PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI HAJI DAN UMROH MELALUI PENERAPAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL ISLAM KECAMATAN MUSUK DAN MTs N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI HAJI
DAN UMROH MELALUI PENERAPAN METODE TALKING
STICK PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL ISLAM
KECAMATAN MUSUK DAN MTs N 3 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
S K R I P S I
Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
CHOIRIN NASIKHAH
NIM. 111 13 007
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
ُه )ملسم هاور( َكَعَطَق ْعَطْقَ ت ْمَل نِإ ِفْي شلاَك ُتْقَوْلَا
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk
memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)” (HR. Muslim)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang mempunyai peranan penting dalam hidupnya.
1. Kepada kedua orang tuaku (Bapak Lamto (Alm) dan Ibu Aris Yullaifah) terimakasih telah menjadi orang tua yang baik dalam mendidikku, merawatku dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran yang tak ternilai harganya.
2. Terimaksih untuk saudara-saudaraku yang selama ini telah mendukung dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, di mana tempat yang telah penulis pilih untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang diperoleh penulis dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah bersedia memberikan pengarahan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Untuk sahabat-sahabatku sian‟s hostel, teman-teman KKN Pager 3 dan rekan- rekan guru MI Baitul Huda Sumur yang selalu memberi semangat dalam pembuatan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2013.
7. Kepada pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi robbil „alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Semoga Allah SWT senantiasa memberi rahmat dan pertolongan kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya nanti di yaumul akhir nanti.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dan terwujud karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk penulis sehingga skripsi dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Ibu, selaku orang tua yang selalu memberi motivasi untuk terselesaikannya skripsi ini.
ABSTRAK
Choirin Nasikhah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh
Melalui Penerapan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Islam Kecamatan Musuk dan MTs N 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.
Imam Sutomo, M.Ag. Kata Kunci: Metode Talking Stick, Hasil Belajar Fiqih, Haji dan Umroh.
Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih pada materi haji dan umroh siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Kecamatan Musuk dan MTs N 3 Boyolali. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?. 2) Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Boyolali?. 3) Bagaimana perbandingan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Islam Musuk dan MTs N 3 Boyolali?. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui efektifitas metode talking stick dalam peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. 2) Untuk mengetahui efektivitas metode talking stick dalam peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs N 3 Boyolali. 3) Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fiqih materi haji dan umroh dengan menggunakan metode talking stick pada kedua MTs.
Metode penelitian adalah PTK dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan observasi. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah mendapatkan pembelajaran. Observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai keadaan kelas, suasana pembelajaran, kreativitas guru dan keaktifan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas VIII di kedua MTs tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar siswa MTs Nurul Islam Musuk, yaitu: pra siklus sebesar 47,8%, siklus I sebesar 73,9%, dan siklus II sebesar 100%. Dan di MTs N 3 Boyolali, yaitu: pra siklus sebesar 52,8%, siklus I sebesar 83,3%, dan siklus II sebesar 100%. Serta menunjukkan hasil perbandingan antara kedua MTs bahwa hasil persentase ketuntasan belajar siswa di MTs Nurul Islam Musuk lebih rendah dibandingkan di MTs N 3 Boyolali.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v
MOTTO .................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................ 5 E. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6 F. Definisi Operasional ........................................................................... 6 G. Metode Penelitian ............................................................................... 8 1. Rancangan Penelitian .................................................................. 8 2. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................... 93. Langkah-langkah Penelitian ........................................................ 10 H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
A. Hakikat Belajar .................................................................................... 14 1. Pengertian Belajar.......................................................................... 14 2. Faktor-faktor Belajar ..................................................................... 15 3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................... 19 4. Hasil Belajar .................................................................................. 23 B. Mata Pelajaran Fiqih ............................................................................ 23 1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih.................................................... 23 2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih ......................................... 23 C. Haji dan Umroh ................................................................................... 24 D. Metode Talking Stick .......................................................................... 25 E. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 27BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 31
A. Gambaran Umum MTs Nurul Islam dan MTs N 3 Boyolali ............... 31 B. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 41 C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 46BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 62
A. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................... 62 1. MTs Nurul Islam Musuk ............................................................... 62 a. Analisis Data Pra Siklus .......................................................... 62b.
