HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM BAHASA JERMAN.
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM BAHASA JERMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman
Disusun oleh : Fitri Apriani Susliawati
(0906844)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM BAHASA JERMAN
Oleh
Fitri Apriani Susliawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Fitri Apriani Susliawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM BAHASA JERMAN
Disetujui dan Disahkan oleh :
Pembimbing I,
Pepen Permana, S.Pd, M.Pd NIP. 198002102005011002
Pembimbing II,
Drs. Amir, M.Pd
NIP. 196111101985031005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
Drs. Amir, M.Pd NIP. 196111101985031005
(4)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAKT
DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN
Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem Muster, dem Verlauf und der bestimmten Struktur (frame of logic) beruht. Das Hörverstehen ist ein Prozess der Sprachlauten, Identifizierung, Interpretierung, Bewerten und Reagierung auf einen Sinn. Beim Hörverstehen wird das logische Denkvermögen
erfordert, um das Konzept zu verstehen. Dies hat das Ziel, um die Entscheidung zu nehmen und auf die Mitteilung zu reagieren. Das Hörverstehen ist für die einige Studenten schwieriger als andere Sprachfertigkeiten. Einer der Faktoren, der
groβen Einfluss auf das Hörverstehen hat, ist das logische Denkvermögen. Deshalb wurde diese Untersuchung durchgeführt, um die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und dem Hörverstehen im Deutschen der Studenten im 5. Semester der Deutschabteilung zu überprüfen. Die Ziele dieser Untersuchung sind, folgendes herauszufinden: (1) das logische Denkvermögen der Studenten, (2) das Hörverstehen der Studenten, (3) Die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und dem Hörverstehen im Deutschen und (4) Den Beitrag dem logischen Denkvermögen zu dem Hörverstehen. Die Population dieser Untersuchung waren die Studenten im 5. Semester der Deutschabteilung vom Jahrgang 2013/2014 und als Stichprobe wurden 30 Studenten von Population ausgewählt. Die Instrumente, die in dieser Arbeit verwendet werden, sind die Teste, nämlich: (1) Test des logischen Denkvermögens, (2) Test des Hörverstehens. Die verwendete Methode in dieser Untersuchung ist die deskriptiv-analytische kuantitative Methode. Die Ergebnisse dieser Untersuchung sind wie folgendes: (1) mit dem Durchschnitt 54,07 gehört das logische Denkvermögen der Studenten zur Kategorie befriedigend, (2) mit dem Durchschnitt 71,99 ist das Hörverstehen der Studenten in der Kategorie ausreichend, (3) Die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und dem Hörverstehen hat eine niedrige Korrelation. Dies gehört die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und dem Hörverstehen der Studenten unsignifikant und (4) Mit dem Korrelationskoefizienten 0,25 zeigt die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und dem Hörverstehen zur Kategorie ausreichend. Dies wurde durch die Regressionsgleichung Ŷ = 47,41+0,45X gezeigt. Die Berechnung der Determinationskoefizienten (kd) ergab den Wert 6,25%. Nach den Untersuchungsergebniss ist folgendes vorzuschlagen, die Studenten sollten das Hörverstehen trainieren.Und Sie sollten sich oft mit anderen Studenten auf
(5)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM BAHASA JERMAN
Berpikir logis adalah kegiatan berpikir yang berjalan menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of logic). Menyimak adalah proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai dan merespon makna. Dalam proses menyimak, kemampuan berpikir logis dituntut untuk memahami konsep. Hal ini bertujuan untuk mengambil keputusan dan merespon pesan. Keterampilan menyimak dianggap sebagai keterampilan yang lebih sulit bagi beberapa mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Salah satu faktor dari dalam diri pendengar yang cukup berpengaruh dalam keterampilan menyimak adalah berpikir logis. Berdasarkan hal itu, penelitian ini mengkaji hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman mahasiswa semester 5 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Taraf berpikir logis mahasiswa, (2) Keterampilan menyimak mahasiswa, (3) Hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman dan (4) Kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap keterampilan menyimak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 5 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman tahun ajaran 2013/2014 dengan sampel berjumlah 30 orang dari anggota populasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang terdiri dari: (1) Tes kemampuan berpikir logis dan (2) Tes keterampilan menyimak. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Dari perhitungan statistik diperoleh hasil sebagai berikut: (1) nilai rata-rata sebesar 54,07, kemampuan berpikir logis mahasiswa tergolong sedang, (2) nilai rata-rata sebesar 71,99, keterampilan menyimak tergolong cukup, (3) Kemampuan berpikir logis memiliki hubungan yang rendah dengan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak pada mahasiswa tidak signifikan dan (4) Nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,25 menunjukkan hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak mahasiswa tergolong pada kategori rendah. Hal ini ditunjukkan melalui persamaan regresi Ŷ = 47,41+0,45X. Melalui penghitungan koefisien determinasi (kd) diperoleh angka sebesar 6,25%. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar mahasiswa membiasakan diri berlatih keterampilan menyimak. Mahasiswa harus sering bercakap-cakap dengan mahasiswa lainnya dalam bahasa Jerman, mendengarkan lagu dan menonton film berbahasa Jerman.
