266399713 Jurnal Guru Volume I No 1 Mei Juni 2015
Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas dalam Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui In House Training (IHT) di Gugus 1 Kecamatan Keluang
Indrawati
Pengawas SD Kecamatan Keluang, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Penelitian dilaksanakan di sekolah Gugus 1 Kecamatan Keluang pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 30 orang guru kelas binaan. Metode penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan kemampuan guru kelas dalam membuat RPP pada siklus pertama dan siklus kedua melalui In-House Training (IHT). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan IHT dan lembar penilaian RPP. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan guru kelas dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di Gugus 1 Kecamatan Keluang dapat dilakukan melalui In-House Training (IHT). Dengan nilai rata-rata kemampuan guru kelas dalam membuat RPP sebelum dilaksanakan IHT 72,75. Setelah dilaksanakan In-House Training (IHT) pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,30. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 83,62
Kata Kunci: kemampuan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran, IHT
A. Pendahuluan
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
1. Latar Belakang
adalah salah satu komponen penting dari KTSP Salah
yang pengembangannya harus dilakukan oleh pendidikan adalah standar isi. Standar isi
satu dari
delapan
standar
guru secara profesional.
memuat standar kompetensi
Setiap pendidik pada satuan pendidikan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai
(SK)
dan
berkewajiban membuat rencana pelaksanaan siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam
pembelajaran (RPP) secara lengkap dan jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada
sistematis agar pembelajaran berlangsung gilirannya
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, lulusan (SKL). Agar siswa dapat mencapai SK,
memotivasi siswa untuk KD dan SKL secara maksimal maka perlu
menantang,
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang didukung dengan oleh berbagai standar lainnya
prakarsa, kreativitas dan dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satunya
cukup
bagi
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan tertuang dalam standar proses.
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan
Dalam penyusunan RPP ini, setiap guru harus Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan
Menteri
berpedoman pada program pengajaran setiap tentang Standar Proses menyatakan bahwa
bidang studi serta kalender akademik pada saat guru
tahun pelajaran berlangsung. Ketika guru perencanaan pembelajaran seperti rencana
diharapkan dapat
mengembangkan
membuat RPP dengan baik, maka guru tersebut pembelajaran (RPP) khususnya pada jenjang
dimudahkan dalam mengajar. pendidikan dasar dan menengah. Menurut
Akan tetapi lain halnya dengan sebagian Mulyasa (2006: 167), rencana pelaksanaan
besar guru yang mengajar di lima sekolah, yang pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
berada di Gugus 1 Kecamatan Keluang. Sekolah menggambarkan prosedur dan manajemen
Dasar yang berada pada gugus 1 Kecamatan pembelajaran untuk mencapai salah satu atau
Keluang seperti: SDN 1 Keluang, SDN 2 lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Keluang, SDN 3 Keluang, SDN 4 Keluang dan
ISSN : 2459-9743 | 1
Indrawati | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas
SDN Mekarsari masihbanyak gurunya lamban
a. Bagi guru, sebagai pedoman untuk dalam penyusunan RPP. Jadwal pengumpulan
pelaksanaan RPP sudah ditentukan, tetapi masih banyak
yang terlambat mengumpulkannya. Bahkan ada
b. Bagi kepala sekolah, sebagai sumbangan yang baru mengumpulkan sudah hampir
kinerja dalam selesai semester. Dengan demikian, guru perlu
untuk
meningkatkan
membina guru yang menjadi tugas kepala meningkatkan kemampuan dalam membuat
sekolah.
RPP.
c. Bagi pengawas, dapat meningktakan Mengacu pada Permenpan RB RI nomor
kemampuan dan keterampilan pengawas
21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional dalam melaksanakan tugas kepengawasan pengawas sekolah dan angka kreditnya,
di satuan pendidikan binaan.
Peraturan pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dapat dikemukakan tentang
B. Kajian Teori
tugas pokok dan tanggung jawab pengawas
1. Kemampuan Guru
Guru sebagai tenaga professional dibidang pengawasan akademik dan manajerial pada
sekolah yang meliputi:
melaksanakan
kependidikan, di samping memahami hal-hal satuan pendidikan yang meliputi penyusunan
yang bersifat filosofis dan konseptual, harus program pengawasan, pelaksanaan pembinaan,
juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar
yang bersifat teknis. Hal yang bersifat teknis Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan
mengelola dan dan pelatihan profesional Guru, evaluasi hasil
terutama
kegiatan
belajar mengajar. pelaksanaaan
melaksanakan
proses
Didalam kegiatan pegelolaan proses belajar pelaksanaan tugas kepengawasan daerah
mengajar guru paling tidak harus memiliki dua khusus.
modal dasar, yakni kemampuan mendisain Dengan demikian berdasarkan tugas
ketrampilan pokok tersebut, salah satu kegiatan yang dapat
itu kepada dilakukan pengawas
peserta didik.
arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru Proses penampilan dapat dikatakan tatap tentang proses pembelajaran/ bimbingan yang
muka di kelas, merupakan bagian terpenting bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan
dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar/ bimbingan siswa. Salah satu cara
dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal yang dapat dilakukan pengawas dalam hal ini
balik antara siswa dengan guru, antara siswa adalah melalui In-House Training (IHT).
dengan siswa atau antara siswa dengan materi. Untuk mengatasi masalah guru dalam
Dengan demikian perlu dikaji secara mendalam pembuatan RPP dan sesuai dengan tugas pokok
bahwa penyusunan RPP perlu dipersiapkan pengawas dapat dilakukan melalui In-House
dengan sebaik-baiknya. Proses Training (IHT). Berdasarkan latar belakang di
oleh guru
membutuhkan kesiapan atas
penampilan
ini,
mental, kestabilan emosi dan menuntut Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas Dalam
peneliti mengambil
judul
“Upaya
penguasaan materi serta kemampuan atau Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
teknik penyampaian materi, sehingga akan Melalui In-House Training (IHT) Di Gugus 1
terciptanya suasana belajar yang kondusif, Kecamatan Keluang.”
edukatif,
dan
komunikatif. Secara tidak
2. Rumusan Masalah
langsung siswa akan memperoleh waktu aktif Berdasarkan latar belakang di atas, maka
belajar sesuai dengan perencanaan. dapat
dirumuskan permasalahan sebagai Pada saat proses penampilan di kelas, berikut: apakah In- House Training (IHT) dapat
kegiatan pembelajaran harus sesuai Rencana meningkatkan kemampuan guru kelas dalam
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Namun pada kenyataannya terkadang terjadi (RPP) di Gugus 1 Kecamatan Keluang?
penyimpangan dari rencana yang telah disusun.
3. Tujuan Penelitian
Meskipun RPP telah ada namun terkadang Tujuan penelitian ini adalah untuk
kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP meningkatkan kemampuan guru kelas dalam
yang telah disusun oleh seorang guru setaip membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
menyampaikan materi pelajaran.
di Gugus 1 Kecamatan Keluang melalui In-
professional yang House Training (IHT).
Pendidik/
Guru
memiliki sikap profesionalitas dituntut untuk
4. Manfaat Penelitian
persyaratan kompetensi yang Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
memenuhi
dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut, berupa sebagai berikut:
kompetensi pengetahuan dan ketrampilan (Webster 1989). Kompetensi untuk tenaga
2 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 1 - 4
dan berekspresi dalam berbagai bentuk perbuatan
professional pendidikan
mengacu
pada
dalam melakukan
d. Memberikan umpan balik dan tindak Perilaku pengajar atau pembelajar yang
lanjut
ditampilkan guru di depan kelas akan menjadi
e. Keterkaitan dan keterpaduan acuan mutu pembelajaran, mengapa demikian,
f. Menerapkan teknologi informasi dan karena guru adalah orang yang memfasilitasi
komunikasi.
pelaksanaan pembelajaran siswa,
terjadinya proses pembelajaran pada diri
Rencana
secara umum berisi apa yang akan dikerjakan ditampilkan guru biasanya mendorong siswa
disamping itu
kreativitas
yang
siswa selama proses untuk kreatif belajar (Permendiknas RI Nomor
pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan
41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) . Guru maupun beberapa kali pertemuan. Adapun yang kompeten, harus juga mengelola program
langkah-langkah minimal dari penyusuan RPP belajar mengajar, dalam hal ini ada beberapa
dimulai dari mencamtumkan identitas RPP, langkah yang harus ditempuh oleh guru
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, menurut Sardiman ( 2000:163) antara lain:
metode
pembelajaran, langkah-langkah
a. Merumuskan tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses
penilaian.
instruksional yang tepat
3. In-House Training (IHT)
c. Melaksanakan program belajar mengajar Pelatihan dibagi dalam dua pengertian;
d. Mengenal kemampuan peserta didik IHT (In-House Training) dan PT (Public
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Training). In-House Training adalah pelatihan Untuk melihat mutu pembelajaran guru
yang terjadi atas permintaan suatu komunitas dapat dilihat dari kemampuan guru dalam
tertentu apakah itu lembaga profit ataupun merencanakan
nonprofit. Secara umum, tujuan In-House melakukan
pembelajaran,
kemampuan
Training yaitu untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengumpulkan hasil belajar
kegiatan
pembelajaran,
sumberdaya manusia yang didayagunakan untuk melakukan tindak lanjut (remidi dan
instansi terkait, sehingga pada akhirnya dapat pengayaan). Menurut Mulyasa (2006: 167),
lebih mendukung dalam upaya pencapaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sasaran yang telah ditetapkan. Selain hal adalah rencana yang menggambarkan prosedur
tersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini dan manajemen pembelajaran untuk mencapai
antara lain: menciptakan interaksi antara salah satu atau lebih kompetensi dasar yang
peserta dilingkungan instansi yang terkait serta ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan
mempererat rasa kekeluargaan/ kebersamaan, dalam silabus. RPP adalah salah satu komponen
meningkatkan motivasi baik bagi peserta penting dari KTSP yang pengembangannya
maupun bagi narasumber untuk membiasakan harus dilakukan oleh guru secara profesional.
pembelajaran yang RPP
˜budaya
untuk mengeksplorasi karakteristik dan kondisi sekolah, serta
permasalahan-permasalahan yang dihadapi di kemampuan guru dalam menjabarkan menjadi
lapangan yang berkaitan dengan peningkatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap
efektifitas kerja, sehingga dapat diformulasikan dijadikan pedoman pembentukan kompetensi
solusi pemecahannya secara bersama-sama. siswa. Agar guru dapat membuat RPP yang
Merujuk pada pendapat tersebut, pada efektif dan berhasil guna dituntut untuk
dasarnya In-House Training adalah Program memahami berbagai aspek yang berkaitan
pelatihan yang diselenggarakan di tempat dengan hakikat, fungsi, prinsip dan prosedur
peserta pelatihan. Dengan program ini peserta pengembangan serta cara mengukur efektivitas
mudah menyerap dan pelaksanaannya dalam pembelajaran.
akan
lebih
materi pelatihan untuk Menurut Anwar (2010: 181), beberapa
mengaplikasikan
menyelesaikan dan mengatasi permasahan prinsip
yang harus diperhatikan dalam kerja yang sering dialami dan mampu secara pengembangan RPP antara lain sebagai berikut:
langsung meningkatkan kualitas dan kinerja
dari sumber daya manusia dilingkungan peserta didik
a. Memperhatikan
perbedaan
individu
instansi peserta pelatihan.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
4. Hipotesis Tindakan
c. Mengembangkan budaya membaca dan Melalui In-House Training (IHT) dapat menulis proses pembelajaran dirancang
meningkatkan kemampuan guru kelas dalam untuk
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
mengembangkan
kegemaran
di Gugus 1 Kecamatan Keluang.
ISSN : 2459-9743 | 3
Indrawati | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, Dari hasil pengamatan selama proses
disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan terlihat bahwa adanya
siklus
II dapat
meningkatkan kemampuan guru kelas dalam perkembangan ke arah yang lebih baik pada
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran peningkatan kemampuan guru dalam membuat
(RPP) dapat melalui In-House Training (IHT). rencana pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil
observasi pelaksanaan tindakan In-House
D. Kesimpulan dan Saran
Training (IHT) siklus I dan siklus II terlihat
1. Kesimpulan
jelas adanya perkembangan yang positif. Pada Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa adanya peningkatan kemampuan guru
siklus I, hasil observasi pelaksanaan In-House kelas dalam membuat RPP. Sebelum dilaksankan Training (IHT) yang dilakukan oleh peneliti
In-House Training (IHT) diperoleh nilai rata-rata memperoleh nilai 77,78 sedangkan pada siklus kemampuan guru kelas dalam membuat RPP
II mencapai 92,22. adalah 72,75. Setelah dilaksanakan In-House Dari data awal yang diperoleh nilai rata-
Training (IHT) pada siklus I diperoleh nilai rata- rata kemampuan guru kelas dalam membuat
rata 76,30. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan RPP adalah 72,75. Setelah dilaksanakan siklus I
perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata 76,30 meningkat 3,55
83,62 dan indikator keberhasilan tercapai. dari data awal sebelum menggunakan In-House
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Training (IHT). Hal ini menunjukkan adanya
meningkatkan kemampuan guru kelas dalam peningkatan antara kondisi awal dengan siklus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di
I, namun indikator keberhasilan belum tercapai Gugus 1 Kecamatan Keluang dapat dilakukan dikarenakan hanya 63 % guru kelas yang
melalui In-House Training (IHT).
mencapai nilai dengan kriteria baik.
2. Saran
Dari hasil siklus I kemudian dilakukan Berdasarkan kesimpulan di atas, ada perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-
beberapa saran yang bisa dipertimbangkan yaitu rata 83,62 dan indikator keberhasilan tercapai.
sebagai berikut:
Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang
a. Guru hendaknya terus menerus dapat mencapai kategori baik sebanyak 24 orang dari
meningkatkan
kompetensi dan keterampilannya dalam membuat rencana
30 orang guru kelas. Ini artinya telah mencapai pelaksanaan pembelajaran sehingga mampu
80 % dari seluruh guru kelas.Peningkatan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. kemampuan guru kelas dalam membuat
hendaknya selalu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b. Kepala
sekolah
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melalui In-House Training (IHT) dapat dilihat
memberikan pembinaan dan pelayanan pada tabel berikut.
keprofesionalannya dalam
Tabel 1. Perbandingan Kemampuan
proses pembelajaran. Salah satu upaya yang
Guru Pada Siklus I dan Siklus II
dapat dilakukan melalui In-House Training (IHT)
c. Pengawas hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan, salah satunya adalah pembinaan dan dapat melalui In-House Training (IHT)
Dari tabel diatas, terlihat bahwa adanya
Daftar Pustaka
peningkatan jumlah guru kelas dengan nilai 76-
Perencanaan Sistem
89. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan grafik berikut.
Pendidikan KTSP. Bandung: Elfabeta. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Republik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdikbud. Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
4 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 5 - 9
Peningkatan Mutu Program Kerja Kepala Sekolah Melalui Supervisi Manajerial di SD Negeri Bilik Pajang Kecamatan Sekayu
Abdul Halim
Pengawas TK/ SD Kec. Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri Bilik Panjang Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap mutu program kerja kepala sekolah. Prosedur penelitian menggunakan supervisi dan analisis terhadap administrasi kepala sekolah, bimbingan teknis penggunaan analisis SWOT, dan penyusunan Program Kerja Tahunan Kepala Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kondisi sekolah dapat terlaksana dengan baik sehingga menghasilkan Program Kerja Tahunan Kepala Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015 yang lebih berkualitas.
Kata kunci: peningkatan mutu, administrasi, supervisi, dan program kerja
A. Pendahuluan
tingkat operasional. Hal ini sejalan dengan
1. Latar Belakang
Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Salah satu permasalahan pendidikan
standar kompetensi kepala sekolah (Pasal 1) yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
kepala sekolah wajib memenuhi standar rendahnya mutu pendidikan pada setiap
kepala sekolah/ madrasah yang berlaku jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
nasional.
pendidikan dasar dan menengah. Dalam penelitian ini difokuskan pada Berbagai usaha telah dilakukan untuk
kompetensi supervisi yaitu: (1). meningkatkan mutu pendidikan nasional,
Merencanakan program supervisi manajerial antara lain melalui berbagai pelatihan dan
dalam rangka peningkatan profesionalisme peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru,
kepala sekolah, (2) Melaksanakan supervisi pengadaan buku dan alat pelajaran,
manajerial terhadap kepala sekolah dengan perbaikan sarana dan prasarana
menggunakan pendekatan dan teknik pendidikan lainnya, dan peningkatan mutu
supervisi yang tepat, (3). manajemen sekolah. Namun demikian
hasil supervisi berbagai indicator mutu pendidikan belum
Menindaklanjuti
manajerial terhadap kepala sekolah dalam menunjukkan peningkatan yang merata.
rangka peningkatan profesionalisme. Sebagai Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
pemimpin dan pengelola lembaga satuan menunjukkan peningkatan mutu pendidikan
pendidikan, kinerja kepala sekolah akan yang cukup menggembirakan, namun sebagian
memberikan dampak yang positif atau lainnya masih memprihatinkan.
negatif terhadap aspek-aspek sistemik yang Permasalahan sekitar rendahnya mutu
terkait dengan mutu pendidikan di sekolah penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar
yang dipimpinnya. Asumsinya ialah bahwa yang menjadi binaan Pengawas selama ini
kepala sekolah akan pada dasarnya bermuara pada lemahnya
mutu kinerja
berpengaruh terhadap mutu kinerja guru pengelolaan,
dan warga sekolah lainnya. pengembangan institusi.
pengorganisasian
dan
Salah satu aspek penting dari mutu kinerja Upaya peningkatan mutu pendidikan
adalah pengelolaan persekolahan harus lebih dititik beratkan pada
kepala
sekolah
manajemen sekolah. Sebagai seorang peningkatan mutu sumber daya manusia.
manajerial, kepala sekolah dihadapkan pada Dalam konteks ini, program peningkatan
yang menuntut mutu kinerja kepala sekolah sangat
banyak
tugas
tanggungjawab yang sungguh-sungguh relevan dan sangat startegis, mengingat fungsi
dalam pelaksanaannya.
dan perannya sebagai pemimpin dan pengelola lembaga satuan pendidikan di
ISSN : 2459-9743 | 5
Abdul Halim | Peningkatan Mutu Program Kerja Kepala Sekolah
Dari hasil penilaian kinerja kepala Kecamatan Sekayu dan masalah yang diteliti Sekolah Dasar (SD), Kecamatan Sekayu
adalah Mutu Program Kerja Kepala Sekolah khususnya 10 (sepuluh) sekolah binaan
pada bidang manajerial, khususnya pada pengawas yang dilaksanakan dengan masa
penyusunan Program Kerja Tahunan Kepala penilaian tanggal 1 Juli 2014 - 30 Desember
Sekolah, dengan alasan bahwa:
2014 di dapat hasil sebagai berikut:
1. Sesuai dengan rekomendasi hasil penilai kinerja kepala SD Negeri Bilik Panjang
Tabel 1. Data Penilaian Kinerja Sekolah
Kecamatan Sekayu yaitu:
a. Sekolah harus mengupayakan agar Visi dan Misi sekolah dapat dipahami oleh seluruh warga sekolah,
b. Penyusunan program kerja janka menengah
program kerja tahunan agar melibatkan semua warga sekolah melalui proses diskusi yang objektif dan rasional.
dan
2. Penelitian ini adalah penelitian yang hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh sekolah.
3. Alternatif/ strategi: Monitoring dan Dari data tersebut di atas terlihat bahwa:
evaluasi pelaksanaan supervisi manajerial
1. Untuk administrasi nilai tertinggi 3,5 dan
kepala sekolah.
nilai terendah 2,8 menandakan terdapat
sekolah yang nilai administrasinya baik
2. Rumusan Masalah
dan masih ada beberapa sekolah yang nilai
a. Apakah Supervisi Manajerial Kepala administrasinya kurang baik.
Sekolah dapat Meningkatkan Mutu
2. Program Kerja Kepala Sekolah SD Untuk manajemen nilai tertinggi 3,8 dan nilai terendah 3,0 menandakan terdapat
Negeri Bilik Panjang Kecamatan sekolah yang nilai manajemennya sangat
Sekayu?
meningkatkan nilai manajemennya kurang baik.
baik dan masih ada beberapa sekolah yang
b. Bagaimana
cara
keterampilan kepala sekolah dalam
3. membuat program kerja dan melakukan Untuk kepemimpinan nilai tertinggi 4,0 dan nilai terendah 3,0 menandakan
supervisi manajerial?
terdapat sekolah
yang
nilai
kepemimpinannya sangat baik dan masih
3. Cara Pemecahan Masalah
ada beberapa
Melakukan supervisi manajerial secara kepemimpinannya baik.
kontinu dan hasilnya diterapkan saat
4. memlakukan bimbingan teknik kepada kepala Nilai rata-rata SDN Bilik Panjang untuk ketiga komponen penilaian adalah sebesar
sekolah tentang cara menyusun/ membuat 2,93 dengan rincian sebagai berikut:
program kerja dan supervisi dengan administrasi (2,80), manajemen (3,0),
menyajikan contoh format supervisi: dan kepemimpinan (3,00).
a. Program Kerja Kepala Sekolah
b. Program Kerja Jangka Panjang
c. Program Kerja Jangka Pendek/Menengah
d. Program Kerja Tahunan Kepala Sekolah
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
dicapai dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah:
a. Tujuan
mendeskripsikan dampak pelaksanaan supervise manajerial
Grafik Data Penilaian Kinerja Kepala
kepala sekolah terhadap mutu
Sekolah SDN Bilik Panjang
program kerja kepala sekolah.
sekolah mampu Jika kita lihat nilai di atas, maka yang
2) Agar
kepala
meningkatkan mutu program kerja harus segera diadakan Penelitian Tindakan
kepala sekolah, sehingga kepala Sekolah (PTS) adalah SDN Bilik Panjang
6 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 5 - 9
pelayanan pendidikan
Memperbaiki pengelolaan efektif, efisien dan berkelanjutan.
dengan
c)
kepengawasan yang menjadi
3) Memberi
tanggung jawabnya. pemahaaman tentang makna dan
pengertian
dan
Pengawas dapat berkembang pentingnya supervise manajerial
d)
secara profesional. bagi kepala sekolah.
e)
Mendorong pengawas lebih
4) Memberi keterampilan
percaya diri. kepala sekolah dalam meningkatkan
kepada
Menunjukkan peran nyata profesi pelayanan pendidikan.
f)
dalam
pengembangan ilmu
5) Mengubah sikap tradisional yang pengetahuan. merasa puas dengan apa yang ada menjadi sikap terbuka terhadap
B. Tinjauan Pustaka
pembaharuan. Secara etimologi (asal usul kata)
b. Manfaat Hasil Penelitian adminstrasi berasal dari bahasa Latin, ad + 1)
Bagi Sekolah: minstare. Ad berarti intensif, sedangkan
a) Untuk meningkatkan mutu ministare berarti melayani, membantu, dan pelayanan pendidikan di
memenuhi. Administrare adalah kata kerja, sekolah.
sedangkan kata bendanya adalah adminstratio
b) Meningkatkan kinerja sekolah. dan kata sifatnya adalah adminstration, dalam
2) Bagi Kepala Sekolah: bahasa Belanda menjadi administratie, dan
a) Kepala sekolah termotivasi dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi. untuk
Jadi administrasi berarti melayani secara pengelolaan
melaksanakan
administrasi
intensif (Usman, 2006).
kepala sekolah yang terprogram Menurut Simon (1987) adminstrasi dan berkesinambungan
sebagai tugas (kewajiban) dalam konteks
b) Kepala
pendidikan disebut administrasi sekolah. merancang program supervisi
Sekolah
dapat
Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka dapat manajerial dan supervisi
dikemukakan bahwa prioritas tindakan akademik.
penelitian adalah: Dengan metode ceramah
c) Kepala sekolah dapat dan bimbingan teknik dari pengawas sekolah menyusun program kerja
maka kemampuan kepala sekolah dalam sesuai dengan aturan yang
menyusun program kerja dan melakukan berlaku .
sepervisi majanjerial menunjukkan persentase
d) Kepala
kompetensi sehingga melaksanakan,
penyelenggaraan pendidikan yang menjadi mengevaluasi
dan
tanggung jawabnya dapat berjalan dengan baik, pelaksanaan program kerja
pelaksanaan
terprogram, terencana dan berkesinambungan. tersebut.
e) Kepala
sekolah
dapat
C. Hasil Penelitian
mempedomani program kerja
1. Deskripsi dan Hasil Pembahasan
yang dibuatnya untuk
Siklus I
melaksanakan
a. Hasil analisa dari laporan Penilaian pendidikan
pelayanan
kinerja kepala SD tahun 2014 khususnya tanggung jawabnya.
yang
menjadi
untuk Kecamatan Sekayu, kinerja SDN f)
Kepala
Bilik Panjang menempati urutan ke 10 berkembang secara profesional.
Sekolah
dapat
dari 10 SDN yang dinilai kinerjanya
g) Mendorong Kepala Sekolah lebih dengan nilai administrasi: 2,8, nilai percaya diri.
manajemen: 3,0 dan nilai kepemimpinan
3) Bagi Pengawas: kepala sekolah: 3,0. Nilai rata-rata: 2,93. a)
Pengawas termotivasi untuk
b. Hasil supervisi Administrasi Kepala SDN melaksanakan
Bilik Panjang tahun 2014 adalah sebagai manajerial. Kepala sekolah
supervisi
berikut:
yang terprogram dan
1) Laporan awal / akhir tahun pelajaran berkesinambungan.
dibuat tidak sesuai dengan data yang b)
Pengawas dan Kepala Sekolah sebenarnya , data/jumlah siswa yang dapat merancang program
dibuat dalam laporan awal tahun supervisi
tersebut tidak sesuai dengan jumlah supervisi manajerial bersama-
manajerial
dan
siswa yang ada. sama.
ISSN : 2459-9743 | 7
Abdul Halim | Peningkatan Mutu Program Kerja Kepala Sekolah
2) Program Kerja Kepala Sekolah dibuat
3) Masih ada aspek-aspek kegiatan tidak melalui tahapan analisis kondisi
sekolah yang belum dimasukkan ke sekolah.
dalam program kerja.
3) Program Kerja hanya merupakan
4) Skala prioritas dalam program kerja syarat administrasi saja, sehingga
belum kelihatan dengan jelas. tidak dipedomani dalam pengelolaan
3. Deskripsi dan Hasil Pembahasan
sekolah.
Siklus II
4) Supervisi yang dilaksanakan kepala Dari kegiatan siklus II diperoleh hal-hal sekolah belum berjalan baik dan
sebagai berikut:
program tindak lanjut tidak ada.
a) Kepala Sekolah telah membuat perbaikan
5) Catatan kepala sekolah mengenai: analisis kondisi dengan menggunakan pembinaan, kasus guru dan pegawai,
teknik analisis SWOT danhasilnya sudah dan reward and punishment tidak
cukupmemuaskan.
ada.
b) Kepala Sekolah telah membuat perbaikan
6) Kelengkapan lain seperti: buku tamu Program Kerja Tahunan, dan hasilnya umum, buku tamu khusus, buku tamu
sudah cukup baik.
supervisi, buku
pengaduan dan
agenda kegiatan kepsek terisi tetapi
Tabel 2. Penilaian Adminstrasi Sekolah
kurang terawat dengan baik.
Nilai
No
Unsur Yang
jangka panjang
jangka menengah
jangka pendek
2. Refleksi Kegiatan Siklus I
tahunan
15,80 diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Dari kegiatan siklus I yang dilaksnakan
a. Kepala sekolah telah membuat analisis
kondisi dengan menggunakan teknik
Grafik Siklus 1 dan Siklus 2
analisis SWOT, tetapi setelah dicermati
oleh peneliti
analisis
tersebut masih
harus
diperbaiki karena:
1) Masih banyak
sub
aspek kegiatan sekolah yang belum dianalisis.
2) Hasil analisis SWOT disusun
alternatif pemecahan masalah belum dibuat.
b. Kepala Sekolah
telah
membuat Program Kerja Tahunan, tetapi setelah dicermati oleh
peneliti Program Kerja tersebut masih
C. Kesimpulan dan Saran
harus diperbaiki karena ;
1. Kesimpulan
1) Terjadi salah penafsiran antar tujuan Setelah diadakan supervisi manajerial dan
hasil supervisi diharapkan.
ditindaklanjuti dengan bimbingan teknis secara
2) Progam Kerja yang dibuat belum langsung terhadap kepala sekolah, maka dapat mengacu
a. Mutu hasil penyusunan analisis kondisi
8 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 5 - 9
sekolah dengan menggunakan teknis
Daftar Pustaka
analisis SWOT meningkat.
b. Program Kerja Tahunan Kepala sekolah LPMP Sumsel. 2010. Kumpulan Materi untuk
Pelatihan Penguatan Kemampuan tersusun dengan baik.
tahun pelajaran
Kepala Sekolah dan Pengawas Sumatera Selatan. Indralaya: LPMP
2. Saran
Sumsel.
a. Dalam setiap penyusun program kerja Lutan, R. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani. tahunan
Jakarta: Depdiknas. dengan melakukan analisis kondisi dengan
2007. Permendiknas menggunakan teknik analisis SWOT.
Republik
Indonesia.
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
b. Dalam penyusunan program kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Biro Hukum Tahunan
dan Organisasi Kemdiknas. mengacu kepada hasil analisis kondisi.
Sahertian, P.A . 2000. Konsep Dasar & Teknik Sehingga skla prioritas dapat terlihat
Pendidikan. Jakarta: dengan jelas dan program kerja tersebut
Supervisi
Bhinneka Cipta.
bisa menjadi acuan dalam melaksnaakan Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang kegiatan-kegiatan di sekolah.
mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
c. Perlu diadakan pelatihan kepala sekolah
Cipta.
tentang penyusunan program kerja Wiriadihardja, M. 1987. Pedoman Administrasi tahunan sekolah dengan mengginakan
Umum. Jakarta: Balai Pustaka. teknik analisis SWOT .
ISSN : 2459-9743 | 9
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menyusun RKH Melalui Bimbingan KKG TK Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin
Nurlela
Pengawas TK/ SD Kec. Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015
Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun RKH pada guru-guru TK di Kecamatan Sekayu. Penelitian dilaksanakan di 10 sekolah TK binaan peneliti di Kecamatan Sekayu pada tahun pelajaran 2014/ 2015 dengan jumlah subyek sebanyak 34 orang guru. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan keterampilan guru dalam membuat RKH pada siklus pertama dan siklus kedua melalui bimbingan KKG TK. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian RKH. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan KKG TK dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun RKH. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh peneliti yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam menyusun RKH, dimana pada siklus I, rata –rata yang diperoleh 77,48 kemudian meningkat menjadi 85,29 pada siklus
II. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,29 dan indikator keberhasilan tercapai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang mencapai kategori baik sebanyak 26 orang dari 34 orang guru kelas atau sebanyak 76 persen.
Kata Kunci: keterampilan guru , menyusun RKH, bimbingan KKG TK
A. Pendahuluan
Perencanaan pembelajaran yang harus dimiliki
1. Latar Belakang
oleh guru TK Rencana Kegiatan Mingguan Undang-undang Nomor 2 tahun 2003
(RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
menyusun Angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
Rencana Kegiatan Harian (RKH) sangat penting usia dini
untuk meningkatkan kegiatan proses belajar pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
(PAUD) adalah
suatu upaya
mengajar di sekolah sehingga mendapatkan lahir sampai dengan usia enam tahun yang
hasil pembelajaran yang bermutu. Guru ditujukan memlalui pepmberian rangsangan
merupakan faktor yang dominan dalam proses pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
pembelajaran sehingga merupakan faktor yang perkembangan jasmani dan rohani agar anak
dominan dalam proses pembelajaran sehingga memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap lebih lanjut.
Bloom (1982) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
menyatakan bahwa guru bertanggung jawab
pembelajaran yang Pendidikan menyebutkan standar PAUD terdiri
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
terhadap
kualitas
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. . atas empat kelompok yaitu: 1) Standar tingkat
Walaupun demikian, dalam pelaksanaan pencapaian
berbagai pendidik dan tenaga kependidikan, 3) Standar
adalah Isi proses, dan penilaian, 4) Standar sarana dan
permasalahan,
diantaranya
permasalahan ketenangan khuusnya guru prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
jumlah guru, Dalam Permendiknas RI No. 58 Tahun 2009
seperti
kurangnya
ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
pemberdayaan, dan disebut standar isi, proses, dan penilaian
kompetensi
guru,
kinerjanya. Selain itu juga masih kurangnya meliputi
sarana dan prasarana yang memadai untuk penilaian program yang dilaksanakan secara
tercapainya peningkatan mutu pendidikan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan anak.
secara merata dan terpadu. Faktor-faktor di
10 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 10 - 14
atas sangat mempengruhi proses belajar lengkap. Walaupun demikian, guru tersebut mengajar disekolah, dan dalam mengatasi
setuju bahwa guru harus menggunakan RKH permasalahan tersebut dituntut perhatian dan
dalam melaksanakan proses pembelajaran berbagai pihak sebagai pihak yang berhadapan
yang dapat dijadikan acuan/ pedoman dalam langsung pada permasalahan tersebut diatas
mengajar. Selain itu, maka kepala sekolah, pengawas dan guru
proses
belajar
belum tahu dengan dituntut lebih meningkatkan kinerjanya sesuai
kebanyakan
guru
komponen-komponen RKH secara lengkap. dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-
Berdasarkan SK Menpan nomor 118 tahun masing agar tercapainya suasana yang nyaman
1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah
keputusan Bersama dan nantinya bermuara pada peningkatan mutu
angka
kreditnya,
Mendikbud nomor 03420/ 0/ 1996 dan Kepala pendidikan secara umum.
Badan Administrasi Kepegawaian Negara Oleh karena itu pengawas dan kepala
Nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk sekolah dituntut untuk menemukan strategi
pelasanaan jabatan fungsional pengawas serta yang tepat untuk meningkatkan seluruh kinerja
Keputusan Mendikbud Nomor 020/ U/ 1998 warga sekolah. Ada 4 (empat) prinsip yang
tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan menjadi pedoman penerapan manajemen
fungsional pengawas sekolah dan angka personalia di sekolah (Depdikbud), 1999 oleh
kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas kepala sekolah yaitu:
pokok dan tenggung jawab pengawas sekolah
a. Dalam mengembangkan sekolah sumber
yang meliputi:
daya adalah komponen yang paling
pengawasan berharga.
a. Melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah
b. Sumber daya manusia akan berperan sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, secara optimal jika disekolah dengan baik,
SLN, SLTP, dan SLTA. sehingga mendukung tercapainya tujuan
b. Meningkatkan Kualitas proses belajar- institusional.
mengajar/
bimbingan dan hasil
c. Kultur dan suasana organisasi sekolah, presentasi belajar/ bimbingan siswa Serta prilaku manajerial kepala sekolah
mencapai tujuan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pengembangan sekolah. Dengan demikian berdasarkan kedua
d. Manajemen personalia disekolah pada tugas pokok tersebut, salah satu kegiatan yang prinsipnya mengupayakan agar setiap
pengawasan adalah warga sekolah dapat bekerja sama dan
dapat
dilakukan
memberikan arahan, bantuan dan bimbingan saling mendukung untuk mencapai tujuan
kepada guru tentang proses pembelajaran/ sekolah.
bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan Kemudian
mutu proses dan hasil belajar/ bimbingan menyatakan bahwa tanggung jawab Kepala
Wahjosumidjo
siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan Sekolah dalam rangka pembinaan guru harus
pengawasan dalam hal ini adalah melalui diarahkan untuk :
bimbingan KKGTK. Oleh arena itu dengan
a. Mencapai tujuan sekolah. adanya strategi ini diharapkan kinerja guru
b. Membantu para guru untuk memperoleh semakain meningkat baik dalam menyelesaikan kedudukan dan standar penampilan kerja
tugas-tugas maupun dalam pelaksanaan proses kelompok.
belajar
mengajar
sehigga tujuan yang
diharapkan cepat tercapai. Berdasarkan latar guru.
c. Memaksimalkan
pengembangan
karir
belakang di atas peneliti mengambil judul
d. Mempersatukan
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru TK individu guru dengan tujuan sekolah.
antara
tujuan-tujuan
Dalam Menyusun RKH Melalui Bimbingan Hasil observasi awal penulis bahwa
KKGTK Kecamatan Sekayu Kabupaten MUBA ”. kinerja guru-guru di TK negeri kecamatan
2. Rumusan Masalah
sekayu, pada saat ini masih belum optimal. Hal Berdasarkan latar belakang di atas ini dapat dilihat dari masih banyak tugas-tugas
rumusan masalah adalah “Apakah melalui yang
bimbingan KKGTK dapat meningkatkan pelaksanaan
belum terselesaikan
dan
dalam
menyusun RKH Guru TK memanfaatkan
Kecamatan Sekayu?”
langsung ataupun sarana gambar. Dari hasil
3. Tujuan Penelitian
wawancara peneliti memperoleh informasi Dengan diadakannya bimbingan KKGTK bahwa sebagian besar guru tidak paham
dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun RKH bahkan ada guru yang tidak
menyusun RKH pada guru-guru TK Kecamatan tahu bagaimana menyusun
RKH secara
Sekayu.
ISSN : 2459-9743 | 11
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
4. Manfaat Penelitian
2. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Harian (RKH) sebagai berikut :
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
Rencana
Kegiatan
merupakan penjabaran dari Rencana Kegiatan
Minguan (RKM). RKH memuat kegiatan – sumbangan pemikiran dalam lembaga
a. Bagi sekolah,
dapat
memberikan
kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan pendidikan sebagai bahan bacaan atau
secara Individual, kelompok, maupun klasikal rujukan.
dalam satu hari. RKH terdiri atas kegiatan
b. Bagi Kepala Sekolah, sebagai motivasi pembukaan kegiatan inti, istirahat/ makan, dan untuk bekerja lebih baik mencapai tujuan
kegiatan penutup.
pendidikan yang diharapkan semua pihak.
a. Kegiatan Pembukaan
c. Bagi Guru, sebagai motivasi untuk bekerja
b. Kegiatan Inti
lebih baik mencapai tujuan pendidikan
c. Istirahat/ Makan
yang diharapkan semua pihak.
d. Kegiatan Penutup Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
B. Kajian Teori
menyusun RKH adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan Guru
a. RKH disusun untuk setiap KD yang dapat “Guru sebagai orang yang berwenang dan
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan bertangung jawab terhadap pendidikan siswa,
atau lebih,
menggambarkan baik disekolah maupun diluar sekolah minimal
baik secara individu maupun secara klasikal
b. tujuan
pembelajaran
proses dan hasil belajar yang harus di harus
didik sesuai sebagai
memiliki dasar-dasar
dengan kompetenrsi dasar,
tugasnya”. Guru adalah orang yang
c. tujuan pembelajaran dapat mencakupi pekerjaannya (mata pencariannya, profesi)
sejumlah indikator, atau satu tujuan mengajar, memiliki kompetensi menganalisa
pembelajaran untuk beberapa indikator, dan mengarahkan anak didik, untuk dapat
yang penting tujuan pembelajaran harus mengembangkan potensi yang ada pada diri
mengacu pada pencapaian indikator, anak didik secara optimal, sehingga benar-
d. Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah benar menghasilkan siswa ang berkualitas
pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, tidak cukup sampai disitu, proses belajar
bila dalam satu RKH terdapat 3 kali mengajar yang menyenangkan merupakan hal
pertemuan, maka dalam RKH tersebut terpenting dalam pendesainan belajar dengan
terdapat 3 langkah pembelajaran, murid-murid.
e. Bila terdapat lebih dari satu pertemuan Untuk itu seorang guru perlu memiliki
untuk indikator yang sama, tidak perlu kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan
dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap menguasai
untuk setiap pertemuannya.
kompetensinya. Tanpa hal tesebut guru akan
3. Bimbingan KKG TK
tahun sembilan-puluhan arus kompetensi mengajar harus dimiliki oleh
gagal dalam melaksanakan tugasnya. Karena
Sejak
informasi di berbagai bidang mengalir dengan seoarang guru yang merupakan kecakapan atau
deras. Sejak saat itu peningkatan di bidang keterampilan dalam mengelolah kegiatan
komunikasi dan informasi semakin cangggih. pendidikan. Bahri Djamarah menyatakan
Kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan bahwa seorang guru dikatakan profesional
tehnologi yang terus menerus mengalir dengan apabila mempunyai beberapa kompetensi,
sendirinya menjadi sebuah perhatian serius antara lain: 1) Kompetensi pedagogik; 2)
bagi pemerintah agar guru juga diberikan Kompetensi kepribadian; 3) Kompetensi sosial;
pembinaan profesional guru secara terus dan 4) Kompetensi professional. Berdasarkan
menerus, sehingga guru tidak ketinggalan penelitian penulis bahwa guru-guru yang
ilmu pengetahuan. Sebagaimana diungkapkan kinerja mengajarnya itu dikerenakan beberapa
oleh Anwar Yasin: ”Kita menyadari bahwa faktor, antara lain:
tuntutan pembangunan akan sumber daya
a. Rendahnya penguasaan materi pelajaran. manusia (SDM) yang bermutu menuntut juga
b. Tidak menguasai metode mengajar. kemampuan profesional guru yang semakin
c. Pengaruh lingkungan sekolah seorang tinggi. Oleh karena itu, perlu ada sistem guru muda baru lulus dan memiliki
pembinaan yang menjamin adanya dukungan semangat mengajar yang tinggi secara
profesional bagi guru dalam melaksanakan tidak sadar kurang disiplin.
tugas mengajarnya sehari-hari sehingga mereka
d. Kemampuan mengelola kelas senantiasa dapat meningkatkan mutu KBM.
e. Kemampuan melakukan penelitian dan Sistem pembinaan profesional yang dimaksud evaluasi.
adalah tidak lain dari pada mekanisme
12 | ISSN : 2459-9743
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 10 - 14
bagaimana membantu guru meningkatkan kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya mutu kemampuan profesionalnya terutama
peningkatan kemampuan guru menyusun RKH, dalam mengajar dan membelajarkan murid,
dimana pada siklus I sebesar 77,48 dan atau dengan kata lain, dalam meningkatkan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,29. mutu proses/ kegiatan belajar-mengajar (KBM)
Dari hasil siklus I kemudian dilakukan sehingga hasil mutu hasil belajar murid pun
perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata- meningkat”.
rata 85,29 dan indikator keberhasilan tercapai. Kelompok kerja Guru yang beranggotakan
Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang semua guru TK di dalam gugus yang
mencapai kategori baik sebanyak 26 orang dari bersangkutan. KKG TK ini adalah wadah
34 orang guru kela. Ini artinya telah mencapai pembinaan profesional bagi para guru dalam
76 % dari seluruh guru, seperti pada tabel meningkatkan kemampuan profesional guru
berikut:
khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Secara
Tabel 1
operasional Kelompok Kerja Guru dapat dibagi
Perbandingan Keterampilan Guru
lebih lanjut menjadi kelompok yang lebih kecil
Menyusun RKH Pada Siklus I dan Siklus II
berdasarkan jenjang kelas atau permata pelajaran. Kelompok-kelompok di atas diberlakukan melalui SK Dirjen Dikdasmen No. 070/ C/ Kep/ 1/ 93 tanggal 7 April 1993. Semenjak itulah Kelompok Kerja Guru (KKG) mulai dilaksanakan.
Menurut Hasibuah Botung dikutip oleh Ginting,
merupakan suatu wadah dalam pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar informasi, dalam suatu mata
Adapun nilai rata-rata keterampilan guru pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan dalam siklus I dan siklus II dinyatakan dalam perkembangan
teknologi. tabel berikut. 77,48 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,29.
Menurut Julia Kelopok Kerja Guru (KKG)
merupakan wadah
dalam
pembinaan
profesional guru yang dapat dimamfaatkan
Tabel 2
untuk berkomunikasi, bertukar fikiran dan
Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Guru Menyusun RKH Pada
berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai
Siklus I dan Siklus II
demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja (KKG) adalah sebuah forum/ organisasi atau perkumpulan guru- guru mata pelajaran yang mempunyai kegiatan
khusus memberikan
informasi-informasi
Dari tabel di atas dapat dinyatakan dalam pendidikan
dalam rangka
meningkatkan
bentuk grafik berikut:
kualitas pribadi guru dalam proses belajar
mengajar.
Grafik 1
4. Hipotesis Tindakan Rata-rata Keterampilan Guru Per-Siklus
Melalui bimbingan
KKGTK
dapat
meningkatkan keterampilan guru TK dalam menyusun
Kabupaten Musi Banyuasin.
C. Pembahasan
Dari hasil pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan terlihat bahwa adanya perkembangan ke arah yang lebih baik pada peningkatan
menyusun RKH. Dari rata-rata keterampilan guru dalam membuat RKH meningkat dan mencapai
ISSN : 2459-9743 | 13
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus
Daftar Pustaka
I, siklus
II dapat
disimpulkan
bahwa
meningkatkan keterampilan guru dalam Aziz, M.A. 1994. Mutu. Jakarta: PEQIP. menyusun RKH dapat dilakukan melalui
Ginting, Proposal Penajuan Dana Pembinaan bimbingan KKG TK.