PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSKESEMAS PERAWATAN DI KABUPATEN KERINCI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSKESEMAS PERAWATAN DI KABUPATEN KERINCI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING JURNAL

ARIYANTO NPM 1210018212020

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSKESEMAS PERAWATAN DI KABUPATEN KERINCI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

1 2 Ariyanto, 2 Syafrizal Chan, Ice Kamela

1 Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen

2 Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta

email : arheeyanto85@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the influence of leadership, organizational culture and work motivation on job performance and organizational commitment as an intervening variable in the employee care health centers in Kerinci district. The object of research is all employees at five care health centers in Kerinci Regency. The data was collected using a questionnaire, while data was analyzed by descriptive statistical methods of multiple linear regression analysis and multilevel. The results of this study found that leadership, work motivation and organizational commitment have a significant effect on job performance, while organizational commitment is proven as an intervening variable. Thus, these variables that are important to enhance the job performance of employees.

Keywords : Leadership, Organizational Culture, Work Motivation, Job Performance

A. Pendahuluan

mencerdasarkan kehidupan bangsa maka Pembangunan nasional merupakan

diselenggarakan program pembangunan rangkaian upaya berkesinambungan yang

secara berkelanjutan, terencana dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat,

terarah.

bangsa dan negara untuk melaksanakan Puskesmas (health centre) adalah tugas mewujudkan tujuan nasional yang

suatu kesatuan organisasi fungsionil yang termaktup dalam Pembukaan Undang-

langsung memberikan pelayanan kesehatan undang Dasar 1945. Tujuan utama

secara menyeluruh kepada masyarakat pembangunan nasional adalah peningkatan

dalam satu wilayah kerja tertentu dalam kualitas sumber daya manusia yang

bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. dilakukan

Puskesmas mempunyai wewenang dan Berdasarkan visi pembangunan nasional di

secara

berkelanjutan.

tanggung jawab yang sangat besar dalam atas maka melalui pembangunan kesehatan

memelihara kesehatan masyarakat di yang ingin dicapai demi mewujudkan

dalam rangka Indonesia sehat sesuai dengan pembukaan

wilayah

kerjanya

meningkatkan status kesehatan masyarakat UUD 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi

seoptimal mungkin..

segenap bangsa Indonesia dan seluruh Seiring dengan semangat otonomi tumpah darah Indonesia juga untuk

daerah, maka Puskesmas dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mandiri dalam menentukan kegiatan mandiri dalam menentukan kegiatan

penilaian prestasi kerja yang mengacu pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan

kepada suatu sistem formal dan terstruktur mandiri, kewenangan yang dimiliki

menilai dan Puskesmas

yang

mengukur,

mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan merencanakan kegiatan sesuai masalah

meliputi

kewenangan

dengan pekerjaan perilaku dan hasil kesehatan di wilayahnya, kewenangan

termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokus menentukan kegiatan yang termasuk public

penilaian prestasi kerja adalah untuk goods atau private goods , serta

mengetahui seberapa produktif seorang kewenangan menentukan target kegiatan

karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sesuai kondisi geografis Puskesmas.

sama atau lebih efektif di masa yang akan Jumlah kegiatan pokok Puskesmas

datang.

diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai Oleh karenanya kinerja pegawai ini kebutuhan masyarakat dan kemampuan

perlu dikelola secara baik untuk mencapai sumber daya yang dimiliki, namun

tujuan organisasi, sehingga menjadi suatu Puskesmas tetap melaksanakan kegiatan

prestasi kerja pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan

konsep

manajemen

(performance management). nasional. Jadi, peran Puskesmas adalah

Menurut Rivai dan Sagala (2009) sebagai ujung tombak dalam mewujudkan

prestasi kerja adalah perilaku nyata yang kesehatan nasional secara komprehensif,

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi tidak hanya sebatas aspek kuratif dan

kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

dengan peranannya dalam organisasi. Untuk mewujudkan tujuan ini maka

Prestasi kerja pegawai merupakan suatu diperlukan sumber daya manusia yang

hal yang sangat penting dalam upaya berkualitas.

mewujudkan tujuan Puskesmas. Sumber daya manusia merupakan

Berdasarkan pengamatan sementara salah satu komponen utama suatu

Puskesmas Perawatan di organisasi. Sumber daya manusia dalam

terhadap

Kabupaten Kerinci terlihat bahwa jumlah organisasi publik dikenal dengan sebutan

pasien Puskesmas Perawatan berfluktuasi pegawai. Pegawai menduduki posisi dalam

dari suatu waktu ke waktu lain. Kunjungan Puskesmas, baik sebagai pimpinan maupun

pasien pada Puskesmas Perawatan selama 10 sebagai staf untuk memberikan pelayanan

bulan terakhir ditampilkan berikut ini : kepada masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber daya

Tabel 1

manusia yang ada pada Puskesmas

Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas

memiliki beban dan tanggung jawab

Perawatan Kabupaten Kerinci

masing-masing sebagai bentuk pekerjaan yang harus dilaksanakan. Salah satu hal

No

Bulan

Jumlah Pasien Persentase

yang Perubahan harus diperhatikan dalam

1 Januari

pelaksanaan pekerjaan yaitu terdapatnya

2 Februari

prestasi kerja yang baik, sesuai dengan

3 Maret

standar kerja yang ditetapkan.

4 April

Prestasi 3,74 kerja pada dasarnya

merupakan hasil kerja secara kualitas dan

7 Juli

kuantitas yang dicapai seorang pegawai

8 Agustus

dalam melaksanakan tugasnya sesuai

9 September

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (4,11)

10 Oktober

Sumber : Puskesmas Perawatan Kabupaten Kerinci, 2013

Dalam hal ini, pegawai bisa belajar seberapa besar prestasi kerja mereka melalui sarana informasi seperti komentar

Dari data jumlah pasien diketahui dan Sagala (2009) menyatakan bahwa bahwa

kepemimpinan merupakan salah satu perubahan yang berfluktuasi setiap

motor penggerak untuk meningkatkan bulannya. Dimana terlihat pada bulan

kinerja pegawai dalam melaksanakan tertentu mengalami peningkatan dan bulan

tugas. Salah satu bentuk kepemimpinan lainnya mengalami penurunan. Selanjutnya

yang baik adalah pegawai akan berusaha ditemukan permasalahan lain, yaitu masih

menyelesaikan tugasnya dengan baik tingginya keluhan masyarakat terhadap

sehingga dapat menghasilkan kinerja yang pegawai Puskesmas dalam melayani

tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. masyarakat. Hal

Dampaknya adalah pegawai akan bekerja disebabkan oleh rendahnya prestasi kerja

ini kemungkinan

secara maksimal untuk membuktikan dan pegawai

menunjukkan kinerja yang tinggi kepada Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan

atasan maupun rekan sejawat dan pegawai pekerjaannya.

