METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (KAJIAN TERHADAP BUKU SPIRITUAL TEACHING KARYA ABDULLAH MUNIR) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ANAK

(KAJIAN TERHADAP BUKU SPIRITUAL TEACHING KARYA

ABDULLAH MUNIR)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

  

ISWANTO

NIM : 111-12-246

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ANAK

(KAJIAN TERHADAP BUKU SPIRITUAL TEACHING KARYA

ABDULLAH MUNIR)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

  

ISWANTO

NIM : 111-12-246

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

CINTA ADALAH SIKAP BATIN YANG AKAN MELAHIRKAN

KELEMBUTAN, KESABARAN, KELAPANGAN, KREATIVITAS,

SERTA TAWAKAL, SEBAGAIMANA DICONTOHKAN

RASULULLAH SAW.

  

(ABDULLAH MUNIR)

  PERSEMBAHAN

  Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:  Allah Subhanahu wata‟ala serta kekasih-Nya al-Habib al-Musthofa Muhammad Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.

   Bapak ibu, dan semua kakakku, serta keponakan-keponakanku tercinta yang selalu memberikan semangat dan do‟anya sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.

   Bpk Imam Mas Arum, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam pembuatan skripsi ini penuh dengan kesabaran dan ketelatenan. Sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar sampai selesai.

   Untuk para dosenku yang telah memberikan bekal ilmu untuk masa depanku.  Sahabat-sahabatku seiman dan seperjuangan.  Teman-teman PAI G yang selalu ceria dan kompak.  Almamterku tercinta IAIN Salatiga tempat aku menuntut ilmu.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah meberikan keutamaan ilmu dan amal kepada anak cucu adam a.s. melebihi seluruh alam. Sehingga penulis dapat dan mampu menulis skripsi ini.

  Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan keturunannya yang menjadi sumbernya ilmu dan hikmah. Dengan bershalawat dan salam semoga kita termasuk golongan yang memperoleh syafaat Rasulullah SAW. Amin.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Terselesaikannya skripsi ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  ,

2. Bapak Suwardi, M.Pd.,selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing skripsi, yang telah

  meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar sampai selesai.

  5. Ayahanda terkasih dan ibunda terkasih (Bpk Sipur dan Ibu Parinah) yang telah tulus

  dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis, serta kakak-kakakku tercinta Asmirah, Khomsiah, Zuliani Dan Rohidah yang telah memberiku semangat.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

  pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini.

  7. Semua teman-teman seperjuangan pai 2012 dan teman-teman sekelilingku yang telah banyak membantu serta mengisi hari-hari dengan canda, duka, dan tawa.

  8. Karyawan-karyawati

  IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  Akhirnya hanya kepada Alloh SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal „Alamin.

  Salatiga, 14 Maret 2016 Penulis

  Iswanto 111-12-246

  ABSTRAK

  Iswanto. 2017. Metode Pembelajran Dalam Pendidikan Anak (Kajian Terhadap Buku

  Spiritual Teaching Karya Abdullah Munir). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama

  Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum M.Pd.

  Kata kunci: Metode Pembelajaran, Pendidikan Anak, Buku Spiritual Teaching

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji Metode Pembelajaran dalam Pendidikan (Kajian Terhadap Buku Spiritual Teaching Karya Abdullah Munir). Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana metode pembelajaran dalam pendidikan Anak yang terkandung dalam buku Spiritual Teaching?, dan (2) Bagaimana relevansi metode pembelajaran dalam pendidikan Anak pada buku Spiritual Teaching dengan konteks pendidikan saat ini?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kepustakaan (Library Research).Metode penelitian yang digunakan dengan jenis penelitian literer, sumber data primernya adalah buku Spiritual Teaching karya Abdullah Munir. Sedangkan sumber data sekundernya adalah buku-buku lain yang relevan dengan obyek pembahasan penulis.Metode pengolahan data yang dipakai adalah metode analisis kualitatif.

  Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yaitu (1) Metode pembelajaran dalam pendidikan Anak yang terkandung dalam buku spirirtual teaching yaitu metode keteladanan dan sikap guru dalam proses pembelajran diantara: melembutkan hati, menyemai benih kasih sayang, istiqomah diri dan indikator cinta. (3) Metode pembelajaran yang terkandung dalam buku Spiritual Teaching sangat relevan dengan konteks pedidikan masa sekarang (kekinian), dan memang sangat penting untuk diterapkan.

  DAFTAR ISI SAMPUL. …………………………………………………............................. i

LEMBAR BERLOGO.................................................................................... ii

JUDUL.............................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... vi

MOTTO........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  1 …………………………………................

