PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1

LUBUK PAKAM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi

Teknologi Pendidikan

Oleh :

ELFRIDA LUBIS

NIM. 8116122004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i ABSTRACT

Elfrida Lubis.The effect of Instructional strategy and thinking Style toward the Mathematics students’ Result in SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Thesis.Educational Technology Study Program, postgraduate School, State University of Medan, 2013.

The objectives of this study are to investigate the result differences of Mathematics learning between those students which are taught by using STAD of cooperatif instructional strategy and those students which are taught by using expository instructional strategy, on the other hand this study is also want to know the Mathematics learning result differences between those students with their abstract sequential thinking style, and those students with their concrete sequential thinking style, and finally to know whether there are any significantly interaction between instructional strategy and thinking style toward the Mathematics learning students’ result.

The whole second year students of SMK Negeri 1 Lubuk Pakam in the even semester of 2012/2013 academic years were taken as the population of this study, while the sample of this study were taken two classes through applying a clustering random sampling. The method used in this research was quasi experiment with 2 x 2 factorial design; the data were analyzed by means of statistical analysis by appling 2 x 2 ANOVA. The sudents’ thingking style were measured by using a standard test which was design by Tellier, while the result Mathematics tes were measured by using 33 items of objective test and the reliability was 0.898 (by using KR-20 formula).

The result of the hypothesis testing showed that students, which were thaught by using STAD of cooperatif instructional strategy, were higher than students, which were taught by using expository instructional strategy. This is proved by the Fobserved = 13.68 > Ftabel = 4.06 (α = 0.05). The student’ Mathematics learning results with their abstract sequential thinking style were higher than student’ Mathematics learning results with their concrete sequential thinking style. This is proved by the Fobserved= 20.19> Ftabel= 4.06 (α = 0.05), and there is an interaction between instructional strategy and thinking style towards the students’ Mathematics learning result. This is proved by the Fobserved= 20.19 > Ftabel = 4.06 (α = 0.05). Another test, which is used, by Scheffe test showed that student which were used STAD of cooperatif instructional strategy got a higher learning result than students which were used by using expository instructional strategy. Furthermore students with their abstract sequential thinking style got a higher learning result if they were taught by using STAD of cooperatif instructional strategy than they were taught by using expository instructional strategy.


(5)

ii ABSTRAK

Elfrida Lubis. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar matematika SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, mengetahui perbedaan hasil belajar matematika amtara siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dan siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret, mengetahui apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar matematika.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMK Negeri 1Lubuk Pakam, sedangkan sampel diambil sebanyak 2 kelas secara cluster random sampling. Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Metoda penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Gaya berpikir siswa diukur dengan menggunakan tes baku yang dirancang oleh Tellier. Tes hasil belajar matematika menggunakan tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 33 butir soal dan memiliki reliabilitas 0.868 menggunakan rumus KR-20.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD memiliki hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung= 13.68 > Ftabel = 4.06 pada taraf signifikan α = 0.05. Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memiliki hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 20.19> Ftabel = 4.06 pada taraf signifikan α = 0.05, dan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung= 10.12 > Ftabel = 4.06 pada taraf signifikan α = 0.05, dengan dk (1:44). Uji lanjut menggunakan uji Scheffe yang membuktikan bahwa siswa yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar matematika lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dibanding dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil

Belajar Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam” untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Megister Pendidikan pada program studi Teknologi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai Dosen Penguji. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan dan Bapak Prof. Dr. Muin Sibuea, M.Pd Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Bapak Dr. Mursid, M.Pd sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

iv

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu, pengetahuan dan kematangan berpikir.

4. Ibu Hj. Sa’adah Lubis, S.Pd, M.Ap, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Bapak Drs. Kiniken Sembiring, M.Pd, Kepala SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Senny, S.Pd dan Ibu Desi, S.Pd sebagai guru mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. 5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan terutama

Angkatan XX Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan bantuan moral dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan tesis ini.

