TEMPAT PELELANGAN IKAN DI SIDOARJO.

(1)

TUGAS AKHIR

TEMPAT PELELANGAN IKAN

DI SIDOARJO

Untuk memenuhi sebagianpersyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

FERY TRIONO

0651010002

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2010


(2)

TUGAS AKHIR

TEMPAT PELELANGAN IKAN DI SIDOARJO

Dipersiapkan dan disusun oleh :

FERY TRIONO

NPM : 0651010002

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 2 Agustus 2010

Pembimbing Utama

Ami Arfianti, ST., MT NPTY. 3 6911 97 0158 1

Pembimbing Pendamping

Lily Syahrial, ST., MT NIP. 19550908 199103 1 00 1

Penguji

Ir. Erwin Djuni Winarto., MT NTPY. 3 6506 99 0166 1

Ir. Niniek Anggriani., MTP NIP. 19580124 198703 2 00 1

Ir. Syaifuddin Zuhri., MT NIP. 19621019 199403 1 00 1

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal :

Dr. Ir. Edi Mulyadi, SU NIP. 19551231 198503 1 00 2

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


(3)

TEMPAT PELELANGAN IKAN DI SIDOARJO

FERY TRIONO 0651010002

ABSTRAKSI

Tempat pelelangan ikan di Sidoarjo pada tugas akhir ini dibuat dengan dasar pemfasilitasan bahwa tempat pelelangan ikan peranan yang sangat penting dalam kemajuan pemasaran ikan. Pada kenyataannya, tempat pelelangan ikan sangat memberikan image yang negatif, dengan kondisi becek, bau yang taksedap membuat pengunjung tidak nyaman dan limbah ikan mencemari lingkungan setempat. , karena dalam jual beli ikan perlu suatu tempat khusus. Berbeda dengan pasar umum, karena membutuhkan sarana khusus, maka perlu dibangun tempat khusus sebagai wadah dalam jual beli ikan.

. Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten terkecil di Jawa Timur Kegiatan ekonomi Kabupaten Sidoarjo menampilkan dua wajah. Di satu sisi kabupaten itu identik dengan tambak yang luas sehingga bandeng dan udang kemudian dijadikan lambang Kabupaten Sidoarjo

Sebagai dasar pada perancangan tempat pelelangan ikan di Sidoarjo ini diambil pendekatan arsitektur yang tanggap terhadap lingkungan responsible design, konsep awal berangkat dari tampilan bangunan yang perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi sampai menghasilkan konsep desain untuk perancangan bangunan ini. Sedangkan pendalaman kaidah - kaidah terhadap perancangan , dipilih tema Responsible Environment yang memiliki dominasi terbesar pada perancangan tersebut. Dengan memperhatikan konsep tersebut maka dihasilkan suatu karya arsitektur yang akan menampilkan nilai-nilai tetap ramah terhadap lingkungan.

Kata Kunci : Pelelangan, ikan, Sidoarjo


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul

“TEMPAT PELELANGAN IKAN DI SIDOARJO” ini dapat terselesaikan

dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Edy Mulyadi, SU. Selaku Dekan Fakultas Tekni Sipil dan Perencanaan

(FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

2. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Tekni

Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

3. Ir. Sri Suryani Y W, MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir.

4. Amy Arfianti, ST, MT.. Selaku dosen pembimbing utama, terimakasih

banyak atas bimbingannya.

5. Lily Syahrial, ST, MT. Selaku Dosen Pembimbing pendamping. Terimakasih

banyak atas bimbingannya.

6. Ir. Erwin Djuni Winarto.,MT. Ir. Niniek Anggriani.,MTP. Ir. Syaifuddin

Zuhri.,MT Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.

7. Bunda-ku Mamik, yang selalu mendukung aku dengan kesabaran. Dan

Ayah-ku Supardi.

8. Mas Nanang,Mas Hendrik, dan Mbak Lilik, Firda, Mbak Rere, Mbak Dewi,

Dita terimakasih Suport dan Doanya.

9. Calon Istri-ku Ayu Herawati terima kasih udah sabar menunggu-ku dan

memberikan suport serta fasilitas-fasilitas untuk pendukung Studi-ku.

10. Keluarga besar Pak Hendro sekeluarga yang telah jauh-jauh mengantar

survey ke lamongan.


(5)

11. Pak Handoko, Mama, Bu Watik dan Keluarga yang di jember . Terimakasih Do’a-nya.

12. Achmat Rustam Fauzi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membatu jalanya TAq. Txs ya bro.

13. Kelompok “WongTuex’s”, Romei, Jujuk, Huda, Nopi. Terimakasih atas

semua dukungan dan bantuannya.

14. Nelia, terimakasih sudah jadi notulen.

15. Teman-teman ruangan “TA”.

16. Teman-teman angkatan 2004, 2005, 2006.

17. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Proposal Tugas

Akhir ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan proposal tugas akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Abstraksi ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Bab I. Pendahuluan ... 1

1. 1. Latar Belakang ... 1

1. 2. Tujuan dan Sasaran Perancangan ... 4

1. 3. Batasan dan Asumsi ... 4

1. 4. Tahapan Perancangan ... 5

1. 5. Sistematika Laporan ... 6

Bab II. Tinjauan Obyek Perancangan ... 7

2. 1. Tinjauan Umum Perancangan ... 7

2. 1. 1. Pengertian Judul ... 7

2. 1. 2. Studi Literatur ... 8

2. 1. 3. Studi Kasus ... 8

2. 1. 4. Analisa Hasil Studi ... 23

2. 2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 23

2. 2. 1. Lingkup Pelayanan ... 23

2. 2. 2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 23

2. 2. 3. Perhitungan Luas Ruang ... 24

2. 2. 4. Program Ruang ... 29

Bab III. Tinjauan Lokasi Perancangan... 30

3. 1. Latar Belakang Lokasi ... 30

3. 2. Penetapan Lokasi ... 32

3. 3. Kondisi Fisik Lokasi ... 33


(7)

3. 3. 1. Eksisting Site ... 35

3. 3. 2. Aksesbilitas ... 38

3. 3. 3. Potensi Lingkungan ... 39

3. 3. 4. Infrastruktur Kota ... 41

3. 3. 5. Peraturan Bangunan Setempat ... 41

Bab IV. Analisa Perancangan ... 43

4. 1. Analisa Ruang ... 43

4. 1. 1. Organisasi Ruang ... 43

4. 1. 2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 44

4. 1. 3. Diagram Abstrak ... 46

4. 2. Analisa site ... 47

4. 2. 1. Analisa Aksesibilitas... 47

4. 2. 2. Analisa iklim ... 48

4. 2. 3. Analisa Lingkungan Sekitar... 49

4. 2. 4. Analisa Zoning ... 49

4. 2. 5. Analisa Bentuk dan Tampilan... 50

Bab V. Konsep Perancangan ... 51

5. 1. Konsep View ... 51

5. 2. Konsep Aksesbilitas ... 52

5. 3.Konsep Rancang ... 53

5. 4.Konsep Bentuk dan Tampilan... 54

5. 5.Konsep Tatanan masa ... 54

5. 6.Konsep sirkulasi ... 55

5. 7.Konsep Ruang Luar ... 56

5. 8.Konsep Utilitas... 57

Bab VI. Aplikasi Konsep Perancangan ... 58

6. 1. Aplikasi Bentuk ... 58

6. 2. Aplikasi Tampilan ... 59

6. 3. Aplikasi Sirkulasi Dalam Tampak ... 61

6. 4. Aplikasi Ruang Luar ... 62


(8)

6. 5. Aplikasi Drainase Dalam Tapak ... 64 PENUTUP ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Tambak di Sidoarjo ... 2

Tabel 1.2 Produksi Tambak Kabupaten Sidoarjo 1997-2002 ( /kg ... 3

Tabel 1.3 Produksi Tambak Kabupaten Sidoarjo 2001-2003 ( /kg )... 3

Tabel 2.1 Fasilitas Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan di pantai Tamperan Kabupaten Pacitan ... 12

Tabel 2.2 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Pendek ... 22

Tabel 2.3 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Menengah ... 21

Tabel 2.4 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Panjang ... 22

Tabel 2.5 Perhitungan Luas Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan... 24

Tabel 2.6 Perhitungan luas Fasilitas Pengelola ... 25

Tabel 2.7 Perhitungan luas Fasilitas Servise ... 26

Tabel 2.8 Perhitungan luas Fasilitas Umum ... 27

Tabel 2.9 Perhitungan luas Fasilitas Parkir ... 27

Tabel 2.10 Perhitungan luas Retotan ... 28


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Skema Tahap Rancangan ... 5

Gambar 2.1. Lay Out PPP Tampera ... 9

Gambar 2.2. Kondisi Awal Pembangunan ... 9

Gambar 2.3. Crane ... 10

Gambar 2.4. Penggangkutan Ikan di TPI ... 10

Gambar 2.5. Tempat Pelelangan Ikan ... 10

Gambar 2.6. Gudang Alat Tangkap ... 11

Gambar 2.7. Kios – Kios Nelayan ... 11

Gambar 2.8. SPBN ... 11

Gambar 2.9. Pabrik Es ... 12

Gambar 2.10. Peta Lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan... 13

Gambar 2.11. Jembatan penghubung antara desa ayah dan Desa Jetis... 14

Gambar 2.12. Pengangkutan ikan dengan tradisional ... 16

Gambar 2.13. Gedung Tempat Pelelangan Ikan... 16

Gambar 2.14. Gudang Tempat Pengasinan PPI Jetis ... 17

Gambar 2.15. Tempat Jual Beli Ikan (Pasar Ikan) PPI Jetis ... 17

Gambar 2.16. Kondisi Bangunan Kios BBM PPI Jetis... 18

Gambar 2.17. Tempat Parkir Kendaraan Roda Dua PPI... 18

Gambar 2.18. Kondisi Bangunan Balai Pertemuan Nelayan PPI Jetis ... 19

Gambar 2.19. Kolam Tempat Ubur-Ubur Berada di Sekitar PPI Jetis ... 19

Gambar 2.20. Kolam Tempat Ubur-Ubur Berada di Sekitar PPI Jetis ... 19

Gambar 3.1. Peta Sidoarjo... 34

Gambar 3.2. Batas-batas site ... 35

Gambar 3.3. Suasana Jalan Lingkar Timur ... 38

Gambar 3.4. Foto Alur sungai yang menuju ke laut dan ke kota ... 39

Gambar 3.5. Foto Permukiman disektar site ... 40

Gambar 3.6. Perukoan disektar site... 41


(11)

xi

Gambar 3.7. Perwilayahan Pengembangan di Sidoarjo ... 41

Gambar 4.1. Skema organisasi ruang... 43

Gambar 4.2. Sirkulasi pengunjung ... 44

Gambar 4.3. Sirkulasi Staff dan servis ... 45

Gambar 4.4. Diagram abstrak vertical... 46

Gambar 4.5. Analisa Lokasi Site... 47

Gambar 4.6. Analisa Iklim ... 48

Gambar 4.7. Analisa Lingkungan Sekitar ... 49

Gambar 4.8. Analisa Zoning ... 49

Gambar 4.9. Ilustrasi zoning dalam site ... 50

Gambar 4.10. Analisa Tampilan dalam site ... 50

Gambar 5.1. View dalam Site ... 51

Gambar 5.2. View luar site... 52

Gambar 5.3. Penempata In dan Out ... 53

Gambar 5.4. Tampilan TPI... 54

Gambar 5.5. Zoning Site ... 55

Gambar 5.6. sirkulasi Site ... 56

Gambar 5.7. Tatanan Vegetasi ... 56

Gambar 5.8. Teknologi Biofilter ... 57

Gambar 6.1. Aplikasi bentuk pada perancangan ... 59

Gambar 6.2. Aplikasi Bentuk tampilan TPI ... 60

Gambar 6.3. Penghawaan dan pencahayaan alami... 60

Gambar 6.4. Aplikasi konsep terhadap bangunan... 61

Gambar 6.5. Pola tatanan masa bangunan... 61

Gambar 6.6. Tempat pelelangan ikan... 62

Gambar 6.7. Sikuen yang memperlihatkan salah satujenis vegetasi...…...63

Gambar 6.8. Sikuen elevasi lantai ... 63


(12)

