KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI AL-HASANI DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WAT TARGHIB FI AL- TARBIYAH WA AL TAHDZIB SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT
SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI AL-HASANI
DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WAT TARGHIB FI ALTARBIYAH WA AL TAHDZIB
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
LAILATUL SIDQOH
NIM: 111-13-024

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017

i

ii


iii

iv

v

vi

MOTTO

Bersungguh-sungguhlah Maka Allah Akan Senantiasa
Menolong mu

vii

PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt. Saya persembahkan skripsi
ini kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Muhtar Khudlori dan Ibu Siti Muntiamah
yang tak pernah berhenti melimpahkan kasih sayang, bimbingan dan do‟anya

kepada anak-anak terkasih agar menjadi anak-anak yang selalu mendapat
Ridho Allah SWT
2. Romo yai Khalim A.S beserta ibu nyai, Romo yai Chazim A.S beserta seluruh
keluarga dalem dan kepada guru-guru yang saya muliakan, kepada
panjenenganlah aku pasrahkan diriku dhohiron wa batinan tuk mengenal Allah
dan Rasul-Nya
3. Seluruh keluarga besar simbah haji Ismail, simbah roko, simbah rayi, simbok
tua yang selalu memanjatkan do‟a untuk keselamatan dan kesuksesan anakcucunya
4. Mbak eni, mas nur, mas udin, mb fitri, dek ulin, dek jalal, dek umi, dek jamal,
dek khobir dan dek ali, serta ibrahim dan haikal, terimakasih atas kasih sayang
dari keluarga yang penuh dengan barokah ini amin.
5. Kekasih hati yang selalu memberi semangat dan selalu menguatkanku, semoga
kita menjadi jodoh dunia akhirat yang selalu mendapat rahmat dari sang maha
rahman
6. Sahabat-sahabat terbaikku mbak-mbak Pon-pes Darul Ulum yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas persahabatannya, cinta kasih
yang begitu berlimpah dari kalian semua.

viii


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah Swt.yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi
Muhammad Saw, yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang
kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan
penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Achmad Maimun M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Kepada seluruh dosen tarbiyah khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam di FTIK IAIN Salatiga.

ix

x

ABSTRAK
Sidqoh, Lailatul. 2017. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Sayyid Muhammad
Al-Maliki dalam Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Pembimbing:
Achmad Maimun, M. Ag.
Kata Kunci: Konsep, Pendidikan Akhlak, kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi
Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak
menurut Sayyid Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib. Adapun rumusan masalahnya antara lain: 1. Bagaimana konsep
pendidikan akhlak menurut Sayyid Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat

Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib. 2. Bagaimana relevansi konsep
pendidikan akhlak menurut Sayyid Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat
Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib dalam pendidikan Islam di Indonesia?.
Penelitian ini merupakan penelitian library research yaitu penelitian
dengan obyek kitab At-Tahliyah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
dokumentasi dengan metode Interpretasi,metode induktif dan metode deduksi.
Adapun hasil penelitian ini antara lain: 1. Konsep pendidikan akhlak
menurut Sayyid Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib yaitu akhlak terhadap individu, akhlak terhadap diri sendiri, dan
akhlak terhadap masyarakat.2. Relevansi konsep pendidikan akhlak menurut
Sayyid Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib terhadap pendidikan akhlak di Indonesia. Hal itu dilihat dari tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran akhlak di Indonesia saat ini. Oleh karena
itu, kitab At-tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib dapat dijadikan
sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan menuntut ilmu.

xi

DAFTAR ISI


HALAMAN BERLOGO ............................................................................... .. i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... . v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... . ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... . x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ... ............................................................................ 5
D. Kegunaaan Penelitian…...............………………………....………. 5
E. Penegasan Istilah ... ........................................................................... .7
F. MetodePenelitian…………………....………………………...…….10
G. Sistematika Penelitian................................................ .......................12

xii


BAB II TINJAUAN TENTANG NASKAH DAN PENULIS KITAB ATTAHLIYAH WAT TARGHIB FI AL TARBIYAH WA AL TAHDZIB
A. Gambaran Umum Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib
1. Latar Belakang Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib.................................................................15
2. Karakteristik Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib........................................................................16
3. Urgensi Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib.............................................................................18
B. Biografi Sayyid Muhammad
1. Kelahiran dan Silsilah Keturunan Sayyid Muhammad........21
2. Masa

Pendidikan

Sayyid

Muhammad


Al-Maliki

............................................................................................23
3. Guru-Guru Sayyid Muhammad...........................................24
4. Murid-Murid Sayyid Muhammad........................................28
5. Kiprah Sayyid Muhammad .................................................29
6. Karya-Karya Sayyid Muhammad.........................................32
BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI
DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WAT TARGHIB FI AL TARBIYAH
WA AL TAHDZIB

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

xiii

1. Pengertian Pendidikan................................................37
2. Pengertian Akhlak......................................................38
B. Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi
Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib karya Sayyid Muhammad Al-Maliki
1. Akhlak Terhadap Individu............................................43

2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri.......................................54
3. Akhlak dalam Pergaulan Masyarakat.............................62
BAB IV ANALISIS DAN RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK
MENURUT SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI DALAM KITAB
AT-TAHLYAH WAT TARGHIB FI AL TARBIYAH WA AL
TAHDZIB
A. Analisis Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Sayyid Muhammad
Al-Maliki Dalam Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib...........................................................................71
B. Relevansi Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Sayyid Muhammad
Dalam Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib................................................................................82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... .............. 84
B. Saran ........................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA

xiv

LAMPIRAN

Lamp. 1 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lamp. 2 : Surat Penunjukan Pembimbing
Lamp. 3 : Daftar Nilai SKK
Lamp. 4 : Biografi Penulis

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pengaruh globalisasi tidak dapat dihindari, hal ini
tentunya membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Dampak
positifnya mempermudah kehidupan manusia dengan memanfaatkan
teknologi komunikasi dan transportasi, memperpendek jarak yang jauh.
Salah satu dampak negatif dari kemajuan ilmu dan teknologi serta
globalisasi, ialah munculnya pola hidup hedonisme, yang berpandangan
bahwa tujuan kehidupan adalah untuk mencapai segala kenikmatan fisik
setinggi mungkin dan dengan cara apapun tanpa memperhitungkan
konsekuensi yang mungkin dialami (Team Penulis Rosda, 1995:135).

