Evaluasi pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus dump besi studi kasus pada CV . Karoseri Fajar Mandiri.

(1)

xii

ABSTRAK

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penerimaan atau penolakan pesanan khusus berdasarkan teori. Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

Jenis Penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan yaitu dengan metode komparasi, membandingkan teknik yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di dalam kajian teori dengan dasar teori analisis biaya relevan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan dan perhitungan menurut teori, menunjukan bahwa keputusan perusahaan untuk menerima pesanan khusus sudah tepat meskipun langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus tidak sama dengan teori yang menggunakan analisis biaya relevan. Namun ada satu langkah persamaan dalam melakukan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu menggunakan kapasitas menganggur.


(2)

xiii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF THE DECISION OF ACCEPTING OR REJECTING SPECIAL ORDER

A Case Study at CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to evaluate the decision making process which has made by a company in accepting or rejecting special order. This study is done at CV. Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

The type of the study is case study. The data was taken by having interviews and documentation. The technique used is the comparative method, comparing the technique conducted by the company and on the theories using relevant cost analysis.

Based on the calculation which has done by the company and the calculation based on the theory, the result shows that the decision made by the company to accept special order has already been appropriate although the steps which have been done by the company in making the decision was different from the relevant cost analysis theory.


(3)

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

JANGAN PATAH SEMANGAT WALAU APAPUN YANG

TERJADI, JIKA KITA MENYERAH MAKA HABISLAH

SUDAH

#TOP BEMILLIONER

KARENA CARA TERBAIK MEMBUAT “RASA YANG

SEMPURNA “ADALAH MENGERTI ORANG LAIN

#PANDUADITYA

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Sugeng Ismanto dan Ibu Isnanik anggit timur peni

Kakak mbak Lia dan Adek Okta dhamar,


(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing serta membantu selama belajar di Program Studi Akuntansi.

5. Dr. FA. Joko Siswanto,M.M., Akt.,QIA.,C.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

vi

6. Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. selaku Dosen Penguji yang telah menilai dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

7. Ir.Drs. Hansiadi Yuli H.,M.Si.,Ak.,QIA selaku Dosen Penguji yang telah menilai dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

8. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntasi yang telah memberikan bantuan selama penulis duduk di bangku kuliah. 9. Bapakku Alm.Vicensius Sugeng Ismanto dan Ibuku Maxsima Isnanik

Anggit Timur Peni yang selalu mendoakan, mendukung, memberi perhatian serta kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10.Kakakku Emiliana Ike Setya Wahyuni dan adikku Oktavianus Dhamar Setya Nugraha yang selalu mendukungku, memfasilitasiku dan dan memberikan semangat kepadaku.

11.Sahabatku terkasih sewaktu suka maupun duka , Pandu, Danang, Dion, Ndaru, Diki, Mas Pur, Shelin dan Coki yang selalu memberi semangat dan inspirasi.

12.Semua sahabatku “Gembel” di kampus yang selalu mengisi hari-hariku selama kuliah dan mau mendengarkan curhatanku, Ipus, Petrik, Yuyud, Aneen, Hoho, Mita, Topan, Yonas, Leo, Tara Bele, Yudi Gomek, Tara Pacle, Yoga, Dian, Yanuar, Ocaq, Ari, semoga persahabatan ini akan selalu abadi.


(10)

vii

13.Teman-temanku MPT Ipus, Leo Yuyud, Hoho, Adit, Yuli, Yonas, Brian, Gaby, Felix atas diskusi, masukan, saran, kritik, selama menempuh mata kuliah MPT sampai akir proses penulisan skripsi ini.

14.Teman-teman Akuntansi angkatan 2009 yang turut memberi warna dan keistimewaan selama belajar akuntansi di kelas.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Juni 2015


(11)

viii

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri, dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juni 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 29 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,


(12)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Unggul Setya Jati

Nomor Mahasiswa : 092114073

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal29 Juni 2015 Yang menyatakan,


(13)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... viii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PUBLIKASI ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... xiii

BABIPENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah... 1

B.RumusanMasalah... 2

C.TujuanPenelitian ... 3

D.ManfaatPenelitian... 3

E.SistematikaPenulisan... 3

BABIITINJAUANPUSTAKA A.Biaya... 5

B.Pengambilan keputusan taktis... 16

BABIII METODE PENELITIAN A.JenisPenelitian... 38


(14)

xi

B.WaktudanTempatPenelitian... 38

C.SubjekdanObjekPenelitian... 38

D.DatayangDiperlukan... 39

E.TeknikPengumpulanData... 40

F.TeknikAnalisisData... 40

BABVI GAMBARAN UMUM A.Sejarah Berdirinya Perusahaan... 42

B.Status CV . Karoseri Fajar Mandiri... 43

C.Struktur Organisasi... 43

D.TugasBagian Produksi... 46

E.Pemasaran... 47

F.Faktor Pengambilan Keputusan... 47

G.Varian Bak Truck... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 49

B. Analisis Data ... 55

C.Pembahasan ... 66

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71


(15)

xii

ABSTRAK

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penerimaan atau penolakan pesanan khusus berdasarkan teori. Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

Jenis Penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan yaitu dengan metode komparasi, membandingkan teknik yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di dalam kajian teori dengan dasar teori analisis biaya relevan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan dan perhitungan menurut teori, menunjukan bahwa keputusan perusahaan untuk menerima pesanan khusus sudah tepat meskipun langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus tidak sama dengan teori yang menggunakan analisis biaya relevan. Namun ada satu langkah persamaan dalam melakukan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu menggunakan kapasitas menganggur.


(16)

xiii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF THE DECISION OF ACCEPTING OR REJECTING SPECIAL ORDER

A Case Study at CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to evaluate the decision making process which has made by a company in accepting or rejecting special order. This study is done at CV. Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

The type of the study is case study. The data was taken by having interviews and documentation. The technique used is the comparative method, comparing the technique conducted by the company and on the theories using relevant cost analysis.

Based on the calculation which has done by the company and the calculation based on the theory, the result shows that the decision made by the company to accept special order has already been appropriate although the steps which have been done by the company in making the decision was different from the relevant cost analysis theory.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan selalu memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain penguasaan pasar, kembalinya modal dalam jangka waktu tertentu, pencapaian volume penjualan, dan yang terakhir adalah pencapaian laba yang optimal. Dari tujuan perusahaan di atas, tujuan perusahaan yang utama adalah mencapai laba yang optimal.

Biaya merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan dalam mencapai laba yang optimal. Seorang manajer membutuhkan informasi yang akurat terutama dalam pengambilan keputusan, supaya mampu menghasilkan laba yang optimal. Dalam pengambilan keputusan, manajemen perlu menentukan harga pokok suatu barang. Penentuan harga pokok suatu barang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menyajikan data yang relevan. Apabila seorang pimpinan salah dalam mengambil keputusan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan.

Ada dua cara dalam pengambilan keputusan antara lain dengan cara pengambilan keputusan rutin dan pengambilan keputusan khusus. Pengambilan keputusan khusus, yaitu pengambilan pesanan dari pihak luar yang memproduksi dalam jumlah cukup besar sehingga mengakibatkan kapasitas menganggur. Pesanan khusus merupakan pesanan diluar dari produksi, yang biasa perusahaan produksi, biasanya harga lebih murah daripada harga jualnya. Pesanan khusus termasuk keputusan jangka pendek.