6. Sebening hati yang suci penulis mempersembahkan ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan setulusnya kepada Ibunda tercinta Dorti Siahaan atas segala didikan, pengorbanan, doa yang tulus ikhlas serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

7. Rasa kasih sayang, perhatian dan motivasi yang senantiasa mengalir dari suami tercinta Romula Hutagalung dan keceriaan buah hati tersayang David, Andreas dan Rahel, semoga kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama.

8. Kuucapkan rasa terima kasihku buat perhatian dan bantuan dari adikku Henni dan Mariani yang berjerih-lelah membantuku sehingga tesis ini selesai.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian pembuatan tesis ini. Kiranya seluruh


(8)

v

perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi kebajikan dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui tesis ini masih jauh dari sempurna. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca yang membutuhkannya.

LubukPakam, Pebruari 2013 Penulis,


(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belajar Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Perumusan Masalah... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A. Kajian Teoretis ... 14

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika... 14

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 20

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisioans) ..………. 28

b. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori………….. 33

3. Hakikat Gaya Berpikir ... 37

B. Penelitian Yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 43


(10)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

C. Metode Penelitian... 51

D. Desain Penelitian... 51

E. Definisi Operasi Variabel Penelitian... 52

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 53

G. Pengontrolan Perlakuan... 57

H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59

I. Uji Coba Instrumen Penelitian... 62

J. Hasil Uji Coba Instrumen ... 65

K. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67

B. Analisis Data ... 76

C. Pembahasan ... 85

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 94

A. Simpulan ... 94

B. Implikasi ... 94

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Perolehan Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Semester ... 5

2.1. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 32

2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok ... 32

2.3. Perbandingan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit... 41

3.1. Desain Penelitian Untuk Pengujian Hipotesis... 52

3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 60

3.3. Kisi-Kisi Tes Gaya Berpikir... 62

4.1. Perbandingan Data Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Siswa ... 67

4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68

4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2)... 69

4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1)... 70

4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71

4.6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (A1B1) ... 72

4.7. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73

4.8. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (A2B1) ... 74


(12)

ix

4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya

Berpikir Sekuensial Konkrit (A2B2) ... 75 4.10. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Strategi Pembelajaran... 76 4.11. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Gaya Berpikir Sekuensial

Siswa ... 76 4.12. Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Interaksi

Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Siswa... 77 4.13. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel A1dan A2dengan Uji F ... 77 4.14. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel B1dan B2dengan Uji F ... 78 4.15. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur... 79 4.16. Rangkuman Hasil Uji Scheffe... 81


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68

4.2. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2) ... 69

4.3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1) ... 70

4.4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71

4.5. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak (A1B1)... 72

4.6. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73

4.7. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial

Abstrak (A2B1) ... 74

4.8. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial

Konkrit (A2B2)... 75

4.9. Pola Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus……… 103

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

3. Tabel Analisis Butir Soal ... 173

4. Instrumen Penelitian Uji Coba ... 175

5. Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba ... 181

6. Instrumen Gaya Berpikir... 187

7. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Tes Matematika ... 190

8. Hasil Tes Gaya Berpikir Siswa ... 198

9. Tabel Perolehan Skor Hasil Belajar Matematika Dari Sampel Penelitian... 201

10. Deskripsi Data Penelitian... 203

11. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 205

12. Perhitungan Statistik Dasar ... 207

13. Perhitungan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 210

14. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 214

15. Pengujian Hipotesis ... 218


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan SDM, oleh karena itu pendidikan perlu mendapat upaya penanganan dan prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara meningkatkan mutu di sekolah, dengan adanya upaya peningkatan mutu pembelajaran tersebut secara langsung memberi kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan. Senada dengan hal ini, Reigeluth (1983:70) mengatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak dapat terjadí sebelum peningkatan mutu pembelajaran terlebih dahulu. Untuk itu harus ditingkatkan pengetahuan tentang cara merancang metode atau strategi pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efîsien dan memiliki daya tarik.

Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat rumit karena tidak sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, mereka berada di titik utama dalam setiap usaha perubahan pendidikan yang diarahkan pada perubahahan kualitatif. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan


(16)

2

menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru akan banyak berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan gaya berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya.

Secara umum hasil belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh kemampuan kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang telah ditentukan di dalam kurikulum. Dalam kognitif terjadi proses berpikir dan proses mengamati yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan memproduksi pengetahuan


(17)

3

(Monks dan Knoers, 1989 : 216). Dengan demikian struktur kognitif sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa mempunyai bentuk yang beraneka ragam.

Pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika.

Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui proses. Sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Bruner, 1960: 13 ). Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki.

Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar matematika berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa merupakan makluk psikologis (Hudojo, 1998:3), maka pembelajaraan matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal, ….mathematics as a human activity. Education should given students the “guided” opportunity to “reinvent” mathematics by doing it. Ini sesuai dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses


(18)

4

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (lampiran Permendiknas no 22 th 2006).

Menurut Andayani (2007:58) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pelajaran. Situasi dalam pembelajaran kooperatif ini menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama mata pelajaran matematika. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih banyak yang berada di bawah standar yang ditetapkan. Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam mengajarkan pelajaran matematika di sekolah.

Departemen Pendidikan Nasional (dalam Hartutik, 2003) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih mendominasi proses belajar mengajar dengan menerapkan metoda ceramah. Pada umumnya,guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi, kemudian pemberian contoh dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Pembelajaran seperti ini membuat siswa menerima pelajaran matematika


(19)

5

secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajari. Dengan kondisi yang seperti ini maka banyak waktu yang terbuang sia-sia, dan hasil belajar siswa sangat rendah, nilai rata-rata pertahunnya tidak mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 1.

Tabel 1. Perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester

NO MATA

PELAJARAN

TAHUN AJARAN

NILAI RATA-RATA

KKM

1 Matematika 2008/2009 68,50 75

2 Matematika 2009/2010 67,75 75

3 Matematika 2010/2011 70,21 75

4 Matematika 2011/2012 71,05 75

Sumber : Kantor TU SMK N.1 L.Pakam

Sesuai dengan uraian di atas maka salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar adalah penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk materi pelajaran yang akan disajikan, karena untuk situasi dan tujuan yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula. Oleh karena itu untuk menyajikan suatu pokok bahasan tertentu, seorang guru dituntut untuk memilih suatu strategi yang sesuai. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan


(20)

6

pembelajaran dalam kelompok yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Slavin (dalam Arends, 2004 : 228) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan performansi siswa dalam tugas akademis dan prestasi belajarnya. Karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa dengan kemampuan lebih tinggi akan menjadi tutor bagi siswa dengan kemampuan yang lebih rendah dan bekerjasama dalam mengerjakan tugas akademik. Efek pembelajaran kooperatif ini dapat diketahui melalui penilaian hasil belajar yang dapat menunjukkan sejauh mana suatu tujuan pembelajaran telah tercapai.

Dalam pembelajaran kooperatif ada tiga keunggulan, yaitu: 1.Prestasiak ademik .

Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa berkemampuan tinggi, mereka secara akademis akan mendapat keuntungan. Siswa dapat bertindak sebagai tutor yang memberi penjelasan kepada temannya. Agar dapat memberi penjelasan, siswa tersebut harus memahami materi lebih dalam dibanding sekedar kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal. Dengan bertindak sebagai tutor, kemampuan verbal matematika siswa juga akan meningkat (Suherman,2001:220).

2.Penerimaan terhadap keanekaragaman

Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima perbedaan yang ada diantara dirinya dan orang lain.


(21)

7

3.Pengembangan Keterampilan Sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di masyarakat.

