Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Monks dan Knoers, 1989 : 216. Dengan demikian struktur kognitif sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika. Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui proses. Sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk Bruner, 1960: 13 . Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas- luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar matematika berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa merupakan makluk psikologis Hudojo, 1998:3, maka pembelajaraan matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal, ….mathematics as a human activity. Education should given students the “guided” opportunity to “reinvent” mathematics by doing it. Ini sesuai dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan lampiran Permendiknas no 22 th 2006. Menurut Andayani 2007:58 pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pelajaran. Situasi dalam pembelajaran kooperatif ini menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama mata pelajaran matematika. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih banyak yang berada di bawah standar yang ditetapkan. Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam mengajarkan pelajaran matematika di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional dalam Hartutik, 2003 menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih mendominasi proses belajar mengajar dengan menerapkan metoda ceramah. Pada umumnya,guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi, kemudian pemberian contoh dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Pembelajaran seperti ini membuat siswa menerima pelajaran matematika secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajari. Dengan kondisi yang seperti ini maka banyak waktu yang terbuang sia-sia, dan hasil belajar siswa sangat rendah, nilai rata-rata pertahunnya tidak mencapai nilai ketuntasan minimal KKM yaitu 75. Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 1. Tabel 1. Perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester NO MATA PELAJARAN TAHUN AJARAN NILAI RATA- RATA KKM 1 Matematika 20082009 68,50 75 2 Matematika 20092010 67,75 75 3 Matematika 20102011 70,21 75 4 Matematika 20112012 71,05 75 Sumber : Kantor TU SMK N.1 L.Pakam Sesuai dengan uraian di atas maka salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar adalah penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk materi pelajaran yang akan disajikan, karena untuk situasi dan tujuan yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula. Oleh karena itu untuk menyajikan suatu pokok bahasan tertentu, seorang guru dituntut untuk memilih suatu strategi yang sesuai. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran dalam kelompok yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran kooperatif cooperative learning. Slavin dalam Arends, 2004 : 228 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan performansi siswa dalam tugas akademis dan prestasi belajarnya. Karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa dengan kemampuan lebih tinggi akan menjadi tutor bagi siswa dengan kemampuan yang lebih rendah dan bekerjasama dalam mengerjakan tugas akademik. Efek pembelajaran kooperatif ini dapat diketahui melalui penilaian hasil belajar yang dapat menunjukkan sejauh mana suatu tujuan pembelajaran telah tercapai. Dalam pembelajaran kooperatif ada tiga keunggulan, yaitu: 1.Prestasiak ademik . Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa berkemampuan tinggi, mereka secara akademis akan mendapat keuntungan. Siswa dapat bertindak sebagai tutor yang memberi penjelasan kepada temannya. Agar dapat memberi penjelasan, siswa tersebut harus memahami materi lebih dalam dibanding sekedar kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal. Dengan bertindak sebagai tutor, kemampuan verbal matematika siswa juga akan meningkat Suherman,2001:220. 2.Penerimaan terhadap keanekaragaman Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima perbedaan yang ada diantara dirinya dan orang lain. 3.Pengembangan Keterampilan Sosial Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di masyarakat. Menurut Rusman 2011 : 213 ,strategi pembelajaran kooperatif mempunyai 6 type di dalamnya yaitu; 1 Student Teams Achievement Division STAD, 2 Jigsaw, 3 Group Investigation Investigasi kelompok, 4 Make a Match Membuat Pasangan, 5 Teams Games Tournaments TGT dan 6 Structural Approach. Kajian penelitian ini memfokuskan pada strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran ekspositori. Student team-achievement divisions STAD adalah strategi pembelajaran kooperatif yang banyak diteliti oleh para pemerhati pendidikan dan paling mendapat respon dari siswa, jika dibandingkan dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Hal ini disebabkan tipe ini dalam pelaksanaanya paling sederhana sehingga siswa tidak terlalu terbebani aturan-aturan yang ditentukan. . Strategi pembelajaran koperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD mengacu pada pembelajaran kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan menggunakan presentase verbalteks. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan melakukan diskusi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan kelompok setiap anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya yang dapat mendorong kelompok itu mencapai tujuannya, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat berdampak pada kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa. Tujuan dari strategi pembelajaran tipe STAD yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas akademik secara tim melalui serangkaian kegiatan yang mempertimbangkan akan aspek penilaian terhadap skor tim maupun skor individu dalam menguasai materi yang telah dibahas siswa secara bersama dalam tim, dibawah pengawasan guru. Adapun kelebihan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: 1 meningkatkan kecakapan individu, 2 meningkatkan kecakapan kelompok, 3 meningkatkan komitmen, 4 menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, 5 tidak bersifat kompetitif, dan 6 tidak memiliki rasa dendam. Bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori yang biasa di lakukan selama ini, siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih gurunya dengan penuh mempelajari urutan yang diterapkan gurunya bahkan kurang sekali mendapat kesempatan mengemukakan pendapat, pembelajaran secara kooperatif tipe STAD membuka peluang dan kesempatan siswa mengembangkan diri sesuai kemampuannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping pemilihan strategi pembelajaran vang tepat, perolehan hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Seorang guru mampu mengenali karakteristik siswa akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran sacara efektif yang memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Dick and Carey 2005, seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pada penelitian ini karakteristik siswa yang dimaksudkan adalah tentang gaya berpikir. Gaya berpikir siswa berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Gaya berpikir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekuensial konkrit dan sekuensial abstrak. Dengan mengetahui gaya berpikir siswa, seorang guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam belajar Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia ratio penalaran, bukan menekankan dari hasil eksprimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran Russeffendi , 1980 : 148. Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global universal. Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Matematika terbentuk dari pengalaman. Sehubungan dengan itu dalam belajar Matematika diperlukan suatu gaya berpikir yang memiliki pola tepat yang dapat menggunakan konsep dalam menganalisis suatu informasi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diperkirakan dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dalam materi Barisan dan Deret dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Di samping itu akan disesuaikan dengan gaya berpikir siswa sebagai variabel moderator.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perlakuan di dalam penelitian ini yang bisa mengupayakan beberapa kemungkinan yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : faktor apa saja yang mempengaruhi belajar siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Bagaimanakah belajar yang efektif? Apakah perbedaan strategi pembelajaran yang diberikan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa? Apa strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika? Bagaimanakah gaya berpikir siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Sejauh manakah gaya berpikir siswa mempengaruhi hasil belajarnya? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar Matematika? Apakah ada peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan serta analisa dalam pembelajaran matematika?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas terlihat begitu banyaknya masalah yang muncul dan dapat diteliti. Oleh karena itu dilakukan pembatasan masalah supaya penelitian ini lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembatasan masalah yaitu pada penggunaan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran ekspositori dan gaya berpikir siswa dibatasi pada gaya berpikir sekuensial konkrit dan gaya berpikir sekuensial abstrak dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika SMK kelas XI sebelas semester 4empat pada materi Barisan dan Deret dibatasi pada aspek kognitif yang dapat diukur dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori ? 2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil belajar Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh masukan tentang efektifitas strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar Matematika siswa .