(6)
vii
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAKT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORETIS ... 8
(7)
viii
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Hakikat Berpikir ... 8
2. Hakikat Logika ... 13
3. Hakikat Berpikir Logis ... 17
B. Keterampilan Menyimak ... 20
1. Hakikat Menyimak ... 20
2. Tujuan Menyimak ... 21
3. Unsur-unsur Menyimak ... 22
4. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak ... 28
5. Jenis-jenis Menyimak ... 32
6. Jenis-jenis Tes Menyimak ... 34
C. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis dalam Keterampilan Menyimak .. 37
D. Kerangka Berpikir ... 39
E. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Metode Penelitian ... 41
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
D. Variabel dan Desain Penelitian ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Prosedur Penelitian ... 45
(8)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 48
1. Data Kemampuan Berpikir Logis ... 48
2. Data Keterampilan Menyimak ... 49
B. Uji Persyaratan Analisis ... 49
1. Uji Homogenitas Variansi Variabel X dan Y ... 49
2. Uji Normalitas Variabel X dan Y ... 50
C. Analisis Data ... 50
1. Identifikasi Persamaan Regresi ... 50
2. Uji Linearitas Persamaan Regresi ... 51
3. Perhitungan Koefisien Korelasi ... 51
4. Perhitungan Koefisien Determinasi ... 52
D. Pengujian Hipotesis ... 52
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ...59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN...64 RIWAYAT HIDUP PENULIS
(9)
1
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi. Dalam komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya diperlukan adanya bahasa, khususnya bahasa asing. Pembelajaran bahasa asing sangat penting saat ini dalam pergaulan globalisasi, terutama bahasa Jerman. Bahasa Jerman adalah bahasa yang penting dalam komunikasi internasional. Lebih dari 101 juta orang di dunia berbahasa Jerman, sekitar 20 juta orang di seluruh dunia mempelajari bahasa Jerman. Bahasa Jerman juga menempati kedudukan kuat dalam pengetahuan dan sastra. Jerman sebagai bahasa pengetahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam penelitian dan pendidikan bagi perguruan tinggi yang telah kerjasama dengan Jerman.
Dalam mempelajari bahasa Jerman di perguruan tinggi mahasiswa harus menguasai keempat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben). Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan serta keterampilan berbahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi adalah berbicara dan menyimak.
(10)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterampilan menyimak bagi pembelajar bahasa asing adalah keterampilan yang sangat penting, karena keterampilan ini diperlukan untuk menguasai materi pelajaran dan dibutuhkan untuk menyimak perkuliahan yang disampaikan dengan
(11)
3
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
bahasa yang bersangkutan. Pembelajar bukan hanya dituntut untuk mengerti dan memahami apa yang diucapkan, tetapi juga menyeleksi bagian informasi yang penting dan relevan untuk disusun secara cepat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Keterampilan menyimak juga dapat membantu pembelajar berpartisispasi secara baik dan aktif dalam komunikasi lisan, karena komunikasi tidak bisa berhasil apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dipahami.
Keterampilan menyimak diduga sebagai keterampilan yang lebih sulit bagi beberapa mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya, karena mahasiswa belum terbiasa dengan intonasi dan kecepatan penutur asli, tidak adanya kesempatan mengulang tuturan, keterbatasan kosakata pembelajar, kegagalan untuk mengenali tanda-tanda pembicara, dan kesulitan menginterpretasikan wacana.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Destrisia (2010) mengenai Hubungan antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak menyatakan bahwa pencapaian hasil keterampilan menyimak yang diperoleh mahasiswa belum mencapai optimal bila dibandingkan dengan hasil pada ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa keterampilan menyimak dianggap sebagai keterampilan yang paling susah di antara keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya.
