Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Grobogan Semester 2 Tahun A

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan bagian yang akan membahas tiga sub judul, yaitu deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awalakan membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk juga hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dilaksanakan penelitian. Sedangkan deskripsi siklus I membahas tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi. Sama seperti yang dijelaskan pada siklus I, pada bagian siklus II juga membahas tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian dilakukan di SD N 2 Kalangbancar Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas 3 berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2015.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Permasalahan tersebut ternyata berhubungan dengan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis. Munculnya pemasalahan tersebut disebabkan karena beberapa faktor, baik dari guru maupun dari siswa itu sendiri.

Tingkat kemampuan menulis siswa bisa dikatakan rendah terlihat dari kurangnya keberanian siswa untuk mengutarakan ide dalam bentuk tulisan,

karya siswa seperti menulis karangan, adanya perasaan takut dan enggan mencoba/berlatih dapat terlihat dari minimnya kosakata yang dimiliki siswa. Faktor lain yang berasal dari guru diantaranya adalah kebiasaan guru menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Guru hanya sekedar menyampaikan materi dan memberikan contoh kepada siswa. Selain itu kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat siswa, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung menyampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Pada umumnya guru tidak memperhatikan penggunaan metode pembelajaran yang menarik minat belajar siswa.

Penggunaan metode pembelajaran yang menarik akan mampu membangkitkan minat belajar siswa. Hakikat pemanfaatan sebuah metode pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah metode pembelajaran juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tetapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 3 SDN 2 Kalangbancar, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesiaaspek menulis yang masih kurang dari Kriteria

SDN 2 Kalangbancar yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia .

Selain itu cara guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran masih kurang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru kurang berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Terutama untuk media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Materi yang disampaikan hanya melalui metode ceramah dan media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. RPP yang seharusnya menjadi pedoman guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, justru tidak terlalu diperhatikan oleh guru. Guru hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa. Penilaian RPP pada proses pembelajaran dijelaskan dalam beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Penilaian RPP Kondisi Awal

Jumlah Skor Penilaian Aspek yang Diamati

Skor

1 2 3 4 Perumusan indikator pembelajaran

1 4 Pemilihan dan pengorganisasian materi 6 5 4 6

ajar Pemilihan

5 pembelajaran Skenario/kegiatan pembelajaran

sumber

belajar/media 7 8,9

7 7 1 0 24 Berdasarkan tabel penilaian RPP di atas dapat dilihat skor 1 sebanyak 7 item, skor 2 sebanyak 7 item, dan skor 3 sebanyak 1 item dengan jumlah total keseluruhan yaitu 24. Pada aspek perumusan indikator pembelajaran, item 1 mendapat skor 2, dan item 2,3 mendapat skor 1. Item 4 mendapat skor 3, item 5

TOTAL TOTAL

Aspek yang Diamati

Diagram 4.1 Hasil Penilaian RPP Kondisi Awal

Selanjutnya peneliti juga melakukan observasi aktivitas guru dan siswa pada kondisi awal. Hasil observasi aktivitas guru pada kondisi awal tersebut akan dijelaskan dalam beberapa aspek seperti yang ada pada tabel 4.2 berikut ini:

Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal

Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah

1 2 3 4 Skor

Kegiatan awal

4 Kegiatan inti

Berdasarkan tabel 4.2 tentang hasil observasi guru pada kondisi awal, item 1 dan 2 mendapat skor 2 untuk aspek kegiatan awal pembelajaran. Item 3, 4,

5, 7, 8, 9, 10, 12, dan 13 mendapat skor 1. Sedangkan item 6, 11, dan 14 mendapat skor 2 pada aspek kegiatan inti. Pada kegiatan penutup item 15 dan 16 mendapat skor 1. Sehingga jumlah total skor keseluruhan adalah 21. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

Aspek yang Diamati

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah

1 2 3 4 Skor

Kegiatan awal

2 Kegiatan inti

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal menunjukkan, item 1 dan 2 mendapat skor 1 pada aspek kegiatan awal. Pada kegiatan inti item 5, 6, 9, 10, 11 mendapat skor 1. Item 4, 7, 8 mendapat skor 2. Item 3 mendapat skor 3. Sedangkan pada aspek penutup, item 12 dan 13 mendapat skor 2. Sehingga total jumlah keseluruhan adalah 20 skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Aspek yang diamati

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi keseluruhan, yaitu observasi RPP kondisi awal, observasi aktivitas guru kondisi awal, dan observasi aktivitas siswa kondisi awal maka diperoleh hasil penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis kelas 3 SD N 2 Kalangbancar sebagai berikut:

Tabel 4.4 Penilaian Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Kondisi awal

No Aspek Penilaian Proses Pembelajaran

Skor

Persentase

1 Penilaian RPP

2 Observasi Aktivitas Guru

3 Observasi Aktivitas Siswa

Nilai Skor Rata-rata

Persentase

Dari table 4.4 penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia kondisi awal, menunjukkan skor 24 untuk RPP kondisi awal dengan persentase 40%, skor

21 untuk hasil observasi aktivitas guru kondisi awal dengan persentase 32,8%, dan skor 20 untuk hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal dengan persentase

Hal ini menunjukkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis kelas

3 masih rendah atau kurang. Untuk lebih jelasnya penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

18 Penilaian RPP

Observasi Guru

Observasi Siswa

Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Kondisi Awal

Diagram 4.4 Penilaian Proses Pembelajaran Kondisi awal

Hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis siswa kelas

3 SDN 2 Kalangbancar sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar semester 2 tahun 2014/2015. Data hasil ulangan Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal No

Rentang Nilai

3 12% Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.1 destribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih berada dalam kategori cukup.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 70.

Sebanyak 15 dari 25 siswa masih memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui perolehan niai siswa pada rentang nilai antara 50 – 55 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 56 – 61 sebanyak 4 siswa dengan persentase 16% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 62 – 67 sebanyak 10 siswa dengan persentase 40%, rentang nilai 68 – 73 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 74 – 79 sebanyak 6 dengan persentase 24%. Rentang 80 – 85 sebanyak 3 dengan persentase 12%. Dari daftar nilai pada kondisi awal nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 sedangkan nilai terendah adalah 50. (Untuk daftar nilai ulangan harian Bahasa

3 SD N 2 Kalangbancar masih membutuhkan metode pembelajaran yang dapat membantu mereka untuk mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal.

Dari tabel 4.5 tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

iswa S 24% ak 6 y

74-79 80-85

Nilai

Diagram 4.5 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Jumlah Siswa

No Ketuntasan Belajar

Nilai

Frekuensi Persentase

2. Belum tuntas

15 60% Jumlah

25 100% Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa

siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa atau 40% dari total jumlah

15 siswa atau 60% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut jumlah persentase siswa yang mencapai ketuntasan minimal lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Diagram 4.6 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar seri, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakanpembelajaran dengan metode Cooperative Learning berbantuan media gambar seri meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Cooperative Learning dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.Penyusunan RPP telah didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran.

Indikator pada pertemuan pertama antara lain; (1) Menyebutkan unsur paragraf; (2) Menyebutkan jenis huruf yang digunakan dalam sebuah paragraf; (3) Menyebutkan jenis tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf; (4) Menggunakanhuruf yang benar dalam paragraf; (5) Menggunakan tanda baca yang benar dalam paragraf. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.

antara lain; (1) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan unsur paragraph, (2) setelah menyebutkan unsur paragraf siswa diharapkan mampu menyebutkan jenis huruf yang digunakan dalam sebuah paragraf; (3) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan jenis tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf, (4) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menggunakanhuruf yang benar dalam paragraph, (5) setelah siswa mampu menyebutkan huruf dan tanda baca yang digunakan dalam paragraf, selanjutnya siswa diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan menulis karangan Bahasa Indonesia.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah bagaimana menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta bagaimana menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda baca.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode Cooperative Learning dengan media gambar seri.Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar seri yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menulis karangan dengan metode Cooperative Leraningberdasarkan gambar seri. Selain itu, pada pertemuan Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode Cooperative Learning dengan media gambar seri.Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar seri yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menulis karangan dengan metode Cooperative Leraningberdasarkan gambar seri. Selain itu, pada pertemuan

Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pada pertemuan ketiga ini kegiatan awal yang dilakukan peneliti ialah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kolaborator dengan materi menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Peneliti dan guru kolaborator berdiskusi mengenai indikator dan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Pada pertemuan ketiga, kegiatan pembelajaran difokuskan untuk mengevaluasi siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca pada siklus I. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhana setelah dilaksanakan dengan menggunakan metode Cooperative Learning.Materiyang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, yakni unsur paragraf, jenis huruf, jenis tanda baca, penggunaan huruf, penggunaan tanda baca, penyusunan kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta penyusunan karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat.

