PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL, ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PG. WATOETOELIS, SIDOARJO.
PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Kepada Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(3)
PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO
yang diajukan :
AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi NIP. 1965092919922032001
(4)
SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO
yang diajukan :
AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur
Drs. Ec.H.RA. Suwaidi, MS NIP. 196003301986031003
(5)
PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO
Disusun Oleh :
AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 27 Mei 2011
Pembimbing Utama Tim Penguji Utama Ketua
DR. Sri Trisnaningsih, SE. MSi DR. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Sekretaris
Dra. Ec. Tituk DW, MAKs Anggota
Dra. Ec. Anik Yuliati, MAKs
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
DR.H. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM NIP. 196309241989031001
(6)
KATA PENGANTAR ··· i
DAFTAR ISI ··· iii
DAFTAR TABEL ··· vii
DAFTAR GAMBAR ··· viii
DAFTAR LAMPIRAN ··· ix
ABSTRAKSI ··· x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ··· 1
1.2 Perumusan Masalah ··· 5
1.3 Tujuan Penelitian ··· 5
1.4 Manfaat Penelitian ··· 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ··· 7
2.2. Landasan Teori ··· 10
2.2.1. Pengertian Lingkungan ··· 10
2.2.1.1. Lingkungan Eksternal ··· 12
2.2.1.2. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal ··· 12
2.2.1.3. Diagnosis dan Analisis Lingkungan ··· 15
2.2.2. Orientasi Strategi ··· 16
2.2.2.1. Pengertian Orientasi Strategis ··· 16
(7)
2.2.3.2. Pengertian Pelaporan ··· 23
2.2.3.3. Pengertian Monitoring (Pengawasan) ··· 24
2.2.4. Kinerja Perusahaan ··· 25
2.2.4.1. Pengertian Kinerja Perusahaan ··· 25
2.2.4.2. Pengukuran Kinerja ··· 26
2.2.4.3. Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan ··· 27
2.2.4.4. Manfaat Pengukuran Kinerja ··· 27
2.2.5. Tugas dan Pekerjaan Manajer ··· 30
2.2.6. Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 31
2.2.7. Pengaruh Orientasi Strategi tehadap Kinerja Perusahaan ··· 31
2.2.8. Pengaruh Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 33
2.2.9. Pengaruh Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi dan Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 34
2.3. Keranka Pikir ··· 37
2.4. Hipotesis ··· 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran variabel ··· 40
3.1.1 Definisi Operasional ··· 40
3.1.2. Pengukuran Variabel ··· 43
3.2. Teknik Penentuan Sanpel ··· 46
3.2.1. Populasi ··· 46
3.2.2. Sampel ··· 46
3.3. Teknik Pengumpulan Data ··· 47
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ··· 47
(8)
3.4.2. Uji Reliabilitas ··· 48
3.4.3. Uji Normalitas ··· 48
3.5. Asumsi Klasik ··· 49
3.6. teknik Analisis dan Uji Hipotesis ··· 51
3.6.1. Teknik Analisis ··· 51
3.6.2. Uji Hipotesis ··· 52
3.6.2.1. Uji Kesuaian Model atau Uji F ··· 52
3.6.2.2. Uji Parsial atau Uji T ··· 53
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ··· 54
4.1.1. Sejarah Berdirinya P.G Watoetoelis Sidoarjo ··· 54
4.1.2. Lokasi Perusahaan ··· 56
4.1.3. Struktur Organisasi dan Deskripsi jabatan ··· 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ··· 66
4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ··· 69
4.3.1. Uji Analisis Data ··· 69
4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ··· 69
4.3.1.1.1. Uji Validitas ··· 69
4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ··· 71
4.3.1.1.3. Uji Normalitas ··· 71
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ··· 72
4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ··· 75
4.3.4. Uji Hipotesis ··· 77
4.3.4.1. Uji Kesesuaaian Model ··· 77
4.3.4.2. Uji t ··· 78
4.4. Pembahasan ··· 79
4.4.1. Implikasi Penelitian ··· 79
4.4.2. Konfirmasi Tujuan dan Manfaat penelitian ... 83
(9)
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ··· 86 5.2 Saran ··· 86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
Tabel 1.1. Data target dan Realisasi Periode Tahun 2004 – 2009 PG.
Watoetoelis ··· 4
Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Lingkungan Eksternal ··· 66
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Orientasi Strategi ·· 67
Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Sistem Kontrol Akuntansi ··· 68
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Kinerja Perusahaan 69
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas ··· 70
Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas ··· 71
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ··· 72
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas ··· 73
Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ··· 74
Tabel 4.10. Hasil Pendugaan Parameter regresi Linier berganda ··· 75
Tabel 4.11. Hasil analisis Hubungan Kesesuaian model ··· 77
Tabel 4.12. Koefisien Determinasi (R square / R2) ··· 77
Tabel 4.13. Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial ··· 78
Tabel 4.14 Perbedaan Antara Penelitian terdahulu dengan Penelitian sekarang ··· 84
(11)
Gambar 2.1. Faktor – Faktor Lingkungan Pokok ··· 11 Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pikiran ··· 39 Gambar 3.1. Distribusi Daerah keputusan Durbin Watson ··· 50 Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
(12)
Ayu Kusuma Dewi ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan dunia usaha di Indonesia sedang mengalami masa sulit. Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan misalnya untuk memperoleh laba, meningkatkan nilai kesejahteraan karyawan dan sebagainya. Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan faktor penentu utama kinerja perusahaan. Disamping itu kondisi lingkungan eksternal perusahaan dapat digambarkan dalam sebuah kontinum, dari kondisi yang menguntungkan sampai kondisi tidak ramah. Semakin baik hubungan sistem kontrol dengan faktor kontekstual semakin tinggi kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi terhadap kinerja perusahaan pada Pabrik Gula Watoetoelis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden yang terdiri dari 4 Kepala Bagian (KaBag) dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis Sidoarjo, sedangkan smuber data yang digunakan ini beraasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 30 Responden tersebut ,dan kuesioner terdiri dari 27 pertanyaan yang dibagi menjadi 4 bagian. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS. 16.0
For windows. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan lingkungan eksternal, orientasi
strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada Pabrik Gula Watoetoelis.
Kata Kunci: lingkungan eksternal, orientasi strategi, sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan
ABSTRACT
Along with the development of the age in the era of globalization, the development of the business community in Indonesia is experiencing hard times. In general, the company founded by a variety of purposes such as to earn a profit, increase the value of employee welfare and so forth. After a goal is set, companies need to determine a strategy so that goals can be achieved. Strategy is a tool for adaptation and is a major determinant of company performance. Besides, external environmental conditions can be described in a continuum, from the favorable conditions until the conditions are not friendly. This study aims to determine the effect of external environment, strategic orientation and accounting control systems on firm performance in the Sugar Factory Watoetoelis.The sample used in this study were 30 respondents consisting of 4 Head of Department (Head) and 26 Head of Section (Kasie) PG. Watoetoelis Sidoarjo, whereas the data used in this smuber beraasal of the answer questionnaire was distributed to 30 respondents, and questionnaire consisted of 27 questions divided into 4 parts. The data obtained were analyzed by using the Regression Test with the tools that computer using SPSS program. 16.0 For Windows. Based on the analysis concluded the external environment, strategic orientation and accounting control systems affect the performance of companies in Sugar Mill Watoetoelis.
Keywords : external endfironent, strategic orientation, system control accounting and
(13)
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi seperti
sekarang ini segala sesuatu berjalan dan berkembang dengan pesat.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia sedang mengalami masa sulit. Krisis
moneter yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat belum juga
berakhir. Para pengusaha harus lebih pandai dalam mencari peluang pasar.
Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan
misalnya untuk memperoleh laba, memaksimalkan nilai satuan,
meningkatkan nilai penjualan, meningkatkan nilai kesejahteraan karyawan
dan sebagainya. Setelah tujuan di tetapkan, perusahaan perlu menentukan
strategi supaya tujuan dapat tercapai. Banayak faktor yang mempengaruhi
perumusan dan pengendalian strategi perusahaan, dimana faktor-faktor terdiri
dari faktor internal dan eksternal. (Fredianto dan Zulaikha, 1999).