  B. Rumusan Masalah 5 ……………………………………….................

  C . Tujuan Penelitian 6 ………………………………………..................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian…………………………………….................

  E.

  7 Metodologi Penelitian…………………………………...................

  10 F. Penegasan Istilah……………………………………......................

  12 G. Sistematika Penulisan……………………………………..............

  BAB II BIOGRAFI ABDULLAH MUNIR

  14 A. Riwayat Hidup Abdullah Munir…………………………..............

  B. Karya- Karya Abdullah Munir………………….............................. 16 C. Gambaran Umum Materi Buku Spiritual Teaching.........................

  17

  BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Metode Pembelajaran dalam Buku Spiritual Teaching.................... 27 B. Tujuan Metode Pembelajaran dalam Buku Spiritual Teaching....... 60 BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan.........................................

  62 B. Relevansi Metode Pembelajaran dalam Pendidikan dengan Buku Spiritual Teaching ...........................................................................

  65 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan ……………………………………….......................... 72

  B. Saran- Saran………………………………………........................... 74

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kombinasi aktifitas di dalam pendidikan

  yang dilakukan peserta didik dan guru. Di dalam pembelajaran perlu adanya rencana pembelajaran yang matang dan terperinci, sehingga dapat memberi peluang tercapainya keberhasilan guru. Menurut Gagne, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses memodifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya (Huda, 2014: 3).

  Pembelajaran dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterangkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Berdasarkan UU diatas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat komunikasi dan hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Maka dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang membawa keaktifan siswa dan membimbingnya kearah kedewasaan, seorang guru harus memilih metode mengajar yang digunakan. Karena penggunaan metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan pengajaran.

  Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas guru sangat jarang menggunakan satu metode, tetapi selalu memakai lebih dari satu metode. Karena karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi (Djamarah, 2000: 19).

  Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 1994: 97).

  Dari keterangan diatas yaitu metode sebagai sebuah alat, tentunya metode harus dipersiapkan dengan baik, karena dengan alat yang tepat, proses yang dilakukan akan semakin efekif dan efisien. Metode pembelajaran yang tidak efektif akan menjadi penghambat kelancaran proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh seorang guru akan berdaya guna dan berhasil jika mamp dipergunakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

  Metode merupakan dasar yang paling tepat dalam meningkatkan kulaitas pembelajaran. Karena kesesuaian metode dengan metode materi yang diajarkan akan membantu siswa dalam memahami materi yang sedang disampaikan, sehingga peran metode sangatlah penting dalam menunujang proses keberhasilan pembelajaran. Metode pembelajaran juga berarti pilihan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran (Assegaf,

  2011:119). Jadi, pemilihan kata metode pembelajaran disini dimaksudkan sebagai variasi cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

  Idealnya seorang guru tidak hanya sekedar mengajar di dalam kelas, membacakan buku, kemudian memberikan tugas. Tetapi guru juga harus bisa membekali anak didiknya dengan akhlak dan moral yang baik. Sealain harus mempunyai bekal keilmuan yang tinggi seorang guru harus mampu membimbing dan menjadi teladan bagi muridnya dan panutan di dalam masyarakatnya, mempunyai semangat, niat yang ikhlas, sabar serta ketulusan hati. Bila seorang guru mengajar sesuai niat panggilan jiwanya tentu akan mampu mengantarkan anak didiknya pada kehidupan intelektual dan sosial yang baik.

  Begitupula menjadi seorang guru harus tahu betul seluk-beluk hakikat guru itu sendiri memahami dengan seksama peranan dirinya.

  Dalam hal mengajar guru harus benar-benar memperhatikan berbagai hal atau etika baik di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Th.2005 Bab Guru, Pasal 8).

  Selain membekali kecakapan akademik kepada murid guru juga harus mampu menciptakan hubungan yang baik antara guru dengan siswa seperti yang dinyatakan oleh Mark Twain. Guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan karena jika hanya itu, maka google berfungsi jauh lebih sempurna sebagai sumber belajar. (Asmani, 2009: 22). Dalam interaksi edukatif antara guru dan siswa untuk menciptakan suasana yang menyenangkan perlu adanya sentuhan-sentuhan dari dalam diri sang guru kepada siswa, sehingga akan terjadi sebuah ikatan batin antara guru dan siswa, terciptanya rasa kasih sayang yang menjadikan siswa akan semangat dalam belajar.