Falsafah hidup hedonisme ini telah berkembang pesat di berbagai
negara yang ditandai dengan berbagai indikasi yakni semakin meluasnya
kebebasan seks dengan segala perangkatnya, narkoba dan segala jenisnya
adalah merupakan indikasi betapa merosotnya moral (Daulay, 2012:142).
Meningkatnya angka kriminalitas yang disertai tindak kekerasan,
pemerkosaan, dan penyelewengan seksual dan lain sebagainya, yang sudah
menjadi berita harian dimedia cetak dan elektronik.
Hal ini menjadi keprihatinan bersama. Apabila tidak ada cara untuk
membentengi anak-anak (pelajar) dari terjangan lingkungan yang buruk,
maka bisa dipastikan mereka akan terpengaruh oleh lingkungan yang

1

buruk, dan bukan tidak mungkin mereka juga akan menjadi terbiasa untuk
melakukan perbuatan yang buruk.
Oleh karena itu orang tua harus lebih memperhatikan anak-anaknya
dalam soal pendidikan, terutama pendidikan tentang akhlak. Supaya
mereka tidak mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang buruk
seperti saat ini. Pada masa yang akan datang kelak, mereka akan menjadi
pionir penerus perjuangan yang memiliki tingkah laku (akhlak) yang baik,
menjadi penerus bangsa negara, dan juga agama.
Dalam sejarah umat manusia, seperti yang diungkapkan dalam dalam
Al-Qur‟an, bahwa bangsa-bangsa yang kokoh adalah bangsa yang baik
akhlaknya, sebaliknya bangsa akan menjadi runtuh ketika akhlaknya rusak
(Bayumiy, 9 tt).
Menurut Damanhuri (2014:4-5) ajaran akhlak dalam Islam lahir
sejalan dengan lahirnya agama ini, yang diketahuai bahwa misi utama
diutusnya nabi Muhammmad adalah untuk membina manusia dengan
akhlak mulia, Islam sangat menjunjung tinggi aspek akhlak ini yang pada
prinsipnya adalah untuk mengangkat harkat dan martabat manusia,
menjaga hak-hak sesama dan menjaga batasan-batasannya, meraih
ketenangan lahir dan batin secara individu dan sosial dunia dan ukhrawi.
Akhlak yang baik dan sempurna merupakan patokan keberhasilan
Islam, karenanya Islam bukan hanya menganjurkan umatnya untuk
mengejar dan mengusai berbagai macam ilmu pengetahuan, tetapi juga
mendidik jiwa dengan akhlak yang baik, menanamkan sifat-sifat

2

keutamaan, membiasakan perilaku terpuji, dan mempersiapkan generasi
untuk hidup dalam kejujuran. Untuk itu diperlukan adanya penyadaran,
penanaman, dan pembinaan akhlak kepada anak-anak maupun masyarakat
baik berupa materi akhlak yang sifatnya berdiri sendiri yang diterapkan
dalam kehidupan individual maupun terintegrasi kedalam berbagai aspek
kehidupan .
Salah seorang ulama‟ yang mengkaji dan memberikan perhatian
pada pendidikan akhlak secara mendalam adalah Sayyid Muhammad AlMaliki, beliau seorang tokoh ulama Ahlussunnah Wal Jama‟ah kaliber
internasional. Sayyid Muhammad keturunan Rasulullah saw melalui cucu
baginda Rasulullah al-Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Beliau
dilahirkan di kota yang mulia, Makkah al-Mukarramah pada tahun 1367
H/1947 M tepatnya di kawasan Babus Salam

(Mauladdawaliyah,

2013:280).
Salah satu buah karya Sayyid Muhammad yang membahas
masalah akhlak adalah kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib, kitab ini sangat padat dengan pembentukan pendidikan
karakter yang harus dimilki dalam diri seseorang karena kitab ini
membahas beberapa bagian materi yang menuntun pada akhlak yang baik.
Ketika membaca kitab ini yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan
diharapkan akan adanya nilai yang tertanam dalam diri sang pembaca.
Harapan selanjutnya, dapat mengetahui nilai-nilai yang diperlukan dalam
bermasyarakat dan menjalin hubungan dengan sosialnya, dan juga dapat

3

menjadi pedoman bagaimana seseorang berprilaku dalam masyarakat,
sehingga kehidupan sosial berjalan dengan damai dan tentram.
Kitab ini bersifat umum sesuai untuk kaum muslim baik usia anakanak yang masih dalam belajar maupun guru dan orang tua yang ingin
menagajarkan kitab ini kepada anak-anaknya agar mempunyai akhlak
mulia sejak dini. Bahasan dalam kitab ini secara umum adalah berkaitan
watak

dan

sifat

naluriah

dan

pembahasan-pembahasan

megenai

menghargai manusia, berempati terhadap sesama dan juga menumbuhkan
pondasi sikap yang diperbolehkan dan tidak dalam ajaran islam yang telah
disandarkan pada Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti konsep
pendidikan Akhlak yang terdapat dalam kitab kitab At-Tahliyah Wat
Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib yang memuat ulasan-ulasan
pemikiran dari sayyid Muhammad Al-Maliki tentang tata cara dalam
kehidupan bermasyakat dan tuntunan akhlak islam lainnya. Untuk itu
maka

dalam

penelitian

PENDIDIKAN AKHLAK

ini

penulis

memberi

judul

KONSEP

DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WAT

TARGHIB FI AL TARBIYAH WA AL TAHDZIB KARYA SAYYID
MUHAMMAD AL-MALIKI, Penulis akan berusaha mengulas konsep
pendidikan akhlak yang ada dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al
Tarbiyah Wa Al Tahdzib.

4

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pen elitian ini adalah
1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak menurut Sayyid Muhammad
dalam kitab At- Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib?
2.

Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak menurut Sayyid
Muhammad dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib dengan konteks pendidikan Islam di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan konsep pendidikan akhlak menurut Sayyid
Muhammad dalam kitab At- Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib
2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Sayyid Muhammad dalam
kitab At- Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib dengan
konteks pendidikan islam di indonesia

D. Kegunaan Penelitian
kegunaan dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua
bagian yaitu

5

1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini

diharapkan mampu memberikan sumbangan

pemikiran dan konsep baru mengenai pendidikan akhlak di kalangan
praktisi pendidikan maupun akademisi sebagai bahan acuan dan
rujukan. Dan bisa juga sebagai pijakan atau acuan para peneliti dalam
melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait konsep pendidikan akhlak.
Manfaat lainnya yaitu hasil laporan penelitian ini nantinya dapat
menambah khazanah pengetahuan mengenai konsep baru tentang
pendidikan akhlak.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
langsung (praktis) bagi segenap pemerhati dan pelaku pendidikan,
terutama para pembimbing akhlak peserta didik. Secara umum
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
konsep praktis bagi masyarakat secara luas dalam mengatasi masalahmasalah pendidikan akhlak.
a. Manfaat Bagi Penyelenggara Pendidikan
Beberapa

manfaat

yang dapat

diambil

oleh lembaga

penyelenggara pendidikan antara lain sebagai berikut:
1). Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan di
sekolah terutama yang berkaitan erat dengan pendidikan
akhlak atau budi pekerti di sekolah.