akan berlomba-lomba dalam meningkatkan Fakta lain yang menunjukkan

kinerjanya.

rendahnya prestasi

Kepemimpinan sangat diperlukan Puskesmas perawatan di Kabupaten

kerja

pegawai

bagi suatu organisasi dalam menentukan Kerinci yakni terdapat beberapa orang

kemajuan dan kemunduran organisasi, pegawai

serta tidak ada organisasi yang dapat maju menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas

tanpa kepemimpinan yang baik. Tanpa yang tinggi karena keterbatasan tingkat

organisasi hanyalah pengetahuan dan keterampilan kerjanya.

kepemimpinan,

merupakan kumpulan orang-orang yang Permasalahan lainnya adalah masih

dan kacau balau. ditemukan pegawai yang kurang dapat

tidak

teratur

Kepemimpinan akan merubah sesuatu menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah

yang potensial menjadi kenyataan. Dengan yang banyak sehingga banyak pekerjaan

demikian keberadaan kepemimpinan yang tidak selesai sesuai dengan waktunya,

dalam organisasi adalah sangat penting hal ini menyebabkan lambatnya tingkat

dalam mencapai tujuan dan kemajuan penyelesaian pekerjaan oleh pegawai.

organisasi.

Masih ditemukan beberapa orang pegawai Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang kurang dapat memahami dan

kepemimpinan yang dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh

adanya

meningkatkan keahlian, pengetahuan dan pimpinan, sebahagian pegawai kurang

perubahan sikap pegawai tentunya akan meningkatkan

pegawai mempunyai dalam inisiatif dalam bekerja, melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun

kinerja

masihada pegawai yang memiliki tingkat berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui

kejujuran yang rendah dalam bekerja, serta bahwa pimpinan kurang baik dalam

masih ditemukan beberapa orang pegawai menjalankan fungsinya sehingga sering terjadi yang memiliki tingkat kehati-hatian yang

konflik antara pimpinan dengan bawahan rendah dalam melaksanakan pekerjaan.

sehingga pada gilirannya membuat kinerja Menurut Mahmudi (2005) prestasi

pegawai menjadi rendah dalam melaksanakan kerja

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. multidimensional yang mencakup banyak

berikutnya yang faktor yang mempengaruhinya. Faktor-

Faktor

berpengaruh pada faktor yang mempengaruhi tersebut adalah

diidentifikasikan

prestasi kerja adalah budaya organisasi. faktor

Secara teoritis, budaya organisasi tidak kepemimpinan, faktor tim, faktor sistem,

personal/individu,

faktor

lepas dari strategi organisasi, termasuk visi faktor kontekstual (situasional).

dan misi organisasi itu sendiri dan Faktor

merupakan salah satu faktor penting dalam diidentifikasikan

pertama

yang

implementasi strategi. Budaya ini prestasi kerja adalah kepemimpinan. Rivai

berpengaruh

pada

berkaitan erat dengan nilai-nilai dan norma berkaitan erat dengan nilai-nilai dan norma

organisasi mengekspresikan perhatiannya kuat merupakan landasan prestasi kerja

terhadap organisasi dan keberhasilan serta suatu organisasi. Jika terdapat budaya yang

kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen tidak kondusif dalam suatu organisasi

organisasi menurut Allen dan Meyer maka mungkin dapat mempengaruhi

(1993) dalam Robins (2006) dibedakan pegawai dalam melakukan aktivitasnya

atas tiga komponen, yaitu. : afektif, dan secara langsung mempengaruhi

normatif dan continuance. Hasil penelitian prestasi kerja masing-masing pegawai

Winardi, dkk (2012) menemukan bahwa (Moeljono & Sudjatmiko, 2007).

organisasi berpengaruh Menurut Al-Aiban, dkk (1993) dalam

komitmen

signifikan terhadap prestasi kerja. Mas’ud (2004) bahwa budaya organisasi

organisasi secara dapat diukur dengan menggunakan dua

Komitmen

langsung dapat mempengaruhi tinggi dimensi yaitu dimensi ketaatan peraturan

rendahnya prestasi kerja pegawai. Namun dan kejelasan tujuan. Hasil penelitian

perlu disadari bahwa komitmen organisasi Brahmasari dan Suprayetno (2008)

dipengaruhi oleh banyak variabel, membuktikan bahwa budaya organisasi

diantaranya adalah kepemimpinan dan berpengaruh signifikan positif terhadap

budaya organisasi. Dengan demikian dapat prestasi kerja.

dikatakan bahwa komitmen organisasi Faktor

dapat berperan sebagai variabel perantara diidentifikasikan berpengaruh terhadap

berikutnya

yang

dari pengaruh kepemimpinan dan budaya kinerja karyawan adalah motivasi kerja.

organisasi terhadap prestasi kerja. Hasil Siagian (2008) menyatakan motivasi

Winardi, dkk (2012) adalah

penelitian

menemukan bahwa budaya organisasi dan mengakibatkan

motivasi kerja berpengaruh signifikan organisasi mau dan rela mengerahkan

seseorang

anggota

terhadap prestasi kerja melalui komitmen kemampuan dalam bentuk keahlian atau

organisasi sebagai variabel intervening. keterampilan, tenaga dan waktunya untuk

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini menyelenggarakan berbagai kegiatan yang

adalah dapat memberikan bukti empiris menjadi

yang menunjukkan adanya pengaruh menunaikan kewajibannya dalam rangka

kepemimpinan dan budaya organisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

terhadap prestasi kerja melalui komitmen organisasi yang telah ditentukan. Untuk

organisasi sebagai intervening variable, itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa

yang dapat memberikan masukan akan yang menjadi motivasi para karyawannya,

pentingnya pemahaman dari manajemen sebab faktor tersebut menjadi salah satu

secara organisasi terhadap pengelolaan faktor yang menentukan jalan tidaknya

kepemimpinan dan budaya organisasi pekerjaan dari visi dan misi yang

terhadap komitmen organisasional dari dijabarkan dalam pencapaian kinerja

seluruh pegawai.

karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Hasil penelitian Brahmasari

B. Kajian

dan Suprayetno (2008) membuktikan

Teoritis

bahwa motivasi kerja berpengaruh Bernardin dan Russel (1993) signifikan positif terhadap kinerja.

memberikan definisi tentang prestasi kerja Prestasi kerja pegawai dalam

sebagai berikut : “performance is defined melaksanakan tugas dipengaruhi oleh

as the record of outcome produced on a komitmen organisasi. Menurut Luthans

specified job function or activity during a (2006) komitmen organisasi dengan kata

specified time period” (Prestasi kerja lain merupakan sikap yang merefleksikan

didefinisikan sebagai catatan dari hasil- loyalitas pegawai pada organisasi dan

hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi

1) Faktor personal/individu, meliputi: Menurut Hasibuan (2008) prestasi

ketrampilan (skill), kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

pengetahuan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

dan komitmen yang dimiliki oleh setiap yang

individu. 2) Faktor kepemimpinan, didasarkan atas kecakapan, pengalaman

dibebankan kepadanya

yang

meliputi: kualitas dalam memberikan dan kesungguhan serta waktu. Miner

dorongan, semangat, arahan, dan dukungan (1990) dalam Sutrisno (2011) menyatakan

yang diberikan manajer dan team leader. prestasi kerja adalah bagaimana seseorang

3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku

dan semangat yang diberikan oleh rekan sesuai dengan tugas yang telah dibebankan

dalam satu tim, kepercayaan terhadap kepadanya. Setiap harapan mengenai

sesama anggota tim, kekompakan dan bagaimana seorang harus berperilaku

keeratan anggota tim. 4) Faktor sistem, dalam melaksanakan tugas, berarti

meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau menunjukkan

diberikan oleh organisasi.

organisasi, proses organisasi, dan budaya Tiffin dan Cormick (1979) dalam

Faktor kontekstual Robbins (2006) menyatakan bahwa

organisasi.

(situasional), meliputi: tekanan dan performance

perubahan lingkungan eksternal dan berhubungan dengan individual variable

dan situational variable . Individual Dengan demikian dapat disimpulkan variabel mencakup sikap, karakteristik

bahwa banyak faktor penyebab tinggi kepribadian, karakteristik fisik, motivasi,

rendahnya prestasi kerja karyawan dalam usia,

melaksanakan tugas. Diantara banyak pengalaman, konflik kerja-keluarga, dan

jenis kelamin,

pendidikan,

maka penulis personal variabel lainnya. Situasional

faktor

tersebut

faktor yang variabel terdiri dari physical dan job

mengidentifikasi

paling dominan variable , serta organisasional variabel

berkemungkinan

mempengaruhi prestasi kerja sesuai dengan antara lain: metode kerja, konflik peran,

objek penelitian adalah kepemimpinan dan ruang dan susunan kerja, serta lingkungan

budaya organisasi. Logikanya, semakin fisik, karakter organisasi, kepemimpinan,

baik kepemimpinan dan semakin baik pelatihan

budaya organisasi akan meningkatkan insentif/kompensasi, budaya organisasi dan

kinerja pegawai dalam melaksanakan lingkungan sosial.

tugas.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2005) prestasi kerja dipengaruhi oleh

C. Metodologi

faktor individual, faktor psikologis dan Desain penelitian ini adalah desain faktor organisasi. Faktor individual

kausalitas. Populasi adalah seluruh mencakup kemampuan, keahlian, latar

pegawai pada Puskesmas Perawatan di belakang dan demografi. Faktor psikologis

Kabupaten Kerinci. Teknik pengumpulan terdiri dari persepsi, attitude, personality,

data yang digunakan adalah metode angket pembelajaran dan motivasi. Faktor

(kuisioner) langsung tertutup. Analisis data organisasi terdiri dari sumber daya,

untuk menguji hipotesis penelitian ini kepemimpinan, penghargaan, struktur,

adalah analisis regresi variabel mediasi budaya organisasi dan job design.

dengan metode kausal step.. Menurut Mahmudi (2005) prestasi kerja

multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

0,193. Nilai signifikansi lebih besar dari

1. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya

alpha (0,193 > 0,05). Dengan demikian,

Organisasi dan Motivasi Kerja

dapat diartikan bahwa budaya organisasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap Untuk komitmen organisasi. Oleh karena itu menganalisis pengaruh kepemimpinan, hipotesis pertama penelitian ini yang budaya organisasi dan menyatakan bahwa “Budaya organisasi

Terhadap Komitmen Organisasi

motivasi kerja terhadap komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen

digunakan analisis regresi berganda. Hasil organisasi pegawai Puskesmas Perawatan analisis regresi berganda dapat dilihat pada

di Kabupaten Kerinci” ditolak. Dengan Tabel berikut ini.

demikian

diketahui bahwa tinggi

Tabel 2

rendahnya tingkat komitmen organisasi

Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh

organisasi pegawai pada Puskesmas

Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan

Perawatan di Kabupaten Kerinci tidak

Motivasi Kerja Terhadap Komitmen

dipengaruhi oleh budaya organisasi

Organisasi

3. Nilai koefisien regresi variabel motivasi kerja (X 3 ) adalah 0,247 yang bertanda

Variabel Bebas

positif dengan nilai signifikansi sebesar

Regresi

0,003. Nilai signifikansi lebih kecil dari

Konstanta (a)

Kepemimpinan (X 1 )

alpha (0,003 < 0,05). Dengan demikian,

Budaya organisasi X 2 )

No Signifikan

dapat diartikan bahwa motivasi kerja

Motivasi kerja (X 3 )

berpengaruh signifikan terhadap komitmen

F hitung

organisasi. Oleh karena itu hipotesis ketiga

penelitian ini yang menyatakan bahwa Sumber: Hasil olahan data, 2013

R 2 0,256

“Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi pegawai

Berdasarkan hasil hasil analisis data, Puskesmas Perawatan di Kabupaten dapat dituliskan persamaan regresi

Kerinci” diterima. Dengan demikian berganda sebagai berikut:

diketahui bahwa semakin tinggi motivai M=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 kerja pegawai dalam menjalankan tugas M = 0,894 + 0,323 X 1 + 0,135 X 2 + 0,247 X 3 tentunya akan meningkatkan komitmen

organisasi pegawai pada Puskesmas analisis data maka dilakukan pengujian

Perawatan di Kabupaten Kerinci hipotesis akan dijelaskan sebagai berikut:

