Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Outdoor Activities pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. T1 292008271 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Validitas dan Realibilitas
4.1.1 Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 07 dengan jumlah 36 siswa. Hasil uji validitas sebelum penelitian yang dilakukan dari 50 item soal yang ditunjukkan varian soal yang valid ada 37 item dan varian yang tidak valid ada 13 item. Uji validitas dilakukan sebanyak 3 kali. Item-item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji realibilitas. Hasil uji validitas dari di kelas uji coba yaitu kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 07 dapat dilihat pada lam-piran 3.
Berdasarkan hasil pengujian validitas pertama kali diketahui bahwa ada 13 soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid dan yang tidak valid pada hasil pengujian vali-ditas 1 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas 1
Instrumen soal
Valid Tidak valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 41, 42, 43, 46, 47, 49
1, 12, 25, 29, 31, 33, 35, 37, 40, 44, 45, 48, 50
Dengan pertimbangan bahwa ada 30 soal yang akan digunakan sebagai soal. Maka se-lanjutnya dilakukan uji validitas lagi yaitu uji validitas 2. Adapun hasilnya disajikan pada lampi-ran 3.
Berdasarkan pada hasil penghitungan uji validitas, diketahui bahwa ada dua soal yang dinyatakan tidak valid, yaitu soal nomor 31 dan soal nomor 40. Dengan demikian dari 37 soal yang dinyatakan valid pada uji validitas 1, menghasilkan 35 soal yang dinyatakan valid pada uji validitas 2 ini. Adapun hasilnya disajikan pada tabel berikut ini:
(2)
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas 2
Instrumen soal
Valid Tidak valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 41, 42, 43, 46, 47, 49
31, 40
Masih dengan menggunakan pertimbangan yang sama yaitu untuk mendapatkan 30 soal yang benar-benar valid, yang nantinya akan digunakan sebagai soal dalam penelitian ini, dari 35 soal yang valid pada uji validitas 2, diujikan lagi validitasnya. Berikut adalah hasil pen-gujian validitas soal 3, yaitu: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 41, 42, 43, 46, 47, 49.
Setelah dilakukan pengujian validitas 3, ternyata dari 35 item yang diujikan diketahui bahwa semua item tersebut adalah valid. Dengan demikian 35 soal ini yang akan digunakan untuk sebagai instrumen dalam penelitian ini. Meskipun begitu dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menggunakan 30 butir soal yang akan dijadikan instrumen, dimana 30 item ini dipilah menjadi dua yaitu 15 soal untuk pretest dan 15 soal untuk posttest. Memilih menggu-nakan 30 butir soal yang dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini, didasarkan pada hasil penghitungan tingkat kesukaran soal, dimana 5 butir soal yang masuk dalam kategori mudah dibuang dan tidak disertakan.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Da-lam penelitian peneliti menggunakan metode penelitian Cronbach’s Alpha. Dengan menggu-nakan teknik Alpha. Menurut Sekaran dalam bukunya Duwi Priyatno (2010: 98) untuk menen-tukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
Kurang dari 0,6 : kurang baik 0,7 : dapat diterima Diatas 0,8 : baik
(3)
Tabel 4.2 Hasil Uji Realibilitas (1)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.910 50
Hasil uji realibilitas (1) dapat dilihat pada output Realibilitas Statistic dari 50 item ternyata sete-lah diuji validitas dan hasil realibiltas baik. Nilai 0,8 dinyatakan baik. Karena didapat nilai Cronbach’s Alpha 0,910 maka hasil realibilitas (1) baik.
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas (2)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.917 39
Hasil uji realibilitas (2) dapat dilihat pada output Realibilitas Statistic (2). Setelah dilakukan uji validitas (1) ternyata masih terdapat 11 item yang tidak valid dan harus dihilangkan. Maka akan dilakukan uji validitas (2) dan hasil realibilitas dinyatakan baik. Dengan hasil realibilitas 0,917. Karena hasil uji validitas (2) masih ada dua item yang tidak valid dan harus dihilang-kan. Maka akan dilakukan uji validitas (3).
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas (3)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.918 37
Hasil uji reabilitas dapat dilihat pada output Realibility Statistics. Nilai 0,8 dinyatakan baik. Ka-rena didapat nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,8 yaitu sebesar 0, 918 maka hasil uji reabilitas baik, dan ternyata semua item sudah valid. Hal ini membuktikan bahwa soal sudah reliabel. Berdasarkan teknik alpha yang digunakan maka instrumen sudah dapat digunakan dalam penelitian.