Menurut Rusman (2011 : 213) ,strategi pembelajaran kooperatif mempunyai 6 type di dalamnya yaitu; (1)Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Group Investigation (Investigasi kelompok), (4) Make a Match (Membuat Pasangan), (5) Teams Games Tournaments (TGT) dan (6) Structural Approach. Kajian penelitian ini memfokuskan pada strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran ekspositori.

Student team-achievement divisions (STAD) adalah strategi pembelajaran kooperatif yang banyak diteliti oleh para pemerhati pendidikan dan paling mendapat respon dari siswa, jika dibandingkan dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Hal ini disebabkan tipe ini dalam pelaksanaanya paling sederhana sehingga siswa tidak terlalu terbebani aturan-aturan yang ditentukan.

. Strategi pembelajaran koperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD mengacu pada pembelajaran kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan menggunakan presentase verbal/teks. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan/ perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan melakukan diskusi. Oleh karena itu, untuk


(22)

8

mencapai tujuan kelompok setiap anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya yang dapat mendorong kelompok itu mencapai tujuannya, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat berdampak pada kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa.

Tujuan dari strategi pembelajaran tipe STAD yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas akademik secara tim melalui serangkaian kegiatan yang mempertimbangkan akan aspek penilaian terhadap skor tim maupun skor individu dalam menguasai materi yang telah dibahas siswa secara bersama dalam tim, dibawah pengawasan guru.

Adapun kelebihan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: (1) meningkatkan kecakapan individu, (2) meningkatkan kecakapan kelompok, (3) meningkatkan komitmen, (4) menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, (5) tidak bersifat kompetitif, dan (6) tidak memiliki rasa dendam.

Bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori yang biasa di lakukan selama ini, siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih gurunya dengan penuh mempelajari urutan yang diterapkan gurunya bahkan kurang sekali mendapat kesempatan mengemukakan pendapat, pembelajaran secara kooperatif tipe STAD membuka peluang dan kesempatan siswa mengembangkan diri sesuai kemampuannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping pemilihan strategi pembelajaran vang tepat, perolehan hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Seorang guru mampu mengenali karakteristik siswa akan dapat membantu terselenggaranya proses


(23)

9

pembelajaran sacara efektif yang memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Dick and Carey (2005), seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Pada penelitian ini karakteristik siswa yang dimaksudkan adalah tentang gaya berpikir. Gaya berpikir siswa berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Gaya berpikir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekuensial konkrit dan sekuensial abstrak. Dengan mengetahui gaya berpikir siswa, seorang guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam belajar Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia ratio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksprimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi , 1980 : 148).

Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global


(24)

10

(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Matematika terbentuk dari pengalaman. Sehubungan dengan itu dalam belajar Matematika diperlukan suatu gaya berpikir yang memiliki pola tepat yang dapat menggunakan konsep dalam menganalisis suatu informasi.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diperkirakan dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dalam materi Barisan dan Deret dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Di samping itu akan disesuaikan dengan gaya berpikir siswa sebagai variabel moderator.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perlakuan di dalam penelitian ini yang bisa mengupayakan beberapa kemungkinan yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : faktor apa saja yang mempengaruhi belajar siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Bagaimanakah belajar yang efektif? Apakah perbedaan strategi pembelajaran yang diberikan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa? Apa strategi pembelajaran


(25)

11

yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika? Bagaimanakah gaya berpikir siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Sejauh manakah gaya berpikir siswa mempengaruhi hasil belajarnya? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar Matematika? Apakah ada peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan serta analisa dalam pembelajaran matematika?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas terlihat begitu banyaknya masalah yang muncul dan dapat diteliti. Oleh karena itu dilakukan pembatasan masalah supaya penelitian ini lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembatasan masalah yaitu pada penggunaan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran ekspositori dan gaya berpikir siswa dibatasi pada gaya berpikir sekuensial konkrit dan gaya berpikir sekuensial abstrak dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika SMK kelas XI (sebelas) semester 4(empat) pada materi Barisan dan


(26)

12

Deret dibatasi pada aspek kognitif yang dapat diukur dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori ?