  Namun pada realitasnya hal inilah yang sering diabaikan oleh para guru di sekeliling kita. Banyak guru yang kurang atau bahkan tidak mencintai profesinya sehingga dia pun kurang mencintai anak didiknya. Mengajar hanya sekedar memenuhi tugasnya sebagai pengajar, dan mengabaikan hal yang lainya. Ada pula yang bersikap acuh pada murid, sehingga mereka pun menerima ilmu pengetahuan yang telah di ajarakan oleh guru hanya sekedar menerima tanpa memahami. Sebab, guru hanya mengajarkan tanpa memahamkan. Dari sisi yang lain, guru tidak memperhatikan metode-metode pembelajaran yang digunakan. Padahal sudah disinggung di bagian atas bahwasannya metode lebih penting daripada materi. Untuk itu guru pun perlu menggunakan metode. Tetapi guru lebih penting daripada metode. Sebab dengan semangat guru yang paling penting dari semua hal tersebut. Dengan semangat guru tersebut nantinya yang akan mampu menghidupkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik dan menyenangkan dengan sentuhan batin yang berupa kasih, sayang, dan cintanya pada anak didik.

  Dalam konteks pengunaan metode pembelajaran di atas, Abdullah Munir dengan ilmu dan pengalamannya melalui buku Spiritual Teaching ingin memberi bimbingan kepada para guru agar dapat menikmati hari- harinya di depan murid dan mengantarkan anak didiknya kelak menjadi manusia yang mengerti tujuan hidupnya. Menjalani kegiatan mengajar lebih dalam lagi, mendidik dengan metode pembelajaran yang berbekal rasa cinta yang melimpah.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji untuk lebih lanjut tentang

  “METODE PEMBELAJARAN DALAM SPIRITUAL

PENDIDIKAN (KAJIAN TERHADAP BUKU

  TEACHING KARYA ABDULLAH MUNIR)” B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana metode pembelajaran dalam pendidikan yang disamapaikan oleh abdullah munir. Rumusan masalah tersebut, dirinci sebagai berikut: 1.

  Bagaimana metode pembelajaran dalam pendidikan pada buku Spiritual

  Teaching ? 2.

  Bagaimana relevansi metode pembelajaran dalam pendidikan pada buku Spiritual Teaching dengan konteks pendidikan saat ini?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran dalam pendidikan yang digagas oleh Abdullah Munir yang tertuang di dalam buku Spiritua Teaching. Adapun tujuan umum tersebut dirinci menjadi tujuan khusus sebagai berikut:

  1. Mengetahui konsep metode pembelajaran dalam pendidikan pada buku Spiritual Teaching .

  2. Mengetahui deskripsi relevansi metode pembelajaran pada buku Spiritual Teaching dengan konteks pendidikan saat ini.

  Ketiga tujuan penelitian yang nanti hasilnya semoga bermanfaat bagi khalayak umum dan khususnya bagi penulis, sehingga dapat membuka wawasan serta pemikiran baru yang yang dapat menambah pengetahuan tentang isi yang terkandung dalm buku Spiritual Teaching yang mengacu pada metode pembelajaran dalam pendidikan yang terkandung di dalamnya.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun penelitian atau pembahasan terhadap masalah tersebut di atas mempunyai maksud agar berguna sebagai berikut :

1. Teoretis :

  Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khusunya yang menyangkut metode pembelajaran dan relevansinya di dalam pendidikan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Praktis :

  a) Bagi Peneliti

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana dalam memperoleh informasi dan pengetahuan peneliti dalam memakai metode pembelajaran dan relevansinya di dalam proses pembelajaran.

  b) Bagi Lembaga Pendidikan

  Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan metode pembelajaran dan relevansinya di dalam pendidikan islam.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library reseacrh), yakni penelitian yang data diolah dan digali dari berbagai sumber buku, surat kabar, majalah dan beberapa tulisan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini (Subagyo. 1991: 109). Adapun dalam penelitian ini mempunyai sifat penelitian deskriptif-analisis, yakni memaparkan pandangan dan pemikiran Abdullah Munir tentang metode pembelajaran dalam pendidikan dan relevansinya dengan konteks pendidikan saat ini di dalam buku Spiritual Teaching.

  2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan atau (library

  research) dengan langkah : a.

  Membaca buku-buku sumber, baik primer maupun sekunder.

  b.

  Mempelajari dan mengkaji serta memahami kajian yang terdapat dalam buku-buku sumber.

  c.

  Menganalisis untuk diteruskan identifikasi dan mengelompokan serta klasifikasikan sesuai dengan sifatnya masing-masing dalam bentuk per bab.

  Dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian ini juga menggunakan metode. Pengumpulan data yang dapat berupa buku, kitab, jurnal, artikel, dokumen dan lain sebagainya. Dengan demikian, penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Suryabrata, 1995: 66).

