PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA : Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung.

(1)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN

LINGKUNGAN SISWA SMA

(Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung) TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Meidi Saputra

NIM 1302426

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

Meidi Saputra, 2015

2015

================================================================== Pengaruh Habituasi, Media Sosial, dan Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa SMA (Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung)

Oleh: Meidi Saputra

S.Pd Universitas Negeri Semarang, 2013

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Meidi Saputra 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA


(4)

(5)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini, saya:

Meidi Saputra 1302426

menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

Pengaruh Habituasi, Media Sosial, dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa SMA (Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung)

beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Pembuat pernyataan,

Meidi Saputra NIM 1302426


(6)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ABSTRAK

Pengaruh Habituasi, Media Sosial dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa (Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota

Bandung)

Meidi Saputra

Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Email: saputrameidi@yahoo.co.id

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh habituasi, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan siswa SMA Negeri Se-Kota Bandung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh habituasi, media sosial, dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung. Studi dilakukan dengan menggunakan metode survey eksplanatori dengan teknik multistage cluster random sampling. Subjek penelitian ini yaitu siswa SMA Negeri Se-Kota Bandung. Sampel penelitian terdiri dari 98 siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Adapun temuan dalam penelitian ini adalah, pertama, habituasi, media sosial, dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kesadaran lingkungan dengan (R Square 0,676) berkontribusi 67,6 % terhadap kesadaran lingkungan siswa SMA Negeri Se-Kota Bandung. Kedua, tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kesadaran lingkungan, jurusan dengan kesadaran lingkungan, dan status pekerjaan orangtua dengan kesadaran lingkungan.

Kata Kunci: habituasi, media sosial, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,


(7)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Effect of Habituation, Social Media and Civic Education Learning toward Environmental Awareness of Senior High School Student (The Survey Study in Senior

High School In Bandung)

Meidi Saputra

Civic Education, School of Postgraduate, Indonesia University of Education Email: saputrameidi@yahoo.co.id

The purpose of this research is to describe and analyze the effect of habituation, social media and Civic Education learning towards environmental awareness of senior high school students in Bandung. The hypothesis of this research is that there is the effect of habituation, social media, and Civic Education learning towards environmental awareness of senior high school in Bandung. The research was conducted by using explanatory survey method with multistage technique cluster random sampling. The research subjects are students of senior high school in Bandung. The research sample consisted of 98 students. Data were analyzed using path analysis. The findings in this research are, first, habituation, social media, and Civic Education learning in a positive and significant effect on environmental awareness with (R Square 0.676) contributed 67.6% to the environmental awareness of students of senior high school in Bandung. Second, there is no significant relationship between gender with environmental awareness, majoring in environmental awareness, and parental employment status with environmental awareness.

Keywords: habituation, social media, Civic Education learning, environmental awareness


(8)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KATA PENGANTAR

Setinggi puji dan sedalam syukur tercurah kepada Sang Penggenggam Jiwa, Penguasa Makhluk, Pemilik Segalanya, Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah yang diberikan sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Habituasi, Media Sosial, dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa SMA (Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung)” dapat diselesaikan.

Tesis ini didasarkan atas adanya fenomena dalam dunia pendidikan khususnya dalam cakrawala pendidikan kewarganegaraan terkait dengan upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan pada masyarakat. Peneliti meninjau ruang lingkup yang lebih sempit lagi yaitu upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan pada siswa SMA melalui habituasi, media sosial, dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian terhadap pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga memperkuat landasan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan terutama dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan pada siswa SMA. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menjawab hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

Karya tulis ini telah diupayakan semaksimal mungkin menyajikan yang terbaik menurut kapasitas peneliti. Namun peneliti mengakui bahwa karya ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Peneliti sangat berbesar hati menerima segala masukan dan saran demi perbaikan karya ini menjadi lebih baik lagi. Peneliti juga mengucapkan terima kasih yang kepada seluruh pihak yang telah membantu proses penelitian dan penyusunan hasil penelitian ini.

Bandung, Juni 2015


(9)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas nama cinta untuk Sang Pemilik Cinta dan kekasihnya serta hamba-hamba yang mencintai dan dicintaiNya yang melalui skenario indahNya diutus untuk membantu perjuangan menuntut ilmu dan menyelesaikan tesis ini.

1. Orangtuaku tersayang, Bapak Ahmad Taufik dan Ibu Hernani atas kasih sayang, dan doanya. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan amal Bapak dan Ibu dengan kebaikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi.

2. Adikku tersayang, Dek Nella Puspa Sari dan Dek Destiyana Trispiyanti , atas dukungan, motivasi dan doanya. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan amal adik-adik dengan kebaikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. 3. Bapak Prof Dr Dasim Budimansyah, M. Si., selaku pembimbing yang

memberikan motivasi, bimbingan, kepercayaan diri, dan membangkitkan semangat sehingga menjadikan sesuatu yang awalnya dirasa sebagai suatu kekurangan atau kesalahan justru menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, memberikan kebebasan namun tetap terorganisir serta memberikan tantangan kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan tertantang untuk menggali ilmu lebih banyak lagi.

4. Bapak Prof Dr Sunaryo Kartadinata, M. Pd dan Prof Dr Didi Suryadi, M. Ed selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia dan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Bapak Prof Dr Sapriya, M. Ed, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan ketelitian, kerapian menulis, tata bahasa, dan dengan kebijaksanaannya memberikan penulis kemudahan dan kelancaran selama kuliah dan menyelesaikan tesis ini.


(10)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

6. Bapak Prof. Dr. Karim Suryadi, M. Si dan Ibu Dr. Elly Malihah, M. Si dan Bapak Dr Cecep Darmawan, M. Si selaku tim penguji yang telah memberikan ilmu, arahan, dan saran demi menyempurnakan tesis ini.

7. Bapak/Ibu staf pengajar program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan staf Administrasi SPs UPI, yang telah memberikan ilmu, pengetahuan, motivasi dan bimbingan selama perkuliahan dan penyusunan tesis.

8. Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung, SMA Negeri Se-Kota Bandung Khususnya SMA Negeri 2, SMA Negeri 6, dan SMA Negeri 15 yang telah bersedia menjadi lokasi penelitian ini.

9. Nek Nang Ali, Almarhumah Nek No Homsiah, Nek Nang Sidik, Nek No Masona, Wak Fendi, Wak Misruza, Mang Daus, Mang Indra, Mang Redi, Bik Ita, Mang Firdaus, Bik Ir, Mang Rizal, Bik Lis, Mang Elvis, Bik Ruk, Mang Kilik, Bik Ida, Mang Alok, Bik Pik, Mang Son, Bik Eng, Mang Fik, Bik Yati, terima kasih atas dukungan, doa, dan motivasinya. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya, dan membalas kebaikan mereka.

10. Yuk Meri, Kak Regon, Kak Agung, Juwita, Maris, Rika, Ari, Erik, Septa, Rio, Rahmat, Syahrul, Alvin, Ade, Beni, Dwi, Rifun, Rossa, Heni, Handika, Adit dan Almarhum Rolis Saputra, terima kasih atas dukungan, doa, dan motivasinya. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya, dan membalas kebaikan mereka.

11. Keluarga besar Bapak Dadang Ermawan dan Keluarga besar Bapak Toni, terima kasih atas dukungan, doa, dan motivasinya. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya, dan membalas kebaikan mereka.

12. Sahabat-sahabat Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2013 kelas A (Lek Roman, Bung Fauzi, Kang Ade, Pak Yayat, Pak Yepi, Bang Juri, Mas Beni, Mas Parno, Bang Irwan, Kang Yogi, Mas Reja, Teh Wina, Teh Metty, Mbak Nurul, Mbak Nadya, Mbak Sri, Bu Ilis, Uni Endah), sahabat-sahabat Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2013 kelas B dan Kelas C,


(11)

kakak-Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kakak kelas, adik-adik kelas dan segenap sahabat di SPs UPI, terima kasih atas ilmu, pengalaman, dukungan, motivasi, dan kebersamaannya.

