TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

MEI WINARSIH F1310062 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

MOTTO

 Ambisi tanpa usaha = Nothing!

(Penulis)

 Its possible that you dislike a thing that’s good for you. But Allah knows (what best for you) & you do not know.

(Islam Quotes)

 Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (Q.S Al Baqarah: 45)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:  Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan Berkah-

Nya…  Ayah dan Ibu tercinta sebagai inspirator, motivator

dan alasan untuk tetap berjuang keras menggapai cita- cita…

 Kakakku Valestina, ponakan tersayang Asheva serta Budi Aryadi Wibowo atas semua kasih sayang, doa, keceriaan, dan supportnya…

 Semua orang yang telah berjasa bagiku, selalu mendukungku baik secara langsung maupun tidak langsung , dan memberikanku pelajaran hidup untuk

terus melangkah menjadi pribadi yang lebih baik...

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan, Size, dan Age Terhadap

Timeliness Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia “

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk lulus Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan memperoleh gelar kesarjanaan.

Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan, dorongan, yang penulis dapatkan serta keterlibatan beberapa pihak untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si, Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

3. Bapak Nurmadi Harsa S, SE, M.Si, Ak. Selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak pengetahuan, arahan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Seluruh jajaran Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas bimbingan, ilmu, serta pengadiannya.

materiil hingga penulis mampu menjadi seperti saat ini.

6. Kakak Valestina, sahabat solmate, Weni Estya Sena, Wahyu, atas semua dukungan, doa, dan support.

7. Budi Aryadi Wibowo (Koko) yang menjadi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi.

8. Tim satu bimbingan 4M 1N (Marisa, Muhammad Ikbal, Muhammad Brian), atas semangat, kekompakan dan kerjasamanya.

9. Keluarga Besar Akuntansi Swadana Transfer Angkatan 2010, khususnya Marisa, Lisna, Sandri, Setyo, Widi, Dina, Ewin, Beni, terima kasih atas semangat dan keceriaannya.

10. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari . Terima kasih

Surakarta, Januari 2012

Mei Winarsih

F. Ukuran Perusahaan (Size) ................................................

G. Umur Perusahaan (Age) ...................................................

H. Penilitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ........

1. Profitabilitas dengan Timeliness .................................

2. Solvabilitas dengan Timeliness ...................................

3. Size dengan Timeliness ...............................................

4. Age dengan Timeliness ................................................

I. Kerangka Pemikiran ........................................................

34 BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................. 36

A. Desain Penelitian ................................................................... 36

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 37

C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 38

D. Pengukuran Variabel .......................................................

1. Variabel Dependen......................................................

2. Variabel Independen ...................................................

a. Profitabilitas ...........................................................

b. Solvabilitas .............................................................

c. Size .........................................................................

d. Age ..........................................................................

E. Metode Analisis Data ......................................................

2. Uji Hipotesis ...............................................................

a. Model Analisis .......................................................

b. Analisis Logistic Regression (Regresi Logistik) ....

1) Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit ) ................................................................

2) Menilai Keseluruhan Model

(Overal Model Fit) .............................................

3) Menguji Koefisien Regresi ................................

46 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................

A. Deskripsi Obyek Penelitian .............................................

B. Statistik Deskriptif ...........................................................

C. Uji Hipotesis ....................................................................

1. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

2. Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit) ........

3. Menguji Koefisien Regresi .........................................

D. Pembahasan .....................................................................

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................

A. Kesimpulan ......................................................................

B. Keterbatasan ....................................................................

C. Saran ................................................................................

64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Tabel IV.1 Kriteria Pengambilan Sampel ............................................................ 47 Tabel IV.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 48 Tabel IV.3 Label Perusahaan Minimum dan Maximum ...................................... 48 Tabel IV.4 Deskripsi Data Perusahaan yang Tepat Waktu dan Tidak Tepat

Waktu dalam Penyampaian Laporan Keuangan Selama Periode Penelitian ........................................................................................... 51

Tabel IV.5 Goodness of Fit .................................................................................. 53 Tabel IV.6 Overall Model Fit Test ....................................................................... 54

Tabel IV.7 Cox and Snell’s R 2 dan Nagelkerke R 2 ............................................... 54

Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisiensi Regresi Logistik .............................................. 55

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35

ABSTRAKSI PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA MEI WINARSIH F1310062

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, solvabilitas), ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 2008, 2009, 2010, 2011. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, 2) solvabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tanda koefisien regresi negatif berlawanan dengan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya, 4) umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kata kunci : kinerja keuangan, size, age, timeliness, regresi logistik.