4. Nilai F hitung adalah 12,166 dengan 1. Nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau

lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, bertanda positif dengan nilai signifikansi

kepemimpinan (X 1 ) adalah 0,323 yang

dapat disimpulkan bahwa model yang sebesar 0,016. Nilai signifikansi lebih kecil

dihasilkan pada penelitian ini adakal dari alpha (0,016 < 0,05). Dengan

prediktor yang valid dalam memprediksi demikian,

nilai variabel terikat.

kepemimpinan berpengaruh signifikan 5. Nilai R (R square) adalah 0,256. Hal ini terhadap komitmen organisasi. Oleh

berarti besar pengaruh kepemimpinan, karena itu hipotesis pertama penelitian ini

budaya organisasi dan motivasi kerja yang menyatakan bahwa “Kepemimpinan

terhadap komitmen organisasi adalah berpengaruh signifikan terhadap komitmen

25,6%. Sedangkan sisanya sebesar 74,4% organisasi pegawai Puskesmas Perawatan

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di Kabupaten Kerinci” diterima. Dengan

termasuk dalam model penelitian ini. demikian diketahui bahwa perbaikan

kepemimpinan diyakini akan dapat

2. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya

meningkatkan komitmen

organisasi

Organisasi dan Motivasi Kerja

pegawai pada Puskesmas Perawatan di

Terhadap Prestasi Kerja

menganalisis pengaruh 2. Nilai koefisien regresi variabel bnudaya

Kabupaten Kerinci.

Untuk

pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, organisasi (X 2 ) adalah 0,135 yang bertanda

dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja positif dengan nilai signifikansi sebesar dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja positif dengan nilai signifikansi sebesar

terhadap prestasi kerja pegawai. Oleh dilihat pada Tabel berikut ini.

karena itu hipotesis kelima penelitian

Tabel 3

ini yang menyatakan bahwa “Budaya

Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh

organisasi berpengaruh signifikan

Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan

terhadap prestasi kerja pegawai

Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Puskesmas Perawatan di Kabupaten

Variabel Bebas

Kerinci” diterima. Dengan demikian

Regresi

Konstanta (a)

diketahui bahwa semakin baik budaya

Kepemimpinan (X 1 )

organisasi tentunya akan meningkatkan

Budaya organisasi X 2 )

prestasi kerja pegawai pada Puskesmas

Motivasi kerja (X 3 )

Perawatan di Kabupaten Kerinci.

3. Nilai koefisien regresi variabel Sumber: Hasil olahan data, 2013

F hitung

motivasi kerja (X 3 ) adalah 0,181 yang

positif dengan nilai Berdasarkan hasil hasil analisis data,

bertanda

signifikansi sebesar 0,000. Nilai dapat dituliskan persamaan regresi linear

signifikansi lebih kecil dari alpha berganda sebagai berikut:

(0,000 < 0,05). Dengan demikian, Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 dapat diartikan bahwa motivasi kerja Y= 0,760 + 0,342X 1 + 0,192X 2 + 0,181X 3 berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis hipotesis keenam penelitian ini yang data maka dilakukan pengujian hipotesis

menyatakan bahwa “Motivasi kerja akan dijelaskan sebagai berikut:

berpengaruh

signifikan terhadap

1. Nilai koefisien regresi variabel prestasi kerja pegawai Puskesmas

Perawatan di Kabupaten Kerinci” bertanda

kepemimpinan (X 1 ) adalah 0,342 yang

diterima. Dengan demikian diketahui signifikansi sebesar 0,000. Nilai

bahwa tinggi rendahnya prestasi kerja signifikansi lebih kecil dari alpha

pegawai pada Puskesmas Perawatan di (0,000 < 0,05). Dengan demikian,

Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh faktor dapat diartikan bahwa kepemimpinan

motivasi kerja. Semakin tinggi motivasi berpengaruh

kerja pegawai tentunya akan meningkatkan prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu

signifikan

terhadap

prestasi kerja pegawai pada Puskesmas hipotesis keempat penelitian ini yang

Perawatan di Kabupaten Kerinci dalam menyatakan bahwa “Kepemimpinan

melaksanakan tugas

berpengaruh signifikan

4. Nilai F hitung adalah 36,497 dengan prestasi kerja pegawai Puskesmas

terhadap

tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau Perawatan di Kabupaten Kerinci”

lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, diterima. Dengan demikian diketahui

dapat disimpulkan bahwa model yang bahwa semakin baik pimpinan dalam

dihasilkan pada penelitian ini adakal menjalankan fungsinya tentunya akan

valid dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada

predictor

yang

memprediksi nilai variabel terikat. Puskesmas 2 Perawatan di Kabupaten 5. Nilai R (R square) adalah 0,508. Hal

Kerinci. ini berarti kelima besar pengaruh

2. Nilai koefisien regresi variabel budaya kepemimpinan, budaya organisasi dan organisasi (X 2 ) adalah 0,192 yang

dan komitmen bertanda

motivasi

kerja

organisasi terhadap prestasi kerja signifikansi sebesar 0,001. Nilai

adalah 50,8%. Sedangkan sisanya signifikansi lebih kecil dari alpha

sebesar 49,2% dipengaruhi oleh (0,001 < 0,05). Dengan demikian,

variabel lain yang tidak termasuk dapat diartikan

bahwa

budaya

dalam model penelitian ini.

3. Pengaruh Komitmen

Organisasi

2. Nilai F hitung adalah 63,037 dengan

Terhadap Prestasi Kerja

tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau Untuk

lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, komitmen organisasi terhadap prestasi kerja

menganalisis

pengaruh

dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan analisis regresi linier sederhana.

dihasilkan pada penelitian ini adakal Hasil analisis regresi linear sederhana

valid dalam dapat dilihat pada tabel berikut ini.

prediktor

yang

memprediksi nilai variabel terikat. Tabel 4 2 3. Nilai R (R square) adalah 0,369. Hal

Hasil Analisis Regresi Sederhana Pengaruh

ini berarti kelima besar pengaruh

Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi

komitmen organisasi terhadap prestasi

Kerja

kerja adalah 36,9%. Sedangkan sisanya

Variabel Bebas

sebesar 65,1% dipengaruhi oleh

Regresi

Konstanta (a)

variabel lain yang tidak termasuk

Komitmen Organisasi (M)

dalam model penelitian ini.