13. Keluarga di Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) SPs UPI 2013-2014 (Mas Yusuf, Uni Lusi, Yundo Salati, Yundo Dina, Mbak Ndaru, Teh Ika, Kakak Ritna, Teh Mia, Mbak Tuti, Bang Arsyad, Bang Ilham Hudi, Kando Refi, Kang Wahyu, Kang Dori, Pak Dede, Kang Hilman, Mas Bhakti, Bik Alma, Mbak Neni, Mas Ali, Om Bayu Desmon, Uni Rani, Mbak Puspo, Mas Firman, Mas Arifin, Mbak Desta, Mbak Silvia, Bang Feriansyah, Uda Rizki, Mbak Yunita, Kakak Yuniyr, Kang Dede, Uda Amra, Teh Novia, Bang Herman, Yundo Defi, Bang Sowanto, Mbak Ria, Mbak Puri, Mbak Sheila, Mbak Syam, Mbak Dolly, Mas Rama, Mbak Ifah, Mbak Yuni, Teh Sonia, Uni Meliana, Bang Ical, Bang Fikar, Bang Harlin, Bang Niki, Sensei Yeni, Teh Alin, Mbak Tika, Bang Anto, Uni Aisyah, Bunda Tia, Kang Ilham, Uda Nofri, Mbak Yumi dkk), terima kasih untuk semuanya. Orang-orang hebat yang semoga dapat membawa semangat menuntut ilmu dan berperan aktif dalam dunia pendidikan.

14. Teman-teman SPs UPI Teh Iis, Bang Bukhori, Bang Mardi, Bang Zulfitrah, Bang Dedy, Mbak Nuni, Mbak Jasmi, Mbak Leli, Bik Sherly, Bik Resti, Kang Abih, Mas Bagja, Mbak Arum, Teh Aci, Bang Jaya, Kang Opa, Kang Gilar, terima kasih untuk semuanya. Orang-orang hebat yang semoga dapat membawa semangat menuntut ilmu dan berperan aktif dalam dunia pendidikan.

15. Dewan Guru, Dosen dan teman-teman SD Negeri 31 Kota Lubuklinggau, SMP Negeri 1 Kota Lubuklinggau, MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang, Teman-teman Mayucha Residence, PKn Unnes Angkatan 2009, FOMAS UPI, AMPERA Semarang, CV 4 LIA dan Globalstat Bandung.

Semoga kebaikan Bapak/Ibu, kakak, abang, teman, dan adik menjadi ladang amal dan menjadi jalan untuk menuju kebahagiaan yang abadi. Amiin.


(12)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bandung, Juni 2015


(13)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR HAK CIPTA ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ...vii

MOTTO DAN UCAPAN TERIMA KASIH ...viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...8

1.5 Struktur Organisasi Tesis ...10

BAB II LANDASAN TEORETIS ...14

2.1 Habituasi ...14

2.1.1 Pengertian Habituasi ...14

2.1.2 Ciri-Ciri Sikap atau Perilaku yang Menjadi Habituasi (Kebiasaan) ... 16

2.1.3 Pendekatan dalam Habituasi (Pembiasaan) ...17

2.2 Media Sosial ...18

2.2.1 Teori New Media (Media Baru) ...18

2.2.2 Pengertian Media Sosial ...21

2.2.2 Karakteristik Media Sosial ...24

2.2.3 Manfaat Media Sosial ...25

2.2.4 Teori Uses and Gratification ...27

2.2.5 Motif Penggunaan Media ...30

2.3 Pendidikan Kewarganegaraan ...31


(14)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2.3.3 Komponen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ...36

2.4 Kesadaran Lingkungan ...43

2.4.1 Pendidikan Lingkungan Hidup ...43

2.4.2 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ...46

2.4.3 Konsep Kesadaran Lingkungan ...47

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Lingkungan ...51

2.5 Penelitian Terdahulu ...52

2.6 Kerangka Pikiran ...56

2.7 Hipotesis ...62

2.8 Posisi Penelitian ...62

BAB III METODE PENELITIAN ...66

3.1 Desain Penelitian ...66

3.2 Populasi dan Sampel ...66

3.3.1 Populasi ...66

3.3.2 Sampel ...67

3.4 Operasionalisasi Variabel ...68

3.5 Instrumen Penelitian ...69

3.5.1 Tes Validitas ...85

3.5.2 Uji Reliabilitas ...86

3.5.3 Pengujian Instrumen ...87

3.6 Prosedur Penelitian ...89

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...90

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ...90

1. Uji Multikolinearitas ...90

2. Heteroskedastisitas ...91

3. Autokorelasi ...93

3.7.2 Pengujian Hipotesis ...94

1. Pengujian secara Serempak (Uji f) ...94

2. Pengujian secara Parsial (Uji t) ...95


(15)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.3 Analisis Jalur (Path Analysis) ...96

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...98

4.1 Temuan Penelitian ...98

4.1.1 Gambaran Responden Penelitian ...98

4.1.2 Gambaran Variabel Penelitian ...101

4.1.3 Uji Asumsi Stattistik ...106

1. Uji Normalitas ...106

2. Uji Multikolinearitas ...107

3. Uji Heterokedastisitas ...108

4. Autokorelasi ...109

4.14 Uji Hipotesis ...110

4.1.5 Analisis Jalur (Path Analysis) ...116

4.1.6 Analisis Kontribusi ...118

4.1.7 Uji Chi Square ...120

4.2 Pembahasan ...122

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ...143

5.1 Simpulan ...143

5.1.1 Simpulan Umum ...143

5.2.2 Simpulan Khusus ...144

5.2 Implikasi ...145

5.3. Rekomendasi ...146


(16)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tabel 2.1 Posisi Penelitian ... 63

Tabel 3.1 Uji Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 70

Tabel 3.2 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 88

Tabel 4. 1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 99

Tabel 4. 2 Komposisi Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 99

Tabel 4. 3 Komposisi Responden Berdasarkan Jurusan ... 100

Tabel 4. 4 Komposisi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Orang Tua ... 101

Tabel 4. 5 Gambaran Variabel Habituasi per Indikator ... 102

Tabel 4. 6 Gambaran Variabel Media Sosial per Indikator ... 103

Tabel 4. 7 Gambaran Variabel Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan per Indikator ... 104

Tabel 4. 8 Gambaran Variabel Kesadaran Lingkungan per Indikator ... 105

Tabel 4. 9 Uji Normalitas Sub Struktur Ke-1 ... 106

Tabel 4. 10 Uji Normalitas Sub Struktur Ke-2 ... 106

Tabel 4. 11 Uji Multikolinieritas Sub Struktur Ke-1 ... 107

Tabel 4. 12 Uji Multikolinieritas Sub Struktur Ke-2 ... 107

Tabel 4. 13 Uji Heteroskedastisitas Sub Struktur Ke-1 ... 108

Tabel 4. 14 Uji Heteroskedastisitas Sub Struktur Ke-2 ... 108

Tabel 4. 15 Uji Autokorelasi Sub Struktur Ke-1... 109

Tabel 4. 16 Uji Autokorelasi Sub Struktur Ke-2... 110

Tabel 4.17 Pengujian Parsial Sub Struktur Ke-1 ... 111

Tabel 4.18 Pengujian Parsial Sub Struktur Ke-2 ... 112

Tabel 4.19 Pengujian Simultan Sub Struktur Ke-1 ... 113

Tabel 4.20 Pengujian Simultan Sub Struktur Ke-2 ... 114

Tabel 4.21 Koefisien Determinasi Sub Struktur Ke-1 ... 114

Tabel 4.22 Koefisien Determinasi Sub Struktur Ke-2 ... 115

Tabel 4.23 Besaran Koefisien Jalur Sub Struktur ke-1 ... 116

Tabel 4.24 Besaran Koefisien Jalur Struktur ke-2 ... 117 Tabel 4.25 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Kesadaran


