KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh Lusiana Bintang Siregar NIM : 07 9114 131 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  

MOTTO

Dalam keadaan kritis tidak bersikap netral, melainkan berani

mengambil sikap yang jelas dan tegas, dan tidak oportunitis

  

“asal aman, selamat dan menguntungkan”. Ukuran yang

menentukan bagi seseorang adalah bukan pada saat nyaman

dan menyenangkan, tetapi pada saat ada tantangan dan

pertentangan – Martin Luther King

  

Pengalaman adalah apa yang Anda peroleh saat Anda tidak

memperoleh apa yang Anda inginkan- Dan Stanford. Karakter

seseorang mungkin terlihat dalam peristiwa besar, tapi itu

terbentuk dari kejadian-kejadian kecil- Phillips Brooks, *kualitas

dan karakter seseorang akan lebih terlihat dalam situasi krisis*

Dengan berjanji kita dapat memperoleh sahabat, tetapi dengan

menepati janjilah mereka dapat dipertahankan- Benjamin

Franklin.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  dengan penuh cinta karya yang sederhana ini kupersembahkan pada … Papa Mama Allah

  Erik Ian Negriku Opung My Self Juga kepada Mami …………..yang menambah inspirasi dan pengalaman hidup ….

  PMKRI dan keluarga besar ….tempat aku ditempa …menjadi ‘seseorang’ … seluruh sejarah hidupku ….

  Ad Maiorem Dei Gloriam PRO ECCLECIA ET PATRIA !

  

PERNYATAAN

Saya, Lusiana Bintang Siregar yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah karya sendiri dan tidak terdapat karya

atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain. Terkecuali yang terdapat

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 Maret 2012 Penulis Lusiana Bintang Siregar

  

KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN

(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN

KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)

  

Lusiana Bintang Siregar

ABSTRAK

  Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi yang bertujuan untuk

mendeskripsikan pengalaman mahasiswa dalam memimpin ormas mahasiswa. Data pengalaman

dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang mendalam kepada tiga (3) orang

informan yang merupakan mahasiswa dan sedang atau pernah menjadi pemimpin ormas

mahasiswa. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitu

mengambil data dari dokumen tertentu pada ormas mahasiswa yang relevan dengan konteks

penelitian. Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini terdiri dari menyusun verbatim,

membuat horizonaliting, textural description dan structural description serta menyimpulkan

makna dari pengalaman. Hasil penelitian ini mengungkapkan dua makna dari pengalaman

kepemimpinan mahasiswa pada ormas mahasiswa. Makna yang pertama adalah memiliki karakter

dan nilai keutamaan sebagai pemimpin dan makna yang kedua adalah belum dilakukannya sistem

pendampingan yang optimal untuk menyiapkan anak muda termasuk menjadi pemimpin. Oleh

karena itu, peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk lebih terlibat dalam organisasi dan

kepada masyarakat pada umumnya agar lebih memperhatikan pendampingan kepada anak muda

dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan.

  .

  Kata Kunci : Fenomenologi, Kepemimpinan, Mahasiswa, Ormas Mahasiswa

  

STUDENT LEADERSHIP IN CHALLENGING TIMES

(STUDY OF THE PHENOMENOLOGY OF THE STUDENT

LEADERSHIP EXPERIENCE IN STUDENT SOCIETY ORGANIZATION)

  

Lusiana Bintang Siregar

ABSTRACT

This phenomenology research aimed to describe the student experience as a leader in

student society organizations. Data obtained in this study experience through in-depth interviews

to three informants who are students a leader of student society organizations. Moreover, in this

study also used the method of documentation that is retrieving data from a specific document on

the student organizations that are relevant to the research context. The step of data analysis made

verbatim, horizonaliting, textural description, structural description and the sense of the

leadership experience. The results of this study revealed two meanings. The first meaning has the

character and value of virtue as a leader and the second meaning do not have optimal mentoring

system to prepare young people including the leader. For students, researcher suggest that student

must have activity in organization and for all of people more have attention to mentoring young

people to have a leadership ability.