  3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data yang bersifat kepustakaan yang sumber datanya diambil dari dokumen-dokumen kepustakaan seperti buku, majalah, paper, koran, kitab dan sumber literatur lainnya yang dibutuhkan. Dalam pengumpulan data ini digunakan dua sumber data yaitu: a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

  Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku tentang Spiritual Teaching karya Abdullah Munir.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah buku-buku, dan sumber lain yang mendukung penelitian ini, berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website, dan blog di internet yang berupa jurnal.

4. Metode Analisis Data

  Melihat objek penelitian ini adalah buku-buku atau literatur yang termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan, maka penelitian ini adalah ini merupakan library research. Data yang terkumpul selanjutnya akan penulis analisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan cara: a.

  Deduktif Yaitu apa yang dipandang benar dalam peristiwa dalam satu kelas atau jenis, berlaku pada hal yang benar pada semua peristiwa dalam suatu kelas jenis. Hal ini adalah suatu proses berfikir dari pengetahuan yang bersifat umum dan berangkat dari pengetahuan tersebut, ditarik suatu pengetahuan yang khusus (Hadi, 1990: 26).

  Metode ini bertujuan untuk mengetahui perpindahan dari pola pemikiran yang bersifat umum kepada penarikan pola pemikiran yang khusus. Metode ini digunakan oleh penulis untuk menganalisa data tentang metode pembelajaran dalam pendidikan.

  b.

  Metode Induktif Yaitu metode yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa kongkrit, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa yang kongkrit ditarik dalam generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1990: 26). Metode ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian ditarik kesimpulan menjadi umum. Metode ini penulis gunakan untuk menganalisis data tentang metode pembelajaran dalam pendidikan di dalam buku

  Spiritual Teaching karya Abdullah Munir.

F. Penegasan istilah

  Untuk memahami judul dan mempermudah serta menghindari kesalahan , maka akan dijelaskan beberapa kata pokok yang terdapat pada judul di atas, yaitu: 1.

  Metode Metode berarti cara atau teknik-teknik tertentu yang dianggap baik

  (efisien dan efektif), sedangkan mengajar berarti merangkaikan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan pada peserta didik (transfer of knowledge) (Asril,

  2011: 4). Sedangkan menurut Ramayulis metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah Thoriqoh yang berarti langkah-langkah strategi yang dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode ini harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik (Ramayulis, 2008: 188).

  2. Pembelajaran Pemebelajaran juga diartikan sebagai suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan memeper mudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa (Nazarudin, 2007: 163).

  3. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara (Maslikhah, 2009: 130).

  4. Spiritual Kata spiritual sendiri dapat dimaknai sebagai hal-hal yang bersifat spirit atau berkenaan dengan spirit, dari sini kita dapat mengartikan

  “spiritual” sebagai suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan kita dalam membangkitkan “semangat”. Misalnya, bagaimana kita benar- benar memperhatiakn “jiwa” dan “sukma” kita dalam menyelenggarakan kehidupan di bumi (Alya, 2009: 748).

5. Teaching

  Adapun “Teaching” disini berarti mengajar. Mengajar adalah suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, untuk proses mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukan Smith bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketrampilan (Teaching

  Is Imparting Knowledge ) (Sanjaya, 2006: 96).

G. Sistematika penulisan

  Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, akan disusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  Pada BAB I, akan memaparkan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitan, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  Pada BAB II, diuraikan mengenai gambaran riwayat hidup dari Abdullah Munir sebagai penulis buku, perjalanan intelektual atau pemikiran, dan karya-karya yang beliau hasilkan, dan gambaran umum isi materi buku Spiritual Teaching karya Abdullah Munir.

  Pada BAB III, membahas tentang deskripsi pemikiran Abdullah Munir tentang metode pembelajaran dan tujuan metode pembelajaran menurut Abdullah Munir pada buku Spiritual Teaching.

  Pada BAB IV, akan memaparkan analisis penelitian, yang terdiri dari analisis metode pembelajaran dan relevansi metode pembelajaran pada buku Spiritual Teaching dengan konteks pendidikan saat ini.

  Pada BAB V, berisi mengenai kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka. Lampiran-Lampiran.

  BAB II RIWAYAT HIDUP ABDULLAH MUNIR DAN GAMBARAN UMUM BUKU SPIRITUAL TEACHING A. Biografi Abdullah Munir Abdullah Munir dilahirkan di Brebes, Jawa Tengah, 1 Januari

  1975. Dia merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Pendidikan dasar hingga menengah ia tempuh di Kota kelahirannya dari tahun 1984 sampai 1987 yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Muhammadiyah. Karena beliau mencintai dunia pendidikan beliau pun memilih studi jenjang sarjana di Fakultas Tarbiyah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan lulus pada tahun 2002 (Munir, 2010).