6

2). Memberikan sumbangan dalam menghadapi permasalahan budi
pekerti yang ada di sekolah.
b. Manfaat Bagi Guru Pendidikan Agama
1) Menjadi sumber pertimbangan guru dalam menghadapi masalah
kenakalan siswa didik melalui perbaikan akhlak siswa.
2) Menjadi sumber bagi guru dalam bersikap dan berperilaku agar
sesuai dengan tujuan pembelajaran agama.
c. Manfaat Bagi Para Orangtua
Manfaat penelitian ini juga bisa dipakai oleh para orangtua
siswa diantaranya sebagai berikut:
1). Menjadi pedoman teoritis bagi orangtua untuk menangani
permasalahan kenakalan anak di rumah.
2). Menjadi sumber atau pedoman perilaku orangtua sehingga
mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran dan kesalah pahaman, maka penulis
kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini sebagai berikut:
1. Konsep pendidikan akhlak
Konsep secara garis besar definisi konsep adalah suatu hal umum
yang menjelaskan atau menyusun suatu peristiwa, objek, situasi, ide,
atau akal pikiran dengan tujuan untuk memudahkan komunikasi antar
manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir lebih baik.

7

Soedjadi (2000: 14) menyatakan bahwa pengertian konsep adalah
ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah
atau rangkaian kata.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah
abstraksi dari sebuah peristiwa, objek, situasi, ide, atau akal pikiran
sehingga menimbulkan keteraturan dan kemudahan komunikasi antar
manusia memungkinkan manusia untuk berpikir lebih baik.
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh
anak (Mahfud, 2006:33).
Akhlak adalah suatu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai
sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah
atau jelek, sesuai pembawaanya, ia menerima pengaruh pendidikan
kepadanya, baik maupun jelek kepadanya (Al-Jaza‟iri, tt: 223).
Dengan demikian konsep pendidikan akhlak adalah ide abstrak
yang dapat digunakan untuk mengadakan klarifikasikan daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti pikiran dan tubuh anak.
3. Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib
kitab ini di tulis oleh Sayyid Muhammmad Al-Maliki Kitab AtTahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib merupakan kitab
yang berisikan bab-bab, pada bab nya terdapat beberapa subab
didalamnya. Sepeti pada romawi pertama dan kedua yang mana saling

8

berkaitan, bab pertama mengenai pergaulan manusia dengan orang
yang lebih tinggi, setingkat dan lebih rendah.
Dimana didalam bab pertama hanya menjelaskan mengenai
manusia dalam kehidupannya yang tidak bisa terlepas dari hidup
bersosial dan perlunya hidup bermasyarakat, sedangkan mengenai
orang-orang yang kita pergauli dijelaskan dalam bab selanjutnya
beserta macam-macam tingkatan orang baik dalam tingkatan yang
disebutkan dalam bab pertama, siapa mereka, bagaimana harus
bersikap dan kenapa harus memperlakukan mereka demikian akan
dijelaskan dalam bab dua. Bab tiga sampai bab delapan menjelaskan
yang perlu ada dalam diri seseorang mengenai: Kesopanan dan
Pergaulan yang baik. Memelihara kesehatan badan. Makanan, waktu
makan dan tujuannya. Pakaian, model dan tujuannya. Rumah sebagai
tempat tinggal dan tujuannya. Serta senam dan olahraga. Dalam bab
sepuluh sampai dua belas menjelaskan mengenai beberapa sarana yang
dapat memperbaiki kondisi perekonomian. Tata cara mengunjungi
teman. Tata cara menjenguk orang sakit dan ta’ziyah. Walimah atau
pesta. sehingga dalam beberapa bab ini dapat memahami mengenai
tata cara dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahasan dalam kitab ini secara umum adalah berkaitan watak dan
sifat naluriah dan pembahasan-pembahasan megenai menghargai
manusia, berempati terhadap sesama dan juga menumbuhkan pondasi

9

sikap yang diperbolehkan dan tidak dalam ajaran islam yang telah
disandarkan pada Al-Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

F. Metode Penelitian
1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research, jenis penelitian
ini data-datanya diambil dari perpustakaan artinya penelitian literature
yang dilakukan dengan penelitian menggali dan menganalisa data
dari bahan-bahan tertulis di perpustakaan yang relevan dengan
masalah-masalah yang diangkat (Warsito, 1993:10).
Penelitian

kepustakaan

dilakukan

karena

sumber-sumber

datanya, baik yang utama maupun pendukungnya, berasal dari karya
tulis yang dipublikasikan (Nasir 1985:3).
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis, menggunakan teknik dokumentasi,
yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun
buku-buku dan dokumentasi yang relevan dengan sumber data
dalam penelitian ini. Setelah data terkumpul, maka dilakukan
penelaahan

secara

kritis, sistematis,

dalam

hubungan

dengan

masalah yang diteliti sehingga diperoleh data atau informasi untuk
dideskripsikan sesuai dengan pokok masalah (Azwar 1998:36).
Adapun sumber data, baik sumber primer, sumber sekunder
maupun tersier dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
10

a. Sumber primer, adalah sumber langsung yang berkaitan dengan
permasalahan yang di dapat yakni, buku-buku karya Sayyid
Muhammad

antaralain: kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al

Tarbiyah Wa Al Tahdzib, terjemahan kitab At-Tahliyah Wat
Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib.
b. Sumber sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber
pendukung untuk memperjelas data primer yakni buku Akhlak
Perspektif Tasawwuf Syaikh Abdurrahman as-Singkili dan kitab
Akhlaqul Banin
c. Sumber tersier, dalam penelitiaan ini data tersiernya penulis ambil
dari kitab-kitab maupun buku-buku, dan media elektronik seperti
internet, yang mendukung objek penelitian.
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yaitu cara penanganan terhadap suatu
obyek ilmiah tertentu dengan cara memilah-milah pengertian yang
satu dengan yang lain (Soemargono, 1992:2). Dengan menggunakan
metode ini bukan untuk memperoleh pengertian baru, tapi hanya
mendapatkan penjelasan suatu pengertian dari penelaahan obyek
penelitian.

Untuk

memahami

obyek

penelitian

ini

penulis

menggunakan metode analisis sebagai berikut:
a. Interpretasi
Menuru Bakker (1990:69) Isi buku diselami untuk dapat
secepat

mungkin menangkap arti dan

11

nuansa

uraian

yang

disajikan, yaitu dengan mengacu pemikiran sayyid muhammmad
dalam kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib
b.

