Artikel Ilmiah PENGGUNAAN MULTIMEDIA MAC

Artikel Ilmiah
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI, KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh)
ABSTRAK
This research applied the use of multimedia macromedia flash to increase the
motivation, activeness and performance of economic study with contextual learning
strategies. Samples of research focused on class X MA Al Hasanah Talang Pauh Bengkulu
Tengah. Method used is class action research. The procedure involves four stages, such as
planning, implementation, monitoring and evaluation, and analysis and reflection. The results
showed that the use of multimedia macromedia flash with contextual learning strategies can
improve motivation, activeness and ferformance on economic. At the experimental stage, the
use of multimedia macromedia flash with contextual learning strategies are more effective
than the conventional learning.
Key words
: Macromedia flash Multimedia, Motivation, Learning activities,
Perfomence on economic, Economic Learning
A.

PENDAHULUAN

Sekarang ini masih ada anak didik yang diperlakukan sebagai obyek yang
seolah-olah dapat dibentuk sekehendak pendidik. Siswa hanya dibiarkan duduk, dengar,
catat, dan hafal dan tidak dibiasakan untuk belajar aktif. Akibatnya suasana kelas
terasa gersang oleh para siswa, terasa membosankan dan terasa mengikat.
Suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus melibatkan siswa secara
aktif, dengan demikian perlu adanya pengembangan pembelajaran. Pengembangan
pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Yang mana mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa secara optimal serta
memberi iklim yang kondusif dalam perkembangan daya pikir dan kreativitas siswa.
Perkembangan teknologi multimedia memberikan harapan baru terhadap
pemecahan masalah dalam pembelajaran. Tanpa mengurangi peran guru di kelas lewat
pembelajaran klasik, kehadiran teknologi informasi dengan konsep multimedia yang
terus berkembang sudah selayaknya kalau kehadirannya dipertimbangkan dan tidak
lagi dianggap sebagai kemustahilan di dunia pendidikan.
Multimedia memberi dimensi baru dengan mengintegrasikan bunyi, musik,
animasi, dan interaktivitas yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran. Dengan
kemampuan tersebut multimedia mampu membantu dalam menciptakan suasana
kelas yang lebih menarik, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Selaras dengan Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 Pasal 40 ayat 2 yang
menyebutkan:

“Pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, serta
berkewajiban mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan”.
Seorang guru memegang peranan yang menentukan, karena bagaimana pun
keadaan sistem pendidikan disekolah, alat apapun yang digunakan dan bagaimanapun

1

2

keadaan anak didik, maka pada akhirnya tergantung pada guru didalam memanfaatkan
semua komponen yang ada. Metode dan keputusan guru dalam interaksi belajar
mengajar akan menentukan keberhasilan anak untuk mencapai tujuan pendidikan
(Soetomo, 1993).
Selain itu penyajian materi disekolah tampaknya semata-mata berorientasi
kepada materi pelajaran yang tercantum pada kurikulum dan buku teks sehingga
pelajaran dirasakan sebagai beban yang harus diingat dan dihafalkan sehingga minat
dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi menjadi berkurang. Jika
hal tersebut dibiarkan maka menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa (Suryana,

2006).
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut AECT dalam Sadiman, pengertian dari media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar siswa. Media sebagai hasil dari revolusi komunikasi dapat dipakai
untuk sarana pencapaian tujuan pendidikan, disamping guru, buku dan papan tulis.
Manfaat dan nilai praktis media sebagai sumber belajar adalah:
a. Memberikan fasilitas pembelajaran siswa sehingga dapat merangsang siswa
untuk berfikir mengaktifkan dan memotivasi siswa.
b. Menambah peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan memahami,
menghitung, mengukur, meneliti, menafsirkan, mengumpulkan, menerapkan dan
mengkomunikasikan kemampuan-kemampuannya. Dengan kata lain memberi
peluang mengembangkan keterampilan proses.
c. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan
pengalaman dan kemampuan guru.
d. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan
pengalaman dan kemampuan guru.
e. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan atau dikunjungi
(Sadiman, dkk 1986)