1

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah benua kepulauan dengan posisi geografis strategis, menjadi penghubung benua Asia dan Australia, serta samudera Hindia dan Pasifik. Lebih dari dua pertiga wilayah tersebut adalah laut yakni seluas 5.877.879 km2, dengan laut teritorial 300.165 km2 dan ZEE: 2.692.762 km2, serta panjang garis pantai 80.570 km. Wilayah perairan Indonesia yang sedemikian luasnya kaya akan hasil laut. Potensi sumber daya ikan dan biota Indonesia sekitar 55,7 juta ton per tahun, yang terdiri dari potensi lestari sumberdaya ikan laut sekitar 6,2 juta ton per tahun, budidaya laut sekitar 46,7 ton, perairan umum (darat) 0,8 juta ton, budidaya tambak sekitar 1 juta ton, dan budidaya airtawar 1 juta ton. Kekayaan alam ini apabila dikelola dengan baik dapat dioptimalkan menjadi pilar keunggulan kompetitif bangsa dalam pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat, dengan jalan memberikan kontribusi terhadap devisa negara. Namun pada saat ini potensi sumberdaya alam tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, bahkan dimanfaatan secara tidak sah oleh pihak asing. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan pasar komoditif perikanan di dalam negeri adalah masalah teknis dan masalah rantai pemasaran komoditi perikanan, dimana salah satu mata rantai pemasaran ikan dan hasil laut lainnya adalah tempat pelelangan ikan.

Tetapi petani tambak terutama pada musim panen, sulit memperoleh harga yang layak dalam memasarkan hasil ikannya. Untuk itu perlu suatu tempat yang dapat menampung mereka dalam suatu sistem jual beli yang terbuka dan saling menguntungkan yaitu tempat pelelangan ikan.


(13)

2

Pentingnya tempat pelelangan ikan, karena dalam jual beli ikan perlu suatu tempat khusus. Berbeda dengan pasar umum, karena membutuhkan sarana khusus, maka perlu dibangun tempat khusus sebagai wadah dalam jual beli ikan.

Dalam menunjang laju perkembangan masyarakat dan membuat kemudahan dalam kegiatan masyarakat tersebut sehari-hari maka tempat pelelangan ikan sangat perlu untuk diadakan. Dengan itu sangat penting adanya perencanaan dan perancangan Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo terletak pada daerah Delta Brantas, Jawa Timur. Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten terkecil di Jawa Timur dengan luas 627 km². Kegiatan ekonomi Kabupaten Sidoarjo menampilkan dua wajah. Di satu sisi kabupaten itu identik dengan tambak yang luasnya mencapai 15.530 hektar (5,28 km2) milik sekitar 3.300 petambak. Bandeng dan udang kemudian dijadikan lambang Kabupaten Sidoarjo. Beberapa kecamatan di Sidoarjo yang banyak memiliki lahan tambak antara lain Kecamatan Sidoarjo, Jabon, Buduran, Candi, Tanggulangin dan Sedati. Sekitar 90% petambak menerapkan metode pemeliharaan udang dengan teknik tradisional, sisanya menggunakan teknik semi-intensif.

Rincian tambak di Kabupaten Sidoarjo sebagai berikut:

Tabel 1.1. Luas Tambak Di Kabupaten Sidoarjo

Kecamatan Luas

Waru 402 hektare.

Sedati 4.100 hektare.

Buduran 731 hektare.

Sidoarjo 3.128 hektare. Tanggulangin 497 hektare.

Candi 1.032 hektare.

Porong 496 hektare.

Jabon 4.144 hektare.


(14)

3

Tabel 1.2. Produksi Tambak Kabupaten Sidoarjo 1997-2002 ( /kg )

No. Tahun Bandeng Udang

1 1997 10.829.600 5.998.800 2 1998 11.023.800 6.862.900 3 1999 11.108.000 6.180.700 4 2000 11.663.400 6.460.600 5 2001 13.552.200 6.008.300 6 2002 14.229.800 7.697.330 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo,

Tabel 1.3. Produksi Tambak Kabupaten Sidoarjo 2001-2003 ( /kg )

No Jeni Produksi Th. 2001 (kg) Th. 2002 (kg) Th. 2003 (kg)

1 Bandeng 13.552.200 14.229.800 14.464.500

2 Udang Windu 3.592.100 4.191.700 3.401.500

3 Udang Putih 840.400 882.500 910.300

4 Udang Campur 1.575.800 1.654.600 1.638.600

5 Tawes 126.100 132.400 136.600

6 Lain-lain 924.600 970.700 1.069.600

Jumlah 20.611.200 22.061.700 21.620.600

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo,

Secara keseluruhan ekspor udang beku, baik hasil tambak memberikan kontribusi terbesar dalam ekspor non migas di Jawa Timur. Pada tahun 2001 ekspor udang beku Jatim mencapai volume 43.232,56 ton. Jika dihitung nilai produksi seluruh tambak udang di Sidoarjo, dengan penghasilan rata-rata Rp 7 juta per hektar, diperkirakan angka sebesar Rp 108,710,- milyar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan ikan kawasan di Sidoarjo sangat besar, dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan di kota Sidoarjo diharapkan kawasan tersebut menjadi lebih maju dan berkembang, guna menunjang perekonomian masyarakat yang lebih baik. Secara umum dapat dikatakan bahwa tempat pelelangan ikan bermanfaat antara lain untuk meningkatkan nilai jual yang akan


(15)

4

diperoleh petani tambak yang pada akhirnya akan merubah taraf hidupnya kearah lebih sejahtera.

1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan

Dalam kegiatan penelitian atau proyek ini, tujuan dan sasaran yang dapat kita ambil berdasarkan perhitungan dan pandangan arsitektur adalah sebagai berikut:

Tujuan direncanakannya tempat pelelangan ikan ini adalah :

1. Merubah image masarakat bahwa Tempat Pelelangan Ikan yang ada saat ini kotor,

kumuh, dan bau yang membosankan, melainkan sebaliknya yaitu menyenangkan dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dengan menciptakan tempat pelelangan yang bersih dan higienis.

2. Menciptakan Tempat Pelelangan Ikan dengan segala fasilita-fasilitas yang

penujang dalam aktifitas.

Sasaran direncanakannya Tempat Pelelangan Ikan ini adalah :

1. Merencanakan suatu komplek pelelangan ikan yang nyaman dengan perletakan

massa yang baik.

2. Merencanakan suatu komplek pelelangan ikan yang sesuai standart yang lebih baik

yang ada di Sidoarjo.

3. Menghadirkan suatu hasil perencanaan dan perancangan yang arsitektural melalui

pertimbangan kaidah-kaidah estetika dalam desain.

1.3 Batasan dan Asumsi

Dalam perencanaan dan perancangan tempat pelelangan ikan di Sidoarjo adalah suatu wadah untuk melakukan bongkar muat, pengolahan ikan dan fasilitas penunjangnya, meliputi; bangunan tempat pelelangan, kantor pengelola dan sarana pendukung lainnya, untuk menghasilkan suatu hasil yang akan menjadi penentu pada konsep penataan bangunan.


(16)

5

1.4 Tahapan Perancangan

Didalam merencanakan dan merancang tempat pelelangan ikan di Sidoarjo ini melalui beberapa tahapan-tahapan.

Tahapan-tahapa didalamnya antara lain :

 Mengintepretasi judul rancangan yaitu “Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo”

yang mempunyai fungsi sebagai tempat pemasaran ikan yang nyaman.

 Mengunpulkan data tentang tempat pelelangan ikan, yaitu melalui studi literature,

internet serta langsung ke lokasi obyek (survey).

 Analisa karakteristik bangunan sejenis yang dikaitkan dengan tujuan perancangan

untuk memperoleh gambaran pada setiap permasalahan yang ada, dan pada tahap berikutnya dapat disimpulkan pemecahan persoalan yang dihadapi.

Jadi kesimpulan dari mempelajari literature dan studi tipologi bangunan sejenis yang telah ada. Sehingga muncullah konsep rancangan yang berisi ide bangunan. Yaitu tentunya sesuai dengan Tempat Pelelangan Ikan.

Diagram 1.1. Skema Tahap Rancangan (Sumber : Analisa, 2010)

Interpretasi Latar belakang

Tema Kajian teori Obyek rancang

Studi kasus Studi literatur

Kompilasi data

Identifikasi masalah Teori, prinsip, asas perancangan

Pengembangan desain Hasil desain

Konsep rancangan


(17)

6

1.5 Sistematika Laporan

Untuk mendapatkan pengertian serta pemahaman yang sama tentang Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo, maka penyajian proposal ini mengunakan sistematika penyusunan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang berisi :

Latar belakang , maksud dan tujuan perancangan, lingkup perancangan, metode perancangan, manfaat perancangan, serta metode pendekatan penyusunan laporan.

Bab II : Tinjauan Obyek Perancangan, yang berisi :

Uraian-uraian mengetengahkan tentang obyek rancangan, tinjauan literature, batasan rancangan dan studi kasus obyek rancangan.

Bab III : Tinjauan Lokasi Perancangan, yang berisi :

Uraian-uraian mengetengahkan tentang tinjauan lokasi proyek atau rancangan , persyaratan pemilihan lokasi, latar belakang pemilihan site, tinjauan terhadap site, potensi dari bangunan sekitar site, infrastuktur kota, aktifitas dan fasilitas serta persyaratan teknis dan standarisasi.

Bab IV : Analisa Perancangan, yang berisi :

Uraian tentang latar belakang pemilihan bentuk bangunan, ruang lingkup dan pengertian dalam perancangan arsitektur . secara garis besar bab IV berisi mengenai finishing dari obtek rancang.

Bab V : Konsep Perancangan, yang berisi :

Uraian tentang latar belakang pemilihan konsep rancang untuk bangunan.

Bab VI : Aplikasikasi konsep rancangan, yang berisi :

Uraian tentang latar pengaplikasian rancangan untuk penyesuaikan pada bangunan.