Metode Induksi
Suatu pola pikir dari hal-hal yang bersifat khusus ditarik
generalisasi yang bersifat umum. Yaitu dengan memahami kisah
orang terdahulu, seperti nabi Muhammad dan Ghozali.

c. Metode Deduksi
Apa yang dipandang benar pada suatu peristiwa. Hal ini
adalah suatu proses berpikir dari pengetahuan yang bersifat
umum dan berangkat dari pengetahuan tersebut, ditarik suatu
pengertian yang khusus (Bakker 1990:69). Dalam metode ini
penulis mencermati dari kehidupan dan peristiwa yang ada di
lingkungan sekitar.
G. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah
sistematika penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini
menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini
bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud
penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai
berikut:
Bab Pertama. Pendahuluan, menguraikan tentang : Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

12

Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan sistematika Penulisan sebagai
gambaran awal dalam memahami skripsi ini.
Bab Kedua. Tinjauan Tentang Naskah dan Biografi Penulisyang
mengeraikan tentang: Gambaran Umum Kitab At-Tahliayah Wat Targhib
Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib, latar belakang penulisan kitab AtTahliayah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib, Urgensi kitab AtTahliayah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib dan Biografi dan
pemikiran Sayyid Muhammmad Al-Maliki, menguraikan tentang:
Biografi, Sayyid Muhammmad Al-Maliki yang meliputi riwayat kelahiran,
kehidupan intelektual, dan perjalanan karirnya. Selain itu bab ini juga
membahas perkembangan intelektual dan karya-karyanya.
Bab

Ketiga.

Berisi

tentang

Deskripsi

Pemikiran

Sayyid

Muhammad Al-Maliki dalam Kitab At-Tahliyyah Wat Targhib Fi Al
Tarbiyah Wa Al Tahdzib, dimana disitu diuraikan tentang gambaran
akhlak secara umum, dilanjutkan konsep pendidikan akhlak Sayyid
Muhammmad Al-Maliki dalam kitab At-Tahliayah Wat Targhib Fi Al
Tarbiyah Wa Al Tahdzib
Bab Keempat. Berisi tentang Analisis dan relevansi Konsep
Pendidikan Akhlak Menurut Sayyid Muhammad Al-Maliki Dalam Kitab
At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib
Bab Lima. Penutup yang meliputi tentang kesimpulan dan saran

13

BAB II
TINJAUAN TENTANG NASKAH DAN PENULIS KITAB AT-TAHLIYAH
WAT TARGHIB FI AL TARBIYAH WA AL TAHDZIB

A. Gambaran Umum Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib
1.

Latar Belakang Penulisan Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al
Tarbiyah Wa Al Tahdzib
Dalam pengantar kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib telah disebutkan mengenai tujuan adanya kitab AtTahliyah adalah suatu hal yang pasti dan jelas bahwa pendidikan
generasi muda menuntut adanya berbagai fasilitas dan sarana yang
dapat mengantar mereka pada keselamatan jasmani, pemeliharan dan
pertumbuhan serta terjaminnya segala sarana yang dapat mengantar
mereka pada keselamatan jasmani, pemeliharaan dan pertumbuhan
serta terjaminnya segala sarana yang dapat melahirkan orang yang
berpendidikan, dengan cara membiasakan para generasi muda berpikir
secara teliti sehingga ia dapat membedakan antara perkara yang
bermanfaat atau membahayakan, yang baik maupun yang benar
sehingga dia mampu membatasi kecenderungan hatinya dan
keinginannya.
Pada tahap selanjutnya ia dapat memperbaiki tingkah laku,
kebiasaan dan keinginan-keinginan hatinya. Sehingga dia akan

14

menjadi orang yang bebas dan teguh pendiriannya, terdidik
mentalnya, baik budi pekertinya, mencintai kebenaran dan kejujuran,
tulus dalam pengabdianya, tekun dalam bekerja, disiplin dalam ucapan
dan perbuatannya, jika sudah demikian dia adalah orang yang berguna
bagi dirinya sendiri dan untuk umatnya.
Mengingat tujuan pendidikan seperti tersebut di atas, hal ini
merupakan masalah terpenting yang harus mendapat perhatian penuh
dan perlu mendapat arahan yang baik, maka terpanggil rasa tanggung
jawab dan kewajiban musonef terhadap negara dan umat manusia
itulah yang mendorong musonef menulis sebuah kitab yang diberi
nama kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib
yang memuat berbagai saran untuk menjaga jasmani dan mendidik
jiwa dengan penuh harapan dapat bermanfaat (Sayyid Muhammad
1999:10).
2.

Karakteristik Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa
Al Tahdzib
Karakteristik yaitu ciri-ciri yang menonjol dari Kitab AtTahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib yang tentunya
karakterstik tersebut dapat membedakan dengan karakteristik kitab
yang lainnya. Perbedaan tersebut paling tidak dapat dilihat dari unsurunsur yang dapat membangun jiwa dan juga isi dari kitab yang
peneliti kaji.

15

Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib
terdiri dari tiga belas bab pembahasan, yang mana pada setiap babnya
terperinci dalam beberapa sub bab didalamnya. Dalam kitab ini antara
satu bab dengan yang lain masih saling berkaitan satu sama lain.
Seperti pada bab pertama yang membicarakan mengenai pergaulan
manusia dengan orang yang lebih tinggi, setingkat dan lebih rendah,
dimana di dalamnya hanya menjelaskan mengenai manusia dalam
kehidupannya tidak bisa terlepas dari hidup bersosial dan perlunya
hidup bermasyarakat. Sedangkan mengenai orang-orang yang kita
pergauli dijelaskan dalam bab selanjutnya beserta macam-macam
tingkatan orang baik dalam tingkatan yang disebutkan dalam bab
pertama, siapa mereka, bagaimana harus bersikap dan kenapa harus
memperlakukan mereka demikian akan dijelaskan dalam bab dua.
Kemudian pada bab tiga sampai bab delapan menjelaskan segala
hal yang perlu ada dalam diri seseorang. Hal tersebut mengenai:
Kesopanan dan pergaulan yang baik, Memelihara kesehatan badan,
Makanan, waktu makan dan tujuannya, Pakaian, model dan tujuannya,
rumah sebagai tempat tinggal dan tujuannya, serta senam dan
olahraga.
Selanjutnya dalam bab sepuluh sampai dua belas menjelaskan
mengenai

beberapa

sarana

yang dapat

memperbaiki kondisi

perekonomian, tata cara mengunjungi teman, tata cara menjenguk
orang sakit dan ta‟ziyah, walimah atau pesta.