(17)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lingkungan ... 120

Tabel 4.26 Tabulasi Silang Antara Jurusan dengan Kesadaran Lingkungan ... 121

Tabel 4.27 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Orangtua dengan Kesadaran Lingkungan ... 121

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 60

Gambar 2.2 Gambaran Variabel Penelitian ... 61

Gambar 3.1 Gambar Statistika d Durbin- Watson ... 94

Gambar 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji SimultanPengaruh Habituasi dan Media Sosial terhadap Pembelajaran PKn ... 113

Gambar 4.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan Pengaruh Habituasi, Media Sosial dan Pembelajaran PKn Terhadap Kesadaran Lingkungan ...115

Gambar 4.3 Koefisien Jalur Sub Struktur Ke-1 ...117

Gambar 4.4 Koefisien Jalur Sub Struktur Ke-2 ...118

Gambar 4.5 Besaran Kontribusi Sub Struktur Ke-1...119

Gambar 4.6 Besaran Kontribusi Sub Struktur Ke-2...120

Gambar 5. 1 Skema Implikasi Habituasi, Media Sosial dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menumbuhkan Kesadaran Lingkungan ...145


(18)

Meidi Saputra, 2015


(19)

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, kehidupan umat manusia cenderung semakin kompleks dan

bahkan cenderung mengarah kepada kondisi “chaostic”. Disebut demikian karena (1) tetap meningkatnya pertumbuhan populasi dunia yang melebihi kapasitas produktivitas natural bumi, (2) perkembangan komunikasi dan

transportasi yang cepat sehingga menghasilkan “world interlinkages” seperti globalisasi ekonomi, perdagangan, krisis lingkungan, masalah pembangunan, kemiskinan dan lain-lain (Sudibyo, 2008, hlm. 2).

Salah satu dampak “world interlinkages” adalah krisis lingkungan. Krisis lingkungan yang dialami umat manusia berakar pada kesalahan perilaku, dimana kesalahan tersebut timbul karena kekeliruan perspektif manusia tentang manusia sendiri, alam, dan hubungan antara manusia dengan seluruh alam semesta (Keraf, 2006, hlm. 123). Akibat kekeliruan perspektif ini, secara total/bersama manusia hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak

“seimbang”, yaitu lebih banyak memanfaatkan daripada memelihara sumber-sumber natural. Keadaan yang demikian ini, meletakkan kehidupan manusia pada kondisi “unsustainable development”. Jika hal ini terus-menerus terjadi akan menghasilkan bencana besar bagi generasi mendatang. Menyikapi permasalahan ini, tentu saja keadaan ini tidak boleh dibiarkan terjadi, karena akan mengarah ke “unsustainable global eco-systems”.

Krisis lingkungan sedang dialami masyarakat dunia tidak terkecuali Kota Bandung. Kota Bandung yang merupakan ibukota dari provinsi Jawa Barat, beberapa waktu lalu mendapat sorotan dari media-media yang ada di

Indonesia akibat dijuluki sebagai “The City of Pigs”. Adalah Inna Savova, seorang blogger Bulgaria yang menetap di Kota Bandung, yang melabeli julukan tersebut. Menurutnya perilaku warga Kota Bandung cenderung tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan kota mereka. Mulai dari membuang


(20)

sampah sembarangan, tong sampah yang banyak yang dicuri, hingga tikus yang berkeliaran di sekitar rumah (detikNews, 5 Februari 2014).

Kompleksitas permasalahan yang timbul pada masyarakat Kota Bandung tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja. Beranjak dari permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu langkah solutif untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengedukasi masyarakat itu sendiri atau dengan kata lain masyarakat diberikan pendidikan. Dipilihnya pendidikan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, karena pendidikan masih dianggap sebagai

instrumen yang efektif dan “more sustainably developed”.

Lalu pendidikan seperti apa yang dapat memperbaiki kesalahan perilaku dan kesalahan pandang tersebut? Salah satunya adalah melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan dianggap mampu untuk merubah cara pandang dan perilaku manusia atau warga negara dalam mengelola krisis yang ada di lingkungannya. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Parker, dkk (dalam Winataputra & Budimansyah, 2007, hlm. 1) mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan perlu diwujudkan

dalam bentuk “...a curriculum geared to the development of world citizens who are capale of dealing with the crises” yakni seperangkat kurikulum yang diarahkan pada pengembangan warga dunia yang mampu mengelola krisis.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kurikulum yang bertujuan mendidik agar warga negara mampu mengelola krisis berkaitan erat dengan pengembangan karakteristik warga negara yang disampaikan Cogan (1998). Cogan mengidentifikasi delapan karakteristik yang perlu dimiliki warga Negara sehubungan dengan semakin beratnya tantangan yang harus dihadapi dimasa mendatang. Karakteristik warga negara tersebut meliputi: 1. Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga Negara

masyarakat global;

2. Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat;

3. Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya;

4. Kemampuan berfikir kritis dan sistematis;


(21)

3

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Kemauan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah bisa, guna melindungi lingkungan hidup;

7. Memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak azasi manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas etnis, dsb.);

8. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan internasional (Sapriya dan Winataputra, 2004, hlm. 9).

Winataputra dan Budimansyah (2007, hlm. 29) berpendapat agar pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dapat berjalan sebagaimana mestinya, seyogyanya Pendidikan Kewarganegaraan harus memiliki jati diri; diorganisasikan secara lintas bidang ilmu; difasilitasi dengan pembelajaran yang bersifat partisipatif dan interaktif; isi dan prosesnya dikaitkan pada kehidupan nyata; diselenggarakan dalam situasi yang demokratis; diupayakan agar mewadahi keanekaragaman sosial budaya masyarakat; dan dikembangkan bersama secara kolaboratif oleh sekolah, orang tua dan masyarakat termasuk pemerintah. Hal yang sama juga disampaikan oleh Bevis

dan Finkel (dalam Sudrajat, 2011, hlm. 5) berdasarkan hasil studi “The Impact of Civic Education Program on Political Participation and Democratic

Attitudes” yang merekomendasikan bahwa “Civic Education Programs should

focus on themes that are immadiately relevant to people daily lives”.

Kemudian dalam pendapat yang lain Budimansyah (2008, hlm 182) juga menegaskan bahwa dalam prosesnya, pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan hendaknya menjadi “subjek pembelajaran yang kuat”

(powerful learning area) yang ditandai dengan pengalaman belajar kontekstual dengan ciri-ciri: bermakna (meaningful), terintegrasi (integrated), berbasis nilai (value based), menantang (challenging), dan mengaktifkan (activating).

Penandatanganan kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup (PLH) antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup telah membawa harapan dalam mendukung proses membangun kesadaran lingkungan pada masyarakat khususnya masyarakat yang berada pada usia sekolah. Dalam sambutannya, menteri


(22)

terintegrasinya mata pelajaran sekolah dengan pendidikan lingkungan hidup untuk mewujudkan perilaku dan berbudaya lingkungan hidup”. Dalam kesepakatan bersama ini meliputi pengembangan pelaksanaan pendidikan

untuk pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan nama “Education

Sustainable for Development”. Education Sustainable for Development

merupakan satu pola untuk mengikuti kesepakatan internasional di dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di seluruh dunia, hal ini adalah untuk melakukan revitalisasi di dalam perubahan karakter pendidikan yang selama ini di lakukan di berbagai lembaga pendidikan untuk memasukkan aspek lingkungan hidup agar terbentuk perilaku manusia yang berbudaya lingkungan hidup.