(4)
4.1.3. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah bahwa soal yang tingkat kesukarannya berada pada kategori sedang dan bukan pada kategori sukar ataupun kategori mudah. Di depan telah disebutkan bahwa dalam penelitian ini hanya 30 butir soal yang akan digunakan sebagai instrument pe-nelitian ini, mendasarkan pada alasan itu, maka setelah dilakukan pengujian tingkat kesuka-ran soal, 5 butir soal yang berada pada kategori mudah tidak disertakan sebagai instrumen penelitian ini. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan persamaan sebagai beri-kut:
Dengan ketentuan seperti berikut ini:
Berikut ini dipaparkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal, yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. 6
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal No Soal Hasil Kategori
2 0.68 Sedang
3 0.92 Mudah
4 0.58 Sedang
5 0.84 Mudah
7 0.84 Mudah
8 0.79 Mudah
9 0.79 Mudah
10 0.79 Mudah
11 0.76 Mudah
13 0.42 Sedang
14 0.76 Mudah
15 0.71 Sedang
16 0.79 Mudah
17 0.79 Mudah
18 0.82 Mudah
TK ∑ ∑
(5)
19 0.68 Sedang
20 0.87 Mudah
21 0.16 Sukar
22 0.45 Sedang
23 0.92 Mudah
24 0.74 Sedang
25 0.29 Sedang
26 0.79 Mudah
27 0.71 Sedang
28 0.37 Sedang
30 0.68 Sedang
32 0.42 Sedang
33 0.45 Sedang
36 0.53 Sedang
38 0.53 Sedang
39 0.66 Sedang
41 0.84 Mudah
42 0.82 Mudah
43 0.53 Sedang
46 0.82 Mudah
47 0.61 Sedang
49 0.71 Sedang
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal, maka dalam rangka kepentin-gan penelitian ini ada 5 soal yang digugurkan karena masuk dalam kategori mudah. Kelima soal tersebut adalah soal nomor 3, 5, 7, 20, dan 23. Kelima butir soal ini yang dipilih untuk tidak disertakan dengan dasar pertimbangan bahwa kelima butir soal ini dari hasilnya mende-kati sangat mudah dibandingkan dengan beberapa item soal yang lain yang juga masuk da-lam kategori mudah.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi dari uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian persyaratan analisis uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilihat sebagai berikut:
(6)
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Duwi Priyatno, 2010: 71). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dan hasil uji normalitas hasil belajar postest kelas eksperimen dan kelas kontrol seba-gai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai Pretest
eksperimen
Nilai Pretest Control
N 40 34
Normal Parametersa Mean 57.9250 61.8235 Std.
Devia-tion 12.07538 12.77182
Most Extreme Differences Absolute .142 .187
Positive .132 .107
Negative -.142 -.187
Kolmogorov-Smirnov Z .896 1.089
Asymp. Sig. (2-tailed) .398 .186
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji normalitas hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol didapat hasil sebagai berikut:
1. Nilai kelas eksperimen dengan teknik One Sample Kromogorov-Smirov Test. Dari
ta-bel 4.5 hasil uji normalitas hasil ta-belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol dapat di-lihat Asymp.Sig. tailed) dengan taraf signifikansi 0,398. Jika nilai Asymp.Sig. tailed) > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,398 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
(7)
2. Nilai kelas kontrol dengan teknik One Sample Kromogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.5
hasil uji normalitas hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat Asymp.Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,186. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp.Sig. (2-tailed) ada-lah 0,186 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Belajar Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai Postes eksperimen
Nilai Postes Control
N 40 34
Normal Parametersa Mean 88.2000 71.5294 Std. Deviation 6.76416 5.03464 Most Extreme
Differ-ences
Absolute .195 .228
Positive .195 .228
Negative -.180 -.203
Kolmogorov-Smirnov Z 1.236 1.327
Asymp. Sig. (2-tailed) .094 .059
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji normalitas hasil belajar postest kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat hasil sebagai berikut:
1. Nilai kelas eksperimen dengan teknik One Sample Kromogorov-Smirov Test. Dari ta-bel 4.6 hasil uji normalitas hasil ta-belajar postest kelas eksperimen dan kontrol dapat di-lihat Asymp.Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,094. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,094 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai postest kelas eksperimen berdistribusi normal.