(18)

7

Bab II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan

2.1.1 Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir

Dari judul yang diajukan dalam rancangan ini,yaitu “Tempat Pelelangan

Ikan di Sidoarjo” dapat diuraikan dengan definisi sebagai berikut : Tempat : Sesuatu yang menunjukan wilayah, daerah atau wadah.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, W J S Poerwadarminta)

Pelelangan : Kegiatan atau pelaksanaan mulai dari penerimaan nimbangan sampai

pembayaran.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, W J S Poerwadarminta)

Ikan : Binatang bertulang belakang yang hidup dalam air, berdarah dingin,

umumnya bernapas dengan insang, biasanya tubuhnya bersisik, bergerak dan menjaga keseimbangan adannya dengan menggunakan sirip.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, W J S Poerwadarminta)

Sidoarjo : Salah satu Kabupaten Daerah Tingkat II di Jawa Timut.

Sehingga dari jabaran tiap-tiap kata tersebut dapat diambil makna atau pengertian dari “Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo”, yaitu suatu wadah kegiatan hasil laut dan tambak yang ada di Sidoarjo Kabupaten Dati II untuk meningkatkan nilai jual yang akan diperoleh nelayan yang pada akhirnya akan merubah taraf hidupnya kearah lebih sejahtera. Terutama pada musim panen, sulit agar memperoleh harga yang layak dalam memasarkan hasil ikannya, yang di dalamnya meliputi kegiatan yang mulai dari penerimaan, penimbangan, sampai pembayaran untuk mendapatkan ikan sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli ikan tersebut.


(19)

8 2.1.2 Studi Literatur

Dalam perancangan Sentra Pelelangan Ikan di Sidoarjo diperlukan adanya sebuah wacana yang diharapkan menjadi acuan dalam proses desain. Adapun literature yang diambil adalah :

 Tempat pelelanga ikan ref. Dinas Perikanan dan Kelautan, th 2003

 Standart Arsitektur ref. Data arsitek, Ernst Neufert, th 1970

Hasil dari literature tersebut diperoleh :

A. Fungsi Tempat Pelelalngan Ikan

 Memasarkan ikan dengan harga yang layak.

 Memberi wadah untuk para nelayan dan petani tambak

B. Tugas Tempat Pelelangan Ikan

 Melayani masyarakat untuk lelang ikan

 Memasarkan ikan sebaik-baiknya

2.1.3 Studi Proyek Sejenis Studi Kasus 1

Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan di pantai Tamperan Kabupaten Pacitan

Mengingat peluang sektor perikanan khususnya usaha perikanan tangkap yang dimiliki Kabupaten Pacitan begitu besar, oleh karenanya pembangunan Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan yang memenuhi standar merupakan kebutuhan yang diprioritaskan.


(20)

9

Gambar 2.1. Lay Out PPP Tampera

Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan di Tamperan kini masyarakat Kabupaten Pacitan khususnya nelayan Kecamatan Tamperan dan sekitarnya dapa merasakan manfaatnya dengan semakin bersemangatnya mereka dalam melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan di laut hal ini tersebut terbukti dengan adanya peningkatan jumlah nelayan, bentuk maupun ukuran kapal dan jenis alat tangkap yang digunakan serta hasi produksi yang didaratkan Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan Tamperan.

Gambar 2.2. Kondisi awal pembangunan

Dampak lain dari pembangunan pelabuhan dan tempat pelelangan ikan Tamperan ini adanya peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap seperti : jasa angkut (manol), jasa transportasi, jasa makanan dan minuman dan jasa penyediaan bahan alat tangkap perikanan serta perbekalan melaut antara lain, BBM, air bersih, es, garam, kebutuhan pokok dan sebagainya.


(21)

10

Gambar 2.3. Crane

Perancangan Crane Pada Tempat Pelelangan Ikan difungsikan sebagai alat untuk mempermudah pemindahan atau pengangkutan ikan hasil tangkapan nelayan dari laut yang berada di kapal.

Gambar 2.4. Pengangkutan ikan di TPI

Aktifitas pengangkutan ikan setelah turun dari kapal untuk dipindahkan di tempat pelelanga ikan dengan alat tradisional yaitu dengan dipikul mengunakan bambu.

Gambar 2.5. Tempat Pelelangan Ikan

Tempat pelelangan ikan di fungsikan untuk tempat lelang dalam partai besar yang didalamnya terdapat hasil penangkapan ikan oleh nelayan dilaut.


(22)

11

Gambar 2.6. Gudang alat tangkap

Tempat ini digunakan sebagai gudang alat tangkap yang didalamnya terdapat peralatan – peralatan milik nelayan mulai dari alat untuk melaut dan penangkapan ikan.

Gambar 2.7. Kios-kios Nelayan

Kios – kios pada tempat pelelangan ini digunakan sebagai untuk penjualan ikan partai kecil seperti pembelian ikan per-ekor sampai per-kiloan.

Gambar 2.8. SPBN

SPBN di dalam tempat pelelangan ikan di fungsikan sebagai fasilitas bagi nelayan untuk mengisi bahan bakar kapal untuk melaut.


(23)

12

Gambar2.9. Pabrik Es

Pabrik Es juga sebagai sarana untuk memfasilitasi bagi nelayan supaya ikan hasil tangkapanya dapat awet tetap segar dan tidak mudah busuk.

Untuk menunjang kelancaran operasional PPP Tamperan telah dibangun beberapa fasilitas yang memadai sebagai berikut :

Tabel 2.1 Fasilitas Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan di pantai Tamperan Kabupaten Pacitan

No. Jenis Fasilitas Telah dibangun s/d

2008 Rencana di Bangun Kurang I 1 2 3 4 Fasilitas Pokok Lahan PPP Break Water Dermaga Caisson Kolam Labuh 2,05 Ha 460,9 m 234 m 4,5 Ha 3,5 Ha 765,5 m 234 m 6,5 m 1,45 Ha 304,7 m - 2 Ha II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Fasilitas Fungsional Gedung TPI Pabtik es Kantor Pelabuhan Kantor Keamana Ground Resevoir Power Houese Menara Air Bengkel SPBN

Gudang Es dan Garam Pos Jaga Toilet Slipway 720 m² 288 m² 220 m² 45 m² 35 m² 20 m² 18 m² 288 m² 45 m² 288 m² 12.6 m² 30 m² 60 m² 720 m² - 220 m² - 35 m² 20 m² 18 m² - 45 m² 80 m² - 30m² - - 288 m² - 45 m² - - - 288 m² - 208 m² 12,6m² - 66 m²


(24)

13 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Fasilitas Penunjang Pasar Ikan Rumah Dinas Kantin Kantor Koperasi Musholla Gedung Pertemuan Nelayan Tempat Parkir Plengsengan Bukit Landscape Tempat Pengepakan Kios Nelaya 160 m² - - - 100 m² - - 270 m² 600 m² 1 unit 1 unit 288 m² 120 m² 45 m² 45 m² 100 m² 220 m² 1 unit 270 m² - - - 128 m² 120 m² 45 m² 45 m² - 220 m² 1 unit - - - -

Studi Kasus 2

Kondisi Umum Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis

Gambar 2.10 Peta Lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)


(25)

14

Jetis pencapaian ke Lokasi Pangakalan Pendaratan Ikan Jetisl okasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, jarak dari kota Cilacap ke lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ± 50 km.

Jalan menuju ke lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis dari jalan utama desa Jetis merupakan jalan dengan lebar ± 5m yang terdiri dari lebar perkerasan 3 m dan lebar bahu jalan kanan kiri masing-masing 1 m. Kondisi jalan tersebut merupakan jalan beraspal sepanjang 0,8 km dan jalan makadam sepanjang 0,6km Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan areal pertanian di sekitarnya tersebut berada pada lahan yang merupakan tanah negara. Potensi Wisata Daerah Jetis.

Daerah Jetis memiliki kawasan pantai yang cukup luas dengan pemandangan (panorama) laut yang masih alami dan menarik. Kawasan pantai Jetis yang letaknya masih berdekatan dan masuk dalam lingkungan Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata pantai Jetis. Hal ini dapat dilihat dengan terlihatnya para pengunjung yang sengaja datang hanya untuk melihat keindahan pantai dan panorama lingkungan laut. Keadaan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan, apabila dapat dikelola dengan baik .

Gambar 2.11 Jembatan penghubung antara desa ayah dan Desa Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)


(26)

15

Sumberdaya ikan merupakan bagian dari sumberdaya alam yang memberikan andil sebagai penghasil devisa negara. Mengingat perikanan Indonesia terdiri dari beberapa jenis dan ragamnya (multispesies), maka pengembangan yang mengacu pada peningkatan produksi perikanan tangkap mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Dalam mengekploitasi suatu sumberdaya perikanan untuk suatu tujuan keuntungan (terutama peningkatan kesejahteraan nelayan) yang pertamakali harus diketahui adalah seberapa besar sumberdaya yang mendiami perairan tersebut.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis terletak di wilayah Propinsi Tingkat I Jawa Tengah. Dimana estimasi potensi sumberdaya ikan Jawa Tengah terdapat di perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia. Berdasarkan pengkajian stok ikan di Perairan Indonesia yang disusun oleh Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perairan- DKP bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi dan LIPI Jakarta wilayah pengelolaan perikanan estimasi potansi ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang paneid pada tahun 2001 sebesar 6,4 juta ton/tahun.

Fasilitas yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis antara lain berupa : fasilitas dasar/pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang/tambahan. Fasilitas Dasar/Pokok Fasilitas dasar/pokok yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis saat ini antara lain :

Lahan yang ada di sekitar Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis cukup luas, dimana bangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis dan bangunan penunjang lainnya serta tempat parker masih mencukupi untuk dapat dikembangkan. Lahan yang tersedia saat ini ± 6 ha, dan telah digunakan untuk kegiatan Pangkalan Pendaratan Ikan ± 1 ha. Kolam. Kolam yang ada saat ini terbentuk secara alami berupa muara sungai.


(27)

16

Gambar 2.12 Pengangkutan ikan dengan tradisional (TPI) PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

Fasilitas fungsional yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis saat ini adalah : 1) Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dengan luas 9x16m. Gedung Tempat

Pelelangan Ikan ini terdiri dari : lantai lelang 8x9m, ruang administrasi (loket pembayaran) 3x3m, ruang kantor kepala TPI 3x4m, ruang pengawasan kapal TPI 3x3m, gudang 3x3m, mushola 3x4m, kamar mandi/WC 2x1,5m. Kondisi bangunan masih cukup baik dengan lantai keramik dan dinding dari pasangan batu bata.

Gambar 2.13 Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

2) Gudang tempat pengasinan. Gudang tempat pengasinan dengan luas 4x6 m, ini letaknya terpisah dari gedung TPI. Gudang tempat pengasinan ini belum dimanfatkan secara optimal (tidak digunakan) oleh para nelayan untuk


(28)

17

melakukan kegiatan pengasinan ikan laut. Kondisi bangunan masih cukup baik dengan lantai keramik dan dinding batu bata.

Gambar 2.14 Gudang Tempat Pengasinan PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

3) Tempat jual beli ikan. Fasilitas jual beli ikan berupa los-los bangunan tidak permanen. Kondisi bangunan saat ini masih sangat sederhana, tiang-tiangnya terbuat dari bambu dan atapnya dari terpal (sejenis karpet yang terbuat dari plastik).