Sebagaimana tindak lanjut dari kesepakatan yang dijelaskan di atas, maka penanaman nilai-nilai lingkungan hidup sudah diintegrasikan kepada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di dalam pendidikan formal. Akan tetapi, pada prosesnya pembelajaran Pendidikan Kewaragnegaraan hanya sebatas memberikan materi saja atau dengan kata lain pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum sampai pada pengamalan nilai-nilai dalam melestarikan lingkungan hidup (Syahri, 2013, hlm. 6). Alhasil peserta didik belum mampu berperilaku sebagaimana mestinya, walaupun mereka secara kognitif telah mengetahuinya. Hal ini menandakan bahwa belum adanya kesadaran lingkungan pada peserta didik sehingga mereka belum terlatih untuk melakukan kebajikan yang sesuai dengan pelestarian lingkungan hidup.

Untuk menumbuhkan dan menanamkan kesadaran lingkungan, maka dalam prosesnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan perlu diiringi dengan proses habituasi (pembiasaan) yang sesuai dengan pelestarian lingkungan hidup. Pentingnya proses habituasi terhadap nilai-nilai tersebut dilandasi dengan pemikiran Kilpatrick dalam (Megawangi, 2004, hlm. 113) menyatakan bahwa salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik; walaupun secara kognitif mengetahuinya, adalah tidak terlatih untuk melakukan kebajikan atau perbuatan yang bermoral (moral action). Pendapat ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles


(23)

5

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam (Megawangi, 2004, hlm. 113) bahwa karakter itu erat dengan kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan.

Perlunya habituasi (pembiasaan) dalam proses tersebut, supaya masyarakat terlatih untuk melakukan kebajikan atau perbuatan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup. Apabila warga negara sudah terlatih dengan habituasi (pembiasaan) tersebut harapannya terjadi transformasi perilaku yang relatif menetap dan otomatis. Nuwer dalam (Aswandi, 2010, hlm. 20) mengatakan bahwa:

Belajar berlangsung di wilayah sadar (cerebral cortex) di bagian luar, lama kelamaan dilakukan pengulangan akan menjadi sebuah pola pikiran atau perilaku yang baru, kegiatan tersebut berpindah ke wilayah otak bawah sadar (basal ganglia) yang bersifat otomatis. Semakin sering diulang, maka semakin otomatis dan tidak disadari tindakan itu, kebiasaan tersebut segera berubah dan lama kelamaan diperkuat. Melakukan dan memikirkan sesuatu yang berulang-ulang, otak menyesuaikan diri dengan penciptaan jalur saraf yang lebih rapat dan efisien atau menjadi sebuah jalur neurologis bebas hambatan di otak.

Di sisi lain, Pemerintah Kota Bandung merespon cepat permasalahan lingkungan yang terjadi di daerahnya. Melalui instruksi walikota, dalam hal ini Bapak Ridwan Kamil, pemerintah Kota Bandung banyak mengeluarkan kebijakan atau program yang berwawasan lingkungan. Salah satu program berwawasan lingkungan yang dibuat untuk membangun kebiasaan (habit) masyarakat Kota Bandung terhadap pelestarian lingkungan hidup adalah aksi

“Gerakan Pungut Sampah (GPS)”. Gerakan Pungut Sampah (GPS) adalah suatu aksi yang memberikan keteladanan, memberikan motivasi kepada masyarakat/orang lain untuk menciptakan lingkungan yang bebas sampah, membentuk masyarakat agar menjaga lingkungan bebas sampah dan menempatkan sampah sesuai dengan kategorinya pada tempat yang diperuntukkannya. Gerakan ini juga dilakukan untuk menjaga dan menegakkan perda K3 Kota Bandung (BPLH Kota Bandung).

Gerakan Pungut sampah merupakan program untuk mengubah kultur masyarakat untuk lebih mencintai Kota Bandung. Perubahan kultur dari yang biasanya cuek, biasanya buang sampah sembarangan, kultur yang biasa pasif menjadi aktif untuk mencintai kebersihan. Gerakan Pungut Sampah adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kota Bandung supaya masyarakat


(24)

membiasakan diri untuk menjaga kebersihan di lingkungannya dengan cara menyediakan waktu 10 hingga 30 menit untuk memungut sampah di lingkungan sekitar. Gerakan ini secara formal dilakukan setiap hari senin, rabu

dan jum’at (Kompas, 23 Juni 2014).

Dalam pelaksanaan berbagai macam program berwawasan lingkungan, pemerintah Kota Bandung melakukan kolaborasi dengan sekolah dan berbagai elemen masyarakat. Disamping itu, pendekatan persuasif juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan menggunakan baliho, poster, billboard, dan media sosial seperti facebook, twitter dan instagram mengenai kampanye pengelolaan lingkungan hidup. Berbagai cara di atas merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk menggugah kesadaran lingkungan pada masyarakat agar lebih peka dan mau berbuat aksi nyata sehingga nantinya tumbuh budaya dan kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul tesis tesis ini dengan judul “Pengaruh Habituasi, Media Sosial dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa SMA (Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: Sejauh manakah proses habituasi, pemanfaatan media sosial dan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan Hidup berpengaruh terhadap kesadaran lingkungan siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh proses habituasi terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?


(25)

7

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah pengaruh proses habituasi terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

3. Bagaimanakah pengaruh media sosial terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

4. Bagaimanakah pengaruh media sosial terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

5. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

6. Bagaimanakah pengaruh proses habituasi dan media sosial terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

7. Bagaimanakah pengaruh proses habituasi, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses habituasi tentang kesadaran lingkungan di kelaurga dan sekolah, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan Hidup serta pengaruhnya terhadap kesadaran lingkungan siswa SMA Negeri di Kota Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh proses habituasi terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

2. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh proses habituasi terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh media sosial terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung


(26)

4. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

6. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh proses habituasi dan media sosial terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

7. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh proses habituasi, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung

1.4 Manfaat/ Signifikansi Penelitian a. Segi Teori

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian terhadap pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga memperkuat landasan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan terutama dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan pada siswa SMA.

b. Segi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih berupa deskripsi mengenai proses-proses yang mempengaruhi dalam membangun kesadaran lingkungan pada siswa sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup (PLH) antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup demi mewujudkan perilaku dan berbudaya lingkungan hidup

Dalam kesepakatan bersama ini meliputi pengembangan pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan nama “Education Sustainable for Development” sebagai salah satu pola untuk mengikuti kesepakatan internasional di dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di seluruh dunia, hal ini adalah untuk


(27)

9

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan revitalisasi di dalam perubahan karakter pendidikan yang selama ini di lakukan di berbagai lembaga pendidikan untuk memasukkan aspek lingkungan hidup agar terbentuk perilaku manusia yang berbudaya lingkungan hidup.

c. Segi Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang diberikan berikut ini:

1) Terutama guru mata pelajaran PKn: Agar mampu menelaah secara praktis perlunya pengaruh proses habituasi di lingkungan keluarga dan sekolah, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kesadaran lingkungan siswa

2) Guru pada umumnya: Memberikan motivasi untuk selalu melaksanakan proses habituasi di lingkungan keluarga dan sekolah disertai dengan pembelajaran yang baik dan memanfaatkan keberadaan media sosial sehingga berperilaku menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan sekolah

d. Segi Isu dan Aksi Sosial

Secara isu dan aksi sosial penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang diberikan berikut ini:

1) Masyarakat pada umumnya: Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya proses habituasi di lingkungan keluarga dan memanfaatkan keberadaan media sosial dalam melakukan perbuatan baik sehingga dapat berperilaku menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan sekolah

2) Institusi Pemerintah: penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat mempertegas pentingnya proses habituasi sekaligus memanfaatkan keberadaan media sosial dalam membentuk keteladanan dari pejabat pemerintah yang dapat menjadi contoh berperilaku menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.


(28)

3) Pemerhati Pendidikan: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengkajian yang lebih komprehensif tentang kesadaran lingkungan sehingga terwujud lingkungan yang berish, sehat dan indah.

1.5 Struktur Organisasi Tesis a. Bab I (Pendahuluan) 1) Latar Belakang Penelitian

Adalah bagian yang memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Di dalamnya penulis memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi dewasa ini. Selain itu juga terdapat pemosisian topik dan mampu menunjukkan adanya gap (kekosongan) yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik yang akan diteliti. Kemudian dalam bagian ini juga ditampilkan secara ringkas hasil penelusuran literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya mengenai topik yang akan diteliti lebih lanjut.

2) Rumusan Masalah Penelitian

Adalah bagian yang memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk pertanyaan penelitian yang disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan, namun tetap mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi pertanyaan. Dalam pertanyaan penelitian yang dibuat, penulis mengidentifikasi topik atau variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. 3) Tujuan Penelitian

Adalah bagian yang mengidentifikasi dengan jelas tujuan umum dan khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas cakupan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan hipotesis yang akan diujikan. Sementara untuk lebih rinci pengujian hipotesis terdapat pada bab III.


(29)

11

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adalah bagian yang memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/ signifikansi penelitian ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi: (1) manfaat /signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi penelitian), (2) manfaat/ signifikansi dari segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji dan memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji muncul dan betapa kritisnya masalah atau dampak yang ditimbulkannya), (3) manfaat/ signifikansi dari segi praktik (memberikan gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan alternatif sudut pandang atau solusi dalam memecahkan masalah spesifik tertentu), dan (4) manfaat/ signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan pengalaman hidup dengan memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi).

5) Struktur Organisasi Tesis

Adalah bagian yang memuat sistematika penulisan tesis dengan memberikan gambaran kandungan setiap bab, urutan penulisannya, serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka utuh tesis.

b. Bab II (Landasan Teoretis)

Adalah bagian yang memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian. Bagian ini peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memosisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/ pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis. Bagian ini juga menampilkan "mengapa dan bagaimana" teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya, misalnya saja asumsi penelitian yang dirumuskan.


(30)

c. Bab III (Metode Penelitian)

Adalah bagian prosedural yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan. Karena penulis melakukan survei dalam penelitian ini, maka pola paparan disesuaikan dengan pendekatan kuantitatif. Adapun pola pemaparannya adalah sebagai berikut:

1) Desain Penelitian

Adalah bagian ini yang menyampaikan secara eksplisit detil jenis desain spesifik yang digunakan dalam penelitian.

2) Partisipan

Adalah bagian yang menjelaskan partisipan yang terlibat dalam penelitian. Jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pertimbangan pemilihannya.

3) Populasi dan Sampel

Adalah pemilihan atau penentuan partisipan yang dilalui dengan cara penentuan sampel dari populasi. Peneliti juga memberikan paparan jelas tentang bagaimana sampel ditentukan.

4) Instrumen Penelitian

Adalah bagian yang menyampaikan secara rinci mengenai instrumen/ alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian, penjelasan secara rinci terkait jenis instrumen, sumber instrumen, pengecekan validitas dan realibilitasnya, serta teknis penggunaannya disampaikan pada bagian ini.

5) Prosedur Penelitian

Adalah bagian yang memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang dilakukan atau bagaiamana desain penelitian dioperasionalkan secara nyata.


(31)

13

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adalah bagian yang secara khusus menyampaikan jenis analisis statistik beserta jenis software khusus yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan software SPSS for Windows.

d. Bab IV (Temuan dan Pembahasan)

Adalah bagian yang menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

e. Bab V (Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi)

Adalah bagian yang berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat. (UPI, 2014, hlm 23-39)


(32)

Meidi Saputra, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian tentang pengaruh habituasi, media sosial dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kesadaran lingkungan siswa SMA ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.

Pengertian penelitian survey menurut Singarimbun dalam (Effendi & Tukiran, 2012, hlm. 3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.

3.2 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Sugiyono (2009, hlm. 61) mengemukakan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diambil sebagian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sementara itu Sukmadinata (2011, hlm. 250) mengatakan bahwa populasi merupakan kelompok besar dan menjadi lingkup penelitian. Pendapat tersebut didukung oleh Supranto (2009, hlm. 13) yang mengatakan bahwa populasi ialah kumpulan dari seluruh elemen yang sejenis tapi dapat dibedakan karena karakteristiknya.


(33)

67

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang berbeda karakteristik akan tetapi mempunyai persamaan sifat.

Menurut data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, Sekolah Menengah Atas Negeri pada tahun 2014 berjumlah 27 sekolah negeri. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung yang berjumlah 9352 siswa. Penentuan kelas XI menjadi sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti bahwa peserta didik kelas XI telah mampu memahami karakteristik dan beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya masing-masing.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan multistage random sampling. Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit sampel yang diinginkan.

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009) multistage random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap lebih dari satu kali untuk mendapatkan calon responden yang diinginkan dengan probabilitas yang sama.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa multistage random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang membagi populasi yang terlalu luas menjadi lebih sempit kemudian diambil sampel yang bersifat representatif.

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan membagi beberapa sekolah di Kota Bandung berdasarkan tingkat kategori sekolah. Pembagian tersebut menghasilkan sekolah kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah.


(34)

Hasil dari penyebaran angket/kuesioner yang telah dilakukan menghasilkan sampel yang terdiri atas siswa-siswi SMA Negeri 2 Kota Bandung mewakili sekolah kategori tinggi, SMA Negeri 6 Kota Bandung mewakili sekolah kategori sedang, dan SMA Negeri 15 Kota Bandung mewakili sekolah kategori rendah. Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik multistage cluster random sampling. Berdasarkan perhitungan multistage diperoleh sampel untuk SMA Negeri 2 Kota Bandung sebanyak 34 sampel, SMA Negeri 6 Kota Bandung sebanyak 34 sampel dan SMA Negeri 15 sebanyak 31 sampel. Adapun data perhitungan terlampir pada lampiran.

Jumlah sampel yang diambil dari ketiga SMA Negeri di Kota Bandung tersebut sebanyak 98 peserta didik (responden), yang kemudian akan diambil datanya menggunakan angket. Responden yang terdiri dari 98 peserta didik tersebut merupakan representasi dari populasi yang diteliti.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas.

1. Habituasi (X1)

Habituasi adalah proses menciptakan aneka situasi dan kondisi (persisten-life situation) yang berisi aneka ragam penguatan (reinforcement) yang memungkinkan, peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumah, di lingkungan masyarakatnya, membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadikan perangkat nilai yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi melalui proses olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa itu sebagai karakter atau watak (Budimansyah, 2010, hlm. 63).

2. Media Sosial (X2)

Menurut Kaplan dan Haenlein (2010, hlm. 61), media sosial adalah kumpulan aplikasi berbasis internet yang dibuat berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari web 2.0 dan memungkinkan terbentuknya kreasi, partisipasi dan kolaborasi antar pengguna internet.


(35)

69

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Djahiri (2006, hlm. 2) menyatakan bahwa proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses kegiatan belajar siswa yang direkayasa oleh seluruh komponen belajar yang meliputi guru, materi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran.

4. Kesadaran Lingkungan (Y)

Kemudian Neolaka (2008, hlm. 41) juga mengemukakan bahwa kesadaran lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada prilaku dan tindakan masing-masing individu.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian ini merupakan instrumen yang diadaptasi dari penelitian terdahulu, karya Edi Sudrajat, mahasiswa SPs UPI (2011). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang habituasi, media sosial, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan kesadaran lingkungan. Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah Skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Untuk penggunaannya, skala SSHA telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan 5 (lima) option; (1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang (4) jarang, (5) tidak pernah. Jawaban yang tepat memperoleh bobot nilai lima (5), dan seterusnya memperoleh bobot nilai 4, 3, 2, dan 1. Penggunaan skala SSHA ini tidak menuntut responden untuk menjawab soal dengan benar berdasarkan pengetahuannya, tetapi bagaimana responden melakukan kebiasaan-kebiasaan aktivitas sehari-hari.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh habituasi,

media sosial, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan kesadaran lingkungan.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu siswa-siswi SMA Negeri Se-Kota Bandung yang berwawasan lingkungan


(36)

4) Memperbanyak angket. 5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Adapun kisi-kisi untuk instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan Alat Ukur

Habituasi (X1) Habituasi di

rumah, di sekolah dan di masyarakat Pelaksanaan habituasi rutin, spontan, teladan dan program 1.Menempatkan sampah di lingkungan rumah secara rutin 2.Menempatkan

barang-barang bekas ke tempat yang aman 3.Membuang

sampah pada tempat yang telah disediakan 4.Memlihara

tanaman di sekitar rumah misalnya penyiraman dan pemupukan 5.Melaksanakan

penghijauan di sekitar rumah 6.Mengerjakan piket

secara rutin sebab kebersihan kelas merupakan tanggung jawab warga kelas 7.Membersihkan

halaman kelas secara rutin sebab tidak terpisahkan dari kebersihan kelas

8.Menempatkan sampah kelas di tong sampah 9.Membuang

sampah dari tong sampah kelas ke tempat

pembuangan akhir sekolah adalah tugas penjaga sekolah

Angket Skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes dari Brown dan Holtzman. Pola skala terdiri dari atas lima opsi a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak Pernah Jawaban yang tepat diberi bobot lima, dan yang kurang tepat secara berurutan

mendapat bobot 4, 3, 2, 1.


(37)

71

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik untuk dijadikan kompos sedangkan sampah anorganik akan dibakar

11. Memisahkan sampah dari kelas tidak langsung dibuang, tapi dipisahkan. Yang memiliki nilai jual dikumpulkan dan selanjutnya dijual, hasil penjualan untuk uang kas kelas

12. Membuat kompos dari sampah buangan kelas untuk pupuk alami yang dapat dipakai untuk menyuburkan tanah kebun sekolah

13. Menyiram tanaman setiap hari

14. Pemeliharaan tanaman dilakukan sebelum proses belajar

berlangsung 15. Menyiram taman

sekolah dilakukan oleh petugas piket 16. Menjaga

kebersihan toilet dengan selalu menyiram sesaat setelah buang air kecil

17. Menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan ruang perpustakaan setelah selesai pengerjaan tugas 18. Kebersihan,

kerapian dan keindahan dalam laboratorium


(38)

merupakan tangggung jawab seluruh warga sekolah dan dilakukan setelah praktek

19. Kelas yang kotor tidak memberikan rasa nyaman dalam belajar, sebaiknya

melakukan operasi bersih terlebih dahulu

20. Membersihkan halaman teras kelas secara rutin ketika bertugas tiket

21. Kebersiha toilet perlu dijaga, apabila merasakan ada sesuatu yang harus dibersihkan, maka cepat dilakukan

tindakan untuk membersihkannya 22. Merapikan buku kembali dan membersihkan ruangan perpustakaan setelah selesai melaksanakan studi kepustakaan 23. Sampah bekas

melaksanakan praktikum mengganggu kenyamanan pemakai berikutnya. Sebaiknya

dilakukan opsih secara langsung setelah melakukan kegiatan

praktikum

24. Guru secara langsung

meemrintahkan operasi bersih dalam kelas sebelum pelajaran dimulai


(39)

73

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25. Guru memberikan contoh cara-cara melakukan kegiatan kebersihan, kerapian dan keindahan yang efektif dan efisien 26. Selalu

menempatkan sampah dalam kelas, membuat kelas menjadi lebih nyaman, tempat

pembuangan sampah kelas tersebut ,emjadi transit sebelum dibuang ke TPSS 27. Guru memberi

contoh pelaksanaan kegiatan kebersihan, kerapian da keindahan (K3) di toilet guru

28. Penempatan kembali posisi peralatan

laboratorium dan kebersihan ketika akan memakai kembali akan memudahkan pengguna laboratorium berikutnya 29. Guru bersama

para siswa melakukan tanam pohon dan merawat taman sekolah

30. Guru bersama para siswa melakukan operasi bersih dan merapikan perpustakaan setelah selesai mengerjakan tugas Media Sosial

(X2)

Motif Penggunaan 1.Motif informasi 31.Saya menggunakan

Angket Skala SSHA (Survey of


(40)

Media 2.Motif Identitas Pribadi 3.Motif

integrasi dan interaksi sosial 4.Motif

Hiburan

media sosial untuk mencari informasi

32.Saya

menggunakan media sosial untuk mencari bimbingan dalam belajar

33.Untuk

memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum saya memperolehnya dari media sosial 34.Media sosial saya

gunakan sebagai sarana untuk belajar

35.Media sosial sering

membentuk saya dalam bersikap 36.Saya

menggunakan media sosial sebagai sarana pemahaman tentang diri sendiri

37.Pengetahuan tentang keadaan orang lain biasanya saya peroleh dari media sosial 38.Adanya media

sosial lebih menumbuhkan rasa memiliki terhadap orang lain

39.Saya

menggunakan media sosial untuk

menemukan bahan percakapan 40.Dalam interaksi sosial saya menggunakan media sosial 41.Melalui media

sosial saya memperoleh banyak teman

Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pola skala terdiri dari atas lima opsi

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak Pernah Jawaban yang tepat diberi bobot lima, dan yang kurang tepat secara berurutan

mendapat bobot 4, 3, 2, 1.


(41)

75

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42.Saya sering berbaur dengan masyarakataya karena media sosial

43.Dengan menggunakan media sosial memungkinkan diri untuk menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat 44.Dengan

menggunakan media sosial memungkinkan diri untuk menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat 45.Untuk

melepaskan diri dari

permasalahan saya

menggunakan media sosial 46.Saya mengisi

waktu dengan menggunakan media sosial 47.Karena

teman-teman banyak menggunakan media sosial, saya menggunakan media sosial 48.Saya

menggunakan media sosial karena mudah dalam

penggunaannya 49.Keterbukaan

dalam

berkomunikasi adalah salah satu alasan saya menggunakan media sosial 50.Media sosial

membuat saya mudah dalam


(42)

mencari teman baru

51.Teman lama saya mudah ditemukan karena media sosial

52.Tren yang sedang

booming saat ini

saya ketahui lewat media sosial

53.Fiturnya beragam dan menarik membuat saya mau

menggunakan media sosial 54.Keamanan dan

privasi saya terjaga setelah menggunakan media sosial 55.Rasa ingin

berbagi terhadap orang lain sering muncul saat menggunakan media sosial Pembelajaran

PKn

Pembelajaran PKn yang terintegrasi dengan PLH

Materi, Metode, media, sumber belajar, dan evaluasi yang terintegrasi dengan PLH

56.Materi pembelajaran

PKn ada

hubungannya dengan PLH dan dikaitkan dengan pelajaran

sebelumnya 57.Materi yang

dipelajari

dikaitkan dengan pengalaman kehidupan siswa, contoh: membuang sampah sembarangan akan menimbulkan berbagai macam penyakit

58.Materi yang dipelajari

dikaitkan dengan hal-hal yang ada di lingkungan keluarga,

contohnya:

Angket Skala SSHA (Survey of

Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pola skala terdiri dari atas lima opsi

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak Pernah Jawaban yang tepat diberi bobot lima, dan yang kurang tepat secara berurutan

mendapat bobot 4, 3, 2, 1.


