk bidang studi Matematika), dan untuk menghitung ketuntasan belajar secara individu peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Ketuntasan Belajar Klasikal (PBK)

Dalam hal ini sebuah kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila minimal 75% dari jumlah siswa telah tuntas secara individu (klasikal sekolah yang disepakati oleh sekolah se induk KKM MAN Pamekasan

untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

PBK = x100% Jumlah siswa yang tuntas


(46)

BAB IV

LAPORAN EMPIRIS

Dalam laporan empiris ini peneliti mencantumkan tiga tahap kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. Adapun ketiga tahap tersebut peneliti uraikan sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi langkah awal sebelum penelitian dilaksanakan, secara kronologis kegiatannya diuraikan sebagai berikut:

1. Tanggal 07 Februari 2011, pengajuan judul penelitian dan penetapan dosen pembimbing.

2. Tanggal 01 Agustus 2011, proses bimbingan penyusunan proposal penelitian.

3. Tanggal 02 September 2011, pengesahan proposal penelitian oleh dekan FKIP, pembimbing I dan pembimbing II.

4. Tanggal 06 Oktober Sampai 05 November 2011 , mendapat surat izin penelitian dari LP3M Universitas Madura.

5. Tanggal 08 Oktober 2011, mengajukan surat izin penelitian ke MA. Al-Azhar Ambat sekaligus mendapat persetujuan dari Kepala MA. Al-Al-Azhar Ambat.

6. Tanggal 03 Oktober 2011, mengajukan surat ijin uji coba instrumen dan sekaligus mendapat persetujuan dari Kepala MA. Al-Ula Ambat.


(47)

B. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini berisi tentang kegiatan-kegiatan selama penelitian berlangsung. Adapun kegiatan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Tanggal 04 sampai 05 Oktober 2011 melaksanakan uji coba instrumen penelitian kepada siswa kelas XI MA . Al-Ula Ambat Tlanakan.

2. Tanggal 10 sampai 22 Oktober melaksanakan penelitian di MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan, yaitu melaksanakan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada pokok bahasan statistika kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Tahun Pelajaran 2011-2012.

3. Tanggal 23 Oktober melaksanakan penelitian dengan cara memberikan soal tes ketuntasan siswa yang sudah diuji cobakan.

4. Tanggal 24 Oktober melaporkan kepada Waka kurikulum bahwa penelitian sudah dilaksanakan dan mendapatkan surat keterangan dari Kepala MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan sebagai bukti bahwa betul-betul melaksanakan penelitian di Madrasah tersebut.

5. Tanggal 26 Oktober 2011 melaksanakan penskoran hasil tes. C. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini akan disajikan data-data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian berlangsung sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.


(48)

1. Data Hasil Angket Respon Siswa Tabel 4.1

Data Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat

No Aspek respon siswa Ya Tidak

1 2 3 4 5 6 7

Apakah anda senang mengikuti pelajaran matematika dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT?

Apakah anda dapat belajar dengan baik melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT?

Apakah anda lebih mudah memahami materi matematika dengan Metode Pembelajaran Kooperati Tipe TGT?

Apakah anda merasa lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT? Apakah anda lebih mudah mengerjakan soal matematika setelah mengikuti Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT?

Apakah anda merasa dibantu dengan teman anda untuk berfikir dalam mengerjakan soal secara individu tentang matematika dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT?

Apakah anda tertarik untuk menyelesaikan soal-soal matematika berikutnya dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT?

35 33 30 26 29 27 32 5 7 10 14 11 13 8

2. Data Hasil Tes Siswa


(49)

Hasil Tes Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al – Azhar Ambat Tlanakan

Pamekasan.

No Nama Siswa

Skor yang Diperoleh Untuk

Nomor Soal TotalSkor (Y)

1 2 3 4

1 Abd.Ghani 10 15 25 20 70

2 Abdul Jamil 10 15 30 25 80

3 Desi Faridatul. H 15 15 10 25 65

4 Evi Yunita 20 25 5 20 70

5 Fitriyah Munarwi 15 12 30 25 82

6 Farid Syamsul 15 15 10 25 65

7 Fudoli A 15 15 30 25 85

8 Habibi 20 25 5 20 70

9 Hairul Anwar 15 5 30 25 75

10 Hairun Nisak 15 25 30 25 95

11 Hasimah 15 20 30 25 90

12 Juhari Ali 20 12 10 20 62

13 Misbah Luthfi 12 7 30 25 75

14 Mublihah 15 20 25 25 85

15 Mahlumah 15 12 30 25 82

16 Maisarah 15 20 15 20 70

17 Mathuri 20 25 5 20 70

18 Moh.Zuhri 15 25 30 25 95

19 Moh.Thahir Riyadi 15 25 20 20 80

20 Misbah Suham 20 25 20 20 85

21 Moh.Ro'uf 15 15 30 20 80


(50)

