Diskriptif data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung diartikan oleh perusahaan sebagai pembayaran upah karyawan yang terkait langsung dengan kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja langsung ini dimasukan oleh perusahaan ke dalam biaya tetap. Semakin banyak produk yang dihasilkan, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung juga semakin banyak. Upah tenaga kerja dibayarkan sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan Rp 4.950.000 per unit. Adapun biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan pada bulan April 2014 yaitu sebesar Rp 19.800.000. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik diartikan oleh perusahaan sebagai biaya produksi. Disini perusahaan memasukan semua biaya kedalam biaya variabel. Biaya variabel per unit ini terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 100.000, biaya reparasi dan perbaikan mesin sebesar Rp 40.000 dan terakhir yaitu biaya listrik adalah Rp 851.400. Total biaya overhead pabrik yang terjadi sebesar Rp 991.400 pada bulan April 2014. Dari ketiga biaya overhead pabrik diatas dapat dilihat dalam tabel 5.3 dibawah ini: Tabel 5.3 Biaya Overhead Pabrik Bulan April 2014 Bulan Jumlah produksi Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya listrik Biaya penyusutan mesin Januari 6 Rp 500,000.00 Rp 4,450,200.00 Rp 200,000.00 Februari 4 500,000.00 4,050,000.00 200,000.00 Maret 5 500,000.00 4,250,000.00 200,000.00 April 4 500,000.00 4,000,000.00 200,000.00 Mei 6 500,000.00 4,425,000.00 200,000.00 Juni 5 500,000.00 4,325,800.00 200,000.00 Juli 5 500,000.00 4,300,500.00 200,000.00 +Agustus 6 500,000.00 4,490,000.00 200,000.00 September 5 500,000.00 4,292,200.00 200,000.00 Oktober 4 500,000.00 4,025,000.00 200,000.00 November 4 500,000.00 4,015,000.00 200,000.00 Desember 6 500,000.00 4,460,300.00 200,000.00 Total 60 Rp 6,000,000.00 Rp 51,084,000.00 Rp2,400,000.00 Biaya perunit variabel Rp 100,000.00 Rp 851,400.00 Rp 40,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri 4. Biaya Pemasaran Menurut perusahaan komponen yang termasuk dalam biaya pemasaran yaitu biaya promosi dan biaya pameran. Disini perusahaan memasukan semua biaya kedalam biaya variable. Total biaya administrasi sebesar Rp 800.000 pada bulan April 2014 sehingga biaya per unit yaitu Rp 200.000. 5. Biaya Administrasi Menurut perusahaan biaya administrasi merupakan biaya non produksi. Total biaya administrasi Rp 3.300.000 pada bulan April 2014 sehingga biaya per unit yaitu sebesar Rp 825.000. Dari kelima biaya diatas dapat dilihat dalam tabel 5.4 dibawah ini: Tabel 5.4 Biaya Produksi Bulan April 2014 Biaya Produksi: Biaya Bahan Baku Rp 135,000,000.00 Biaya Tenaga Kerja Langsung: Biaya perencanaan 400,000.00 Biaya PPIC 400,000.00 Biaya Pengelasan 2,000,000.00 Biaya Pengecatan 6,000,000.00 Biaya perakitan 11,000,000.00 Biaya Overhead Pabrik: Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 500,000.00 Biaya Listrik 4,257,000.00 Biaya Depresiasi Mesin 200,000.00 Total Rp 159,757,000.00 Tabel 5.5 Biaya Non Produksi Bulan April 2014 Biaya Non Produksi: Jumlah Biaya Adm dan Umum: Biaya Pengujian Rp 3,000,000.00 Biaya Telepon 300,000.00 Biaya pemasaran: Biaya Promosi 800,000.00 Total Biaya Non Promosi Rp 4,100,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri 6. Jumlah dan Harga Pesanan Khusus serta Harga yang Berlaku di Pasaran Perusahaan ada kalanya menerima pesanan khusus dengan harga dibawah harga normal. Pada bulan April 2014 perusahaan mendapatkan pesanan khusus dengan harga dibawah normal yaitu sebesar Rp 50.000.000. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan antara harga pokok produksi, harga normal, dan harga yang dikenakan pada pesanan khusus. Tabel 5.6. Perbandingan Antara Harga Pokok Produksi, Harga Normal, dan Harga yang Dikenakan Pada Pesanan Khusus Bulan April 2014 Bulan Pesanan Khusus Harga normal per unit Harga Pesanan khusus per unit HPP Per unit Nama Jumlah April Ukuran kalimantan 2 Rp. 52.500.000 Rp. 50.000.000 Rp. 40.716.400 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri Setelah itu perusahaan melakukan perhitungan biaya jika seandainya perusahaan menerima pesanan khusus tersebut. Dalam tahap ini perusahaan menerima pesanan khusus karena berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan harga per unit dump besi masih dibawah harga pesanan khusus oleh karena itu perusahaan menerima pesanan khusus. Seperti yang dilihat dalam tabel 5.7 di bawah ini. Tabel 5. 7 Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan April 2014 Biaya Produksi: Per Unit Per Bulan Biaya Bahan Baku Rp 33,750,000.00 Rp 135,000,000.00 Biaya Tenaga Kerja Langsung: Biaya perencanaan 100,000.00 400,000.00 Biaya PPIC 100,000.00 400,000.00 Biaya Pengelasan 500,000.00 2,000,000.00 Biaya Pengecatan 1,500,000.00 6,000,000.00 Biaya perakitan 2,750,000.00 11,000,000.00 Biaya Overhead Pabrik: Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 100,000.00 500,000.00 Biaya Listrik 851,400.00 4,257,000.00 Biaya Depresiasi Mesin 40,000.00 200,000.00 Biaya Non Produksi: Biaya Adm dan Umum: Biaya Pengujian 750,000.00 3,000,000.00 Biaya Telepon 75,000.00 300,000.00 Biaya pemasaran: Biaya Promosi 200,000.00 800,000.00 Total Biaya Rp 40,716,400.00 Rp 163,857,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri Harga pesanan khusus yang ditawarkan oleh toko tersebut pada bulan April 2014 sebesar Rp 50.000.000 yang masih berada di atas biaya per unit yang telah dihitung oleh perusahaan ini yang dijadikan pertimbangan terakhir oleh perusahaan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Setelah melihat dari ketiga pertimbangan diatas, perusahaan akhirnya menerima pesanan khusus tersebut karena harga per unit dump besi yang diminta masih dibawah harga pesanan khusus.