(43)

77

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembagian tugas dalam

memelihara kebersihan rumah 59.Materi

pembelajaran terdapat contoh persoalan yang sesuai dengan kehidupan siswa, contohnya: pelaksanaan norma kebiasaan dan pelanggaran norma kebiasaan di dalam kelas 60.Siswa diberi

tugas untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai

lingkungan kehidupan tentang dampak pembuangan sampah sembarangan 61.Materi yang

dipelajari menghadirkan informasi terbaru tentang masalah lingkungan yang sebelumnya belum diketahui, contohnya:

Global Warming

62.Materi yang dipelajari

dikaitkan dengan isu-isu

lingkungan di media cetak, media elektronik dan media sosial 63.Materi

pembelajaran bersifat aktual dan sesuai dengan perkembangan permasalahan lingkungan hidup, contohnya: dampak pembuangan


(44)

limbah pabrik ke sungai

64.Metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan isu lingkungan, contohnya: gambar-gambar pencemaran sungai

65.Metode yang diterapkan berkaitan dengan masalah

lingkungan dan sesuai dengan materi

pemeblajaran, contohnya: mengklarifikasi suatu kejadian 66.Metode yang

diterapkan menuntut siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam menanggapi isu lingkungan, contohnya: bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar kelas 67.Metode yang

digunakan dapat melatih

kemampuan untuk melakukan langkah-langkah metode ilmiah yaitu

merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data hasil penelitian

68.Metode yang digunakan mendorong siswa untuk berpikir kritis terhadap


(45)

79

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permaslaahan yang ada di lingkungan, contohnya: mencari solusi tentang

pemanfaatan sampah organik 69.Metode yang

digunakan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi untuk memecahkan masalah yanga da di dalam lingkungannya, contohnya: memecahkan waktu yang tepat dalam menjaga kebersihan kelas 70.Metode yang

digunakan mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan sekolah, contohnya: mengikutsertakan siswa dalam membersihkan lingkungan sekolah

71.Metode yang digunakan memotivasi siswa untuk

mempraktekkan apa yang telah dipelajari di kelas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, contohnya: dalam menjaga

kebersihan di lingkungan sekitar rumah 72.Media yang

disajikan sesuai dengan materi pembelajaran dan


(46)

diangkat dari contoh

kehidupan, contohnya: gamabr pencemaran sungai

73.Media yang digunakan sangat mendukung terhadap kesadaran lingkungan hidup contoh kasus sedimentasi sungai

74.Media yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar,

contohnya: gambar pembakaran sampah dan pembuatan kompos 75.Dalam

pembelajaran gruu

menggunakan jenis media visual, audio, audio visual 76.Sumber

pembelajaran dari isu-isu

lingkungan, contohnya: gambar-gambar yang memuat kerusakan ekosistem sungai 77.Siswa diberi

tugas utnuk mengumpulkan informasi secara langsung dari sumber belajar, contohnya: kliping, majalah, buku tentang permasalahan lingkungan, pencemaran air, dll


(47)

81

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran diambil dari lingkungan sekitar, contohnya: deskripsi siklus perkembangan nyamuk 79.Pembelajaran

PKn yang terinetgrasi menggunakan sumber belajar yang telah dirancang oleh guru, contohnya: buku teks, hand out, dan sebagainya tentang masalah lingkungan dan cara

penanggulangann ya

80.Guru

melaksanakan penilaian dalam proses kebersihan lingkungan 81.Guru

melaksnakan penilaian hasil belajar yang terkait dnegan pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap kebersihan kelas 82.Penilaian PKn

terintegrasi dengan PLH dilakukan dalam bentuk unjuk kerja, contohnya: penilaian praktek, simulasi bermain peran, diskusi, debat, dan presentasi tentang pemanfaatan sampah sekolah 83.Penilaian PKn

yang terintegrasi dengan PLH dilakukan dalam


(48)

bentuk penilaian sikap, perilaku, terhadap

lingkungan sekolah

84.Penilain PKn yang terintegrasi denga PLH dilakukan dalam bentuk penilaian produk (hasil, karya) misalnya menyediakan pot bunga, dan menananm bunga 85.Penilaian PKn

yang terintegrasi dengan PLH dilakukan dalam bentuk penilaian proyek,

contohnya: tugas penelitian tentang permasalahan sampah di sekitar sekolah Kesadaran Lingkungan (Y) Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik PLH 1. Berkaitan dengan pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir 2. Berkaitan dengan minat, perhatian, sikap, penghargaa penghargaan

, dan

pertimbanga n nilai-nilai. 3. Kemampuan alat indra dalam menangkap fakta, gejala, dan masalah lingkungan.

86.Peduli terhadap lingkungan dan diwujudkan dalam perilaku secara berulang-ulang disadari atau tidak akan membentuk manusia yang berbudaya lingkungan perbuatan ini dilakukan rumah, sekolah dan dimana kita berada

87.Sampah yang tidak dikelola akan

menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit

88.Berpartisipasi dalam kegaitan Keindahan, Kerapian dan Kebersihan (K3) di sekolah 89.Menciptakan

Angket Skala SSHA (Survey of

Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pola skala terdiri dari atas lima opsi

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak Pernah Jawaban yang tepat diberi bobot lima, dan yang kurang tepat secara berurutan

mendapat bobot 4, 3, 2, 1.


(49)

83

Meidi Saputra, 2015

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suasan nyaman dalam belajar 90.Turut serta dalam

pengelolaan sampah di sekolah secara bergotong royong 91.Melakukan

pengelolaan sampah di sekolah dengan cara

membakarnya 92.Menaati dan

melaksanakan selalu ikrar hidup bersih dan sehat di rumah, di sekolah, dan dimanapun kita berada

93.Pengelolaan keindahan, kerapian dan kebersihan (k3) di dalam kelas dan di lingkungan melibatkan seluruh siswa 94.Menjaga dan

memelihara kebersihan lingkungan dilakukan bersama-sama 95.Kegiatan operasi

bersih yang dicanangkan pemerintah daerah

merupakan salah satu upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan dan mendapat

dukungan dari siswa

96.Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dilakukan secara rutin

97.Hidup bersih dan sehat


(50)

memberikan harapan hidup lebih panjang 98.Apabila pada saat

belajar kelas dalam keadaan kotor maka anda secara bersama-sama melakukan operasi semut 99.Meskipun anda

bukan petugas piket dan meenemukan sampah, segera memungut dan membuangnya ke tempat sampah 100.Pencemaran dan

perusakan lingkungan sekolah dapat diakibatkan oelh perilaku siswa yang membuang sampah

sembarangan 101.Melakukan

kegiatan kebersihan, kerapian dan keindahan apabila melihat sampah 102.Melaksanakan

kegiatan kebersihan, kerapian dan keindahan dilakukan dengan penuh kesadaran 103.Sampah akan

menjadi sahabat yang

menguntungkan apabila dikelola dengan baik dan benar sebab diantara sampah tersebut dapat didaur ulang 104.Melaksanakan

kegiatan kebersihan, kerapian dan keindahan secara terus menerus dan


(1)

Kaplan and Haenlein. (2009). Users of The World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media. Kelley School of Business, Indiana University.

Keraf, AS. (2006). Etika Lingkungan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup sampel dengan LISREL. Bandung: Alfabeta.