2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil belajar Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh masukan tentang efektifitas strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar Matematika siswa .


(27)

13

2. Pengaruh gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya berpikir sekuensial konkrit terhadap hasil belajar Matematika siswa.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil belajar Matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelilian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pelajaran matematika pada khususnya, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya dengan gaya berpikir siswa serta sebagai kerangka acuan metode penelitian tentang pembelajaran sejenis. Secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya pengaruh gaya berpikir yang berbeda terhadap hasil belajar matematika untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya berpikir yang dimiliki siswa.


(28)

95

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir sekuensial dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa memberi indikasi bahwa kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tepat jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret lebih tepat jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

B. Implikasi

Dari hasil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran kooperatif STAD ternyata lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMK dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.


(29)

96

Agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai secara oprimal, maka seorang guru dituntut untuk dapat mencari dan merancang suatu strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam mempelajari materi yang diajarkan dan dapat dengan mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengomptimal dan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan setrategi pembelajaran yang berpusat pada guru, tetapi diharapkan dapat menggunakan strategi pembelajaran yang dapat membantu dan melatih siswa untuk mampu memecahkan berbagai masalah termasuk masalah-masalah matematika yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu strategi yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna dan melatih siswa untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya adalah strategi pembelajaran kooperatif STAD. Melalui strategi pembelajaran kooperatif STAD diharapkan siswa tidak hanya menghafal dan mengingat fakta-fakta matematika, tetapi diupayakan untuk aktif dalam membahas dan memecahkan suatu masalah dalam suatu diskusi dengan tujuan siswa dapat memahami materi yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapi dilingkungannya.

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, guru juga harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa agar siswa benar-benar merasa nyaman dan termotivasi dalam belajar. Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu model pemikiran sebuah konsep yang logis, rasional, kritis, cermat dan efektif serta efisien. Sesuai dengan hal ini gaya berpikir siswa adalah merupakan indikator yang perlu diperhatikan agar hasil belajarnya lebih baik. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang digunakan.


(30)

97

Setiap siswa, pada dasarnya memiliki karakteristik maupun gaya berpikir yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang cenderung memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak dan ada pula siswa yang cenderung memiliki gaya berpikir sekuensial konkret. Siswa yang memiliki gaya berpikir abstrak cenderung lebih suka bekerja sendiri dan selalu ingin mengetahui sebab-sebab suatu persoalan. Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit cenderung pola pikirnya atas dasar realitas.

Hasil temuan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sesuai antara apa yang diharapkan dengan kenyaataan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, maka guru yang efektif dan profesional dituntut harus mampu mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan siswa termasuk gaya berpikir sekuensial mayoritas siswa yang ada di dalam kelas sebelum menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan sistem tes gaya berpikir sekuensial yang disebarkan kepada para siswa. Jika dalam satu kelas berdasarkan hasil tes diperoleh mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak maka sebaiknya guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya jika dalam satu kelas, mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkret maka guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.


(31)

98

Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan serta gaya berpikir sekuensial yang dimiliki mayoritas siswa dalam satu kelas, guru diharapkan dapat menentukan strategi pembelajaran mana yang efektif untuk digunakan agar pada prakteknya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien, yang pada akhirnya juga dapat memberikan dampak atau pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi dan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD dalam menyampaikan konsep-konsep matematika agar siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam lingkungan masyarakat serta menghapus mind set siswa bahwa pelajaran

matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami.

2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan maupun gaya berpikir sekuensial (abstrak atau konkret) yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes gaya berpikir sekuensial kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas dari hasil tes yang diberikan mayoritas siswa memiliki gaya berpikir


(32)

99

sekuensial abstrak maka sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkret sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran eskpositori.

3. Pengelola sekolah sudah selayaknya untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para guru matematika dalam penggunaan strategi pembelajaran dengan mengundang staf ahli strategi pembelajaran ke sekolah.