(18)

Menggunanan pengambilan keputusan pesanan khusus salah satu caranya adalah menggunakan dan memanfaatkan kapasitas barang dan tenaga yang menganggur.

Biaya digolongkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan, sehingga dapat diketahui biaya relevan yang sesungguhnya. Setelah biaya dipisah maka ditentukan dengan analisis biaya relevan, berapa biaya diferensialnya dan berapa pendapatan diferensial yang diperoleh perusahaan jika menerima pesanan khusus.

Keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus adalah alternatif yang harus dihadapi manajemen. Pesanan khusus ini terjadi ketika dalam perusahaan terdapat kapasitas menganggur dan terdapat permintaan dengan harga jual dibawah harga pokok produksi. Jika perusahaan memenuhi pesanan khusus dengan harga sebesar harga pokok produksi, maka perusahaan tidak mendapat laba yang diharapkan. Oleh karena itu manajemen harus mengambil keputusan yang tepat apakah akan menerima atau menolak pesanan khusus dengan analisa biaya relevan.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini tentang analisis biaya relevan dan kaitannya dengan laba perusahaan yang telah dirumuskan sebagai berikut: Apakah pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai pengambilan keputusan pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh CV. Karoseri Fajar Mandiri untuk dijadikan sebagai masukan kepada perusahaan dalam mempetimbangkan pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa serta bahan petimbangan dan acuan untuk penelitian.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(20)

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai Biaya, pengambilan keputusan, analisis biaya relevan, pesanan khusus.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, obyek dan subyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini membahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, produk perusahaan, pemasaraan produk dan sistem pengambilan keputusan pesanan khusus pada perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai system pengambilan keputusan pesanan khusus dump truk pada perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, menghitung kapasitas menganggur yang terjadi di dalam perusahaan, menggolongkan biaya-biaya ke dalam biaya relevan dan biaya tidak relevan dan hasil penelitian system pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus dalam perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri.

Bab VI Penutup

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.


(21)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Biaya

1. Pengertian Biaya

Mursyidi (2008: 14) menyatakan bahwa : “Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.”

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, terdapat 4 (empat) unsur pokok, yaitu:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Istilah biaya dalam akuntansi, didefinisikan sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa, pengorbanan mungkin diukur dalam kas, aktiva yang ditransfer, jasa yang diberikan dan lain-lain, hal ini diperkuat oleh pendapat Witjaksono (2006: 6) mengemukakan bahwa: “Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.


(22)

Berdasar dari definisi-definisi di atas tentang biaya maka digunakan akumulasi data biaya untuk keperluan penilaian persediaan dan untuk penyusunan laporan-laporan keuangan di mana data biaya jenis ini bersumber pada buku-buku dan catatan perusahaan. Tetapi, untuk keperluan perencanaan analisis dan pengambilan keputusanan, sering harus berhadapan dengan masa depan dan berusaha menghitung biaya terselubung (imputed cost), biaya deferensial, biaya kesempatan (opportunity cost) yang harus di dasarkan pada sesuatu yang lain dari biaya masa lampau. Oleh sebab itu merupakan persyaratan dasar bahwa biaya harus diartikan dalam hubungannya dengan tujuan dan keperluan penggunaannya sehingga suatu permintaan akan data biaya harus disertai dengan penjelasan mengenai tujuan dan keperluan penggunaannya, karena data biaya yang sama belum tentu dapat memenuhi semua tujuan dan keperluan.

2. Klasifikasi Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut,

Menurut Mulyadi (2005 : 13), biaya dapat digolongkan menurut : a. Objek pengeluaran.

b. Fungsi pokok dalam perusahaan.


(23)

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

e. Jangka waktu manfaatnya”.

Uraian dari masing-masing penggolongan biaya adalah sebagai berikut:

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya Bahan Bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut : biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

1) Biaya produksi.

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi


(24)

menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

2) Biaya pemasaran.

Merupakan biaya-biaya yeng terjadi untuk melaksanakan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian- bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

3) Biaya administrasi dan umum.

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, bagian akuntansi, bagian personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy.


(25)

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayainya. Biaya dikelompokkan menjadi dua golongan :

1) Biaya langsung.

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct departemental cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. 2) Biaya tidak langsung.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.


(26)

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :

1) Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. 3) Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk

tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya dari biaya tetap adalah biaya gaji.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :

1) Pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau deplesi.


(27)

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.

Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan biaya dengan : objek pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum; sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variable, biaya semivariabel, biaya semifixed, biaya tetap; dan jangka waktu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. 3. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan perhatian yang lebih, baik dalam perencanaannya maupun dalam pengendaliannya. a. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pengertian biaya produksi menurut Hansen dan Mowen (2005 : 50) yang diterjemahankan oleh Ancella A. Hermawan


(28)

mengatakan Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 51)” mengemukakan bahwa Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b. Jenis-jenis Biaya Produksi

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

1) Biaya bahan baku

Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung atau diikuti jejaknya, atau merupakan bagian integral dari produk tertentu. Pengertian biaya bahan baku menurut Soemarso S. R (2004 : 271), Biaya bahan baku adalah biaya untuk barang-barang yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Sedangkan menurut M.Munandar (2002 : 25): “Biaya bahan baku (direct material) ialah biaya yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan di dalam


(29)

proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya dijual”.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga tercantum dalam faktur pembelian saja. Tetapi ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

2) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh perusahaan. Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Soemarso S. R (2004 : 271) Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk tenaga kerja langsung yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Sedangkan menurut M.Munandar (2002 : 25), Biaya tenaga kerja langsung (direct labour) adalah upah yang dibayarkan perusahaan kepada para tenaga kerja yang secara langsung memproses bahan mentah untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang dibayarkan perusahaan kepada tenaga kerja langsung yang menangani proses


(30)

produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi yang nantinya akan dijual.

3) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Soemarso S.R , 2004 : 271). Sedangkan menurut M.Munandar (2002 : 25) Biaya overhead (factory overhead) adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang secara tidak langsung diidentifikasikan pada suatu objek biaya.

4. Metode Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi, terdapat dua pendekatan a. Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel


(31)

maupun tetap. Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Biaya overhead pabrik tetap xx

Biaya produksi xx

Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b. Variable Costing

Variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx


(32)

B. Pengertian Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan bagian dari hasil penjualan produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia. Volume penjualan biasanya berbentuk data numeric atau deretan angka, dimana deretan angka tersebut sering disebut unit.

Menurut Swastha (2001 : 11) Volume penjualan adalah jumlah barang dan atau jasa yang terjual dalam proses pertukaran. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa volume penjualan adalah jumlah barang yang terjual dibanding jumlah barang yang tersedia, sehingga dapat dihasilkan deret angka atau numerik yang dinamakan volume penjualan. Volume penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya mencapai sasaran perusahaan yaitu laba. 1. Penjualan

Perusahaan dapat bertahan hidup dari keuntungan yang diperolehnya melalui kegiatan penjualan. Penjualan ini merupakan urat nadi perusahaan yang harus mendapatkan perencanaan dan pengendalian yang baik.

Menurut Swastha (2001 : 7) Penjualan adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli. Dimana


(33)

penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat sejumlah uang sebagai alat tukar produk tersebut, sebesar harga jual yang disepakati.