2. Nilai kelas kontrol dengan teknik One Sample Kromogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.6 hasil uji normalitas hasil belajar postest kelas ekperimen dan kontrol dapat dilihat
(8)
Asymp.Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,059. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp.Sig. (2-tailed) ada-lah 0,059 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai postest kelas kontrol berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak (Duwi Priyatno, 2010: 76). Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelas adalah sama. Hasil uji homogenitas kelas kontrol dans kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig. .583 8 63 .788
Berdasarkan tabel 4.7 homogenitas kelas eksperimen dan kontrol besarnya signifikansi 0,788 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.
4.3 Deskripsi Data
Dalam deskripsi data akan dibahas tentang data hasil belajar siswa sebelum perlakuan dan data hasil belajar setelah perlakuan. Adapun penjelasan tentang deskripsi data akan di-bahas sebagai berikut:
4.3.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan
Dalam penelitian ini, diberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pretest diberikan pada tanggal 21 maret 2012 dan pada kelas kontrol dibe-rikan pada tanggal 22 maret 2012. Pretes dibedibe-rikan sebelum perlakuan yang akan dibedibe-rikan kepada siswa dan berguna untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan antara ke-las eksperimen dan keke-las kontrol. Adapun data yang didapat dari keke-las eksperimen dan keke-las kontrol akan dibahas sebagai berikut:
(9)
Data hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum perlakuan adalah skor pretes dari kelas kontrol. Adapun distribusi frekuensi skor pretes kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan
Skor Frekuensi Presentase
33-47 7 20,6%
53-67 19 55,9%
73-87 8 23,5%
Total 34 100%
Berdasarkan tabel 4.8 siswa yang mendapat skor 33-47 sebanyak 7 siswa dengan tingkat presentase 20,6%, siswa yang mendapat skor 53-67 sebanyak 19 siswa dengan tingkat sentase 55,9%, dan siswa yang mendapat skor 73-87 sebanyak 8 siswa dengan tingkat pre-sentase 23,5%. Dari tabel 4.8 dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Batang Nilai Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.1 nilai rata-rata (mean) pretest kelas kontrol sebelum perlakuan adalah 61,82 dengan standar deviasinya sebesar 12,772 dari 34 siswa.
(10)
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum perlakuan adalah skor pretes kelas eksperimen. Adapun distribusi frekuensi skor pretest kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen Sebelum Perlakuan
Skor Frekuensi Presentase
27-47 8 20%
53-67 26 65%
73-87 6 15%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel 4.9 siswa yang mendapat skor 27-47 sebanyak 8 siswa dengan tingkat presentase 20%, siswa yang mendapat skor 53-67 sebanyak 26 siswa dengan tingkat presen-tase 65%, dan siswa yang mendapat skor 73-87 sebanyak 6 siswa dengan tingkat presenpresen-tase 15%. Berdasarkan tabel 4.9 dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen Sebelum Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.2 nilai rata-rata (mean) pretest kelas eksperimen sebelum perla-kuan adalah 57,92 dengan standar deviasinya sebesar 12,075 dari 40 siswa.
(11)
4.3.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan
Setelah diberikan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka, akan diberi-kan perlakuan kepada kelas eksperimen pada tanggal 21 maret 2012 dan kelas kontrol pada tanggal 22 maret 2012. Data hasil belajar siswa setelah perlakuan didapat dari hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibahas sebagai berikut:
4.3.2.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Data hasil belajar siswa kelas kontrol setelah perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran konvensional adalah skor postest kelas kontrol. Adapun distribusi frekuensi skor post-est kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Skor Postest Kelas Kontrol Setelah Perlakuan
Skor Frekuensi Presentase
65-67 14 41,2%
73-80 20 58,8%
Total 34 100%
Berdasarkan tabel 4.10 skor siswa yang mendapat skor 65-67 sebanyak 14 siswa den-gan tingkat presentase 41,2%, siswa yang mendapat skor 73-80 sebanyak 20 siswa denden-gan tingkat presentase 58,8%, Berdasarkan tabel 4.10 dibuat grafik sebagai berikut:
(12)
Setelah Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.3 nilai rata-rata (mean) postest kelas kontrol setelah perlakuan adalah 71,53 dengan standar deviasinya sebesar 5,035 dari 34 siswa.