F hitung

Sumber: Hasil olahan data, 2013

4. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Berdasarkan hasil hasil analisis data,

Terhadap Prestasi Kerja Melalui

dapat dituliskan persamaan regresi linear

Komitmen

Organisasi Sebagai

berganda sebagai berikut:

Variabel Intervening

Y = a + bM Untuk melakukan pengujian pengaruh Y= 1,946 + 0,413 M

kepemimpinan, budaya organisasi dan Selanjutnya berdasarkan hasil analisis

motivasi kerja terhadap prestasi kerja data maka dilakukan pengujian hipotesis

pegawai Puskesmas Perawatan di Kabupaten akan dijelaskan sebagai berikut:

Kerinci melalui variabel komitmen

1. Nilai koefisien regresi variabel organisasi sebagai variabel intervening, komitmen organisasi (M) adalah 0,413

regresi variabel yang bertanda positif dengan nilai

digunakan analisa

moderasi. Analisa variabel moderasi signifikansi sebesar 0,000. Nilai

merupakan teknik statistik yang digunakan signifikansi lebih kecil dari alpha

untuk menguji pengaruh variabel mediasi (0,000 < 0,05). Dengan demikian,

terhadap hubungan antara variabel bebas dapat diartikan bahwa komitmen

dan variabel terikat.

organisasi berpengaruh signifikan Menurut Barron dan Kenny (1986) terhadap prestasi kerja pegawai. Oleh

langkah dalam karena itu hipotesis ketujuh penelitian

terdapat

beberapa

melakukan pengujian pengaruh variabel ini

mediasi. Ke empat langkah tersebut adalah “komitmen organisasi berpengaruh

yang menyatakan

bahwa

sebagai berikut:

signifikan terhadap prestasi kerja 1. Variabel bebas harus berpengaruh pegawai Puskesmas Perawatan di

signifikan terhadap variabel terikat (ß1 Kabupaten Kerinci” diterima. Artinya

harus signifikan).

tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai 2. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel mediasi (ß2

Puskesmas Perawatan di Kabupaten

harus signifikan).

Kerinci dipengaruhi oleh faktor 3. Variabel mediasi harus berpengaruh

komitmen organisasi secara positif. signifikan terhadap variabel terikat (ß3 Semakin tinggi tingkat komitmen

harus signifikan).

organisasi pegawai tentunya akan Variabel M dinyatakan sebagai variabel meningkatkan prestasi kerja pegawai

mediasi sempurna (full mediation) jika Puskesmas Perawatan di Kabupaten

setelah memasukan variabel M, pengaruh X Kerinci

terhadap Y menurun menjadi nol atau yang tadinya signifikan (sebelum memasukan terhadap Y menurun menjadi nol atau yang tadinya signifikan (sebelum memasukan

dengan tingkat signifikansi adalah regresi. Variabel M dinyatakan sebagai

0,016 (lihat tabel 5.20) (persyaratan variabel mediasi parsial (partial mediation)

kedua terpenuhi) jika setelah memasukan variabel M,

organisasi (M) pengaruh X terhadap Y yang tadinya

3) Komitmen

berpengaruh signifikan terhadap signifikan (sebelum memasukan variabel M)

prestasi kerja (Y) dengan nilai menjadi tetap signifikan setelah memasukan

koefisien regesi adalah 0,413 variabel M ke dalam persamaan regresi,

dengan tingkat signifikansi adalah tetapi mengalami penurunan koefisien

0,000 (lihat tabel 5.22) (persyaratan regresi.

ketiga terpenuhi) Hasil analisis data untuk menguji

4) Setelah dimasukan variabel mediasi pengaruh

(M) ke dalam model penelitian organisasi dan motivasi kerja terhadap

kepemimpinan,

budaya

diketahui komitmen prestasi kerja pegawai puskesmas perawatan

maka

berperan sebagai di Kabupaten Kerinci melalui variabel

organisasi

variabel mediasi parsial (partial komitmen organisasi sebagai variabel

mediation ) karena kepemimpinan intervening dapat dilihat pada tabel berikut

signifikan (sebelum ini.

tadinya

memasukan variabel M) menjadi

Tabel 5

tetap signifikan setelah memasukan

Hasil Uji Regresi Bertingkat Pengaruh

variabel M ke dalam persamaan

Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan

regresi, tetapi mengalami penurunan

Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja

koefisien regresi. Hal ini dapat

Melalui Komitmen Organisasi Sebagai

diartikan

bahwa komitmen

Variabel Intervening

organisasi memediasi secara parsial

Tahap 1

Tahap 2

Variabel Bebas dan Mediasi

(partial

mediation ) hubungan

n regresi

antara

kepemimpinan dengan

Konstanta (a) 0,760

prestasi kerja.

Kepemimpinan (X 1 ) 0,342

demikian, hipotesis

Budaya organisasi 0,192

yang menyatakan

Motivasi kerja (X 3 ) 0,181

signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai Puskesmas Perawatan di

organisasi (M)

R 2 0,713

Kabupaten Kerinci melalui komitmen

sebagai variabel Sumber: Hasil olahan data, 2013

Perubahan R 2 0,057

organisasi

intervening”. diterima. Berdasarkan analisis data untuk

b. Uji Hipotesis Kesembilan

pengujian pengaruh variabel mediasi dapat

organisasi (X 2 ) diketahui bahwa:

1) Budaya

berpengaruh signifikan terhadap

a. Uji Hipotesis Kedelapan

prestasi kerja (Y) dengan nilai

koefisien regesi adalah 0,192 signifikan terhadap prestasi kerja

1) Kepemimpinan (X 1 ) berpengaruh

dengan tingkat signifikansi adalah (Y) dengan nilai koefisien regesi

(persyaratan pertama adalah 0,342 dengan tingkat

2) Budaya organisasi (X 2 ) tidak (persyaratan pertama terpenuhi)

adalah

berpengaruh signifikan terhadap

komitmen organisasi (M) dimana signifikan terhadap komitmen

2) Kepemimpinan (X 1 ) berpengaruh

nilai koefisien regesi adalah 0,135 organisasi (M) dimana nilai

dengan tingkat signifikansi adalah

0,193 (lihat tabel 5.20) (persyaratan

bahwa komitmen kedua tidak terpenuhi)

diartikan

organisasi memediasi secara parsial

3) Komitmen

(partial mediation ) hubungan berpengaruh signifikan terhadap

organisasi

(M)

antara motivasi kerja dengan prestasi kerja (Y) dengan nilai

prestasi kerja.

demikian, hipotesis dengan tingkat signifikansi adalah

koefisien regesi adalah 0,349

Dengan

kespuluh yang menyatakan motivasi 0,000

kerja berpengaruh signifikan terhadap terpenuhi)

(persyaratan

ketiga

prestasi kerja pegawai Puskesmas Dengan

Perawatan di Kabupaten Kerinci kesembilan yang menyatakan budaya

demikian,

hipotesis

melalui komitmen organisasi sebagai organisasi berpengaruh signifikan

variabel intervening. diterima. terhadap prestasi kerja pegawai Puskesmas Perawatan di Kabupaten

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Kerinci melalui komitmen organisasi

1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap

sebagai variabel intervening. ditolak.