Gambar 2.15 Tempat Jual Beli Ikan (Pasar Ikan) PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

4) Kios Bahan Bakar Minyak (BBM). Kios Bahan Bakar Minyak (BBM) berada di dekat jalan masuk tepatnya berada di perempatan jalan utama dengan jalan yang menuju ke lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis. Kios Bahan Bakar Minyak (BBM) ini dimaksudkan dan dialokasikan untuk melayani para nelayan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis untuk mengisi bahan bakar bagi perahunya/kapalnya saat akan melaut (menangkap ikan). Selain untuk melayani nelayan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis juga melayani masyarakat Jetis. Kondisinya saat ini belum jadi, masih dalam tahap pembangunan serta kurang terawat.


(29)

18

Gambar 2.16 Kondisi Bangunan Kios BBM PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

5) Instalasi air. Sumber air bersih berasal dari sumur ada di dalam gedung TPI Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis. Kondisi air ini adalah payau.

6) Areal parkir kendaraan. Areal parkir kendaraan tersedia untuk kendaraan roda empat dan terdapat juga bangunan tempat parkir untuk kendaraan roda dua. Kondisi bangunan tempat parkir untuk kendaraan roda dua sudah cukupbaik, dengan lantai dari plesteran serta penutup atap dari genting. Sedangkantempat parkir kendaraan roda empat masih alami.

Gambar 2.17 Tempat Parkir Kendaraan Roda Dua PPI Jeti Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

Fasilitas penunjang yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis antara lain adalah :

1) Balai pertemuan nelayan. Balai pertemuan nelayan dengan ukuran 6 x 12 m, berada di dekat jalan masuk menuju Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis.


(30)

19

Bangunan ini berdekatan dengan lokasi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kondisi bangunan saat ini belum jadi masih dalam tahap pembangunan, namun konstruksi tiang-tiang kolomnya sudah berdiri (sudah mulai dibangun).

Gambar 2.18 Kondisi Bangunan Balai Pertemuan Nelayan PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

2) Tempat penjemuran ikan. Pada lokasi sekitar Pangkalan Pendaratan berupa patok-patok dari bambu sebagai tonggak untuk meletakkan papan tempat penjemuran. Selain beberapa bangunan dan fasilitas tersebut di atas, pada lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis terdapat juga gudang tempat pengolahan ubur-ubur, kolam untuk menempatkan ubur-ubur dan beberapa bangunan lain yang mulai dibangun untuk menunjang kegiatan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).

Gambar 2.19 Kolam Tempat Ubur-Ubur Berada di Sekitar PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)


(31)

20

Armada Kapal Perikanan Berdasarkan hasil observasi langsung di lapangan, armada kapal yang digunakan adalah kapal jukung motor, yang dilengkapi dengan katir (penyeimbang badan). Kapal-kapal ini terbuat dari fibre glass. Para nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Jetis ini mendapatkan kapal jukung motor dari Cilacap.

Dimensi ukuran dari kapal-kapal nelayan Jetis ini relatif sama yaitu : L x B x D = 8 x 1,5 x 1,5. Kapal-kapal ini menggunakan mesin motor temple (out board) memiliki kekuatan mesin 15 Pk, dengan kapasitas bahan bakar 35 liter. Merk mesin kapal yang digunakan adalah Suzuki, Yamaha, dan Odatsu.

Gambar 2.20 Mesin-Mesin Kapal Yang Digunakan Nelayan PPI Jetis Sumber : Google (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.)

Mengingat ketersediaan lahan sebagian masih berupa rawarawa dan tambak, maka prioritas pengembangan jangka pendek ditujukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini serta menata kawasan sebelah timur untuk pengembangan jangka menengah dan jangka panjang.

a) Pengembangan jangka pendek didasarkan atas kebutuhan saat ini meliputi :

fasilitas dasar, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, serta sebagian merupakan rehabilitasi fasilitas-fasilitas. Sedangkan yang lain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan saat ini seperti dangkalnya alur pelayaran, kolam untuk tempat tambat labuh. Secara terperinci jenis-jenis fasilitas yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :


(32)

21

Tabel 2.2 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Pendek

No. Jenis Fasilitas Satuan

1. Dermaga kayu 100 x 6 m

2. Sumur dan instalasi air bersih 1 unit

3. Peningkatan/perkerasan jalan 600 x 3 m

4. Pengadaan lampu penerangan luar 10 titik

5. Tempat pengepakan 8 x 15 m

b) Pengembangan Jangka Menengah Pengembangan fasilitas Pangkalan

Pendaratan Ikan Jetis didasarkan atas adanya perbaikan-perbaikan fasilitas dasar, fasilitas fuingsional, fasilitas penunjang dalam pengembangan jangka pendek, serta asumsi-asumsi (estimasi produksi, jumlah kunjungan perahu-perahu, jumlah kebutuhan perbekalan) yang akan berakibat peniingkatan aktivitas secara keseluruhan di Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis-Cilacap untuk masa mendatang. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas maka dasar pengembangan jangka menengah adalah meningkatkan fungsi pelayanan dan perbaikan kualitas mutu hasil tangkpan serta menunjang program peningkatan ekspor hasil perikanan. Untuk menunjang fungsi-fungsi tersebut dalam rangka pengembangan jangka menengah, maka jenis-jenis fasilitas dan kapasitas yang dikembangkan adalah tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Menengah

No. Jenis Fasilitas Satuan

1. Timbangan berkel 1 unit

2. Basket ikan 500 buah

3. Area perbaikan jaring 20 x 40 m

4. Pengerukan kolam pelabuhan 1,25 x 16 x 100 m


(33)

22

6. Pabrik es 10 x 20 m

7. Peningkatan akses jalan ke PPI 5 x 1400 m

8. Perbaikan tempat jual beli ikan (pasar ikan) 15 x 25 m

9. Kios (pom) BBM 16 x 16 m

10. Balai pertemuan nelayan 8 x 12 m

c) Pengembangan Jangka Panjang Pengembangan jangka panjang didasarkan pada

pengembangan industri perikanan yang tangguh dan berkelanjutan ke arah peningkatan ekspor produk perikanan serta kelengkapan fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang (tambahan) untuk mencapai kesempurnaan pelayanan. Fasilitas yang akan dikembangkan pada jangka panjang meliputi bebrapa aspek seperti tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.4 Fasilitas Yang Dikembangkan Dalam Jangka Panjang

No. Jenis Fasilitas Satuan

1. Bangunan Tempat Pelelangan Ikan 10 x 20 m

2. Penataan tapak 6000 m²

3. Penataan tempat parkir roda dua dan roda

empat

1515 m2

4. Bengkel 15 x 15 m

5. Gudang 10 x 10 m

6. Mushola 8 x 8 m

7. Kios (warung) makan 96 m2

8. MCK umum 4 x 15 m


(34)

23

2.1.4 Analisa Hasil Study

Jadi kesimpulan dari 2 obyek studi kasus dan studi literaturdapat dijadikan pertimbangan didalam merencanakan maupun perancangan menentukan aktifitas dan fasilitas pada proyek ini antara lain :

a. Kekuranga kasus :

Luas bangunan tidak memenuhi

Fasilitas Kurang Mendukung

b. Untuk direncanakan suatu perencanaan sebagai berikut :

Luas bangunan harus memenuhi aktifitas dan fasilitas

Fasilitas harus mendukung baik struktural maupun non-struktural

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Lingkup Pelayanan

Mengenai kajian pembahasan terhadap perancangan proyek yang mengarah pada Building Desain / Perancangan Gedung, maka diberi batasan :

1. Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan sebagai wadah penampungan,

pembersihan, penimbangan sampai hingga pemasaran yang terkaitan dengan ikan.

2. Sosok fisik yang ditampilkan di luar mencerminkan kegiatan dan fungsi bangunan

yang dimiliki, sehingga dapat dengan mudah menangkap fungsi bangunan tersebut.

2.2.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Tinjauan pelaku dan kegiatan dalam tempat pelelangan ikan :

Kelompok pengunjung

Adalah dari semua kalangan masyarakat baik dari golongan rendah maupun dari golongan menengah keatas dimana mereka mereka mempunyai tujuan dari pembelian.


(35)

24

 Kelompok pengelola

Adalah merupakan sekelompok orang yang melakukan kegiatan seperti mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalan bangunan tepat pelelangan ikan serta mengatur jalanya kegiatan tersebut.

 Barang pengelola

Ikan juga merupakan salah satu pemakai bangunan tempat lelang karena luasan ruang sangat ditentukan jenis-jenis dan jumlah yang akan dipasarkan atau dilelengkan.

2.2.3 Perhitungan Luas Ruang

Penentuan luas ruang ini atas dasar jenis dalam pada kegiatan yang digunakan berdasarkan studi literature.

Tabel 2.5 Perhitungan Luas Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 Hall Pelelangan Ikan SB = 800 m² 800m²

2 Outlet Ikan SB = 300 m² 300 m²

3 - R. timbang

- R.pengawas

- Loading dock

1unit 2 orang 2 truk

SB

NAD

NAD

=10 m²

=12 m²

=50 m²

72 m²

4 Toilet Pria

Wanita

NAD 4 WC = 3 bh x 1.6 m² = 6.4 m²

8 Uniroar = 8bh x 0.9 m² = 7.2 m²

4 wastafel = 4bh x 0.6 m² = 2.4 m²


(36)

25

6 WC = 6 bh x 1.6 m² = 9.6 m²

6 wastafel = 6 bh x 0.6 m² = 3.6m²

SUBTOTAL

Sirkulasi 30% = (1211 m² x 30%)

= 1248.33 m²

1211 m²

Tabel 2.6 Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 Kantor TPI :

R.tamu R.administrasi R.general maneger Toilet dapur 10 org 2 org 1 org ASS ASS

=0.86 m²/ org

=0.86 x 10 = 8.6 m²

=2 m²/org = 2 x 2 = 4 m²

=12 m²/org = 12 x 1 = 12 m²

=3 m²

=5 m²

32.6 m²

2 Kantor restoran :

R.tamu

R.administrasi

10 org

2 org kar 1 org kar

ASS =0.86 m²/ org

=0.86 x 10 = 8.6 m²

=2 m²/org = 2 x 2 = 4 m²


(37)

26

R.general maneger

Toilet

dapur ASS

=12 m²/org = 12 x 1 = 12 m²

=3 m²

=5 m²

3 R.pertemuan nelayan

dapur

toillet

SB =52.5 m²

=6 m²

=6 m²

64.5 m²

SUBTOTAL

Sirkulasi 30% = (130 m² x 30%)

= 169 m²

130 m²

Tabel 2.7 Perhitungan Luas Fasilitas Servise

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 R.genset 1 unit MEE =36 m² 36 m²

2 R.pompa 1 unit MEE =30 m² 30 m²

3 Pembersihan ikan 6 unit ASS =12.5 m² x 6 = 9 m² 75 m²

4 Dermaga 6 crene ASS =30 m² x 6 = 180 m² 180 m²

5 Benkel kapal SB =146 m² 146 m²

6 Gudang Peralatan SB =66 m² 66 m²

7 Gudang ES & Garam SB =13 m² 36 m²

8 R. Sortir Es SB =8 m² 36 m²


(38)

27

SUBTOTAL

Sirkulasi 30% = (626 m² x 30%)

= 813.8 m²`

626 m²

Tabel 2.8 Perhitungan Luas Fasilitas Umum

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 Mushola ASS =58m² 58 m²

2 R.ATM 3 unit SB =3 m² x 3 = 9 m² 9 m²

3 R. POM SB =16 m² 16 m²

SUBTOTAL

Sirkulasi 30% = (82 m² x 30%)