16

Secara umum bahasan kitab ini adalah berkaitan watak dan sifat
naluriah manusia dan juga pembahasan pembahasan mengenai
menghargai

manusia,

menumbuhkan pondasi

berempati
sikap

terhadap

yang

sesama

dan

juga

diperbolehkan

dan

tidak

diperbolehkan dalam ajaran Islam yang telah disandarkan pada AlQur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Kitab ini bersifat umum,
yaitu untuk siapa saja baik usia anak-anak yang masih dalam belajar
maupun guru dan orang tua yang ingin mengajarkan kitab ini kepada
anak-anaknya agar mempunyai karakter yang baik sejak dini.
Dalam pembahasan bab-babnya, musonef juga menyertakan
syair-syair sehingga nuansa seni dalam kitab ini benar benar
terbangun. Ketika mengkaji kitab ini dapat dirasakan benar bagaimana
keadaan sosial dan kehidupan sehari-hari yang sangat perlu
diperhatikan agar dalam kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan
damai dan tentram.
3. Urgensi Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib
Dalam dunia pondok pesantren, kitab kuning (yellow book), atau
dalam istilah lain dikenal dengan “kitab klasik” atau al-kutub alqadimah dan ada pula yang menyebutnya “kitab gundul” karena tidak
memiliki syakl, merupakan salah satu elemen penting diantara lima
elemen penting pesantren. Dalam hal ini kitab At-Tahliyah Wat
Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib karya Sayyid Muhammad

17

yang sarat dengan berbagai nilai karakter menjadi sumber rujukan
utama dalam pengajaran di pondok pesantren di berbagai wilayah.
Menurut Amrizal (2017:84) Salah satu pondok pesantren yang
mengkaji kitab At-Tahliyah yaitu pondok pesantren Darun Nahdhah
Thawalib Bangkinan. Pondok pesantren ini menerapkan kurikulum
terpadu dalam sistem pendidikannya, yaitu antara kurikulum madrasah
di bawah naungan Kementrian Agama dan kurikulum pesantren. Di
pondok pesantren ini kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib diajarkan kepada santri Madrasah Ibtidaiyah kelas
empat mata pelajaran akhlak.
Begitu pula menurut penelitian yang dilakukan oleh Mushollin
(2014:128) di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah
Surabaya, pondok pesantren yang telah mendapatkan status muadalah
dari Dirjen Pendidikan Islam ini, dalam kurikulum Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah Surabaya juga menggunakan
kitab At-Tahliyah dalam aspek akhlak sebagai sumber kajian yang
diajarkan kepada siswa-siswinya dalam sekolah formal dengan standar
kompetensi sebagai berikut:
1. Tertanam akhlak yang terpuji mulai taqwa sampai berbuat adil.
2. Mampu memahami kebutuhan dan pentingnya berinteraksi serta
etika kepada semua orang dari semua lapisan masyarakat sesuai
tingkatan dan derajat masing-masing.
3. Pendalaman tentang akhlaq terpuji dan tercela.

18

Selain itu di Pondok Pesantren Darul Falah yang terletak di
dusun Bendomungal desa Sidorejo kecamatan Krian kabupaten
Sidoarjo. Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al
Tahdzib juga dijarkan di Madrasah Diniyah kelas empat ibtida’
http://docplayer.info/39657027-Bab-iii-hasil-penelitian.html (diakses
pada hari rabu, 19 juli 2017. Pukul 13.56). Sedangkan di pesantren
Pancasila kota Salatiga, kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah
Wa Al Tahdzib ini menjadi mata pelajaran pada Madrasah Diniyyah
kelas imrithi pada hari senin (Sumber: Dokumen Pon-Pes. Pancasila
Kota Salatiga).
Sama halnya dengan Madrasah Diniyah Darul Ulum kecamatan
Suruh kabupaten Semarang kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al
Tarbiyah Wa Al Tahdzib disini diajarkan kepada para santri kelas lima
ibtida’ atau setingkat dengan kelas imrithi di pesantren pancasila kota
Salatiga (Sumber: Dokumen Madrasah Diniyah Darul „ulum suruh).
Berbeda halnya dengan pondok pesantren lainnya yang mengajarkan
kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib dengan
metode bandongan maupun wetonan, Pondok pesantren An-Najiyah
kec Wonocolo surabaya juga mengajarkan kitab At-Tahliyah Wat
Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib kepada para santri dengan
metode sorogan yang dilaksanakan ba’da sholat isya’ dimulai.

19

B. Biografi Sayyid Muhammad Al-Maliki
1. Kelahiran dan Silsilah Keturunan Sayyid Muhammad Al-Maliki
Sayyid Muhammad bin Sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz
al-Maliki al-Hasani atau lebih dekat dengan panggilan Abuya Sayyid
Muhammad. Beliau adalah sosok ulama yang sangat alim, ahli sastra,
dan ahli hadis yang sangat cendekia. Beliau dilahirkan, di kota
Makkah tepatnya di kawasan Babus Salam pada tahun 1365 H/1945M
(Hai‟ah Ash-Shofwah, 2016:629).
Sayyid Muhammad termasuk salah satu keturunan Rasulullah
SAW melalui cucu Rasulallah SAW, al-Imam Hasan bin Ali bin Abi
Tholib ra. Ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz alMaliki al-Makki al-Hasani. Nasab mulia ini bersambung terus hingga
sampai pada Sayyidina Idris al-Azhari bin Idris al-Akbar bin Abdullah
al-Kamil bin al-Hasan al-Mutsanna bin al-Hasan as-Sibth bin al-Imam
Ali bin Abi Thalib, suami as-Sayyidah Fathimah az-Zahra putri
Baginda Rasulullah Muhammad SAW (Ba‟alawi, 2009:1).
Ayah beliau, Sayyid Alawi al-Maliki adalah tokoh ulama yang
terkemuka dan disegani oleh sekian banyak ulama yang mengajar di
Masjidil Haram. Sayyid Alawi telah mengabdikan diri mengajar di
Masjidil Haram selama 40 tahun. Dalam masa itu banyak para ulama
dari Asia Tenggara yang berguru di Majlis Ta‟lim Sayyid Alawi
(Ba‟alawi, 2009:2).

20

Selain mengajar di Masjidil Haram Sayyid Alawi juga menjabat
sebagai ketua khotib dan da’i di Kota Makkah. Bahkan Raja Faishal
penguasa Kerajaan Arab Saudi pada waktu itu, tidak akan membuat
suatu keputusan yang berkaitan dengan Kota Makkah kecuali setelah
meminta saran dan nasihat dari Sayyid Alawi (Ba‟alawi, 2009:2).
Sayyid Muhammad sejak kecil hidup di dalam lingkungan
keluarga yang sholeh dan penuh keberkahan. Beliau tumbuh dan
berkembang dalam perjalanan hidup yang baik di atas jalan para
shalafus sholih dengan bimbingan langsung dari ayahnya. Sehingga di
kemudian hari beliau menjadi figur ulama yang sangat alim dan selalu
menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia, beliau mempunyai andil
yang sangat besar dalam dakwah dan pendidikan islam (Ba‟alawi,
2009:4).
Sayyid Muahammad dipanggil Allah SWT berpulang ke
Rahmat-Nya pada fajar hari Jumat tanggal 15 Ramadhan 1425
Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 30 Oktober 2004 Masehi di
kediaman

beliau

jalan

al-Maliki

distrik

Rushaifah.