Komitmen Organisasi

Berdasarkan hasil pengujian pertama

c. Uji Hipotesis Kesepuluh

berpengaruh signifikan terhadap komitmen signifikan terhadap prestasi kerja

1) Motivasi kerja (X 3 ) berpengaruh

organisasi pegawai Puskesmas Perawatan (Y) dimana nilai koefisien regesi

di Kabupaten Kerinci. Semakin baik adalah 0,181 dengan tingkat

pimpinan dalam menjalankan fungsinya signifikansi

tentunya akan meningkatkan komitmen (persyaratan pertama terpenuhi)

adalah

organisasi pegawai pada Puskesmas

Perawatan di Kabupaten Kerinci. signifikan terhadap komitmen

2) Motivasi kerja (X 3 ) berpengaruh

Temuan penelitian ini membuktikan organisasi (M) dimana nilai

kepemimpinan berpengaruh koefisien regesi adalah 0,247

bahwa

signifikan positif terhadap komitmen dengan tingkat signifikansi adalah

organisasi. Artiya, kepemimpinan yang 0,003 (lihat tabel 5.20) (persyaratan

berorientasi pada hubungan yang meliputi kedua terpenuhi)

membangun kepercayaan, memberikan

3) Komitmen

inspirasi, visi, mendorong kreativitas dan berpengaruh signifikan terhadap

organisasi

(M)

menekankan pengembangan berpengaruh prestasi kerja (Y) dengan nilai

secara positif pada komitmen afektif koefisien regesi adalah 0,413

Sementara perilaku dengan tingkat signifikansi adalah

karyawan.

kepemimpinan yang berorientasi pada 0,000

tugas juga berpengaruh terhadap komitmen terpenuhi)

meski tingkat

4) Setelah dimasukan variabel mediasi pengaruhnya lebih rendah. (M) ke dalam model penelitian

Temuan penelitian ini didukung oleh maka

(1994) juga organisasi

mengungkapkan bahwa seorang pemimpin variabel mediasi parsial (partial

berperan

sebagai

yang efektif mampu untuk mempengaruhi mediation ) karena kepemimpinan

para pengikutnya agar memiliki rasa tadinya

optimisme yang besar, rasa percaya diri, memasukan variabel M) menjadi

signifikan

(sebelum

serta memiliki komitmen yang tinggi tetap signifikan setelah memasukan

kepada pencapaian tujuan dan tak lupa ke variabel M ke dalam persamaan

arah keberhasilan pencapaian visi dan misi regresi, tetapi mengalami penurunan

dari suatu organisasi

koefisien regresi. Hal ini dapat

Temuan penelitian ini juga didukung Temuan peneltiian ini tidak didukung oleh pendapat Dubrin (2005) yang

oleh pendapat Pabundu (2008) yang menyetakan bahwa dalam memelihara

menyatakan bahwa budaya organisasi komitmen organisasi, peran seorang

adalah seperangkat asumsi dasar dan pemimpin sangat

keyakinan yang dianut oleh anggota- kepemimpinan yang efektif menjadi syarat

dibutuhkan, dan

anggota organisasi kemudian dikembangan utama. Pemimpin yang efektif dalam

dan diwariskan guna mengatasi masalah- menerapkan

masalah adaptasi eksternal dan masalah kepemimpinannya terlebih dahulu harus

integrasi internal. Budaya organisasi yang memahami

baik pada sebuah perusahaan akan dapat dipimpinnya, mengerti kekuatan dan

komitmen organisasi kelemahan bawahannya dan mengerti

meningkatkan

karyawan.

bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan

3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap

yang mereka miliki.

Komitmen Organisasi

Berdasarkan hasil pengujian ketiga

2. Pengaruh Budaya

motivasi kerja

Terhadap Komitmen Organisasi

berpengaruh signifikan terhadap komitmen Berdasarkan hasil pengujian kedua

organisasi pegawai Puskesmas Perawatan diketahui bahwa budaya organisasi tidak

di Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi berpengaruh signifikan terhadap komitmen

motivai kerja pegawai dalam menjalankan organisasi pegawai Puskesmas Perawatan

tugas tentunya akan meningkatkan di Kabupaten Kerinci. Semakin baik baik

komitmen organisasi pegawai pada budaya

Puskesmas Perawatan di Kabupaten meningkatkan

pegawai pada Puskesmas Perawatan di Berdasarkan hasil penelitian ini Kabupaten Kerinci.

diketahui bahwa tinggi rendahnya pegawai Berdasarkan hasil penelitian ini

pada Puskesmas Perawatan di Kabupaten diketahui bahwa tinggi

Kerinci dipengaruhi oleh faktor motivasi komitmen organisasi pegawai Puskesmas

rendahnya

kerja. Semakin tinggi motivasi kerja Perawatan di Kabupaten Kerinci tidak

pegawai dalam melaksanakan tugas dipengaruhi oleh budaya organisasi.

tentunya dapat meningkatkan komitmen Semakin baik budaya organisasi yang

organisasi pegawai terhadap Puskesmas dijadikan panutan bagi pegawai Puskesmas

Perawatan di Kabupaten Kerinci Perawatan di Kabupaten Kerinci dalam

Temuan penelitian ini didukung oleh bekerja belum dapat meningkatkan

pendapat Mangkunegara (2005) yang komitmen

organisasi masing-masing menyatakan bahwa kebutuhan pegawai pegawai terhadap Puskesmas Perawatan di

akan prestasi, kekuasaan dan hubungan Kabupaten Kerinci.

akan meningkatkan komitmen pegawai Berdasarkan temuan penelitian ini

terhadap organisasi yang dibuktikan dapat dinyatakan bahwa komitmen

dengan tanggung jawab yang tinggi dan organisasi pada masing-masing pegawai

disiplin kerja.