  Abdullah Munir adalah seorang yang aktif dalam ber organisasi, sehingga semenjak remaja, dia mengembangkan bakat kepemimpinannya diberbagai organisasi, sehingga kariernya sebagai pendidik tergolong cemerlang. Contohnya pada masa remaja (pada saat ia duduk di bangku MA Muhammadiyah Brebes) ia aktif diorgaisasi IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah Brebes) dan menjabat sebagai sekretaris. Kemudian pada saat beliau di perguruan tinggi beliau pun melanjutkan organisasinya yaitu masuk sebagai anggota IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Namun semasa kuliah ia menyibukkan diri untuk menekuni dunia tulis menulis dan juga sebagai pendidik. Hal ini dapat dilihat kesibukannya sebagai editor sekaligus anggota Tim penyusun buku Pendidikan Agama Islam untuk SD pada penerbit Cempaka Putih, Klaten.

  Abdullah Munir adalah seorang yang aktif di dunia pendidikan, semenjak remaja beliau mengembangkan bakat kepemimpinannya di berbagai organisasi sehingga kariernya sebagai pendidik tergolong cemerlang. Hal ini dapat terlihat pada waktu semasa kuliah beliau sudah aktif sebagai guru sehingga pada tahun 1998 beliau merintis SD Islam Terpadu Hidyatullah di Sleman, Yogyakarta dan menjabat sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayatullah (1998-2002). Dilanjutkan pada tahun 2002 beliau merintis sekolah serupa yakni SD Islam Terpadu Al- Madinah di Kebumen, Jawa Tengah (2003-2008). Selanjutnya, mulai tahun 2008 ia diberi amant untuk mengajar di SMP Integral Hidayatullah (Munir, 2010).

  Baginya hidup adalah ibadah, hal ini yang menjadi motto dalam mengabdikan dirinya menjadi guru. Dapat dilihat dari ketekunan abdullah munir dalam mendidik Yayasan Hidayatullah dan SD IT Hidayatullah Yogyakarta sebagai bentuk kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dan menginginkan untuk meningkatkan profesionalisme guru, karena melihat betapa memprihatikannya profesionalisme guru. Dengan begitu Abdullah Munir bergegas untuk berusaha membangun citra guru. Menurutnya, sebagai guru harus mempunyai motivasi yang berlandaskan Islam, yang berarti guru harus mempunyai sifat tawakal dan istikomah yang mana setiap pekerjaan harus diserahkan kepada Alloh SWT. Hal ini sebagi bentuk penghambaan dan pengabdiannya kepada Alloh. Dengan begitu sikap istiqomah dan rasa ikhlas pun datang dengan sendirinya. Karena apabila seorang guru yang tidak memilliki.sikap seperti itu maka guru akan menjadi manusia materialistik yakni segala sesuatnya mengharapkan imbalan atau uang.

B. Karya-Karya Abdullah Munir

  Selain profesinya sebagai seorang guru, Abdullah Munir juga sebagi seorang penulis buku. Adapun beberapa karya-karya buku yag dihasilkan oleh Abdullah Munir, meliputi antara lain: 1.

  Buku panduan PAI untuk SD, yang diterbitkan oleh Cempaka Putih, tahun 2003.

  2. Buku dengan judul Spiritual Teaching, yang diterbitkan oleh Pustaka Insani Madani, tahun 2006.

  3. Buku dengan judul Safar; Fikih Praktis, yang diterbitkan oleh Pustaka Insan Madani, tahun 2007.

  4. Buku dengan judul 100 Masalah Puasa Yang Sering Ditanyakan, yang diterbtkan oleh Qadasia, tahun 2008.

  5. Buku dengan judul Super Teacher, yang diterbitkan oleh Pedagogia, tahun 2010.

  6. Buku dengan judul Catatan Cinta Seorang Guru, yang diterbitkan oleh Pedagogia, tahun 2010.

  7. Buku dengan judul Pendidikan Karakter; Membangun Karakter Anak

Sejak Dari Rumah, yang diterbitkan oleh Pedagogie, tahun 2010.

  8. Buku dengan judul 101 Kesalahan Orang Tua Ketika Berinteraksi dengan Anak Usia Dini, yang diterbitkan oleh Pedagogie, tahun 2012.