Penjualan juga dapat dikatakan sebagai suatu tugas memperkenalkan, mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan produk barang atau jasa yang ditawarkan, serta mengadakan transaksi atau perjanjian mengenai harga yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi, dalam penjualan tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Didalam perekonomian kita, seseorang yang menjual sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang. Dengan alat tukar berupa uang, orang akan lebih mudah memenuhi segala keinginannya, dan penjualan menjadi lebih mudah dilakukan.

Secara sederhana, transaksi penjualan dapat dilihat sebagai proses pertukaran seperti gambar berikut :

Barang dan Jasa

Uang

Gambar 2.1 Transaksi Penjualan 2. Klasifikasi Transaksi

Menurut Mulyadi (2002 : 457) Penjualan tunai adalah penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli


(34)

melaksanakan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Selain itu ada beberapa macam klasifikasi transaksi penjualan, menurut La Midjan (2001 : 170 ): a. Penjualan secara tunai, yaitu penjualan yang bersifat cash dan carry.

Pada umumnya terjadi secara konstan, dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan yang dianggap konstan.

b. Penjualan secara kredit, yaitu penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Sistem tender, yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender tersebut. Untuk memenangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender dan lain-lain, juga harus dapat bersaing dengan pihak lainnya. d. Eksport, yaitu penjualan yang dilakukan dengan pihak pembeli luar

negeri yang mengimpor barang tersebut. Biasanya penjualan eksport memanfaatkan Letter Of Credit (L/C).

e. Penjualan secara konsinyasi, yaitu menjuala barang secara “titipan” kepada pembeli yang juga sebagai penjual. Apabila barang tersebut tidak laku, maka akan kembali ke penjual.

f. Penjualan melalui grosir, yaitu penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang perantara. Grosir berfungsi menjadi perantara antara pabrik atau importer dengan pedagang toko eceran.


(35)

Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan secara kontan, yaitu pembeli wajib melaksanakan pembayaran lebih dahulu sebelum barang atau jasa diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

3. Dokumen Penjualan

Dokumen yang digunakan dalam aktivitas penjualan menurut Zaki Baridwan (2001 : 8):

a. Order penjualan

Merupakan penghubung antara beragam fungsi, yang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan pesanan penjualan.

b. Nota penjualan barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan

c. Perintah penyerahan barang

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.

d. Faktur penjualan

Adalah dokumen yang menunjukkan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukkan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.


(36)

4. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Volume Penjualan

Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan akan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Untuk memperolehnya perusahaan harus menciptakan suatu produk yang dapat bersaing dipasaran dan akan digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, kegiatan tersebut dinamakan dengan penjualan.

Berhasil atau tidaknya suatu penjualan dikaitkan dengan besar kecilnya biaya produksi. Dalam perusahaan industri biaya produksi merupakan sumber biaya yang paling besar sehingga penekanan biaya dan efisiensi produksi sangat penting agar dapat meningkatkan volume penjualan. Volume penjualan akan berubah jika unsur-unsur biaya produksi mengalami perubahan. Jadi, semakin kecil biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan, semakin besar volume penjualan yang diperoleh perusahaan. Dan sebaliknya semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan maka semakin kecil volume penjualan yang diperoleh perusahaan. Sehingga dikatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap volume penjualan.

f. Pengambilan keputusan Taktis

Menurut Hansen dan Mowen (2005: 266), Pengambilan keputusan taktis (Tactical decision making) terdiri dari pemilihan diantara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas yang dapat terlihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga jual


(37)

normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba tahun ini merupakan suatu contoh. Jadi, beberapa keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek. Namun, harus diperhatikan bahwa keputusan jangka pendek sering kali mengandung konsekuensi jangka panjang. Mari kita pertimbangkan contoh ke dua. Misalkan suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi suatu komponen daripada membelinya dari para pemasok. Tujuannya adalah untuk menekan biaya pembuatan produk utama dengan segera. Namun keputusan taktis ini mungkin merupakan sebagian kecil dari keseluruhan strategi perusahaan dalam meraih keunggulan biaya. Jadi, keputusan taktis sering kali berupa tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujan jangka panjang

Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen). Jadi, pengambilan keputusan taktis yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga berguna untuk jangka panjang.

Sesungguhnya, tidak ada keputusan taktis yang harus dibuat apabila keputusan tersebut tidak mendukung sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan. Suatu contoh jelas dari perusahaan yang membuat keputusan


(38)

taktis yang sesuai dengan tujuan strategisnya adalah Hyatt Hotel Corporation. Pada awal tahun 1990-an, biaya yang tinggi telah mengganggu sejumlah kontrak manajemen Hyatt. Karena itu, perlu mengurangi struktur biaya dengan segera. Namun, Hyatt hanya memangkas biaya yang tidak terlalu menjadi perhatian para tamu (misalnya, layanan kamar tidu dan sebutir permen ditaruh diatas bantal). Pelayanan yang menjadi perhatian para tamu bisnis diperluas (misalnya, menyediakan mesin faximil dalam kamar).

1. Model Pengambilan Keputusan Taktis

Bagaimana perusahaan membuat keputusan taktis yang baik? Kita dapat menguraikan dekatan umum bagi pengambilan keputusan taktis. Keenam langkah yang menggambarkan proses pengambilan keputusan yang direkomendasi adalah sebagai berikut:

a. Kenali dan tetapkan masalah

b. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas masalah tersebut; eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.

c. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dnegan setiap alternatif yang layak. Klasifikasi biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.

d. Hitunglah total biaya dan manfaat relevan masing-masing alternatif inilailah faktor-faktor- kualitatif.

e. Tetapkan alternatif yang menawarkan manfaat terbesar f. Pembuatan keputusan


(39)

Keenam langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan sederhana. model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang, bila diikuti akan membawa kepada suatu keputusan Tabel 2.1 Model Pengambilan Keputusan untuk Masalah Ruangan

Langkah Analisis Keterangan

1 Tetapkan Masalah Meningkatkan kapasitas gudang dan produksi

2 Identifikasi alternatif

1. Membangun fasilitas 2. Sewa fasilitas tambahan 3. Sewa ruang untuk gudang 3 Identifikasi biaya

dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak

Alternatif 4:

Biaya produksi variabel Rp 3.450.000.000

Sewa gudang Rp 1.350.000.000 Alternatif 5: Harga beli Rp 4.600.000.000

4 Hitung total biaya dan manfaat yang relevan untuk setiap alternatif yang layak

Alternatif 4 Rp 4.600.000.000 Alternatif 5 Rp 4.600.000.000 Biaya diferensial Rp 200.000.000

5 Nilai faktor-faktor 1. Kualitas pemasok eksternal 2. Realibilitas pemasok eksternal 3. Stabilitas harga

4. Hubungan ketenagakerjaan dan citra masyarakat

6 Buat keputusan Sewa gudang Sumber: Hansen dan Mowen (2005: 268)

Keterangan:

1) Langkah 1: Menetapkan Masalah

Langkah pertama adalah mengenali dan menetapkan masalah yang spesifik. Misalnya, semua anggota tim manajemen


(40)

Tidwell mengakui kebutuhan tambahan ruangan untuk gudang, kantor, dan produksi cetakan plastik. Luas ruangan yang dibutuhkan, alasan kebutuhan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan dimanfaatkan merupakan dimensi penting dari masalah tersebut. Namun, masalah utamanya adalah bagaimana memperoleh tambahan ruangan tersebut.