4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru, kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.


(33)

99

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A.H. 2009. Psikologi Umum, jakarta, Rineka Cipta.

Albrecht, dkk. 2003. Brain Power, Learn To Improve Your Thinking Skills : daya Pikir, Metode Peningkatan Potensi Berpikir, Semarang : Dahara Prize. Andayani, Sutrisni. 2007. STAD dalam matematika. Surabaya: FKIP Universitas

Muhammadiyah Metro.

Arends, Richard I. 2004. Learning to teach 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Strategi Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendìdikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom, Benyamin S, 1986, Taxonomy of Education Objective, New York:

Longman.

Bruner, Jerome. 1960, The Process of Education, London: Harvard University Press.

Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

DePorter dan Hernacki . 2011. Quantum Learning (penerjemah: Alwyah Abdurrahman), Bandung: Kaifa

Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Fourth edition, Harper Collins

Dimyanti dan Moedjiono, 1997. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta Freudenthal, H.1993. Mathematics as an Educational task, Freudenthal

Institution, Utrecht

Gage, N. L & David, C. Berliner. 1998. Educational psychology (sixth edition).New York: Houghton Miffin Company.

Gregore, A. 1982. An Adult’s Guide to Style, Gabriel System : Maynard Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo.


(34)

100

Gurning, L. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Swasta Teladan Medan: Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Hartutik, Sri. (2003). Strategi Belajar Matematika SD dengan Cara Kooperatif Multi Level. http://media.diknas.go.id/media/document/5214.pdf. [on line].Tanggal akses: 14 Nopember 2008

Hudojo, H.1998. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.

Ibrahim, M. 2000.Pengajaran berdasarkan Masalah, Surabaya : University press Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta.

Jacobsen, D. A. Eggen, P. and Kauchak, D. 2009. Metode-Metode Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo

Mahera. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X. SMA N 1 Madat Kabupaten Aceh Timur.Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Monks, FJ., Knoers, AMP., Siti Rahayu Haditono. 1989. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Mudhoffir. 1993. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. ke-7,Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Andi.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004 Pertanyaan dan jawaban, Jakarta: Grasindo. Ong Eng Tek, 1999. The effect of Cooperatif Learning on The Mathematics

Achievement of form 4 Students in A Malaysian Secondary School, Journal of Science and Mathematics Educatins in South East Asia Vol. XXI No.2 Patmonodewo, S., Dkk. (2001), Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta :


(35)

101

Reigeluth, C, M. 1983. Instructional Design Theories and Models; an overview of Their Curred Status, London: Laurence Erlbaums Associaties.

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG,Bandung : Tarsito.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sagala. S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2009. Strategì Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R.E.1995. Cooperatif Learning: Theory, Research and Practice (2rd) Boston: Allyn and Bacon Publiser.

Soedjadi, R. 1995. Kiat Pendidikan matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini menuju harapan masa depan), Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas Sudjana. 1992. Metoda Statistik,Bandung: Tarsito

Suparman, A.2001. Desain Instruksional, Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Infatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu Tinjauan konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara


(1)

Setiap siswa, pada dasarnya memiliki karakteristik maupun gaya berpikir yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang cenderung memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak dan ada pula siswa yang cenderung memiliki gaya berpikir sekuensial konkret. Siswa yang memiliki gaya berpikir abstrak cenderung lebih suka bekerja sendiri dan selalu ingin mengetahui sebab-sebab suatu persoalan. Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit cenderung pola pikirnya atas dasar realitas.

Hasil temuan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sesuai antara apa yang diharapkan dengan kenyaataan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, maka guru yang efektif dan profesional dituntut harus mampu mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan siswa termasuk gaya berpikir sekuensial mayoritas siswa yang ada di dalam kelas sebelum menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan sistem tes gaya berpikir sekuensial yang disebarkan kepada para siswa. Jika dalam satu kelas berdasarkan hasil tes diperoleh mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak maka sebaiknya guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya jika dalam satu kelas, mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkret maka guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.