2. Media Pembelajaran Menggunakan Multimedia
Media pembelajaran menggunakan multimedia menurut Rustjdy Sjakyakirti
Arifin, dalam makalahnya yang berjudul Flowchart dan Alur Penyajian adalah
program pembelajaran yang secara terintegrasi menggabungkan teks, grafik,
gambar, foto, suara, video, animasi dan yang melibatkan interaksi antara pengguna
dan program tersebut menggunakan komputer sebagai piranti penggunaannya.
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh multimedia yang akan digunakan
untuk media pembalajaran menurut Hardjito (2002: 8): antara lain
a. Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan
belajarnya sendiri.
c. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan.
d. Memberikan kesempatan adanya partisipsi dari pengguna dalam bentuk respon
baik berupa jawaban, keputusan, percobaan, dan lain-lain.
3. Macromedia flash
Macromedia flash adalah program untuk membuat animasi dan aplikasi web
profesional. Bukan hanya itu, Macromedia flash juga banyak digunakan untuk
membuat game, animasi kartun, dan aplikasi multimedia interaktif seperti demo
produk dan tutorial interaktif.56 Software keluaran Macromedia ini merupakan


3

program untuk mendesain grafis animasi yang sangat populer dan banyak digunakan
desainer grafis. Kelebihan flash terletak pada kemampuannya menghasilkan animasi
gerak dan suara. Awal perkembangan flash banyak digunakan untuk animasi pada
website, namun saat ini mulai banyak digunakan untuk media pembelajaran karena
kelebihan-kelebihan yang dimiliki.
Macromedia flash merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan
teknologi audiovisual yang mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multimedia tentu dapat
menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan
penyampaian. Peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran tertentu secara
mandiri dengan komputer yang dilengkapi program multimedia. (Chusnul Chotimah,
Macromedia flash Sebagai Media Pembelajaran (Januari, 2008) http://www.smunet.com/main.php?act=int&xkd=169.
4. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan segala tenaga yang dapat membangkitkan atau
mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan (Soetomo, 1993:141).
Motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 1988:73) merupakan perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar (Sardiman, 1988:75).
5. Keaktifan Belajar
Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999:45) berkenaan
dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa “individu merupakan manusia
belajar yang selalu ingin tahu.” Menurut Sriyono (1992:75), ”Keaktifan adalah pada
waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani
maupun rohani.” Menurut Sagala (2006:124-134), keaktifan jasmani maupun rohani
itu meliputi antara lain:
a. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain.
b. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik
mungkin.
c. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan
masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
d. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan
pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian
pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.
e. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai

pelajarannya.
Indikator Keaktifan
Keaktifan
belajar
dalam
(http://ardhana12.wordpress.com
2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian
dalam-ptk-2/)
dapat dilihat dari:
a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
b. Kerjasamanya dalam kelompok
c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli
d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal
b. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok
c. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

4

d.
e.

f.
g.
h.

Memberi gagasan yang cemerlang
Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
Memanfaatkan potensi anggota kelompok
Saling membantu dan menyelesaikan masalah

6. Pengertian Hasil Belajar
Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Namun harus juga
diingat, meskipun tujuan proses pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik,
belum tentu hasil pengajaran yang diperoleh mesti optimal. Karena hasil yang baik
itu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, dan terutama bagaimana
aktivitas siswa sebagai subjek belajar.
Suatu prosess belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah
yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran,
bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya

pengajaran. Semua itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan
pertimbangan akhir, karena itu hanya berkaitan dengan "alat" bukan "tujuan"
pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah
"hasilnya". Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan "hasil" itu
pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana
"prosesnya".
Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak
baik/benar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik, atau kalau boleh
dikatakan hasil itu adalah hasil semu. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betulbetul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”, (Sardiman, 2008: 49-50).
Untuk mengetahui sejauh mana perubahan tingkah laku akibat proses
belajar mengajar maka perlu adanya hasil belajar. Bukti seseorang telah belajar ialah
dengan adanya perubahan tingkah laku dan pengetahuan dari tidak tahu menjadi
tahu.
Lebih lanjut Haryati (2009 : 22) hasil belajar siswa dapat dititik beratkan pada
tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley memberi tiga macam hasil belajar, yakni