= 107 m²`

82 m²

Tabel 2.9 Perhitungan Luas Fasilitas Parkir

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 Parkir mobil 37 NAD =15 m²/mobil 37 = 555 m² 555 m²

2 Parkir truk 12 NAD =28 m²/mobil x 12 = 336m² 336m²


(39)

28

SUBTOAL

Sirkulasi 30% = (1091 m² x 30%)

= 1418m²`

1091m²`

Tabel 2.10 Perhitungan Luas Fasilitas Restoran

NO. RUANG KAPASITAS SBR PENDEKATAN LUAS (M²)

1 R. duduk

R. Display Kasir Dapur Kotor Pentri r.cuci piring r.istrahat karyawan Toilet Pria Toilet Wanita 80 org 3org TSS NAD

=1.08 m²/org x80 = 7.56 m²

=7.56 m² x 9 = 86.4 m²

=134 m² =12 m² =55 m² =15 m² =15 m² =25 m²

3WC = 3 bh x 1.6 m² = 4.8 m²

5 Uniroar = 5bh x 0.9 m² = 4.5m²

2wastafel = 2bh x 0.6 m² = 1.2 m²

5 WC = 5bh x 1.6 m² = 8m²

3wastafel = 4bh x 0.6 m² = 2.4 m²

86.4 m²

134 m²

12 m² 55 m² 15 m² 15 m² 25 m² 10.5m² 10.4m² SUBTOTAL

Sirkulasi 30% = (256 m² x 30%)

= 332.8m²`


(40)

29

Rekapitulasi Program Ruang

NO. JENIS RUANG LUAS

1 Fasilitas Tempat Lelang ikan 1211 m²

2 Fasilitas Pengelola 169 m²

3 Fasilitas Servise 813.8 m²

4 Fasilitas Umum 107 m²

5 Fasilitas Parkir 1418 m²

6 Fasilitas Restoran 332.8 m²

Total 4051.6m²

KETERANGAN :

NAD : Neufert Architect Data

SB : Studi Banding

ASS : Asumsi


(41)

30

i. Program Ruang

Pegelompokan Tempat pelelangan ikan dapat dibagi menjadi tiga zona utama, yaitu :

1. Zona Pelayanan Umum :

 Hall pelelangan ikan

 Restoran

 Kios BBM

 ATM

 Musholla

2. Zona Pengelola :

 Gedung pengelola

 Gudang alat

 Dermaga bongkar

 Tempat pebersihan ikan

3. Zona Servis :

 Toilet


(42)

31

Bab III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang pemilihan Lokasi

Langkah awal dalam proses perencanaan tempat pelelangan ikan di Sidoarjo adalah pemilihan lokasi yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhakan dalam fungsinya sebagai pemasaran ikan itu sendiri.

Agar dalam penentuan lokasi Tempat Pelelanangan Ikan dapat lebih maksimal pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :

Faktor peruntukan

Tapak yang digunakan harus merupakan tanah yang diperuntukkan sebagai daerah pengembangan pusat perdagangan, mengingat proyek yang dipilih merupakan salah satu fasilitas untuk pemasaran yaitu lelang dari hasil tambak.

Faktor luas tapak

Luas tapak yang dipilih harus memenuhi kebutuhan luas bangunan yang merupakan standart dari tempat pelelangan ikan itu sendiri, kemudian ditambah dengan Building Coverage (BC) yang sudah ditentukan untuk lahan tersebut berdasarkan peraturan daerah yang berlaku saat itu.

Faktor sirkulasi ke tapak

Faktor terpenting dalam pemilihan lokasi yaitu kemudahan pencapaian ketapak dari dalam maupun luar kota. Daerah tapak harus dapat dilalui oleh mobil-mobil dan kedekatannya dengan lokasi-lokasi lainya yang mendukung tempat pelelangan ikan, yaitu perlu diperhatikan dalam perancangan ini.

Faktor infrastruktur

Faktor pendukung proyek berupa sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan operasional sebuah tempat pelangan ikan dengan baik seperti jaringan air, telepon, listrik, dan jalur pembuangan air kotor yang memadai.


(43)

32

 Faktor lebar jalan

Lebar jalan minimum 6 meter dengan pertimbangan kemudahan untuk kendaraan-kendaraan besar.

 Faktor ketrategisan lokasi

Faktor yang mempertimbangkan daerah jangkauan pemasaran yang dapat mencakup wilayah yang cukup luas atas dasar perkembangan daerah itu sendiri yang menjadi perhatian daerah-daerah sekitarnya.

Berdasarkan kriteria-kriteria seperti diatas dalam menentukan lokasi site tempat pelelangan ikan ini maka site yang paling cocok dan mendekati yaitu terletak pada wilayah Kecamatan Sidoarjo, Kelurahan Bluru Kidul, Desa Bluru Kidul

Desa Bluru Kidul adalah termasuk wilayah perluasan kota Sidoarjo yang dibuat secara formal oleh Pemerintah Kota Sidoarjo, pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan perdagangan dan pemasaran khususnya di daerah Sidoarjo.

Desa Bluru Kidul merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bluru Kidul yang memiliki alur sungai yang menuju kota dan laut sebagi transportasi air yang mempermudahkan pemasaran ikan.

3.2 Penetapan Lokasi

Berdasrkan hasil survey ke Desa Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo, yang terletak di Jalan Raya Lingkar Timur. Kota Sidoarjo merupakan salah satu bagian dari wilayah Jawa Timur yang memiliki geogafis berbeda.

Geografis Kota Sidoarjo terletak pada posisi antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur

Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Kecamatan Sidoarjo terdiri dari

beberapa desa yaitu Magersari, Pucang, Sidoklumpuk, Pucanganom, Bulusidokare, Sekardangan, Celep, Sidokare, Pekauman, Lemahputro, Gebang, Urangagung, Cemengkalang, Kemiri, Bluru Kidul, Rangka Kidul, Banjarbendo, Jati, Suko, Lebo, Cemengbakalan, Sumput, Sarirogo.


(44)

33

Luas wilayah Bluru Kidul ini sendiri yaitu 260.817 Ha yang batas wilayah kelurahannya, berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Kelurahan Kemiri, Kelurahan Pucang dan Kelurahan

Pucanganom.

 Sebelah Selatan : Kelurahan Ragkah Kidul dan Kelurahan Sidolumpuk

 Sebelah Barat : Desa Sidoklumpuk dan Kelurahan Pucang

 Sebelah Timur : Kelurahan Pucanganom dan KelurahanRangkah Kidul

Berdarakan hasil survey ke Desa Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo, yang terletak di Jalan Raya Lingkar Timur dengan kriteria :

 Kondisi jalan yang cukup baik untuk dilalui kendaraan besar, kendaraan mobil,

maupun sepeda motor.

 Lokasi dekat dengan jalan propinsi.

 Utilitas dapat ditangani dengan baik karena sarana dan prasarana sudah tersedia.

 Akses menuju ke site dapat menggunakan angkutan kota (lyn/bemo) ataupun

kendaraan pribadi.

 Daerah lahan cukup tenang meskipun tidak terlalu sepi untuk dilalui karena jalan

yang berada di depan site cukup lebar.

 Sarana dan prasarana yang cukup.

 Sarana infrastruktur yang mendukung misalnya dilewati oleh angkutan umum,

dekat dengan badan pemerintahan, dan dekat dengan tempat wisata.

 Akses pencapaian yang dapat dilalui dari arah Malang dan Surabaya.

3.3 Kondisi Fisik Lokasi

Lokasi perencanaan ini berada di bagian pemerintah Kota Sidoarjo dan merupakan sebuah lahan kosong berupa persawahan yang berada di sebelah timur Kecamatan Sidoarjo.


(45)

34

Persyaratan lokasi sesuai dengan rujukan RTRK kota Sidoarjo, Kecamatan Sidoarjo, Kelurahan Bluru Kidul, yaitu :

 KDB : 40 – 60%

 KLB : 0,4 – 0,6

Peaturan Rencana Dedail Ruang Tata Kota ( RDRTK )

a. Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) : 40 % - 60 %

b. Garis Sepadan Bangunan ( GSB ) perdagangan : ± 10 m

c. Garis Sepadan Bangunan ( GSB ) : ± 5 m

Gambar 3.1. Peta Sidoarjo


(46)

35

Gambar 3.2 Batas-batas site (Sumber : Analisa dan Google Earth)

Batas Site

Sebelah Utara : Lahan persawahan

Sebelah Timur : Perumahan Permata Gading Sebelah Selatan : Sungai Bluru

Sebelah Barat : Jalan Lingkar Timur

Luas keseluruhan lahan dari Tempat Pelelanga Ikan = ±1 Ha

Luas bangunan = 4051.6 m²

Luas halaman = 5948.4 m²

3.3.1 Exsisting Site

Tapak yang kita pilih sebagai bahan kajian kali ini berlokasi di Pedukuhan Rangka Lor, Desa Blurukidul, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tepatnya berada di pinggir jalan lingkar timur kota Sidoarjo, dan berada ditepi sungai kota Sidoarjo.


(47)

36

a. Topografi

Tanah di daerah ini umumnya datar dengan ketinggian 1 hingga 2,5 meter di atas permukaan air laut. Adanya permukaan yang berkontur hanya terdapat pada daerah aliran sungai yang mencapai 6 atau 7 meter dengan kemiringan rata-rata 14%. Pada muara sungai Sidoarjo ini kedalamannya mencapai 11 atau 12 meter dengan kemiringan rata-rata 6%. Daerah yang tidak rata juga karena adanya sawah, tambak, dan daerah yang diurug. Pengurugan sering dilakukan karena ketinggian tanah yang relatif rendah dari tinggi air pasang, sehingga sering terjadi genangan bila terjadi hujan deras dan bersamaan dengan pasang air laut yang tinggi yang masuk lewat sungai.

b. Hidrologi

Dengan ketinggian hanya 1 meter di atas permukaan air laut, air tanah juga sangat dangkal yaitu sekitar 1 meter hingga 25 centimeter. Pada daerah dengan keadaan tanah yang lembek ini daya serap tanah terhadap air sangat besar, yaitu hingga mencapai 20 cm per menit, atau waktu perkolasi 5 menit per meter. Namun karena kedalaman air tanah hanya 0,25 hingga 1 meter, maka daya serap itu terbatas bila air yang ada (air hujan) terlalu banyak. Daerah aliran sungai terdapat di bagian selatan tapak. Air yang ada pada sungai mengalami pasang surut sesuai dengan pasang surut air laut dengan selisih antara pasang dan surut mencapai 3 atau 4 meter. Daerah bekas tambak terdapat pada bagian timur tambak merupakan tambak yang tidak difungsikan lagi, bahkan pada bagian lain dari tambak ini sudah diurug dengan sirtu.

c. Geologi

Daerah ini adalah daerah delta yang daratannya merupakan hasil endapan dari tanah dan lumpur yang terbawah oleh aliran sungai, apalagi pada tapak ini memang tempat yang berada di tepi aliran sungai. Sungai yang melaluinya yaitu Kali Kuto (sungai Sidoarjo) yang hulunya merupakan pecahan dari sungai Brantas, muaranya di selat Madura (pantai timur kabupaten Sidoarjo). Tapak ini juga dekat dengan pertemuan (muara) sungai Pecantingan. Karena tanahnya berasal dari endapan


(48)

37

lumpur dari arus air sungai, tanah yang ada merupakan jenis tanah lembek dengan tidak ada batuan keras tanah keras yang diakibatkan oleh endapan tanah yang telah sekian lama, terdapat pada kedalaman sekitar 2 hingga 3 meter dengan ketebalan sekitar 1,5 meter, kemudian tanah lembek dengan kedalaman hingga 20 atau 30 meter.

d. Analisa Slop

Sesuai dengan peta kontur yang ada, tapak ini datar (daerah bekas sawah) dengan adanya lubang pada tepi sungai dan bekas tambak yang tidak produktif lagi. Tinggi rata-rata pada daerah yang terluas dari tapak yaitu 1 meter dari permukaan air laut. Lubang pada bekas tambak mencapai kedalaman 1,5 meter dengan kemiringan 1,5 / 5 x 100% = 30 %. Pada kedalaman sungai, mencapai 7 meter dengan kemiringan 7 / (100/2) x 100% = 14%.

e. Jenis Tanah

Tanah yang ada merupakan tanah lempung dengan keasaman sedang, sehingga baik untuk tanaman, namun karena kondisinya yang sering tergenang tidak cocok untuk tanaman yang tidak tahan air. Daerah ini sebenarnya merupakan daerah yang subur terutama sangat sesuai untuk tanaman padi, namun karena banyaknya hama terutama tikus dan sulitnya mengatur air (sering terjadi genangan yang terlalu tinggi dan lama) maka sawah yang ada sudah tidak difungsikan lagi. Pada aliran sungai terutama di bagian tengah adalah jenis tanah berpasir, hal ini kemungkinan karena hasil endapan dari tanah yang terbawah oleh arus sungai. Demikian juga pada tepi tambak tanahnya adalah jenis tanah berpasir

f. Klimatologi

Daerah ini terletak sekitar 7,5o Lintang Selatan. Sebagaimana sebagian besar

iklim di Indonesia adalah iklim tropis lembab dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

- Curah hujan tinggi (1800 m/tahun)

- Radiasi sinar matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun) - Kelembaban tinggi (mencapai lebih dari 90%)


(49)

38

- Perbedaan temperatur antara siang dan malam 2o s/d 5o C (ini karena

kelembaban udara tinggi).

3.3.2 Aksesibilitas

Untuk menghubungakn lokasi ini dengan tempat lain biasanya memakai dua jalan yaitu jalur darat dan jalur air. Jalur darat adalah melaui jalan lintas (lingkar) timur kota Sidoarjo, yang melingkari kota Sidoarjo dari kecamatan Buduran atau Gedangan di utara dan kecamatan Candi di selatan. Untuk langsung ke pusat kota Sidoarjo dapat melalui desa Blurukidul dan desa Gebang atau desa Rangkah Kidul.

Gambar 3.3 Suasana Jalan Lingkar Timur (sumber : Foto dari hasil studi lapangan 2009)

Jalur darat yang menghubungkan lokasi dengan tambak atau laut masih merupakan jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan jalan kaki atau sepeda dan sepeda motor, dengan keadaan yang seadanya, bila hujan sangat becek. Jalur yang menghubungkan lokasi ini dengan tambak terutama menggunakan perahu. Kebanyakan perahu yang ada di daerah aliran sungai di sini adalah perahu tongkang dengan motor bensin, perahu dengan mesin diesel, dan perahu kecil (sampan) dengan diberi mesin bensin atau didayung dengan atau layar tradisional. Jalur air melalui sungai ini memang jalur utama bagi para nelayan yang menuju laut yang jaraknya ± 13 dan menghubungkan tambak-tambak yang berada di sepanjang aliran sungai ini dan beberapa sungai lain yang bermuara di pantai timur kabupaten Sidoarjo.


(50)

39

Gambar 3.4 Alur sungai yang menuju ke laut dan ke kota

(sumber : Foto dari hasil studi lapangan 2009)

Sungai yang melalui lokasi ini juga dapat menghubungkan dengan kota di Sidoarjo, yaitu hingga desa Karang Gayam, desa Pucang dan desa Gebang. Dengan jalur sungai ini juga dapat menghubungkan ke daerah-daerah lain dan di sepanjang aliran sungai ini dan sungai-sungai lain yang bermuara ditempat yang sama, juga daerah-daerah lain yang jauh, karena berhubungan dengan laut. Namun hanya dapat dilakukan dengan perahu/kapal tradisional yang tidak besar.

3.3.3 Potensi Lingkungan

a. Bentuk-Bentuk Alam

Di daerah ini kita masih dapat melihat suasana yang alami dengan adanya aliran sungai dengan pasang surutnya dan adanya tambak yang dikelola secara tradisional. Bentuk badan sungai yang berkelok-kelok mengikuti tanah yang terus tererosi oleh aliran air dan aliran air itu sendiri tentu membawa kita pada ide-ide segar dalam perencanaan. Juga adanya tambak yang tenang dan damai dengan suasana ikan-ikan yang hidup di dalamnya adalah gambaran yang diberikan alam pada tapak ini. Di sisi lain pembangunan yang selalu bergerak demi memenuhi kebutuhan manusia yang tidak pernah habis, juga memberikan warna lain pada bentuk tapak yang akan kita gunakan sebagai lahan bangunan kita ini.


(51)

40

b. Pola Ruang

Daerah ini merupakan daerah yang masih terbuka karena belum banyak bangunan yang ada. Namun kemungkinan besar akan segera ramai dengan munculnya bangunan-bangunan baru. Hal ini tampak dengan banyaknya proyek pengurugan yang ada di sekitar lokasi yang tentu itu untuk bangunan. Tapak ini terletak di suatu sudut yaitu antara garis jalan dan garis sungai. Dengan posisi yang demikian dapat memanfaatkan view ke dua arah tersebut. Arah barat merupakan jalan raya dan arah selatan merupakan sungai dan tambak-tambak di seberangnya. Selain hal tersebut pola pepohonan yang ada yaitu berjajar mengikuti arah aliran sungai di selatan dan arah tepi tambak di bagian timur tapak. Daerah yang datar di sebagian besar tapak dan dibatasi oleh sungai – yang cukup dalam dengan pasang surutnya – juga merupakan bentuk yang menarik untuk dapat dimanfaatkan dalam desain. Sedangkan di bagian utara adalah lokasi perumahan Permata Gading.

Gambar 3.5 Permukiman disektar site sumber : Foto dari hasil studi lapangan 2009

Di dekat lokasi terdapat perumahan permata gading yang berada dibagian utara site yang diagarkan untuk memfasilitasi masyarakat dengan adanya tempat pelelangan ikan.


(52)

41

Gambar 3.6 Perukoan disektar site sumber : Foto dari hasil studi lapangan 2009

Di dekat lokasi juga terdapat sarana ruko yang berada dibagian selatan site yang menunjang perancangan tempat pelelangan ikan ini.

3.3.4 Infrastruktur Kota

Pada area jalan lingkar timur ini menurut master plan Sidoarjo diperuntukkan sebagai pusat jasa, perkantoran, prumahan, pendidikan dan fasilitas-fasilitas umum. Fasilitas-fasilitas yang penunjang selain jalan raya juga tersedianya jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih yang dikelolah PDAM serta jaringan listrikPLN.

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat


(53)

42

sumber : RTRW Kota Sidoarjo

Peraturan bangunan setempat kawasan Sidoarjo termasuk dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota), yaitu:

Tinjauan Undang – Undang Tata Ruang No. 24 Tahun 1992

Penataan ruang kawasan perkotaan bertujuan untuk meningkatkan fungsi kawasan menjadi lebih optimal, serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia, meningkatkan kemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan alam, buatan dan social

Tinjauan Undang – Undang Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002

Undang – Undang Bangunan Gedung no 28/ 2002 mengatur penataan banguan gedung sehingga tertib dan terwujud sesuai dengan fungsinya. Beberapa persyaratan harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut, seperti peruntukan lahan dan itensitas bangunan. Persyaratan peruntukan dan itentitas meliputi lokasi, kepadatan, ketinggian dan jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan bangunan tersebut

Tinjauan Peraturan Daerah No.7 Tahun 2002 Tentang Ruang Terbuka Hijau

Pengelolahan Ruang Terbuka Hijau dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Derah, masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya. Diharapkan Ruang Terbuka Hijau dapat dimanfaatkan bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah sehingga menambah pendapatan asli daerah serta kembali kepada peran fungsinya menjadi paru-paru kota.


(54)

43

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Ruang

Analisa ruang dilakukan untuk memperoleh gambaran program ruang yang terbentuk serta pola sirkulasi antar ruang yang terjadi secara khusus (mikro), dan pola sirkulasi antar bangunan atau fasilitas yang ada secara umum (makro).

4.1.1 Organisasi Ruang

Dilihat dari tujuan perencanaan ini adalah menghadirkan sebuah tempat Pelelangan Ikan yang merupakan fasilitas utama dalam pemasaran dan pengolahan ikan.

Bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan tatanan masa dan membentuk sebuah alur antar ruang, dimana pembagian ruang tersebut kepada pembagian tiap ruang. Berikut ini pengorganisasian ruang yang dapat terlihat dalam hubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain.

Diagram 4.1 Skema organisasi ruang (sumber : Analisa Pribadi, 2009) Entrance

Parkir Kios BBM

R.Pengelola Fasilitas Umum

R.Pengolahan Supermarket Ikan

R. servis

Dermaga Restoran

Pengepakan Ikan


(55)

44

4.1.2 Hubungan Sirkulasi

1. Sirkulasi Manusia (Pedestrian Way)

Merupakan jenis sirkulasi yang digunakan untuk keperluan manusia berjalan kaki. Untuk menjaga supaya kendaraan tidak memasuki daerah yang digunakan manusia untuk berjalan kaki adalah dengan :

a. Membedakan tinggi permukaan lantai sebanyak satu atau dua anak tangga.

b. Perbedaan tekstur permukaan antara jalur kendaraan dan jalur pedestrian way.

Sirkulasi untuk manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Sirkulasi untuk pengunjung

Diagram 4.2 Sirkulasi pengunjung (sumber : Analisa Pribadi, 2009) Parkir

Selasar Pasar Ikan

T.Lelang Ruang

Pengelola


(56)

45

 Sirkulasi staff dan servis

Bagan 4.3 Sirkulasi Staff dan servis (sumber : Analisa Pribadi, 2009) Dari bagan diatas, hasil dari sirkulasi tersebut adalah :

 Entrance merupakan sirkulasi utama untuk sebelumnya menuju ruang yang

lainnya. Pada bangunan pengelolahan pelelangan sebaiknya hanya terdapat satu entrance, dikarenakan untuk menjaga keamanan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

 Ruangan yang memiliki hubungan yang cukup dekat, sirkulasinya antar ruangnya

juga terletak tidak jauh. Ruang

Pengepakan

Hall Lelang

Toilet

Ruang Penerimaan

Tamu

Kantor Pengelolah

Ruang Servis

Ruang Utilitas

Ruang Genset

Ruang MEE

Ruang Sumur, Pompa dan Tangki Air Dermaga


(57)

46

 Bangunan didesain utnuk tatanan masa, maka perletekkan area fasilitas-fasilitas

yang ada harus sesuai dengan fuangsinya.