Faktor internal relative berasal dalam kondisi menejemen perusahaan,
sedangkan faktor eksternal di pandang sebagai kondisi dinamis yang
menciptakan kesempatan (opportunities), ancaman (treath), menyediakan
sumber daya dan informasi tetapi tidak terkendali dan sulit untuk di ramalkan
perubahannya, maka dari itu pentingnya menyelaraskan kapabilitas
perusahaan dengan perubahan lingkungan yang terjadi secara terus menerus.
Jika lingkungan eksternal berubah maka perusahaan dituntut untuk mampu
mengakomodasikan dirinya dengan perubahan tersebut. (Fredianto dan
(14)
Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan
faktor penentu utama kinerja perusahaan. Kondisi lingkungan eksternal
perusahaan dapat di gambarkan dalam sebuah kontinum, dari kondisi yang
menguntungkan sampai kondisi yang tidak ramah. Lingkungan yang tidak
ramah di pandang sebagai kondisi yang negatif dan penuh ketidak pastian
yang berada di luar kendali perusahaan yang di tandai dengan iklim industri
yang tidak menentu, persaingan yang ketat, perubahan yang mendadak,
terputus-putus dari lingkungan. Dalam kondisi lingkungan yang seperti ini
peluang yang tersedia relatif sedikit. Sebaliknya kondisi lingkungan eksternal
yang menguntungkan mengammbarkan kondisi lingkungan eksternal yang
relatif stabil, aman dan tersedia peluang pasar dan sumber investasi yang
berlimpah. Sektor-sektor lingkungan meliputi antara lain konsumen, pesaing,
pemerintah, pemasok, distributor, sikap masyarakat, ekonomi dan teknologi.
(Fredianto dan Zulaikha, 1999).
Dalam studi-studi yang telah dinyatakan bahwa sistem kontrol
organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan organisasi
hubungan ini tidak secara langsung demikian, tetapi terdapat faktor yang
kontekstual yang ada dalam sistem kontrol organisasi dan kinerja organisasi
ini. Semakin baik hubungan sistem kontrol dengan faktor kontekstual
semakin tingggi kinerja yang di capai suatu organisasi. Faktor kontekstual ini
terdiri dari berbagai faktor yaitu ketidak pastian, teknologi, industri, dan
strategi kompotitis. (Syafruddin, 2001).
Sistem pengendalian ini di perlukan oleh menejemen untuk
(15)
organisasi yang juga bisa di sebut dengan sistem pengendalian administratif,
desain untuk mengatur adalah mengarahkan aktifitas anggota organisasi
sesuai dengan yang di kehendaki oleh pemimpin organisasi akan tetapi,
keefektifan suatu sistem pengendalian di tentukan oleh seberapa jauh sistem
tersebut sesuai dengan karakteristik organisasi pendekatan kontijensi
mengatakan bahwa sistem pengendalian akan lebih menunjang pencapaian
tujuan organisasi apabila desainnya sesuai dengan karakteristik organisasi.
Secara argumentatif maupun berdasarkan bukti empiris, dalam
kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang tidak ramah (hostile
environment), orientasi strategi yang tepat dan sistem kontrol akutansi yang baik mempunyai dampak positif terhadap kinerja. (Fredianto dan Zulaikha,
1999).
PG. Watoetoelis merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang memproduksi gula. Sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang industri, PG. Watoetoelis harus mengikuti perkembangan teknologi
sehingga diperlukan kemampuan para menejer yang semakin tinggi untuk
memprediksi lingkungan di sekitar terutama lingkungan eksternal, orientasi
strategi, dan dalam melakukan tugasnya merancang sistem kontrol akutansi
sebagai suatu sistem informasi yang terintegrasi memegang peranan penting
dalam hal memberikan masukan data keuangan untuk tujuan perencanaan,
pengendalian dan pembuatan keputusan menejemen.
Tuntutan perusahan terhadap kinerja manajer yang baik adalah untuk
menjaga eksistensi atau kelangsungan operasional perusahaan, akan tetapi
(16)
Sidoarjo, menunjukkan bahwa besarnya realisasi hasil penjualan tidak sesuai
dengan besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari data target dan realisasi penjualan untuk tahun 2004 – 2009
yang disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penjualan PG. Watoetoelis, Sidoarjo
Tahun 2004 – 2009
Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan
2004 Rp.75.184.000.000 Rp.68.217.000.000
2005 Rp.95.630.000.000 Rp.79.094.000.000
2006 Rp.110.772.000.000 Rp.82.530.000.000
2007 Rp.118.858.000.000 Rp.95.639.533.644
2008 Rp.129.304.000.000 Rp.38.228.136.272
2009 Rp.150.051.000.000 Rp.112.447.098.509
Sumber : PG. Watoetoelis, Sidoarjo, 2009
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai
realisasi hasil penjualan dari mulai tahun 2004 – 2009 tidak sesuai dengan
besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan, hal ini
kemungkinan disebabkan karena faktor lingkungan eksternal yang kurang
mendukung, misalnya dalam hal ini perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi PG. Watoetoelis dalam mengambil bahan baku, karena bagus
atau tidaknya kualitas bahan baku bergantung pada perubahan lingkungan.
Selain itu orientasi strategi yang di terapkan oleh PG. Watoetoelis masih
belum maksimal. Dalam hal ini dapat di lihat dari operasional perusahaan.
Hal ini didukung oleh pendapat Bapak Juwanto selaku Kepala Bagian
(17)
Watoetoelis masih banyak menggunakan alat-alat yang tradisional, sihingga
dalam operasionalnya menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini menyebabkan
meningkatnya biaya operasional, sehingga secara tidak langsung berpengaruh
terhadap sistem kontrol akutansi yang diterapkan PG. Watoetoelis, Sidoarjo.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi dan Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PG. Watoetoelis, Sidoarjo”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu
“Apakah lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,
yaitu untuk meneliti, dan membuktikan serta mengetahui pengaruh dari
lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi terhadap
(18)
1.4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dikemukakan,
manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat unutk
memperoleh informasi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan
agar lebih produktif dan efisien.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
perbendaharaan referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk
pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan
penelitian dalam bidang yang berkaitan dalam tulis penelitian di masa
mendatang.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
perbandingan antara teori yang diterima semasa kuliah dengan praktek
yang dilakukan perusahaan serta untuk mengetahui kesulitan yang
(19)
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait
dengan penelitian ini, pernah dilakukan oleh
1. Fredianto dan Zulaikha (1999)
Judul :
“Hubungan Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategik dan
Kinerja Perusahaan Studi Terapan pada Industri Manufaktur Menengah – Kecil, di Kotamadya Semarang”
Permasalahan :
Bagaimana hubungan antara lingkungan eksternal, orientasi
strategi, dan kinerja perusahaan ?
Kesimpulan :
Bahwa paradikma hubungan antara lingkungan eksternal,
orientasi strategi, dan kinerja perusahaan berbasiskan teori kontigensi
bila diterapkan dan dapat menjelaskan konfigurasi lingkungan
eksternal-orientasi strategi dan implikasinya terhadap kinerja perusahaan.
2. Syafruddin (2001)
Judul :
“Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan Pada Sistem Kontrol Akuntansi dan Kinerja Perusahaan”
(20)
Permasalahan:
Apakah dinamika lingkungan akan moderasi hubungan sistem
kontrol akuntansi?
Kesimpulan:
Dinamika lingkungan yang ada disekitar organisasi merupakan
factor pengaruh moderasi terhadap hubungan sistem kontrol akuntansi
dan kinerja perusahaan.
3. Muafi (2008)
Judul :
“Pengaruh Derajat Kesesuaian Orientasi Strategi,
Lingkungan Eksternal, Struktur Saluran Ekspor, Budaya
Organisasi dan Kinerja Ekspor”
Permasalahan :
a. Apakah kinerja ekspor perusahaan manufaktur di jawa timur akan
meningkat jika ada kesesuaiaan antara orientasi strategi dengan
lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya
organisasi secara konfigurasi ?
b. Apakah kinerja ekspor perusahaan manufaktur di jawa timur akan
meningkat jika ada kesesuaian antara orientasi strategi dengan
lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya
organisasi secara kontijensi.