  Keywords : Phenomenology, Leadership, Student, Student Society Organization

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Lusiana Bintang Siregar

  NIM : 07 9114 131 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN

(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN

KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)

  

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media

lain, untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

  

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan

dengan semestinya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Maret 2012 Penulis,

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh

Kudus atas segala segala berkat dan pendampingan pada tiap-tiap langkah hidup.

  

Rasa syukur yang mendalam juga dihaturkan pada Bunda Maria yang selalu

mendengarkan dan mengabulkan doa. Dalam penulisan karya ini selalu

mendapatkan berkat dan makna yang luar biasa. Terima kasih untuk Engkau,

Yesus.

  Penulis telah lama tertarik dengan bahasan mengenai kepemimpinan dan

pemimpin. Banyak pengalaman dan pembelajaran hidup yang penulis dapatkan

dari kepemimpinan. Ketertarikan ini juga didasari oleh keprihatinan penulis

terhadap rekan-rekan muda terutama mahasiswa yang jarang mengambil peran

sebagai pemimpin dan terkesan apatis dengan fenomena sosial kemasyarakatan di

negri sendiri. Penulis memahami bahwa posisi pemimpin memang menuntut

tanggung jawab dan pengorbanan lebih. Di samping itu juga perlu adanya

pendampingan dari seluruh pihak untuk anak muda ini. Semoga melalui karya

sederhana ini dapat berguna dan menggugah lebih banyak rekan-rekan muda

berperan sebagai pemimpin.

  Penyelesaian karya ini adalah untuk melengkapi satu tahapan proses

belajar di Fakultas Psikologi. Peran serta dukungan yang selalu hadir terutama

dari orang tua sangat dirasakan. Rasa terima kasih yang mendalam kepada

ayahanda Bonifasius B. P Siregar dan ibunda Berliana Nababan untuk segenap

perhatian, lindungan, kesempatan berharga, pengorbanan, nilai hidup, dan cinta

  

kasih yang tak pernah habis. Rasa terima kasih juga disampaikan kepada adikku,

Federikus Bonar Reynara Siregar yang dengan senyum dan kepolosannya selalu

bertanya dan mendorong agar cepat lulus. Terima kasih juga tak lupa disampaikan

pada Ian yang senantiasa hadir, menemani, dan memberi dukungan dalam

kesulitan maupun suka, terima kasih untuk proses belajar dan kasih yang

diberikan.

  Dalam proses pendidikan hingga penyelesaian karya ini tentunya banyak

pihak yang hadir, mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung serta

secara moril dan materil mengiringi langkah penulis. Untuk itu, dengan hormat,

rasa terima kasih ini secara khusus penulis sampaikan kepada :

  1. Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Terlebih dengan kesabaran dan keteguhan ibu dalam membimbing penulis menyelesaikan karya skripsi ini memberi motivasi dan inspirasi bagi penulis untuk selalu terbuka bagi sesama.

  2. Pak Heri dan Pak Agung yang telah membimbing dan memberi kesempatan kepada penulis sebagai asisten penelitian serta terlibat dalam proses belajar metode SEM.

  3. Bu Nimas sebagai dosen pembimbing akademik yang selalu memberi perhatian

  4. Bu Tanti yang juga selalu tersenyum dalam setiap proses belajar di kelas maupun di luar kelas. Senyum ibu yang khas menginspirasi saya untuk selalu tersenyum bila bertemu setiap orang.

  5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi, dengan semangat dan ciri khasnya masing-masing. Terima kasih telah setia berbagi ilmu di Fakultas ini.

  6. Segenap staff Fakultas : mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, mas Muji, Mas Doni untuk setiap pelayanan dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Psikologi.