Dari pengalaman penulis juga merasakan kesulitan pada mata kuliah Hören, karena menyimak bukan hanya mendengarkan akantetapi memahami dan
(12)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menghayati pesan yang disampaikan dalam teks lisan. Penulis seringkali tidak bisa memahami dan mengerti makna yang terkandung dari pesan tersebut. Hal ini menjadi kendala bagi penulis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keterampilan menyimak, yakni faktor eksternal dan internal. Faktor luar diri pendengar (eksternal) yaitu, situasi sekitar yang gaduh dan kondisi pembicara atau native speaker yang kurang dimengerti pelafalannya serta media yang digunakan, seperti CD, Tape dan kaset yang kurang optimal. Faktor dalam diri pendengar (internal) dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak, yaitu daya ingat, daya konsentrasi, inteligensi, minat, motivasi dan berpikir logis.
Salah satu dari faktor dalam diri pendengar yang cukup berpengaruh dalam keterampilan menyimak adalah berpikir logis, karena dalam kemampuan berpikir logis, pendengar dituntut untuk memahami konsep yang menjadi pesan bermakna untuk dipahami dan mengambil keputusan untuk menerima respon atau menolak pesan yang diperoleh sampai munculnya respon. Terdapat empat tahapan dalam proses menyimak, yaitu tahap hearing, understanding, evaluating, dan
responding.
Tahap hearing, telinga penyimak menerima bunyi ujar dari pembicara. Tahap understanding, terjadi transformasi bunyi-bunyi ujaran ke dalam syaraf-syaraf pendengaran, kemudian melalui proses persepsi bunyi-bunyi itu diterjemahkan menjadi pesan-pesan bermakna yang dipahami. Tahap evaluating,
(13)
5
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
atau memverifikasi pesan, penyimak dituntut untuk mampu secara intelektual mempertimbangkan pesan yang diperolehnya berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Tahap responding, penyimak dituntut mampu memberi respon yang benar-benar sesuai dengan keputusan hasil verifikasi pesan. Jika respon yang diperlukan berupa verbal tentunya aktivitas mental (proses berpikir logis) sangat dituntut pula. Dari uraian di atas jelas bahwa kemampuan berpikir logis sangat diperlukan dalam proses menyimak.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kemampuan Berpikir Logis dan Keterampilan Menyimak dalam Bahasa Jerman”.
B.Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan menyimak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman?
2. Bagaimana taraf berpikir logis mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman? 3. Apakah faktor internal dapat mempengaruhi keterampilan menyimak?
4. Apakah faktor eksternal dapat mempengaruhi keterampilan menyimak?
5. Apakah ada hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak?
(14)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6. Seberapa besarkah kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap keterampilan menyimak?
C.Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai:
1. Berpikir logis
Berpikir logis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan berpikir berjalan menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of logic).
2. Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai dan mereaksi makna.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
(15)
7
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana keterampilan menyimak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak?
4. Seberapa besarkah kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap keterampilan menyimak?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui taraf berpikir logis mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. 2. Mengetahui keterampilan menyimak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Jerman.
3. Mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak.
4. Mengetahui seberapa besar kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap keterampilan menyimak.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi jawaban atas permasalahan yang telah dipaparkan di atas dan mendapatkan manfaat bagi penulis maupun
(16)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pihak-pihak terkait. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, terutama mengenai keterkaitan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dapat memperdalam pengetahuan mengenai kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak.
b. Bagi pengajar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi dalam meningkatkan keterampilan bahasa Jerman pembelajar dengan mengaitkan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak. c. Bagi mahasiswa atau pembelajar bahasa Jerman penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang latihan menyimak dengan menggunakan kemampuan berpikir logis pembelajar dan diharapkan dapat mempermudah pembelajar dalam belajar bahasa Jerman, khususnya dalam menyimak. d. Bagi peneliti berikutnya yang sejenis, sebagai referensi dan landasan yang
berhubungan dengan aspek keterampilan dalam menyimak bahasa Jerman. e. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan, informasi dan gambaran tentang kemampuan berpikir logis, terutama dalam meningkatkan keterampilan menyimak mahasiswa.