Kesimpulan :
a. Kesesuaiaan antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal,
struktur saluran ekspor, dan budaya organisasi secara konfigurasi
(21)
b. Terdapat pengaruh peningkatan kinerja ekspor dengan kesesuaian
antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal, struktur
saluran ekspor, dan budaya organisasi secara kontijensi.
4. Dwirandra (2009)
Judul :
“Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial“
Permasalahan :
a. Apakah pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat informasi
sistem akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi ketidakpastian
lingkungan terhadap kinerja manajerial ?
b. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat
informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan
berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial bagi paramanajer
dengan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang rendah ?
c. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat
informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial bagi para manajer
dengan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang tinggi ?
Kesimpulan :
a. Terdapat pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat
informasi system akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi
(22)
b. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi
sitem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh
negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi
ketidakpastian yang rendah.
c. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi
sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh
negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi
ketidakpastian lingkungan yang tinggi.
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada
objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan
merupakan replikasi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Lingkungan
2.2.1.1.Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan kombinasi antara sumber-sumber alam
dan kebudayaan seseorang dalam masyarakat pengertian lingkungan
menurut Irawan dan Swasta (1986:43) adalah jumlah dari seluruh faktor
eksteren yang mempengaruhi individu atau masyarakat.
Secara realita perusahaan merupakan sebuah produk dari beberapa
lingkungan dan untuk mempertahankannya perusahaan harus dapat
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Perusahaan dikelilingi oleh lingkungan dengan karakteristik berbeda-beda
(23)
Faktor-faktor lingkungan pokok tersebut menurut Irawan dan
Swasta (1986:43) adalah:
1. Lingkungan fisik dan teknologi yang meliputi tanah, iklim, udara, dan
air. Perusahaan akan menggantungkan pada sumber daya alam
tersebut.
2. Lingkungan perekonomian dan perpajakan. Lingkungan ini
menerangkan tentang sistem pasar pada sumber-sumber daya alam
saat diolah, diprediksi dan didistribusikan kepada masyarakat.
3. Lingkungan pemerintahan. Lingkungan ini menitikberatkan pada
peranan pemerintah serta kebijakan dalam mengembangkan bisnis.
4. Lingkungan hukum dan etika. Lingkungan ini merupakan latar
belakang hokum dan peraturan tentang operasi yang dijalankan
perusahaan.
5. Lingkungan internasional. Lingkungan ini menyangkut hubungan
internasional dengan Negara-negara lain atau dengan perusahaan
asing diluar negri dalam bidang ekspor impor.
Gambar 2.1: Faktor-Faktor Lingkungan Pokok
Sumber : Irawan & Basu Swastha, Lingkungan Perusahaan, hal 43 Perusahaan
Lingkungan Internasional
Lingkungan Perekonomian dan
Pajak
Lingkungan Hukum di Etika Lingkungan
Pemerintah Lingkungan Fisik
(24)
2.2.1.2.Lingkungan Eksternal
Lingkungan perusahaan dibagi dalam lingkungan paling dekat dan
lingkungan paling jauh yang menunjang ataupun tidak menunjang.
1. Lingkungan paling dekat dengan organisasi yaitu lingkungan yang
secara langsung mempengaruhi startegi, mencakup antara lain
pesaing, pelanggan, pemasok dan pemerintah.
2. Lingkungan umum yang secara tidak langsung mempengaruhi
strategi atau disebut outher layer, general environment, remote
enviroment, makro environment, meliputi antara lain sektor ekonomi
politik dan sosial (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596)
Ada dua pendekatan untuk mengukur lingkungan eksternal
perusahaan yaitu : ukuran obyektif dan subyektif. Pengukuran Subyektif
berdasarkan pada atensi dan interpretasi manager terhadap
lingkungannyan dan memungkinkan peneliti menggambarkan lingkungan
organisasi berdasarkan prespektif anggota organisasi.
Sedangkan ukuran obyektif umumnya bedasarkan data industry
seperti pertumbuhan, penjualan industri dan rasio konsentrasi industri
(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596).
2.2.1.3.Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
Faktor-faktor lingkungan Eksternal terdiri dari beberapa sector
(Robinson, 1997 : 93), Yaitu:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah system
(25)
dipengaruhi oleh kesejahteraan relative berbagai segmen pasar, dalam
perencanaan strateginya perusahaan harus mempertimbangkan
kecenderungan ekonomi disegmen-segmen yang mempengaruhi
industrinya. Baik ditingkat Nasional maupun Internasional,
perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit secara
umum. Tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan (Disposable
Income), serta kecenderungan belajar masyarakat (Propensity to
spend). Suku bunga primer, laju inflasi, serta kecenderungan
pertumbuhan PNB merupakan faktor-faktor ekonomi lain yang harus
dipertimbangkan (Pearce and Robinson, 1997 : 93).
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di
lingkungan eksternal perusahaan yang berkembang dari pengaruh
cultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. Perubahan
sikap social, merubah permintaan akan berbagai jenis pakaran buku,
kegiatan waktu senggang, dan sebagainya. Seperti kekuatan-kekuatan
lain di lingkungan eksternal kekuatan social bersifat dinamik, dan
selalu berubah sebagai akibat upaya orang-orang untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian dan
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor Lingkungan (Pearce and
Robinson, 1997 : 93).
3. Faktor Politik
Arah dan stabilitas factor-faktor politik merupakan
(26)
perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan
regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik
dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan
yang adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan
upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga,
batasan administrative, dan banyak lagi tindakan yang dimaksudkan
untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan
lingkungan. Karena undang-undang dan peraturan demikian biasanya
bersifat membatasi, mereka cenderung mengurangi potensi laba
perusahaan. (Pearce and Robinson, 1997 : 98).
4. Faktor Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi,
perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin
mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat
membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan
produk yang sudah ada atau penyempurnaan dalam teknik produksi
dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak
segera dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat
membuka pasar dan produk baru yang canggih atau dapat juga
mempersingkat usia fasilitas produksi (Pearce and Robinson, 1997 :
99).
5. Faktor Ekologi
Faktor yang paling menonjol dalam lingkungan eksternal
seringkali adalah hubungan timbal balik antara bisnis dan ekologi.
(27)
hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung
kehidupan mereka. Ancaman terhadap ekologi pendukung kehidupan
kita yang utamanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu
kegiatan masyarakat industrial biasanya dinamakan polusi (Pearce
and Robinson, 1997 : 100).
2.2.1.4.Diagnosis dan Analisis Lingkungan
Menurut Glueck dan Jauch (1994 : 96) diagnosis lingkungan
adalah kegiatan penyusunan strategi yang terdiri atas pembuatan
keputusan-keputusan manajerial dengan menilai pentingnya informasi
tentang kegiatan-kegiatan dan tantangan-tantangan yang ditemukan dalam
analisi lingkungan.
Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan
strategi dapat memonitor kesempatan dan tantangan lingkungan serta
untuk menentukan sifat, fungsi dan hubungannya. Analisis lingkungan
meliputi kegiatan mengidentifikasi strategi yang dilaksanakan sekarang
dan prediksi lingkungan masa depan. Dalam mengumpulkan informasi
untuk analisis lingkungan, penyusunan strategi dapat menggunakan
informasi Verba. Informasi tertulis, penyelidikan dan pengamatan.
Peramalan dan studi formal serta sistem informasi manajemen Glueck dan
Jauch (1994 : 96).
Menurut Glueck dan Jauch (1994 : 100) pentingnya analisis dan
diagnosis lingkungan.