1. Keterampilan, dan kebiasaan,
2. Pengetahuan dan pengertian,
3. Sikap dan cita-cita.
7. Pengertian Pembelajaran Kontekstual (CTL
Pembelajaran Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 255).
Asas Pembelajaran Kontekstual

yang
dapat
situasi
dalam

5

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki
7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual.
a. Konstruktivisme
b. Inkuiri
c. Bertanya
d. Masyarakat Belajar
e. Pemodelan
f. Refleksi
g. Penilaian Nyata
Penilaian dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran.
Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan
kepada hasil belajar. Dalam pembelajaran kontekstual hal-hal yang dapat digunakan
sebagai dasar penilaian terhadap prestasi siswa diantaranya adalah : laporan
kegiatan, presentasi, pekerjaan rumah, dan hasil tes tertulis.
8. Makna pembelajaran Ekonomi
Setiap bidang studi memiliki tujuan masing-masing yang sangat
mennetukan oleh karakteristik dari masing-masing bidang studi tersebut. Ekonomi
merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada pemebelajaran ekonomi (SMA/MA)
dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar
peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi
disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih
baik.
Prinsip Pembelajaran Ekonomi
1. Prinsip relevansi
Yaitu adanya keterkaitan antara apa yang dipelajari di kelas dengan apa yang
dilakukan di sekolah dan yang terkadi di masyarakat
2. Prinsip harmonisasi
Materi pembelajaran yang dikembangankan berdasarkan sintesis antara
kebutuhan lapangan dan prinsip pendidikan yang diyakini sesuai dengan
tujuan pendidikan dan prinsip pendidikan Indonesia.
3. Prinsip interaksi
Katerkaitan materi yang digunakan untuk mengembangkan wawasan,
pemahaman, sikap dan kemampuan professional dalam bidang ekonomi
antara kebutuhan lapangan dengan pandangan teoritik bersifat interaktif.
4. Prinsip evalusi
Evaluasi hasil belajar didasrkan pada kegiatan dan keberhasilan guru ekonomi
menguasai langkah-langkah dalam pembelajaran ekonomi.
5. Prinsip sistematis
Materi pembelajaran diorganisasikan secara struktur, dimulai dari appersepsi,
pretes, penyampaian materi pokok sampai dengan kesimpulan dan evaluasi.
6. Prinsip proporsionalitas
Adanya keterkaitan yang erat dan proporsional antara pengembangan aspek
kognitif, efektif dan prikomotor yang berkaitan dengan dimensi-dimensi yang
dituntut untuk dikembangkan dan dicapai dalam pembelajaran ekonomi.

6

Karakteristik pembelajaran Ekonomi
Karakteristik Bidang Studi Ekonomi (Depdiknas, 2003) sbb;
1) Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata.
2) Mata pelajaran ekonomi mengembangakan teori-teori untuk menjelaskan dakta
secara rasional.(agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala
ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teoriilmu ekonomi.
Selain memenuhi persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi
persyaratan keilmuan yang lain yaitu objektif, dan mempunyai tujuan yang jelas)
3) Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode
pemecahan masalah (perlu metode pemecahan masalah- problem solving)
4) Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik
5) Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan
manusia.
Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terrutama yang terjadi di
lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara
2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
bermanfaat .
4) Membuat keputusan
B. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang dilanjutkan dengan pengujian pada kelas eksperimen kuasi (kelas sederhana).
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil
pembelajaran di kelas. Pada penelitian tindakan kelas dilakukan dengan 4 tahap kegiatan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan tinfakan, pengumpulan data penelitian serta analisis dan
refleksi. Kegiatan pada tahap diantaranya membuat media pembelajaran, menyususn
instrument penelitian, melaksanakan pre-test, dan pembagian kelompok 5-6 orang yang
kemampuannnya hetrogen. Pada tahap implementaasi dilaksanakan pembelajaran
ekonomi dengan penggunaan multimedia macromedia flash. Penilaian dilakukan selama
kegiatan pembelajaran dengan melihat keaktifan siswa dalam berdiskusi, dan post-test
pada setiap akhir siklus. Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan tahap
implementasi tindakan. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data dengan cara
membandikan hal-hal yang tercaapi disetiap akhir tindakan (siklus) dengan indicator yang
telah ditetapkan. Pada setiap akhir siklus diadakan refleksi untuk melihat kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya sebagai dasar perbaikan pada siklus
selanjutnya. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dilakukan
pengujian hipotesis melalui uji t terhadap hasil pre-test dan post-test.
Penelitian tindakan kelas dan penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan di
MA Al Hasana talang Pauh Bengkulu Tengah pada semester ganjil tahun pelajaran 20112012 kelas X.
Penelitian kuasi eksperimen dilaksanakan dalam 1 siklus dengan 2 kelas
sebagai sampel. Satu kelas bertindak sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan
yaitu dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran
kontekstual dan kelas control yang tidak diberi perlakuan atau pembelajaran di kelas
dilaksanakan secara konvensional. Penelitian Kuasi Eksperimen bertujuan untuk melihar
keefektifitasan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran

7

kontekstual disbanding pembelajaran konvensional. Diawal pembelajaran kedua kelas
diberi pre-test. Hasil pre-test kemudian dianalisis untuk mengetahui kehomogenan dan
normalitas sampel. Diakhir pembelajaran dilaksanakan post-test. Hasil post-test kedua
kelas dianalisis melalui uji t untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar pada kedua
kelas tersebut.
Untuk melihat sejauhmana keefektifan setiap siklus pada penelitian tindakan
diadakan uji t untuk hasil post-test siklus ketiga dan yang terakhit (keempat), kemudian
siklus yang keempat dibandikan dengan hasil post-test kelas eksperimen kuasi dengan
menggunakan uji t.
Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari assessments yaitu tes pada siklus pertama dan
tes siklus selanjutnya. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi
siswa dan guru selama mengikuti pelajaran serta angket motivasi siswa.
Hasil intervensi yang diharapkan merupakan kriteria keberhasilan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah jika nilai rerata variabel yang diukur mencapai kualitas
minimal “tinggi” dengan 80% siswa. Adapun indikator keberhasilan yang menjadi acuan
keberhasilan dalam penelitian ini ialah angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70
(disadur dari KTSP MA Al Hasanah).
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan data hasil pengamatan
efek atau hasil intervensi tindakan pada setiap siklus sebagai berkut :
1. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melakukan tindakan, peneliti mengadakan obsevasi awal terhadap
pelajaran ekonomi di kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011/2012
serta melihat secara langsung proses belajar mengajar di kelas tersebut. Dari hasil
observasi diperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran ekonomi di kelas X MA
Al Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011/2012 yaitu :
a. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah adalah  60.
b. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Guru mendominasi proses pembelajaran.
d. Pembelajaran berlangsung satu arah.
e. Siswa tidak langsung memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan
guru.
f. Pada observasi awal peneliti mengadakan tes awal mengenai pokok bahasan
kebutuhan manusia. Tes awal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan
siswa untuk belajar kesebangunan. Dari hasil analisis nilai tes awal diperoleh
kesimpulan bahwa tidak ada siswa yang mencapai KKM.
2. Analisis gambaran awal pembelajaran ekonomi
Berdasarkan gambaran pembelajaran ekonomi sebagaimana tampak pada
deskripsi di atas, diperoleh gambaran umum bahwa pembelajaran tersebut bersifat
klasikal dan berpusat pada guru (teacher centered). Persiapan mengajar yang
disusun guru mengacu pada buku paket. Metode yang dipakai adalah metode
ceramah yakni guru menjelaskan dan menyampaikan informasi kepada seluruh
siswa di dalam kelas. Guru menuliskan topik, menjelaskan dan mengajukan
pertanyaan secara lisan tentang materi yang telah diajarkannya. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal-soal yang tersedia dalam buku sedangkan guru hanya duduk di
depan menunggu siswa mengerjakan tugas tersebut. Padahal seharusnya guru