Lembar soal terdiri atas 10 soal esai. Sebelum mengadakan evaluasi peneliti mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara singkat. Setelah itu peneliti melakukan tes evaluasi selama 2

X 35menit.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

siklus I. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

(a) Proses Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan proses pembelajaran siklus I.

1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita untuk menuntun pola pikir siswa. Kemudian guru memberikan pertanyaan “jika kalian akan menulis sebuah cerita, syarat apa saja yang harus dipenuhi, agar cerita kalian menjadi bagus dan menarik?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru akan menyimpulkan jawaban yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, yakni menyebutkan unsur paragraf/cerita, menyebutkan jenis huruf dan tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf, serta menggunakan huruf dan tanda baca yang tepat dalam menulis paragraf/cerita, dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah cerita dengan tema dan judul yang berbeda-beda. Setelah masing-masing kelompok menerima bacaan tersebut, mereka ditugaskan untuk mengidentifikasi huruf dan tanda baca yang terdapat dalam bacaan tersebut secara berkelompok selama 45 menit. Setelah 45 menit, masing-masing perwakilan kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah semua jawaban dari masing-masing kelompok tertulis di papan tulis, guru bersama-sama dengan seluruh siswa membahas jawaban tersebut. Dari kegiatan tersebut siswa akan menyimpulkan ejaan, dan tanda baca apa saja yang digunakan dalam sebuah karangan. Setelah seluruh jawaban dibahas guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Penghargaan tersebut, berupa stiker hebat yang khusus dibuat sebagai penghargaan khusus bagi kelompok dengan perolehan nilai tertinggi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, penguatan kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan hari itu.

2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama siklus I. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa 2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama siklus I. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa

apersepsi berupa pertanyaan “Apakah kalian pernah membaca komik atau cerita bergambar? Apa yang kalian temukan dalam sebuah komik atau cerita

bergambar?” dari berbagai jawaban siswa misalnya gambar, tulisan atau huruf, tanda baca dan lain-lain, guru memilih gambar dan kalimat yang menyertai

gambar tersebut menjadi hal yang harus ada dalam sebuah komik atau cerita bergambar. Selanjutnya guru menunjukkan contoh komik atau cerita bergambar. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu membuat kerangka karangan berdasarkan gambar seri dan menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi menulis kerangka karangan berdasarkan gambar seri. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai tata cara pembuatan kerangka karangan berdasarkan gambar seri.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah gambar seri yang terdiri atas 5 gambar. Setelah masing-masing kelompok menerima gambar tersebut, masing-masing anggota kelompok mendapatkan waktu 10 menit untuk memilih satu gambar untuk disusun sebagai kerangka karangan. Kemudian dari kalimat yang disusun siswa berdasarkan gambar yang telah diterima, selanjutnya seluruh kalimat dari kelima gambar tersebuat dapat disusun sebagai kerangka karangan secara berkelompok dalam waktu 10 menit. Setelah kerangka karangan tersusun, masing-masing anggota kelompok menulis sebuah karangan berdasarkan

Setelah selesai, masing-masing perwakilan kelompok dapat membacakan salah satu hasil karyanya di depan kelas. Guru memberikan poin tambahan bagi kelompok yang telah berani menyampaikan hasil tulisannya di depan kelas.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah disampaikan hari itu, yakni mengenai membuat kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun, dengan tanya jawab singkat kepada siswa di kelas tersebut. Dengan demikian, guru dapat mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi tersebut.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada beberapa siswa yang hasil tulisannya menjadi tulisan terbaik, dengan menempelkan hasil karyanya di mading sekolah. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

3) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang unsur paragraf, huruf yang digunakan dan tanda baca yang digunakan dalam paragraf, menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, ada beberapa siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk mengerjakan.Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab beserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi 3) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang unsur paragraf, huruf yang digunakan dan tanda baca yang digunakan dalam paragraf, menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, ada beberapa siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk mengerjakan.Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab beserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi

(b) Hasil Tindakan Siklus I

Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui metode Cooperative Learning . Hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar dengan Kompetensi Dasar (KD)Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Hasil nilai siswa Bahasa Indonesia kelas 3 SDN 2 Kalangbancar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia

Siklus I

No Rentang Nilai

4 16% Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan data frekuensi nilai siklus I, dapat dilihat bahwa keterampilan menulis karangan sederhana siswa mengalami peningkatan dari rata- rata 68,4 menjadi 71,0. Namun, peningkatan ini masih belum maksimal, maka dari itu akan diperbaiki pada siklus II. Siswa masih merasa kebingungan ketika diminta untuk mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh.

