POTENSI PARIWISATA PANTAI GOA CEMARA DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA DI DESA GADINGSARI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL.

(1)

i

POTENSI PARIWISATA PANTAI GOA CEMARA DAN

UPAYA PENGEMBANGANNYA DI DESA GADINGSARI

KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Apri Antoro

10405241037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKUTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“ P . y y isa anda capai tergantung dari y ”

(Penulis)

“L , y

(Penulis)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring doa dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ku persembahkan karya ini untuk: 1. Kedua orangtuaku tersayang (Parji dan Sarjiyem), terimaksih atas perhatian dan

curahan kasih sayangmu yang berlimpah. Doa tulus yang selalu menerangi setiap jejak dan langkah hidupku. Harapan kalian memberikan aku kekuatan untuk terus maju. Terimakasih atas segala doa dan cinta yang kalian berikan menjadi anugerah terindah dalam hidupku.

Ku bingkiskan karya ini untuk:

1. Ketiga saudaraku (Hermanto, Tri Sulastri, dan Novia Ramadhanni) yang saya cintai dan kasihi, terimaksih atas canda tawa bersama kalian. Semoga penyusunan serta penyelesaian studi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semuanya.

2. Sahabatku (Rasty, Wulan, Ani, Tina, Cumi, Wimbi, Annisa, Dzikrullah, Weni, Lutfi) yang telah memberikan bantuan dan mengisi hari-hariku dengan canda tawa serta semangat dalam setiap langkah hingga penyusunan ini selesai.

3. Teman seperjuangan Pendidikan Geografi Reguler 2010, hari-hari yang luar biasa bersama kalian akan terkenang selamanya.


(6)

vi

NIM. 10405241037 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi fisik yang dimiliki Objek Wisata Pantai Goa Cemara, (2) Mengetahui kondisi non fisik Objek Wisata Pantai Goa Cemara, (3) Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam upaya pengembangan objek wisata, (4) Mengetahui potensi objek wisata, (5) Mengetahui upaya pengembangan objek wisata di masa yang akan datang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu kondisi fisik Pantai Goa Cemara serta sarana dan prasarananya, dan kondisi non fisik. Penentuan sampel pedagang menggunakan teknik sampling jenuh, sampel wisatawan menggunakan teknik incidental sampling quota, dan sampel pengelola menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel wisatawan 100 orang, pedagang 25 orang, pengelola 15 orang. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tinjauan geografis Pantai Goa Cemara : (a) kondisi panorama pantai cukup beragam, kebersihan pantai sedang, (b) kondisi hidrologi cukup baik dengan tersedianya air bersih dan kemudahan memperoleh air dengan jarak yang dekat; (c) penggunaan lahan beragam, (d) aksesibilitas yang sedang, (e) kondisi vegetasi beragam, dan (f) ketersediaaan sarana dan prasarana yang cukup baik; (2) Kondisi non fisik: (a) Banyak wisatawan (69 persen) menyatakan puas setelah berkunjung ke objek wisata, (b) 69 persen wisatawan menilai kelengkapan sarana dan prasarana yang ada kurang lengkap, (c) Semua pedagang menyatakan ada manfaat dengan adanya objek wisata, (d) 76 persen pedagang menilai prasarana dan sarana perlu diganti, dan (e) 86,67 persen pengelola menyatakan bahwa pengembangan objek wisata sudah baik, tetapi diperlukan adanya upaya pengembangan lebih lanjut; (3) Faktor pendukung dalam upaya pengembangan yaitu keunikan kondisi Pantai Goa Cemara dan faktor penghambat yaitu sumber daya manusia yang masih rendah dan kurangnya sarana dan prasarana; (4) Potensi fisik Pantai Goa Cemara adalah rimbunnya tanaman cemara, luas lahan, penataan ruang, atraksi pelepasan penyu dan potensi non fisik adalah adanya POKDARWIS, dukungan masyarakat, dan atraksi budaya; (5) Upaya pengembangan objek wisata: (a) mengembangkan wisata pertanian, (b) peningkatan SDM, (c) penambahan sarana dan prasarana, (d) peningkatan potensi wilayah, (e) pengadaan agenda atraksi wisata dan (f) intensitas promosi


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul

POTENSI PARIWISATA PANTAI GOA CEMARA DAN UPAYA

PENGEMBANGANNYA DI DESA GADINGSARI KECAMATAN

SANDEN KABUPATEN BANTUL”. Penulisan ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, dukungan serta saran-saran dalam tugas skripsi ini, kepada Yth:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta beserta jajarannya yang telah membantu dalam perizinan penelitian.

3. Ketua jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Agus Sudarsono, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, arahan, masukan, dan bimbingan dari awal hingga akhir penulisan tugas akhir skripsi ini.

5. Bapak Drs. Heru Pramono, SU, selaku dosen narasumber yang telah memberikan saran dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.


(8)

viii

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti kuliah di jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. 8. Bapak Agung Yulianto selaku admin Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah memberikan bantuan dalam mengurus perizinan.

9. Kelompok Sadar Wisata Pantai Goa Cemara yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian skripsi.

10.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berperan serta membantu dalam pembuatan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri, serta sebagai dharma bakti penulis kepada almamater tercinta.

Yogyakarta, 19 Agustus 2014 Penulis

Apri Antoro


(9)

ix DAFTAR ISI

BAB Halaman

ABSTRAK ...………... vi

KATA PENGANTAR ………...……….. vii

DAFTAR ISI ………...………. ix

DAFTAR TABEL ...………... xi

DAFTAR GAMBAR ...………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ...………... 1

B. Identifikasi Masalah ………... 8

C. Batasan Masalah ………...………... 8

D. Rumusan Masalah ………... 8

E. Tujuan Penelitian ………... 9

F. Manfaat Penelitian ………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Teori ………....…... 11

1. Kajian Geografi ………...………... 11

2. Kajian Pariwisata ...…………...……... 14

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Pikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian ..………... 33

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 34

C. Tempat dan Waktu penelitian ... 41

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data dan Alat yang digunakan ... 45

F. Teknik Pengolahan Data ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 49

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 49


(10)

x

c. Kondisi Hidrologis 61

d. Penggunaan Lahan 62

e. Aksesibilitas 63

f. Jenis Vegetasi 64

g. Ketersediaan Sarana dan Prasarana 65

2. Kondisi Non Fisik ... a. Profil Pedagang Pantai Goa Cemara ... b. Wisatawan Pantai Goa Cemara ... c. Pengelola Pantai Goa Cemara ...

80 80 94 114

3. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ... 122

4. Potensi Pantai Goa Cemara 124 5. Upaya Pengembangan Pantai Goa Cemara ... ……….... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

A. Kesimpulan ………... 137

B. Saran ………... 141

DAFTAR PUSTAKA ………... 142


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pembagian Wilayah Adminisrtatif Desa Gadingsari ... 50

2. Klasifikasi Iklim Menurut Schimidt-Ferguson ... 53

3. Data Curah Hujan Kecamatan Sanden... ... 54

4. Penggunaan Lahan Desa Gadingsari ... 56

5. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 57

6. Kelompok Umur Pedagang ... 80

7. Status Perkawinan Pedagang ... 81

8. Tingkat Pendidikan Pedagang ... 82

9. Pekerjaan Pokok Responden... 82

10.Pekerjaan Sampingan Responden ………... 83

11.Pendapatan dari Pekerjaan Pokok Responden... 84

12.Pendapatan Sampingan Responden ... 84

13.Pendapatan Responden dengan adanya Objek Wisata... 85

14.Tanggapan Pedagang terhadap Kondisi Jalan ... ... 87

15.Tanggapan Pedagang terhadap Kondisi Sarana dan Prasarana. .. 88

16.Tanggapan Pedagang terhadap Pengelolaan Objek Wisata ... 91

17.Kelompok Umur Wisatawan ... 95

18.Daerah Asal Wisatawan ... 96

19.Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 96

20.Jenis Pekerjaan Wisatawan ... ... 97

21.Jenis Alat Transportasi Wisatawan ... 98

22.Pola Perjalanan Wisatawan ... 98

23.Motivasi Kunjungan ... 99

24.Banyaknya Jumkah Kunjungan ... 100

25.Lama Kunjungan Berwisata ... 101

26.Sumber Informasi Tempat Wisata ... 101

27.Tanggapan Wisatawan terhadap Kondisi Kebersihan ... 102

28.Kepuasan Wisatawan dalam Berwisata ... 103

29.Kepuasan terhadap Pelayanan Petugas ... 104

30.Jenis Kegiatan Menarik di Objek Wisata ... 105

31.Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Pusat Informasi dan Komunikasi ... 106 32.Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Warung Makan... 107

33.Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Jalan ... 107


(12)

xii

39.Pengalaman Wisatawan Setelah Berkunjung ... 111

40.Kelompok Umur Pengelola Pantai Goa Cemara ... 114

41.Jenis Pekerjaan Pokok Pengelola ... 115

42.Struktur Organisasi POKDARWIS ... 118


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ekologi: Interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan 2. Skema Kerangka Pikir Penelitian ...