2) Langkah 2: Mengidentifikasi Alternatif

Langkah kedua adalah membuat daftar dan mempertimbangan solusi yang layak. Tidwell products mengidentifikasi solusi berikut:

a) Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup untuk mengatasi kebutuhan saat ini dan yang dapat diperkirakan.

b) Sewa fasilitas yang lebih besar

c) Sewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yanga ada saat ini d) Sewa gedung tambahan yang akan dimanfaatkan sebagai

gudang, dengan demikian menyediakan ruang untuk ekspansi produksi.

e) Memanfaatkan ruangan yang tersedia untuk mengatasi masalah ruangan.

3) Langkah 3: Mengidentifikasi Biaya dan Manfaat yang Berkairan dengan Setiap Alternatif yang Layak


(41)

Pada langkah ketiga, biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak diidentifikasi. Pada tahap ini, berbagai biaya yang benar-benar tidak relevan dapat dieliminasi dari pertimbangan. Akuntan manajemen bertanggungjawab atas pengumpulan data yang diperlukan.

4) Langkah 4: Menghitung Total Biaya dan Manfaat yang Relevan untuk Setiap Alternatif yang Layak

Kita sekarang tahu bahwa alternatif 4, yaitu terus memproduksi secara internal dan melease ruangan tambahan dan sementara alternatif 5 yaitu membeli dari luar dan memanfaatkan ruangan sendiri.

5) Langkah 5: Menilai Faktor-faktor Kualitatif

Meskipun biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan laternatif adalah penting, namun keduanya belum mampu menjelaskan secara keseluruhan. Faktor-faktor kualitatif dapat secara nyata mempengaruhi keputusan manajer. Faktor-faktor kualitatif merupakan faktor yang sulit dinyatakan dalam angka. 6) Langkah 6: Membuat Keputusan

Segera setelah semua biaya dan manfaat yang relevan untuk setiap alternatif selesai dinilai, dan faktor-faktor kualitatif dipertimbangkan, keputusan dapat dibuat.


(42)

2. Aplikasi Pengambilan Keputusan a. Keputusan Membuat atau Membeli

Manager seringkali dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya, manajemen secara periodik harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan produksi. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin telah berubah dan akibatnya pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan Tentu saja, evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan membuat atau membeli.

Masalah dan alternatif yang layak telah dapat diidentifikasi. Karena jangkauan keputusan hanya satu periode maka tidak diperlukan perhatian terhadap biaya pemulihan secara periodik. Kalkulasi biaya relevan secara khusus dapat berguna untuk analisis jangka pendek. Kita hanya perlu mengidentifikasi biaya relevan, menjumlahkannya, dan menetapkan pilihan.

b. Keputusan Meneruskan atau Menghentikan

Seringkali seorang manajer harus memutuskan apakah suatu segment, seperti lini produk, harus dipertahankan atau diharus. Laporan segment yang disusun atas dasar kalkulasi biaya variebel menyediakan informasi yang berharga bagi keputusan meneruskan atau menghentikan. Margin kontribusi segement dan margin segementnya sendiri bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja


(43)

segement. Namun, sementara laporan segment menyediakan informasi berharga untuk keputusan meneruskan ataua mengehentikan, kalkulasi biaya relevan menggambarkan bagaimana informasi tersebut harus digunakan agar sampai pada suatu keputusan.

c. Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut

Produk gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada titik split off. Pada titik tersebut, mereka dapat dibedakan. Sebagai contoh, mineral tertentu seperti tembaga dan emas mungkin terkandung dalam suatu biji besi tertentu. Biji besi tersebut harus ditambang, dihancurkan, dan diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan. Saat pemisahan inilah yang disebut titik split off. Biaya penambangan, penghancuran, dan pengolahan berlaku untuk kedua produk.

d. Keputusan Pesanan Khusus

Keputusan Khusus Manajer meliputi beraneka ragam bidang dan jangka waktu. Menurut definisi keputusan khusus akan terjadi kurang teratur dibandingkan dengan keputusan rutin

Keputusan pada analisis ini bertujuan mengambil keputusan pada pesanan khusus. Pesanan khusus adalah pesanan yang mempunyai harga jual lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual produk yang sama kepada pelanggan umum

Keputusan pesanan khusus memfokuskan pada pertanyaan apakah harga pesanan khusus harus diterima atau ditolak.


(44)

Pesanan-pesanan seperti ini sering kali menarik, khususnya ketika perusahaan sedang beroperasi dibawah kapasitas produktif maksimumnya.

Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan ice cream sedang beroperasi pada tingkat 80% dari kapasitas produktifnya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit galon ukuran setengah. Perusahaan hanya memproduksi ice cream premium. Total biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan 16 Juta unit adalah sebagai berikut pada Tabel 2.2 hal 22.

Tabel 2.2 Total Biaya Perusahaan Es Krim

Biaya variable: Total ($) Biaya perunit ($)

Komposisi susu 11.200 0,7

Gula 1.600 0,1

Penyedap 2.400 0,15

Tenaga Kerja Langsung

4.000 0,25

Pengemasan 3.200 0,2

Komisi 320 0,02

Distribusi 480 0,03

Lain-lain 800 0,05

Total biaya variabel 24.000 1,5

Biaya Tetap

Gaji 960 0,06

Penyusutan 320 0,02

Utilitas 80 0,005

Pajak 32 0,002

Lain-lain 160 0,001

Total Biaya Tetap 1.552 0,097

Total Biaya 25.552 1,597

Harga Jual Borongan

32.000 2


(45)

Suatu distributor es krim wilayah lain yang biasanya tidak dilayani oleh perusahaan menawarkan pembelian 2 juta unit dengan harga $1,55 per unit. Distributor tersebut akan menggunakan label mereknya sendiri. Distributor juga setuju untuk membayar biaya transportasi. Karena distributor berhubungan langsung ke perusahaan, maka tidak ada komisi penjualan. Sebagai manajer perusahaan es krim tersebut, apakah akan menerima pesanan ini atau menolaknya?

Penawaran harga sebesar $1,55 ini berada di bawah harga jual normal sebesar $2 kenyataannya, harga tersebut bahkan berada dibawah total biaya per unit. Walaupun demikian, menerima pesanan tersebut mungkin menguntungkan. Perusahaan memiliki kapasitas menganggur, dan pesanan tersebut tidak akan mengganti unit-unit lain yang sedang diproduksi untuk dijual dengan harga normal. Selain itu, banyak dari biaya tersebut yang tidak relevan; biaya tetap akan selalu muncul tanpa memperhatikan apakah pesanan diterima atau ditolak.

Apabila pesanan tersebut diterima, manfaat sebesar $1,55 per unit akan direalisasikan. Namun, seluruh biaya variabel kecuali untuk distribusi ($0,03) dan komisi ($0,02) juga akan terjadi, yang menghasilkan biaya $1,45 per unit. Manfaat bersihnya adalah $0,10 ($1,55-$1,45) per unit. Analisis biaya relevan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:


(46)

Analisis biaya relevan dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Tabel 2.3 Perbandingan Perhitungan Rugi-Laba yang diramalkan.