1. Lingkungan berubah sangat cepat dan dinamis, sehingga para manajer
(28)
2. Para manajer perlu menyelidiki lingkungan untuk :
a. Menentukan apakah factor-faktor lingkungan saat sekarang
mengancam strategi perusahaan saat sekarang dan pencapaian
tujuan perusahaan.
b. Menentukan apakah factor-faktor lingkungan saat sekarang
memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk
pencapaian tujuan dengan cara menyesuaikan strategi
perusahaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis dan diagnose
lingkungan perlu dilakukan di lingkungan ekstenal perusahaan untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan keadaan yang muncul sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan.
2.2.2 Orientasi Startegi
2.2.2.1 Pengertian Orientasi Startegi
Menurut Nawawi (2003 : 350) orientasi adalah usaha membantu
para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan
situasi atau dengan lingkungan perusahaan, sedangkan menurut Anonim
(2008 : 630) orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah,
tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa orientasi adalah usaha membantu para pekerja untuk menentukan
sikap yang tepat dan benar serta mampu beradaptasi dengan situasi
lingkungan atau dengan iklim bisnis suatu organisasi atau perusahaan.
Strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan metode yang
(29)
aktual (Porter, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999), sedangkan
menurut Sukanto (1996 : 31) strategi adalah pondasi tujuan organisasi dan
pola gerak dan pendekatan manajeman mencapai tujuan.
Orientasi strategi menunjukan pada sekumpulan nilai-nilai yang
secara konsisten menjadi pedoman bagi tindakan dan respon strategi suatu
perusahaan, atau mengacu bagaimana organisasi menggunakan startegi
untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Manu dan Sriram,
1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999)
Pada penelitian ini, dimensi-dimensi orientasi strategik yang
dilibatkan mengacu pada orientasi kewirausahaan yang menurut Suryana
(2001:117) strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan
internal dan aktifitas perusahaan dengan lingkungan eksternal dimana
perusahaan harus dapat bersaing dengan menggunakan
keputusan-keputusan strategi dalam melakukan startegi dari ketiga strategi tersebut.
1. Berada pertama dipasar dengan produk dan jasa baru (berani
mengambil resiko)
2. Posisikan produk dan jasa baru pada relung pasar yang dilayani
(proaktifitas)
3. Merubah karakteristik produk pasar atau industri (inovasi)
2.2.2.2 Dimensi - Dimensi Orientasi Startegi
1. Kemauan Untuk Melakukan Inovasi
Kemauan untuk melakukan inovasi mencerminkan
(30)
baru, eksperimen dan proses kreatif yang menghasilkan prosuk,
layanan, proses perubahan teknologi baru. Dalam lingkup perusahaan
manufaktur inovasi mencakup penciptaan, peningkatan, dan
perluasan produk, proses dan teknologi. Namun inovasi produk dan
proses merupakan hal yang terpenting bagi starategi bisnis suatu
perusahaan.
Pendapat ini mendapat dukungan dari Zahra dan Dass (1993)
dalam Fredianto dan Zulaikha (1999) Dimana dalam konteks
perusahaan manufaktur, inovasi (produk, proses dan teknologi) yang
benar-benar baru atau hanya merupakan modifikasi dari produk,
proses atau teknologi yang telah ada.
2. Pro Aktivitas
Pro aktivitas seringkali digambarkan sebagai paling cepat
melakukan inovasi dan pertama mengintrodusir produk atau layanan
baru pada suatu pasar. Sehingga suatu perusahaan yang proaktiv
adalah pemimpin bukan pengikut, karena perusahaan tersebut
memiliki kemauan dan kemampuan jauh kedepan untuk menangkap
peluang.
Lawan dari perusahaan yang pro aktif adalah perusahaan yang
pasif, yang menggambarkan perusahaan yang tidak mampu
menangkap peluang atau tidak mampu menjadi pemimpin pasar
(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 601).
3. Berani Mengambil Resiko
Pada umumnya konsep berani mengambil resiko dijelaskan
(31)
Zulaikha (1999). Hal ini bisa dipahami pemilik atau manajer puncak
(Top Manajemen) memiliki pengaruh yang kuat terhadap stategi
maupun filosofi bisnis perusahaan terutama pada perusahaan kecil.
Sehingga pemilik atau manajer perusahaan merupakan pusat dari
perilaku perusahaan.
Teori prospek menjelaskan bahwa manajer atau pembuat
keputusan dalam perusahaan cenderung menghindari resiko (risk dan
verse) ketika pengalaman dari hasil yang didapatkan, dirasakan
memuaskan atau berada diatas target. Dan jika sebaliknya cenderung
berani mengambil resiko jika hasil yang dirasakan tidak memuaskan
(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 602).
2.2.3 Sistem Kontrol Akuntansi
Menurut Murdick, dkk (1993:16), Sistem mempunyai arti
seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau prosedur atau bagian
pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan
mengoperasikan data dan atau barang pada waktu tertentu untuk
menghasilkan informasi atau barang.
Sedangkan menurut Supriyono (2000:16) mendefinisikan system
dalam pengertian sistematik adalah “aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan
berdasar pada urutan prosedur-prosedur atau prosedier selangkah demi
selangkah“.
Menurut Mockler (1994:241) pengendalian adalah suatu upaya
(32)
perncanaan-perencanaan system umpan balik informasi membandingkan kinerja
sesungguhnya dan standar terlebih dahulu ditetapkan itu menentukan
apakah ada penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk menjamin sehingga semua sember daya perusahaan
tengah digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan
efisien guna tercapainya sasaran perusahaan.
Menurut Supriyono (2000:212) pengendalian adalah
mengembangkan, menguji dan merevisi standar untuk alat pengendalian
lainnya untuk mengukur prestasi sesungguhnya, membantu manajemen
dalam mendorong pelaksanaan dengan menggunakan alat pengendalian
yang sudah ditentukan, menyusun untuk menyediakan laporan prestasi pada
pihak-pihak yang berhak menerima dan memelihara sistem pengendalian.
Menurut Pearce and Robinson (1997:489) langkah-langkah dalam
proses pengendalian :
1. Menetapkan Standar Kinerja
2. Mengukur Kinerja
3. Mengidentifikasi Penyimpangan (Deviasi) dari Standar
4. Melakukan Tindakan Koreksi (perbaikan)
Mengukur hasil-hasil dari suatu tindakan yang telah dirampungkan
menurut Smith dan Skousen (1995:3) akuntansi mempunyai arti
“Acoounting is a service activity it’s function is provide quantitative
information, primary financial is nature, about economic decisions in making reassumed choice among alternatife course of action”. Adalah dapat diartikan bahwa akuntansi merupakan akuntansi penyedia dimana
(33)
fungsinya adalah menyajikan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif
mengenai kesatuan ekonomi yang berguna dalam pembuatan keputusan
ekonomi pada saat memilih diantara beberapa pilihan tindakan yang ada.
Ini diperkuat oleh pendapat Siegel (1989:1) yang menyatakan “accounting
is a services discipline whose function is to provide relevant and timely information about the financial affairs of business and not for profit antities to assist internal and external user in making economic decissions ” atau dengan kata lain akuntansi adalah penyedia yang berfungsi untuk
melengkapi informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah
keuangan dari kesatuan usaha bisnis dan non profit untuk memberikan
pengguna laporan keuangan baik eksternal maupun internal dalam
mengambil keputusan.
Maka dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia
informasi sehingga menurut Weygandt dan Kieso (1995:9), akuntansi
adalah suatu system yang mengumpan balik informasi kepada berbagai
organisasi dan pribadi yang dapat mereka gunakan oleh memperbaiki
lingkungan mereka oleh sebab itu akuntansi memegang peranan penting
dimana menurut Warren dan Fess (1984 : 2) akuntansi merupakan proses
mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi
memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat bagi pemakai
informasi yang bersangkutan.
Dari beberapa definisi mengenai akuntansi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi
(34)
menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan
sehingga akuntansi juga disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi
mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya
kepada pembuat keputusan. Selain itu juga akuntansi disebut sebagai sistem
informasi karena menerima informasi dari lingkungan, mengukurnya,
mencatat, memproses dan mengeluarkan laporan kembali ke lingkungan
dan orang-orang mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.