ABSTRACT PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA MEI WINARSIH F1310062

The aims of this study is to determine the effect of firm’s financial performance (profitability, solvency), firm size, and firm age to the timeliness of financial statement of banking companies in Indonesia Stock Exchange. This study uses purposive sampling techniques in data collection. This study was conducted by using data from 2008, 2009, 2010, 2011. The study employed logistic regression to analysis the data.

Result of this study shows that 1) profitability has a positive significant influence on the timeliness of financial statement, 2) solvency has no negative effect on the timeliness of financial statement, 3) firm size has no effect on the timeliness of financial statement with negative coefficient regression contrast to hypothesis that formulated previously , 4) age of firm has a positive significant influence on the timeliness of financial statement.

. Keywords

: financial performance, size, age, timeliness, logistic regression.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan digunakan oleh pihak-pihak berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga menggambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Penyajian informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut disajikan secara tepat waktu dan akurat. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan ke publik sangat dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiap perusahaan diharapkan tidak

dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Semakin cepat laporan keuangan disampaikan, informasi yang terkandung di dalamnya semakin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan.

Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting terutama untuk para investor dan kreditor. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks harga saham di pasar modal. Perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal. Hal ini disebabkan dalam laporan keuangan memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga akan merugikan investor karena para investor perlu tahu sejauh mana dan seperti apa kinerja keuangan perusahaan tempat di mana mereka

laporan keuangan yang memadai. Keterlambatan pelaporan dapat berakibat buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sebagai contoh di pasar modal Australia pada tahun 1974 pernah terjadi 38 perusahaan yang sahamnya dilarang diperdagangkan karena gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai persyaratan ketepatan waktu bagi bursa (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Suharli dan Rachpriliani, 2006). Sedangkan di Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) memprediksi sekitar 10%-11% atau 42 perusahaan dari 421 perusahaan yang tercatat terlambat menyampaikan laporan keuangannya pada tahun 2010, jumlah ini hampir sama dengan tahun 2009 (bisnis-jatim.com, 2011). Akibat buruk keterlambatan pelaporan secara tidak langsung bagi perusahaan adalah penurunan harga saham. Perusahaan yang terlambat akan menimbulkan spekulasi negatif tentang kinerja perusahaan tersebut sehingga investor akan cenderung menjual kepemilikan sahamnya. Masih banyaknya perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran perusahaan di Indonesia dalam menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasan UU No.8 Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasan UU No.8

Selain sanksi administratif dan denda oleh BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan oleh bursa. Bursa Efek Indonesia melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan dengan peraturan Bapepam No. X.K.2.

Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut, disebutkan ada empat bentuk sanksi yang dikenakan terdiri atas: 1) Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu

lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; 3) Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-61 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; 4) Suspensi atau penghentian sementara perdagangan, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II dan III. Sanksi suspensi perusahaan tercatat hanya akan dibuka apabila perusahaan tercatat telah menyerahkan laporan keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pada nomor II dan

III di atas.

Selain tuntutan untuk mematuhi peraturan-peraturan tersebut, ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena: 1) Mematuhi prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia dan menghindari adanya spekulasi Selain tuntutan untuk mematuhi peraturan-peraturan tersebut, ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena: 1) Mematuhi prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia dan menghindari adanya spekulasi

Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness). Salah satu faktor tersebut adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan menganalisis pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan. Rasio-rasio tersebut antara lain profitabilitas dan solvabilitas . Rasio-rasio tersebut juga digunakan dalam penelitian Almilia dan Setyadi (2006). Faktor lainnya yang mempengaruhi timeliness adalah ukuran perusahaan (size) dan umur perusahaan (age) seperti dalam penelitian Iyoha (2012).

Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) dalam Kadir (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, menurut Owusu dan Ansah (2000) ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing, Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) dalam Kadir (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, menurut Owusu dan Ansah (2000) ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing,

Ketidaktepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh adanya berita buruk (bad news) dan berita baik (good news) sehingga mengindikasikan adanya noise dalam informasi tersebut (Givoly dan Palmon, 1982 dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2010). Kecenderungan menunda berita buruk didasarkan adanya motivasi alami manajemen, yaitu (1) untuk menghindari respons negatif dari pemegang saham, (2) untuk menghindari gangguan keberlangsungan negosiasi dan kontrak yang belum disepakati, (3) untuk menyediakan waktu yang cukup guna memperbaiki berbagai situasi yang tidak menyenangkan (Syafrudin, 2004 dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2010). Aktas dan Kargin (2011) juga menyatakan bahwa banyak perusahaan tidak bersedia untuk melaporkan berita buruk, oleh karena itu perusahaan mengambil lebih banyak waktu untuk menghitung angka-angka atau menerapkan teknik-teknik akuntansi yang kreatif ketika mereka harus melaporkan berita buruk.

Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Owusu-Ansah (2000) menunjukkan bahwa size, profitabilitas serta age secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan (timeliness). Selaras dengan penelitian Lestari (2008) yang menyatakan timeliness dipengaruhi oleh profitabilitas, size, dan age. Suharli dan Rachprilia (2006) Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Owusu-Ansah (2000) menunjukkan bahwa size, profitabilitas serta age secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan (timeliness). Selaras dengan penelitian Lestari (2008) yang menyatakan timeliness dipengaruhi oleh profitabilitas, size, dan age. Suharli dan Rachprilia (2006)

Ifada (2009) menyatakan size perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap timeliness, sedangkan age perusahaan secara signifikan tidak berpengaruh terhadap timeliness. Penelitian yang dilakukan Kadir (2011) menyimpulkan bahwa size, profitabilitas, dan age secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap timeliness. Iyoha (2012) dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness pada perusahaan di Negeria. Hasil penelitiannya menunjukkan age signifikan menentukan timeliness , sementara size dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap timeliness .

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa telah banyak penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness. Namun demikian, hasil penelitian-penelitian tersebut adalah tidak konsisten. Atas dasar inilah, maka penulis tertarik untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan, size dan age terhadap timeliness. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul “PENGARUH KINERJA

KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA

B. Perumusan Masalah

Meskipun telah jelas manfaat ketepatan waktu penyajian laporan keuangan serta aturan-aturan yang mewajibkannya, namun masih terdapat beberapa perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan di Indonesia. Publikasi laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal penting bagi para penggunanya sebagai sumber informasi untuk membuat kebijakan maupun keputusan bisnis. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap timeliness?

2. Apakah terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap timeliness?

3. Apakah terdapat pengaruh antara size perusahaan terhadap timeliness?

4. Apakah terdapat pengaruh antara age perusahaan terhadap timeliness?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap timeliness.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh solvabilitas terhadap timeliness.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh size perusahaan terhadap timeliness .

timeliness.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi regulator Sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam membuat aturan, menetapkan sanksi dan denda serta menetapkan kebijakan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

2. Bagi investor Dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan.

3. Bagi akademisi Sebagai kontribusi bagi pihak akademisi untuk memahami pentingnya ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan.

KAJIAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah penyajian informasi berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan berisikan tentang kinerja keuangan entitas, posisi keuangan, serta berbagai kebijakan-kebijakan terkait dengan penyusunan laporan tersebut. Perusahaan pada umumnya menggunakan pendekatan pelaporan keuangan sebagai salah satu alat yang tepat menilai keberhasilan dan perkembangan perusahaan. Selain itu, laporan keuangan merupakan alat interaksi antara manajemen dengan lingkungan interen maupun eksteren. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Karena laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analisis suatu perusahaan, maka laporan keuangan harus mudah dipahami oleh mereka yang mempunyai pengetahuan mengenai kegiatan bisnis dan ekonomis serta ingin menelaah informasi dengan seksama. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi, karena mencerminkan keputusan manajemen pada masa lalu maupun masa sekarang dan mencatat secara konsisten dan wajar setiap transaksi bisnis yang terjadi.

2007) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK No.1 Tahun 2007, pengguna laporan keuangan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut:

1. Investor Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2. Karyawan Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepetingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding pemberi pinjaman.

5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang.

6. Pemerintah Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.

dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK No. 1 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memilki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, 3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

Ada beberapa kendala dalam menghasilkan informasi yang relevan. Salah satu kendalanya adalah tepat waktu (timeliness). Tepat waktu berkaitan dengan penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan yang berakibat informasi kehilangan relevansinya. Sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pemakai laporan keuangan.

Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan (Suwardjono, 2008). Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat di dalamnya. Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi informasi pelaporan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

Chambers dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Di pasar modal Indonesia khususnya BEI, laporan keuangan perusahaan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan keuangan tahunan, laporan tengah tahunan dan laporan keuangan triwulanan atau disebut juga sebagai laporan keuangan intern.

mempublikasikan laporan keuangannya agar pihak-pihak yang berkepentingan bisa mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut. Tetapi, tidak semua perusahaan dapat mempublikasikannya tepat waktu. Keterlambatan pelaporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam pelaporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih lama.

Ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.80/PM/1996 tentang kewajiban pelaporan keuangan berkala. BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut BAPEPAM batas keterlambatan suatu perusahaan menyampaikan laporan keuangan adalah tanggal 31 Maret.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal, bab XII Sanksi administratif pasal 61, dinyatakan bahwa yang melakukan pelanggaran atas Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal, bab XII Sanksi administratif pasal 61, dinyatakan bahwa yang melakukan pelanggaran atas

1. Peringatan tertulis

2. Denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu

3. Pembatasan kegiatan usaha

4. Pembekuan kegiatan usaha

5. Pencabutan izin usaha

6. Pembatalan persetujuan

7. Pembatalan pendaftaran Sanksi sebagaimana dimaksud dalam poin nomor dua dan seterusnya di atas dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi peringatan tertulis. Sanksi denda dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi lainnya. Jenis dan besarnya sanksi ditetapkan oleh BAPEPAM selaku pengawas pasar modal.

Terkait dengan keterlambatan penyampaian laporan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM, dikenakan sanksi administratif sebagai berikut:

1. Emiten yang pernyataan pendaftaran telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

pendaftarannya, dikenakan sanksi denda Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

3. Direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik, atau setiap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima persen) saham emiten atau perusahaan publik, dikenakan sanksi denda Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Ketaatan emiten terhadap peraturan BEI selalu dipantau oleh BAPEPAM dan secara periodik mempublikasikan hasil pemeriksaannya. Dalam peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat- lambatnya 90 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku. Untuk laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada BAPEPAM dalam jangka waktu sebagai berikut:

1. Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan

keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan akuntan, keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan akuntan,

3. Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Proses dalam mencapai ketepatan waktu (timeliness) terutama dalam penyajian laporan keuangan menjadi semakin tidak mudah, mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di Indonesia. Pelaporan keuangan tidak tepat waktu, maka relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang (Mamduh dan Halim, 2003 dalam Almilia dan Setiady, 2006). Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu maka menyebabkan nilai dari informasi tersebut berkurang dalam pengambilan keputusan untuk dasar penentuan tindakan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, pengungkapan dan transparansi tidak hanya mementingkan isi dari informasi, tetapi juga ketepatan waktu dalam penyampaian informasi.

Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya yaitu: Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya yaitu:

2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai

tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

C. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan dapat diartikan sebagai sifat tunduk, ketaatan, patuh pada ajaran atau peraturan yang telah ditetapkan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian pelaporan keuangan perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Peraturan tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tepat waktu.

Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku. Menurut Tyler (dalam Saleh dan Susilowati, 2004) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap

Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality ) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Saleh, 2004).

D. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali oleh Ackerlof, Spence dan Stigliz yang menjadikan mereka memperoleh Nobel Ekonomi pada tahun 2001 (Subalno, 2009). Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi para pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran keadaan suatu perusahaan di

kelangsungan hidup perusahaan. Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor (Subalno, 2009).

Pada penelitian ini perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada penelitian ini sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news).

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan. Apabila kinerja suatu perusahaan bagus, maka perusahaan tersebut dalam kondisi baik, demikian pula sebaliknya, apabila kinerja keuangan perusahaan tidak bagus maka mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki masalah keuangan yang mengakibatkan kondisi perusahaan tidak baik. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Analisis atas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap aspek keuangan. Dengan menganalisis pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan solvabilitas. Pemakai informasi terutama investor sering menggunakan dua rasio ini untuk mengetahui tingkat perusahaan dalam menghasilkan laba dan tingkat risiko atau kesehatan suatu perusahaan.

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan perusahaan tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah suatu perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Menurut Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006) menyatakan perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu

mengalami kerugian meminta auditor menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari yang yang seharusnya, akibatnya penyerahan terlambat. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik sehingga akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROA (return on asset) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. ROA merupakan suatu ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Apabila nilai ROA tinggi berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh manjemen dan semakin tinggi ROA berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan.

2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas merupakan faktor penting dalam penilaian kinerja perusahaan karena solvabilitas adalah analisis risiko yang merupakan imbangan profitabilitas untuk menentukan prospek dan kesehatan suatu perusahaan. Menurut Soemardjo (1977) dalam Almilia dan Setiady

semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang) dari harta perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dapat dikatakan solvable apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva yang tersedia tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan insolvable. Perusahaan yang insolvable mengandung resiko yang tinggi untuk ditanami investasi, karena perusahaan yang tidak mampu membayar hutang akan disita kepemilikan hartanya. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah TDTA ( total debt to total assets) yang menunjukkan nilai relatif antara nilai total utang terhadap total aktiva. Dengan rasio ini dapat diketahui seberapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar nilai rasio, maka semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) ada dua yang dapat mendukung penggunaan TDTA dalam menghitung rasio solvabilitas. Pertama, total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan

bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya atau diandalkan. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit hutang lebih melibatkan banyak staff dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dapat disimpulkan bahwa solvabilitas yang diukur menggunakan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit sehingga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, karena perusahaan yang akan mengumumkan laporan keuangannya kepada publik wajib menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit.

F. Ukuran Perusahaan (Size)