Puskesmas Perawatan di Kabupaten Kerinci tidak ditentukan oleh faktor

4. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap

budaya organisasi perusahaan. Walaupun

Prestasi Kerja

pegawai mengikuti budaya organisasi yang Berdasarkan hasil pengujian keempat baik dalam bekerja ternyata tidak dapat

kepemimpinan meningkatkan

diketahui

bahwa

berpengaruh signifikan terhadap prestasi pegawai

komitmen

organisasi

kerja pegawai Puskesmas Perawatan di Kabupaten Kerinci.

Puskesmas Perawatan

di

Kabupaten Kerinci. Semakin baik Kabupaten Kerinci. Semakin baik

mencapai prestasi kerja kerja yang lebih pegawai pada Puskesmas Perawatan di

tinggi lagi.

Kabupaten Kerinci. Dengan demikian dapat dikatakan Temuan penelitian ini membuktikan

bahwa adanya budaya organisasi yang bahwa kepemimpinan berpengaruh positif

dapat meningkatkan keahlian, pengetahuan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai

dan perubahan sikap pegawai tentunya karena keberadaan kepemimpinan dalam

akan meningkatkan prestasi kerja pegawai organisasi adalah sangat penting dalam

dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. mencapai tujuan dan kemajuan organisasi.

Dalam lingkungan yang baru pegawai Bentuk kepemimpinan yang baik, pegawai

dituntut untuk perlu belajar menyesuaikan akan berusaha menyelesaikan tugasnya

diri dengan lingkungan yang dihadapi dengan baik sehingga dapat menghasilkan

untuk menghindari kemungkinan akan prestasi kerja tinggi juga dalam

terjadi konsekwensi negatif. menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian

Berdasarkan temuan penelitian ini dapat

diketahui bahwa budaya organisasi tidak kepemimpinan yang dapat meningkatkan

lepas dari strategi organisasi, termasuk visi keahlian, pengetahuan dan perubahan

dan misi organisasi itu sendiri dan sikap

merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai

implementasi strategi. Budaya ini dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

berkaitan erat dengan nilai-nilai dan norma yang pegang dan berlaku oleh pegawai

5. Pengaruh Budaya

Organisasi

dalam melakukan pekerjaanya. Budaya

Terhadap Prestasi Kerja

yang kuat merupakan landasan prestasi Berdasarkan hasil pengujian kelima

kerja suatu organisasi. Jika terdapat budaya diketahui bahwa budaya organisasi

yang tidak kondusif dalam suatu organisasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi

maka mungkin dapat mempengaruhi kerja pegawai Puskesmas Perawatan di

pegawai dalam melakukan aktivitasnya Kabupaten Kerinci. Semakin baik budaya

dan secara langsung mempengaruhi organisasi tentunya akan meningkatkan

prestasi kerja masing-masing pegawai. prestasi kerja pegawai pada Puskesmas

Temuan penelitian tidak didukung Perawatan di Kabupaten Kerinci.

oleh pendapat Moeljono dan Sudjatmiko Temuan penelitian membuktikan

(2007) bahwa budaya yang kuat bahwa budaya organisasi merupakan salah

merupakan landasan prestasi kerja suatu satu motor penggerak meningkatnya

organisasi. Jika terdapat budaya yang tidak prestasi kerja pegawai dalam memenuhi

kondusif dalam suatu organisasi maka kewajiban untuk menjalankan tugas yang

mungkin dapat mempengaruhi pegawai dibebankan oleh organisasi. Dengan

dalam melakukan aktivitasnya dan secara bentuk budaya organisasi yang baik maka

langsung mempengaruhi prestasi kerja pegawai akan dapat menyelesaikan

masing-masing pegawai. tugasnya dengan baik karena adanya kenyamanan dalam bekerja sehingga dapat

6. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap

menghasilkan prestasi kerja yang tinggi

Prestasi Kerja

juga dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Dampaknya adalah yang bersangkutan

keenam diperoleh bahwa motivasi kerja akan bekerja secara maksimal untuk

berpengaruh signifikan positif terhadap membuktikan dan menunjukkan kepada

prestasi kerja pegawai Puskesmas atasan maupun rekan sejawat bahwa hasil

Perawatan di Kabupaten Kerinci. Artinya kerja yang dicapai adalah hasil pendidikan

tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai pegawai, mereka berlomba-lomba dalam

pada Puskesmas Perawatan di Kabupaten

Kerinci dipengaruhi oleh faktor motivasi tingkat komitmen organisasi pegawai kerja. Semakin tinggi motivasi kerja

tentunya akan meningkatkan prestasi kerja pegawai tentunya akan meningkatkan

pegawai Puskesmas Perawatan di prestasi kerja pegawai pada Puskesmas

Kabupaten Kerinci.

Perawatan di Kabupaten Kerinci dalam Pengaruh positif komitmen organisasi melaksanakan tugas.

terhadap prestasi kerja pegawai Puskesmas Berdasarkan temuan penelitian ini

Kabupaten Kerinci, diketahui bahwa motivasi kerja merupakan

Perawatan

di

menunjukkan bahwa apabila komitmen faktor yang mempengaruhi prestasi kerja

organisasi pegawai meningkat tentunya pegawai, artinya motivasi kerja merupakan

akan meningkatkan prestasi kerja pegawai suatu konsep yang dapat dijadikan sarana

Puskesmas Perawatan di Kabupaten untuk mengukur kesesuaian dari tujuan

Kerinci dalam bekerja dan sebaliknya jika organisasi, strategi dan organisasi tugas,

komitmen organisasi yang dimiliki oleh serta dampak yang dihasilkan, karena

pegawai rendah tentunya akan menurunkan adanya budaya yang baik dalam internal

prestasi kerja pegawai Puskesmas organisasai tentunya akan mendorong

Perawatan di Kabupaten Kerinci. terciptanya kepuasan kerja yang tinggi

Temuan penelitian ini membuktikan pada karyawan dalam bekerja.

bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh Temuan penelitian ini didukung oleh

komitmen organisasi. Komitmen adalah pendapat Siagian (2008) yang menyatakan

daya pendorong yang mengakibatkan motivasi adalah daya pendorong yang

seseorang anggota organisasi mau dan rela mengakibatkan

mengerahkan kemampuan dalam bentuk organisasi mau dan rela mengerahkan

seseorang

anggota

keahlian atau keterampilan, tenaga dan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

menyelenggarakan keterampilan, tenaga dan waktunya untuk

waktunya

untuk

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung menyelenggarakan berbagai kegiatan yang

jawabnya dan menunaikan kewajibannya menjadi

dalam rangka pencapaian tujuan dan menunaikan kewajibannya dalam rangka

berbagai sasaran organisasi yang telah pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu organisasi yang telah ditentukan. Untuk

untuk mengetahui apa yang menjadi itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa

komitmen para karyawannya, sebab faktor yang menjadi motivasi para karyawannya,

tersebut mungkin dapat menjadi salah satu sebab faktor tersebut mungkin dapat

faktor yang menentukan jalan tidaknya menjadi salah satu faktor yang menentukan

pekerjaan dari visi dan misi yang jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi

dijabarkan dalam pencapaian kinerja yang dijabarkan dalam pencapaian prestasi

karyawan dan tujuan organisasi secara kerja karyawan dan tujuan organisasi

keseluruhan

secara keseluruhan. Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Luthans (2006) yang menyatakan

7. Pengaruh Komitmen Organisasi

bahwa komitmen organisasi merupakan

Terhadap Prestasi Kerja

sikap yang merefleksikan loyalitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

pegawai pada organisasi dan proses ketujuh diketahui bahwa komitmen

berkelanjutan dimana anggota organisasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap

mengekspresikan perhatiannya terhadap prestasi kerja pegawai Puskesmas

organisasi dan keberhasilan serta kemajuan Perawatan di Kabupaten Kerinci. Artinya

yang berkelanjutan. Karyawan yang tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai

memiliki komitmen organisasi yang tinggi Puskesmas Perawatan di Kabupaten

dalam bekerja akan menghasilkan kinerja Kerinci dipengaruhi oleh faktor komitmen

yang tinggi juga.

organisasi secara positif. Semakin tinggi

8. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap

10. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Melalui Komitmen

Prestasi Kerja Melalui Komitmen Organisasi

Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan diketahui bahwa kepeimpinan

kesepuluh diperoleh informasi bahwa berpengaruh signifikan terhadap prestasi

motivasi kerja berpengaruh signifikan kerja pegawai Puskesmas Perawatan di

terhadap prestasi kerja pegawai Puskesmas Kabupaten Kerinci melalui komitmen

Perawatan di Kabupaten Kerinci melalui organisasi sebagai variabel intervening.

komitmen organiasi sebagai variabel Dengan demikian dapat dikatakan

intervening . Dengan demikian dapat bahwa variabel komitmen organiasi

dikatakan bahwa variabel komitmen mampu memberi tambahan pengaruh

organiasi mampu memberi tambahan dalam

pengaruh dalam menjelaskan pengaruh kepmimpinan terhadap prestasi kerja atau

menjelaskan

pengaruh

motivasi kerja terhadap prestasi kerja atau dengan kata lain komitmen organisasi

dengan kata lain komitmen organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai

dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai dari keadaan kepmimpinan yang ada,

dari keadaan motivasi kerja yang ada, sehingga budaya organisasi berpengaruh

ditegaskan bahwa signifikan positif terhadap prestasi kerja

sehingga

dapat

komitmen organisasi menambah pengaruh pegawai Puskesmas Perawatan

motivasi kerja berpengaruh terhadap Kabupaten Kerinci melalui komitmen

di

prestasi kerja

organisasi

F. Penutup

9. Pengaruh Budaya

Organisasi

Berdasarkan pembahasan yang

Terhadap Prestasi Kerja Melalui

telah dilakukan pada bab sebelumnya,

Komitmen Organisasi

Sebagai

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

Variabel Intervening

berikut ini :

1. Prestasi kerja pegawai Puskesmas kesembilan diketahui bahwa budaya

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

Perawatan di Kabupaten berada pada organisasi tidak berpengaruh signifikan

kategori cukup, dengan skor rata-rata terhadap prestasi kerja pegawai Puskesmas

sebesar 3,39 dengan tingkat capaian Perawatan di Kabupaten Kerinci melalui

responden (TCR) sebesar 67,79%. komitmen organisasi sebagai variabel

pada Puskesmas intervening .

2. Kepemimpinan

Perawatan di Kabupaten berada pada Dengan demikian dapat dikatakan

kategori cukup, dengan skor rata-rata bahwa variabel komitmen organiasi tidak

sebesar 3,76 dengan tingkat capaian mampu memberi tambahan pengaruh

responden (TCR) sebesar 75,29%. dalam menjelaskan pengaruh budaya

3. Budaya organisasi pada Puskesmas organisasi terhadap prestasi kerja atau

Perawatan di Kabupaten berda pada dengan kata lain komitmen organisasi

kategori cukup, dengan skor rata-rata tidak dapat meningkatkan prestasi kerja

sebesar 3,48 dengan tingkat capaian pegawai dari keadaan budaya organisasi

responden (TCR) sebesar 69,58% yang ada, sehingga budaya organisasi tidak

4. Motivasi kerja pegawai Puskesmas berpengaruh signifikan positif terhadap

Perawatan di Kabupaten berada pada prestasi kerja pegawai Puskesmas

kategori cukup, dengan skor rata-rata Perawatan di Kabupaten Kerinci melalui

sebesar 3,63 dengan tingkat capaian kepuasan kerja komitmen organisasi.

responden (TCR) sebesar 72,68%

5. Komitmen

organisasi pegawai Puskesmas Perawatan di Kabupaten organisasi pegawai Puskesmas Perawatan di Kabupaten

Kabupaten Kerinci tingkat capaian responden (TCR)

11. Motivasi kerja berpengaruh signifikan sebesar 69,70%.

positif terhadap prestasi kerja pegawai

6. Kepemimpinan berpengaruh signifikan pada Puskesmas Perawatan di terhadap komitmen organisasi pegawai

Kabupaten Kerinci dengan koefisien Puskesmas Perawatan di Kabupaten

regresi sebesar 0,125. Artinya tinggi Kerinci dengan koefisien regresi

rendahnya prestasi kerja pegawai pada sebesar 0,323. Semakin baik pimpinan

Puskesmas Perawatan di Kabupaten dalam menjalankan fungsinya tentunya

Kerinci dipengaruhi oleh faktor akan

motivasi kerja. Semakin tinggi organisasi pegawai pada Puskesmas

meningkatkan

komitmen

motivasi kerja pegawai tentunya akan Perawatan di Kabupaten Kerinci

meningkatkan prestasi kerja pegawai