8

berkeliling, mengarahkan, dan membimbing siswa dalam mengerjakan latihan
tersebut.
Motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi umumnya masih rendah, dalam
pembelajaran metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan pemberian
tugas. Keterlibatan siswa pada proses pembelajaran di kelas kelihatan kurang
bersemangat, baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengajukan
pertanyaan.
3. Deskripsi dan Hasil Tindakan Kelas (Tahap 1)
a.
Motivasi Belajar Ekonomi
Berdasarkan analisis angket motivasi belajar ekonomi, diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil analisis angket motivasi belajar ekonomi
Kategori
Kisaran
Responden (siswa)
Skor
SI
S IV
Sangat Rendah 1,00-1,49
0
0
Rendah
1,50-2,49
0
0
Sedang
2,50-3,49
21
3
Tinggi
3,50-4,49
6
24
Sangat Tinggi
4,50-5,00
0
0
Tabel 2 Rata-rata skor motivasi persiklus
Siklus
I
IV
Rata-rata
3,32
3,64
skor motivasi
Kategori
Sedang
Tinggi
Pada tabel 1 dan 2 memperlihatkan: pada siklus I rata-rata skor motivasi
belajar siswa 3,32 dan siswa yang memperoleh skor motivasi tinggi sebanyak 6
orang atau 12%. Dari hasil angket motivasi yang disebarkan kepada siswa dapat
dilihat bahwa siswa merasa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran ekonomi. Dari
siklus I hanya 6 orang yang termotivasi diimbangi hasil belajar pada siklus I juga
masih rendah. Rendahnya hasil belajar disebabkab kurangnya motivasi siswa belajar
ekonomi, karena menurut Sadirman (1988:75) “ hasil belajar itu akan optimal kalau
ada motivasi yang tepat”. Sadirman (1988:75) juga menegaskan bahwa “Seseorang
siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan
motivasi”.
Pada siklus IV rata-rata skor motivasi belajar siswa 3,64 dengan 24 orang
siswa atau 89% yang memperoleh skor motivasi tinggi. Berdasarkan analisis di atas
terlihat bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus IV jumlah
siswa yang termasuk pada kategori tinggi mengalami peningkatan empat kali lipat
dibanding siklus I. Salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya
seseorang dalam belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang yang
belajar (internal). Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2001:55) bahwa faktor
internal salah satunya adalah minat dan motivasi. Jadi dengan adanya minat serta
motivasi yang baik nantinya akan mendukung penguasaan materi pelajaran oleh
siswa tersebut.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Penggunaan
multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar ekonomi siswa kelas X MA Al-Hasanah Talang Pauh
tahun ajaran 2011/2012.

9

b.

Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada setiap siklus yang
dilakukan oleh pengamat, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil observasi aktivitas siswa setiap siklus
Siklus
Skor
Kategori
I
2,55
Cukup
II
2,60
Cukup
III
3,00
Baik
IV
3,12
Baik
Sebelum pelaksanaan siklus I, guru membagi siswa dalam 5 kelompok
yang masing-masing kelompok beranggota 5 orang siswa dan ada 2 kelompok
yang berjumlah 6 orang. Pembagian kelompok dilakukan dengan nomor undian.
Siswa yang mendapat nomor undian sama dikelompokkan dalam satu kelompok
belajar. Pembagian kelompok dilaksanakan seperti ini karena peneliti beranggapan
bahwa siswa memiliki kemampuan yang cukup homogen. Hal ini berdasarkan uji
homogenitas terhadap hasil tes awal.
Pada siklus I, keaktifan siswa pada pembelajaran ekonomi dengan
penggunaan multimedia macromedia flash
dengan pendekatan konstektual
dikategorikan cukup. Siswa cukup aktif bekerja sama dan berinteraksi dengan
anggota kelompoknya meskipun masih ada beberapa siswa yang bekerja sendiri
bahkan ada yang tidak sama sekali terlibat aktif. Hal ini disebabkan siswa belum
mengenal teknik pembagian tugas dalam kelompok. Sehingga penggunaan waktu
tidak efektif. Oleh karena itu, peneliti sebagai guru membimbing dan memberikan
arahan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik.
Pada siklus II, keaktifan siswa pada pembelajaran ekonomi dengan
penggunaan multimedia macromedia flash dengan pendekatan konstektual sudah
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari lembar observasi siswa. Skor yang
diperoleh adalah 2,60 tetapi masih berada pada kriteria cukup. Kelompok belajar
siswa pada siklus II berbeda dengan kelompok belajar pada siklus I. Hal ini
diasumsikan siswa bisa lebih aktif lagi dalam kelompoknya yang baru serta dapat
menjalin kerja sama yang baik bersama anggota kelompok.
Pada siklus III keaktifan siswa mengalami peningkatan. Siswa aktif bekerja
sama dan berinteraksi dengan teman kelompoknya. Siswa sudah banyak yang
mengacungkan tangan untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Pada siklus III belum terlihat sikap musyawarah pada masing-masing kelompok
untuk menentukan siapa yang mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi sehingga kondisi kelas kurang tertib.
Pada siklus IV keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik.
Siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran namun keadaan kelas tetap tertib.
Siswa dapat memahami semua arahan yang disampaikan di setiap akhir
pembelajaran pada siklus sebelumnya, sehingga pada siklus IV kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari lembar
observasi siswa yang dilakukan pengamat diperoleh skor 3,12 atau termasuk
dalam kriteria baik.
Secara umum, keaktifan siswa meningkat setiap siklus. Hal ini disebabkan
karena pelaksanaan pembelajaran yang terus diperbaiki oleh peneliti. Selain itu,
peningkatan keaktifan siswa juga disebabkan karena siswa menyenangi
pembelajaran ekonomi dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan
strategi pembelajaran kontekstual.