4.3.2.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah perlakuan dengan menggunakan pembelajaran outdoor activities adalah skor postes kelas eksperimen. Adapun distribusi fre-kuensi skor postest kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Skor Postest Kelas Eksperimen Setelah Perlakuan
Skor Frekuensi Presentase
73-80 12 30%
87-100 28 70%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel 4.11 skor siswa yang mendapat skor 73-80 sebanyak 12 siswa den-gan tingkat presentase 30%, siswa yang mendapat skor 87-100 sebanyak 28 siswa denden-gan tingkat presentase 70%, Dari tabel 4.11 dibuat grafik sebagai berikut
(13)
Berdasarkan gambar 4.4 nilai rata-rata (mean) postest kelas eksperimen setelah perla-kuan adalah 88,20 dengan standar deviasinya 6,764 dari 40 siswa.
4.4 Analisis data
Dalam analisis data akan dibahas tentang peningkatan nilai pretest postest pada kelas kontrol, peningkatan nilai pretest postest kelas eksperimen, dan perbedaan nilai postest kelas kontrol dengan nilai postest kelas eksperimen. Adapun analisis data akan dibahas sebagai berikut:
4.4.1 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Kontrol
Peningkatan nilai pretest postest pada kelas kontrol dapat dilihat dari sebelum dan sete-lah pemberian perlakuan yaitu dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk me-lihat peningkatan nilai pretest postest kelas kontrol peneliti menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T Test). Hasil Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T Test) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.12
Paired Samples Statistics Pretest Postest Kelas Kontrol Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pretest 61.8235 34 12.77182 2.19035
postest 71.5294 34 5.03464 .86343
Pada tabel 4.12 rata-rata (mean) untuk pretest kelas kontrol 61.8235 dan untuk postest kelas kontrol adalah 71.5294 artinya bahwa rata-rata pretest lebih rendah daripada rata-rata postest ini berarti menunjukkan ada peningkatan nilai pretest postest kelas kontrol.
Tabel 4.13
Paired Samples Correlations Pretest Postest Kelas Kontrol Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 pretest &
postest 34 -.093 .600
Pada tabel 4.13 signifikan dari pretest dan postest pada kelas kontrol adalah 0,600. Dengan jumlah siswa 34 siswa.
(14)
Tabel 4.13
Paired Samples Test Pretest Postest Kelas Kontrol Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Dev-iation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Differ-ence Lower Upper Pair 1 pretest -
postest -9.70588 14.15826 2.42812 -14.64593 -4.76583 -3.997 33 .000 Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2.034515. Nilai -t hitung < t tabel (-3.997 < 2.034515), maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest den-gan rata-rata nilai postest. Berdasarkan signifikansi (2 tailed) 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata pretest lebih rendah daripada postest.
4.4.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen
Peningkatan nilai pretest postest pada kelas Eksperimen dengan menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T Test) berikut:
Tabel 4.14
Paired Samples Statistic Pretest Postest Kelas Eksperimen Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pretest 57.9250 40 12.07538 1.90928
postest 88.2000 40 6.76416 1.06951
Pada tabel 4.14 rata-rata (mean) untuk pretest adalah 57,9250 dan untuk postest adalah 88,200, artinya bahwa rata-rata nilai pretest lebih rendah daripada rata-rata nilai postest.
Tabel 4.15
Paired Samples Correlation Pretest Postest Kelas Eksperimen
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 pretest & postest 40 .175 .281
(15)
Pada tabel 4.15 nilai signifikansi dari pretest dan postest kelas eksperimen adalah 0,281. Dengan jumlah siswa 40 siswa.
Tabel 4.16
Paired Samples Test Pretest Postest Kelas Eksperimen Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
(2-tailed) Mean
Std. Devi-ation
Std. Error Mean
95% Confidence In-terval of the
Differ-ence Lower Upper Pair 1 pretest -
postest -3.02750E1 12.76812 2.01882 -34.35844 -26.19156 -14.996 39 .000
Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2.022691. Nilai -t hitung < t tabel (-14.996 < 2.022691), maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Berdasarkan signifikansi dan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata pretest lebih rendah daripada postest.