Beliau

dimakamkan di pemakaman Ma‟la di samping makam istri Rasulullah
SAW, Sayyidah Khadijah bin Khuwailid (Hai‟ah Ash-Shofwah
2016:631).
Sayyid Muhammad meninggalkan tujuh putra dan beberapa
putri. Putra-putra beliau adalah, Sayyid Abdul Wahhab, Sayyid
Ahmad, Sayyid Abdullah, Sayyid Alawi, Sayyid Ali, Sayyid Hasan

21

dan Sayyid Husein. Dari putra-putra beliau, kini yang menjadi
khalifah (pengganti) untuk melanjutkan jejak sang ayahanda sebagai
pemangku ribath (pondok pesantren) adalah putra beliau yang
bernama Sayyid Ahmad lulusan Universitas Ummul Qura Makkah (
Ba‟alawi, 2009:50)
2. Masa Pendidikan Sayyid Muhammad Al-Maliki
Pendidikan pertama beliau adalah Madrasah al-Falah Makkah,
dimana ayah beliau Sayyid Alawi sebagai guru agama di sekolah
tersebut dan merangkap sebagai guru di halaqoh di Masjidil Haram.
Pada pendidikan awal inilah beliau belajar ilmu nahwu, tafsir, hadis,
fiqh, dan hifdzul Qur’an kepada ayahnya (Ba‟alawi, 2009:4).
Kecerdasan Sayyid Alawi sudah mulai terpancar sejak kecil, beliau
mampu menghafal Al-Qur‟an sejak berusia 7 tahun dan sudah
menghafal kitab hadits al-Muwaththa‟ karya Imam Malik saat beliau
berumur 15 tahun.
Pada usia 25 tahun, Sayyid Muhammad meraih gelar Doktor
ilmu hadits di universitas Al-Azhar Kairo dengan predikat mumtaz
(sangat memuaskan). Beliau menjadi warga Arab Saudi yang pertama
dan termuda yang menerima ijazah Ph.D dari Al-Azhar. Kemudian
pada usia 26 tahun, beliau dikukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits
pada Universitas Ummul Quro Makkah. Ini adalah sebuah prestasi
luar biasa yang layak dicapai seorang putra ulama besar dan
termasyhur di Haramain (Maimoen, 2012:8).

22

Sayyid Muhammad tidak hanya belajar di Haramain, tetapi
dalam rangka mengejar studi hadis dan untuk menyempurnakan
pengembaraan menuntut ilmu, beliau berangkat ke beberapa negeri,
diantaranya Maroko, Mesir, India, Pakistan, Libya dan lainnya.
Disanalah beliau berjumpa dengan sejumlah ulama terkemuka yang
kemudian memberikan ijazah-ijazah kepadanya (Maimoen, 2012:8).
3. Guru-Guru Sayyid Muhammad Al-Maliki
Berkaitan mengenai guru-guru Sayyid Muhammad, Ba‟alawi
(2009:8) mengemukakan peryataan beliau saat ditanya mengenai
guru-gurunya beliau menuturkan:
Kami telah bertemu dan belajar dari banyak ulama dan tokoh
terkemuka, baik dari kalangan Saadah Bani Alawi (ahlu baitnya
Rasulullah SAW) maupun yang lainnya. Baik yang kami temui
di Makkah-Madinah maupun pada saat kami melawat ke
Maroko, Mesir, Aljazair, Tunisia, Sudan, Indonesia dan lainnya.
Jika kami hitung-hitung barang kali jumlah mereka lebih dari
100 orang.
Namun guru yang paling berjasa dalam membentuk kepribadian
beliau adalah ayahandanya sendiri, Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki
al-Hasani. Beliau belajar kepada ayahnya sendiri di rumah maupun di
Masjidil Haram. Ayahnya selalu memberikan perhatian dan
bimbingan khusus terhadap pendidikan Sayyid Muhammad, sehingga
suatu ketika beliau mengungkapkan pujian terhadap ayahnya dengan
ungkapan ungkapan: “Ayahanda, beliaulah kebanggaanku, sang
motivator yang membuatku bersemangat, beliau adalah sumber (ilmu)
ku yang tak pernah kering” (Ba‟alawi, 2009:8).

23

Berikut beberapa guru Sayyid Muhammad yang paling masyhur
diantaranya yaitu:
a. Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (w.1391 H).
b. Syaikh Muhammad Yahya bin Syaikh Aman (w.1387 H).
c. Syaikh Muhammad al-Arabi at-Tabbani (w.1391 H).
d. Syaikh Hasan bin Sa‟id al-Yamani (w.1391 H).
e. Syaikh Muhammad al-Hafidz at-Tijani, guru besar ilmu hadits di
Mesir (w.1398 H).
f. Syaikh Hasan bin Muhammad al-Masysyath (w.1399 H).
g. Syaikh Muhammad Nur Saif bin Hilal al-Makki (w.1403 H).
h. Syaikh Abdullah bin Sa‟id al-Lahji (w.1410 H).
Mereka adalah guru-guru Sayyid Muhammad yang senantiasa
diikuti majelis ta’limnya dan beliau senantiasa mengambil faedah
keilmuan dari guru-gurunya yang mulia tersebut (Ba‟alawi, 2009:9).
Adapun masyayikh beliau baik dalam riwayah dan ijazah atau
dalam hal qiro’ah dan ijazah dari kalangan ulama besar diluar wilayah
haramain, menurut Ba‟alawi (2009:11-12) diantaranya sebagai
berikut:
a. Al-Muhaddits Syaikh Muhammad Zakaria al-Kandahlawi, guru
besar ilmu hadits di India.
b. Al-Muhaddits Syaikh Habiburrahman al-A‟dzomi.
c. Al-Muhaddits Syaikh Muhammad Yusuf di Karachi.
d. Syaikh Muhammad Syafi‟i, Mufti Pakistan.