4.1.3. Diagram Abstrak

Analisa terhadap organisasi ruang, hubungan dan sirkulasi di dalam ruang, didapatkan output berupa tatanan massa bangunan didalam site secara abstrak sebagai berikut :

Gambar 4. 4. Diagram abstrak vertical (sumber : Analisa Pibadi)

TPI

Dermaga Fasilitas Pengelola

Restoran

Pengisian BBM Parkir Zona Pengelola

Zona Pengunjung

Zona Servis Zona Pengunjung


(58)

47

4.2 Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan yang cukup besar didalam perencanaan maupun dalam perancangan. Pada penganalisaan fisik site dapat digunakan sebagai penentuan zonning, perletakan pintu masuk, arah hadap bangunan, maupun tampilan bangunan.

4.2.1 Analisa Aksesibilitas

Merupakan analisa terhadap akses – akses yang berada disekitar lokasi tapak, dimana analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis jalan maupun tingkat kepadatan arus lalu lintas yang ada pada lokasi site sebagai acuan didalam menentukan letak pintu masuk kedalam site.

`

Gambar 4.5 Analisa Lokasi Site (sumber : Analisa Pibadi)

- Merupakan jalur

lalulintas padat kendaraan

- Jalur 2 arah

- Lebar 6 m

- Merupakan jalur

Alternatif menuju Malang dan Surabaya


(59)

48

Kondisi jalan menuju lokasi site cukup baik karena sudah menggunakan aspal, dengan sirkulasi dua arah dengan pemandangan kanan dan dikirinya masih banyak lahan persawahan kosong yang mempermudah view pengendara kendaraan melihat entrance dalam site.

4.2.2 Analisa Iklim

Daerah ini terletak sekitar 7,5o Lintang Selatan. Sebagaimana sebagian besar

iklim di Indonesia adalah iklim tropis lembab dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut: Curah hujan tinggi (1800 m/tahun), Radiasi sinar matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun), Kelembaban tinggi (mencapai lebih dari 90%), Perbedaan

temperatur antara siang dan malam 2o s/d 5o C (ini karena kelembaban udara tinggi).

Gambar 4. 6 Analisa Iklim (Sumber : Data Pribadi, 2009)

Matahari terbit dari arah timur - barat. Solusi untuk bangunan pada arah hadap timur – barat yaitu dapat diberikan sun screen atau kisi – kisi pada bangunan atau bisa juga hadap arah bangunan yang tidak langsung menghadap sinar matahari Solusi yang lain adalah diberikan pepohonan agar sinar tidak langsung mengenai bangunan. Pergerakan angin

tidak menentu, tergantung cuaca dan keadaan

Diletakkan pohon sebagai penghalang /barrier angin agar angin tidak langsung mengenai bangunan


(60)

49 4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Meninjau dari letak, arah hadap dan kondisi lingkungan sekitar site, dapat diketahui arah datangnya sumber-sumber kebisingan yang dapat mempengaruhi perancangan paling besar adalah berasal dari JL. Lingkar Timur serta dari dalam site sendiri. Sedangkan dari permukiman sendiri bisa dikatakan sangant kecil (jam- jam tertentu saja).

Gambar 4. 7 Analisa Lingkungan Sekitar (Sumber : Data Pribadi, 2009)

4.2.4 Analisa Zoning

Merupakan pengelompokkan zona-zona kebutuhan ruang yang sesuai dengan jenis, sifat dan fungsi ruang, seperti zona bagi pengunjung (publik), zona pengelola (privat), dan zona penunjang dan servis. Dimana pengelompokkan zona-zona tersebut memberikan batas-batas terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam obyek perancangan.

Gambar 4.8 Analisa Zoning (sumber : Analisa Pribadi) Sumber kebisingan utama

Sumber kebisingan Skunder

Semi Privat

Publik Ruang Terbuka Publik


(61)

50 4.2.5 Analisa Bentuk dan Tampilan

Melihat dari lingkungan sekitar, bentukan bangunan adalah tipologi bangunan Tempat Pelelangan ikan. Karena proyek ini adalah sebuah wadah perdagangan, maka hendaknya tampil dengan menarik tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bentukan yang direncanakan adalah memakai geometri persegi .

Gambar 4.9 Ilustrasi zoning dalam site (sumber : Ilustrasi Pribadi)

Tampilan muka bangunan harus dapat menarik perhatian pemakai jalan yang melewatinya. Oleh karena itu bangunan harus memiliki titik tangkap. Titik tangkap tidak harus lebar menyeluruh pada fasade bangunan. Cukup di pintu masuk, misalnya.


(62)

51 BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada di lokasi site. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.

5.1. Analisa View

Analisa view pada lokasi Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini di bagi menjadi dua antara lain :

View ke dalam.

View ke dalam lokasi dihadirkan dengan ruang – ruang luar yang direncanakan untuk mendukung kehadiran bangunan utama dan penunjang di dalam site. Ruang – ruang luar tersebut mengunakan sirkulasi radial yang melintas atar ruang untuk mempermuda pengunjung dan membedakan ruang berdasarkan fungsinya

Gb. 5.1 View dalam Site Sumber : Analisa pribadi

+


(63)

52

 View ke luar.

Untuk view keluar, pada site Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini memiliki beberapa alternatif, yaitu menghadap ke sungai dan Jalan Lingkar Timur. Namum, karena ingin mempermuda pemasaran ikan, maka perlu terlalu berorientasi keluar site.

5.2. Analisa Aksesibilitas.

Aksebilitas dipertimbangkan terhadap :

a. Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk

mengenali obyek.

b. Kecepatan arus lalu lintas yang ada.

c. Kenyamanan pengunjung dalam melihat bangunan dan akses menuju

bangunan.

Jalan utama pada area ini terletak pada jalur propinsi sebelah timur memiliki tingkat kepadatan lalu lintas padat. Untuk mengantisipasi terhadap potensi kepadatan lalu lintas serta mempertimbangkan kenyamanan pengunjung dalam melihat bangunan, maka Main Entrance diletakkan pada bagian timur site yang menghadap langsung ke jalan lingkar Timur.

Gb. 5.2 View luar site Sumber : Analisa pribadi

+


(64)

53

= Entrence

=

Peletakannya berada di sisi timur site dengan maksud agar pengunjung dapat menikmati bangunan dengan leluasa dan nyaman (dimana kecenderungan manusia dalam menikmati sebuah obyek adalah dengan memperlambat irama geraknya). Sirkulasi ini berlaku terhadap pengunjung dan pengelola.

5.3. Konsep Rancangan.

Konsep dasar rancangan didapat dari sebuah tema rancang yang ingin dihadirkan, yaitu berupa tolak ukur dasar atas ide tampilan, pola sirkulasi, pola tatanan massa dan lainnya. Konsep rancangan pada Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini sendiri karena merupakan pusat pemasaran ikan di sidoajo maka rancangan berusaha mengacu pada karakter bangunan yang mewakili konten dan menyediakan sarana yang mampu memenuhi kekurangan dari bangunan – bangunan yang ada antara lain :

1. Bangunan permanen yang didirikan diusahakan agar tidak berada di dalam

garis sempadan.

2. Memiliki fasilitas – fasilitas penunjang yang menopang keberadaan maksud

dan tujuan didirikannya Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo. Outrance

Gb. 5.3 Penempata In dan Out Sumber : Analisa pribadi


(65)

54

3. Menanam vegetasi pada ruang luar, yang berfungsi sebagai penegas dan

pembatas jalur sirkulasi baik pejalan kaki maupun kendaraan.

5.4. Konsep Bentuk dan Tampilan.

Tema rancang dalam Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini adalah “Responsible Environment” yang berarti “suatu bentuk arsitektural yang mampu menghadirkan makna dari fungsi terhadap lingkungan.Dari tema ini, maka akan menghadirkan sebuah konsep yang dapat menampilkan citra suatu bangunan dan tetap berusaha memberikan kenyamanan, kedinamisan antara obyek rancang dengan isi di dalamnya serta dapat memaksimalkan estetika baik bentuk maupun penataan massanya.

Bentuk dasar dan tampilan yang digunakan adalah selaras dengan tema

Responsible Environment yang cenderung berkesan joglo. Pengunaan atap joglo

untuk mengatasi curah hujan yang berlebihan pada daerah tropis, dan memaksimalkan bukaan2 untuk memaksimalkan alam agar mendapatkan cahaya dan

sirkulasi udara secara baik.  

                 

5.5. Konsep Tatanan Massa

Beberapa pertimbangan yang menjadi acuan dalam menata massa-massa bangunan adalah bentuk dasar tapak seperti, orientasi view terbaik yang dapat dinikmati pengunjung yang berada di dalam dan luar bangunan, serta suasana yang ditimbulkan.

Gb. 5.4 Tampilan TPI Sumber : Analisa pribadi


(66)

55

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu memberikan pencitraan, kesenangan dan kenikmatan bagi pengunjung yang masuk serta keamanan dalam Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini ditata dengan pola linier.

Tatanan Bangunan sendiri dilakukan sesuai dengan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, yaitu dibagi menjadi zona pengelolaan, zona bangunan penunjang, dan zona servis.

Zona Servis

5.6. Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi dalam site bagi pejalan kaki dapat melintas antar bangunan kemudian menuju main entrance yang sebelumnya telah melewati pedestrian. Sedangkan bentuk yang mendominasi adalah jalan setapak yang ditandai dengan struktur rangka batang kolom penyangga atap bangunan dan yang lainnya dibatasi dengan vegetasi sebagai penanda jalur sirkulasi. Untuk sirkulasi kendaraan dirancang dengan dua arah sirkulasi. Hal ini dilakukan agar pengunjung lebih mudah untuk menentukan posisi parkir sesuai dengan yang diinginkan.

Gb. 5.5 Zoning Site Sumber : Analisa pribadi

Zona Pengelolah


(67)

56

5.7. Konsep Ruang Luar

Penataan ruang luar menggunakan konsep-konsep penataan yang mengambil kota sebagai acuan secara skala makro. Penyelesaian ruang luar itu antara lain penggunaan vegetasi (tanaman) baik itu existing seperti pohon-pohon besar.

Gb. 5.6 sirkulasi Site Sumber : Analisa pribadi

Gb. 5.7 Tatanan Vegetasi Sumber : Analisa pribadi


(68)

57 5.8. Konsep Utilitas

Dengan Teknologi Biofilter Untuk mempercepat proses penguraian air limbah, digunakan bakteri khusus yang sengaja dimasukkan sebagai starter.

Disamping mengurai limbah, bakteri tersebut juga mengurai H2S, Ammonia dan lain-lain sehingga bau tak sedap dalam proses penguraian air limbah tersebut dapat

dihilangkan.

Gb. 5.8 Teknologi Biofilter Sumber : Analisa pribadi


(69)

58

BAB VI

APLIKASI KONSEP RANCANGAN

Pada perancangan Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya akan Fasilitas tempat pelelangan ikan yang dapat menampung semua hasil panen dari petani ikan lokal di Sidoarjo. Perancang ingin membuat konsep baru demi mewujudkan sebuah tempat pelengan ikan yang higienis ( utuilitas ), artistik ( tampilan ) dan didukung dengan fasilitas tambahan yang melengkapi tempat pelelangan ini. Tidak hanya sekedar tampilan baru saja yang akan dihadirkan pada tempat pelelangan ini. Akan tetapi juga menghadirkan sebuah tema “ Responsible Environment “ dengan tujuan merasakan suasana nyaman baik bagi pengelola maupun pengunjung untuk bertransaksi jual beli ikan di tempat tersebut dan serta tidak mengakibatkan lingkungan sekitar tercemar oleh limbah pembuangan.