10

c.

Hasil Belajar Ekonomi
Berdasarkan hasil tes siswa setiap siklus, diperoleh data sebagai berikut
Tabel. 4 Hasil tes siswa setiap siklus
Siklu Rata-rata Ketuntasan Rata-rata PostKetuntasan
s
Pre-test
Klasikal
test
Klasikal
I
45,19
3,7 %
60,37
29,6 %
II
42,59
7,4 %
65,93
62,96 %
III
51,58
14,81 %
73,33
100 %
IV
62,96
100 %
77,04
100 %
Tabel. 5 Hasil Analisis Uji t hasil pre-post dan post-test setiap siklus
Siklus ket
df
Sig (2-tailed)
1
4,618
26
0,000
2
10,929
26
0,000
3
9,306
26
0,000
4
9,175
26
0,000
Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan hasil belajar siswa
pada siklus 1 sebelum diberi perlakukan dan setelah diberi perlakuan diperoleh
hasil sebagai berikut. Sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (pretest) adalah 45,19 dengan ketuntasan klasikal 3,7 %. Setelah diberi perlakuan
rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 60,37 dengan ketuntasan klasikal
29,6 %.
Hasil yang diperoleh adalah thitung = 4,618 dan ttabel = 2,056 pada α =
0,05. Karena thitung (4,618) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar ekonomi siswa pada materi kebutuhan manusia sebelum dan sesudah
diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi kebutuhan
manusia sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash
lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.
Pada siklus II sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa
(pre-test) adalah 42,59 dengan ketuntasan klasikal 7,4 %. Setelah diberi
perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 65,93 dengan
ketuntasan klasikal 62,96 %. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
apakah hasil belajar siswa pada materi kelangkaan sumber daya setelah diberi
perlakuan lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis
tersebut peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.
Hasil yang diperoleh adalah thitung = 10,929 dan ttabel = 2,056 pada α =
0,05. Karena thitung (10,929) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar ekonomi siswa pada kelangkaan sumber daya sebelum dan sesudah
diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi kelangkaan
sumber daya sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan macromedia
flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.
Pada siklus III sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa
(pre-test) adalah 42,59 dengan ketuntasan klasikal 7,4 %. Setelah diberi
perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 65,93 dengan
ketuntasan klasikal 62,96 %. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah

11

apakah hasil belajar siswa pada materi sistem ekonomi setelah diberi perlakuan
lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis tersebut
peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.
Hasil yang diperoleh adalah thitung = 9.306 dan ttabel = 2,056 pada α =
0,05. Karena thitung (9.306) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar ekonomi siswa pada sistem ekonomi sebelum dan sesudah diterapkannya
penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi sistem ekonomi
sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan macromedia flash lebih baik
dibanding tanpa menggunakan multimedia.
Pada siklus IV sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa
(pre-test) adalah 62,96dengan ketuntasan klasikal 100 %. Setelah diberi
perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 77,04 dengan
ketuntasan klasikal 100 %. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
apakah hasil belajar siswa pada materi sistem ekonomi setelah diberi perlakuan
lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis tersebut
peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.
Hasil yang diperoleh adalah thitung = 9.175 dan ttabel = 2,056 pada α =
0,05. Karena thitung (9.175) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar ekonomi siswa pada perilaku konsumen dan produsen sebelum dan
sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis
data maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi
sistem ekonomi sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia
flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.
4.