  C. Gambaran Umum Materi Buku Spiritual Teaching

  Buku Spiritual Teaching : Agar Guru Semakin Mencintai

  Pekerjaan Dan Anak Didiknya karya dari Abdullah Munir ini terdiri dari 5

  Bab, yang disajikan dengan penulisan gaya bahasa yang praktis, cerita, dan juga beserta contoh-contohnya. Sebagai gambaran umum dari buku ini, yakni:

  Bab Pertama, Teladan Mulia. Terdapat 8 tema, yaitu: 1. PeDE Boleh, Overacting Jangan!

  Menejelaskan walaupun berpendidikan tinggi, guru tetap memiliki peluang kegagalan besar. Hal ini dapat terjadi ketika guru terlalu yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, atau terlalu percaya diri dengan ilmu yang telah dipelajarinya. Sikap guru yang terlalu yakin dengan kemampuannya, hingga mengabaikan peran alloh akan memebuatnya kehilangan kekuatan jiwa tatkala menemui masalah. Untuk itu guru tidak boleh melupakan peran Alloh dan selalu Bertawakal kepada Alloh SWT sebagai Sang Pencipta yang telah menentukan takdir.

  2. Waspada Emosi Guru harus pandai mengendalikan emosinya. Jangan sampai persoalan internalnya dibawa-bawa saat ia berada disekolah.

  Mempunyai kemampuan mengelola emosi yang baik dan canggih. Misalnya, mengambil posisi badan berjongkok ketika ingin berbicara dengan siswa.

  3. Menjadi Sosok Pemaaf Dalam kondisi situasi apapaun guru tidak boleh memberi klaim negatif pada anak. Untuk menghindari hal itu maka guru harus menjadi sosok pemaaf.

  4. Naluri Hewaniah Anak Tak ada untungnya sama sekali bila guru menerima kesalahan anak didiknya, kemudian menyimpannya didalam hati. Seharusnya guru menyadari anak berbuat kesalahan tidak dengan kesadaran sebagaimana kesadaran orng dewasa. Anak berbuat kesalahan karena dorongan naluri kekanak-kanakannya ketimbang pertimbangan rasional. Naluri inilah, jika dicermati, sangat mirip naluri yang ada pada hewan.

  5. Tidak Otoriter Tidak Pula Demokratis Tidak selamanya pelanggaran yang dilakukan siswa terjadi karena mereka tidak taat peraturan. Ada juga pelanggaran yang dilakukan siswa terjadi karena kurangnya rasa memiliki terhadap peraturan. Pemahaman bahwa peraturan itu ditegakan demi kebaikan semua warga sekolah termasuk diri mereka, sangatlah minim. Dalam keadaan semacam ini, harus ditumbuhkan budaya musyawarah dan dialog. Msalnya dengan mengadakan musyawarah secara serentak, hingga tak ada satu pun siswa yang tidak terlibat di situ, semuanya boleh berpendapat.

  6. Ada yang Perlu disipakan Agar dapat tampil logis dan penuh dengan sikap bijak, ada hal-hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu. Diantaranya kesiapan guru untk mendengar kata-kata siswa. Ini bukanlah pekerjaan gampang. Sebab guru sering terjebak pada posisi seolah “serba tahu”.

  7. Bertawakal Dengan memahami prinsip takdir Allah, guru tidak akan muda berputus asa. Ia akan memiliki kesadaran, bahwa sepandai apa pun keahlian mengajar yang dimilikinya, hasil akhir tetap ditangan Alloh.

  8. Cara Muda Bertaakal

  Pertama adalah meyakinkan diri bahwa ilmu Allah berada di atas ilmu siapapun. Alloh swt. Adalah sumber dari segala sumber ilmu.

  Kedua, meyakini kehendak (masyiah) Allah swt. Guru harus yakin

  bahwa kehendak Allah berada diatas semua makhluk-Nya, termasuk dirinya sendiri dan anak didiknya.

  Bab Kedua, Melembutkan Hati. Terdapat 6 tema, yaitu: 1. Proklamasi Pertama: Aku Juga Mencintaimu

  Sederhananya, segala yang dilakukan anak sesungguhnya adalah teriakan yang berbunyi, “cintailah aku, cintailah aku!”. Oleh karena itu, tak perlu tergesa-gesa menyalahkan anak. Lebih baik segeralah menangkap pesan rahasia dari anak itu, yakni pesan cinta. Dan proklamasikan di dalam hatinya: “aku juga mencintaimu, nak...” itu adalah bahasa cinta.

  2. Proklamasi Kedua: Aku Hadir Demi Kamu Jika guru tela h menganut filsafat “aku dihadirkan oleh Allah ke dunia ini memang kalian semua”, insya Alloh, bagaimanapun karakter siswa yang dihadapi, guru akan mampu menerima apa adanya.