Menurut Simons (1987:101) dalam Syafruddin (2001) sistem
control akuntansi adalah semua proses dan system formal yang
menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas
organisasi. Yang termasuk dalam sistem kontrol akuntansi adalah sistem
perencanaan sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang berdasarkan
pada informasi.
2.2.3.1 Pengertian Perencanaan
Menurut Heckret (1996 : 12) perencanaan adalah menetapkan dan
memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan
sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, menganalisa, merevisi (bila perlu), mengkomunikasikan kepada
semua tingkat manajemen serta menggunakan sitem-sistem dan
prosedur-prosedur yang cocok.
Menurut Supriyono (2000 : 213) perencanaan adalah
mengkoordinasi semua penyusunan dan pemeliharaan secara strategi
sampai rencana kegiatan, baik jangka pendek (dalam bentuk anggaran
(35)
Mengintegrasi rencana-rencana tersebut melalui saluran-saluran
manajemen yang mempunyai wewenang mengotorisasi, menyelaraskan
rencana tersebut dan mengadakan revisi yang diperlukan, serta
menentukan sistem dan prosedur penyusunan dan pemeliharaan rencana
tersebut.
2.2.3.2 Pengertian Pelaporan
Menurut Heckret (1996 : 12) pelaporan adalah menyusun,
menganalisa dan menginterprestasikan hasil-hasil keuangan yang
digunakan untuk manajemen dalam proses pengambilan keputusan,
mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan untuk
tujuan satuan organisasinya : menyiapkan dan menyampaikan
berkas-berkas laporan ektern yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para
pelanggan dan masyarakat umum.
Menurut Supriyono (2000 : 212) pelaporan adalah menyusun,
menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan intern dan
tahunan dalam bentuk realisasi dan proyeksi untuk dipakai oleh
manajemen dan menyatukan laporan-laporan yang diperlukan pihak
ekternal.
Prinsip pelaporan sebagian manajer, biasa dan pasif menerima
saran dari analisis system dalam kaitanya dengan sifat laporan yang
diterimanya dan yang lain terus menerima laporan yang biasa
(36)
mengambil peran aktif dalam menentukan jenis dan isi informasi laporan
yang diterimanya. Beberapa prinsip yang harus diikuti apakah memiliki
laporan :
1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting
2. Laporan harus seringkas mungkin
3. Harus disediakan dukungan (back up)
4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi
5. Setiap laporan harus berformat keputusan
6. Terstruktur untuk melaporkan kinerja.
2.2.3.3 Pengertian Monitoring (Pengawasan)
Pengawas adalah “pengaturan kebiasaan dalam organisasi”.
Pengawasan juga telah didefinisikan sebagai proses dimana kerjasama
tingkat manajer memastikan bahwa tingkat manajer menegah melakukan
atau mengarahkan sasaran strateginya pada organisasi.
Sudah adakah ukuran untuk standar kinerja dibandingkan tindakan
apa yang perlu diambil agar segala sesuatu sesuai dengan ukuran yang
telah disetujui bersama. Demikianlah semua ini harus dikaji agar
perusahaan berhasil.
Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri organisasi merupakan
tonggak penentu keberhasilan perusahaan. Dalam pihak perusahaan
konsultan Mc. Kinsey mengemukakan 8 syarat keberhasilan perusahaan
(Sukamto, 1996 : 31) sebagai berikut :
(37)
2. Struktur yang merupakan keranka dasar tanggung jawab fungsi,
komunikasi, informasi dan proses pengambilan keputusan.
3. Sistem yaitu fasilitas perencanaan dan pengawasan yang dilakukan
dalam organisasi
4. Staf, yang berupa sumber daya manusia
5. Keterampilan, yaitu kemampuan staf dan keseluruhan karyawan
dalam organisasi
6. Corak manajemen, berupa prilaku manajemen dalam memimpin dan
memotivasi organisasi dalam pencapaian tujuan.
7. Nilai dalam tujuan bersama, yaitu mulai tujuan yang diakui bersama
sebagai perekat organisasi.
8. Sukses manajemen lancar.
2.2.4 Kinerja Perusahaan
2.2.4.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Perusahaan sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan
tertentu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi
kepentingan anggotanya. Dalam menilai apakah tujuan yang telah
ditetapkan tersebut dapat dicapai tidaklah mudah dilakukan, karena hal ini
menyangkut semua aspek manajemen yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
dalam menjalankan operasinya telah sesuai dengan rencana dan tujuannya
adalah dengan melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan itu
(38)
Helfert (1996 : 67). Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen
yang memerlukan analisa dampak keuangan dan ekonomi, sesangkan
Kinerja perusahaan adalah suatu tingkat dimana individu dan organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut
Anthony (1990 : 12) pengertian efektif adalah kemampuan suatu unit
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan efisien adalah
menggambarkan beberapa masukkan (input) yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu unit keluaran (output). Jadi kinerja perusahaan adalah
tingkat perbandingan antara nilai yang duhasilkan atau realisasi yang
diperoleh perusahaan dengan nilai yang diharapkan.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual
yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen yang memerlukan
analisa dampak keuangan dan ekonomi.
2.2.4.2 Pengukuran Kinerja
Setiap perusahaan memerlukan pengukuran kinerja yang selama
ini dicapai perusahaan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui
seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) penilaian kinerja
adalah penentuan seacar periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan
(39)
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik,
program, dan anggaran organisasi.
2.2.4.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan
Sistem pengukuran kinerja dapat dipakai sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan, dengan adanya pengukuran kinerja, manajemen
puncak memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wewenang yang
dilakukan oleh manajemen di bawahnya.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) tujuan pengukuran
kinerja adalah sebagai berikut :
1. Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam mematuhi standart perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
merangsang serta menegakan perilaku yang semestinya diinginkan.
2.2.4.4 Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran atau penilaian kinerja akan dapat memberikan umpan
balik dalam bentuk pengendalian strategis, yang mendorong para manjer
untuk mengevaluasi dari kinerja yang dihasilkan guna mencapai tujuan
(40)
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 228) pengukuran
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk :
1. Pengelolaan organisasi atau perusahaan secara efektif.
Maksimalisasi motivasi personel untuk mengerahkan
usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran
perusahaan secara keseluruan yang terjadi. Kesesuaian antara sasaran
individu dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan, inilah yang
akan memotivasi personel untuk mencapai sasaran organisasi atau
perusahaan.
2. Membantu pengembalian keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel. Agar dapat membantu personel, penghargaan
diberikan harus didasarkan atas hasil penilaian kinerja.
3. Menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
personel.
Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan
personelnya agar mereka selalu dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan
berkembang. Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kelemahan personel dan untuk mengantisipasi
(41)
memberikan respon memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis
dimasa depan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat menyediakan
kriteria untuk memilih program pelatihan personel yang memenuhi
kebutuhan personel dan untuk mengevaluasi kesesuaian program
pelatihan tersebut dengan kebutuhan personel.
4. Menyediakan umpan balik bagi personel.
Dalam perusahaan, manajer puncak mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada para manajernya. Pendelegasian wewenang ini
disertai dengan alokasi sumber daya yang diperlukan. Manajer bawah
melaksanakan wewenang dengan mengkonsumsi sumber daya yang
dialokasikan kepada mereka. Penggunaan wewenang dan konsumsi
sumber daya ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk pengukuran
kinerja.
Dengan pengukuran kinerja ini, manajer puncak memperoleh
umpan balik tentang pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh
manajer dibawahnya. Di lain pihak, penilaian kinerja ini memberikan
umpan balik bagi manajer bawah dan menengah tentang bagaimana
manajer puncak menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Distribusi penghargaan memerlukan data hasil penilaian
kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh
personel penerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang tidak
adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima
(42)
2.2.5 Tugas Dan Pekerjaan Manajer
Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial yang berbeda dengan kinerja
karyawan pada umumnya
Menurut Handoko (2003 : 29), tugas dan pekerjaan manajer yaitu
antara lain :
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan – tujuan yang saling
bertentangan dan menetapkan prioritas – prioritas.