Analisis Data Siklus I .............................................................. 63 c. Analisis Data Siklus II ............................................................. 67 2. MTs N 3 Boyolali .......................................................................... 71 a.
Analisis Data Pra Siklus .......................................................... 71 b.
Analisis Data Siklus I .............................................................. 72 c. Analisis Data Siklus II ............................................................. 77 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 81 1.
MTs Nurul Islam Musuk ............................................................... 81 a.
Kinerja Guru dalam Pembelajaran .......................................... 81 b.
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................... 82 c. Hasil Tes Siswa ....................................................................... 84 2. MTs N 3 Boyolali .......................................................................... 85 a.
Kinerja Guru dalam Pembelajaran .......................................... 85 b.
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................... 87 c. Hasil Tes Siswa ....................................................................... 88 C. Perbandingan Hasil Penelitian antara Kedua MTs .............................. 90
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91
A. Kesimpulan .......................................................................................... 91 B. Saran .................................................................................................... 92DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 93
LAMPIRAN- – LAMPIRAN .................................................................................... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil MTs Nurul Islam Musuk .................................................................. 33Tabel 3.2 Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan MTs Nurul Islam Musuk .......... 35Tabel 3.3 Daftar Guru MTs Nurul Islam Musuk ....................................................... 35Tabel 3.4 Keadaan Siswa MTs Nurul Islam Musuk .................................................. 36Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana MTs N 3 Boyolali ................................................... 39Tabel 3.6 Keadaan Siswa MTs N 3 Boyolali ............................................................. 41Tabel 3.7 Daftar Siswa Kelas VIII A MTs Nurul Islam Musuk ................................ 42Tabel 3.8 Daftar Siswa Kelas VIII J MTs N 3 Boyolali ............................................ 44Tabel 3.9 Daftar Hasil Pra Siklus Kelas VIII A MTs Nurul Islam Musuk ................ 47Tabel 3.10 Daftar Hasil Pra Siklus Kelas VIII J MTs N 3 Boyolali .......................... 54Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus ................................................................................... 62Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ................................................ 63Tabel 4.3 hasil Tes Siklus I ........................................................................................ 67Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ............................................... 68Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus II ...................................................................................... 71Tabel 4.6 Hasil Tes Pra Siklus ................................................................................... 72Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ................................................ 73Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus I ....................................................................................... 76Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ............................................... 77Tabel 4.10 Hasil Tes Siklus II .................................................................................... 80Tabel 4.11 Kinerja Guru MTs Nurul Islam Musuk.................................................... 82Tabel 4.12 Keaktifan Siswa MTs Nurul Islam Musuk .............................................. 83Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar MTs Nurul Islam Musuk ............................... 84Tabel 4.14 Kinerja Guru MTs N 3 Boyolali .............................................................. 87Tabel 4.15 Keaktifan Siswa MTs N 3 Boyolali ......................................................... 88Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Belajar MTs N 3 Boyolali ......................................... 89Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Penelitian Kedua MTs ............................................. 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK ....................................................... 10BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
membuat persaingan yang hebat dalam dunia pendidikan, sehingga peserta didik harus memerlukan pembekalan-pembekalan yang optimal pada jenjang sekolah menengah pertama. Sekarang ini banyak guru menggunakan pembelajaran yang kurang efektif, sehingga hasil yang dicapai peserta didik kurang memuaskan. Agar peserta didik mendapatkan hasil yang maksimal, guru harus meningkatkan pengetahuannya menggunakan metode-metode yang spesifik dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran fiqih.
Untuk memilih metode yang akan digunakan dalam tugas mengajar, perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu, antara lain kesesuaian dengan tujuan instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada. Untuk itu sangatlah penting digunakan metode Talking Stick dalam belajar fiqih, sehingga dalam kegiatan belajar yang bersifat praktik umumnya para siswa belajar secara aktif, bukan hanya aktif secara jasmaniah tetapi juga secara rohaniah, belajar tidak hanya bersifat menerima tetapi juga memberi atau berbuat, tidak menghafal tetapi menangkap arti. (Ibrahim, 1996: 108).
` Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fiqih harus diajarkan pada peserta didik sebab pelajaran tersebut mempengaruhi pembentukan iman, mental, sikap, dan perilaku, sehingga dapat membentuk manusia seutuhnya.
Aktualisasi tujuan pendidikan nasional di atas diharapkan terimplementasi dalam berbagai model dan bentuk pendidikan di Indonesia, salah satu bentuk yang harus dan tetap dipertahankan dan dilaksanakan adalah pendidikan agama yang di dalamnya terdapat mata pelajaran Fiqih. Hal ini disebabkan pendidikan agama merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keagamaan dan sumber daya insani agar mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
Allah berfirman dalam QS. Al- „Alaq : 1-5 : . . .
َقَلَخ مَزْكلأا َكُّبَرَّ ْأَزْقا قَلَع ْيِه َىبَضًْلإا َقَلَخ ِٕذَّلا َكِّبَر ِنْصبِب ْأَزْقا . .
ْنَلْعَٗ ْنَل بَه َىبَضًْلإا َنَّلَع ِنَلَقْلبِب َنَّلَع ِٕذَّلا
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT berfirman hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Musuk Boyolali merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah pertama yang mengajarkan ilmu umum dan lebih mengedepankan ilmu agama Islam dalam pelaksanaannya, salah satunya adalah pendidikan fiqih.
Melalui survei yang dilakukan pada bulan Desember 2017 dan Januari 2018 dapat diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran fiqih belum efektif, karena saat guru menyajikan pembelajaran siswa cenderung pasif. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang kurang bersemangat ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, rendahnya perhatian dan respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru.
Pencapaian hasil belajar masih merupakan kendala yang cukup sulit. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga anak cenderung bosan dalam pembelajaran. Selama ini proses pembelajaaran masih menganut pembelajaran konvensional, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) dan selama ini pula kemampuan siswa unruk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak. Diperoleh hasil ulangan fiqih sebelumnya masih ada yang di bawah KKM yaitu 75.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka diperlukan suatu langkah yang tepat agar tujuan pembelajaran fiqih dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fiqih, khususnya untuk siswa kelas VIII A MTs Nurul Islam Ringin Larik kecamatan Musuk dan kelas VIII J MTs N 3 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018, peneliti akan bekerjasama dengan guru mata pelajaran fiqih akan menerapkan metode Talking Stick.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran Fiqih di Madrasah tersebut. Maka penulis memilih judul : Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh Melalui Penerapan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Islam Kecamatan Musuk dan MTs N 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali? 2. Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Boyolali?
3. Bagaimana perbandingan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Islam Musuk dan MTs N 3 Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui efektifitas metode talking stick dalam peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali 2. Untuk mengetahui efektifitas metode talking stick dalam peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs N 3 Boyolali.
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fiqih materi haji dan umroh dengan menggunakan metode talking stick pada kedua MTs?
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Menurut Mulyasa (2012: 63), hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dipilih untuk diteliti melalui PTK. Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Islam Ringinlarik kecamatan Musuk kabupaten Boyolali dan MTs N 3 Boyolali.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator keberhasilan sebagai berikut: sekurang-kurangnya adalah 80%, 19 siswa di MTs Nurul Islam Musuk dan 29 siswa di MTs N 3 Boyolali mendapat nilai ulangan harian ≥ nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 75.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.
Teoretis Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pentingnya penggunaan metode talking stick dalam proses belajar fiqih serta memperkaya bahan informasi ilmiah bagi sekolah sebagai penyelenggara pendidikan bagi siswa.
2. Praktis a.
Untuk guru, dapat digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas dan profesionalismenya dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran fiqih.
b.
Untuk siswa, dapat meningkatkan antusiasme dan hasil belajar fiqih.
c.
Untuk sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah
F. Definisi Operasional 1.
Metode talking stick Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dan aktif selama pembelajaran berlangsung. Metode talking stick merupakan metode pembelajaran di mana guru memberi pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik dengan cara memutarkan tongkat dengan diiringi musik, jika musik berhenti maka yang memegang tongkat akan mendapat pertanyaan dari guru (Suprijono, 2011: 109) 2. Mata pelajaran fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyampaikan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan menggunakan pengalaman dan pembiasaan. (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005: 46)
Menurut Djazuli (2006: 6) fiqih adalah salah satu sistem hukum yang sangat erat kaitannya dengan agama Islam. Fiqih juga mengetahui hukum- hukum syara‟ yang amaliyah (mengenai perbuatan dan perilaku) dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci.
3. Materi Haji Haji adalah kewajiban yang ditetapkan Allah terhadap setiap
Muslim dan Muslimah yang mampu berangkat yang mampu berangkat ke sana. (Al-Jazair, 2006: 328). Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang terakhir, maka seseorang harus melaksanakannya apabila ia merasa mampu. Wajibnya haji adalah satu kali, setelahnya itu adalah sunnah.
4. Materi Umroh Umroh adalah berziarah atau berkunjung ke Baitullah Al-Haram
(Ka‟bah) untuk melaksanakan rangkaian amalan ibadah yang terdiri dari
Thawaf, Sa‟i, dan Tahallul (bercukur) demi mengharap ridho Allah
Ta‟ala. (Dimjati, 2011: 3) 5. Hasil belajar
Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan. Menurut Nasution (1988:39) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi, dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi seseorang.
Thobroni (2016: 22) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Maka hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana disebutkan di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.
G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Mulyasa (2012:11), penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2012:18).
Kusumah (2012: 9) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Jadi secara garis besarnya, penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam proses penelitian.
2. Lokasi dan Subjek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk dan MTs N 3 Boyolali. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di MTs Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk dan kelas VIII A di MTs N 3 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018. Dengan demikian diharapkan dapat membantu kelancaran dalam memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan perbaikan.
3. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Apabila masalah belum
terselesaikan
]]]]]]]\\\\\\\\
Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan pelaksanaan PTKTahapan-tahapan dalam setiap siklus pembelajaran sesuai dengan skema diuraikan sebagai berikut: a.
Perencanaan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
b.
Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari penerapan isi rancangan.
c.
Refleksi, yakkni peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d.
Rancangan atau rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat, membuat rencana yang direvisi untuk melaksanakan siklus berikutnya.
e.
Pembelajaran pada siklus I terdiri empat tahap, yaitu planning (rencana), action (tindakan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi) dengan menggunakan metode talking stik.
f.
Pembelajaran siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I atas kinerja yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
4. Instrumen penilaian Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian adalah soal uraian dan lembar observasi.
5. Metode pengumpulan data Data merupakan informasi tentang objek penelitian, data digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis.
Dalam metode ini, penulis menggunakan dua metode yaitu: a.
Tes Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre tes dan post tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fiqih.
b.
Observasi Menurut Acep Yonny (2012:127) observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai. Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode talking stick.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian ysng digunakan maka analisis data yang dilakukan dengan menganalisis dan merefleksi setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus.
Presentase ketuntasan belajar yang peneliti harapkan adalah 80% atau lebih dari jumlah siswa kelas VIII. Sehingga dapat menggunakan rumus :
P =
H. Sistematika Penulisan
BAB I. Berisi Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II. Berisi Kajian pustaka, meliputi: Hakikat Belajar, Faktor-faktor Belajar, Prinsip-prinsip Belajar, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Fiqih, Haji dan Umrah, Metode Talking Stick dan Penelitian yang Relevan. BAB III. Berisi Paparan hasil penelitian, meliputi: Profil Sekolah, Deskripsi Per Siklus. BAB IV. Berisi Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: Analisis Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbandingan Hasil Penelitian antara Kedua MTs. BAB V. Berisi Penutup, meliputi: Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu perbuatan yang disengaja oleh seseorang untuk
mengubah kemampuan dan perilaku (pengetahuan, sikap-kepribadian, dan kecakapan-keterampilan) dirinya melalui berbagai pengalaman dan latihan (Amirin, 2003: 1).
Nasution (1988:39) menyebutkan belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu mencakup jumlah pengetahuan dan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi seseorang.
Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan jika dibandingkan dengan sebelum belajar. Orang tersebut akan lebih tahan menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia tidak hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi hidupnya.
Menurut Kastolani (2014: 57) belajar menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, perubahan tersebut membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan aktivitas belajar, dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan atau usaha atau praktik secara disengaja dan diperkuat.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai sikap (afektif). Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya yang permanen, tahan lama dan menetap. Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah hasil suatu proses perubahan ke arah perubahan perilaku dan perubahan sikap meliputi pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun sikap (afektif), yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya.
2. Faktor-faktor Belajar
Aunurrahman (2009: 176) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar menurut garis besarnya ada dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.
Faktor Internal Belajar Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi delapan faktor yaitu ciri khas siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar (Aunurrahman, 2009:178).
1) Ciri Khas Siswa
Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, kecakapan dan pengalaman-pengalaman. Bila siswa memiliki minat tinggi, maka ia akan berupaya mempersiapakan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Siswa yang memiliki latar belakang pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum belajar dan dalam proses belajar selanjutnya. 2)
Sikap terhadap Belajar Siswa memiliki sikap menerima untuk belajar ketika akan memulai kegiatan belajar, sehingga ia akan cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik. Akan tetapi jika sikap menolak sebelum belajar lebih dominan, maka siswa cenderung kurang memperhatikan kegiatan belajar. 3)
Motivasi Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar akan tampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar akan tetapi siswa yang kurang memiliki motivasi, umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama.
4) Konsentrasi Belajar
Kesulitan berkonsentrasi dalam belajar merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapakan. 5)
Mengolah Bahan Belajar Bilamana dalam proses belajar, siswa mengalami kesulitan dalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. 6)
Menggali Hasil Belajar Suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan dinamakan menggali hasil belajar. Kesulitan di dalam menggali hasil belajar merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru yang memiliki keterkaitan dengan pesan-pesan yang telah diterima sebelumnya.
7) Rasa Percaya Diri
Bilamana siswa sering mencapai keberhasilan di dalam melaksanakan tugas, dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan apalagi diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang di capai maka rasa percaya diri siswa akan semakin kuat.
8) Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktifitas belajar yang dilakukannya.
b.
Faktor Eksternal Belajar Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Menurut Aunurrahman (2009: 188) faktor-faktor eksternal belajar, meliputi faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana. 1)
Faktor Guru Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas dengan baik, mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
2) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa.
3) Kurikulum Sekolah
Dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, antara lain: (a) Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, (b) Isi pendidikan berubah, dan (c) Kegiatan belajar mengajar berubah dan evaluasi juga berubah.
4) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, buku-buku pelajaran, media belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati (2006: 42) terdapat prinsip yang berlaku relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya mauoun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip- prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motovasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
a.
Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalamkegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
b.
Keaktifan Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan., Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain. c.
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.
Ketrlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatkan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
d.
Pengulangan Pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e.
Tantangan Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. f.
Balikan dan Penguatan Siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akkan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F.
Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun penguatan negatif dapat memperkuat belajar.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik merupakan penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena taut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.
g.
Perbedaan Individual Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, antara lain penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2006:3). Jadi, hasil belajar adalah hasil dari kegiatan belajar mengajar siswa dan guru tentang meningkat atau tidaknya pengetahuan yang diperoleh siswa dari interaksi belajar.
B. Mata Pelajaran Fiqih 1.
Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyampaikan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan menggunakan pengalaman dan pembiasaan. (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005: 46)
Jadi mata pelajaran fiqih termasuk salah satu mata pelajaran agama yang wajib dipelajari di madrasah. Sehingga siswa di sekolah bukan hanya mencari ilmu dunia tetapi juga ilmu akhirat.
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fikih
Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat: a.
Memberi pengetahuan tentang hukum amaliyah dalam ibadah pada siswa. b.
Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas hukum yang ada.
c.