23 Moh.Munif 15 15 25 25 80

24 Moh.Bakri 15 25 30 20 90

25 Arifin Rinduaji 15 15 30 20 80

26 Moh. Arif 10 15 25 25 75

27 Nasurah 12 25 25 20 73

28 Nurhayati 20 25 30 25 100

29 Satirah 2 15 10 25 42

30 Siti Rahmah 20 15 25 20 80

31 Sumaiyah 10 15 25 20 70

32 Siti Maryamah 10 25 10 20 65

33 Solehuddin 15 15 30 25 85

34 Suhud 20 15 30 25 90

35 Sutomo 20 25 30 25 100

36 Taufiq Hanafi 10 15 25 25 75

37 Toifah 15 20 15 20 70

38 Untung Riadi 15 20 25 25 85

39 Siti Rohelah 20 15 20 25 80

40 Fatmawati 20 20 30 20 90

BAB V

ANALISIS DATA

Untuk mengetahui hasil dari Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada pokok bahasan statistika kelas XI IPS MA.Al-Azhar Ambat Tlanakan Pamekasan Tahun Pelajaran 2011/2012, Maka


(51)

perlu diadakan analisis pada data yang telah diperoleh, yaitu analisis data hasil respons siswa, dan analisis data hasil tes. Adapun analisis data tersebut sebagai berikut :

A. Analisis Data Hasil Respon Siswa

Untuk menganalisis data hasil respon siswa tehadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang diterapkan pada materi statistika,

maka peneliti menggunakan rumus Ri= Si

n×100 . Dengan rumus tersebut diperoleh prosentase respon siswa pada tabel 5.1 sebagai berikut :


(52)

Tabel 5.1

Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika

Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Pamekasan

No Aspek respon siswa Ya Tidak

1 2 3 4 5 6 7

Apakah anda senang mengikuti pelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT? Apakah anda dapat belajar dengan baik melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT?

Apakah anda lebih mudah memahami materi matematika dengan metode pembelajaran kooperati tipe TGT?

Apakah anda merasa lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT?

Apakah anda lebih mudah mengerjakan soal matematika setelah mengikuti metode pembelajaran kooperatif tipe TGT?

Apakah anda memiliki banyak kesempatan untuk berfikir secara individu tentang matematika dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT?

Apakah anda tertarik untuk menyelesaikan soal-soal matematika berikutnya dengan menggunakan metode

87,5% 82,5% 75% 65% 72,5% 67,5% 80% 12,5% 17,5% 25% 35% 27,5% 32,5%


(53)

pembelajaran kooperatif tipe TGT? 20%

Jumlah Rata-rata 77,71% 24,29%

Dari tabel 5.1 dapat kita lihat bahwa rata-rata persentase siswa yang menyatakan “ya” sebesar 77,71%, sedangkan rata-rata prosentase siswa yang menyatakan “tidak” sebesar 24,29%. Karena rata-rata prosentase siswa yang menyatakan “ya” ¿ 65 %, maka menunjukkan bahwa respon siswa


(54)

B. Analisis Data Hasil Tes

Dalam menganalisis data hasil tes atau hasil belajar, prosentase ketuntasan belajar secara klasikal peneliti tentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan belajar klasikal (PBK) =

jumlah siswa yang tuntas

jumlah seluruh siswa

×

100

Data hasil belajar siswa diperoleh setelah siswa mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun analisis data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2

Analisis Data Hasil Tes Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika

Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Pamekasan

No Nama Skor Butir Soal Jumlah skor Keterangan

1 2 3 4

1 Abd.Ghani 10 15 25 20 70 Tuntas

2 Abdul Jamil 10 15 30 25 80 Tuntas

3 Desi Faridatul. H 15 15 5 25 60 Tidak

4 Evi Yunita 20 25 5 20 70 Tuntas

5 Fitriyah Munarwi 15 12 30 25 82 Tuntas

6 Farid Syamsul 15 15 10 15 55 Tidak

7 Fudoli A 15 15 30 25 85 Tuntas

8 Habibi 20 25 5 20 70 Tuntas


(55)