  3. Gunjingan di Ruang Guru Terkadang guru malah menunjukan perilaku yang tidak menunjukan cintanya kepada muridnya. Misalnya, anak-anak biang keladi menjadi gunjingan di ruang guru. Tingkah pola mereka yang konyol, apalagi prestasi yang amburadul, menjadi gosip yang mengasyikan.

  4. Proklamasi Ketiga Akulah Sahabatmu Posisi teman dekat atau sahabat bagi seorang anak sangatlah penting. Menjadi sangat berbahaya bila seorang anak merasa tidak memiliki teman dan komunitas sebaya (Peer Group) nya. Maka para guru berkepentingan dan berkewajiban untuk turut menciptakan suasana pergaulan yang penuh persahabatan, diantara para muridnya.

  5. Cuma Jadi “Teman Dinas” Kadang-kadang, guru tidak banyak berperan sebagai teman sejati bagi para siswanya. Pertemanan yang sering terjadi tak lebih hanya

  “Pertemanan Dinas”. Hampir seluruh komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa dilakukan ketika hanya terkait dengan profesi.

  6. Menjadi Teman Sejati Guru yang memilih peran “Teman Sejati” tidak menegur siswanya.

  Tetapi dengan sapaan yang lain seraya menyempatkan diri duduk di sisinya. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi “pemecah es” (ice breaker).

  Bab Ketiga, Menyemai Benih Kasih Sayang. Terdapat 10 tema, yaitu:

  1. Membangun Citra Sekolah Langkah yang efektif untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat adalah membuktikan bahwa sekolah kita benar-benar berkualitas. Diukur dari kualitas lulusan sekolah itu. Apakah sekolah kita mempunyai kualitas yang sama, lebih atau malah lebih buruk.

  Kelebihan kualitas ini dapat diukur dari karakter-karakter unggul, bukan hanya secara akademiknya, melainkan juga dari rasa percaya diri, keuletan, keberanian, dan kemandirian siswa.

2. Terapkan Kiat-Kiat Sederhana

  Guru perlu berbagai cara untuk memoles dan mewarnai hubungannya dengan anak. Sebab, ada beragam karakter anak. Untuk itu dibutuhkan kiat-kiat khusus. Kiat-kiat ini hubungan yang berkualitas akan menghasilkan keselarasan (harmoni). Sebaliknya hubungan yang buruk akan menimbulkan kekacuan (disharmoni).

  3. Istimewakan Setiap Anak Ada beraneka cara untuk mengistimewakan anak didik. Dan intinya bentuk pengistimewaan adalah kita menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan mereka sambil bermain peran (role playing) walau hanya sebentar.

  4. Curahkan Perhatian, Berilah Hadiah Sebagai guru janganlah segan untuk meluangkan waktu dan perhatian kita pada mereka. Dan beri hadiah pada yang berprestasi.

  5. Bantulah Kesulitan Mereka Karena anak belum mampu melakukan sosialisasi dan internalisasi kebudayaannya. Maka, sebagai guru, biasakanlah membantu mengatasi setiap kesulitan mereka.

  6. Jangan Pelit Memuji Bagi anak, pujian or ang dewasa akan memuaskan jiwanya. “pujian bagi anak adalah piala.”.

  7. Tanggapi Obrolan “Tak berguna” Mereka Sebagai pendidik yang melandasi pekerjaannya dengan cinta. Anak didik perlu didengar dan ditanggapi pertanyaan-pertanyaannya.

  8. Jangan Lupa. Sentuhan Fisik Mendekap, mengelus kepala, menggendong, menggandeng tangan, mengajak bermain bersama, atau memberikan tepukan di bahu tanda bangga adalah hal yang lazim diraskan sebgai bentuk kasih sayang orang dewasa pada anak-anak, apalagi untuk anak TK dan SD.

  9. Hadirkan Mereka Dalam Do‟a Guru bisa mendoakan anak didiknya setiap selesai shalat fardhu, sunah atau bahkan menghadirkan mereka didalam do‟a-do‟a khusus pada saat shalat malam.

10. Cobalah Angket Cinta

  Siapa guru yang menyayangi kamu? Atau, kamumerasa dicintai oleh guru siapa? Dan mengapa kamu merasa dicintai oleh guru itu? Bab Empat, Beristiqamah Diri. Terdiri dari 7 tema, yaitu: 1. Ingatlah Janji Alloh

  Apabila anak adam mati, maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga. (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdo‟a untuknya. (H.R. Muslim).