66-71 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 20%. Pada rentang 72-77 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 16%. Pada rentang 78-83 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 8%. Serta terdapat 4 siswa atau sebesar 16% pada rentang nilai 16%.

Dari data frekuensi nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning adalah 85 dan nilai terendah adalah 60 yang semula pada kondisi awal hanya 50 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.7 dapat dinyatakan dalam diagram 4.7 sebagai berikut:

iswa S

Diagram 4.7 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada siklus Idapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8 sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar Siklus I

Jumlah Siswa No

Ketuntasan Belajar

Nilai

Frekuensi Persentase

2. Belum tuntas

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh nilai dari KKM sebanyak 10 siswa atau 40% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan yang mencapai nilai ketuntasan KKM sebanyak 15 siswa atau 40% dari tatal keseluruhan siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram

4.8 berikut ini:

Belum Tuntas

Diagram 4.8 Ketuntasan Belajar Siklus I

Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai data hasil oservasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning.

1) Pertemuan pertama Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan observasi terdiri dari 26 indikator aktivitas guru dan 21 indikator aktivitas siswa. Masing- masing indikator tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup baik, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor 26-42 berada pada kriteria sangat kurang, skor 43-59 berada pada kriteria kurang, skor 60-76 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 77-93 termasuk ke dalam kriteria baik, dan skor 94-110 pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Jumlah Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

1 2 3 4 Skor

Memeriksa kesiapan

11 pembelajaran Melakukan apersepsi, motivasi,

11 dan tujuan pembelajaran Membimbing siswa melakukan

4 eksplorasi dan menyampaikan materi

Mengorganisasikan siswa dalam

13 kegiatan pengelompokan

(Cooperative Learning) Memberikan poin kepada siswa

18 6 Penggunaan bahasa

19,22 21 20 11 Membuat kesimpulan dan

24 23,25, 11 melakukan kegiatan refleksi

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 72 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:

Aspek yang Diamati

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut:

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Skor Penilaian Jumlah

Aspek yang Diamati

1 2 3 4 Skor

Kesiapan siswa dalam mengikuti

1 2 pelajaran

6 Siswa memperhatikan apersepsi

2, 3

yang disampaikan guru

6 seksama tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Siswa mendengarkan dengan 4, 5

Siswa memperhatikan materi 6,7, 10 11 yang dijelaskan oleh guru

8, 9

Siswa melaksanakan tugas guru 13 11 5 melalui model pembelajaran Cooperative Learning

4 Adanya kerjasama antara anggota

Siswa membacakan hasil kerja 16,

17

18 19 5 Siswa membuat kesimpulan

dengan bimbingan guru

Siswa melakukan refleksi

20 21 6 TOTAL

12 8 1 49

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah49 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.10 berikut ini:

Aspek yang Diamati

Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Skor Penilaian Jumlah Aspek yang Diamati

1 2 3 4 Skor

Memeriksa kesiapan

10 pembelajaran Melakukan apersepsi, motivasi,

8 dan tujuan pembelajaran Membimbing siswa melakukan

4 eksplorasi dan menyampaikan materi

18 kegiatan pengelompokan

Mengorganisasikan siswa dalam

17 (Cooperative Learning) Memberikan poin kepada siswa

18 3 Penggunaan bahasa

14 melakukan kegiatan refleksi TOTAL

Membuat kesimpulan dan

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah77 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:

Aspek yang Diamati

Diagram 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Diagram 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Skor Penilaian Jumlah Aspek yang Diamati

1 2 3 4 Skor

Kesiapan siswa dalam mengikuti

1 3 pelajaran

6 Siswa memperhatikan apersepsi

yang disampaikan guru

6 seksama tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Siswa mendengarkan dengan 4, 5

16 yang dijelaskan oleh guru

Siswa memperhatikan materi 7 6, 9,

6 melalui model pembelajaran Cooperative Learning

Siswa melaksanakan tugas guru 11, 13

4 Adanya kerjasama antara anggota

kelompok Siswa membacakan hasil kerja 16 17 15 9 kelompoknya

6 Siswa membuat kesimpulan

dengan bimbingan guru Siswa melakukan refleksi

20 21 7 TOTAL

Aspek yang Diamati

Diagram 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang telah ditentukan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning. Kegiatan refleksi ini diadakan dalam bentuk diskusi oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 3.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaranCooperative Learning, Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang telah ditentukan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning. Kegiatan refleksi ini diadakan dalam bentuk diskusi oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 3.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaranCooperative Learning,