4.4.3 Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen Untuk melihat perbedaan nilai postest kelas kontrol dengan nilai postest kelas eksperi-men, peneliti menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test). Hasil Uji Independent Samples T Test dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.17
Group Statistics Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean nilaisiswa Eksperimen 40 88.2000 6.76416 1.06951
(16)
Berdasarkan tabel 4.17 dari 40 siswa kelas eksperimen nilai rata-rata pada nilai postest adalah 88,2000 dan dari 34 siswa kelas kontrol nilai rata kelas pada nilai postest adalah 71,5294.
Tabel 4.18
Independent Samples Test Nilai Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2 tailed ) Mean Differ-ence Std. Error Differ-ence 95% Confidence Interval of the
Dif-ference Lower Upper nilai Equal
va-riances assumed
1.995 .162 11.845 72 .000 16.67059 1.40735 13.86508 19.47609
Equal va-riances not as-sumed
12.128 70.840 .000 16.67059 1.37454 13.92972 19.41145
Berdasarkan tabel 4.18 nilai signifikansi dari uji F adalah 1,995 > 0,05, maka Ho diteri-ma, artinya kedua varian sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama) dan signifikansi (2 tailed) 0,000 > 0,05, maka Ho dittolak. Dengan t hitung > t tabel (11.845 > 1.993464) maka Ho ditolak, artinya nilai rata-rata postest kelas eksperimen lebih tinggi dari-pada rata-rata postest kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean difference) sebe-sar 16.67059 (88,000-71,5294), dan perbedaan berkisebe-sar antara 1386508 sampai 19,47609. 4.5 Pengujian Hipotesis
Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 88,20. Perbandingan t hitung dengan t tabel dan probabilitas, nilai t hitung > t tabel (11.845 > 1.993464) dan signifikansi (0,000 < 0,05)
(17)
maka Ho ditolak. Artinya pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA berpenga-ruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Dilihat dari perbandingan rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol.
4.6 Pembahasan
Adapun dalam pembahasan, yang akan dibahas antara lain peningkatan hasil belajar kelas kontrol, peningkatan hasil belajar kelas eksperimen, dan perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun pembahasannya akan dibahas sebagai berikut: 4.6.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Populasi yang diambil dari kelas kontrol SD Negeri Mangunsari 04 dengan sampel sis-wa kelas III yang berjumlah 34 sissis-wa. Sebelum diberi perlakuan sissis-wa diberi pretest berguna untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar sebelum pemberian perla-kuan dengan hasil belajar setelah pemberian perlaperla-kuan. Setelah itu diberi perlaperla-kuan yaitu dengan pembelajaran konvensional dan selanjutnya diberikan postest. Dengan nilai –t hitung < t tabel (-3997 < 2.034515), maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest dan berdasarkan signifikansi 0,000< 0,05, maka Ho ditolak. Hasil rata-rata pretest kelas kontrol adalah 61,82 dan setelah diberikan perlakuan hasil rata-rata postest kelas kontrol adalah 71,52 artinya bahwa hasil rata-rata pretest lebih rendah daripada hasil rata-rata postest.
4.6.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Populasi yang diambil dari kelas eksperimen SD Negeri Mangunsari 05 dengan sampel siswa kelas III yang berjumlah 40 siswa. Sebelum diberi perlakuan siswa diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar sebelum pemberian perlakuan dengan hasil belajar setelah pemberian perlakuan. Setelah itu diberikan perlakuan yaitu den-gan pembelajaran outdoor activities dan selanjutnya diberikan postest kepada siswa. Didapat hasil nilai –t hitung < t tabel (-14.996 < 2.022691), maka Ho ditolak. Berdasarkan signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Nilai t hitung negatif berarti hasil rata-rata pretest kelas ekspe-rimen lebih rendah dengan hasil rata-rata postest. Terlihat hasil rata-rata untuk pretest adalah 57,9250 dan untuk hasil rata-rata postest 82,000. Artinya, ada peningkatan hasil belajar kelas eksperimen.
(18)
4.6.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean). Untuk rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 88,20 dan untuk rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol nilai adalah 71,52, sehingga dapat diambil kesimpu-lan bahwa penggunaan pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari nilai rata-rata postest kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata postest kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar ini disebabkan karena penerapan metode pembelajaran outdoor activity. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil peneli-tian ini dengan demikian juga mendukung perspektif teoritis tentang metode pembelajaran outdoor activities itu sendiri. Menurut Rita Mariyana, dkk dalam bukunya (2010: 99) lingkun-gan belajar di luar kelas atau outdoor activities sebagai tempat bermain melainkan juga seba-gai tempat anak mengekspresikan keinginannya. Lingkugan ini merupakan tempat yang san-gat menarik di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak bermain di luar, mereka menunjukkan ketertarikkan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Karena lingkungan di luar kelas selalu penuh kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Lingkun-gan di luar ruanLingkun-gan memberikan kekayaan tersendiri bagi anak dalam mengenal tekstur, war-na, aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di da-lam ruangan saja. Lingkungan di luar ruangan juga menambah pengada-laman untuk menikmati hari yang cerah.
Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian ini juga memiliki beberapa hambatan. Per-tama, waktu. Dengan terbatasnya waktu, penelitian ini menjadi kurang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar, karena itu, kesan yang mun-cul adalah ketika kegiatan ini dilaksanakan, ada kesan buru-buru karena mengejar waktu dis-ebabkan karena siswa harus mengikuti mata pelajaran berikutnya. Kedua, metode ini terma-suk metode yang baru, karena itu guru maupun siswa masih terlihat canggung dalam
(19)
melak-sanakan pembelajaran dengan metode outdoor activities ini. Dan yang termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah peneliti yang mengajar.
(1)
Tabel 4.13
Paired Samples Test Pretest Postest Kelas Kontrol Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Dev-iation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Differ-ence
Lower Upper
Pair 1 pretest -
postest -9.70588 14.15826 2.42812 -14.64593 -4.76583 -3.997 33 .000 Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2.034515. Nilai -t hitung < t tabel (-3.997 < 2.034515), maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest den-gan rata-rata nilai postest. Berdasarkan signifikansi (2 tailed) 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata pretest lebih rendah daripada postest.
4.4.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen
Peningkatan nilai pretest postest pada kelas Eksperimen dengan menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T Test) berikut:
Tabel 4.14
Paired Samples Statistic Pretest Postest Kelas Eksperimen Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 57.9250 40 12.07538 1.90928
postest 88.2000 40 6.76416 1.06951
Pada tabel 4.14 rata-rata (mean) untuk pretest adalah 57,9250 dan untuk postest adalah 88,200, artinya bahwa rata-rata nilai pretest lebih rendah daripada rata-rata nilai postest.
Tabel 4.15
Paired Samples Correlation Pretest Postest Kelas Eksperimen
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
(2)
Pada tabel 4.15 nilai signifikansi dari pretest dan postest kelas eksperimen adalah 0,281. Dengan jumlah siswa 40 siswa.
Tabel 4.16
Paired Samples Test Pretest Postest Kelas Eksperimen Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Devi-ation
Std. Error Mean
95% Confidence In-terval of the
Differ-ence
Lower Upper
Pair 1 pretest -
postest -3.02750E1 12.76812 2.01882 -34.35844 -26.19156 -14.996 39 .000
Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2.022691. Nilai -t hitung < t tabel (-14.996 < 2.022691), maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Berdasarkan signifikansi dan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata pretest lebih rendah daripada postest.
4.4.3 Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen Untuk melihat perbedaan nilai postest kelas kontrol dengan nilai postest kelas eksperi-men, peneliti menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test). Hasil Uji Independent Samples T Test dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.17
Group Statistics Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
nilaisiswa Eksperimen 40 88.2000 6.76416 1.06951
(3)
Berdasarkan tabel 4.17 dari 40 siswa kelas eksperimen nilai rata-rata pada nilai postest adalah 88,2000 dan dari 34 siswa kelas kontrol nilai rata kelas pada nilai postest adalah 71,5294.
Tabel 4.18
Independent Samples Test Nilai Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2 tailed
)
Mean
Differ-ence Std. Error Differ-ence
95% Confidence Interval of the
Dif-ference
Lower Upper
nilai Equal va-riances assumed
1.995 .162 11.845 72 .000 16.67059 1.40735 13.86508 19.47609
Equal va-riances not as-sumed
12.128 70.840 .000 16.67059 1.37454 13.92972 19.41145
Berdasarkan tabel 4.18 nilai signifikansi dari uji F adalah 1,995 > 0,05, maka Ho diteri-ma, artinya kedua varian sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama) dan signifikansi (2 tailed) 0,000 > 0,05, maka Ho dittolak. Dengan t hitung > t tabel (11.845 > 1.993464) maka Ho ditolak, artinya nilai rata-rata postest kelas eksperimen lebih tinggi dari-pada rata-rata postest kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean difference) sebe-sar 16.67059 (88,000-71,5294), dan perbedaan berkisebe-sar antara 1386508 sampai 19,47609. 4.5 Pengujian Hipotesis
Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 88,20. Perbandingan t hitung dengan t tabel dan probabilitas, nilai t hitung > t tabel (11.845 > 1.993464) dan signifikansi (0,000 < 0,05)
(4)
maka Ho ditolak. Artinya pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA berpenga-ruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Dilihat dari perbandingan rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol.