  7. Informan dalam penelitian ini, TS sebagai mantan pengurus PMKRI cabang Yogyakarta, BA sebagai ketua HMI Bulaksumur, dan ED sebagai ketua GMKI cabang Yogyakarta. Terima kasih sudah berbagi pengalaman dan pengetahuan. Semoga apa yang dirasakan bersama dalam wilayah gerakan mahasiswa ini dapat segera terjawab. HIDUP MAHASISWA !

  8. Rekan-rekan gerakan mahasiswa pada forum Cipayung. Terima kasih atas penerimaan dan persahabatan serta perjuangan bersama dalam rangka keberpihakan pada rakyat dan penegakan keadilan.

  9. Kawan-kawan angkatan ’07, terima kasih atas kebersamaan selama proses belajar kita.

  10. Teman-teman yang pernah bersama dalam kegiatan kepanitiaan AKSI,

EKM, Paskah Paingan, Valentine, Live in, dan yang lainnya.

  11. Kakak, teman, serta adik-adik keluarga besar Paduan Suara Fakultas (PSF) Psikologi “Angel Voices”. Terima kasih atas tiap-tiap moment dalam suka duka membangun kelompok ini. Maju terus! tingkatkan jam terbang supaya PSF Psikologi USD lebih terkenal dan bisa menggelar konser.

  12. Teman-teman Srikandi Sariayu, Tisa, Krisna sekaligus teman di Rengganis, Oca, Putri, Anggun, Helen. Terima kasih untuk kebersamaan dan tradisi-tradisi ke-sariayu-an..kenangan dalam suka dan duka tidak pernah terlupakan…Terima kasih Sahabat!

  13. Naposo Siregar, terima kasih untuk ito dan eda semua, tetap semangat dalam kekeluargaan ini. Semoga ke depan komunitas naposo siregar Yogyakarta dapat lebih berkarya.

  14. Teman-teman panitia dan peserta YMCA 2009, kesempatan live in bersama dan berinteraksi langsung dengan sahabat-sahabat dari Jepang membawa pengalaman tersendiri.

  15. Keluarga cemara 1, diwakili oleh mba Bella yang memberi semangat dan password jurnal…semoga sukses ..juga keluarga cemara 2 dengan segala keluh kesah, perjuangan, curhatan, motivasi, dan impian-impian bersama, Nadya, mba Ninit, mba Wulan. Ayo Kita Pasti Bisa…! Selalu ingat satu sama lain di kemudian hari..

  16. Keluarga besar Bapak Ardian dan Ibu Siwi, dek Jagad yang menjadi penghibur di saat pusing serta seluruh pribadi yang ada dalam rumah cemara…. Terima kasih untuk pengalaman dan kesempatan yang diberi…Teman-teman kempo juga yang ikut menyemangati pengerjaan skripsi ini, terima kasih…

  17. Komunitas MAGIS dan suster-suster FCJ….terima kasih untuk pendampingan dan penyegaran rohani, selama proses ini khususnya dalam peregrinasi memberikan kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap pergumulan hidup

  18. Dan tentunya untuk PMKRI cabang Yogyakarta “St. Thomas Aquinas” dan keluarga besarnya….. terima kasih untuk sarana ini, terima kasih untuk tempaan ini, terima kasih untuk kawan-kawan Rio, Tata, Aji, Izak, Rosa beserta Angga, Indra, dan Edwin yang sedang menyelesaikan skripsi (ayo segera menyusul, terima kasih untuk persaingan yang sehat dalam penyelesaian skripsi), dan teman-teman yang aktif selama 2010-2012 yang selalu setia dan dihadirkan dalam proses belajar ini….. Kawan, saat kita menjalaninya itu mungkin terasa sakit dan melelahkan, tetapi saat kita telah melewatinya, percayalah hal itu akan terasa sangat menyenangkan dan membanggakan. Tetap rendah hati dalam proses belajar dan setia dalam karya. ROSA! PETRA!