Efektifitas Implementasi Tindakan (Hasil Kuasi Eksperimen)
Berdasarkan hasil pengujian dasar-dasar analisis diperoleh, yaitu data hasil
belajar siswa yang diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan
strategi pembelajaran kontekstual dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional mempunyai varians yang homogen maka pengujian hipotesis
menggunakan uji-t. Hasil yang diperoleh adalah t hitung = 3,028 (lampiran 27) dan 3,303
dan ttabel diperoleh = 2,05 pada α = 0,05. Karena t hitung (3,028 dan 3,303) > ttabel (2,05 dan
2,06), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti H 0 ditolak dan H1 diterima, hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang
diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran
kontekstual dengan rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa
yang diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi
pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi siswa
yang diajar dengan model pembelajaran konvensional atau dengan kata lain bahwa
penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual
lebih efektif digunakan untuk mengajarkan Ekonomi pada pokok bahasan perilaku
konsumen dan produsen kepada siswa kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh tahun
ajaran 2011 / 2012.

5. Hasil Analisi Uji t dengan membandingakan antar siklus
Untuk lebih jelas dalam melihat peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari
siklus ketiga dan keempat adalah thitung 2,215 dan ttabel 2,007. Dapat diketahui bahwa
thitung > ttabel sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar siklus ketiga dan

12

keempat. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa penerapan penggunaan
multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X B MA Al Hasanah Talang Pauh
Bengkulu Tengah tahun ajaran 2011-2012.
Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran
kontekstual ini juga efektif diterapkan pada kelas eksperimen kuasi. Hal ini bisa dilihat
dari hasil analisis uji t yaitu:
Tabel 4.12 Hasil Analisi Uji T Antar Siklus Keempat dan Kelas Eksperimen Kuasi
Perlakuan
Nilai F
t. sig
Siklus Keempat
0,101
0,753
dan Eksperimen
Kuasi
Sumber: data diolah
Hasil analisis yang disajikan pada tabel 4.10, digunakan untuk membuktikan
Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual
pada kelas eksperimen kuasi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam
pembelajaran ekonomi.
D.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya dapat diambil kesimpilan bahwa :
1. Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari
peningkatan rata-rata skor motivasi belajar ekonomi pada awal dan akhir. Pada awal
tindakan motivasi belajar siswa termasuk kategori sedang dan di akhir tindakan
motivasi belajar siswa termasuk kategori tinggi.
2. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia macromedia flash dengan strategi
pembelajaran kontekstual merupakan salah satu cara untuk dapat meningkat
keaktifan, siswa melalui: penyampaian materi yang menarik dengan menggunakan
media, siswa belajar lebih aktif dengan kelompok belajar, kerja sama antar siswa
dengan guru dan sumber belajar
3. Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini terlihat dari
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada tiap siklus, ketuntasan hasil belajar
siswa persiklus, dan hasil uji t terhadap perbedaan rata-rata hasil belajar pretestpostetst pada tiap siklus.
4. Pembelajaran ekonomi dengan Penggunaan multimedia macromedia flash dengan
strategi pembelajaran kontekstual lebih efektif dibanding dengan pembelajaran
ekonomi yang dilaksanakan secara konvensional. Hal ini terlihat dari perbedaan ratarata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta perhitungan uji t
terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana
thitung > ttabel dengan α=0,05 yang berarti ada perbedaan hasil belajar antara siswa
yang diajar dengan Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi
pembelajaran kontekstual dan dengan yang tanpa menerapkan penggunaan
multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual atau
pembelajaran secara konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

13

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Aksara

Jakarta : Bumi

Arsyad, Azhar, 1997. Media Pengajaran. Jakarta:RajaGrafindo Persada
Azhari, Akyas. Psikologi Pendidikan, Semarang : Dina Utama Semarang, 1996
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Chotimah, Chusnul, 2008. Macromedia flash Sebagai Media Pembelajaran. http://www.smunet.com/main.php?act=int&xkd=169
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :
Bumi Aksara
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/Prodi._Ekonomi_dan_Koperasi
Pembelelajaran Ekonomi 96302211987032-

NETI_BUDIWATI/Hakekat

http://muhfida.com/cara-cara-menumbuhkan-motivasi-belajar-siswa/
(diakses Jumat 22 Juli 2011)
http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikanpenilaian-dalam-ptk-2/ (diakses Jumat 22 Juli 2011)
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V. Rajawali, 1990
Sardiman. 1998. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV.Pedoman Ilmu
Jaya, 2001
Sastropoetro, Santoso. 1989.
Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional.
Sudjana, Nana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi (bagi para peneliti). Bandung.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES.

14

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: C.V Alfabeta
Suparno,Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.
Persada

Grafindo

Winkel, WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : PT. Gramedia,1986.