12 32

3. Peta Administratif Desa Gadingsari ... 51

4. Kondisi Pantai Goa Cemara ... 59

5. Kebersihan Pantai Goa Cemara ... 60

6. Kegiatan Senam di Pantai Goa Cemara ... 60

7. Tempat Konservasi Penyu 61 8. Area Pantai Goa Cemara... 9. Kondisi jalan... 62 64 10.Ketapang Laut ... 64

11.Kaki Kambing ... 64

12.Pandan Laut ... 65

13.Cemara Udang ... 65

14.Warung Makan ... 65

15.Gazebo ... 65

16.Warung Minuman ... 66

17.Ruang Informasi……… 67

18.Pendopo ... 67

19.Tempat Parkir ... 20.Mushola ... 68 69 21.Pos Retribusi Samas ... 70

22.Pos Retribusi Bagian Tengah ... 70

23.Toilet Umum Bagian Timur ... 70

24.Toilet Umum Bagian Selatan ... 70

25.Persiapan Pementasan Reog ………... 71

26.Pementasan Reog ... 71

27.Atraksi Jatilan Pemuda ... 72

28.Atraksi Jatilan Anak ... 72


(14)

xiv

33.Wayang Golek ... 75

34.Gamelan Wayang ... 75

35.Konservasi penyu ... 36.Perawatan Penyu Sakit ... 76 76 37.Proses Penetasan Telur ... 76

38.Tukik Menetas ... 77

39.Pelepasan Tukik... 77

40. Mercusuar ……… 78

41.Area Perkemahan ………. 79

42.Kegiatan Berkemah ……….. 79

43. Outbound di kolam renang ……….. 79

44.Outbound di area pantai ……… 79


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Kisi Pedoman Wawancara Penduduk (Pedagang) 144

2. Kisi- Kisi Angket Wisatawan 147

3. Kisi- Kisi Pedoman Wawancara Pengelola 146

4. Pedoman Wawancara Penduduk (Pedagang) 149

5. Pedoman Angket Wisatawan 156

6. Pedoman Wawancara Pengelola 163

7. Gambar kondisi Pantai Goa Cemara 168

8. Surat Ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial 169 9. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten

Bantul

170 10.Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Daerah Istimewa

Yogyakarta


(16)

NIM. 10405241037 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi fisik yang dimiliki Objek Wisata Pantai Goa Cemara, (2) Mengetahui kondisi non fisik Objek Wisata Pantai Goa Cemara, (3) Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam upaya pengembangan objek wisata, (4) Mengetahui potensi objek wisata, (5) Mengetahui upaya pengembangan objek wisata di masa yang akan datang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu kondisi fisik Pantai Goa Cemara serta sarana dan prasarananya, dan kondisi non fisik. Penentuan sampel pedagang menggunakan teknik sampling jenuh, sampel wisatawan menggunakan teknik incidental sampling quota, dan sampel pengelola menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel wisatawan 100 orang, pedagang 25 orang, pengelola 15 orang. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tinjauan geografis Pantai Goa Cemara : (a) kondisi panorama pantai cukup beragam, kebersihan pantai sedang, (b) kondisi hidrologi cukup baik dengan tersedianya air bersih dan kemudahan memperoleh air dengan jarak yang dekat; (c) penggunaan lahan beragam, (d) aksesibilitas yang sedang, (e) kondisi vegetasi beragam, dan (f) ketersediaaan sarana dan prasarana yang cukup baik; (2) Kondisi non fisik: (a) Banyak wisatawan (69 persen) menyatakan puas setelah berkunjung ke objek wisata, (b) 69 persen wisatawan menilai kelengkapan sarana dan prasarana yang ada kurang lengkap, (c) Semua pedagang menyatakan ada manfaat dengan adanya objek wisata, (d) 76 persen pedagang menilai prasarana dan sarana perlu diganti, dan (e) 86,67 persen pengelola menyatakan bahwa pengembangan objek wisata sudah baik, tetapi diperlukan adanya upaya pengembangan lebih lanjut; (3) Faktor pendukung dalam upaya pengembangan yaitu keunikan kondisi Pantai Goa Cemara dan faktor penghambat yaitu sumber daya manusia yang masih rendah dan kurangnya sarana dan prasarana; (4) Potensi fisik Pantai Goa Cemara adalah rimbunnya tanaman cemara, luas lahan, penataan ruang, atraksi pelepasan penyu dan potensi non fisik adalah adanya POKDARWIS, dukungan masyarakat, dan atraksi budaya; (5) Upaya pengembangan objek wisata: (a) mengembangkan wisata pertanian, (b) peningkatan SDM, (c) penambahan sarana dan prasarana, (d) peningkatan potensi wilayah, (e) pengadaan agenda atraksi wisata dan (f) intensitas promosi


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang memiliki nilai jual untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha di bidang kepariwisataan. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi perairan yang sangat melimpah. Kondisi tanah yang subur menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian kelompok manusia untuk menetap dan mengembangkan usahanya masing-masing, sedangkan potensi perairan yang berupa lautan dan pantai merupakan salah satu obyek wisata yang banyak digemari oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki air laut yang jernih yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tapi hanya semata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencapai kepuasan. Adanya pariwisata mempunyai banyak manfaat antara lain mengenal karakteristik suatu bangsa yang dikunjungi, mengenal


(18)

kebudayaan, adat-istiadat dan sekaligus dapat menikmati keindahan alam di negara tersebut. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, terutama pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada. Adanya kegiatan pariwisata dapat menambah pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan sangat potensial di sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi wisata yang beragam di Indonesia. Kondisi alam di setiap daerah Indonesia berbeda-beda, sehingga pengelolaannyapun harus disesuaikan dengan potensi wisata yang ada di daerah tersebut.

Pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya perairan menjadi paradigma baru yang harus direalisasikan secara optimal, hal tersebut didukung dengan adanya potensi yang besar di wilayah Indonesia . Pemanfaatan potensi perairan tersebut dapat dijadikan sebuah strategi bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya pemberdayaan dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat setempat. Agar keberadaan potensi perairan dapat bermanfaat maka perlu dilakukan usaha optimalisasi sebagai sarana penunjang baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata Keberadaan industri pariwisata memiliki manfaat seperti peningkatan kesempatan kerja, sektor pertanian, kerajinan


(19)

3

rakyat, dan lain sebagainya. Mata rantai yang kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan dan dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan kerja.

Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan yaitu melalui pembangunan objek dan daya tarik, baik dalam bentuk mengusahakan objek wisata yang sudah ada maupun membuat objek -objek baru sebagai objek dan daya tarik. Daerah wisata harus memiliki daya tarik untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

Adanya kewenangan dan otonomi daerah di bidang pengelolaan wilayah pesisir sejauh 12 mil dari garis pantai sebagaimana diatur dalam Undang –Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah serta dalam mengantisipasi perimbangan keuangan daerah dari hasil pemanfaatan sumbar daya kelautan sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka, berbagai daerah yang memiliki wilayah pantai hendaknya dapat segera menindaklanjuti kebijaksanaan bidang kelautan ini. Salah satu daerah yang berusaha mengembangakan potensi kepariwisataan untuk meningkatakan pendapatan daerah dan masyarakat adalah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


(20)

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki berbagai potensi wisata alam dan wisata budaya, sehingga sangat berpotensi dalam pembangunan di sektor pariwisata. Prospek wisata ini dapat dilihat dari banyaknya objek wisata yang belum dikembangkan atau dipopulerkan.

Kabupaten Bantul memiliki banyak potensi wisata alam dan wisata budaya yang menarik untuk dijadikan objek pariwisata. Keragaman objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bantul merupakan suatu potensi untuk dikembangkan dengan perencanaan dan pengelolaan yang matang serta terpadu. Kabupaten Bantul memiliki wilayah pesisir sepanjang 20 km dan menjadi salah satu pusat wisata pantai dengan keunikan yang ada serta kegiatan ekonomi, sehingga mendorong wisatawan berkunjung khususnya kawasan Pantai Goa Cemara

Pantai Goa Cemara terletak kurang lebih 26 kilometer di sebelah selatan Kota Yogyakarta berada di Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden. Pantai Goa Cemara merupakan kawasan pantai yang banyak ditumbuhi tanaman cemara. Penanaman cemara udang (casuarina equessetifolia) bertujuan untuk memecah angin yang merusak tanaman petani disekitar pantai dan juga mencegah pengikisan pasir pantai. Tanaman cemara yang dulunya sebagai pemecah angin kini tumbuh menjadi tanaman yang memiliki daya tarik. Pengelola menyatakan bahwa terdapat 7000 pohon cemara udang memenuhi lahan seluas 10 hektar di pinggir pantai. Kawasan pantai pun terlihat lebih


(21)

5

rimbun dengan ribuan pohon cemara udang disepanjang pantai. Jarak dahan tanaman cemara yang dekat dan saling berpapasaan satu dan lainnya, membuat suasana di pantai ini seperti memasuki suatu gua.Tanaman cemara yang rimbun menjadikan tempat wisata memiliki keteduhan alami, sehingga kawasan ini pun dinamakan Pantai Goa Cemara. Rimbunnya tanaman cemara tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan.