  19. Anggota Penyatu PMKRI dengan sharing dan partisipasi baik moril maupun materil, khususnya Dewan Pembina PMKRI cabang Yogyakarta, Pak Sony dan Pak Lukas. Terima kasih boleh merasakan proses belajar dan dukungan yang penuh dalam pengembangan diri saya dan kawan-kawan dalam perhimpunan. Terima kasih atas contoh komitmen, konsistensi dan integritas yang Bapak berikan.

  20. semua pihak yang hadir dalam tiap hariku dan yang selalu menanti saat ini…… Akhir kata, penulis menyadari keterbatasannya dan bahwa karya

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka

dari itu, penulis mohon maaf dan terbuka atas semua saran serta kritik yang

membangun demi sebuah karya yang lebih baik.

  Yogyakarta, 13 Maret 2012 Penulis Lusiana Bintang Siregar

DAFTAR ISI

  

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… iv

  

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………….. vi

ABSTRAK ...………………………………………………………………. vii

ABSTRACT ………………………………………………………………... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……………. ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xvi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xx

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….

  7 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...

  7 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….

  7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………..

  34 C. Subjek Penelitian ………………………………………………

  47

  44 2. Profil Organisasi …………………………………………….

  44 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian …………………………..

  42 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………

  42 A. Pandangan dan Peran Peneliti dalam Penelitian ………………

  40 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….......

  39 F. Kredibilitas Penelitian …………………………………………

  36 E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data .........................................

  35 D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….

  9 A. Kepemimpinan …………………………………………………..

  9

  34 A. Pendekatan Penelitian Kualitatif ………………………………

  32 BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………

  27 C. Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa..

  24 3. Kepemimpinan Mahasiswa dalam Ormas Mahasiswa …….

  17 2. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Mahasiswa ………….

  17 1. Anak Muda …………………………………………………..

  12 B. Kepemimpinan Anak Muda dan Ormas Mahasiswa ……………

  2. Pemimpin ……………………………………………………

  9

  1. Kepemimpinan ………………………………………………

  34 B. Batasan Istilah ………………………………………………….

  3. Dinamika Psikologis Informan ……………………………..

  54 C. Analisis Data dan Hasil Penelitian …………………………….

  60 1. Analisis Data Pengalaman ………………………………….

  60

  2. Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa ……………………….

  79 D. Pembahasan ……………………………………………………

  85 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...

  95 A. Kesimpulan ………………………………………......................

  95 B. Saran ………………………………………………....................

  95 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

  98 LAMPIRAN …………………………………………………….................. 101 DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan Rasio Pemuda Indonesia (2004)…………….

  3 Tabel 2. Guide Interview ………………………………………….

  38 Tabel 3. Data Demografi …………………………………………..

  54 Tabel 4. Data Sintesis Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa …...

  76 DAFTAR LAMPIRAN Transkrip Verbatim ……………………………………………. 101

  1. Informan I ………………………………………………….. 101

  2. Informan II …………………………………………………. 126

  3. Informan III ………………………………………………… 145

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pemimpin, khususnya di Indonesia, yang dirasakan

  dewasa ini boleh jadi tidak sesuai dengan tingkat kesediaan seseorang untuk menjadi pemimpin. Saat ini generasi muda termasuk mahasiswa cenderung enggan mengambil bagian dalam organisasi dan menjadi pemimpin. Keterlibatan mereka dalam mengikuti organisasi cenderung rendah, mulai dari organisasi intra kampus, seperti unit kegiatan mahasiswa (UKM) hingga BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang sudah mulai ditinggalkan (KOMPAS, 2011).

  Organisasi kemahasiswaan seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) pun mengalami penurunan kader. Sebelumnya,

  • pada tahun 1970an 2000an, organisasi kemahasiswaan ini masih mendapatkan kader berjumlah ratusan, namun dalam tujuh (7) tahun terakhir hanya mampu mendapatkan 30 orang per tahun (buku MPAB PMKRI, 2010). Pun demikian, kader yang berhasil berpartisipasi juga jarang yang bertahan. Dalam proses di organisasi tidak sedikit yang mundur dan hilang.