24

e. Syaikh Muhammad As‟ad, Mufti Syafi‟iyyah di Halb.
f. Syaikh Hasan bin Ahmad bin Abdul Bari al-Ahdal al-Yamani.
g. Al-Musnid al-Arif Billah Makki bin Muhammad bin Ja‟far alKattani ad-Dimasyqi, Damasykus, Syiria.
h. Syaikh Husnain Muhammad Mahluf (w.1411 H), mantan mufti
Mesir.
i. Syaikh Amin bin Mahmud Khattab as-Subki, Mesir.
j. Syaikh Abdullah Arabi al-Misri, murid Syaikh al-Bajuri.
k. Syaikh Abul Yasar bin Abidin, mufti Syiria.
l. Syaikh Abdllah Zaid al-Maghrabi az-Zabidi.
m. As-Sayyid Muthahhar al-Ghirbani al-Yamani.
n. Syaikh Ibrahim al-Khatani al-Bukhari al-Madani.
o. Syaikh Shaleh al-Ja‟fari, Imam Jami‟ Al-Azhar.
p. Syaikh Ibrahim Abul Uyun.
q. Syaikh Yusuf Ishaq as-Sudani.
r. Syaikh Abdullah Shiddiq al-Ghimari al-Maghribi.
s. Syaikh Muhammad Thahir at-Tunisi.
t. Syaikh Fadlol bin Muhammad Ba Fadlol, Tarim.
u. Sayyid Muhammad Yahya al-Ahdal al-Yamani.
v. Syarif Muhammad Musthafa as-Syinqithi.
w. Syaikh Khalil bin Abdul Qodir al-Makki.
x. Syaikh Umar al-Yafi‟i.
y. Syaikh al-Mu‟ammar Dliya‟uddin Ahmad al-Qodiri.

25

Adapun jalur pengambilan sanad beliau dari kalangan Sa‟adah
Bani Alawi, diantaranya:
a. Al-Imam al-Habib Umar bin Sumaith.
b. Al-Imam al-Habib Hamzah bin Umar al-Aydrus.
c. Al-Imam al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang,
Jakarta.
d. Al-Imam al-Habib al-Allamah Ali bin Husain al-Atthos Bungur,
Jakarta.
e. Al-Habib al-Faqih Hamid bin Muhammad bin Salim asy-Syari,
Malang.
f. Al-Habib al-Allamah Syaikh bin Salim al-Atthos.
g. Al-Habib Muhammad bin Salim bin Ahmad bin Hasan al-Atthos.
h. Al-Imam al-Habib al-Arif Billah Alawi bin Abdullah bin
Syihabuddin.
i. Al-Habib al-Allamah al-Adib Abdullah bin Ahmad al-Haddar.
j. Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Alawi al-Atthos.
k. Al-Habib Shalih bin Muhsin al-Hamid, Tanggul, Jember.
l. Al-Habib Muhammad bin Salim bin Syaikh Abu Bakar, Tarim,
Hadlramaut.
m. Al-Habib Salim bin Jindan, Jakarta.
n. Al-Habib al-Allamah Ahmad Masyhur bin Thoha al-Haddad,
Jeddah.
o. Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi, Palembang.

26

Dalam hal ta’lim Sayyid Muhammad merupakan sosok pribadi
yang sangat menghormati guru-guru beliau dan sangat menjunjung
tinggi kedudukan mereka. Beliau selalu tawadlu’ dan selalu berbaik
sangka dan yakin terhadap mereka. Kemulian akhlak inilah yang
menjadi kunci keberkahan dan kemanfaatan ilmu beliau (Ba‟alawi,
2009:13).
Seringkali beliau mengingatkan murid-muridnya dengan mutiara
hikmah al-Habib Abdullah al-Haddad:
Tidaklah seseorang menjadi guru orang lain kecuali jika hatinya
sudah bersamanya (yakin) sehingga tidak melihatnya
seorangpun yang lebih utama daripada gurunya, jika demikian,
maka barulah dia dapat mengambil manfaat dari guru itu.
4. Murid-Murid Sayyid Muhammad Al-Maliki
Telah banyak penuntut ilmu yang belajar kepada beliau, baik
yang berasal dari Makkah dan Madinah maupun yang datang dari
negara lain termasuk dari Indonesia. Mayoritas santri beliau menjadi
kader dakwah Islam bagi masyarakat setempat dimana mereka tinggal.
Diantara mereka ada yang menduduki jabatan sebagai qodli, ahli
dakwah, ulama dan pengasuh pondok pesantren maupun madrasah
yang tersebar di segala penjuru dunia (Ba‟alawi, 2009:16).
Menurut Habib Abdurahman Basurrah, wakil sekjen Rabithah
Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara
murid-murid Sayyid Muhammad banyak yang menjadi ulama terkenal
dan pendiri dari berbagai pesantren.

27

Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir al-Hadad,
pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur, Habib Hud Baqir Alatas
pimpinan majelis taklim as-Shalafiah, Habib Saleh bin Muhammad alHabsyi, Habib Naqib bin Syech Abu Bakar yang memimpin majelis
taklim di Bekasi, Novel Abdullah Alkaff yang membuka pesantren di
Parangkuda, Sukabumi. Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah
menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini
memiliki tiga buah madrasah atau pesantren masing-masing di Tebet,
Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan
madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Sayyid
Muhammad. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di
Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang
(Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo
(Alwi Shahab. “Khazanah: Jejak Islam. http: // www. republika. co.id
/ berita /shortlink /7835. (15 Oktober 2008). Diakses, Kamis 02 April
2017.
Beliau mendidik santri-santrinya dengan penuh keikhlasan demi
Allah SWT semata. Inilah yang menjadikan ilmu para santrinya benarbenar bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
5. Kiprah Sayyid Muhammad Al-Maliki
Sayyid Muhammad merupakan figur ulama yang mempunyai
keluasan ilmu, dan kemuliaan akhlak yang masyhur di kalangan
ulama internasional. Kiprah beliau dalam keilmuan dan perjuangan

28

dakwah Islam sangat besar Ba‟alawi (2009:6) menyatakan sejak umur
Beliau belum mencapai usia baligh, beliau sudah mulai diperintah
ayahnya untuk mengajar setiap kitab yang telah dikhatamkannya.
Setelah ayahnya wafat Sayyid Muhammad tampil sebagai penurus
perjuangan dakwah ayahnya. Beliau diminta oleh sejumlah ulama
Makkah untuk menggantikan posisi ayahnya mengajar di Masjidil
Haram.
Disamping mengajar di Masjidil Haram beliau diangkat sebagai
dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah bagian pada tahun
1390-1399 H dan di Universitas Ummul Quro‟ Makkah bagian ilmu
hadis dan ushuluddin. Cukup lama beliau menjadi dosen di dua
universitas tersebut, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri
dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majelis
ta’lim di rumah beliau, Utaibiyyah. kemudian pindah ke Rushoifah
(Hai‟ah Ash-Shofwah 2016:629).
Pada tahun 1392 H /1971 M Sayyid Muhammad mengikuti
pertemuan ulama di Aljazair. Tema yang dibahas pada waktu itu
adalah tentang orientalis dan bahayanya. Beliau juga mengetuai
beberapa majelis dalam Muktamar al Imam Malik yang akan di
selenggarakan setiap tahun di Maroko. Beliau juga aktif menghadiri
Muktamar Islamiyah di luar Arab Saudi seperti Mesir, Maroko,
Aljazair, Tunisia, Malaysia, Indonesia, Singapura, Pakistan dan
negara-negara lainnya. Dalam momen MTQ tingkat internasional,
29