Menerima Menolak Manfaat

Diferensial Bila Menerima

Pendapatan $3.100.000 - $3.100.000

Komposisi susu -1.400.000 - -1.400.000

Gula -200.000 - -200.000

Penyedap -300.000 - -300.000

Tenaga kerja langsung

-500.000 -

-500.000

Pengemasan -400.000 - -400.000

Lain-lain -100.000 - -100.000

Total $200.000 $0 $200.000

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 283)

Kita melihat bahwa untuk perusahaan ini, menerima pesanan khusus akan menaikan laba sebesar $200.000 ($0,10 x 2.000.000). 1) Hansen dan Mowen (2005: 282-283) menjelaskan bahwa

langkah-langkah dalam mengambil keputusan pesanan khusus yaitu; a) Penentuan total kapasitas menganggur

Cara untuk menentukan total kapasitas menganggur yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi yang sesungguhnya. Contoh, pada umumnya perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tertinggi beberapa tahun yang akan datang.

Jika perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang hanya mampu memenuhi permintaan pasar sekarang, hal ini akan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara terus-menerus. Dengan demikian, umumnya perusahaan


(47)

memiliki kapasitas menganggur, yang seringkali mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan penetapan harga jual dibawah harga jual normal. Tentu saja penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan yang reguler.

b) Penentuan biaya relevan dan tidak relevan 1. Biaya Relevan

Biaya relevan menurut RA. Supriyono (2002:389) meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu.”. Data-data historis atau data masa lalu tidak punya hubungan langsung dengan keputusan. Data historis mungkin bisa`membantu dalam merumuskan ramalan, tetapi angka-angka masa lalu sama sekali tidak relevan dengan keputusan itu sendiri, karena angka-angka tersebut bukanlah data yang diharapkan di waktu mendatang, yang harus digunakan oleh manajer dalam membuat keputusan yang jitu. Keputusan akan mempengaruhi masa depan.

Dari data-data masa datang yang diharapkan, hanya data yang akan berbeda-beda di antara berbagai alternatiflah yang merupakan data relevan. Suatu data menjadi tidak relevan jika tetap sama pada semua alternatifnya. Meskipun data historis seringkali digunakan


(48)

sebagai pedoman untuk meramal, namun data tersebut tidaklah relevan dengan keputusan itu sendiri. Namun hasil ramalan ini menjadi masukan atau input pada model keputusan, yaitu metoda untuk membuat pilihan

Analisis ini secara implisit menggunakan biaya masa lalu untuk mengestimasi biaya masa depan. Meskipun biaya masa lalu tidak pernah menjadi biaya relevan, biaya-biaya tersebut seringkali digunakan untuk memprediksi jumlah biaya masa depan (Hansen dan Mowen, 2005: 339).

Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokan sebagai biaya relevan (Rudiyanto, 2006: 65) yaitu:

a. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan

Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang. Dalam memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang perusahaan bisa menggunakan biaya historis.

Data historis tersebut hanya digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi besarnya biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang untuk suatu


(49)

proyek tertentu dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang diambil. Karena itu, sunk cost yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apapun, baik saat ini maupun yang akan datang tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan.

b. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternative Biaya yang akan dikeluarkan di masa datang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, misalnya biaya deperesiasi aktiva tetap untuk bulan depan dimana proyek akan dilaksanakan.

2. Biaya Tidak Relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

a. Biaya Masa Lalu

Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Contoh: pembelian mesin.


(50)

b. Biaya Terbenam

Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali. Contoh: kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik, penyusutan.

c. Biaya masa depan yang diharapkan yang tidak berbeda c) Penentuan Total Pendapatan Diferensial, Biaya Diferensial,

Laba Diferensial Pesanan Khusus (special order pricing) dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan

Dalam fungsi manajemen pembuat keputusan merupakan salah satu fungsi pokok, sehingga memerlukan informasi untuk pembuat keputusan, atau lebih khusus lagi untuk menentukan dampak terhadap laba yang akan diakibatkan oleh setiap alternatif.

Informasi yang relevan penting bagi manajer untuk melakukan analisis diferensial. Analisis diferensial adalah proses estimasi atas konsekuensi dari tindakan-tindakan alternatif yang diambil oleh pengambil keputusan.

1) Pendapatan Diferensial

Pendapatan diferensial adalah pendapatan yang akan datang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Pendapatan masa lalu atau pendapatan yang akan datang tidak berbeda diantara


(51)

berbagai alternatif yang mungkin dipilih bukan pendapatan diferensial.

Tabel 2.4 Perbedaan Pendapatan Diferensial dan Bukan Pendapatan Diferensial Bukan Pendapatan

Diferensial a. Pendapatan masa

yang akan datang b. Pendapatan yang berbeda dianatara alternative keputusan

a. Pendapatan masa lalu b. Pendapatan masa

yang akan datang yang tidak berbeda dianatara berbagai alternative

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 280) 2) Laba Diferensial

Menurut Supriyono (2000:275) Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang mungkin dipilih. Perusahaan terkadang berada dalam posisi untuk menerima pesanan khusus, perusahaan akan memproduksi produk yang dimodifikasi dan dijual dengan harga lebih murah dari produk biasa namun tetap melebihi biaya diferensialnya. Biaya diferensial dari suatu pesanan biasanya dihitung pada biaya variabelnya saja, namun tidak semua biaya variabel dikeluarkan untuk menghasilkan pesanan khusus sehingga biaya tersebut menjadi tidak relevan dalam pengambilan keputusan.

dalam hal pesanan khusus, biaya tetap tidak dipertimbangkan karena biaya tersebut telah dibebankan ke proses normal. Namun ada kalanya biaya tetap menjadi


(52)

relevan dan akan dipertimbangkan dalam proses analisis jika biaya tetap tersebut diperkirakan akan meningkat di masa depan. Jika pesanan khusus meningkatkan aktifitas ke level dimana dibutuhkan tambahan pengawasan, gedung pabrik, peralatan dan perlengkapan, asuransi, pajak properti, maka biaya tetap menjadi relevan.

Secara umum, pesanan khusus dapat diterima apabila: 1. Tambahan penghasilan melebihi tambahan biaya 2. Terdapat fasilitas menganggur yang lebih

menguntungkan jika digunakan

3. Pesanan khusus tidak akan mengganggu pasar produk regular.

Analisis yang tepat dalam mengambil keputusan menerima pesanan khusus adalah menggunakan pendekatan kontribusi dan memusatkan perhatian pada hasil akhir keseluruhan. Pada umumnya, hanya biaya produksi varabel yang dipengaruhi oleh pesanan khusus. Semua biaya variabel lainnya dan biaya tetapnya tidak terpengaruh, dan oleh karena itu diabaikan dalam kalkulasi pesanan khusus. Analisis biaya dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan pendekatan kontribusi, yang membedakan pola perilaku biaya variabel dan biaya tetap.