  Sementara itu, dalam organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dan PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia) yang juga mengalami hal yang sama. Organisasi ini banyak mengeluhkan mengenai

  

kesulitan dalam mencari kader-kader baru yang tertarik mengikuti organisasi

kader atau lebih dikenal sebagai ormas (organisasi kemasyarakatan)

mahasiswa. Organisasi kepemudaan seperti Pemuda Katolik juga mengalami

hal demikian. Menurut ketua Pemuda Katolik (periode 2009-2012) untuk

wilayah Yogyakarta setelah vakum selama 15 tahun ketika dihidupkan kembali

pada tahun 2009, hanya 20 orang yang menjadi anggotanya. Itu pun tidak

semua anggota aktif.

  Hasil jajak pendapat yang dilakukan KOMPAS pada pemuda usia 16

  • – 30 tahun, pada kurun waktu 27-28 Oktober 2010 di beberapa kota di

    Indonesia juga mengungkapkan hal senada. Bahwa sebagian besar responden

    mengaku tidak pernah menjadi pemimpin di dalam berbagai kegiatan, saat

    menempuh pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Sementara,

    pengalaman menjadi pemimpin dalam kegiatan di sekolah, seperti Organisasi

    Siswa Intra Sekolah (OSIS), Senat Mahasiswa di perguruan tinggi, organisasi

    kepemudaan, atau organisasi profesi, mampu menempa dan membentuk

    karakter sebagai pemimpin (KOMPAS, 2010).

  Minimnya keterlibatan anak muda termasuk mahasiswa dalam

organisasi dan rendahnya keterlibatan mereka untuk menjadi pemimpin

menunjukkan persoalan serius terkait dengan regenerasi kepemimpinan di

negeri ini. Sementara di negara ini jumlah pemuda hampir setengah jumlah

penduduk di Indonesia, yang dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini.

  Tabel 1. Jumlah dan Rasio Pemuda Indonesia (2004) Tipe Daerah Jumlah Pemuda Jumlah Penduduk (dalam jutaan) (dalam jutaan) Perkotaan 36,1 (40,0%)

  92 44,6 (35,2%) 125 Pedesaan Total 80,7 (37,2%) 217

  Tabel diambil dari makalah Strategi dan Program Pembangunan Pemuda, oleh Ir. Budi Setiawan pada TANNASDA 2008, yang mengutip sumber BPS tahun 2004 Dapat dilihat dalam tabel tersebut, jumlah pemuda baik di kota

maupun desa hampir setengah dari jumlah penduduk keseluruhan. Bila dilihat

dari jumlah pemuda ini, anak muda termasuk juga mahasiswa sebagai agen

perubahan (agen of change) dapat lebih memiliki peluang mengambil peran

pemimpin dalam kehidupan organisasi dan masyarakat di wilayah perkotaan

dan pedesaan. Namun, perhatian dan pemahaman anak muda mengenai

kepemimpinan serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di organisasi

tertentu masih kurang.

  Saat ini, peran organisasi mahasiswa, khususnya ormas-ormas, seperti

: HMI, PMKRI, PMII, GMKI, GMNI, mengalami penurunan dalam dinamika

keterlibatan mereka di nasional maupun dalam pertemuan-pertemuan internal

organisasi, seperti diskusi dan pertemuan anggota serta pertemuan eksternal

dengan beberapa organisasi lain dalam forum tertentu. Bahkan beberapa

diantara mereka justru mengalami konflik internal berkepanjangan. Seperti

  

pada konflik internal cabang misalnya pada organisasi HMI cabang

Yogyakarta (BA, wawancara 27 Juli & TS, wawancara 15 Agustus, 2011).

  

Proses regenerasi dan kaderisasi dalam organisasi untuk anak muda pun masih

belum optimal (Ali, 2008).