10 Hairun Nisak 15 25 30 25 95 Tuntas

11 Hasimah 15 20 30 25 90 Tuntas

12 Juhari Ali 20 12 10 20 62 Tidak

13 Misbah Luthfi 12 7 30 25 75 Tuntas

14 Mublihah 15 20 25 25 85 Tuntas

15 Mahlumah 15 12 30 25 82 Tuntas

16 Maisarah 15 20 15 20 70 Tuntas

17 Mathuri 20 15 5 20 60 Tidak

18 Moh.Zuhri 15 25 30 25 95 Tuntas

19 Moh.Thahir Riyadi 15 25 20 20 80 Tuntas

20 Misbah Suham 20 25 20 20 85 Tuntas

21 Moh.Ro'uf 15 15 30 20 80 Tuntas

22 Moh.Rudi 10 25 5 20 60 Tidak

23 Moh.Munif 15 15 25 25 80 Tuntas

24 Moh.Bakri 15 25 30 20 90 Tuntas

25 Arifin Rinduaji 15 15 30 20 80 Tuntas

26 Moh. Arif 10 15 25 25 75 Tuntas

27 Nasurah 12 25 25 20 73 Tuntas

28 Nurhayati 20 25 30 25 100 Tuntas

29 Satirah 10 15 10 10 45 Tidak

30 Siti Rahmah 20 15 25 20 80 Tuntas

31 Sumaiyah 10 15 25 20 70 Tuntas

32 Siti Maryamah 10 20 10 20 60 Tidak

33 Solehuddin 15 15 30 25 85 Tuntas

34 Suhud 20 15 30 25 90 Tuntas

35 Sutomo 15 10 15 20 60 Tidak


(56)

37 Toifah 15 20 15 20 70 Tuntas

38 Untung Riadi 15 20 10 15 60 Tidak

39 Siti Rohelah 20 15 20 25 80 Tuntas

40 Fatmawati 20 20 30 20 90 Tuntas

Dari tabel 5.5, siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai ¿ 65.

Berpedoman pada hal tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 31 orang, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar secara individu sebanyak 9 orang. Sehingga dapat dihitung untuk ketuntasan belajar secara klasikal sebagai berikut:

Ketuntasan belajar klasikal =

31

40×100 = 77,5%, karena prosentase

ketercapaian secara klasikal sebesar 77,5% ¿ 75%, maka penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat dapat dikatakan tuntas secara klasikal.


(57)

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan dan hasil analisis data pada bab V, maka dapat dibuat kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis data angket respon terhadap penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dikategorikan merespon positif, sebab siswa yang menyatakan “ya” terhadap angket yang diberikan sebesar 77,71%.

2. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Pokok bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dikatakan tuntas. Karena secara individual siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimum dengan memperoleh nilai ¿ 65 sebanyak 31 siswa dari 40 siswa dan secara


(58)

B. SARAN

Dari hasil penulisan yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka penulis sarankan sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT khususnya pada materi statistika diperlukan persiapan yang cukup matang baik konsep materi, alat/bahan serta sumber belajar, terlebih lagi kemampuan dan selektifitas pemilihan metode dan strategi mengajar yang harus dikorelasikan dengan materi yang hendak disampaikan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya berupaya mengenal lebih jauh karakteristik materi serta para siswanya, sehingga bisa secara selektif memilih stategi dan metode mengajar yang sesuai yang akan berefek terciptanya suasana proses pembelajaran yang kondusif, para siswa lebih aktif, kreatif serta didapat desain pembelajaran yang menyenangkan.


(59)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka cipta.

Kanginan, Marthen. 2007. Matematika. Bandung : Grafindo Media Pratama. Mulyasa,E.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya

Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Ratumanan. 2002. Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Slavin, Robert E.2008.Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa Media

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Tim penyusun. 2004 Matematika kelas 2 SMA . Klaten : PT. Macanan jaya cemerlang

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Predana Media Grup


(1)

B. Analisis Data Hasil Tes

Dalam menganalisis data hasil tes atau hasil belajar, prosentase ketuntasan belajar secara klasikal peneliti tentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan belajar klasikal (PBK) =

jumlah siswa yang tuntas

jumlah seluruh siswa

×

100

Data hasil belajar siswa diperoleh setelah siswa mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun analisis data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2