(17)
9
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(18)
41 Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif ini digunakan metode deskriptif analitik sebagai penentu besarnya korelasi antara dua variabel, yaitu: variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan menyimak melalui teknik analisis korelasi dan analisis regresi.
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak. Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan besar kecilnya hubungan tersebut, sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk memprediksi hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak.
B.Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dan penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.
(19)
42
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
2. Sampel Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa semester V sebanyak 30 orang tahun ajaran 2013/2014 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.
D.Variabel dan Desain Penelitian
Variabel X dan variabel Y merupakan dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini.
1. Variabel bebas (X), adalah kemampuan berpikir logis mahasiswa.
2. Variabel terikat (Y), adalah keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
X r Y
Keterangan:
X: kemampuan berpikir logis Y: keterampilan menyimak
(20)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
r: hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Tes kemampuan berpikir logis
Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir logis pada penelitian ini adalah tes baku yang berupa Intelligenz Structure Test (IST) yang diselenggarakan oleh Layanan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Tes ini untuk mengukur kemampuan berpikir logis berdasarkan kaidah logika yang meliputi berpikir logis analogis sistematis secara verbal dan keruangan serta potensi menyatakan pandangan analitis dan sintesis berdasarkan data tertentu. Intelligenz Structure Test merupakan psikotes yang telah baku dan valid yang dimiliki pihak Layanan Bimbingan dan Konseling. Jadi, penulis tidak menguji validitas dan reliabilitas dari tes tersebut.
Bentuk tes ini terdiri atas empat bagian, yaitu Analogi verbal, Generalisasi, Numerik, dan Analisis sintesis (non-verbal) dengan skor maksimal 100 serta beralokasi waktu 45 menit. Norma yang digunakan disusun sebagai berikut:
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Nilai
(21)
44
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
>60 40-60 20-40
Tinggi Sedang Rendah
2. Tes kemampuan menyimak
Tes kemampuan menyimak berisi beberapa soal isian dalam bentuk pilihan benar atau salah. Tes ini terdiri dari lima soal tentang menyimak global, 10 soal menyimak detail dan lima soal menyimak selektif. Tes kemampuan menyimak ini diambil dari contoh ujian B1 Zertifikat Deutsch. Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, karena format tes ini produk yang dikembangkan dari lembaga terpercaya, yaitu Goethe Institut. Penilaian tes ini mengikuti acuan baku, yaitu 5 poin untuk setiap soal menyimak global, 5 menyimak selektif dan 2,5 poin untuk setiap soal menyimak detail, sehingga skor maksimal 75 dan skor mentah tersebut akan dikonversikan menjadi nilai skala 100. Klasifikasi nilai tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Nilai Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Kualifikasi
85-100 Sangat baik
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang baik
(22)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Nurgiantoro, 2001: 399)
F. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Persiapan Pengumpulan Data
Sebelum mengumpulkan data, pertama-tama dipersiapkan terlebih dahulu soal-soal tes berpikir logis yang telah direkomendasikan oleh pihak UPT-LBK UPI bidang Bimbingan dan Konseling dan konfirmasi kepada dosen bersangkutan yang mengajar mata kuliah Arbeit mit Hörtexten II.
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah melakukan tes, data-data tersebut dikumpulkan untuk mendapatkan skor mentah mengenai taraf berpikir logis dan keterampilan menyimak. Tes tertulis ini diberikan kepada mahasiswa semester V tahun ajaran 2013/2014 yang mengikuti mata kuliah Arbeit mit Hörtexten II.
3. Pengolahan Data
Setelah mendapat skor mentah dari variabel X dan variabel Y, maka selanjutnya data penelitian yang akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut, yang meliputi:
(23)
46
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Homogenitas
Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
2) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data hasil tes kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman.
b. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman.
c. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman, terutama untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Menurut Arikunto (2006:276) kategori-kategori koefisien korelasi, sebagai berikut:
(24)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah Rendah
Sangat Rendah (Tak Berkorelasi)
G.Hipotesis statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H0 : rxy ≤ 0
H1 : rxy ≥ 0
Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan Variabel Y, sebaliknya hipotesis H0 ditolak apabila terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian hipotesis H1 atau hipotesis kerja diterima.
(25)
58
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir logis mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman semester V tahun ajaran 2013/2014 termasuk dalam kategori sedang. 2. Keterampilan menyimak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
semester V tahun ajaran 2013/2014 dikategorikan cukup.
3. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir logis memiliki hubungan dengan keterampilan menyimak dalam bahasa Jerman.
4. Hubungan tersebut memiliki tingkat koefisisensi sebesar 0,25 yang termasuk kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menyimak pada mahasiswa tidak signifikan.
(26)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B.Saran
Untuk meningkatkan keberhasilan mahasiswa dalam keterampilan menyimak dibutuhkan suatu usaha yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, para pengajar bahasa khususnya bahasa Jerman disarankan mengunakan metode pembelajaran keterampilan menyimak yang lebih variatif, yaitu mempergunakan lab bahasa, mendatangkan penutur asli bahasa yang bersangkutan (native
speaker), dan mengadakan program wisata untuk menjadi pembimbing
perjalanan wisata atau tour guide bagi orang asing.
2. Mahasiswa harus sering membiasakan diri berlatih keterampilan menyimak dengan cara sering bercakap-cakap dengan penutur asli, mendengarkan lagu berbahasa Jerman, dan menonton film yang berbahasa Jerman.
3. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis bukan faktor dominan dari keberhasilan menyimak, maka penulis menyarankan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan menyimak.
(27)
60
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alqo. (2010). Pengertian logika. [Online]. Tersedia: http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/ [20 Agustus 2010].
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Brata. (2010). Keterampilan Menyimak. [Online]. Tersedia:http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html.
Benedikt et al. (2012). Die Fertigkeit Hören.[Online]. Tersedia:
http://www.englisch-lernen-online.de/fertigkeiten/hoeren--hoerverstehen-listening-comprehension/ [19 November 2012]
Bigot, L.T.C. et al. (1950). Leerboek der Psychologie. Groningen-Jakarta: J.B. Walters.
Chaplin, James P. (2009). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Destrisia, R. (2010). Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak. Skripsi Sarjana FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
(28)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Detel, Wolfgang. (2007). Grundkurs Philosophie Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.
Dinsel, Sabine dan Monika Reimann. (2000). Fit fürs Zertifikat Deutsch: Tipps
und Übungen. Ismaning: Heuber.
Fajrina, Yerisa. (2010). Hubungan antara kemampuan Berpikir Logis dan
Keterampilan Menerjemahkan Teks Bahasa Jerman ke dalam Bahasa Indonesia. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hamzah, Imellisa Fawzia. (2010). Hubungan antara Kemampuan Berpikir Logis
dan Hasil Belajar Menerjemahkan Teks Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Heryadi, Dedi. (2006). Penerapan Teori Berpikir Logis dalam Pengembangan
Model Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia: Penelitian Pembangunan Kepada Mahasiswa Semester Pertama Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Disertasi Doktor pada FPBS Universitas
Siliwangi Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Jansen, Irene et al. (2012). Belajar Bahasa Jerman. [Online]. Tersedia: http://www.daadjkt.org/index.php?belajar-bahasa-jerman. [1 November 2012]
(29)
62
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jena, Jeremias. (2010). Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika. [Online]. Tersedia:
http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan-macam-macam-logika/ [22 November 2009].
Molan, Benyamin. (2012). Logika: ilmu dan seni berpikir kritis. Jakarta: PT. Indeks.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: karya Adhika Utama.
Niessner. (2005). Denken. [Online]. Tersedia:
http://psychologie.stangl.eu/definition/Denken.shtml[05 November 2004].
Nold, G. dan Rossa, H. (2007). Hörverstehen. [Online]. Tersedia: http://www.pedocs.de/volltexte/2010/3253/ [1 Oktober 2011].
Nurgiantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPFE Yogyakarta.
Nurhidayati. (2003). Jenis dan sebab kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa
dalam menyimak teks bahasa Arab. Tesis pada FPBS Universiatas
(30)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Serenade. (2011). Keterampilan Menyimak. [Online]. http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html) [2010].
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Suganda. (2008). Bentuk Dasar Komunikasi. [Online]. Tersedia: http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/bentuk-dasar-komunikasi/ [20 Desember 2010].
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Stangl. (1998). Denkenentwicklung. [Online]. Tersedia:
http://arbeitsblaetter.stangl-taller.at/DENKENTWICKLUNG/Logik.shtml [1 Januari 2005]
Tarigan, Hendry Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa. /
(31)
64
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tresnadewi, S. (1994). Developing Listening Skill in The EFL Claassroom. Dalam: Guidelines. Volume: 16. No. 1.
(1)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B.Saran
Untuk meningkatkan keberhasilan mahasiswa dalam keterampilan menyimak dibutuhkan suatu usaha yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, para pengajar bahasa khususnya bahasa Jerman disarankan mengunakan metode pembelajaran keterampilan menyimak yang lebih variatif, yaitu mempergunakan lab bahasa, mendatangkan penutur asli bahasa yang bersangkutan (native
speaker), dan mengadakan program wisata untuk menjadi pembimbing
perjalanan wisata atau tour guide bagi orang asing.
2. Mahasiswa harus sering membiasakan diri berlatih keterampilan menyimak dengan cara sering bercakap-cakap dengan penutur asli, mendengarkan lagu berbahasa Jerman, dan menonton film yang berbahasa Jerman.
3. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis bukan faktor dominan dari keberhasilan menyimak, maka penulis menyarankan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan menyimak.
(2)
60
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alqo. (2010). Pengertian logika. [Online]. Tersedia: http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/ [20 Agustus 2010].
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Brata. (2010). Keterampilan Menyimak. [Online]. Tersedia:http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html.
Benedikt et al. (2012). Die Fertigkeit Hören.[Online]. Tersedia:
http://www.englisch-lernen-online.de/fertigkeiten/hoeren--hoerverstehen-listening-comprehension/ [19 November 2012]
Bigot, L.T.C. et al. (1950). Leerboek der Psychologie. Groningen-Jakarta: J.B. Walters.
Chaplin, James P. (2009). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Destrisia, R. (2010). Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak. Skripsi Sarjana FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
(3)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Detel, Wolfgang. (2007). Grundkurs Philosophie Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.
Dinsel, Sabine dan Monika Reimann. (2000). Fit fürs Zertifikat Deutsch: Tipps
und Übungen. Ismaning: Heuber.
Fajrina, Yerisa. (2010). Hubungan antara kemampuan Berpikir Logis dan
Keterampilan Menerjemahkan Teks Bahasa Jerman ke dalam Bahasa Indonesia. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hamzah, Imellisa Fawzia. (2010). Hubungan antara Kemampuan Berpikir Logis
dan Hasil Belajar Menerjemahkan Teks Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Heryadi, Dedi. (2006). Penerapan Teori Berpikir Logis dalam Pengembangan
Model Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia: Penelitian Pembangunan Kepada Mahasiswa Semester Pertama Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Disertasi Doktor pada FPBS Universitas
Siliwangi Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Jansen, Irene et al. (2012). Belajar Bahasa Jerman. [Online]. Tersedia: http://www.daadjkt.org/index.php?belajar-bahasa-jerman. [1 November 2012]
(4)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jena, Jeremias. (2010). Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika. [Online]. Tersedia:
http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan-macam-macam-logika/ [22 November 2009].
Molan, Benyamin. (2012). Logika: ilmu dan seni berpikir kritis. Jakarta: PT. Indeks.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: karya Adhika Utama.
Niessner. (2005). Denken. [Online]. Tersedia: http://psychologie.stangl.eu/definition/Denken.shtml[05 November 2004].
Nold, G. dan Rossa, H. (2007). Hörverstehen. [Online]. Tersedia: http://www.pedocs.de/volltexte/2010/3253/ [1 Oktober 2011].
Nurgiantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPFE Yogyakarta.
Nurhidayati. (2003). Jenis dan sebab kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa
dalam menyimak teks bahasa Arab. Tesis pada FPBS Universiatas
(5)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Serenade. (2011). Keterampilan Menyimak. [Online]. http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html) [2010].
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Suganda. (2008). Bentuk Dasar Komunikasi. [Online]. Tersedia: http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/bentuk-dasar-komunikasi/ [20 Desember 2010].
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Stangl. (1998). Denkenentwicklung. [Online]. Tersedia:
http://arbeitsblaetter.stangl-taller.at/DENKENTWICKLUNG/Logik.shtml [1 Januari 2005]
Tarigan, Hendry Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa. /
(6)
Fitri Apriani Susliawati, 2013
Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Logis Dan Keterampilan Menyimak Dalam Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tresnadewi, S. (1994). Developing Listening Skill in The EFL Claassroom. Dalam: Guidelines. Volume: 16. No. 1.