  Adanya keprihatinan terhadap rendahnya minat anak muda dan

mahasiswa mengambil peran kepemimpinan di Indonesia ternyata menjadi

fenomena umum yang juga dialami oleh banyak negara lain. Salah satunya

dapat dilihat dari hasil penelitian eksperimen Forno dan Merlone (2006) yang

melibatkan dua (2) kelompok mahasiswa tahun pertama di Universitas Turin.

Masing-masing kelompok berjumlah 65 orang mahasiswa dari kelas Bisnis

Administrasi (kelompok A) dan 67 orang mahasiswa dari kelas Informasi dan

Bisnis Relasi (kelompok B). Salah satu hasil penelitian ini menyebutkan bahwa

motivasi mahasiswa untuk mengambil peran sebagai pemimpin ternyata sangat

terbatas. Sebagian besar responden tersebut menyebutkan bahwa alasan untuk

tidak menjadi pemimpin berasal dari diri mereka sendiri dan sebagian lagi

menyebutkan bahwa ada orang yang bisa lebih baik memimpin sehingga

merasa dirinya tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi

pemimpin.

  Sementara penelitian Wehman (dalam Edelman, dkk, 1996)

menyatakan bahwa pengalaman keterlibatan dalam organisasi terstruktur selalu

dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan di kalangan anak muda.

Pengembangan kemampuan kepemimpinan melalui kegiatan ekstrakurikuler

terstruktur dapat bersifat rekreasi dan pengembangan sosial, seperti organisasi,

  

program olahraga, dan kegiatan seni. Namun persoalannya, bagaimana bisa

mengembangkan kemampuan kepemimpinan jika minat untuk berpartisipasi

dalam organisasi sangat terbatas di kalangan anak muda ? Jumlah pemuda seperti yang telah dipaparkan sebelumnya

menunjukkan bahwa sebenarnya potensi dari segi jumlah sumber daya manusia

dari sisi anak muda untuk menjadi pemimpin sangat mencukupi jika mereka

mau mengembangkan potensi diri dengan terlibat dalam organisasi. Namun,

pada saat ini nyatanya minat anak muda untuk menjadi pemimpin dan terlibat

dalam organisasi masih rendah. Selain itu, di Indonesia sendiri tantangan untuk

mengembangkan kemampuan kepemimpinan juga dipengaruhi oleh kondisi

dan dinamika organisasi. Banyak organisasi anak muda maupun organisasi

kemahasiswaan saat ini mengalami kemandegan dalam hal kaderisasi seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya. Meskipun demikian, masih ada anak muda

yang mau menjadi pemimpin serta terlibat dalam organisasi. Peneliti tertarik

dengan pemimpin-pemimpin anak muda termasuk mahasiswa ini, mengapa

mereka masih mau menjadi pemimpin di tengah dinamika organisasi yang

penuh tantangan dan rendahnya minat anak muda termasuk mahasiswa dalam

organisasi dan menjadi pemimpin.

  Berkenaan dengan masalah tersebut, ada beberapa penelitian yang

mencoba untuk menggambarkan persoalan dari sudut pandang eksternal anak

muda antara lain, melihat pentingnya berorganisasi pada anak muda (Wehman,

1996), pentingnya partisipasi anak muda dalam program pengembangan diri

(Scales & Leffert, 1996 dalam Edelman, dkk, 1996), dan pentingnya pemimpin

  

yang efektif pada kalangan anak muda (Forno & Merlone, 2006). Peneliti

belum menemukan penelitian tentang anak muda dan kepemimpinan yang

mengungkap sisi internal dari pengalaman anak mudanya sendiri. Beberapa

penelitian kepemimpinan lebih fokus pada kondisi eksternal dan belum melihat

dari sisi anak mudanya sendiri.