Analisis Data Hasil Tes Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika

Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Pamekasan

No Nama Skor Butir Soal Jumlah skor Keterangan

1 2 3 4

1 Abd.Ghani 10 15 25 20 70 Tuntas

2 Abdul Jamil 10 15 30 25 80 Tuntas

3 Desi Faridatul. H 15 15 5 25 60 Tidak

4 Evi Yunita 20 25 5 20 70 Tuntas

5 Fitriyah Munarwi 15 12 30 25 82 Tuntas

6 Farid Syamsul 15 15 10 15 55 Tidak

7 Fudoli A 15 15 30 25 85 Tuntas

8 Habibi 20 25 5 20 70 Tuntas


(2)

10 Hairun Nisak 15 25 30 25 95 Tuntas

11 Hasimah 15 20 30 25 90 Tuntas

12 Juhari Ali 20 12 10 20 62 Tidak

13 Misbah Luthfi 12 7 30 25 75 Tuntas

14 Mublihah 15 20 25 25 85 Tuntas

15 Mahlumah 15 12 30 25 82 Tuntas

16 Maisarah 15 20 15 20 70 Tuntas

17 Mathuri 20 15 5 20 60 Tidak

18 Moh.Zuhri 15 25 30 25 95 Tuntas

19 Moh.Thahir Riyadi 15 25 20 20 80 Tuntas

20 Misbah Suham 20 25 20 20 85 Tuntas

21 Moh.Ro'uf 15 15 30 20 80 Tuntas

22 Moh.Rudi 10 25 5 20 60 Tidak

23 Moh.Munif 15 15 25 25 80 Tuntas

24 Moh.Bakri 15 25 30 20 90 Tuntas

25 Arifin Rinduaji 15 15 30 20 80 Tuntas

26 Moh. Arif 10 15 25 25 75 Tuntas

27 Nasurah 12 25 25 20 73 Tuntas

28 Nurhayati 20 25 30 25 100 Tuntas

29 Satirah 10 15 10 10 45 Tidak

30 Siti Rahmah 20 15 25 20 80 Tuntas

31 Sumaiyah 10 15 25 20 70 Tuntas

32 Siti Maryamah 10 20 10 20 60 Tidak

33 Solehuddin 15 15 30 25 85 Tuntas

34 Suhud 20 15 30 25 90 Tuntas

35 Sutomo 15 10 15 20 60 Tidak


(3)

37 Toifah 15 20 15 20 70 Tuntas

38 Untung Riadi 15 20 10 15 60 Tidak

39 Siti Rohelah 20 15 20 25 80 Tuntas

40 Fatmawati 20 20 30 20 90 Tuntas

Dari tabel 5.5, siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai ¿ 65.

Berpedoman pada hal tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 31 orang, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar secara individu sebanyak 9 orang. Sehingga dapat dihitung untuk ketuntasan belajar secara klasikal sebagai berikut:

Ketuntasan belajar klasikal = 31

40×100 = 77,5%, karena prosentase ketercapaian secara klasikal sebesar 77,5% ¿ 75%, maka penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat dapat dikatakan tuntas secara klasikal.


(4)

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan dan hasil analisis data pada bab V, maka dapat dibuat kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis data angket respon terhadap penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada pokok Bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dikategorikan merespon positif, sebab siswa yang menyatakan “ya” terhadap angket yang diberikan sebesar 77,71%.

2. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Pokok bahasan Statistika Kelas XI IPS MA. Al-Azhar Ambat Tlanakan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dikatakan tuntas. Karena secara individual siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimum dengan memperoleh nilai ¿ 65 sebanyak 31 siswa dari 40 siswa dan secara


(5)

B. SARAN

Dari hasil penulisan yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka penulis sarankan sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT khususnya pada materi statistika diperlukan persiapan yang cukup matang baik konsep materi, alat/bahan serta sumber belajar, terlebih lagi kemampuan dan selektifitas pemilihan metode dan strategi mengajar yang harus dikorelasikan dengan materi yang hendak disampaikan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya berupaya mengenal lebih jauh karakteristik materi serta para siswanya, sehingga bisa secara selektif memilih stategi dan metode mengajar yang sesuai yang akan berefek terciptanya suasana proses pembelajaran yang kondusif, para siswa lebih aktif, kreatif serta didapat desain pembelajaran yang menyenangkan.


(6)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka cipta.

Kanginan, Marthen. 2007. Matematika. Bandung : Grafindo Media Pratama. Mulyasa,E.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya

Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Ratumanan. 2002. Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Slavin, Robert E.2008.Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa Media

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Tim penyusun. 2004 Matematika kelas 2 SMA . Klaten : PT. Macanan jaya cemerlang

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Predana Media Grup