3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
4. Manajer harus berpikir secara analisis dan konseptual.
5. Manajer adalah seorang mediator.
6. Manajer mengambil keputusan – keputusan yang sulit.
Para manajer memiliki waktu yang terbatas untuk mengelola
tanggung jawab mereka. Oleh karena itu mereka harus bisa memanfaatkan
manajemen waktu, dan mengalokasikan waktu pada saat mengelola tugas –
tugas mereka. Menurut Jeff Madura (2001:235) para manajer perlu
mengikuti pedoman supaya mereka dapat memanajemen waktu dengan
baik, yaitu :
1. Menetapkan prioritas yang tepat.
2. Jadwalkan waktu jeda yang panjang untuk tugas – tugas besar.
3. Meminimalkan interupsi.
4. Menetapkan sasaran jangka pendek.
(43)
2.2.6 Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan
Lingkungan Eksternal merupakan lingkungan luar organisasi yang
secara langsung mempengaruhi strategi. Teori sistem menyatakan bahwa
organisasi tidak pernah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
(self-sufficient) maupun tidak pernah berdiri sendiri (selft-contained). Sebaiknya organisasi tukar menukar sumber daya dan tergabtung pada lingkungan
eksternal, yang didefinisikan sebagai semua elemen diluar suatu organisasi
yang relevan pada operasinya. Organisasi mengambil input (bahan baku,
uang, tenaga kerja dan energi) dari lingkungan eksternal, melakukan
transformasi menjadi produk atau jasa dan mengirimkan kembali
kelingkungan eksternal sebagai output sehingga dapat meningkatkan
kinerja perusahaan (Robbins, 1994 : 63)
Seperti yang dijelaskan dalam teori sistem segala sesuatu yang
diambil dari lingkungan ekstenal akan berpengaruh terhadap kinerja.
Perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas memerlukan
bahan baku yang berkualitas pula. Sedangkan kondisi lingkungan selalu
mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi sumber daya yang ada.
Sumber daya yang tidak memadai berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat penjualan
produk. Hal itu dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
2.2.7 Pengaruh Orientasi Strategi Terhadap Kinerja Perusahaan
Orientasi strategi menunjukkan pada sekumpulan nilai-nilai yang
(44)
perusahaan atau mengacu bagaimana organisasi menggunakan strategi
untuk beradaptasi dengan perubahan. Sedangkan strategi itu sendiri
merupakan alat untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Seperti halnya
yang dijelaskan dalam Dynamic Theory of Strategy yang mengemukakan
bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi
dipenuhi, yaitu:
1. Tujuan perusahaan dan kebijaksanaan fungsi-fungsi manajemen
(seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperihatkan
posisi yang kuat dipasar (Proaktivitas).
2. Tujuan kebijaksanaan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan
perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan
peluang dan ancaman lingkungan eksternal (Inovasi).
3. Perusahaan harus memiliki dan menggali potensi khusus (distractive
competency) sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan (Berani mengambil resiko).
Untuk dapat mempertahankan pangsa pasarnya perusahaan perlu
membuat strategi agar dapat mencapai keberhasilan perusahaan seperti
yang dijelaskan dalam Dinamic Theory of Strategy bahwa suatu perusahaan
bias berhasil jika tiga strategi terpenuhi diantaranya proaktivitas, inovasi
dan berani mengambil resiko (Porter, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha
(1999). Dalam hal ini manejer sangat berperan dalam mencapai
keberhasilan strategi perusahaan.
Dalam mengambil keputusan manajer harus berani mengambil
(45)
juga diperlukan untuk mencapai target perusahaan. Semakin tinggi target
yang dicapai maka semakin baik kinerja perusahaan. Dengan kemampuan
perusahaan untuk melakukan inovasi dan mampu menangkap peluang yang
ada atau menjadi pemimpin pasar secara tidak langsung dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
2.2.8 Pengaruh Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan
Sistem kontrol akuntansi adalah semua prosedur dan system formal
yang menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas
organisasi. Dalam hal ini termasuk didalam sistem control akuntansi adalah
system perencanaan, system pelaporan, dan prosedur monitoring yang
didasarkan pada informasi.
Teori kontijensi menyatakan bahwa rancangan dan kegunaan system
kontrol akuntansi merupakan sesuatu yang dependen atau tergantung pada
konteks setting organisasi yang lebih baik. Match yang baik antara sistem
kontrol akuntansi dengan variabel kontijensi dihipotesakan menghasilkan
kinerja organisasi yang meningkat. (Syafruddin, 2001 : 101)
Sistem kontrol akuntansi sangat berperan penting dalam
pencapaiaan strategi bisnis yang sukses. Kesuksesan strategi yang
diterapkan oleh suatu perusahaan secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kesuksesan kinerja perusahaan. Semakin baik sistem kontrol
akuntansi suatu perusahaan maka berarti semakin baik pula kondisi
keuangan perusahaan sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap
(46)
2.2.9 Pengaruh Lingkungan Ekternal, Orientasi Strategi, Dan Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan
Dalam riset ini yang dimaksud dengan atribut system kontrol
akuntansi adalah semua prosedur dan system formal yang menggunakan
informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas organisasi (Simons,
1997) dalam Syafruddin(2001). Dalam hal ini termasuk didalam sistem
kontrol akuntansi adalah sistem perencanaan, system pelaporan dan
prosedur monitoring yang didasarkan pada informasi tidak termasuk
didalam sistem kontrol akuntansi adalah mekanisme sistem kontrol
informasi seperti kontrol kultural dan kontrol sosial (Jeager, 1983) dalam
Syafruddin (2001).
Para akuntansi sangat berkepentingan terhadap pemahaman tentang
hubungan rancangan sistem kontrol akuntansi dengan berbagai variabel
organisasi seperti ukuran organisasi, teknik dan lingkungan organisasi
review literature tentang sistem kontrol akuntansi dalam suatu organisasi
tertentu, merupakan pilihan terhadap rancangan sistem kontrol akuntansi
artinya efektivitas rancangan sistem kontrol akuntansi yang ada dalam
organisasi tergantung pada konteks organisasi yang bersangkutan. Berbagai
contoh atribut sistem kontrol akuntansi adalah ketatnya sasaran yang ada
dalam anggaran, penggunaan sistem kontrol, frekwensi pelaporan dan
intensitas monitoring terhadap hasil kinerja manajemen.
Simons (1987) dalam Syafruddin (2001) menguji perbedaan sistem
kontrol akuntansi pada perusahaan yang menjalankan bisnis dengan strategi
yang berbeda yaitu strategi bertahan (defender) dan strategi prospek
(47)
Hasil studi, menunjukkan bahwa match antara mekanisme sistem
control akuntansi dengan strategi SBU menghasilkan kinerja yang lebih
tinggi. Lebih jauh dinyatakan dalam riset ini adalah perusahaan yang
mempunyai keunggulan yang kompetitif dengan strategi tertentu (apakah
bertahan atau prospector) harus didukung oleh oleh sistem kontrol
akuntansi dengan karakteristik tertentu pula. Dengan demikian pada yang
menerapkan strategi bisnis prospek secara lebih rinci disimpulkan dalam
riset Simons bahwa dilihat dari segi karakteristik, atribut sistem kontrol
akuntansi, perusahaan yang menggunakkan strategi bisnis bertahan
mempunyai atribut sistem kontrol akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan dengan strategi prospek.
Riset yang dilakukan Fisher (1998) dalam Syafruddin (2001) juga
menguji hubungan antara faktor kontekstual dan sistem kontrol akuntansi.
Teori kontijensi menyatakan bahwa rancangan dan kegunaan sistem kontrol
akuntansi merupakan sesuatu yang dependen atau tergantung pada konteks
setting organisasi match yang lebih baik antara sistem kontrol akuntansi
dengan variabel kontijensi dihipotesiskan menghasilkan kinerja organisasi
yang meningkat, selanjutnya hipotesa yang didukung oleh data empiris.
Terakhir riset ini menyimpulkan pentingnya sistem kontrol akuntansi dalam
pencapaian yang ditetapkan manajemen top.