2. Mengelola Resiko

  Repot, penghasilan pas-pasan, dan sering sakit hati, itulah resiko seorang guru.

  3. Miliki Totalitas Mencurahkan seluruh potensinya, waktu, tenaga, ketrampilan, metri, pikiran, bahkan “kehormatan”, semua dipertaruhkan tidak setengah-setengah.

  4. Membandingkan Diri dengan Orang Lain Membulatkan tekad menjadi guru adalah hal yang penting, dan berhati-hati dalam membanding-bandingkan diri dengan orang atau profesi lain.

  5. Figur Nyata utuk Bercermin Guru harus menentukan figur nyata yang dikagumi prestasi dandedikasinya, yang dapat dipelajari dan dijadikan cermin. Untuk menjaga semangat dan standar kinerja yang jelas sehingga tahu kapan berhasil dan kapan gagal.

  6. Bekali Diri dengan Segudang Keterampilan Mengajar adalah seni. Sebab, mengajar membutuhkan ketrampilan dan kreativitas.

  7. Luruskan Niat, Antisipasi Masalah Sedia payung sebelum hujan. Adalah ungkapan yang pas untuk menerjemahkan istilah “Antisipasi”.

  Bab Kelima, Indikator Cinta. Terdiri dari 8 tema, yaitu: 1. Dekasi dan Cinta Guru

  Pada akhirnya, guru akan mampu menunjukan dedikasinya terhadap profesinya sebab dan hanya cuma cinta, kasih, dan sayanglah yang menjadi landasannya.

  2. Pasokan Energi yang Berlimpah Orang yang sedang jatuh cinta akan memiliki pasokan energi yang luar biasa.

  3. Kesediaan Berkorbaan Kreativitas seorang guru muncul ketika komitmen, konsentrasi, dan dedikasi dia curahkan sepenuhnya bagi keberhasilan proses pendidikan dan anak didiknya.

  4. Selalu Ingin Memberi yang Terbaik Dengan modal kasih-sayang total, seorang ibu mampu berperan laksana matahari bagi anak-anaknya. Begitu pun guru, mampu memberikan yang terbaik buat anak didiknya.

  5. Respons Balik Siswa Gru yang ideal adalah guru yang dijadikan figur lekatan oleh siswanya. Figur lekatan tidak bisa dipaksa, ia hadir atas dasar pengakuan.

  6. Lebih Didengar Seluruh tutur kata guru yang telah melandasi dedikasi profesionalnya dengan cinta akan lebih didengar oleh siswanya.

  7. Merasa Aman Nilai-nilai cinta, kasih, dan sayang yang melandasi pelaksanaan tugas guru akan berdampak pada timbulnya rasa aman pada anak didik.

  8. Imbalan Terbaik Imbalan terbaik selain pahala dari allah swt. Adalah kelak dikemudian hari, guru-guru terbaik bakal memperoleh persembahan terbaik-dalam beraneka bentuk, material maupun nonmaterial-dari mantan murid-muridnya, namun tanpa disangka-sangka sebelumnya.

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Metode Pembelajaran dalam Buku Spiritual Teaching Abdullah Munir dengan pemikirannya Spiritual Teaching menekankan

  pada para guru untuk bersikap “Spiritual”. Artinya menjalankan profesi guru sebagai sebuah profesi yang mulia, agung, dan suci dan mencintai profesinya dan menguatkan sikap cinta, kasih, serta sayang kepada para anak didiknya. Berkenaan dengan hal ini Abdullah Munir menjelaskan metode-metode pembelajaran agar guru senantiasa mencintai pekerjaan dan anak didiknya.

  Sebagaimana akan disajikan sebagai berikut: 1.

  Teladan Mulia

                                    

  Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut Artinya: terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Ali Imron [3]: 159).

  Dengan ayat tersebut, Allah memberi pelajaran bagi kita bahwa Rasulullah senantiasa bersikap lemah-lembut dalam dakwahnya. Pesona cinta yang ditebarkan Rasulullah SAW Mampu membuat suku demi suku, bangsa demi bangsa, berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

KONSEP PENDIDIKAN TAUHID BAGI ANAK DALAM BUKU SEGENGGAM IMAN ANAK KITA KARYA MOHAMMAD FAUZIL ADHIM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 105

NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 3 168

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

PENDIDIKAN ANAK DALAM NOVEL ADA SURGA DI RUMAHMU KARYA OKA AURORA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 128

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP PENDIDIKAN KEIMANAN BAGI ANAK MENURUT MOHAMMAD FAUZIL ADHIM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALIM KARYA AL-ZARNUJI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 104

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 8 123