(53)

Tabel 2.5 perbandingan perhitungan Rugi-Laba yang Diramalakan dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan

Perusahaan X

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember20XX keterangan Tanpa

Order Khusus xxx Unit Dengan Order Khusus xxx Unit

Perbedaan Order Khusus xxx Unit

Total Per Unit

Penjualan Xxx Xxx Xxx Xxx

Minus Biaya Variabel:

Produksi Xxx Xxx Xxx Xxx

Penjualan dan administrasi

Xxx Xxx Xxx Xxx

Total Biaya Variabel

Xxx Xxx Xxx Xxx

Margin Kontribusi

Xxx Xxx Xxx Xxx

Minus Biaya Tetap:

Produksi Xxx Xxx Xxx Xxx

Penjualan dan administrasi

Xxx Xxx Xxx Xxx

Total Biaya Tetap

Xxx Xxx Xxx Xxx

Laba Operasional

Xxx Xxx Xxx Xxx

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 283)


(54)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian di “CV. Karoseri Fajar Mandiri tahun 2014” sehingga hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat hanya berlaku bagi “CV. Karoseri Fajar Mandiri”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di “CV. Karoseri Fajar Mandiri” yang beralamat di jalan wonosari km 10 Sampaan Tegaltirto Berbah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek yang diteliti

a) Kepala bagian produksi b) Kepala bagian keuangan c) Kepala bagian pemesanan d) Kepala bagian administrasi


(55)

e) Manajer

2. Obyek yang akan diteliti : a. Biaya variabel b. Biaya Tetap c. Biaya semivariabel d. Total volume produksi e. Total pesanan khusus f. Harga pokok produksi g. Pengambilan keputusan

D. Data yang Diperlukan

1. Data gambaran umum perusahaan 2. Proses pengambilan keputusan

3. Data pesanan khusus dalam satu bulan 4. Data volume produksi dalam satu bulan 5. Data biaya produksi selama satu bulan 6. Data biaya non produksi selama satu bulan

7. Data pengambilan keputusan perusahaan selama satu bulan 8. Proses produksi


(56)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh data mengenai gambaran umum perusahaan. Seperti data pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yang lalu.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari sumber catatan atau arsip perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Seperti data pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yang lalu.

F. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode komparasi. Menurut Basirun (2011:1) Penelitian komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menilai pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus yang terjadi di perusahaan dengan teori Hansen dan Mowen (2005:282-283) yang ada dengan cara membandingkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang dilakukan


(57)

oleh perusahaan dengan yang ada di teori sebagai berikut: 1. Membandingkan penentuan total kapasitas menganggur 2. Membandingkan penentuan biaya relevan dan tidak relevan

3. Membandingkan penentuan total pendapatan diferensial dan biaya diferensial pesanan khusus (special order pricing) dengan Analisis Biaya Relevan

4. Pengambilan keputusan yang dibuat oleh perusahaan dikatakan tepat jika pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sama dengan yang ada di dalam teori

5. Menganalisis keputusan yang dibuat oleh perusahaan dengan perhitungan berdasar teori.


(58)

42

BAB IV

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan CV. KAROSERI FAJAR MANDIRI

CV. Karoseri Fajar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan bak truck. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2000 oleh Bp. Jakup Wangsonegoro. Awal CV. Karoseri Fajar Mandiri beralamat di jalan wonosari km 10 Sampaan Tegaltirto Berbah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekarang CV. Karoseri Fajar Mandiri hanya memproduksi varian Bak Truck. Seiring berjalannya waktu, ditahun 2002 mulai berkembang dengan pembuatan bak terbuka untuk kendaraan kecil seperti pick up. Di tahun 2003 dilakukan variasi baru pembuatan bak truck kayu untuk kendaraan truck yang memuat pasir/kayu.

Pada tahun 2005 lokasi CV. Karoseri Fajar Mandiri memperluas lahan menjadi 1.250m. Kemajuan perusahaan ini terus meningkat yang ditandai dengan berbagai macam produk yang dihasilkan CV. Karoseri Fajar Mandiri yaitu variasi bak truck, pembuatan bak terbuka untuk kendaraan kecil seperti pick up, bak truck kayu dan produksi bak truck varian besi. Keberhasilan CV. Karoseri Fajar Mandiri tidak berhenti sampai disini saja, pada tahun 2007 sampai sekarang ini produksi barang bertambah dengan pembuatan box, dump truck, bak engkel untuk mengangkut gas lpg.

CV. Karoseri Fajar Mandiri melakukan banyak inovasi terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan banyaknya pesanan dari luar daerah Yogyakarta. Produk yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah dump truck. Hal ini membuat produk dump truck dijadikan produk


(59)

masa. Selain itu perusahaan ini juga menerima pesanan-pesanan khusus, seperti dump truk ukuran Kalimantan, dump truck pengangkut ayam, dump truck pengangkut lpg dan dump truk dengan segala ukuran dan variasinya.

B. Status CV . Karoseri Fajar Mandiri

Dari data perijinan yang saya peroleh CV . Karoseri Fajar Mandiri merupakan perusahaan yang berstatus kantor tunggal. Perusahaan ini tidak memiliki anak cabang dikarenakan untuk menjaga citra CV . Karoseri Fajar Mandiri agar tetap baik dan dipercaya oleh konsumen. CV . Karoseri Fajar Mandiri adalah perusahaan perseorangan dengan penanggung jawab Bp. Jakup Wongsonegoro. Adapun kegiatan utama yaitu karoseri bak truck. Selain itu CV . Karoseri Fajar Mandiri sudah dapat rekomendasi karoseri dari dinas LLAJR Prop.DIY no. 551/2548. Hal tersebut membuktikan bahwa CV . Karoseri Fajar Mandiri adalah perusahaan legal sehingga apa yang dilakukan oleh CV . Karoseri Fajar Mandiri dapat dipertanggung jawabkan ke badan hukum. Berarti bahwa masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk menjadi calon konsumen CV . Karoseri Fajar Mandiri.

C. Struktur Organisasi CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri mempunyai struktur Organisasi yaitu:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. Karoseri Fajar Mandiri DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

MANAJER PEMASARAN MANAJER PRODUKSI

SEKRETARIS

KARYAWAN KARYAWAN


(60)

Sumber: CV. Karoseri Fajar Mandiri

Tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam struktur organisasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan program umum perusahaan atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.

Tugas Direktur:

a. memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan

b. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

c. menyetujui anggaran tahunan perusahaan

d. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan

2. Wakil Direktur

Wakil Direktur seseorang yang membantu direktur dalam menjalankan amanah tertinggi roda organisasi dan peningkatan anggota dan karyawan.


(61)

Tugas Wakil Direktur:

a. Mengkoordinasi manajer-manajer bidang dalam menjalankan fungsinya

b. Mengkoordinasi Manajer pengkaderan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas anggota

c. Membantu Direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya d. Menjadi teladan yang baik bagi pengurus

e. Memotivasi pengurus yang lain. 3. Sekretaris

Sekretaris adalah orang yang mempunyai tugas yang sangat berkaitan dengan kegiatan tulis menulis, atau kegiatan catat-mencatat dari suatu kegiatan perkantoran atau perusahaan.

Tugas sekretaris:

a. Mengonsep surat perjanjian kerjasama dengan relasi atau instansi luar

b. Menyusun surat rahasia (confidential) c. Menyusun acara pertemuan bisnis. 4. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba.


(62)

Tugas Manajer Pemasaran:

a. Mendapatkan pelanggan atau konsumen b. Mempertahankan pelanggan seumur hidup

c. Menanggapi perubahan lingkungan termasuk persaingan. 5. Manajer Produksi

Manajer Produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

Tujuan Manajer Produksi:

a. Merancang system produksi

b. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.

D. Tugas bagian Produksi CV . Karoseri Fajar Mandiri

Tugas masing-masing bagian Produksi CV. Karoseri Fajar Mandiri tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Desain

Pembuatan rencana atau desain produk yang akan di produksi dalam skala besar atau pun kecil serta pesanan-pesanan khusus.