Riset lain yang menjelaskan peran sistem kontrol akuntansi pada
pencapaian strategi bisnis yang sukses (kesuksesan kinerja organisasi)
adalah riset yang dilakukan oleh Miller dan Frisen (1982) dalam Syafruddin
(48)
strategi entrepreneurial, yaitu strategi pengembangan pasar produk secara
kontinyu membutuhkan jenis sistem kontrol akuntansi tertentu memonitor
akses inovasinya. Disimpulkan dalam riset ini bahwa terdapat hubungan
negatif signifikan antara sistem kontrol akuntansi dengan akses inovasi
artinya semakin canggih sistem kontrol akuntansi perusahaan, maka akses
yang ditimbulkan dari inovasi pengembangan pasar produk menjadi
semakin berkurang dengan mengusulkan pandangan untuk menguatkan
teori kontijensi.
Riset-riset lain yang juga mendukung argumentasi peran sistem
kontrol akuntansi pada kesuksesan pencapaian strategi diatas adalah riset
yang dilakukan oleh para peneliti dibidang strategi dan akuntansi.
Khandualla (1972) dalam Syafruddin (2001) menunjukkan adanya peran
atau hubungan sistem kontrol akuntansi dengan kesuksesan strategi bisnis
yang dijalankannya. Dari risetnya di Kanada yaitu terhadap 92 perusahaan
manufaktur diketahui bahwa untuk mencapai kesuksesan, perusahaan
berkompetensi pada tingkat lingkungan kompetitif yang semakin
meningkat, maka perusahaan ini didukung oleh sistem kontrol akuntansi
yang lebih canggih. Riset atau study yang dilakukan Gordon dan Narayana
(1984) dalam Syafruddin (2001) merupakan riset empiris yang berkaitan
dengan hubungan-hubungan antara lingkunga organisasi, struktur
organisasi dan sistem informasi, berdasarkan studi empiris, hasil riset
menunjukkan bahwa system informasi suatu bagian yang penting dari
sistem kontrol akuntansi dan struktur organisasi, maka sistem kontrol
akuntansi dan struktur organisasi secara signifikan saling berhubungan satu
(49)
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian
terdahulu, maka untuk memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil
penelitian maka diajukan beberapa premis, sebagai berikut :
Premis 1
Teori kontijensi menyatakan bahwa keselarasan (coaligment,
congruence, fit, match) antara strategi dengan lingkungan eksternal menentukan kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan. (Child 1997) dalam
Fredianto dan Zulaikha (1999).
Premis 2
Teori system menyatakan organisasi tidak pernah dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri (self-sufficient) maupun tidak pernah berdiri sendiri
(self-contained). Sebaliknya organisasi tukar menukar sumber daya dan
tergantung pada lingkungan eksternal (Hempel, 1951) dalam Robbins (1994 :
63).
Premis 3
Dynamic Theory of strategy mengemukakan bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu : Proaktivitas,
Inovasi, dan Berani mengambil resiko (Porter, 1996) dalam Fredianto dan
Zulaikha (1999).
Premis 4
Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan
faktor penentu utama kinerja perusahaan (Yeoh dan Jeong, 1995) dalam
(50)
Premis 5
Lingkungan eksternal perusahaan yang tidak ramah, orientasi strategi
dan sistem kontrol akuntansi yang tepat mempunyai dampak positif terhadap
kinerja (Becher dan Maurer, 1997) dalam Syafruddin (2001).
Premis 6
Sistem kontrol yang digunakan dalam organisasi berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi (Gul and Chia, 1994)
dalam Syafruddin (2001).
Premis 7
Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem kontrol akuntansi
(51)
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
landasan teori, maka untuk memudahkan hipotesis yang diajukan, dibuatlah
suatu bagan kerangka berpikir, yang dapat disajikan pada gambar 2.1,
sebagai berikut
Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori
yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Diduga lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol
akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Lingkungan Eksternal
(X1)
Orientasi Strategi (X2)
Kinerja Perusahaan (Y)
Uji Statistik Regresi Liner Berganda Sistem Kontrol Akuntansi
(52)
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga)
variabel bebas (X) yaitu lingkungan eksternal (X1), orientasi strategi (X2),
dan sistem kontrol akuntansi (X3), dan satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja
perusahaan
Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X)
a. Lingkungan eksternal (X1)
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang secara
langsung mempengaruhi strategi, mencakup antara lain pemasok,
pesaing, pelanggan dan pemerintah.
Indikator untuk mengukur variabel Lingkungan eksternal
yang digunakan adalah : (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 597) :
1). Informasi mengenai faktor lingkungan yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan
2). Ketidakmampuan secara tepat menetapkan kemungkinan
faktor-faktor lingkungan itu mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan
fungsinya.
3). Informasi kerugian yang harus ditanggung akibat keputusan
(53)
b. Orientasi strategi (X2)
Orientasi strategi adalah sekumpulan nilai-nilai yang secara
konsisten menjadi pedoman bagi tindakan respon strategik suatu
perusahaan atau mengacu pada bagaimana organisasi
menggunakan strategi untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
Indikator untuk mengukur variabel Orientasi strategi yang
digunakan adalah : (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 600) :
1). Informasi yang digunakan organisasi dalam menggunakan
strategi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
2). Orientasi strategik dapat menciptakan kualitas produk.
3). Merupakan pedoman dalam mengambil langkah-langkah
dalam perusahaan.
c. Sistem kontrol akuntansi (X3)
Sistem kontrol akuntansi adalah semua prosedur dan sistem
formal yang menggunakan informasi untuk menjaga atau
mengubah pola aktivitas organisasi.
Indikator untuk mengukur variabel Sistem kontrol
akuntansi yang digunakan adalah : (Syafruddin, 2001 : 101)
1). Sistem Perencanaan
a). Kesempatan manajer untuk membentuk keketatan
anggaran.
b). Sistem kontrol akuntansi dapat digunakan untuk untuk
membaca dan menyimpulkan situasi lingkungan
(54)
c). Sistem kontrol akuntansi dapat digunakan untuk
memonitoring langsung kerja pada manajer.
d). Sistem kontrol akuntasi dapat digunakan sebagai alat
kontrol akuntansi.
e). Data ramalan dapat digunakan sebagai kontrol akuntansi.
f). Pemakaian sistem dapat digunakan untuk
menghubungkan sasaran anggaran dengan keefektifan
hasil.
2). Sistem Pelaporan
a). Pemantauan perlu dilaksanakan dengan laporan yang
mempunyai frekuensi pelaporan rutin serta semua laporan
tepat waktu.
b). Sistem pemberian bonus berbasis rumusan.
3). Prosedur Monitoring
a). Sistem kontrol akuntansi yang digunakan dapat
disesuaikan.
b). Sistem kontrol akuntansi mempunyai kemampuan untuk
melakukan perubahan.
2. Variabel Terikat (Y) Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen yang
(55)
Indikator untuk mengukur variabel kinerja perusahaan yang
digunakan adalah : (Murphy, (1996) dalam Zulaikha, 1999)
a. Prosedur atau aturan dalam melaksanakan aktifitas pekerjaan
b. Sistem penilaian kinerja
c. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
d. Evaluasi kinerja
e. Peran serta atasan dalam melakukan aktifitas dengan bawahan.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Adapun pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan eksternal (X1)
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan
semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan pengaruh
lingkungan yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)
menunjukkan tingginya pengaruh lingkungan. Semakin tinggi skor
yang dihasilkan menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan eksternal
(Sugiyono, 2008 : 97).
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang
diadopsi dari Ducan (1972) dengan 11 (sebelas) item pernyataan.
(56)
2. Orientasi Strategi (X2)
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan
semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat
pengambilan keputusan yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)
menunjukkan tingkat pengambilan keputusan yang baik. Semakin
tinggi skor yang dihasilkan menunjukkan penerapan orientasi strategi
yang tepat (Sugiyono, 2008 : 97)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang
diadopsi dari Ducan (1972) dengan 5 (lima) item pernyataan.