Aplikasi konsep rancangan ini menggunakan persyaratan – persyaratan yang ada pada bab sebelumnya untuk kemudian diterapkan pada penyelesaian gambar rancangan tugas akhir yang akan diuji dengan kaidah – kaidah dan azas – azas perancangan sehingga dapat diperoleh hasil desain rancangan yang optimal.

6.1. Aplikasi Bentuk.

Aplikasi bentukan bangunan pada perancangan Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini adalah didasarkan dari filosofi bangunan tropis pada umumnya, yang mempunyai bentukan sederhana dengan mengusung tema “ Responsible Environment

“ yang diaplikasikan melalui hadirnya bentuk persegi pada gubahan masa bangunan

yang mempunyai kesan sederhana / tidak rumit dengan bentuk atap miring yang merupakan sebuah respon bangunan terhadap iklim setempat yaitu iklim tropis.


(70)

59

Bentuk secara detail pun tidak terlalu banyak perbedaan. hanya terdiri dari satu model bentuk langgam yang kemudian dimainkan secara proporsi, skala dan komposisinya. OUT IN OUT ± 0.00 + 0.30 + 0.30 + 0.75 + 1.20 + 0.30 + 0.90 + 0.30 + 0.75 + 0.30 + 0.75 + 0.30 + 0.90 B1 B2 B3

B4 B5

B6B7

B9 A2 C1 C4 C5 C6 C7 C2 C3 + 0.30 + 0.90 JL . L ING K A R T IM U R A1 D3 D2 D1 B11 B10 + 0.60 LEGENDA

A1, : HALL PELELANGAN IKAN

A2, : OUTLET IKAN

A3, : RUANG PENGELOLAH

B1, : RUANG DISPLAY RESTORAN

B2, : DAPUR MINUNAM

B3, : DAPUR BERSIH

B4, : DAPUR KOTOR

B5, : TEMPAT CUCI PIRING

B6, : RUANG ISTIRAHAT KARYAWA

B7, : GUDANG

B8, : TOILET PRIA

B9, : TOILET WANITA

B10,: TEMPAT MAKAN / GASHEBO 2 x 2 m

C1, : RUANG PENGELOLAH TPI

B11,: TEMPAT MAKAN / GASHEBO 3 x 3 m

C2, : RUANG PENGELOLAH RESTORAN

C3, : RUANG PERTEMUAN PARA NELAYAN

C4, : RUANG POMPA AIR

C5, : RUANG GANSET

C6, : MUSHOLLA

C7, : RUANG ATM

D1, : BENGKEL KAPAL

D2, : GUDANG

D3, : GUDANG ES DAN GARAM

E1, : TEMPAT PEMBERSIHAN IKAN

E2, : DERMAGA

E3, : TEMPAT BBM



1 : 400

A3

E1

E2

E3

SUN GAI MBL

URU

PERUM PERMATA GADING

Gambar 6.1 Aplikasi bentuk pada perancangan

6.2. Aplikasi Tampilan.

Tampilan bangunan disesuaikan dengan tema “ Responsible Environment “ yang ditopang dengan gaya vernacular dari tipologi bangunan sekitar yang berbasis pada bangunan tradisional jawa yaitu rumah joglo dengan ciri khas atap miringnya.


(71)

60

Gambar 6.2 Aplikasi Bentuk tampilan TPI

Tema “ Responsible Environment “ diaplikasikan melalui hadirnya bentuk persegi pada gubahan masa bangunan yang mempunyai kesan sederhana / tidak rumit dan di cover dengan atap miring yang menangungi bukaan – bukaan yang berada dibawahnya.

Gambar 6.3 Penghawaan dan pencahayaan alami

Sirkulasi alami adalah solusi dari penghawaan yang diusung kedalam bangunan untuk menghemat energi yang dikeluarkan dan didukung dengan peninggian atap bangunan sehingga memperlancar sirkulasi udara pada bangunan. Konsep alami juga diaplikasikan terhadap segi pencahayaan dengan memanfaatkan


(72)

61

bukaan – bukaan lebar yang dinaungi oleh tritisan / sosoran atap untuk memasukkan cahaya dari pantulan sinar matahari kedalam bangunan.

Gambar 6.4 Aplikasi konsep terhadap bangunan

Dominasi warna monochrome yaitu abu – abu dan coklat memberi kesan hangat dan simple yang ditunjukkan pada tampilan bangunan untuk memberikan suasana nyaman bagi pengunjung maupun pengelola tempat pelelangan ikan ini.

6.3. Aplikasi Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi dalam site ditata menggunakan pola linier dengan sirkulasi antar bangunan dibuat berjajar dalam satu garis lurus mengikuti bentuk site. Tempat pelelangan ikan di Sidoarjo dibagi dalam beberapa zona yaitu TPI, pengelola, penunjang dan servis.


(73)

62

Site dibagi menjadi dua zona berdasar fungsi kegiatan, yaitu area bersih dan kotor. Penempatan area bersih berada di utara site sebagai fasilitas penunjang seperti ruang pengelolah dan rumah makan untuk memfasilitasi tempat pengolahan ikan agar pengunjung TPI dan pelintas Jl.Lingkat Timur dapat beristirahat.

Penempatan area kotor berada di site sebelah selatan dengan alasan beberapa faktor seperti perancangan pengolahan limbah ikan di dekat sungai, persandaran kapal, dermaga dan tempat pelelangan ikan. Ini dimaksudkan untuk memudahkan utilitas bangunan TPI yang menghasilkan limbah cair dari tumpukan ikan yang ada. Akan tetapi limbah ini masih diolah untuk mencegah pencemaran lingkungan sungai yang ada.

Gambar 6.6 Tempat pelelangan ikan

6.4. Aplikasi Ruang Luar

Penyelesaian ruang luar pada Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini antara lain :

1. Memberikan pola vegetasi seperti pohon-pohon pereduh, sawo kecik,

dan sebagainya untuk memperkuat kesan sirkulasi dan sebagai penanda arah sirkulasi. Selain itu juga mampu menunjang keberadaan sikuen – sikuen lansekap.


(1)

61

bukaan – bukaan lebar yang dinaungi oleh tritisan / sosoran atap untuk memasukkan cahaya dari pantulan sinar matahari kedalam bangunan.

Gambar 6.4 Aplikasi konsep terhadap bangunan

Dominasi warna monochrome yaitu abu – abu dan coklat memberi kesan hangat dan simple yang ditunjukkan pada tampilan bangunan untuk memberikan suasana nyaman bagi pengunjung maupun pengelola tempat pelelangan ikan ini.

6.3. Aplikasi Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi dalam site ditata menggunakan pola linier dengan sirkulasi antar bangunan dibuat berjajar dalam satu garis lurus mengikuti bentuk site. Tempat pelelangan ikan di Sidoarjo dibagi dalam beberapa zona yaitu TPI, pengelola, penunjang dan servis.


(2)

62

Site dibagi menjadi dua zona berdasar fungsi kegiatan, yaitu area bersih dan kotor. Penempatan area bersih berada di utara site sebagai fasilitas penunjang seperti ruang pengelolah dan rumah makan untuk memfasilitasi tempat pengolahan ikan agar pengunjung TPI dan pelintas Jl.Lingkat Timur dapat beristirahat.

Penempatan area kotor berada di site sebelah selatan dengan alasan beberapa faktor seperti perancangan pengolahan limbah ikan di dekat sungai, persandaran kapal, dermaga dan tempat pelelangan ikan. Ini dimaksudkan untuk memudahkan utilitas bangunan TPI yang menghasilkan limbah cair dari tumpukan ikan yang ada. Akan tetapi limbah ini masih diolah untuk mencegah pencemaran lingkungan sungai yang ada.

Gambar 6.6 Tempat pelelangan ikan 6.4. Aplikasi Ruang Luar

Penyelesaian ruang luar pada Tempat Pelelangan Ikan di Sidoarjo ini antara lain :

1. Memberikan pola vegetasi seperti pohon-pohon pereduh, sawo kecik, dan sebagainya untuk memperkuat kesan sirkulasi dan sebagai penanda arah sirkulasi. Selain itu juga mampu menunjang keberadaan sikuen – sikuen lansekap.


(3)

63

Gambar 6.7 Sikuen yang memperlihatkan salah satu jenis vegetasi

2. Permainan elevasi lantai diterapkan pada beberapa poin. Perbedaan elevasi ini diterapkan kedalam bentuk ramp dan juga bentuk tangga. Hal ini untuk mengarahkan pengunjung dan menghindari kesan jenuh.

Gambar 6.8 Sikuen elevasi lantai

3. Penggunaan ruang luar sebagai plaza untuk melihat keseluruhan bangunan.


(4)

64 6.5. Aplikasi Sistem Drainase Dalam Tapak

Sanitasi Air Bersih

Sumber air bersih pada perancangan ini didistribusikan dengan menggunakan pompa hisap lalu disimpan dalam tandon bawah dan atas di area yang paling tinggi (kontur tertinggi dalam site). Kemudian disalurkan melalui pipa ke kawasan site dengan menggunakan grafitasi (air gelontoran).

Sanitasi Air Kotor

Pembuangan air kotor dilakukan dengan penggunaan septictank portable sehingga dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan,. Selain itu pada area depan site, air limbah (hujan, dsb) dapat digelontorkan ke saluran riool kota.

Dengan menggunakan teknologi Biofilter, limbah cair hasil dari TPI ditampung terlebih dahulu kedalam sebuah tangki yang ditanam dalam tanah. Teknologi ini digunakan untuk mempercepat proses penguraian air limbah, digunakan bakteri khusus yang sengaja dimasukkan sebagai starter.

Disamping mengurai limbah, bakteri tersebut juga mengurai H2S, Ammonia dan lain-lain sehingga bau tak sedap dalam proses penguraian air limbah tersebut dapat dihilangkan.


(5)

65 PENUTUP

Dengan berakhirnya penyusunan laporan tugas akhir sebagi rangkaian proses Tugas Akhir yang harus ditempuh di Jurusan Teknik Arsitektur.

Karena keterbatasan waktu dan data-data yang penyusun terima di dalam proses penyusunan laporan tugas akhir, maka mohon segala kritik dan saran dari bapak dan ibu dosen jurusan teknik arsitektur dan pembaca akan sangat diharapkan demi tercapainya suatu hasil yang baik didalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini.

Demikian laporan Tugas Akhir ini telah tersusun dan apabila terdapat kata-kata maupun penggunaan bahasa yang kurang tepat, selaku penyusun mohon maaf yang sebesarnya sekian saya ucapkan terima kasih


(6)

66

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Poewardaminta, WJS. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia.

A, Idrus H . 1996. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Bintang Usaha Jaya.

Surabaya.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sidoarjo. Cipta Karya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo,

www.google.com (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/643.pdf.) www.sidoarjo.go.id(http://jdih.jatimprov.go.id/index.php?5025&chk.html=1.) www.wikipedia.org