Lee, M dan Carla J. (2007). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lickona, T. (2012). Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk karakter (Bagaimana Sekolah dapat Mengajarkan Sikap Hormat dan Tanggung Jawab). Terjemahan (Juma Abdu Wamaungo) Jakarta: PT Bumi Aksara

Littlejohn, S.W. dan Foss A. K. (2009). Encyclopedia of Communication Theory, California: SAGE Publications

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Megawangi, R. (2004), Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Membangun

Bangsa. Jakarta: BP Migas

Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Morissan. (2010). Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia Muchtar, SA. (2001). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Bandung:

Gelar Pustaka Mandiri.

Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Indeks: hlm 51, 69

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.


(2)

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Puntoadi, D. (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Rakhmat, J. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rianse, U. (2008). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2008). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rohmana, Y. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sapriya dan Winataputra. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran, Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI

Severin, W.J. & Tankard, J.W. (2008). Teori komunikasi, sejarah metode, dan terapan di dalam media massa. Jakarta: Prenada Media

Soemantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, S. N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sumaatmadja. (1979). Pengantar ke Arah Lingkungan Hidup. Bandung: IKIP

Bandung

Supranto. (2009). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Bandung: Rineka Cipta.

Tharom, T, dkk. (2004). Mengenal Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Tim Dosen PLH UNNES. (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Universitas Negeri Semarang


(3)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Tubbs, SL. (2000). Human Communication. Bandung: Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

West, R dan Lyn, T. (2009). Pengantar Teori Komunikasi “Analisis dan Aplikasi”. Jakarta: Salemba Humanika

Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: EKONISIA FE UII.

Winataputra, US. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan, Instrumen, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press.

Winataputra, dan Budimansyah, (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Prodi PKn SPs UPI.

Wiranata, I. (2001). Antropologi Budaya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Zamroni. (2007). Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi. Jakarta: PSAP Muhammadiyah

Skripsi, Tesis dan Disertasi:

Paladewa, DA. (2013). Motif Penggunaan dan Interaksi Sosial di Twitter (Studi Deskriptif Kualitatif pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Permana, I. (2010). “Pengaruh Penggunaan Model Project Citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa (Studi Eksperimen Kuasi di SMPN 2 Manggar, Belitung Timur”. Tesis, SPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Sapriya. (2007). Persfektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter menurut para Ahli. Disertasi SPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Sudin, S. (2013). Analisis Pemanfaatan Facebook sebagai Ruang Publik. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP UNHAS


(4)

Sudrajat, E. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Habituasi terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa SMP”. Tesis, SPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Sumaryana, T. (2002) Pengaruh Pelaksanaan Program pendidikan Lingkungan Hidup terhadap Kesadaran siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan. Skripsi FPIPS UPI: Tidak Diterbitkan.

Syahri, M. (2013). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan Berbasis “Green Moral”. Disertasi, SPs UPI: Tidak Diterbitkan

Winataputra, U.S. (2001). Jati Diri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi. Disertasi SPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Jurnal, Laporan Penelitian, Makalah, Dokumen, Presentasi dan Undang-Undang

Astawa, IBM. (2004). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Implementasi dan Permasalahannya dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja No. 1 TH. XXXVII Januari 2004

Aswandi. (2010). Membangun Bangsa Melalui Pendidikan Berbasis Karakter, dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Publikasi Ilmiah Pendidikan Umum dan Nilai, Vol. 2. No 2 Juli 2010

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Budimansyah, D. (2008). Revitalisasi Pembelajaran PKn melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan Project Citizen. Jurnal Acta Civicus, Vol 1 No. 2. Departemen Pendidikan Nasional. (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang

Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD

Darmawan, B, dkk. (2010). “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Peran Serta dengan Kesadaran Lingkungan Hidup serta Kesanggupan Membayar Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai di Kota Pekanbaru”. Journal of Environmental Science. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau


(5)

Habibullah. (2013) Pemanfaatan media sosial untuk usaha kesejahteraan sosial. Informasi, Volume 18, No 1, Tahun 2013. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Kementerian Sosial Republik Indonesia

Hanafi, A. (2009) Media sosial sebagai penunjang proses perkuliahan. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jenderal Achmad Yani.

Jamanti, R. (2014). “Pengaruh Berita Banjir di Koran Kaltim terhadap Kesadaran Lingkungan Masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda”. eJournal Ilmu Komunikasi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Juditha, C. (2011) Hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap perilaku remaja di Kota Makassar. Jurnal Penelitian IPTEKKOM Volume 13, No. 1, Juni 2011. Makassar: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, tentang Standar Isi

Prasetyo, AW. (2013). Perlunya Kesadaran Lingkungan terhadap Diri Manusia. Semarang: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Prisgunanto, 1. (2012) Pengaruh Tingkat Kepercayaan Berkomunikasi di Jejaring Sosial Internet (Social Media) Terhadap Perilaku Beli Mahasiswa (Survei Asosiatif Netter Kaskus Mahasiwa Jurusan Teknologi Informasi di beberapa Kampus di Jakarta). Juni 2012 Volume 4, No 1, Tahun 2012. Jakarta: Universitas Multimedia Nusantara

Setyani, NI. (2013). Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas. Jurnal Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Siswanto, T. (2013) Optimalisasi sosial media sebagai media pemasaran usaha kecil menengah. Jurnal Liquidity Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013, hlm. 80-86. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Sudibyo, RS. (2008). Konsep EfSD di Indonesia. Bahan Presentasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.


(6)

UU No. 23 tahun 1997

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Watie, EDS. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. The Messenger, Volume III, No 1, Edisi Juli 2011. Semarang: Universitas Semarang

Yustina. (2006). Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap dan Minat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah Dasar di Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenisis Vol. 2 (2)

Internet:

Gyallay, Peter. (2004). Environment: PAP-ETAP Reference Guide Book, Chapter 13. (http//www.un.org.kh/fae/pdfs/ section4/chapterxxx3/33.pdf).

Harun. (2009). Peningkatan Kesadaran Lingkungan Hidup (Online). Diakses dari http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&jd=peningkatan+Kesad aran+Lingkungan+Hidup&dn=20090409154317

http://bplh.bandung.go.id/v2/gerakan-pungut-sampah/

http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pengguna+ Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker

http://news.detik.com/bandung/read/2014/02/05/172837/2488356/486/ini-inna-savova-wn-bulgaria-yang-sebut-bandung-the-city-of-pigs

http://regional.kompas.com/read/2014/06/23/1114368/Ridwan.Kamil.Bikin.Gerak an.Pungut.Sampah.Senin.Rabu.Jumat.

Lisa, W. (2015). Materi Teori Stimulus Respon. Tersedia di (http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26399/Materi%25252B04 %25252B-%25252BTeoriStimulusRespon.pdf.)

Rabbani, S. (2012). Psikologi Kepribadian. Tersedia di (sofia_rabbani-fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50284-kuliah


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP DENGAN KESADARAN LINGKUNGAN PADA SISWA SMA SE KOTA SIBOLGA.

1 4 27

PENGARUH PEMBELAJARAN, HABITUASI, DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION SISWA DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDAR LAMPUNG.

0 3 16

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan se-Kota Bandung.

0 0 48

PENGARUH HASIL PEMBELAJARAN IPS TERHADAP NILAI DAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL : Survei Pada Pesertadidik SMP Negeri di Kota Bandung.

5 18 49

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN MODAL SOSIAL :Survey pada Siswa Kelas X SMA Negeri di Kota Bandung.

0 0 85

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HABITUASI TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP SISWA SMP.

1 2 49

PENGARUH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PENGEMBANGAN KECAKAPAN PARTISIPATORIS PEMILIH PEMULA :Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri di Kota Bandung.

0 3 81

PENGARUH HABITUASI, MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA : Studi Survei pada SMA Negeri Se-Kota Bandung - repository UPI T PKN 1302426 Title

0 0 5

SURVEI PENERAPAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN JASMANI DALAM INTERAKSI SOSIAL DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKALONGAN -

0 0 83

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN KONSTITUSI SISWA (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Siswa SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga)

0 0 13