3. Sistem kontrol akuntansi (X3)
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan
semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan sistem
penganggaran yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)
Sangat tidak setuju Sangat setuju
(57)
menunjukkan tingginya sistem penganggaranyang baik. Semakin tinggi
skor yang dihasilkan menunjukkan sistem kontrol akuntansi yang
diterapkan sudah baik (Sugiyono, 2008 : 97) .
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang
diadopsi dari Simon (1987) dengan 6 (enam) item pernyataan.
4. Kinerja perusahaan (Y)
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan
semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat
kinerja perusahaan yang dihasilkan adalah jelek, sedangkan skor
tertinggi (nilai 7) menunjukkan tingkat kinerja perusahaan yang
dihasilkan adalah baik. Semakin tinggi skor yang dihasilkan
menunjukkan kinerja perusahaan yang dihasilkan semakin baik
(Sugiyono, 2008 : 97) .
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang
diadopsi dari Murphy (1996) dalam Zulaikha (1999) dengan 5 (lima)
item pernyataan.
(58)
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek/obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Dari pengertian tersebut maka
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden yang
terdiri dari 4 kepala bagian (KaBag), 26 Kepala Seksi (KaSie) PG.
Watoetoelis, Sidoarjo.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004: 45).
Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu
penelitian. Untuk itu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai
sampel (Sugiyono, 2006: 96).
Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden (4 kepala bagian
(59)
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli pihak pertama. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah berasal
dari jawaban kuisioner yang disebar pada 30 responden (4 kepala bagian
(KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo).
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, ini
yaitu sebagai berikut :
1 Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data
(Nazir, 2005 : 203). Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 30
responden (4 kepala bagian (KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG.
Watoetoelis, Sidoarjo).
2 Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian langsung pada obyek yang diteliti.(Nazir, 2005 : 212). Pada
penelitian ini observasi dilakukan di PG. Watoetoelis, Sidoarjo).
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas Data
Uji validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur
(60)
ukur (kuesioner) untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya
(Jogiyanto, 2007: 120). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007 : 135)
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r
positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali,
2007 : 135)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan (2004 : 128) uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 132).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,
2007 : 133)
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah merupakan suatu alat pengujian yang
digunakan untuk menguji apakah data dari variabel – variabel yang
digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan
(61)
Dasar analisis yang digunakan apakah suatu data mengikuti sebaran
normal atau tidak adalah :
1. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya ) lebih kecil dari 5% maka
distribusi adalah tidak normal.
2. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
distribusinya adalah normal. (Sumarsono, 2004 : 40-43).
3.5. Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini
tidak bias (Sesuai dengan tujuan Untuk mengambil keputusan BLUE, maka
harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh
persamaan tersebut, yaitu (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). (Gujarati,
1999 : 128)
Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat
digunakan uji Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :.
1. Apabila (4 – dW) > dU, hal ini berarti bahwa Ho diterima : Jadi P =
0, berarti tidak ada autokorelasi pada model
2. Apabila (4 – dW) < dL, hal ini berarti bahwa Ho ditolak : Jadi P = 0,
(1)
Tabel 4.14
Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang
No. Nama peneliti Objek penelitian Variabel
penelitian Kesimpulan 1 Fredianto dan
Zulaikha (1999)
Industri Manufaktur Menengah – Kecil, di Kotamadya Semarang Hubungan Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategik dan Kinerja Perusahaan
Bahwa paradikma hubungan antara lingkungan eksternal, orientasi strategi, dan kinerja perusahaan berbasiskan teori kontigensi bila diterapkan dan dapat
menjelaskan konfigurasi lingkungan eksternal-orientasi strategi dan implikasinya terhadap kinerja perusahaan
2 Syafruddin (2001) Perusahaan Industri di Jogjakarta Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan
Dinamika lingkungan yang ada disekitar organisasi merupakan factor pengaruh moderasi terhadap hubungan sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan.
3 Muafi (2008) perusahaan manufaktur di jawa timur Derajat Kesesuaian Orientasi Strategi, Lingkungan Eksternal, Struktur Saluran Ekspor, Budaya Organisasi dan Kinerja Ekspor
a. Kesesuaiaan antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya organisasi secara konfigurasi berpengaruh terhadap kinerja ekspor
b. Terdapat pengaruh peningkatan kinerja ekspor dengan kesesuaian antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya organisasi secara kontijensi.
4 Dwirandra (2009) Perusahaan Industri di Bali Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen
a. Terdapat pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat informasi system akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.
b. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi sitem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian yang rendah.
c. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang tinggi 5 Ayu Kusuma
Dewi (2011) Pabrik Gula Watoetoelis. Sidoarjo Lingkungan eksternal, orientasi strategi, sistem kontrol Akuntansi pada Kinerja Perusahaan
Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, teruji kebenarannya.
Sumber : Peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(2)
85
4.5. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu: 1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden (4
kepala bagian (KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo) di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.
2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
3. Responden dalam penelitian ini, hanya terbatas pada kepala bagian (KaBag), dan Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo, dimana kemungkinan penelitian ini akan menunjukkan hasil yang berbeda bila respondennya tidak hanya pada KaBag, dan Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo saja, tetapi juga KaBag, dan Kepala Seksi (KaSie) PG. lainnya misalnya Pabrik Gula Toelangan – Sidoarjo dan Pabrik Gula Kremboong – Sidoarjo.
(3)
86
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, teruji kebenarannya.
5.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu sebagai berikut
1. Hendaknya perusahaan perlu melakukan analisis dan diagnose lingkungan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan keadaan yang muncul sehingga perusahaan dapat tetap bertahan.
2. Untuk dapat memenuhi target perusahaan, maka diperlukan inovasi produk, misalnya dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Semakin baik kualitas yang dihasilkan, maka diharapkan dapat meningkatkan penjualan
3. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(4)
87
variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja perusahaanl
Melalui saran di atas, dharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada PG. Watoetoelis, Sidoarjo.
(5)
Anonim, 2010 Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembanguna Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Anthony, R, N, Dearden, 1992, Sistem Pengendalian Menejemen,Jilid Pertama, Edisi Keenam, Terjemahan Maulana Agus, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Basthu, Swastha dan Irawan, 1989, Lingkungan Perusahaan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE, Jakarta.
Claggett. R. James, Ross. E. Joel & Murdick. G. Robert, 1993, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Erick, A, Helfert, 1996, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Cetakan
Pertama, Terjemahan Wibowo Herman, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Glueck, W, F, dan Jauch, L, R, 1990, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi Kedua , Terjemahan Murad, Penerbit Erlangga, Jakarta Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia 2008, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nawawi, Hadari, 2003, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Penerbit UGM, Yogyakarta.
Pearce, J, A, dan Robinson, R, B, 1997, Manajemen Strategik, Jilid satu, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution ), Penerbit Mediakom, Yogyakarta.
Robbins, Stephen, P, 1994, Teori Organisasi, Edisi Ketiga, Penerbit ARCHAN, Jakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(6)
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sukamto, Reksohadiprodjo, 1996, Menejemen Strategi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Suryana, 2001, Kewirausahaan, Edisi Pertama, Penerbit Salaemba Empat, Jakarta.
Warren, Niswonger, Fess, 1984, Prinsip - Prinsip Akuntansi, Edisi sembilan belas Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jurnal :
Dwirandra, 2009, “Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, Dan Agregat Informasi akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi , Universitas Udayan.
Fredianto, Ronnie , dan Zulaikha, 1999, Hubungan antara Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi, dan Kinerja Perusahaan (Studi Terapan pada Industri Manufaktur Menengah Kecil di Kotamadya Semarang), Simposium Nasional Akuntansi 591 – 624.
Muafi, 2008, “Pengaruh Derajat Kesesuaian Orientasi Strategi, Lingkungan Eksternal, Struktur Saluran Ekspor, Budaya Organisasi dan Kinerja Ekspor. Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UPN “Veteran” Yogyakarta, 153-162
Syafruddin, Muhammad, 2001, Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan Pada Sistem Kontrol Akuntansi dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 4, Nomor 1, 99 – 110.