(2)

Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan serta gaya berpikir sekuensial yang dimiliki mayoritas siswa dalam satu kelas, guru diharapkan dapat menentukan strategi pembelajaran mana yang efektif untuk digunakan agar pada prakteknya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien, yang pada akhirnya juga dapat memberikan dampak atau pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi dan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD dalam menyampaikan konsep-konsep matematika agar siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam lingkungan masyarakat serta menghapus mind set siswa bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami.

2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan maupun gaya berpikir sekuensial (abstrak atau konkret) yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes gaya berpikir sekuensial kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas dari hasil tes yang diberikan mayoritas siswa memiliki gaya berpikir


(3)

sekuensial abstrak maka sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkret sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran eskpositori.

3. Pengelola sekolah sudah selayaknya untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para guru matematika dalam penggunaan strategi pembelajaran dengan mengundang staf ahli strategi pembelajaran ke sekolah.

4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru, kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A.H. 2009. Psikologi Umum, jakarta, Rineka Cipta.

Albrecht, dkk. 2003. Brain Power, Learn To Improve Your Thinking Skills : daya Pikir, Metode Peningkatan Potensi Berpikir, Semarang : Dahara Prize. Andayani, Sutrisni. 2007. STAD dalam matematika. Surabaya: FKIP Universitas

Muhammadiyah Metro.

Arends, Richard I. 2004. Learning to teach 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Strategi Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendìdikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom, Benyamin S, 1986, Taxonomy of Education Objective, New York:

Longman.

Bruner, Jerome. 1960, The Process of Education, London: Harvard University Press.

Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

DePorter dan Hernacki . 2011. Quantum Learning (penerjemah: Alwyah Abdurrahman), Bandung: Kaifa

Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Fourth edition, Harper Collins

Dimyanti dan Moedjiono, 1997. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta Freudenthal, H.1993. Mathematics as an Educational task, Freudenthal

Institution, Utrecht

Gage, N. L & David, C. Berliner. 1998. Educational psychology (sixth edition).New York: Houghton Miffin Company.

Gregore, A. 1982. An Adult’s Guide to Style, Gabriel System : Maynard Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo.


(5)

Gurning, L. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Swasta Teladan Medan: Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Hartutik, Sri. (2003). Strategi Belajar Matematika SD dengan Cara Kooperatif Multi Level. http://media.diknas.go.id/media/document/5214.pdf. [on line].Tanggal akses: 14 Nopember 2008

Hudojo, H.1998. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.

Ibrahim, M. 2000.Pengajaran berdasarkan Masalah, Surabaya : University press Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta.

Jacobsen, D. A. Eggen, P. and Kauchak, D. 2009. Metode-Metode Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo

Mahera. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X. SMA N 1 Madat Kabupaten Aceh Timur.Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Monks, FJ., Knoers, AMP., Siti Rahayu Haditono. 1989. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Mudhoffir. 1993. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. ke-7,Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Andi.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004 Pertanyaan dan jawaban, Jakarta: Grasindo. Ong Eng Tek, 1999. The effect of Cooperatif Learning on The Mathematics

Achievement of form 4 Students in A Malaysian Secondary School, Journal of Science and Mathematics Educatins in South East Asia Vol. XXI No.2 Patmonodewo, S., Dkk. (2001), Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta :


(6)

Reigeluth, C, M. 1983. Instructional Design Theories and Models; an overview of Their Curred Status, London: Laurence Erlbaums Associaties.

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG,Bandung : Tarsito.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sagala. S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2009. Strategì Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R.E.1995. Cooperatif Learning: Theory, Research and Practice (2rd) Boston: Allyn and Bacon Publiser.

Soedjadi, R. 1995. Kiat Pendidikan matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini menuju harapan masa depan), Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas Sudjana. 1992. Metoda Statistik,Bandung: Tarsito

Suparman, A.2001. Desain Instruksional, Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Infatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu Tinjauan konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara