5.BAB I.doc

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan sesungguhnya bermakna suatu proses pembaharuan dan perubahan serta pertumbuhan yang bergantung pada kinerja pemerintah yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Pembangunan berkelanjutan berangkat dari suatu permasalahan dan hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya berorientasi pada Visi, Misi dan Strategi kedepan, berbagai upaya Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui berbagai program pembangunan untuk mewujudkan kondisi daerah yang lebih maju telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai kehidupan masyarakat, namun demikian masih terdapat berbagai masalah penting yang harus segera diatasi terutama masalah kesenjangan/ketimpangan pembangunan dan di satu sisi pertumbuhan ekonomi setiap tahun mengalami peningkatan, tetapi di sisi lain jumlah penduduk miskin dan pengangguran masih cukup besar.

Dalam upaya mengatasi masalah tersebut tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir tetapi harus melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pelaku pembangunan. Untuk meningkatkan sinergitas seluruh potensi pembangunan diperlukan perencanaan pembangunan sebagai pedoman bagi seluruh pihak-pihak terkait dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun ke depan, perencanaan tersebut diwujudkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014-2019.

Untuk menjaga kesinambungan pembangunan, komitmen Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir lima tahun kedepan adalah “Mewujudkan pembangunan dari Desa”,

melanjutkan dan meningkatkan pembangunan manusia yang telah dilaksanakan sebelumnya agar lebih mandiri, sejahtera, beriman dan berakhlak, sehingga manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dapat berperan baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan, melalui program dan kegiatan yang lebih fokus, rasional, terukur, dinamis dan strategis dengan mempertimbangkan keterbatasan aset dan sumber daya.

Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 dilakukan dengan berlandaskan pada ketentuan hukum, perundang-undangan, dan peraturan pendukung lainnya sebagai berikut:


(2)

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1821 );

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3851 );

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286 );

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5 ,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355 );

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4400 );

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104 ,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran RI Tahun 2004 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5589);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4614 );

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741);

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

13.Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019;

14. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015;


(3)

15.Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 639 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir.

B. GAMBARAN UMUM

Gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan lima tahun ke depan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang pembentukan pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Dan Kabupaten Ogan Ilir Di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas wilayah 19.023,47 km2,

1. Aspek Geografis

Aspek Geografis menggambarkan karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah dan kerentanan wilayah. Secara geografis wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di antara 1040,20 sampai 106000’ Bujur Timur dan 20,30’

sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-rata 10 meter di atas permukaan

laut. Daerah tertinggi diperlihatkan oleh topografi Bukit Gajah di kecamatan Pampangan, dengan titik ketinggian sekitar 14 meter dari permukaan laut, sedang daerah terendah terletak di kawasan timur, tepatnya di Kecamatan Air Sugihan, dengan rata-rata ketinggian sekitar 8 meter dari permukaan laut. Bentang alam pada umumnya disusun oleh endapan aluvial yang bersifat lempungan liat atau lembek dan endapan gambut, kecuali Bukit Gajah dimana batuan penyusun utamanya adalah batuan beku in trusi granit.


(4)

wilayah 19.023,47 km2 atau 21,86% dari luas Provinsi Sumatera Selatan, secara administratif pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari 18 Kecamatan, 13 kelurahan dan 314 desa berbatasan langsung dengan:

Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin; Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung); Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan;

Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur.

a. Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang beriklim tropis. Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober setiap tahunnya. Sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai dengan bulan April. Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari pada musim penghujan.

b. Topografi

Wilayah barat Kabupaten Ogan Komering Ilir berupa hamparan dataran rendah yang sangat luas. Sebagian besar 25 persen daratan dan 75 persen perairan yang merupakan rawa-rawa yang membentang. Beberapa kecamatan dialiri sungai-sungai yang berfungsi sebagai jalur transportasi air.

Daerah pegunungan hampir tidak ada, hanya terdapat daratan sempit dan daerah yang berbukit-bukit di Kecamatan Pampangan. Daerah yang paling rendah adalah Kecamatan Air Sugihan dengan ketinggian hanya 8 meter dari permulaan laut, sedangkan yang tertinggi adalah di Kecamatan Mesuji Makmur. Disisi Timur terdapat garis pantai yang memanjang dari kecamatan Sungai Menang, Cengal, Tulung selapan dan Kecamtan Air Sugihan. Garis pantai tersebut bermuara pada Laut selat Bangka.

c. Keadaan Tanah

Jenis tanah yang ada terdiri dari tanah aluvial dan podsolik. Tanah aluvial terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tersebar di sebagian wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tanah ini mengandung humus yang bermanfaat


(5)

untuk tanaman pertanian. Sedangkan tanah podsolik terdapat di daratan yang tidak tergenang air dengan tingkat kesuburan tanah lebih rendah dibandingkan dengan jenis tanah aluvial.

d. Hidrologi

Sistem hidrologi yang membentuk danau di wilayah OKI pada prinsipnya termasuk ke dalam satuan geomorfik rawa, karena air yang terakumulasi di dalam cekungan tersebut pada umumnya berasal dari rawa yang berada di sekitarnya. Di Kabupaten ini dijumpai empat danau yaitu danau Deling di Kecamatan Pampangan, danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam dan danau Teloko di Kecamatan Kayuagung. Sedangkan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten OKI memiliki 3 sistem yaitu DAS Musi, DAS Buluran riding dan DAS Mesuji.

Di daerah aliran sungai banyak terdapat lebak yang pasang surut airnya dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan lebak terendam air, namun dimusim kemarau airnya surut. Terdapat juga bagian daerah yang airnya tidak pernah kering, dikenal dengan istilah lebak lebung merupakan tempat perkembangbiakan ikan alami.

e. Flora dan Fauna

Keanekaragaman hayati di daerah ini merupakan jenis tanaman dan binatang daerah tropis. Tanaman hutan yang lazim ditemui antara lain : meranti, merawan, terentarang, gelam, pelawan, dan petanang.Sedangkan tanaman perkebunan yang paling dominan adalah karet, kelapa sawit, dan kelapa. Sedangkan padi, palawija serta sayur-sayuran merupakan tanaman pangan yang terdapat di daerah ini. Disamping itu daerah ini juga dikenal sebagai sentra buah seperti duku, durian, rambutan, nangka, jeruk, semangka, pepaya dan pisang.

Binatang yang terdapat didaerah ini kebanyakan binatang liar, antara lain beruang, rusa, kancil, harimau, babi hutan, buaya, ular, kera, dan tenuk. Binatang peliharan yang ada adalah sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, dan itik.


(6)

Jarak antara Ibu Kota Kabupaten dengan Ibu kota Kecamatan bervariasi antara 17 km hingga 200 km. Jarak yang paling jauh dari ibu kota Kabupaten (Kayuagung) ke kecamatan-kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu Air sugihan yang berjarak 200 km dan merupakan Kecamatan yang baru dikembangkan menjadi Wilayah perkebunan dan Industri Pulp and Paper terbesar di Asia Tenggara. Ibukota kecamatan yang terdekat dengan Kayuagung yaitu Teluk Gelam yang berjarak 17 km.

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Ogan Komering Ilir


(7)

Ogan Komering Ilir

No Kecamatan Desa Kelurahan Jumla

h

Luas wilayah

(km2) Persentase (%)

1 Lempuing 19 - 19 525,61 2,76

2 Lempuing Jaya 16 - 16 503,80 2,65

3 Mesuji 16 - 16 55,86 0,29

4 Sungai Menang 18 - 18 2.876,17 15,12

5 Mesuji Makmur 20 - 20 1.513,40 7,95

6 Mesuji Raya 17 - 17 128,85 0,68

7 Tulung Selapan 22 1 23 4.853,40 25,51

8 Cengal 17 - 17 2.226,41 11,70

9 Pedamaran 14 - 14 1.059,68 5,57

10 Pedamaran Timur 7 - 7 464,79 2,44

11 Tanjung Lubuk 21 1 22 222,97 1,17

12 Teluk Gelam 14 - 14 168,29 0,88

13 Kayuagung 14 11 25 145,45 0,76

14 Sirah Pulau Padang 20 - 20 149,08 0,78

15 Jejawi 19 - 19 218,98 1,15

16 Pampangan 22 - 22 177,42 0,93

17 Pangkalan Lampam 19 - 19 1.139,75 5,99

18 Air Sugihan 19 - 19 2.593,82 13,63

Total 314 13 327 19.023,47 100

Sumber : Bagian Pemerintahan Kab. OKI

2. Sejarah

Era penjajahan Belanda wilayah Kabupaten Ogan Komerng Ilir termasuk dalam Sub Keresidenan (Afdeeling) Palembang dan Tanah Datar dengan Ibukota Palembang. Afdeeling ini dibagi dalam beberapa onder afdeeling, dan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi wilayah onder afdeeling Komering Ilir dan onder afdeeling Ogan Ilir.

Pada masa kemerdekaan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir termasuk dalam keresidenan Palembang yang meliputi 26 marga. Kemudian menjadi bagian Provinsi Sumatera Selatan pada masa Orde Baru. Setelah marga dibubarkan, wilayahnya dibagi menjadi 12 kecamatan definitif dan 6 Kecamatan perwakilan.

Sebelum tahun 2000 Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki 14 kecamatan definitif dan 4 kecamatan perwakilan. Keempat kecamatan perwakilan tersebut adalah Kecamatan Rantau Alai dengan Kecamatan Induk Tanjung Raja, Kecamatan Jejawi dengan Kecamatan Induk Sirah Pulau Padang, Kecamatan Pematang Panggang dengan Kecamatan Induk Mesuji dan Kecamatan Cengal dengan Kecamatan Induk Tulung Selapan. Namun sejak tahun 2001, 4 kecamatan perwakilan tersebut disahkan


(8)

menjadi kecamatan definitif sehingga jumlah kecamatannya menjadi 18 dengan meliputi 434 desa dan 13 kelurahan.

Dalam perjalanannya, berdasarkan Keppres Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir. Kabupaten Ogan Ilir yang beribukota di Indralaya, wilayahnya meliputi Kecamatan Indralaya, Tanjung Raja, Tanjung Batu, Muara Kuang, Rantau Alai dan Kecamatan

Pemulutan. Karena pemekaran ini, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi 12 kecamatan dengan 272 desa dan 11 kelurahan.

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2005, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir kembali dimekarkan sehingga terbentuk 6 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Pangkalan Lampam, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing Jaya, Teluk Gelam dan Kecamatan Pedamaran Timur. Setelah pemekaran ini Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif meliputi 18 kecamatan, 13 kelurahan dan 297 desa. Pada tahun 2014 jumlah desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi 327 desa/kelurahan, terdiri atas 13 kelurahan dan 314 desa.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 25/DPRD-OKI/1973 Kabupaten Ogan Komering Ilir Bermotto “Bende Seguguk” dengan lambang berbentuk perisai dengan

rincian sebagi berikut :

1. Kepala perisai bertuliskan “OGAN KOMERING ILIR” warna huruf merah dengan dasar kuning.

2. Badan perisai berwarna biru laut yang bermakna “kedamaian”

3. Pohon Beringin menggambarkan “pengayoman”

4. Gambar bende atau gong berwarna kuning memiliki makna kebudayaan


(9)

daerah.

5. Gambar untaian kapas berjumlah 12 kuntum sebagai makna “kemakmuran sandang”

6. Gambar untaian padi berjumlah 26 bermakna “kemakmuran pangan dan jumlah marga yang ada pada jaman dulu.”

7. Motto “Bende Seguguk” dengan tulisan berwarna hitam mengandung makna “Gong Satu Kesatuan”.

Keseluruhan lambang secara umum menggambarkan kehidupan masyarakat dan kepemimpinan daerah dengan semangat persatuan dan kesatuan di dalam mewujudkan keseimbangan, antara kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan masyarakat.

3. Demografis

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2015, penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir berjumlah 716.964 jiwa terdiri dari 372.020 laki-laki dan 344.944 perempuan, dari sisi kepadatan penduduk, kepadatan rata-rata pendududuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2015 mencapai 37,69jiwa/km2, dengan kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Mesuji (688,94jiwa/km2) disusul Kecamatan Kayuagung (600,83jiwa/km2). Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah diKecamatan Tulung Selapan (8,64jiwa/km2) dan Kecamatan Air Sugihan (11,57jiwa/km2).


(10)

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

Kecamatan Penduduk Persentase

(%) Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

(1) (2) (3) (4)

1 Lempuing 37.981 34.039 72.020 10,05

2 Lempuing Jaya 35.920 31.408 67.328 9,39

3 Mesuji 20.019 18.465 38.484 5,37

4 Sungai Menang 10.988 9.337 20.325 2,83

5 Mesuji Makmur 30.780 27.845 58.625 8,18

6 Mesuji Raya 19.803 18.348 38.151 5,32

7 Tulung Selapan 21.709 20.225 41.934 5,85

8 Cengal 13.371 11.774 25.145 3,51

9 Pedamaran 18.146 17.875 36.021 5,02

10 Pedamaran Timur 8.555 7.834 16.389 2,29

11 Tanjung Lubuk 21.546 20.616 42.162 5,88

12 Teluk Gelam 14.358 13.804 28.162 3,93

13 Kayuagung 44.334 43.057 87.391 12,19

14 Sirah Pulau Padang 21.126 20.562 41.688 5,81

15 Jejawi 15.980 14.948 30.928 4,31

16 Pampangan 14.553 14.461 29.014 4,05

17 Pangkalan Lampam 6.814 6.365 13.179 1,84

18 Air Sugihan 16.037 13.981 30.018 4,19

JUMLAH 372.020 344.944 716.964 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil KAB. OKI

Penyebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir masih belum merata. Hal ini terlihat dari kepadatan untuk masing-masing kecamatan. Kepadatan penduduk biasanya terpusat di daerah perkotaan yang umumnya memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah pedesaan untuk berusaha di daerah perkotaan. Masalah yang sering timbul yang diakibatkan oleh kepadatan penduduk terutama mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu, distribusi penduduk masih harus menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, setidaknya pembangunan yang dilaksanakan di daerah-daerah perdesaan harus berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas bagi penduduk setempat, sehingga tidak menimbulkan urbanisasi.


(11)

4. Pemerintahan

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah yang merupakan semangat desentralisasi yang menjadi momentum perubahan tata pemerintahan. Hal ini menjadi peluang bagi daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kemampuan sumber daya yang dimilikinya. Pemerintah daerah juga lebih leluasa untuk merumuskan arah, kebijakan dan strategi pembangunan yang ingin dicapainya.

A. Visi :

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam melaksanakan pembangunan selama lima tahun kedepan yang ingin diwujudkan secara objektif, realistis dan dengan pencapaian yang dapat diindikasikan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu, dalam sebuah visi Kabupaten Ogan

Komering Ilir yaitu “TERWUJUDNYA MASYARAKAT OGAN KOMERING ILIR YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”.

B. Misi :

Untuk mewujudkan visi tersebut Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir merumuskannya 6 (enam) Misi, yaitu:

1. Mewujudkan pembangunan dari desa;

2. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat;

3. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat; 4. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi;


(12)

5. Mewujudkan Penataan Pemanfaatan dan Peruntukan Ruang Yang Ramah Lingkungan;

6. Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial Budaya.

C. Pimpinan Daerah

Sejak tahun 1944, Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengalami beberapa kali penggantian Kepala Daerah/Bupati. Tabel 3.1 menunjukkan nama para pejabat bupati dan periode masa jabatannya.

Tabel 1.3. Nama-nama Bupati Kepala Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Periode Jabatan

No. Bupati Masa Jabatan

(1) (2) (3)

1 A. Najamuddin 1944 - 1945

2 M. Mansur Chamasyaya 1946 - 1947

3 M. Arif 1950 - 1952

4 Achmad Macan 1955 - 1956

5 M. Soleh 1956 - 1958

6 M. Abu Bakar 1958 - 1959

7 B a s r i 1959 - 1960

8 Mayor Nuh Macan 1960 - 1964

9 U s m a n 1964 - 1966

10 H. A. Latief Rais 1966 - 1979

11 H. M. Yusuf Halim 1979 - 1989

12 H. A. Rasyid Rais 1989 - 1999

13 H. F. Rozi Dahlan, SH 1999 – 2004 14 Ir. H. Ishak Mekki, MM 2004 – 2009 15 Ir. H. Ishak Mekki, MM 2009 – 2014

16 Iskandar, SE 2014 – 2019


(13)

Tabel 1.4. Nama-nama Ketua DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Periode Jabatan

No. Ketua DPRD Masa Jabatan Utusan

(1) (2) (3) (4)

1 Ki. H. A. Dahlan 1957 – 1960 Masyumi

2 Noeh. Maean 1960 – 1964 ABRI

3 A. Kadir Idin 1964 – 1966 ABRI

4 H. M. Yusuf Yahya 1966 – 1969 ABRI

5 M. Arsyad 1970 – 1971 ABRI

6 Maliki Mangkuraja 1971 – 1977 ABRI 7 Zainal Abidin Masdemang 1977 – 1980 ABRI

8 Cik Alim 1980 – 1982 ABRI

9 Cik Alim 1982 – 1987 ABRI

10 A. Rasyid Rais 1987 – 1989 ABRI

11 Jasman Malik 1990 – 1992 ABRI

12 Jasman Malik 1992 – 1997 ABRI

13 Cik Ali, BA. 1997 – 1999 ABRI

14 Ir. Mawardi Yahya 1999 – 2004 Golkar 15 H. Engga Dewata, S.Sos 2004 – 2009 Golkar 16 H. M. Yusuf Mekki, S.Sos 2009 – 2014 PDIP 17 H. M. Yusuf Mekki, S.Sos 2014 – 2019 PDIP Sumber : DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir

D. Struktur Organsisasi Pemerintah

Di tengah era globalisasi teknologi sekarang ini, tuntutan akan reformasi birokrasi dan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) semakin meningkat. Oleh karena itu etos kerja pemerintahan yang dijalankan haruslah mengandung prinsip: profesional, efektif, efisien, akuntabel, transparan, serta mengedepankan aspek kesetaraan dan partisipasi masyarakat


(14)

secara luas.

Berdasarkan Perda Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 2, 3, 5 dan 6 Tahun 2010 yang memuat tentang pembentukan struktur organisasi Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir menyebutkan bahwa susunan perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut :

Satuan Kerja

Jumlah Nama Dinas/Badan

(1) (2) (3)

Sekretariat 2 1. Sekretariat Daerah a. Sekretaris daerah

b. Asisten Bidang Ketataprajaan

c. Asisten Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan d. Asisten Bidang Umum dan Kesejahteraan Rakyat e. Asisten Bidang Administrasi

f. Bagian-bagian :

- Bagian Pemerintahan - Bagian Hukum - Bagian Pertanahan - Bagian Ekonomi

- Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Keuangan

- Bagian Umum - Bagian Organisasi

- Bagian Kesejahteraan Rakyat - Bagian Perlengkapan

- Bagian Humas dan Protokol 2. Sekretariat DPRD

Dinas-Dinas 19 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Sosial

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Kependudukan & Catatan Sipil

7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 8. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

9. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya & Pengairan 10.Dinas Perindustrian, Perdagangan & Koperasi 11.Dinas Pertanian

12.Dinas Peternakan

13.Dinas Kelautan & Perikanan 14.Dinas Perkebunan


(15)

15.Dinas Kehutanan

16.Dinas Pemuda dan Olahraga 17.Dinas Pertambangan dan Energi

18.Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan & Aset Daerah 19.Dinas Tata Kota dan Pertamanan

Lembaga Teknis

16 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Inspektorat Kabupaten

3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah 4. Badan Ketahanan Pangan

5. Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Linmas

6. Badan Pemberdayaan Masy. & Pemerintahan Desa 7. Badan Koordinasi Keluarga Berencana

8. Badan Lingkungan Hidup

9. Badan Pengelola Pasar dan Kebersihan 10. Badan Perizinan dan Penanaman Modal 11. Badan Narkotika Nasional Kabupaten 12. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 13. Kantor Pemberdayaan Perempuan

14. Kantor Perpustakaan, Dokumentasi dan Arsip Daerah 15. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

16. Rumah Sakit Umum Daerah

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kab. Ogan Komering Ilir

Pegawai Negeri Sipil sebagai tenaga aparatur daerah di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2015 berjumlah 9.480 orang yang terdiri dari golongan I : 81 orang, golongan II : 2.772 orang, golongan III : 5.155 orang dan golongan IV: 1.474 orang. Sedangkan yang menduduki jabatan struktural, berdasarkan eselonnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

No Golongan Jumlah


(16)

2 Golongan II 2.772

3 Golongan III 5.155

4 Golongan IV 1.474

Jumlah 9.480

Sumber : BKD KAB. OKI

5. Kesejahteraanmasyarakat,

a. Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini, persentase penduduk diatas garis kemiskinan, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional),dan angka kriminalitas yang tertangani.

Indikator yang biasa dipakai untuk mengukur kondisi perekonomian suatu daerah secara makro diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai PDRB, tingkat kemiskinan dan lain-lain. PDRB sebagai salah satu indikator penting merupakan dasar pengukuran penciptaan nilai tambah bruto dari berbagai aktivitas ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Menurut definisinya, PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun berjalan. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar.


(17)

b. Struktur Perekonomian

Yang dimaksud dengan struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Struktur perekonomian

digunakan untuk melihat sektor-sektor yang mendominasi dalam pembentukan nilai tambah ekonomi suatu daerah. Dari struktur tersebut akan didapat gambaran mengenai potensi ekonomi suatu wilayah. Struktur perekonomian didapat dari besaran distribusi persentase nilai tambah tiap-tiap sektor terhadap total PDRB yang pada umumnya menggunakan ukuran harga berlaku.Struktur perekonomian merupakan besar share lapangan usaha terhadap total PDRB. Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Biasanya terdapat hubungan antara lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB.

c. Kemiskinan

Secara umum tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat yang berarti pula pengurangan jumlah penduduk miskin. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Namun demikian, pengaruh faktor eksternal kadang tidak bisa dihindari. Hal ini tampak ketika terjadinya krisis keuangan secara global, dampak akhir yang ditimbulkan salah satunya adalah bertambahnya kemiskinan.


(18)

Program utama yang dicanangkan untuk menanggulangi kemiskinan adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan Penurunan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Program MP3KI merupakan tindakan afirmatif untuk perlindungan sosial dan penguatan masyarakat miskin. Melalui MP3KI, pemerintah menargetkan angka penurunan kemiskinan hingga tinggal 3-4 persen pada tahun 2025.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan pendidikan secara formal maupun non formal. Pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat.


(19)

Faktor pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi pendidikan masyarakat berarti kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan semakin baik. Agar kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai, maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sarana dan prasarana pendidikan tersebut meliputi gedung sekolah dan ruang kelas dengan disertai fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu, ketersediaan guru juga harus mencukupi dengan disertai kurikulum dan manajemen yang baik.

Dari tahun ke tahun sektor pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir terus dibenahi dan mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Pelaksanaan berbagai program pembangunan sektor pendidikan telah menyebabkan makin berkembang dan kondusifnya suasana proses belajar mengajar di berbagai jenjang pendidikan. Dengan berbagai realisasi program itu, pendidikan tidak hanya berkembang di kota atau pusat kecamatan, tetapi juga dapat menjangkau daerah terpencil.


(20)

Tabel 1.6. Jumlah Gedung sekolah, Guru & Murid Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Ogan Komerng Ilir, Tahun 2015 JENJANG

PENDIDIKAN

JUMLAH

SEKOLAH GURU MURID

SD/Sederajat 533 6.304 101.280

SMP/Sederajat 198 2.980 36.733

SMA/Sederajat 96 2.723 24.511

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. OKI

Dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir masih menghadapi banyak masalah, salah satunya adalah keluhan mengenai soal sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai dan tenaga pengajar yang kurang secara kuantitas dan kualitas. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang penting guna menunjang keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. Untuk itu penyediaan gedung yang layak serta tenaga pengajar yang mencukupi terus ditingkatkan guna meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya dengan mengembangkan kurikulum, sehingga diharapkan dapat menciptakan lulusan yang berkualitas. Selain itu juga pengangkatan guru-guru honorer untuk mencukupi kebutuhan akan tenaga pengajar.


(21)

Disamping perlu peningkatan infrastruktur seperti perbaikan gedung sekolah dibutuhkan juga program dari dinas terkait (Diknas) untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Program yang dimaksud adalah peningkatan pendidikan guru SD dan kejar paket A, B dan C.

Indikator kualitas pendidikan utamanya adalah rata-rata lama sekolah yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk usia 15 tahun keatas. Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah.

Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar Sembilan tahun atau pendidikan dasar sampai tingkat SLTP. Untuk Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2015, nilai rata Lama Sekolah perlahan-lahan beranjak naik menjadi 6,83 tahun. Rata-rata Lama sekolah secara total mencapai 6,83 tahun yang berarti secara Rata-rata-Rata-rata baru, taraf pendidikan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir baru sampai tahap Sekolah Menengah Pertama pada tingkat satu.

Angka Partisipasi Sekolah menunjukkan seberapa besar penduduk yang masih mengikuti sekolah dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia tersebut. Kenyataaan menunjukkan, semakin tinggi jenjang pendidikan, angka partisipasi sekolahnya semakin kecil, yang berarti bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak penduduk yang tidak mampu melanjutkan sekolahnya.

Beberapa permasalahan yang masih ditemui dalam bidang pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir antara lain :

1. Masih banyak gedung dan ruang belajar yang dalam kondisi kurang baik dan tidak layak pakai, minimnya sarana penunjang pembelajaran (laboratorium dan perpustakaan), dan sarana prasarana tak memenuhi standar pelayanan minimum.

2. Kurangnya tenaga guru dan hanya sedikit yang memenuhi kualifikasi standar pendidikan serta penyebarannya yang tidak merata.

3. Kemampuan profesional tenaga kependidikan dalam rangka mengelola administrasi masih rendah.


(22)

4. Rendahnya motifasi siswa dalam proses belajar.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti penting pendidikan.

e. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, karena manusia yang berbadan sehat dimungkinkan juga akan mempunyai jiwa yang kuat. Manusia yang berjiwa dan berbadan sehat pada akhirnya juga akan dapat berguna bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya, utamanya dalam pembentukan diri sebagai manusia yang berkualitas. Dengan manusia yang sehat baik mental maupun fisik akan dihasilkan produktifitas kerja yang tinggi sehingga mampu melakukan berbagai aktifitas secara optimal.

1. Sarana dan Tenaga Kesehatan Tabel 1.7.

Jumlah Unit Sarana Kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015

Sumber : Dinas Kesehatan KAB. OKI

Diantara upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk adalah dengan meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan dan mempermudah jangkauan pelayanan. Disamping dibutuhkan sarana gedung seperti rumah sakit, puskesmas dan posyandu, tentunya kesiapan tenaga kesehatan juga mutlak diperlukan. Sarana kesehatan yang tersedia saat ini yaitu rumah sakit tipe C,

Sarana Kesehatan Jumlah

Rumah Sakit 1

Rumah Bersalin 2

Puskesmas 29

Puskesmas Pembantu 88

Puskesmas Keliling Roda 4 32

Puskesmas Keliling Roda 2 267

Puskesmas Keliling Kapal Motor 5

Praktek Dokter 25

Praktek Bidan 340

Klinik 13

Poskesdes 272


(23)

29 unit puskesmas, 88 unit puskesmas pembantu, dan 272 unit polindes/poskesdes. Kemajuan pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan posyandu. Jumlah sarana dan tenaga kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Tabel 1.8.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015

Tenaga Kesehatan Jumlah

Dokter Specialis 12

Dokter Umum 39

Dokter Gigi 8

Bidan 361

Perawat 435

Perawat Gigi 29

Apoteker 6

Asisten Apoteker 24

Kesehatan Masyarakat 198

Sanitarian 42

Nutrisionis 29

Tenaga Keteknisan Medis 6

Radiografer 5

Teknisi Elektromedis 2

Teknisi Gigi 1

Analis Kesehatan 21

Perekam Medis 4

Jumlah 1.222

Sumber : Dinas Kesehatan KAB. OKI

Rasio tenaga kesehatan dan sarana kesehatan terhadap jumlah penduduk dapat menunjukkan seberapa besar ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan terhadap 10.000 penduduk yang harus dilayaninya. Secara rata-rata bagi setiap 10.000 orang penduduk tersedia 8 unit sarana kesehatan dan 6 orang tenaga kesehatan. Untuk perbandingan dokter belum mencapai 1 orang dokter untuk setiap 10.000 orang penduduk. Tingginya rasio sarana dan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk memang belum sepenuhnya menjadi jaminan akan baiknya kondisi kesehatan masyarakat. Karena faktor luas wilayah dan sarana transportasi juga ikut berpengaruh.


(24)

2. Keluarga Berencana dan Indikator Lain

Program keluarga berencana yang di koordinasikan oleh Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki peran dalam mengontrol laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sampai dengan tahun 2015 terdapat 178.638 Pasangan Usia Subur (PUS). Dari jumlah tersebut yang menjadi akseptor aktif sebanyak 139.354. Alat kontrasepsi (alkon) yang dipakai cukup beragam, namun alkon yang paling banyak digunakan adalah suntik. Untuk sektor Keluarga Berencana jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan peserta KB dapat dilihat pada tabel 6.3.

Tabel 1.9. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

Sumber : BKKB KAB. OKI

Penilaian terhadap kesehatan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari

masalah status gizi masyarakat. Semakin baik gizi masyarakat maka kemajuan dan produktifitas juga semakin meningkat. Penilaian status gizi masyarakat diukur dari usia balita. Masalah gizi utama yang dihadapi oleh Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah gizi kurang pada balita, dan status gizi ibu hamil, kurang energi protein serta persentase penderita GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

f. Pertanian

Indikator Jumlah

Pasangan Usia Subur 178.638


(25)

Dengan wilayah yang sangat luas 19.023,47 km2, Kabupaten Ogan Komering

Ilir memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Potensi yang paling menonjol dari Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah dalam bidang pertanian. Selain karena lahannya yang masih sangat luas, sektor ini juga menjadi mata pencaharian dominan bagi masyarakat. Hal ini tercermin juga di dalam kontribusinya yang mencapai 50 persen terhadap total PDRB.

1. Tanaman Pangan

Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi salah satu andalan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan. Lahan yang dimiliki Kabupaten Ogan Komering Ilir ini terdiri dari tipologi rawa lebak, rawa pasang surut, tadah hujan, irigasi teknis, dan lahan kering.

Komoditi sektor tanaman pangan meliputi padi, palawija dan hortikultura. Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2015 sebesar 624.002 ton yang dihasilkan dari 138.667 hektar luas panen. Sedangkan tanaman palawija menghasilkan 85 ton kacang tanah, 540 ton kedelai, 65 ton kacang hijau, 9.346 ton jagung, 23.587 ton ubi kayu dan 954 ton ubi jalar.

Tabel 1.10. Luas Panen Padi dan Palawija di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 (Ha)

No. Komoditas Jumlah

1 2 3

1. Padi 138.667

2. Jagung 2.442

3. Ubi Kayu 1.296

4. Ubi Jalar 138

5. Kacang Tanah 79

6. Kacang Hijau 48

7. Kedelai 265

Jumlah (ton) 142.935

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Program pengembangan sektor tanaman pangan, tidak hanya untuk meningkatkan produksi pada lahan-lahan yang sudah tergarap, tapi juga bagaimana membuka lahan baru, sebab lahan pertanian yang termanfaatkan baru sekitar 59 persen. Sentra pertanian pangan khususnya beras terdapat di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Lempuing, Lempuing


(26)

Jaya, Air Sugihan Tanjung Lubuk, Pampangan dan Sirah Pulau Padang. Kecamatan Lempuing Jaya merupakan pemasok terbesar (sekitar 27 persen dari total produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ilir).

Pemerintah berusaha membantu meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Hal ini dilakukan dengan mengintensifkan tanaman sela dan sampingan, membantu memberantas berbagai jenis hama, memberikan bantuan peralatan pertanian, bibit, pupuk, dan penataan sistem pengairan (irigasi). Himbauan juga diberikan kepada masyarakat petani agar melakukan percepatan tanam pada daerah rawan banjir, dan menghindari terjadinya alih fungsi lahan sawah produktif ke penggunaan lainnya.

Tabel 1.11. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang

Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015


(27)

1. Lempuing 83.087 - 83.087

2. Lempuing Jaya 89.551 2.487 92.038

3. Mesuji 22.407 3.084 25.491

4. Sungai Menang 55.733 - 55.733

5. Mesuji Makmur 4.587 807 5.394

6. Mesuji Raya 12.263 357 12.620

7. Tulung Selapan 4.928 830 5.758

8. Cengal 3.566 - 3.566

9. Pedamaran 34.130 - 34.130.

10.Pedamaran Timur 1.631 62 1.692

11.Tanjung Lubuk 61.534 - 61.534

12.Teluk Gelam 12.402 - 12.402

13.Kayuagung 15.732 - 15.732

14.Sirah Pulau Padang 39.192 - 39.192

15.Jejawi 34.328 - 34.328

16.Pampangan 44.957 137 45.094

17.Pangkalan Lampam 1.880 3.548 5.427

18.Air Sugihan 90.783 - 90.783

Jumlah 612.691 11.311 624.002

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Tabel 1.12. Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

No. Komoditas Jumlah

1 2 3

1. Padi 624.002

2. Jagung 9.346

3. Ubi Kayu 23.587

4. Ubi Jalar 954

5. Kacang Tanah 85

6. Kacang Hijau 65

7. Kedelai 540

Jumlah (ton) 658.579

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Di sebagian besar kecamatan, pola penanaman khususnya persawahan memiliki kekhasan, yaitu berlangsung pada lahan rawa lebak,


(28)

atau tanah yang selalu berair. Secara teknis, rawa lebak adalah lahan “tanggung”. Ketika hujan, air terlalu banyak sehingga menyusahkan penanam. Menjelang kemarau, air kerap berkurang berangsur-angsur sehingga sering kekurangan air. Meskipun dibangun pintu maupun pompa air, kurang berhasil karena hanya mampu menahan air untuk sementara.

Di musim penghujan, kawasan tersebut berwujud kolam, rawa dan danau. Masyarakat pun dengan leluasa memancing dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti seluang, sepat, gabus, patin, dan tembakang. Memasuki musim kering kawasan penampung air itu mulai surut. Fungsinya pun berubah menjadi sawah lebak.

Tergantung pada kedalamannya, dikenal lebak pematang, tengah dan dalam. Lebak pematang adalah kawasan yang lebih dulu kering airnya sehingga paling cepat dimanfaatkan sebagai lahan persawahan. Kemudian berturut-turut lebak tengah dan dalam. Untuk sampai ke lebak dalam, petani kerap masih harus menggunakan sampan karena airnya masih cukup dalam. Tanah lebak berupa tanah alluvial yang mengandung kadar humus yang tinggi.

Dalam rangka mengembangkan sektor pertanian, dilakukan berbagai upaya antara lain :

1. Perbaikan manajemen pasca panen

2. Pengembangan agribisnis komoditas unggulan

3. Peningkatan dan pemberdayaaan sumber daya manusia pertanian 4. Pembangunan kawasan agropolitan.


(29)

2. Perkebunan

Perkebunan merupakan komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kontribusi perkebunan sangat mendominasi di sektor pertanian pada umumnya. Sektor ini juga cukup banyak menyerap tenaga kerja dan masyarakat yang memiliki aset perkebunan terbukti lebih nyata kesejahteraannya.

Untuk meningkatkan produksi perkebunan, dilakukan Program revitalisasi perkebunan, yaitu upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang perkebunan sebagai mitra.

Komoditi utama perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian masyarakat Ogan Komering Ilir adalah karet, kelapa sawit, kelapa, dan kopi. Perkebunan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan investor, khususnya pada komoditi unggulan yaitu karet dan kelapa sawit. Sektor ini memiliki prospek yang baik karena pasarnya jelas dan masih luasnya lahan untuk mengembangkannya.


(30)

Potensi pengembangan perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2015 sebagian telah dikelola oleh perusahaan perkebunan besar yaitu untuk perkebunan karet 16.750 ha. Sedangkan untuk perkebunan kelapa sawit sebesar 157.719 ha.

Tabel 1.13. Luas Areal dan Produksi Perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015

Komoditas Luas Areal

Produksi

Jumlah (Ton) (Kg/Ha/Th)Rata-rata

Karet 155.005 180.288 1.739

Kelapa Sawit 14.932 146.755 14.597

Kelapa 3.323 2.903 1.287

Kopi 866 529 917

Kakao 170 83 613

Aren 102 39 494

Lada 56 15 433

Pinang 320 79 383

Jumlah 174.774 330.692


(31)

Karet dan kelapa sawit mempunyai peran penting dan strategis dimana jika dikembangkan akan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat. Luas areal perkebunan rakyat yang terbesar adalah komoditi karet dengan luas 155.055 ha kemudian kelapa sawit seluas 14.932 ha. Produksi kelapa sawit dapat menjadi bahan baku industri di dalam negeri dan penghasilan devisa. Produk hilir kelapa sawit 75 persen merupakan produk pangan dan 25 persen digunakan untuk produksi lain seperti sabun dan biofuel.

Permasalahan pengembangan perkebunan kelapa sawit adalah masih belum berkembangnya industri hilir, pengolahannya baru sebatas menjadi CPO padahal jika dikembangkan dapat meningkatkan nilai tambah pada sektor industri non migas. Selain itu sarana prasarana transportasi untuk mencapai sentra-sentra perkebunan juga masih memerlukan banyak perbaikan.

Untuk komoditi kelapa, luas perkebunannya sekitar 3.323 ha. Berdasarkan areal penanaman kelapa yang ada, maka Kabupaten Ogan


(32)

Komering Ilir bersama Kabupaten Banyuasin terpilih sebagai kawasan industri kelapa di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Peternakan

Peternakan merupakan unit sub sektor Pertanian yang berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Kebutuhan protein hewani terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya zat gizi.

Produksi hasil peternakan di Kabupaten Ogan Komering Ilir berupa daging, susu dan telor. Populasi ternak besar pada tahun 2015 diantaranya terdapat 26.250 ekor sapi, 10.337 ekor kerbau dan 35.349 ekor kambing. Sedangkan ternak kecil terdiri dari 357.460 ekor ayam buras, 135.050 ekor itik/itik manila dan 1.053.700 ayam pedaging.

Tabel 1.13. Populasi Ternak dan Unggas di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 (ekor)

NO JENIS TERNAK JUMLAH POPULASI

1 Sapi Perah 4

2 Sapi Potong 26.246

3 Kerbau 10.337

4 Kambing 35.349

5 Domba 2.269

6 Babi 1.065

7 Ayam Buras 357.460

8 Ayam Pedaging 1.053.700

9 Ayam Petelur 27.550

10 Itik 135.050


(33)

Tabel 1.14.

Produksi Daging dan Susu Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 NO JENIS TERNAK PRODUKSI

DAGING (Kg)

PRODUKSI SUSU (liter)

PRODUKSI TELUR (Kg)

1 Sapi Perah - -

-2 Sapi Potong 1.199.829 -

-3 Kerbau 19.060 - 2.042,58

4 Kambing 52.439 - 770,5

5 Domba 1.696 -

-6 Babi 15.620 -

-7 Ayam Buras 3.695,71 -

-8 Ayam Pedaging 1.274.710 277.669,75

-9 Ayam Petelur 34.633,2 296.980,46

-10 Itik 20.115,88 812.754,38

Sumber : Dinas Peternakan KAB. OKI

Beberapa sentra produksi daging di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya untuk jenis sapi dan kambing terdapat di Kecamatan Lempuing, sedangkan untuk kerbau paling banyak terdapat di Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam. Selain kerbau, di Kecamatan Pangkalan Lampam juga banyak dibudidayakan domba. Sementara itu untuk wilayah yang banyak memelihara jenis unggas adalah Kecamatan Kayuagung.

Konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan seperti daging, telur dan susu menjadi perhatian karena akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Produksi daging pada tahun 2015 sebesar 1.199.829 Kg sapi potong dan 19.060 Kg daging kerbau.


(34)

4. Perikanan

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan 75 persen rawa/perairan, ditambah dengan banyaknya aliran sungai yang melintasi wilayah ini, tentu merupakan potensi perikanan yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Perikanan menjadi salah satu sub sektor utama penyumbang PAD. Komoditi perikanan dibedakan menjadi perikanan tangkap (mencakup perikanan umum dan perikanan laut) serta perikanan budidaya

Jenis ikan yang dibudidayakan di kolam dan keramba antara lain Ikan Mas, Tawes, Mujair, Nila, Lele, Patin, Tembakang dan Gurame. Untuk jenis tambak terdapat ikan Bandeng dan Udang Windu. Perusahaan tambak udang windu yang berkualitas ekspor telah ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu PT. Wachyuni Mandira yang berlokasi di Kecamatan Sungai Menang.


(35)

Wilayah penangkapan di perairan umum terdapat di seluruh kecamatan, sedangkan untuk perikanan laut meliputi kawasan 4 kecamatan yaitu Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Sungai Menang. Potensi kekayaan laut lainnya yang masih tersimpan adalah rumput laut, teripang, ikan, terumbu karang dan jenis biota laut lainnya. Untuk mengembangkan sub sektor perikanan, diperlukan peningkatan sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti sarana transportasi ke sentra perikanan, sarana pengolahan, sarana pemasaran serta armada dan peralatan tangkap lainnya.

Potensi kekayaan alam Kabupaten Ogan Komering Ilir khususnya di subsektor perikanan yang belum tergali masih sangat luas. Potensi perikanan perairan umum sebesar 114.587 ha dan perikanan air payau 180.093.309 ha. Dari jumlah tersebut baru sedikit yang telah dimanfaatkan.


(36)

5. Kehutanan

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup potensial. Hutan menjadi wahana lingkungan hidup yang mampu menjaga kestabilan cadangan air tanah, menjadi paru-paru di daerah, rumah tinggal satwa, juga hasil kayunya sangat bermanfaat. Hutan akan memberikan manfaat yang cukup besar apabila dikelola dengan baik dan cermat. Kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki banyak potensi kayu alam yang bernilai ekonomi tinggi. Kayu gelondongan yang berkualitas baik banyak diproduksi dari hasil hutan produksi meliputi kayu bulat dan kayu tiang.

Eksploitasi hutan melalui HPH pada tahun-tahun sebelumnya, menyisakan permasalahan meluasnya lahan kritis terutama lahan gambut dan semakin sempitnya luas areal hutan. Disamping itu, pengurangan luas areal hutan juga disebabkan oleh adanya pembukaan lahan baru baik untuk perkebunan maupun untuk pemukiman.

Untuk mengurangi dampak buruk kerusakan hutan tersebut, maka dibangunlah Hutan Tanaman Industri (HTI) yang diyakini memiliki manfaat ganda baik untuk pelestarian kawasan hutan, pembangunan resapan air, maupun manfaat ekonomi dari tanaman yang dihasilkan. Beberapa perusahaan HTI yang mendapat izin penguasaan hutan pada tahun 2015 diantaranya adalah:

 Sebangun Bumi Andalas Woods Industries dengan luas areal 142,36 ha

 Bumi Andalan Permai dengan luas areal 192,70 ha

 Bumi Mekar Hijau dengan luas areal 250,37 ha

 Ciptamas Bumi Subur dengan luas areal 2,37 ha

 Paramitra Mulia Langgeng dengan luas areal 29,96 ha.

C. STRATEGI PEMBANGUNAN UMUM

Strategi Pembangunan dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menuju Ogan Komering Ilirmaju, mandiri, dan sejahtera berlandaskan iman dan taqwa, diperlukan arah kebijakan pembangunan serta prioritas pembangunan daerah. Secara umum, strategi kebijakan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019 dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaaan pembangunan adalah


(37)

sebagai berikut:

1. Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan yang merata dengan mengedepankan potensi pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mengembangkan konektivitas kewilayahan serta persebaran distribusi pelayanan bidang infrastruktur berbasis masyarakat meliputi jaringan listrik dan air bersih berbasis lingkungan;

2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir agar mampu menjalankan kewajiban konstitusionalnya, yaitu memberikan perlindungan dan pelayanan publik yang berkualitas untuk segenap warga masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir;

3. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia serta mengelola keragaman masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai potensi percepatan pembangunan;

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi dasar bagi pembangunan dan bersifat sangat strategis dan fundamental bagi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dimasa mendatang. Mengingat potensi daerah yang strategis dan tingkat keragaman masyarakat, peran serta masyarakat dan swasta secara aktif, akomodatif dan kontributif serta kolaboratif mutlak diperlukan sebagai mitra kerja pemerintahan dalam meningkatkan keberhasilan pembangunan daerah;

5. Mendorong dan menggerakkan perekonomian berbasis masyarakat yang berkualitas, berkelanjutan dan berpihak kepada masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ekonomi berbasis masyarakat yang dimaksud adalah perekonomian yang senantiasa menyelaraskan antara kondisi dan potensi daerah dengan kinerja ekonomi. Fokusnya adalah menggerakkan perekonomian yang mampu mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga berdampak nyata pada menurunnya angka kemiskinan dan memperluas lapangan kerja;

6. Mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan ruang sesuai peruntukkannya, dan juga mengendalikan alih fungsi lahan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan;

7. Menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat baik antar suku, ras dan agama sehingga masyarakat merasa tenteram dan damai dalam menjalankan aktivitas nya sehari-hari.


(38)

1. Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Makro Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Ekonomi

Struktur ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir, sesuai dengan ciri perekonomian daerah perdesaan, didominasi oleh sektor primer, yaitu sektor pertanian. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah dan investasi harus dapat menggerakkan perekonomian. Pengeluaran pemerintah ikut berperan besar dalam mendorong perekonomian dengan percepatan realisasi program-program pembangunan.

Konsumsi masyarakat terus didorong dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui upaya mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Upaya untuk mendorong investasi dilakukan dengan peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan prosedur perijinan investasi dan peningkatan fasilitas investasi. Pembangunan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ilir diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

a. Peningkatan Daya Saing

1) Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha

Peningkatan iklim investasi dan usaha sangat penting untuk dapatmendorong pertumbuhan nilai investasi dan mendorong berkembangnya usaha. Dengan meningkatnya investasi dan berkembangnya usaha diharapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian, karena dapat menggerakkan usaha lain yang terkait dan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pada akhirnya, pengembangan investasi dan usaha ini akan dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat, yang kemudian dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha menjadi sangat penting bagi perekonomian daerah karena dapat memberikan efek yang berkorelasi positif dengan pembangunan ekonomi. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha difokuskan pada:

a) Penyusunan, penyederhanaan dan harmonisasi berbagai regulasi dan kebijakan yang bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastian dan kemudahan untuk melakukan investasi dan berusaha;


(39)

b) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk mempercepat dan mempermudah proses perizinan dan non perizinan untuk berinvestasi dan mengembangkan usaha di daerah;

c) Mendorong peran dunia usaha dalam perekonomian daerah, melalui berbagai kebijakan pemerintah daerah yang kondusif antara lain melalui deregulasi dan debirokrasi yang dituangkan dalam berbagai peraturan pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah;

d) meningkatkan keamanan dan kenyamanan berusaha melalui pemberdayaan masyaarakat dan peningkatan koordinasi dengan unsur-unsur penegak hukum di daerah dalam menyelesaikan berbagai konflik/sengketa di daerah;

Regulasi yang jelas dan prosedur yang lebih sederhana akan memudahkan investor dan pengusaha dalam melaksanakan regulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan salah persepsi dan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Sementara itu, penyelenggaraan PTSP yang baik akan memberikan kepastian berusaha, memudahkan investor dan pengusaha dalam memproses perijinan, serta meningkatkan efisiensi proses pengurusan perijinan karena perijinan dapat diproses dengan lebih cepat dengan biaya yang lebih transparan.

2) Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur diarahkan dalam upaya pengembangan dankonektivitas wilayah serta penyediaan infrastr uktur dasar perkotaan yangmemadai. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur penting dalam menciptakan iklim investasi dan iklim usaha. Arah dan ke bijakan dalam pembangunan infrastruktur dititikberatkan pada:

a) pembangunan dan peningkatan infrastruktur perdesaan;

b) pembangunan dan peningkatan infrastruktur transportasi yang menjadi penghubung antara pusat lingkungan dan sub pusat pelayanan kota dengan pusat pelayanan kota;

c) pemerataan pembangunan infrastruktur listrik dalam r ketersediaan energi; d) pembangunan infrastruktur air bersih;

e) fasilitasi pemerataan pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi; f) peningkatan kerjasama dengan pihak swasta (KPS) dalam pembangunan


(40)

infrastruktur untuk pelayanan publik;

g) peningkatan kualitas sanitasi kawasan perkotaan.

b. Peningkatan Daya Tahan Ekonomi

Upaya peningkatan daya tahan ekonomi diarahkan pada peningkatan ketahanan pangan terutama yang berbasis sum ber daya lokal. Peningkatan ketahanan pangan harus terus didorong untuk mampu menggerakkan perekonomian daerah. Ketahanan pangan memegang peranan penting dalam perekonomian daerah karena dapat menjaga stabilitas ekonomi. Arah kebijakan dari aspek ketersediaan pangan antra lain:

1) Meningkatkan ketersediaan input produksi (benih/bibit, pupuk, irigasi, pakan, obat-o batan, lahan, alat dan mesin) dengan kua litas yang baik dan jumlah yang memadai serta tersedia setiap saat dibutuhkan serta kebijakan subsidi input yang lebih efisien; (2)

2) Meningkatkan dan menguatkann dukungan penyuluhan;

3) Mengembangkan infrastruktur pertanian. Sedangkan arah kebijakan dari aspek akesibilitas pangan diupayakan melalui peningkatan efisiensi aksesibilitas pangan dilakukan melalui:

a) Meningkatkan jumlah cada ngan pangan pemerintah untuk stabilisasi harga; b) Mengembangkan kebijakan perdagangan yang mendukung ketahanan

pangan;

c) Meningkatkan sarana dan prasarana guna efisiensi dalam perdagangan dan mengurangi kerusakan bahan pangan;

d) Mengembangkan kebijakan dan regulasi guna memperlan car dan mengefisienkan distribusi bahan pangan;

e) usaha pengolahan dan pemasaran produk pangan.

3) Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan diupayakan melalui strategi dan kebijakanmakro dan strategi dan kebijakan klaster di harapkan dapat


(41)

meningkatkankapasitas dan produktivitas masyarakat miskin. Secara ekonomis, peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat ini dih arapkan dapat meningkatkan penguatan ekonomi mealui pemberdayaan ekono mi berbasis kerakyatan.Secara makro, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif bagi penciptaan lapangan kerja baru dan perluasan kesempatan kerja di masyarakat.

Stabilitas ekonomi khususnya peng endalian terhadap inflasi untuk bahan ma kanan pokok diharapkan dapat menjaga konsumsi masyarakat miskin.

Secara operasional sinergi 4 (empat klaster) penanggulangan kemiskinan masih tetap menjadi kebijakan dalam rangka pengurangan tingkat kemiskinan.Kegiatan-kegiatan pada Klaster 1 (Bantuan dan Perlindungan Sosial) dan Klaster 4 (Program Pro-Rakyat) diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaranmasyarakat miskin sehingga pada gilirannya kapasitas mereka akan terus meningkat secara sosial dan ekonomi. Sementara, kegiatan-kegiatan padaKlaster 2 (Pemberdayaan Masyarakat) dan Klaster 3 (Pemberdayaan Usaha Mikro) diharapkan dapat memberikan landasan bagi pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat miskin yang berorientasi kepada peningkatan pendapatan masyarakat miskin dalam jangka pendek dan peningkat an produktivitas dalam jangka panjang dalam upaya menggerakan perekonomian.

Untuk sektor riil beberapa kebijakan dalam rangka optimalisasi program-program penanggulangan kemiskinan antara lain 1) Mengintegrasikan perencanaan seluruh program penanggulangan kemiskinan ke dalammekanisme dan proses perencanaan reguler melalui Musrenbang; 2) Meningkatkan sinkronisasi perencanaan, pen ganggaran dan pelaksanaankegiatan penanggulangan kemiskinan di daerah; dan 3) Meningkatkan koordinasi kelembagaan lintas SKPD serta peningkatan intensitas peran dan fungsi TKPKDdalam mengkoordinasikan, mensikronisasikan dan mengintegrasikan seluruh lembaga, program dan kegiatan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di daerah.

Kebijakan umum yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mewujudkan program pembangunan yang mendukung Tujuan Pertama Millenium Development Goals (MDGs) “Menanggulangi Kemiskinan


(42)

danKelaparan” dapat dibagi sesuai dengan 4 klaster penanggulangan kemiskinan. Kebijakan umum klaster I (Bantuan dan Perlindun gan Sosial) yaitu 1) Perluasanakses pelayanan kesehatan gratis untuk masy arakat miskin, 2) Peningkatanupaya per lindungan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, 3) Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat, 4) Perluasan akses pendidikan gratis untukmasyarakat miskin. 5) Pemberian raskin untuk masyarakat miskin. Kebijakanumumklaster II (Pemberdayaan Masyarakat) yaitu 1) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui program PNPM, 2) Sinergitas dan peningkat an kualitas program pemberdayaan mayarakat. Kebijakan umum klaster III (Pemberdayaan UMKM) yaitu Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dan BUMN dalam fasilitasi kredit usaha terhadap pelaku usaha ekonomi kecil dan menengah. Kebijakan umum klaster IV (Program Pro-Rakyat) yaitu Pembangunan dan pemerataan infrastruktur yang menyentuh masyarakat.

4) Pengangguran

Secara makro kebijakan dalam upaya mengurangi pengangguran adalah optimalisasi program lintas bidang. Dengan meningkatkan pertumbuhan investasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menyerap tenaga kerja baik dari sektor formal, informal dan nonformal. Secara operasional kebijakan – kebijakan utama yang akan dilaksanakan yaitu (1) Membangun infrastruktur pengembangan kompetensi kerja, sebagai tahap awal dalam me mpersiapkan tenaga kerja yang berkompeten agar dapat bersaing dalam rangka pemenuhan SDM tenaga kerja y ang berkualitas; dalam pasar global. 2) Meningkatkan kerjasama baik dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelati han profesi, baik milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan yang menyelen ggarakan pelatihan berbasis kompetensi. Penyiapan sarana/prasarana, instruktur, pembiayaan dan pengelolaan lembaga pelatihan yang memenuhiaspek standar mutu kelembagaan menjadi prioritas; 3) Mempersiapkan regulasi yang mendukung upaya penempatan pencari kerja; 4) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program/kegiatan yang dapat men dorong pengembangan minat usaha da n kewirausahaan; 5) Meningkatkan akses kepada informasi peluang kerja melalui media elektronik maupun cetak.


(43)

5) Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menjadikan SDM sebagai isu sentral pembangunan daerah untuk mendukung upaya meningkatkan dan memperluas kesejahteraan rakyat, kebijakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam memastikan bahwa layanan pendidikan tersedia secara memadai dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah harus dapat mengakomodasi setiap anak usia sekolahyang memerlukan layanan pendidikan. Bahkan layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan adalah menyediakan infrastruktur pendidikan untuk mendukung peningkatan layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik.

Untuk peningkatan kualitas SDM yang sehat untuk difokuskan pada peningkatan akses dan layanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau dengan kebijakan antara lain dengan: 1) peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak; 2) peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan; 3) peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata; 4)peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan; 5) peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan dan makanan, 6 ) peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata; 7) peningkatan kualitas kelembagaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

c. Arah dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah

Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk lima tahun yang akan datang sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2013-2033 yaitu dengan mengikuti struktur ruang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan kebijakan pengembangan pola ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kebijakan pengembangan tata ruang ini dimaksudkan untuk mendukung tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Ogan


(44)

Komering Ilir dalam meningkatkan fungsi dan peranan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam konteks internal dan eksternal serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memperlebar hubungan serta memperbesar orientasi dan pelayanan.

d. Kebijakan dan strategi Pengembangan struktur Ruang

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir dilakukan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang yang meliputi :

1) Pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan untuk pemerataan pelayanan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir;

2) Pengembangan sistem jaringan prasarana dan saranauntuk membuka akses seluruh wilayah dan memperkecil ketimpangan pembangunan antar wilayah; 3) Pemantapan kawasan hutan lindung, suaka alam dan kawasan lindung lainnya; 4) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya;

5) pengembangan kawasan strategis kabupaten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kelestarian sumber daya alam hayati, dan budaya Kabupaten Ogan Komering Ilir;

6) mengembangkan sistem mitigasi bencana di kawasan budidaya maupun kawasan lindung; dan

7) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi penataan ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir dilakukan dalam rangka pelaksanakan kebijakan penataan ruang yang meliputi:

1) Strategi pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan untuk pemerataan pelayanan meliputi:

a) Pemantapan Kecamatan Kayuagung(Ibukota Kabupaten) sebagai PKW; b) Pemantapan Tugumulyo(Ibukota Kecamatan Lempuing) sebagai PKL;

dan

c) Promosi Ibukota Kecamatan Tulung Selapan dan Ibukota Kecamatan Jejawi sebagai PKLp.

2) Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana untuk membuka keterisolasian wilayah meliputi:


(45)

a) Pemantapan jaringan jalan lintas timur Sumatera sebagai jaringan jalan arteri primer, termasuk pembangunan jalan bebas hambatan ruas Kayuagung - Jakabaring (Palembang) via Kecamatan Sirah Pulau Padang dan Kecamatan Jejawi;

b) Pembangunan jalan lingkar timur Sumatera Selatan (Lampung – Sungai Menang – Cengal – Tulung Selapan – Riding - Air Sugihan – Banyuasin -Tanjung Api-Api).

c) Pembangunan, pengembangan dan peningkatan status jalan kabupaten yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan dan menghubungkan ibukota kabupaten dengan kawasan pantai timur dan wilayah kabupaten tetangga;

d) Pembangunan dan pengembangan jaringan transportasi sungaidan laut; dan e) Pembangunan dan pengembangan jaringan prasarana dan sarana energi,

telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana dan sarana lingkungan.

3) Strategi pemantapan kawasan hutan lindung, suaka alam dan kawasan lindung lainnya, serta pembangunan dan pengembangan kawasan hutan lainnya untuk hutan tanaman industri (HTI), hutan tanaman rakyat (HTR) meliputi:

a) Pemantapan kawasan hutan lindung pantai (hutan lindung Sungai Lumpu Mesuji) dan kawasan hutan suaka alam (HSA) Padang Sugihan;

b) Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung lainnya;

c) mencegah kerusakan fungsi ekosistem pada kawasan lindung; dan

d) meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemantapan, perlindungan, pengelolaan dan pengembagan kualitas kawasan lindung.

4) Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya meliputi: a) Pembangunan dan pengembangan kawasan hutan produksi (HP) menjadi

kawasan hutan tanaman industri;

b) Pembangunan dan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;


(46)

c) Pembangunan dan pengembangan kawasan perkebunan rakyat dan perkebunan swasta nasional;

d) Pembangunan dan pengembangan kawasan perikanan air tawar, air payau dan perikanan tangkap baik di perairan umum maupun perairan laut;

e) Pembangunan dan pengembangan kawasan peternakan; dan

f) Pembangunan dan pengembangan kawasan industri, pertambangan, pariwasata dan permukiman;dan

g) Pembangunan dan pengembangan kawasan pemerintahan, pendidikan, kesehatan,olah raga, ruang terbuka hijau dan kawasan perdagangan dan jasa.

5) Strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten untukmendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilirmeliputi:

a) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjang kawasan penyangga Kota Palembang;

b) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjang kawasan minapolitan;

c) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjang kawasan agropolitan; dan

d) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjang Kawasan KotaTerpadu Mandir (KTM);

e) Penetapan Kawasan Hutan Mangrove (Bakau) Pantai Timur sebagai Kawasan lindung pantai untuk kelestarian sumber daya alam hayati;

f) Penetapan Kawasan Lebak Deling sebagai Kawasan Plasma Nutfah Kerbau Rawa Pampangan; dan

g) Penetapan Kawasan Kota Lama Kayuagung sebagai Kawasan Cagar Budaya.

6) Strategi untuk mengembangkan kawasan strategis kabupaten untuk sistem mitigasi bencana di kawasan budidaya maupun kawasan lindung meliputi: a) Pembangunan dan pengembangan sistem informasi komunikasi dan

peringatan dini;

b) Pembangunan dan pengembangan tanggul penahan banjir dan atau rekayasa teknik di sepanjang daerah aliran sungai yang berpotensi banjir;


(47)

c) Pembangunan polder untuk menampung air banjir dan mengalirkan air banjir dengan cara gravitasi atau menggunkan pompa;

d) Mempertahankan sistem vegetasi pada lahan-lahan yang berpotensi bencana;

e) Pemanfaatan ruang terbuka hijau, sarana fasilitas sosial dan umum sebagai salah satu kawasan evakuasi; dan

f) Perkuatan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana.

7) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara meliputi:

a) mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;

b) mengembangkan kawasan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c) mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan

d) turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

E. ISU-ISU STRATEGIS

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yangsignifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, danmenentukan tujuan penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dirumuskan berdasarkan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan daerahkedepan, yang meliputi aspek pemerataan pembangunan, pengelolaan pemerintahan, penanganan kemiskinan dan pengangguran, pendidikan, kesehatan, pengelolaan sumberdaya alam, dan pemanfaatan tataruang yang berdimensi lingkungan hidup.

1. Pemerataan dan Keadilan Pembangunan Secara Proporsional


(48)

dasarpermukiman yang merupakan modal esensial masyarakat dalam memenuhikebutuhan sosial - ekonominya fokus prioritas pembangunan infrastruktur adalah peningkatan infrastruktur di perdesaan, dan peningkatan konektivitas antar wilayah.

a. Peningkatan Infrastruktur di Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang memiliki fungsi sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi utama di kawasan perdesaan adalah pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam.Di perdesaan terdapat berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat, ada masalah pendidikan, kesehatan, perekonomian, lingkungan hidup dan lain-lain. Masyarakat berharap dapat lepas dari masalah-masalah tersebut. Mereka berharap dapat memiliki kehidupan yang lebih baik pada hari esok. Berharap pula agar keadaan desanya lebih baik dari sekarang, karena ada masalah-masalah itu maka warga masyarakat ada kebutuhan untuk meningkatkan kehidupannya. Ada kebutuhan pokok seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan penghasilan, pakaian, rumah dan lingkungan yang memadai. Selain kebutuhan pokok ada juga kebutuhan pelengkap seperti kendaraan, televisi, radio, rekreasi dan lain-lain.

Pembangunan di perdesaaan masih sangat diperlukan, alasannya. Pertama, dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan pembangunan hanya berkecimpung di daerah perkotaan sementara secara umum Kabupaten Ogan KomeringnIlir masih didominasi oleh perdesaan. Kedua, kendati pada masa pemerintahan Orde Baru telah mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan program pembangunan perdesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan (memprihatinkan). Infrastruktur perdesaan yang perlu ditingkatkan antara lain: penyediaan transportasi jalan desa yang memadai yang menjadi poros utama kegiatan transportasi di desa, meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, penyediaan layanan air bersih, penyediaan energi listrik bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di desa.


(1)

c) Pembangunan polder untuk menampung air banjir dan mengalirkan air banjir dengan cara gravitasi atau menggunkan pompa;

d) Mempertahankan sistem vegetasi pada lahan-lahan yang berpotensi bencana;

e) Pemanfaatan ruang terbuka hijau, sarana fasilitas sosial dan umum sebagai salah satu kawasan evakuasi; dan

f) Perkuatan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana.

7) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara meliputi:

a) mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;

b) mengembangkan kawasan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c) mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan

d) turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

E. ISU-ISU STRATEGIS

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yangsignifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, danmenentukan tujuan penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dirumuskan berdasarkan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan daerahkedepan, yang meliputi aspek pemerataan pembangunan, pengelolaan pemerintahan, penanganan kemiskinan dan pengangguran, pendidikan, kesehatan, pengelolaan sumberdaya alam, dan pemanfaatan tataruang yang berdimensi lingkungan hidup.

1. Pemerataan dan Keadilan Pembangunan Secara Proporsional


(2)

dasarpermukiman yang merupakan modal esensial masyarakat dalam memenuhikebutuhan sosial - ekonominya fokus prioritas pembangunan infrastruktur adalah peningkatan infrastruktur di perdesaan, dan peningkatan konektivitas antar wilayah.

a. Peningkatan Infrastruktur di Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang memiliki fungsi sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi utama di kawasan perdesaan adalah pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam.Di perdesaan terdapat berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat, ada masalah pendidikan, kesehatan, perekonomian, lingkungan hidup dan lain-lain. Masyarakat berharap dapat lepas dari masalah-masalah tersebut. Mereka berharap dapat memiliki kehidupan yang lebih baik pada hari esok. Berharap pula agar keadaan desanya lebih baik dari sekarang, karena ada masalah-masalah itu maka warga masyarakat ada kebutuhan untuk meningkatkan kehidupannya. Ada kebutuhan pokok seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan penghasilan, pakaian, rumah dan lingkungan yang memadai. Selain kebutuhan pokok ada juga kebutuhan pelengkap seperti kendaraan, televisi, radio, rekreasi dan lain-lain.

Pembangunan di perdesaaan masih sangat diperlukan, alasannya. Pertama, dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan pembangunan hanya berkecimpung di daerah perkotaan sementara secara umum Kabupaten Ogan KomeringnIlir masih didominasi oleh perdesaan. Kedua, kendati pada masa pemerintahan Orde Baru telah mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan program pembangunan perdesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan (memprihatinkan). Infrastruktur perdesaan yang perlu ditingkatkan antara lain: penyediaan transportasi jalan desa yang memadai yang menjadi poros utama kegiatan transportasi di desa, meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, penyediaan layanan air bersih, penyediaan energi listrik bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di desa.


(3)

b. Peningkatan Konektivitas Wilayah

Fungsi sarana dan prasarana sebagai roda penggerak pertumbuhanekonomi ditunjukkan pada peran transportasi yang dapat memungkinkan orang,barang, dan jasaditujukan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, dan mengurangi biayatransaksi logistik, Hal ini akan dilakukan melalui pembangunan jalan dan jembatan dari daerah-daerah penghasil menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan. Selain itu, diperlukan pula pengembangan sarana dan prasarana komunikasi daninformatika yang ditujukan untuk menjamin kelancaran arus informasi baik untukmendukung kegiatan pemerintahan, perekonomian, maupun soaial.

2. Penyelenggaraan Tatakelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi

Untuk penyediaan layanan publik, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir wajib menyelenggarakan pelayanan publik berkualitas yang lebih cepat, lebih murah, lebih mudah yang ditandai dengan tidak adanya suap, kesesuaian proses pemberian pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan informasi, keadilan dan kecepatan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan serta kemudahan pengaduan masyarakat. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik tersebut dilakukan utamanya dengan mengubah pola pikir para birokrat dari bermental penguasa menjadi birokrat yangbermental pelayan masyarakat. Kebijakan lainnya adalah penataan kelembagaan pelayanan publik, penyederhanaan prosedur pelayanan, penerapan standarpelayanan minimal, peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasidalam manajemen pelayanan, serta penerapan sistem manajemen mutu dalampelayanan publik, termasuk manajemen penanganan pengaduan masyarakat.

3. Keterbatasan Sumber Pembiayaan Pembangunan

Sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berasal dari APBD sangat terbatas, sementara sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat terbatas dan kontribusinya terhadap APBD masih sangat kecil (5%) oleh karena itu perlu mengajak stakeholder pembangunan yang lain untuk berpartisipasi dalam membangunan Ogan Komering Ilir melalui program CSR (Corporate Social


(4)

Responsibility).

4. Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan di laksanakan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, untuk itu perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang, khususnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan.

5. Pengelolaan Potensi Ekonomi Lokal dan Investasi Daerah

Luas wilayah yang terbesar di Provinsi Sumatera Selatan, dengan berbagai potensi yang ada didalamnya belum dimanfaatkan secara optimal, untuk kepentingan pembangunan. Masih ada beberapa potensi lokal yang belum dimanfaatkan seperti masih adanya lahan tidur, industri kecil yang pengelolaan nya masih tradisional, lahan pangan yang bisa diusahakan hanya 1 kali per tahun, dan beberapa potensi pertambangan yang belum dimanfaatkan.

6. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Guna Memastikan Keberlangsungan Daya Dukung Lingkungan

Banyaknya alih fungsi lahan menjadi kawasan perkebunan dan hutan tanaman industri perlu diperhatikan, karena dapat menggangu ekosistem yang sudah ada, dan dapat mengganggu daya dukung lingkungan. Ini akan berakibat terjadinya pencemaran lingkungan seperti asap dikarenakan adanya pembukaan lahan dengan cara pembakaran, dan tercemarnya aliran sungai karena adanya penggunaan pestisida yang berlebihan.

F. MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun 2015.


(5)

2. Sebagai bahan acuan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan pada periode yang akan datang di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

3. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan periode yang akan datang.

G. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Bab I : Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi..

Bab II : Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja,

A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;


(6)

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV : diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1) Perjanjian Kinerja 2015