Pantai Goa Cemara juga memiliki atraksi budaya, yaitu pementasan kesenian yang dilakukan pada event tertentu untuk menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Goa Cemara. Atraksi budaya yang ditampilkan berupa pementasan jatilan, reog, cacapat, gejog lesung, dan wayang yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Atraksi budaya dimanfaatkan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya sebagai warisan nenek moyang kepada pengunjung Pantai Goa Cemara.

Kegiatan lain yang dapat dijumpai di Pantai Goa Cemara adalah pelepasan tukik/penyu. Kawasan Pantai Goa Cemara merupakan area yang dijadikan sebagai tempat konservasi telur penyu/tukik. Pemerintah mendirikan konservasi tukik untuk melestarikan keberadaan yang mulai langka. Telur-telur penyu/tukik yang berada di kawasan pantai ini diambil untuk dilindungi di sebuah tempat sementara sampai menetas. Pendirian konservasi tukik/penyu di objek wisata ini menjadi daya tarik bagi pengunjung yang berwisata di Pantai Goa Cemara. Pengunjung dapat


(22)

menikmati atraksi wisata dan berpartisipasi dalam pelepasan tukik/penyu ke laut pada bulan tertentu. Sedangkan fasilitas yang terdapat di Pantai Goa Cemara untuk menunjang kegiatan wisatawan diantaranya warung makan,

camping ground, toilet umum, parkiran, mushola, tempat konservasi penyu,

tempat pelelangan ikan, pendopo, dsb.

Adanya berbagai potensi yang dimiliki Pantai Goa Cemara baik potensi fisik maupun non fisik belum dikembangkan secara optimal. Keberadaan wisatawan yang berkunjung di Pantai Goa Cemara tidak terlalu banyak sehingga terkesan sepi pengunjung, dan kebanyakan hanya masyarakat sekitar Kabupaten Bantul saja yang memanfaatkan lokasi wisata ini. Hal ini membuktikan bahwa potensi yang ada di Pantai Goa Cemara belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat luas sehingga perlu diadakan promosi dan perbaikan terhadap objek wisata. Akses jalan untuk menuju lokasi Pantai Goa Cemara masih belum memadai. Kendaraan beroda empat sulit melintasi jalan untuk menuju objek wisata terutama saat berpapasan, karena kondisi jalan yang masih sempit. Keberadaan sarana dan prasarana juga masih terbatas seperti tempat pembuangan sampah di objek wisata yang jumlahnya masih kurang karena luasnya area Pantai Goa Cemara. Selain itu, warung makan yang ada di Pantai Goa Cemara tidak didayagunakan sebagai tempat usaha oleh masyarakat sekitar, sehingga warung makan yang ada terlihat kosong dan kotor. Adanya tempat pelelangan ikan juga tidak digunakan


(23)

7

sebagaimana fungsinya, hanya ada bagunan tetapi aktivitas jual beli tidak ada, karena nelayan tidak setiap hari mencari ikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh saat observasi dengan pengelola, keterbatasan sumber daya manusia yang rendah merupakan salah satu hambatan dalam pengembangan Pantai Goa Cemara. Selain itu keterbatasan dana juga menjadi hambatan yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan. Ada beberapa kendala lain yang menghambat dalam usaha pengembangan pariwisata Pantai Goa Cemara antara lain sarana dan prasarana, atraksi wisata dan kurang gencarnya upaya promosi. Upaya pengembangan pernah dilakukan oleh pengelola melalui promosi objek wisata lewat internet namun terhenti karena keterbatasan sumber daya manusia. Pihak pengelola telah berusaha untuk mengatasi kendala tersebut dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan ke depannya.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu digali potensi dan arahan untuk upaya pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara di masa yang akan datang, agar objek wisata ini menjadi objek wisata yang dapat menarik minat banyak pengunjung dan menjadi objek pendukung bagi objek-objek wisata sekitar yang sudah berkembang di Kabupaten Bantul.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Pantai

Goa Cemara tersebut dengan judul “Potensi Pariwisata Pantai Goa Cemara

dan Upaya Pengembangannya Di Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.”


(24)

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Kondisi fisik Pantai Goa Cemara (meliputi luas lahan, kondisi pantai, jenis penggunaan lahan, jenis vegetasi, kondisi hidrologi, aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana).

2. Kondisi non fisik Pantai Goa Cemara (meliputi tanggapan dan dukungan pedagang, wisatawan dan pengelola Pantai Goa Cemara)

3. Faktor-faktor penghambat dan pendukung pengembangan pariwisata Pantai Goa Cemara.

4. Potensi Objek Wisata Pantai Goa Cemara.

5. Upaya pengembangan pariwisata di Pantai Goa Cemara. C. Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tidak ada pembatasan masalah karena masalah dianggap penting.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seperti apakah kondisi fisik Pantai Goa Cemara ? 2. Seperti apakah kondisi non fisik Pantai Goa Cemara ?

3. Apa saja faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pengembangan pariwisata Pantai Goa Cemara ?


(25)

9

4. Apa saja potensi yang ada di Objek Wisata Pantai Goa Cemara ?

5. Bagaimanakah upaya pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemaradimasa yang akan datang ?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kondisi fisik Pantai Goa Cemara. 2. Mengetahui kondisinon fisik Pantai Goa Cemara.

3. Mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pengembangan Pantai Goa Cemara.

4. Mengetahui potensi yang ada di Objek Wisata Pantai Goa Cemara? 5. Mengetahui upaya-upaya pengembangan objek wisata Pantai Goa

Cemara di masa yang akan datang. F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai referensi dalam Ilmu Geografi, khususunya Geografi Pariwisata.

b. Sebagai sumber informasi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.


(26)

2. Manfaat praktis: a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepariwisataan yang ada di Pantai Goa Cemara.

b. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Bantul dalam rangka pengembangan pariwisata di Pantai Goa Cemara. Kedepannya diharapkan Pantai Goa Cemara agar lebih baik dan semakin banyak wisatawan yang berkunjung sehingga dapat menambah pemasukan APBD Kabupaten Bantul.

c. Bagi pendidikan

1) Menjadi bahan kajian belajar dikurikulum SMA dalam standar kompetensi ketiga yaitu menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hhidup.

2) Dapat menjadi arahan bagi para pelajar untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan.


(27)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.KAJIAN TEORI 1.Kajian Geografi

a. Pengertian Geografi

Geografi sebagai kajian terhadap manusia dan lingkungannya dapat dipandang dari berbagai subjek. Para pakar telah mendefinisikan secara luas tentang ilmu Geografi. Menurut Widoyo Aflandi (2001: 81) mendefinisikan:

“Geografi adalah ilmu yang menggunakan pendekatan holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem serta historis untuk mendeskripsikan dan menganalisi struktur pola, fungsi, dan proses interelasi, interaksi, interdepandensi dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian dari kehidupan manusia (penduduk), kegiatannya atau budidayanya dengan keadaan lingkungannya di permukaan bumi, sehingga dari kajian tersebut dapat dijelaskan dan diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan dan perbedaan wilayah dalam hal potensi, masalah, informasi geografi lainnya, serta dapat meramalkan informasi baru atas gejala geografi untuk masa mendatang dan menyusun dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan manusia”.

Menurut hasil Seminar Lokakarya Geografi di Semarang tahun 1988, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Moh. Amien, 1994: 15).


(28)

b. Pendekatan Geografi

Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 12-24), ada tiga pendekatan dalam geografi yaitu:

1) Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan ini mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat–sifat penting. Analisa keruangan ini yang harus diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan.

Analisa keruangan ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari titik (point data) dan data bidang (areal data). Data titik digolongkan menjadi data ketinggian tempat, data sampel tanah dan sebagainya. Data bidang digolongkan menjadi data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang–alang, dan sebagainya. 2) Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach)

Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari ekologi seseorang harus mempelajari organisme hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta lingkungannya seperi hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Selain itu organisme hidup dapat pula mengadakan interaksi dengan organisme hidup yang lain. Gambar berikut menunjukkan interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya.

Gambar 1.

Ekologi: Interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan Kata ekologi berasal dari kata Yunani eco yang berarti rumah atau

rumah tangga yang diperuntukkan sebagai suatu keluarga yang hidup

bersama dan saling mengadakan interaksi di antara anggota keluarga tersebut. Manusia merupakan suatu komponen dalam organisme hidup yang penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu timbul pengertian

ekologi dimana dipelajari interaksi antar manusia dan antara manusia

dengan lingkungannya.

Jadi dalam pendekatan ekologi ini manusia tidak hanya tertarik kepada tanggpan dan penyesuaian terhadap lingkungan fisikalnya

Organisme Hidup


(29)

13

tetapi juga tertarik kepada interaksinya dengan manusia lain yaitu ruang soisalnya.

3) Pendekatan Komplek Wilayah (Regional Complex Approach)

Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut komplek wilayah. Pada analisa sedemikian ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah

akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain, oleh karena terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah yang tersebut. Pada analisa sedemikian diperhatikan pula mnegenai penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajjari kaitannya (analisa ekologi).

c. Konsep Geografi

Menurut Seminar Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 27-34) terdapat sepuluh konsep geografi. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep geografi antara lain:

1) Konsep Lokasi, berkaitan dengan keberadaan lokasi atau tempat penelitian, dalam hal ini lokasi objek wisata Pantai Goa Cemara, 2) Konsep Jarak, berkaitan dengan jarak lokasi penelitian dengan

objek-objek wisata lain, jarak lokasi penelitian dengan ibukota kabupaten dan ibukota propinsi, dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok (air, tanah, dan pusat pelayanan).

3) Konsep Keterjangkauan, berkaitan dengan kondisi medan lokasi penelitian atau ada tidaknya sarana pengangkut dan komunikasi di sekitar lokasi penelitian.


(30)

4) Konsep Nilai Guna, berkaitan dengan ada atau tidaknya kegunaan dari lokasi penelitian terhadap lokasi itu sendiri, lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi penelitian.

5) Konsep Morfologi, berkaitan dengan perwujudan daratan muka bumi, dalam hal ini morfologi lokasi penelitian.

d. Geografi Pariwisata

Geografi pariwisata adalah studi terapan dari konsep-konsep, teori-teori, dan pendekatan geografi terhadap aspek-aspek pariwisata pada wilayah permukaan bumi (Heru Pramono, 2012: 2).

Menurut Pearce dalam Heru Pramono (2012: 2), terdapat enam wilayah topik yang menyusun komponen besar Geografi Pariwisata:

1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supplay) 2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand) 3) Geografi tempat-tempat pariwisata (the geography of resort) 4) Gerakan dan aliran wisatawan (tourist movement and flows) 5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)

6) Model-model keruangan pariwisata (models of tourist space) 2.Kajian Pariwisata

a. Pariwisata

Pariwisata atau Turisme merupakan kegiatan perjalanan sesorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat di kota lain atau negara lain dalam jangka waktu tertentu. Tujuan perjalanan itu


(31)

15

dapat bersifat pelancongan, bisnis, keperluan ilmiah, bagian kegiatan keagamaan, muhibah atau juga silaturahmi (Setiawan, B.1997: 187).

Berkaitan dengan hal tersebut, Oka A. Yoeti (1985: 109) mengungkapkan bahwa:

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.

b. Definisi Wisatawan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan (Nyoman S. Pendit, 2006 : 6) bab I Ketentuan pasal 1, ayat 1 dan 2: Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Menurut PBB dalam organisasi IUTO (The International Union Of

Official Travel Organitation) menggunakan batasan mengenai wisatawan

secara umum yaitu:

1) Wisatawan (Tourist), yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalannya dapat digolongkan ke dalam klasifikasi berikut ini. a) Pesiar (Leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, liburan,

kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.


(32)

2) Pelancong (excursionist), yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (temasuk pelancong dengan kapal) (Oka A. Yoeti, 2008: 284).

c. Potensi Wisata

Potensi wisata adalah sumberdaya alam yang beraneka ragam, dari aspek fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Sumberdaya wisata dapat diartikan sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001: 48-67).

Menurut Nyoman S. Pendit (2006: 108), potensi pariwisata merupakan segala hal dan keadaan yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kemampuan, faktor, dan unsur yang diperlukan dalam usaha dan pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa.

Langkah awal dalam memilih dan menentukan suatu potensi objek wisata pantai untuk dikembangkan atau mendapatkan urutan prioritas untuk dikembangkan agar dihasilkan pembangunan objek wisata yang optimal maka perlu dilakukan evaluasi potensi sebagai berikut:

1) Seleksi terhadap potensi, hal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan potensi objek wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan ketersediaan dana.

2) Evaluasi letak potensi terhadap wilayah, pekerjaan ini mempunyai latar belakang pemikiran tentang ada atau tidaknya pertentangan atau kesalahpahaman antar wilayah administrasi yang terkait


(33)

17

3) Pengukuran jarak antar potensi, pekerjaan ini untuk mendapatkan informasi tentang jarak antar potensi, sehingga perlu adanya peta agihan potensi objek wisata (Sujali, 1989: 38-39).

d. Atraksi Wisata ( objek wisata)

Di bidang kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat atau sebagai sasaran wisata disebut “atraksi”, atau lazim dinamakan “objek wisata” (Nyoman. S Pendit, 2006: 16), daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

Objek wisata merupakan perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (Oke A. Yoeti,1993 :119).

Menurut Sujali (1993: 9), ada tiga bentuk objek wisata yaitu: 1) Objek wisata alam ( natural resources)

Bentuk dan wujud dari objek wisata ini berupa pemandangan alam. Objek wisata berwujud pada lingkungan, pegunungan, hutan, pantai,maupun lingkungan hidup yang berupa flora dan fauna. 2) Objek wisata budaya( cultural resources)

Bentuk dan wujud dari objek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan maupun kehidupan manusia, seperti tarian tradisional ataupun kesenian, upacara adat, upacara keagamaan.


(34)

3) Objek buatan manusia ( Man Made Resources)

Bentuk dan wujud objek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah, dan kawasa wisata dibangun seperti Taman Mini Indonesia Indah. Pembangunan suatu ojek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kekayaan finansial, sosio ekonomi regional, teknis, daan layak lingkungan (Gamal Suwantoro, 1997: 20).

e. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Menurut Oke A. Yoeti (2008: 48), suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) harus mempunyai tiga syarat daya tarik, yaitu:

1) Ada sesuatu yang bisa dilihat ( something to see) 2) Ada sesuatu yang bisa dikerjakan ( something to do) 3) Ada sesuatu yang bisa dibeli ( something to buy)

Menurut Oka A. Yoeti dalam Hari Karyono (1997: 28-29), hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata (DTW) antara lain :

1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural

amenities), misalnya: iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan

belukar (The Sylvan elements), fauna dan flora, serta pusat-pusat kesehatan (health center)

2) Hasil ciptaan manusia (Man made supply), misalnya: momentum sejarah, sisa peradaban masa lalu, acara tradisional serta rumah ibadah


(35)

19

3) Tata cara hidup masyarakat (The way of life), misalnya upacara keagamaan.

f. Prasarana Wisata

Menurut Oka A. Yoeti (1985: 11) prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang termasuk dalam prasarana kepariwisataan menurut Oke A. Yoeti (1985: 11) adalah:

1) Prasarana umum (general infrastructure), diataranya: a) sistem penyediaan air bersih

b) pembangkit tenaga listrik

c) jaringan jalan raya dan jembatan

d) pelabuhan udara (airport), pelabuhan laut, terminal, dan stasiun e) kapal penyebrangan (ferry), kereta api, dan lain-lain

f) telekomunikasi

2) Kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life), diantaranya:

a) pusat perbelanjaan b) rumah sakit dan apotik c) bank

d) kantor pos.


(36)

Prasarana wisata berfungsi untuk melengkapi sarana kepariwisataan yang ada sehingga dapat memberikan pelayanan kepada pengunjung sebagaimana mestinya. Tanpa adanya prasarana wisata, sukarlah bagi sarana-sarana kepariwisataan dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan (Oka A. Yoeti, 1985: 11).

g. Sarana Wisata

Menurut Hari karyono (1997:75-76), sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Sarana Pokok Kepariwisataan meliputi, Travel Agent dan Tour Operator, Perusahan-perusahaan, Angkutan Wisata, Hotel dan jenis akomodasi lainnya, Bar dan Restoran serta rumah makan lainnya, Objek Wisata dan Atraksi Wisata.

2) Sarana Pelengkap Kepariwisataan, meliputi sarana olah raga, dan sarana ketangkasan.

3) Sarana Penunjang Kepariwisataan meliputi, Night Club, Steam Baths,

Casinos

Dalam Oke A .Yoeti (1985: 12-14) terdapat tiga macam sarana kepariwisataan yang satu dengan lainnya saling melengkapi, yaitu:

1) Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure)

Sarana pokok adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada lalu lintas wisatawan dan


(37)

21

pokok guna memberikan pelayanan bagi kehadiran wisatawan. Perusahaan-perusahaan tersebut menurut Oke A. Yoeti (dalam Heru Pramono, 2012: 18) meliputi:

a) Biro perjalanan umum dan apenyelengaraan tourgen perjalanan b) Transportasi wisata

c) Akomodasi (penginapan) d) Restoran

e) Objek wisata

f) Atraksi wisata (tourist attraction)

2) Sarana Pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)

Sarana pelengkap adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok yang ada, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tingal di tempat atau daerah yang dikunjungi. Dan yang termasuk dalam sarana pelengkap kepariwisataan ialah:

a) Sky

b) Lapangan golf (golf course) c) Lapangan tenis (tennis course) d) Kolam renang (swimming pool) e) Perahu


(38)

3) Sarana Penunjang kepariwisataan

Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan wisatwan yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap yang ada, tetapi fungsinya yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi, seperti:

a) Klub malam (night club) b) Mandi uap (steambath)

c) Tempat perjudian daan hiburan (casino and entertainment) d) Toko souvenir (souvenirshop)

e) Bioskop dan opera h. Masyarakat Lingkungan

Daerah Tujuan Wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wisatawan. Menurut Gamal Suwantoro (1997: 23-24), masyarakat dan lingkungan dapat dipandang sebagai berikut:

1) Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh wisatawan. Untuk itu masyarakat di sekitar objek wistata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan.

2) Lingkungan

Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar objek wisatapun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar.


(39)

23

i. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata mendasarkan pada sifat, kemampuan, fungsi, ruang jangkauan pemasaran yang akan dicapai. Jangkauan pemasaran dapat bersifat lokal, regional, nasional, dan bahkan dapat bersifat internasional (Sujali, 1989: 34).

Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daeah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup suatu negara erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah atau negara tersebut. Alasan kedua pengembangan pariwisata itu lebih banyak bersifat non ekonomis. Alasan ketiga mengapa bidang pariwisata perlu dikembangkan ialah untuk menghilangkan kepicikan berpikir, mengurangi salah pengertian, terutama bagi masyarakat di objek kepariwisataan itu dibangun (Oka A.Yoeti, 1993: 33).

Menurut Oka A.Yoeti (1993: 33), tujuan pengembangan kepariwisataan adalah:

1) Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan masyarakat di sekitar objek wisata, perluasan kesempatan kerja serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya.

2) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam sekitar dan kebudayaan manusia.

3) Meningkatkan persaudaraan dan persahabatan nasional dan internasional.


(40)

Perlunya pengembangan pada suatu daerah tujuan wisata baik skala lokal, regional sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian tersebut (Oka A. Yoeti, 1997: 22).Untuk melakukan perencanaan pariwisata perlu diketahui aspek-aspek yang dapat berpengaruh dalam perencanaan pengembangan pariwisata, meliputi:

1) Wisatawan

Mengenali terlebih dahulu karakter wisatawan yang akan berkunjung baik dilihat dari aspek sosiodemografi maupun sosiopsikografi.

2) Pengangkutan (transportasi)

Bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia atau yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk menuju ke objek wisata maupun transportasi lokal, jika melakukan perjalanan wisata di objek wisata yang dikunjungi.

3) Atraksi (Atractions)

Bagaimana dan apa objek atau atraksi yang dijual di objek wisata, apakah itu memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

a) Apa yang dapat dilihat (Something to see) b) Apa yang dapat dilakukan (Something to do) c) Apa yang dapat dibeli ( Something to buy)


(41)

25

4) Fasilitas pelayanan (service facilities)

Fasilitas apa yang tersedia di objek wisata tersebut dan bagaimana akomodasi perhotelan, restoran, pelayanan utama seperti bank, kantor pos, telepon umum, di objek wisata yang akan dikunjungi.

5) Informasi dan promosi (Information and promotions)

Calon wisatawan yang berkunjung perlu memperoleh informasi tentang daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya, sehingga perlu dilakukan publikasi atau promosi, melalui iklan, leafet, atau brosur, yang disebarkan sehingga wisatawan mengetahui tiap paket wisata yang ditawarkan dengan mudah dan cepat mengambil keputusan kemana akan berangkat menuju objek wisata (Oka A. Yoeti, 1997:25-26).

j.Wisata pantai

Indonesia sebagai suatu wilayah kepulauan memiliki potensi wisata bahari yang dapat dikembangkan baik untuk olahraga laut, menyelam, keindahan taman laut dan olahraga menangkap ikan (game fishing) (Chafid Fandeli, 2001: 67). Menurut Sunarto (2000: 8), wisata pantai ialah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut maupun bentang darat pantai.


(42)

Selanjutnya menurut Sunarto (2000: 8) berpendapat kegiatan wistata pantai dibedakan menjadi:

1) Kegiatan wisata pada bentang laut antara lain : berenang, memancing, bersampan, menyelam, berselancar, dan berperahu.

2) Kegiatan wisata pantai pada bentang darat antara lain : susur pantai, voli pantai, bersepeda, panjat tebing, menyusur gua pantai dan rekreasi Menurut Chafid Fandeli (2002 : 50), tiga macam kegiatan di areal pantai yaitu:

1) Surface activities yaitu aktivitas wisata yang dilaksanakan di

permukaan air pantai. Aktivitas ini antara lain: berperahu dan berselancar.

2) Contact activities yaitu aktivitas wisata yang dilaksanakan dengan

wisatawan kontak dengan air. Aktivitas ini antara lain: berenang dan snorkeling.

3) Litoral activities yaitu aktivitas berwisata di daratan yang dilakukan

oleh wisatawan. Aktivitas ini yaitu berjemur di bawah sinar matahari, piknik, dan berjalan-jalan.

B.Penelitian yang Relevan

1. Ginung Hendrawati pada tahun 2008 telah melakukan penelitian (skripsi) yang berjudul “Potensi dan Hambatan Serta Upaya Pengembangan Pariwisata Di Depok Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul”.

Penelitian ini bertujan untuk mengkaji potensi, hambatan, dan upaya pengembangannya pariwisata di Pantai Depok yang meliputi potensi fisik dan potensi nonfisik, hambatan fisik dan nonfisik, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kepariwisataan, serta rencana pengembangan dimasa yang akan datang.


(43)

27

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) potensi fisik mempunyai skor tinggi dengan keindahan panorama pantai yang cukup beragam. 2) potensi non fisik Pantai Depok menunjukkan bahwa adanya dukungan dari masyarakat terhadap pengembangan pariwisata Pantai Depok, sedangkan tanggapan wisatawan sebagian besar 95,45% menunjukkan kepuasan berwisata dan keinginan untuk berkunjung kembali. 3) Hambatan fisik yang terdapat di Pantai Depok meliputi kurang tersedianya sarana dan prasarana wisata, hambatan non fisik meliputi hambatan pengelolaan usaha dan kurangnya anggaran untuk promosi. 4). Rencana pengembangan kepariwisataan di Pantai Depok di masa yang akan datang meliputi arahan pengembangan fungsi dan pemanfaatan ruang. 5) Kemungkinan rencana pengembangan menurut pandangan peneliti adalah berupa kawasan TPI Depok seperti penataan warung makan dan kios-kios ikan, pembangunan taman rekreasi dan penyediaan alat transportasi dan rencana arahan program paket wisata meliputi wisata alam, wisata pendidikan, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata kuliner.

2. Anestiya Pramesti telah melakukan penelitian (Skripsi) yang berjudul “Prospek dan Upaya pengembangan Pariwisata Cavetubing Gua Pindul di Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul, DIY”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan pola kunjungan serta tanggapan wisatawan mengenai objek cavetubing Gua Pindul,


(44)

serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat upaya pengembangan objek wisata cavetubing Gua Pindul.

Hasil dari penelitian ini adalah : Jumlah wisatawan Gua Pindul semakin meningkat sejak dibuka tahun 2010, pada hari libur wisatawan yang berkunjung mencapai 200-400 orang per hari. Sedangkan tanggapan wisatawan (64%) setelah mengunjungi Gua Pindul rata-rata merasa puas dengan objek wisata seperti panorama gua dan atraksi cavetubing-nya yang menantang, namun masih banyak kekurangan mengenai sarana dan prasarana di objek wisata Gua Pindul. Faktor pendukung pengembangan objek wisata Gua Pindul adalah keindahan alam Gua Pindul yang masih alami dan atraksi

cavetubing. Faktor penghambatnya yaitu adanya dua pengelola dalam satu

objek wisata yakni Pokdarwis Dewabejo dan Wirawisata, kurang tersedianya sarana dan prasarana objek wisata seperti jaringan transportasi, hotel, dan restoran. Upaya pengembangan yakni dengan meningkatkan pertunjukan seni dan budaya masyarakat untuk menarik wisatawan berkunjung ke Gua Pindul, serta memanfaatkan potensi sumberdaya manusia yang ada di sekitar Gua Pindul.


(45)

29

3. Anggoro Putranto (2011), berjudul Upaya Pengembangan Pariwisata Goa Gong Di Dusun Pule Desa Bomo Kecamatan Punuk Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:Keadaan fisik lingkungan sekitar objek wisata Goa Gong, aksesibilitas menuju objek wisata Goa Gong, prasarana dan sarana priwisata Goa Gong, tanggapan masyarakat sekitar objek wisata, tanggapan wisatawan terhadap objek wisata Goa Gong, pengelolaaan objek wisata Goa Gon, serta, upaya pengembangan wisata Goa Gong di masa yang akan datang.

Hasil Penelitian ini yaitu: 1) Keadaan fisik lingkungan sekitar memiliki kemiringan 26-45%, masih tersedianya lahan untuk mengembangkan wisata. 2) Aksesibilitas dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi dengan jalan yang sempit bertikungan dan bertanjakan. 3) Prasarana dan sarana yang kurang terawat. 4) Masyarakat sekitar 70% mendukung pengembangan wisata. 5) 80 % wisatawan yang puas berkunjung ke objek wisata Goa Gong. 6) Pengelolaan adanya hambatan dalam pengembangan. 7) Adanya kerjasama lintas pariwisata dan promosi wisata. C.Kerangka BerPikir

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya serta hubungan antar keduanya dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan, dan keruangan. Oleh karena itu, dalam mempelajari dan mengkaji bumi sebagai satu kebulatan geosfer dan juga ekosistem, faktor wilayah serta lingkungan menjadi


(46)

latar belakang kondisi, perkembangan, pertumbuhan dan problematika kehidupan manusia , menjadi salah satu variabel.

Pengembangan pariwisata merupakan suatu upaya dalam memanfaatkan potensi yang ada pada suatu daerah baik itu potensi fisik dan non fisik. Tujuan pengembangan pariwista adalah agar Daerah Tujuan Wisata (DTW) tersebut dapat menarik minat dan dikunjungi wisatawan yang banyak. Desa Gadingsari Kecamatan Sanden memiliki salah satu potensi untuk dikembangkan yakni keberadaan Pantai Goa Cemara sebagai daya tarik pariwisata. Pantai Goa Cemara diperkirakan memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata. Berkembangnya objek wisata Pantai Goa Cemara tidak terlepas dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pengembangannya yaitu kondisi fisik dan kondisi non fisik.

Faktor kondisi fisik merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi pengembanggan objek wisata. Faktor fisik menentukan aksesibilitas serta sarana dan prasarana apa saja yang akan dikembangkan. Sarana dan prasarana perlu diperhatikan karena sarana dan prasarana memberikan fasilitas bagi pengunjung dan akan berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Faktor fisik berupa luas lahan, kondisi pantai, kondisi hidrologi, jenis penggunaan lahan, aksesibilitas, jenis vegetasi, serta sarana dan prasarana

Faktor kondisi non fisik juga mempengaruhi pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara, antara lain aspek wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata tersebut. Hal ini dapat dilihat dari banyak atau tidaknya wisatawan


(47)

31

yang berkunjung serta pendapatan yang masuk. Penduduk yang berusaha di daerah sekitar juga berperan dalam pengembangan suatu objek wisata yaitu dalam hal pengelolaan maupun dukungan terhadap keberadaan objek wisata tersebut. Apabila penduduk sekitar objek wisata tidak menyetujui keberadaan objek wisata, maka pengembangan pariwisata tersebut juga akan tersendat. Pihak pengelola dan pemerintah juga ikut andil dalam pengembangan objek wisata. Tanpa adanya dukungan dan perhatian dri dinas yang terkait maka pembangunan Pantai Goa Cemara tidak akan berjalan lancar.

Setelah diketahui potensi fisik dan non fisik untuk pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara, maka akan dapat diketahui juga faktor-faktor yang dapat mendukung maupun faktor-faktor yang dapat menghambat dalam upaya pengembangan yang layak dilakukan terhadap kepariwisataan Pantai Goa Cemara di masa yang akan datang. Berdasarkan faktor pendukung dan penghambat kepariwisataan Pantai Goa Cemara, kemudian diidentifikasi potensi-potensi yang ada di Objek Wisata dan upaya pengembanganya di masa yang akan datang untuk memperoleh rencana strategis dalam menngembangkan objek wisata Pantai Goa Cemara. Untuk lebih jelasnya di sajikan skema kerangka berpikir sebagai berikut:


(48)

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Upaya Pengembangan Pariwisata Pantai Goa Cemara

PANTAI GOA CEMARA

Kondisi Fisik: 1. Luas Lahan 2. Kondisi Pantai

a. Keindahan panorama b. Tingkat kebersihan c. Keragaman kegiatan d. Kelangkaan

3. Kondisi Hidrologi a. Ketersediaan air b. Cara memperoleh air c. Jarak sumber air 4. Penggunaan Lahan 5. Aksesibilitas 6. Jenis Vegetasi 7. Sarana dan Prasarana

Kondisi Non Fisik:

1. Dukungan dan tanggapan pedagang a. Umur

b. Jenis kelamin c. Besar pendapatan d. Tingkat pendidikan

e. Tanggapan terhadap objek wisata 2. Karakteristik dan tanggapan wisatawan

a. Umur

b. Jenis kelamin c. Daerah asal

d. Tingkat pendidikan

e. Tanggapan wisatawan terhadap objek wisata

3. Pengelola a. Umur

b. Jenis kelamin c. Tingkat pendidikan d. Jenis pekerjaan

e. Tanggapan terhadap objek wisata

Kepariwisataan Pantai Goa Cemara

Potensi Pantai Goa Cemara Faktor

Pendukung

Faktor Penghambat


(49)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rencana tentang tata cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya (Pabandu Tika, 2005: 12).

Berdasarkan pada cara dan taraf pembahasan masalah, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Pabandu Tika, 2005: 4). Penelitian ini membahas mengenai kondisi fisik dan non fisik, faktor pendukung dan penghambat, potensi dan upaya pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara di Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul

Penelitian ini merupakan penelitian Geografi yang tepatnya Geografi Pariwisata, sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan dipilih karena peneliti meneliti ruang yang ada di Pantai Goa Cemara, baik dari aspek fisik maupun sosial dalam kaitannya untuk pengembangan pariwisata. Konsep geografi yang digunakan


(50)

dalam penelitian ini adalah konsep lokasi, konsep jarak, konsep keterjangkauan, konsep nilai kegunaan, dan morfologi.

B. Variabel penelitian dan Definisi operasional Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010: 60). Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Masri Singarimbun dan Sofyian Effendi, 1989: 46). Variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi fisik, yaitu karakteristik fisik suatu wilayah yang dapat mencerminkan potensi suatu wilayah.

a. Luas lahan adalah cakupan wilayah yang dinyatakan dalam hektar (ha). Wilayah yang akan dihitung adalah wilayah lahan Objek Wisata Pantai Goa Cemara.

b. Kondisi pantai, meliputi variabel:

1) Tingkat keindahan panorama pantai yaitu kualitas keindahan pemandangan pantai dengan aneka ragam kenampakan permukaan bumi seperti pasir, karang, gelombang laut dan sebagainya

2) Tingkat kebersihan pantai yaitu kualitas kebersihan kawasan pantai dari pengaruh limbah yang ditimbulkan oleh gelombang dan arus


(51)

35

laut, aliran air sungai dan aktivitas-aktivitas masyarakat di sekitar pantai seperti permukiman.

3) Keragaman kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan adalah jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan wistawan di objek wisata 4) Kelangkaan yaitu ciri pembeda yang menjadi daya tarik atau

karakteristik wilayah

c. Kondisi hidrologi adalah hal yang terkait dengan penggunaan sumber daya air dalam suatu wilayah, meliputi variabel:

1) Ketersediaan air yaitu asal perolehan air yang terdapat di tempat wisata.

2) Cara memperoleh air adalah upaya dan alat mengambil atau memperoleh air untuk kebutuhan wisatawan dan penduduk setempat. 3) Jarak sumber air terhadap lokasi adalah jarak geografis sumber air

bersih dengan lokasi wisata dalam satuan meter

d. Jenis Penggunaan lahan kondisi ruang dalam suatu wilayah, misalnya jenis penggunaan lahan di tempat penelitian

e. Aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu kawasan, meliputi variabel :

1) Jarak dengan ibukota kabupaten adalah panjang jalan dari ibukota kabupaten ke Pantai Goa Cemara dalam kilometer

2) Waktu tempuh menuju objek wisata yaitu lamanya waktu perjalanan menuju kawasan Pantai Goa Cemara


(52)

3) Prasarana jalan menuju objek adalah jumlah jalan dan kualitas jalan menujukawasan Pantai Goa Cemara

4) Ketersediaan sarana angkutan umum menuju objek adalah jenis dan jumlah alat transportasi yang tersedia menuju ke lokasi Pantai Goa Cemara

f. Keragaman jenis vegetasi peneduh yang terdapat di Pantai Goa Cemara yaitu jenis-jenis vegetasi yang terdapat di sekitar lokasi pantai yang berfungsi sebagai tanaman peneduh

g. Ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata, yaitu jumlah dan keragaman jasa wisata yaitu penginapan, gardu pandang, restoran, pusat informasi, tempat parkir, toilet/ WC umum, tempat ibadah gedung pertemuan umum dan atraksi wisata

2. Kondisi Non Fisik, dapat dikelompokkan menjadi:

a. Pedagang di sekitar objek wisata Pantai Goa Cemara, meliputi variabel-variabel:

1) Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS tahun 2012)

2) Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan (Sumber: BPS: tahun 2012)


(53)

37

3) Daerah asal adalah nama daerah tempat tinggal pedagang

4) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir yang dimiliki

5) Jenis pekerjaan yaitu status pekerja seseorang dalam suatu perusahaan atau badan usaha sejenisnya pada tempat dimana ia bekerja (Sumber: BPS tahun 2012)

6) Partisipasi adalah peran serta pedagang dalam pengembangan objek wisata

7) Tanggapan pedagang adalah pendapat pedagang terhadap kondisi objek wisata

b. Karakteristik Wisatawan adalah kondisi yang melekat pada diri wisatawan sebagai sifat khas yang meliputi karakteristik permintaan wisatawan dan segmentasi wisatawan. Variabel pennelitian karakteristik permintaan dan segmentasi wisatawan mengacu pada teknik penilaian profil wisatawan yang dibuat oleh Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Sosial Universitas Gadjah Mada dengan modifikasi oleh peneliti sebagai berikut:

1) Profil Sosiodemografi, meliputi variabel :

a) Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makhluk

b) Umur adalah jangka waktu yang digunakan seseorang selama kehidupannya di dunia, sejak ia lahir hingga ssat ini.


(54)

c) Daerah asal wisatawan adalah tempat tinggal wisatawan yang sah. d) Tingkat pendidikan adalah ijazah terakhir pendidikan formal yang

ditempuh wisatawan.

e) Jenis pekerjaan adalah macam kegiatan ekonomi yang dilakukan wisatawan yang menghasilkan barang atau jasa guna mencari nafkah.

2) Profil Sosiopsikografi, meliputi variabel:

a) Jenis alat transportasiyang digunakan adalah jenis angkutan yang digunakan wisatawan menuju ke daerah penelitian

b) Pilihan pola perjalanan adalah bentuk perjalanan yang biasa dan disukai oleh wisatawan dalam setiap aktivitas wisatanya yang berupa perjalanan sendiri, kelompok maupun keluarga.

c) Motivasi kunjungan adalah faktor-faktor yang mendorong wisatawan untuk melaksanakan perjalanan kegiatan wisata

d) Banyaknya kunjungan adalah jumlah kedatangan yang dilakukan oleh wistawan dalam mengunjungi daerah penelitian

e) Lama kunjungan adalah waktu yang dipergunakan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisatawan

f) Sumber informasi adalah cara wisatawan memperoleh informasi objek wisata.


(55)

39

g) Tanggapan tentang kebersihan adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh dengan melakukan kegiatan wisata di daerah penelitian.

h) Tanggapan tentang kepuasan berwisata adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh setelah melakukan kegiatan wisata di daerah penelitian

i) Tanggapam tentang jenis atraksi wisata yang menarik adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan terhadap jenis kegiatan yang menarik di objek wisata.

j) Tanggapan tentang kondisi fasilitas adalah pendapat dan kesann yang dimiliki wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di daerah penelitian.

k) Tanggapan tentang keinginan berkunjung kembali adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan yang dimiliki wisatawan terhadap keinginan berkunjung kembali ke daerah penelitian.

l) Saran-saran adalah pendapat yang disampaikan wisatawan yang berupa usulan sebagai bahan maukan pengembangan wisata. c. Profil pengelola objek wisata Pantai Goa Cemara

1) Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS tahun 2012)


(56)

2) Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan (Sumber: BPS: tahun 2012)

3) Daerah Asal adalah nama daerah tempat tinggal (dusun) pengelola 4) Jenis pekerjaan adalah macam kegiatan ekonomi yang dilakukan

wisatawan yang menghasilkan barang atau jasa guna mencari nafkah. 5) Status Perkawinan adalah status penduduk yang pada saat

pencacahan terikat dalam perkawinan atau tidak terikat, baik tinggal bersama maupun terpisah (Sumber: BPS tahun 2012).

6) Besar pendapatan yaitu hasil dari bekerja dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam rupiah.

7) Macam jabatan di objek wisata yaitu jenis pekerjaan dan kedudukan di objek wisata.

8) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir yang dimiliki.

9) Tanggpan pengelola objek wisata adalah pendapat pengelola mengenai kondisi objek wisata.

3. Faktor pendukung dan penghambat adalah segala hal yang menjadikan kemudahan dalam pengembangan dan hal-hal yang menjadikan Pantai Goa Cemara menjadi sulit dikembangkan.

4. Potensi Objek Wisata Pantai Goa Cemara adalah aspek fisik dan non fisik yang ada di Objek Wisata Pantai Goa Cemara.


(57)

41

5. Upaya pengembangan Pantai Goa Cemara adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk pengembangan objek wisata dimasa yang akan datang sesuai dengan potensi yang ada di objek wisata tersebut.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian : Bulan April – Juni 2014

2. Tempat Penelitian : Pantai Goa Cemara di Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian, merupakan keseluruhan unsur yang dimiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama (Kusmayadi dan E. Sugiarto, 2000 : 27). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua aspek yaitu :

a) Kondisi Fisik

Populasi fisik dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah lahan Pantai Goa cemara termasuk didalamnya sarana, prasarana serta atraksi yang dimilikinya.

b) Kondisi Non Fisik

Populasi non fisik dalam penelitian ini meliputi :

a) Pedagangyang berusaha di kawasan objek wisata yang memperoleh manfaat dengan adanya Pantai Goa Cemara yaitu Desa Gadingsari yang berjumlah 25 responden.


(58)

b) Wisatawan di Pantai Goa Cemara. Pada tahun 2013 dari awal bulan Januari sampai bulan Desember 2013 adalah 75.854 jiwa (Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul).

c) Pengelola Objek wisata Pantai Goa Cemara yang berjumlah 25 responden

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik suatu populasi (Kusmayadi, 2004 : 20).

a) Aspek Fisik

Aspek fisik dalam penelitian inimenggunakanteknik sampling jenuhkarena aspek yang ada di kawasan Objek Wisata Pantai Goa Cemara serta sarana dan prasarana yang dimiliki diperhatikan seluruhnya dalam penelitian.

b) Aspek non fisik, meliputi:

1) Pedagang di Objek Wisata pantai Goa Cemara

Teknik pengembilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2013: 124).Teknikini dipilih karena jumlah populasi kurang dari 100. Sampel dalam penelitian ini adalah pedagangyang berusaha dikawasan objek wisata Pantai Goa Cemara. Jumlah reponden ada 25 responden.


(59)

43

2) Wisatawan

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental

Sampling Qouta yaitu teknik untuk menentukan sampel dari

populsi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2010: 124). Anggota sampel adalah siapa saja yang dijumpai pada waktu pengambilan data. Syarat pengambilan sampel yaitu siapa saja yang berkunjung ke objek wisata Pantai Goa Cemara dan kuesioner diberikan dengan mempertimbangkan aspek umur.

Sampel ditentukan dengan rumus Slovin (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 74) sebagai berikut:

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N= Ukuran Populasi (N=75.854)

e = Margin Eror yang diperkenankan yaitu 0,1

Wisatawan Objek Wisata Pantai Goa Cemara pada tahun 2013 dari awal bulan Januari sampai bulan Desember 2013 adalah 75.854 jiwa (Sumber: DISPAR Kabupaten Bantul, didapat pada tanggal 29 januari 2014). Maka jumlah sampel dapat dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut:


(60)

=

=

= 99,868341 dibulatkan menjadi 100

Berdasar perhitungan kesalahan yang diinginkan 10 %, maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 100 wisatawan di objek wisata Pantai Goa Cemara. Metode pengambilan sampel adalah Insidental Sampling Qouta. Aggota sampel adalah siapa saja yang berkunjung ke objek wisata Pantai Goa Cemara pada bulan April.

3) Pengelola Objek Wisata

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengambilan sampel dengan teknik

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 : 141).

Dasar penggunaan metode Purposive Sampling dalam penelitian ini agar mendapatkan informasi yang akurat. Pengelola yang dijadikan responden adalah pengelola yang memenuhi


(61)

45

pertimbangan jenis dan tingkatan jabatan untuk dijadikan responden.

Berdasarkan hal diatas, sampel pengelola dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Sampel tersebut terdiri dari: penasehat, ketua, sekertaris, bendahara, bidang keamanan, bidang acara, bidang kebersihan, bidnag pembangunan, bidang parkir, bidang MCK (Sumber: Pengelola Pantai Goa Cemara).

E. Teknik Pengumpulan Data dan Alat yang Digunakan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata dan dengan pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Suharsimi Arikunto, 2010: 199). Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data fisik lokasi penelitian antara lain luas lahan, kondisi pantai, kondisi hidrologi, jenis penggunaan lahan, aksesibilitas, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Identifikasi fisik tersebut dapat digunakan untuk arahan pengembangan tempat wisata di masa yang akan datang. Alat yang digunakan adalah checklist yaitu daftar pemeriksaan (pengamatan) dan kamera digital.


(62)

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab, yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Moh. Pabandu Tika, 2005:490). Wawancara ini ditujukan kepada pedagang dan pengelola sekitar objek wisata Pantai Goa Cemara dengan alat berupa kuesioner.Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dan data tentang faktor penghambat dan faktor pendukung pengembangan pariwisata.

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 151). Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dari wisatawan tentang tanggapan wisatawan, karakteristik, dan saran untuk pengembangan Objek Wisata Pantai Goa Cemara.Angket ini ditujukan kepada wisatawan yang berkunjung di Objek Wisata Pantai Goa Cemara dengan catatan bagi yang tidak dapat baca atautulis mengisi angket maka dengan teknik wawancara berdasarkan angket yang diberikan.


(63)

47

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data tentang variabel yang berupa catatan,transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, leger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206). Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang terkait dengan penelitian, yaitu data pendapatan objek, data jumlah wisatawan, data monografi penduduk daerah penelitian, peta administratif dan lain-lain. Data dikumpulkan dari dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul dan instansi terkait lainnya. Data yang dikumpulkan berupa catatan, buku atau arsip serta gambar tentang daerah penelitian. Alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah flashdisk untuk menyimpan data dalam bentuk

softfile dan kamera digital.

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut (Pabundu Tika, 2006: 63-66):

1. Editing

Editing adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau telah diolah lebih lanjut.


(64)

2. Koding

Pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya, dilakukan secara konsisten karena berpengaruh terhadap reliabilitas

3. Tabulasi

Tabulasi adalah proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel (Frekuensi) yang selanjutnya dari tabel tersebut dapat melakukan analisis.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi 1995: 2005).

Data dalam penelitian ini diolah menggunakan analisis deskriptif. Analisi deskriptif adalah adalah mestransformasi data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, memanipulasi, data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, memanipulasi dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 176).

Data disusun dan disajikan dalam bentuktabel frekuensi. Data dinyatakan dalam bentuk angka presentase. Data tersebut kemudian dideskripsikansehingga menjadi suatu informasi yang mudah dimengerti atau dipahami.


(65)

49

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian

a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Gadingsari

Desa Gadingsari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Desa Gadingsari secara astronomis terletak di 7057’5” LS sampai 800’11” LS dan 110014’20” BT sampai 110016”08” BT. Desa Gadingsari memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak

Sebelah Timur :Desa Murtigading dan Gadingharjo Kecamatan Sanden

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan Desa Gadingsari memiliki wilayah seluas 811.7430 ha atau sekitar 30 % dari luas Kecamatan Sanden dan sekitar 1,5 % dari luas Kabupaten Bantul dengan jarak terjauh utara selatan empat km, timur barat dua km dan secara administratif terdiri dari 18 pedukuhan dan 92 RT.


(66)

Tabel 1. Pembagian Wilayah Administratif Desa Gadingsari

No Pedukuhan Jumlah RT Luas (ha)

1 Dayu 6 41,1350

2 Kenteng 6 39,1435

3 Ketalo 5 26,6530

4 Klatak 4 26,1190

5 Soko 6 26,1525

6 Sorobayan 4 29,1740

7 Bongos I 4 40,2360

8 Bongos II 4 20,1075

9 Klagaran 5 19,3125

10 Tegesan 4 40,1925

11 Nampan 6 36,2230

12 Nanggulan 6 55,1125

13 Demakan 5 51,2610

14 Wonorejo I 6 63,1870

15 Wonorejo II 7 53,1210

16 Patihan 4 87,2220

17 Wonoroto 4 90,1150

18 Demangan 6 67,2760

Jumlah 92 811,7430

Sumber: Data Sekunder, 2014

Berikut ini Gambar 2 adalah Peta Administratif Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.


(67)

51


(68)

b. Topografi

Desa Gadingsari terletak pada ketinggian 2 – 10 meter dari permukaan laut. Ketinggian Desa Gadingsari sesuai untuk kegiatan pertanian seperti padi dan palawija, karena salah satu syarat tumbuh tanaman padi dan palawija berada pada ketinggian antara 0 – 650 meter di atas permukaan air laut. Desa Gadingsari merupakan dataran rendah yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan pesisir dengan curah hujan 2194,44 mm/th dan suhu rata-rata 29-300C.

c. Iklim

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap (Ance Gunarsih, 2006: 1). Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu dari waktu ke waktu (Ance Gunarsih, 2006: 1).

Unsur-unsur iklim yaitu radiasi matahari, curah hujan, temperatur, kelembaban, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara, dan angin (Ance Gunarsih, 2006: 1).

Schimidt-Ferguson berpendapat bahwa tipe curah hujan di suatu daerah dapat dihitung dengan memperhitungkan rata-rata banyaknya bulan basah dan bulan kering dalam sepuluh tahun. Bulan lembab dalam penggolongan ini tidak dihitung. Kriteria pembagian tipe curah hujan menurut Schimidt-Ferguson adalah sebagai berikut.


(69)

53

Bulan kering : curah hujan kurang dari 60 mm Bulan lembab : curah hujan antara 60-100 mm Bulan basah : curah hujan lebih dari 100 mm

Nilai Q adalah pembanding rata-rata jumlah bulan kering dengan rata-rata jumlah bulan basah dikalikan 100%. Rumus untuk menentukan nilai Q adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi Iklim Menurut Schimidt-Ferguson

No Nilai Q Arti Simbol

A 0≤Q≤14,3 Sangat Basah

B 14,3≤Q≤33,3 Basah

C 33,3≤Q≤60 Agak Basah

D 60≤Q≤100 Sedang

E 100≤Q≤167 Agak kering

F 167≤Q≤300 Kering

G 300≤Q≤700 Sangat Kering


(70)

Curah hujan di Desa Gadingsari dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Data curah hujan di Kecamatan Sanden dari tahun 2004-2013 (mm)

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul, Stasiun Gedongan.

Berdasarkan hasil analisis Tabel 3 diatas diperoleh data curah hujan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir antara tahun 2004-2013 menunjukkan angka 2194,44 mm pertahun. Rasio Q dari perhitungan sebagai berikut:

Bulan CURAH HUJAN (MM) Jumlah

Rata-Rata 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Januari 259 233 307 132 514 144 245 283 955 826 3898 389,8

Februari 194 153 391 140 325 345 415 339 392 439 3133 313,3

Maret 439 75 406 481 384 163 280,4 333 326 357 3244,4 324,44

April 36 96 166 290 126 130 206 339 97 155 1641 164,1

Mei 111 0 75 0 0 98 450 240 57 297 1328 132,8

Juni 25 172 0 62 0 71 46,7 5 0 372 753,7 75,37

Juli 0 78 0 0 0 16 37,3 0 0 274 405,3 40,53

Agustus 0 0 0 0 0 0 48 0 0 0 48 4,8

September 0 6 0 0 0 4 227 0 0 12 249 24,9

Oktober 0 96 0 14 223 40 256 5 318 50 1002 100,2

November 226 231 0 390 275 110 157 4 162 702 2257 225,7

Desember 208 501 322 514 0 326 341 335 680 758 3985 398,5

Jumlah 1498 1641 1667 2023 1847 1447 2709 1883 2987 4242 21944,4 2194,44

Bulan Basah 6 5 5 6 6 6 9 6 6 9 64 6,4

Bulan

lembab 0 4 1 1 0 2 0 0 1 0 9 0,9

Bulan

Kering 6 3 6 5 6 4 3 6 5 3 47 4,7


(1)

166

13.Kalau ada manfaat apa yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dapatkan dari adnya objek wisata Pantai Goa Cemara?(sebutkan)

... ... ... 14.Dengan adanya objek wisata Pantai Goa Cemara apa pengaruh terhadap

lingkungan sekitar?

... ... ... 15.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bagaimana hubungan atau kerja sama penduduk setempat dengn pengelola objek wisata Pantai Goa Cemara dalam mengelola objek wisata Pantai Goa Cemara?

d. Tidak ada kerjasama e. Kurang kerjasama f. Saling bekerjasama

16.Bagaimana saran-saram Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bagi pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara pada masa yang akan datang agar banyak dikunjungi?

... ... ... D. Faktor dukungan dan penghambat pengembangan objek wisata

17.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri apa yang menjadi kendala dalam pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara ini?

... ... ... 18.Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam

pengembangan?(berdasarkan soal no 19)

... ... 19.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bagaimana sarana dan prasrana yang ada


(2)

167

... ... ... 20.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri prasarana dan prasrana apa saja yang

dapat mendukung objek wisata ini?

... ... ...

E. Potensi dan upaya pengembangan pariwisata

21.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bagaimana potensi fisik dan potensi non fisik objek wisata Pantai Goa Cemara?

... ... ... 22.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri upaya-upaya apa yang dapat dilakukan agar objek wisata Pantai Goa Cemara dapat berkembang lebih optimal? ... ... ... 23.Menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri upaya apa yang telah dilaksanakan, dan

yang sedang dilaksanakan maupun yang akan dilakukan?

... ... ...


(3)

168

LAMPIRAN

GAMBAR KONDISI PANTAI GOA CEMARA


(4)

(5)

(6)