4.6 Pembahasan
Adapun dalam pembahasan, yang akan dibahas antara lain peningkatan hasil belajar kelas kontrol, peningkatan hasil belajar kelas eksperimen, dan perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun pembahasannya akan dibahas sebagai berikut: 4.6.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Populasi yang diambil dari kelas kontrol SD Negeri Mangunsari 04 dengan sampel sis-wa kelas III yang berjumlah 34 sissis-wa. Sebelum diberi perlakuan sissis-wa diberi pretest berguna untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar sebelum pemberian perla-kuan dengan hasil belajar setelah pemberian perlaperla-kuan. Setelah itu diberi perlaperla-kuan yaitu dengan pembelajaran konvensional dan selanjutnya diberikan postest. Dengan nilai –t hitung < t tabel (-3997 < 2.034515), maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai pretest dengan rata-rata nilai postest dan berdasarkan signifikansi 0,000< 0,05, maka Ho ditolak. Hasil rata-rata pretest kelas kontrol adalah 61,82 dan setelah diberikan perlakuan hasil rata-rata postest kelas kontrol adalah 71,52 artinya bahwa hasil rata-rata pretest lebih rendah daripada hasil rata-rata postest.
4.6.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Populasi yang diambil dari kelas eksperimen SD Negeri Mangunsari 05 dengan sampel siswa kelas III yang berjumlah 40 siswa. Sebelum diberi perlakuan siswa diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar sebelum pemberian perlakuan dengan hasil belajar setelah pemberian perlakuan. Setelah itu diberikan perlakuan yaitu den-gan pembelajaran outdoor activities dan selanjutnya diberikan postest kepada siswa. Didapat hasil nilai –t hitung < t tabel (-14.996 < 2.022691), maka Ho ditolak. Berdasarkan signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Nilai t hitung negatif berarti hasil rata-rata pretest kelas ekspe-rimen lebih rendah dengan hasil rata-rata postest. Terlihat hasil rata-rata untuk pretest adalah 57,9250 dan untuk hasil rata-rata postest 82,000. Artinya, ada peningkatan hasil belajar kelas eksperimen.
(5)
4.6.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean). Untuk rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 88,20 dan untuk rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol nilai adalah 71,52, sehingga dapat diambil kesimpu-lan bahwa penggunaan pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari nilai rata-rata postest kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata postest kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar ini disebabkan karena penerapan metode pembelajaran outdoor activity. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil peneli-tian ini dengan demikian juga mendukung perspektif teoritis tentang metode pembelajaran outdoor activities itu sendiri. Menurut Rita Mariyana, dkk dalam bukunya (2010: 99) lingkun-gan belajar di luar kelas atau outdoor activities sebagai tempat bermain melainkan juga seba-gai tempat anak mengekspresikan keinginannya. Lingkugan ini merupakan tempat yang san-gat menarik di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak bermain di luar, mereka menunjukkan ketertarikkan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Karena lingkungan di luar kelas selalu penuh kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Lingkun-gan di luar ruanLingkun-gan memberikan kekayaan tersendiri bagi anak dalam mengenal tekstur, war-na, aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di da-lam ruangan saja. Lingkungan di luar ruangan juga menambah pengada-laman untuk menikmati hari yang cerah.
Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian ini juga memiliki beberapa hambatan. Per-tama, waktu. Dengan terbatasnya waktu, penelitian ini menjadi kurang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar, karena itu, kesan yang mun-cul adalah ketika kegiatan ini dilaksanakan, ada kesan buru-buru karena mengejar waktu dis-ebabkan karena siswa harus mengikuti mata pelajaran berikutnya. Kedua, metode ini terma-suk metode yang baru, karena itu guru maupun siswa masih terlihat canggung dalam
(6)
melak-sanakan pembelajaran dengan metode outdoor activities ini. Dan yang termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah peneliti yang mengajar.