pada tahun 1399 H, 1400 H, dan 1401 H. Sayyid Muhammad terpilih
sebagai ketua Dewan Juri, beliau merupakan orang pertama yang
mengetuai Dewan Tahkim MTQ tingkat internasional tersebut
(Ba‟alawi, 2009:27)
Pada tanggal 5-9 Dzulqo’dah 1424 H, Sayyid Muhammad
menjadi pemateri dalam acara seminar nasional yang diadakan oleh
pemerintah Arab Saudi dengan judul “Fanatisme Berlebihan Dan
Proporsional, Pandangan Metodologi Umum” ( Ba‟alawi, 2009:27).
Dari hasil seminar itulah beliau mengeluarkan sebuah risalah yang
berjudul “al Ghuluww dairoh fil Irhab wa Ifsad al Mujtama’(Sifat
Ekstrimisme dan Pengaruhnya Terhadap Terorisme dan Kerusakan di
dalam Masyarakat)” (Ba‟alawi, 2009:28).
Kemudian pada tanggal 11 Dzul Qa‟dah 1424 H, beliau
mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil
raja (putera mahkota). Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau
selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatakan suara ulama dan
menjalin persatuan dan kesatuan dakwah. Sayyid Muhammad juga
telah banyak membantu pesantren dan madrasah di berbagai daerah
Asia Timur dan Asia Tenggara. Bentuk bantuan beliau mulai dari
peletakan manhaj (metodologi), pemberian bantuan dana, penataran
guru, hingga perekrutan siswa untuk belajar di Makkah dengan
beasiswa penuh dari beliau (Ba‟alawi, 2009:28).

30

6. Karya Karya Sayyid Muhammad Al-Maliki
Sayyid Muhammad merupakan tokoh ulama yang bertugas
membimbing umat melalui mimbar, majelis, halaqoh, dan lain
sebagainya. Namun disamping mempunyai kesibukan yang begitu
padat diluar, beliau tetap memiliki kepedulian dibidang tulis-menulis.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karya tulis yang dihasilkan dari
pena beliau. Beliau telah menulis lebih dari seratus kitab, serta
beberapa artikel tentang berbagai topik keislaman dan sosial.
Mengenai kitab karangan beliau dalam berbagai disiplin ilmu,
Ba‟alawi (2009: 32-38) menyebutkan sebagai berikut :
a. Dalam bidang Akidah dan Ilmu Al-Qur‟an
1) Mafahim Yajibu an Tushahhah (Faham-faham yang wajib
diluruskan). Kitab ini merupakan karya beliau yang paling
monumental dan terkenal. Diberi kata sambutan oleh banyak
ulama besar di dunia dan telah diterjemahkan ke dalam pelbagai
bahasa. Berkaitan dengan kitab ini, beliau mengatakan, “Kitab
karanganku yang paling dekat denganku adalah Mafahim Yajibu
an Tushahhah.”
2) Manhajus-Salah Fi Fahmin-Nushush Baina Nazhariyyah watTathbiq (Metode Ulama Salaf dalam Memahami Teks antara
Teori dan Praktek).
3) Huwallah (Dialah Allah). Kitab ini mengulas tentang ilmu
Kalam (Tauhid).

31

4) At Tahdziru Minal Mujazafah Fit-Takfir (Waspada dari
Mengklaim Kafir secara Gegabah).
5) Al-Ghuluw Wa Atsaruhu Fil Irhab Wa Ifsadil Mujtama’
(Ekstrimisme dan Dampaknya terhadap Perilaku Terorisme dan
Merusak Masyarakat).
6) Tahqiqul Amal Fima Yanfa’ul Mayyit Minal A’mal (Amaliyah
yang Bisa Bermanfaat bagi Orang Mati).
7) Wahuwa Bil Ufuqil A’la (Dan Dia [Allah] Berada di Puncak
Yang Maha Tertinggi)
8) Zubdatul Itqan Fi Ulumil Qu’ran (Intisari Kitab Itqan tentang
Ilmu-ilmu Al Qur‟an).
9) Al Qowa’idul Asasiyah Fi Ulumil Qur’an (Kaidah-kaidah Dasar
Ilmu Al Quran)
b. Dalam bidang Ilmu Hadis
1) Anwarul Masalik Ila Riwayati Muwaththai Malik (Pelita Jalanjalan tentang Periwayatan Kitab Muwaththa‟ Imam Malik).
2) Tahqiq Muwaththai Malik- riwayat Imam Ibnu Qosim.
3) Al Manhalul Lathif Fi Ushulil Hadits asy Syarif (tentang
metodologi ilmu Hadits).
4) Al Qowaidul Asasiyah Fi Musthalahil Hadits (Kaidah-kaidah
Dasar Ilmu Hadits).
5) At Thali’us Sa’di Fi Mukhtasharil Asanid.

32

6) Al Iqdul Farid al Mukhtashar Minal Atsabit Wal Asanid
(tentang ilmu Hadits Musalsal dan tentang sanad).
7) Al-Uqudul Lu’luiyyah Bil Asanid Ulwiyyah (menjelaskan
tentang sanad-sanad Sayyid Alawi al Maliki, ayahanda beliau).
c. Bidang Ilmu Usul Fiqh
1) Al Qowa’idul Asasiyah Fi U

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 3 104

PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SAYYID ABDULLAH BIN ALWI AL-HADDAD DALAM KITAB RISALAH AL-MU'AWANAH (1634 - 1720 M 1044 - 1132 H) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 3 118

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM KITAB ‘IDHOTU AN-NASYIIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 105

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB WASHOYA AL ABA’ LIL ABNAA’ KARYA MUHAMMAD SYAKIR AL-ISKANDARI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 102

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB KARYA SAYYID MUHAMMAD SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

3 21 87

PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP ANAK TELAAH KITAB AL-AKHLAK LI AL BANIN KARYA SYAIKH UMAR BARAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 88

NILAI–NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SEJARAH MUHAMMAD AL FATIH SEBAGAI PENAKLUK KONSTANTINOPEL SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 73

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAHLIYAH WA-TARGHIB KARYA SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI SKRIPSI

6 19 94