B. Analisis Data

Dengan menggunakan teknik komparasi, maka peneliti menilai pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus yang terjadi di perusahaan dengan teori Hansen dan Mowen 2005: 282-283 dengan cara membandingkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di teori sebagai berikut: 1. Penentuan Total Kapasitas Menganggur a. Berdasarkan teori Langkah awal dalam menerima atau menolak pesanan khusus yaitu dengan menggunakan kapasitas menganggur yang terjadi dalam periode tertentu dan cara untuk menentukan total kapasitas menganggur yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi yang sesungguhnya. b. Berdasarkan yang Terjadi di Perusahaan Setiap bulannya perkembangan volume penjualan selalu berubah, hanya saja jumlah tersebut masih dibawah jumlah kapasitas penuh yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat dalam tabel 5.8 dibawah ini: Tabel 5.8 Volume Produksi Normal dan Produksi Sesungguhnya pada Bulan April 2014 Bulan Vol Prod Normal unit Vol Prod Sesungguhnya unit April 6 4 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri Dalam menerima atau menolak pesanan khusus perusahaan haruslah melihat kapasitas menganggur yang terjadi. Karena jika tidak melihat total kapasitas menganggur didalam perusahaan dapat mengganggu proses produksi pesanan reguler. Kapasitas menganggur dijadikan sebagai pertimbangan dalam menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan April 2014. Perusahaan menghitung kapasitas menganggur dengan cara produksi normal dalam satu bulan dikurangi produksi sesungguhnya yang terjadi diperusahaan, pada bulan April 2014 perusahaan memiliki kapasitas mengangur sebesar 2 unit. Total kapasitas menganggur pada bulan April 2014= 6 unit – 4 unit maka menghasilkan 2 unit kapasitas menganggur. Seperti dalam tabel 5.9 dibawah ini: Tabel 5.9 Perhitungan Total Kapasitas Menganggur Pada Bulan April 2014 Bulan Vol Prod Normal unit Vol Prod Sesungguhnya unit Kapasitas menggangur unit April 6 4 2 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri Perusahaan masih memiliki kapasitas menganggur yang melebihi pesanan khusus, maka langkah awal untuk menerima pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan yaitu melihat kapasitas menganggur. Perusahaan dalam langkah penentuan total kapasitas menganggur sama seperti di dalam teori yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi sesungguhnya yang terjadi diperusahaan selama satu bulan. Jadi langkah pertama yang diambil oleh perusahaan dengan menghitung total kapasitas menganggur yaitu sama dengan teori. 2. Penentuan Biaya Relevan dan Tidak Relevan a. Berdasarkan Teori Cara mengidentifikasi dan menentukan biaya relevan itu sendiri yaitu suatu biaya masa depan yang berbeda pada masing- masing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan, karena itu hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya. Apabila

Dokumen yang terkait

Analisis Biaya Relevan dalam Mengambil Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus (Studi Kasus CV "X").

0 1 18

Penerapan Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada Favorite Pieces.

2 29 18

Peranan Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus terhadap Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus di CV. XYZ).

0 0 19

Peranan Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus terhadap Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada CV. Quantum Bandung).

0 1 17

Penerapan Metoda Analisis Diferensial Untuk Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus (Studi Kasus Pada Perusahaan Roti "AC").

0 0 22

Evaluasi pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus di perusahaan UD. Mintarso Fiberglas.

0 7 91

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV MASNUN SONGKET PALEMBANG SKRIPSI

0 0 123

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL UNTUK MEMBANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA MITRA KARYA MANDIRI FURNITURE

0 0 13

Analisis penggunaan biaya relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus pada perusahaan CV.Bestone Indonesia, Muntilan - USD Repository

0 1 134

Evaluasi pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus : studi kasus di perusahaan UD. Mintarso Fiberglas - USD Repository

0 0 89