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak

9 item, skor 3 yaitu sebanyak 14item, dan skor 4 sebanyak 3 item. Dengan total keseluruhan 72. Selanjutnya pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, skor 3 sebanyak 15 item dan skor 4 sebanyak 5 item.Dengan total keseluruhan 77. Hal ini menunjukkan hasil observasi guru pada siklus I mengalami peningkatan pada aspek memanfaatkan media gambar. Pada aspek ini guru lebih dapat menarik perhatian siswa dalam memanfaatkan media. Dengan bantuan media gambar, siswa menjadi lebih bersemangat dan antusia dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 26 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 72%, pertemuan kedua meningkat menjadi 77%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.9 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan Idan II sebagai berikut:

Pertemuan II Persentase

Pertemuan I

Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Idan II

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 12 item, skor 3 yaitu sebanyak 8item, dan skor 4 sebanyak 1 item. Dengan total keseluruhan sebanyak 49.Selanjutnya pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 4 item, skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 4 item.Dengan total keseluruhan sebanyak 63. Hal ini menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada aspek respon siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Pada aspek ini siswa terlihat lebih dapat memperhatikan dengan seksama dari materi yang disampaikan guru. Siswa juga menjadi lebih tertarik karena adanya media gambar yang digunakan oleh guru. Pembelajaran menjadi terasa lebih menyenangkan dan siswa tidak terlihat bosan.

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 21 item, hasil persentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 49% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 63%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan Idan II sebagai berikut:

Pertemuan II Persentase

Pertemuan I

Diagram 4.14 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketutasan belajar pada KKM ≥ 70 pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 60%. Masih ada 10 siswa

yang masih mendapat nilai dibawah KKM. Namun rata-rata nilai hasil belajar siswa sudah cukup mengalami peningkatan. Sebelumnya rata-rata nilai hasil belajar dari 68,6 meningkat menjadi 70,2.

Beradasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar. Kelebihan dan kelemahan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Model pembelajaran Cooperative Learning ini dapat memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerjasama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok.

b. Dalam melaksanakan model pembelajaran Cooperative Learning, memungkinkan siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan b. Dalam melaksanakan model pembelajaran Cooperative Learning, memungkinkan siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan

c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dengan menggunakan media gambar. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu siswa juga tidak merasa bosan atau jenuh.

2) Kekurangan

a. Guru masih belum memperisapkan pembelajaran secara matang, di samping itu lebih memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

b. Fasilitas yang tersedia masih belum begitu mencukupi. Hal ini membuat guru hanya bisa menggunakan fasilitas seadanya.

c. Selama kegiatan diskusi berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Berdasarkan beberapa kekurangan yang telah ditemui, maka peneliti

perlu melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 3 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru harus lebih memberikan pengarahan kepada siswa mengenai langkah- langkah model pembelajaran Cooperative Learning sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lancar.

2) Guru harus bisa menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan. Karena kebanyakan siswa masih asyik bermain dalam kegiatan diskusi, mengakibatkan proses waktu pembelajaran menjadi melebihi waktu yang ditentukan.

3) Guru harus selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan lancar.

masih terlihat pasif di dalam kelas. Sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil tindakan dari siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakanpembelajaran dengan model Cooperative Learningberbantuan media gambar seri meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu pertama

bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan modelCooperative Learning dengan kompetensi dasarMenulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.Penyusunan RPP telah didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan modelCooperative Learning dengan kompetensi dasarMenulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.Penyusunan RPP telah didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator

Indikator pada pertemuan pertama antara lainadalah (1) Mendefinisikan pengertian puisi, (2) Menyebutkan manfaat menulis puisi, (3) Menjelaskan tema dari puisi, (4) Menyebutkan pokok-pokok dari puisi, dan (5)Menyebutkan macam-macam puisi. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama antara lain; (1) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mendefinisikan pengertian puisi dengan benar, (2) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan manfaat menulis puisi dengan tepat, (3) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan tema dari puisi, (4) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan pokok- pokok dari puisi dengan benar, dan (5) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam puisi dengan benar.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan.

2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah bagaimana menulis puisi berdasarkan gambar, bagaimana menentukan tema puisi, serta bagaimana menulis puisi dengan pilihan kata yang menarik.

menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning dengan media gambar.Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan modelCooperative Learning berdasarkan gambar. Selain itu, pada pertemuan kedua ini peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 0 142

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temangg

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 77

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2

0 0 11

Gambar 3.2 Model Spiral menurut Kemmis dan Taggart 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I

0 0 23