2. Bagian PPIC (Production Planning Inventory Control)

Melakukan kontrol iventory atau barang persediaan yang merupakan aset perusahaan berupa: persediaan bahan baku material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual. 3. Bagian Pengelasan


(63)

Melakukan pembuatan produk sesuai perencanaan dengan cara pengelasan untuk pembuatannya sebelum diserahkan pada bagian pengecatan.

4. Bagian Pengecatan

Melakukan persiapan pengecatan, mulai dari pendempulan, pengampelasan, pengecatan, sampai pengomponan, sehingga siap diserahkan pada bagian finising.

5. Bagian Finising

Mempersiapkan kendaraan yang akan keluar dalam kondisi yang rapi dan bersih, melakukan pengetesan fungsi dari produk yang dihasilkan, melakukan pemasangan pada kendaraan, membantu menjaga kebersihan tempat kerja.

E. Wilayah Pemasaran CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri ini memasarkan produksinya di daerah - daerah terdekat yaitu:

1. Yogyakarta 2. Jawa Tengah

F. Faktor Pengambilan Keputusan CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri ini mempunyai faktor – faktor dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi produk pesanan yaitu:

1. Jumlah pesanan 2. Ukuran pesanan 3. Waktu pengerjaan 4. Ketersediaan bahan


(64)

5. System pembayaraan 6. Tenaga kerja

G. Varian Bak Truck CV . Karoseri Fajar Mandiri

1. CV. Karoseri Fajar Mandiri mempunyai varian bak truck yaitu:

Gambar 3.1 Varian Bak Truck CV. Karoseri Fajar Mandiri Sumber: CV. Karoseri Fajar Mandiri

2. Macam – macam varian bak truck a. Bak truck kayu

1) Bak truck rangka kayu 2) Bak truck rangka besi b. Dump truck besi

1) Dump truck angkutan pasir

2) Dump truck angkutan tabung LPG 3) Dump truck angkutan besi batangan 4) Dump truck angkutan semen

BAK TRUCK

DUMP BESI BAK

KAYU

MUATAN SEMEN BESI

BATANGAN ANGKUTAN

TABUNG LPG RANGKA

BESI RANGKA KAYU


(65)

49

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Diskriptif data

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus sudah tepat dalam studi kasus pada CV. Karoseri Fajar Mandiri. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis mengumpulkan informasi mengenai langkah-langkah pengambilan keputusan yang terjadi di dalam perusahaan seperti di bawah ini. Manajemen CV. Karoseri Fajar Mandiri secara terus menerus menghadapi masalah mengklasifikasian biaya relevan dan tidak relefan dalam pengambilan keputusan, salah satunya mengenai keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

1. Kapasitas Mengaggur

Pada bulan April 2014 perusahaan Karoseri Fajar Mandiri mendapatkan tawaran pesanan khusus sebuah toko. Perusahaan mendapatkan 2 pesanan khusus berupa dump besi besar, seperti tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1 Harga Pesanan Khusus Pada bulan April 2014

Bulan Jumlah pesanan Harga

April 2 Rp. 50.000.000,

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Pertama-tama perusahaan tidak langsung menerima pesanan khusus tersebut, perusahaan tidak langsung menerima tawaran pesanan khusus tersebut dikarenakan harga yang diminta


(66)

berada dibawah harga pesanan reguler. Perusahaan melihat data-data volume produksi yang terjadi diperusahaan seperti tabel dibawah ini;

Tabel 5.2 Volume Produksi Normal dan Produksi Sesungguhnya Pada Bulan April 2014

Bulan Vol Prod Normal (unit)

Vol Prod Sesungguhnya (unit)

Kapasitas menggangur (unit)

April 6 4 2

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Jika perusahaan memiliki kapasitas menganggur dalam bulan April 2014, maka perusahaan mempertimbangkan pesanan khusus tersebut untuk diterima.

2. Biaya-biaya yang Digunakan oleh Perusahaan

Setelah melihat kapasitas menganggur yang terjadi diperusahaan, manajer perusahaan melihat biaya yang terjadi diperusahaan selama sebulan, karena harga yang diminta oleh toko tersebut berada dibawah harga pasar atau pesanan reguler. Jadi manajer melihat data biaya produksi dan non produksi sebagai bahan pertimbangan kedua bagi manajer perusahaan. Seperti didalam tabel dibawah ini;

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku diartikan oleh perusahaan sebagai biaya tetap. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak biaya bahan baku yang dikeluarkan. Adapun biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan Rp 33.750.000 per unit sehingga pada bulan April 2014 sebesar Rp 135.000.000.


(67)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung diartikan oleh perusahaan sebagai pembayaran upah karyawan yang terkait langsung dengan kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja langsung ini dimasukan oleh perusahaan ke dalam biaya tetap. Semakin banyak produk yang dihasilkan, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung juga semakin banyak. Upah tenaga kerja dibayarkan sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan Rp 4.950.000 per unit. Adapun biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan pada bulan April 2014 yaitu sebesar Rp 19.800.000.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik diartikan oleh perusahaan sebagai biaya produksi. Disini perusahaan memasukan semua biaya kedalam biaya variabel. Biaya variabel per unit ini terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 100.000, biaya reparasi dan perbaikan mesin sebesar Rp 40.000 dan terakhir yaitu biaya listrik adalah Rp 851.400. Total biaya overhead pabrik yang terjadi sebesar Rp 991.400 pada bulan April 2014.


(68)

Dari ketiga biaya overhead pabrik diatas dapat dilihat dalam tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.3 Biaya Overhead Pabrik Bulan April 2014

Bulan

Jumlah

produksi Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya listrik Biaya penyusutan mesin Januari 6 Rp 500,000.00 Rp 4,450,200.00 Rp 200,000.00 Februari 4 500,000.00 4,050,000.00 200,000.00 Maret 5 500,000.00 4,250,000.00 200,000.00 April 4 500,000.00 4,000,000.00 200,000.00

Mei 6 500,000.00 4,425,000.00 200,000.00

Juni 5 500,000.00 4,325,800.00 200,000.00 Juli 5 500,000.00 4,300,500.00 200,000.00 +Agustus 6 500,000.00 4,490,000.00 200,000.00 September 5 500,000.00 4,292,200.00 200,000.00 Oktober 4 500,000.00 4,025,000.00 200,000.00 November 4 500,000.00 4,015,000.00 200,000.00 Desember 6 500,000.00 4,460,300.00 200,000.00 Total 60 Rp 6,000,000.00 Rp 51,084,000.00 Rp2,400,000.00 Biaya perunit

variabel Rp 100,000.00 Rp 851,400.00 Rp 40,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

4. Biaya Pemasaran

Menurut perusahaan komponen yang termasuk dalam biaya pemasaran yaitu biaya promosi dan biaya pameran. Disini perusahaan memasukan semua biaya kedalam biaya variable. Total biaya administrasi sebesar Rp 800.000 pada bulan April 2014 sehingga biaya per unit yaitu Rp 200.000.

5. Biaya Administrasi

Menurut perusahaan biaya administrasi merupakan biaya non produksi. Total biaya administrasi Rp 3.300.000 pada bulan April 2014


(69)

sehingga biaya per unit yaitu sebesar Rp 825.000. Dari kelima biaya diatas dapat dilihat dalam tabel 5.4 dibawah ini:

Tabel 5.4 Biaya Produksi Bulan April 2014

Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku Rp 135,000,000.00

Biaya Tenaga Kerja Langsung:

Biaya perencanaan 400,000.00

Biaya PPIC 400,000.00

Biaya Pengelasan 2,000,000.00

Biaya Pengecatan 6,000,000.00

Biaya perakitan 11,000,000.00

Biaya Overhead Pabrik:

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 500,000.00

Biaya Listrik 4,257,000.00

Biaya Depresiasi Mesin 200,000.00

Total Rp 159,757,000.00

Tabel 5.5 Biaya Non Produksi Bulan April 2014

Biaya Non Produksi: Jumlah

Biaya Adm dan Umum:

Biaya Pengujian Rp 3,000,000.00

Biaya Telepon 300,000.00

Biaya pemasaran:

Biaya Promosi 800,000.00

Total Biaya Non Promosi Rp 4,100,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

6. Jumlah dan Harga Pesanan Khusus serta Harga yang Berlaku di Pasaran Perusahaan ada kalanya menerima pesanan khusus dengan harga dibawah harga normal. Pada bulan April 2014 perusahaan mendapatkan pesanan khusus dengan harga dibawah normal yaitu sebesar Rp 50.000.000. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan antara harga pokok produksi, harga normal, dan harga yang dikenakan pada pesanan khusus.


(1)

keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, karena tidak semua biaya dapat digolongkan relevan dalam perhitungan pesanan khusus. Perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri tidak menggolongkan setiap biaya mana yang biaya relevan dan mana yang tidak relevan, ini mungkin disebabkan ketidaktahuan perusahaan mengenai teori analisis biaya relevan seperti di dalam teori. Didalam teori itu sendiri Biaya relevan digunakan dalam pembuatan keputusan taktis (Hansen dan Mowen, 2005:505). Namun dalam membuat keputusan ini, pembuat keputusan harus selalu menjaga keputusan didalam kerangka etis. Sayangnya, manajer di perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri mempunyai pandangan kebalikannya.

Hal ini kemungkinan juga disebabkan karena perusahaan lebih fokus kepada perhitungan biaya per unit sehingga tidak dipisahkan biaya relevan dan biaya tidak relevan. Kemungkinan yang lain perusahaan tidak melihat adanya sifat dari masing-masing biaya, terutama biaya relevan ataupun biaya tidak relevan. Biaya yang termasuk biaya relevan dalam perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri berdasarkan teori adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik. Sedangkan yang termasuk biaya tidak relevan adalah biaya telepon, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, biaya pameran, biaya promosi. Biaya yang sudah dipisahkan tersebut akan menjadi acuan dalam melakukan analisis biaya relevan.

Langkah ketiga dari teori Hansen dan Mowen (2005:282-283) yaitu Membandingkan penentuan total pendapatan diferensial dan biaya


(2)

diferensial pesanan khusus (special order pricing) dengan Analisis Biaya Relevan. Yang terjadi diperusahaan yaitu tidak sama dengan langkah ketiga dalam teori tersebut.

Dari hasil analisa Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa pada bulan April 2014 CV. Karoseri Fajar Mandiri jika menerima pesanan khusus akan laba sebesar sebesar Rp 13,097,200.00. Maka keputusan yang diambil perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri ini benar, meskipun langkah kedua dan ketiga dalam teori pengambilan keputusan pesanan khusus tersebut tidak sama.

Sangat penting bagi perusahan untuk menghitung analisis biaya relevan, karena analisis biaya relevan sangat menguntungkan bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Analisis yang tepat dalam mengambil keputusan menerima pesanan khusus adalah menggunakan analisis biaya relevan dan memusatkan perhatian pada hasil akhir keseluruhan.

Pada umumnya, hanya biaya relevan yang dipengaruhi oleh pesanan khusus. Semua biaya tidak relevan tidak terpengaruh, dan oleh karena itu diabaikan dalam kalkulasi pesanan khusus. Perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri dalam menerima atau menolak pesanan khusus hanya menerapkan satu langkah penentuan kapasitas menganggur sebelum menerima pesanan khusus. Sedangkan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus berdasarkan teori Hansen dan Mowen (2005: 282-283) analisis biaya relevan terdapat 3 langkah yang harus


(3)

digunakan dalam menerima atau menolak pesanan khusus. Tindakan yang diambil oleh manajer perusahaan CV. Karoseri Fajar Mandiri mungkin masih terbatas karena kurangnya pemahaman teori analisis biaya relevan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Sehingga langkah yang dilakukan masih dibilang sangat sederhana.

CV. Karoseri Fajar Mandiri tidak menggunakan penerapan teori analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Meskipun perusahaan mengambil keputusan dengan tepat yaitu menerima pesanan khusus tersebut dan memperoleh laba, tapi langkah yang dilakukan oleh perusahaan tidak sama dengan teori analisis biaya relevan menurut hansen dan mowen dalam bukunya akuntansi manajemen.


(4)

70 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti serta informasi yang telah diperoleh dari perusahaan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tidak sama dengan teori yang menggunakan analisis biaya relevan, tetapi pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sudah tepat berdasarkan teori yaitu pada kapasitas menganggur yang memungkinkan pesanan khusus berdasar April 2014 diterima.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam karya tulis ini yaitu:

1. Penggolongan biaya yang dilakukan oleh perusaahan masih sederhana, sehingga biaya yang dimasukan dalam perhitungan biaya per unit kurang lengkap.

2. Data biaya yang dimiliki perusahaan ada beberapa yang tidak tercatat dalam pembukuan, sehingga hasil laba yang diterima perusahaan tidak optimal.


(5)

C. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan di CV. Karoseri Fajar Mandiri, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Perusahaan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus dapat menggunakan teori analisis biaya relevan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mendapatkan laba yang optimal. b. Seharusnya perusahaan memisahkan dan menggolongkan

biaya-biaya yang terjadi kedalam biaya-biaya relevan dan tidak relevan. 2. Peneliti Selanjutnya

a. Mengkaji pesanan-pesanan khusus yang ada di perusahaan.

b. Semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.


(6)

72

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2001. Intermediate Accounting. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 2005. Management Accounting. Jakarta: Salemba Empat

La Midjan. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I. Bandung: Lembaga Informasi Akuntansi

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat

Munandar Sulaeman. 2002. Dinamika Masyarakat Transisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung: Refika Aditama Rudianto. 2006. Akuntansi Koperasi. Jakarta: Grafindo

Soemarso S. R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakata: Salemba Empat

Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: BPFE

Swastha, Basu. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: BPFE Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu


Dokumen yang terkait

Analisis Biaya Relevan dalam Mengambil Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus (Studi Kasus CV "X").

0 1 18

Penerapan Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada Favorite Pieces.

2 29 18

Peranan Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus terhadap Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus di CV. XYZ).

0 0 19

Peranan Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus terhadap Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada CV. Quantum Bandung).

0 1 17

Penerapan Metoda Analisis Diferensial Untuk Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus (Studi Kasus Pada Perusahaan Roti "AC").

0 0 22

Evaluasi pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus di perusahaan UD. Mintarso Fiberglas.

0 7 91

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV MASNUN SONGKET PALEMBANG SKRIPSI

0 0 123

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL UNTUK MEMBANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA MITRA KARYA MANDIRI FURNITURE

0 0 13

Analisis penggunaan biaya relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus pada perusahaan CV.Bestone Indonesia, Muntilan - USD Repository

0 1 134

Evaluasi pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus di perusahaan UD. Mintarso Fiberglas - USD Repository

0 0 89