  Di Indonesia, ada satu penelitian yang dilakukan oleh Handayani

(2011) tentang organisasi mahasiswa Katolik dan perkembangan demokrasi di

Indonesia (sebuah tinjauan psikologi) yang mencoba melihat pengalaman

internal anak muda Katolik dalam perannya mengembangkan demokrasi di

Indonesia. Namun, penelitian ini terbatas pada anak muda Katolik dan tidak

secara khusus melihat kepemimpinan di kalangan anak muda. Oleh karena itu,

penelitian tentang pengalaman kepemimpinan pada anak muda dari perspektif

anak mudanya sendiri masih terbatas. Penelitian ini akan fokus pada

pengalaman internal anak muda sendiri. Peneliti ingin melihat bagaimana anak

muda termasuk mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dan menjadi

pemimpin memaknai pengalamannya dalam kepemimpinan di tengah

kaderisasi pada anak muda yang belum optimal serta rendahnya minat anak

muda dalam berorganisasi dan menjadi pemimpin.

  Penelitian mengenai pengalaman mahasiswa yang terlibat dalam

organisasi dan kepemimpinan ini diharapkan mengungkapkan makna menjadi

pemimpin bagi mahasiswa serta dapat mengetahui tantangan dan hambatan

selama terlibat dalam organisasi hingga mengalami menjadi seorang pemimpin

dari perspektif anak muda sendiri. Dengan mengetahui tantangan dan hambatan menjadi pemimpin tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan fenomena mengapa masih ada anak muda yang mau menjadi pemimpin ketika kaderisasi belum optimal dan anak muda yang lain memilih untuk tidak terlibat dalam organisasi dan menjadi pemimpin.

  Dari berbagai paparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengalaman kepemimpinan dari kader-kader ormas selama berproses pada masa sekarang ini yang notabene sangat membutuhkan pemimpin. Kepemimpinan anak muda merupakan aspek krusial guna menata bangunan peradaban bangsa.

  B. Rumusan Masalah Bagaimana pengalaman kepemimpinan mahasiswa pada organisasi kemasyarakatan mahasiswa?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman kepemimpinan mahasiswa pada organisasi kemasyarakatan mahasiswa.

  D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi ruang lingkup psikologi kepemimpinan, khususnya kepemimpinan dalam organisasi serta dapat menjadi bahan kajian bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

  Bagi organisasi, khususnya organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan, pembinaan dan kaderisasi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan refleksi dan informasi agar mereka lebih berperan aktif dalam kaderisasi mahasiswa khususnya sebagai wadah lahirnya pemimpin-pemimpin baru.

  Bagi masyarakat pada umumnya terutama mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media reflektif secara individual maupun dalam sebuah komunitas atau kelompok. Para mahasiswa diharapkan dapat menghargai diri dan menyadari bahwa dirinya merupakan anak muda yang diharapkan dan dibutuhkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa dan negara berikutnya sehingga dapat lebih mengambil peran dalam kepemimpinan.

  Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan untuk refleksi, menganalisa serta menarik kesimpulan dan makna dari pengalaman kepemimpinan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini diuraikan sejumlah teori-teori dan pengertian-pengertian

  

yang diharapkan dapat membantu peneliti untuk menjelaskan bagaimana

pengalaman memimpin pada mahasiswa yang terlibat dalam ormas mahasiswa.

  

Pada bagian pertama, peneliti akan menjelaskan mengenai teori serta pengertian

dari kepemimpinan dan pemimpin. Dalam bagian ini juga dijelaskan elemen dan

unsur kepemimpinan serta pentingnya pemimpin memiliki kemampuan tertentu

dalam melaksanakan kepemimpinan.

  Pada bagian kedua diuraikan pengertian kepemimpinan secara lebih

khusus, yaitu peranan anak muda sebagai generasi penerus dan calon pemimpin.

  

Salah satu hal yang penting dalam proses kepemimpinan ini adalah keterlibatan

anak muda dalam organisasi. Selain itu, diuraikan juga pengertian anak muda dan

organisasi serta kepemimpinan mahasiswa dalam ormas mahasiswa. Kemudian,

bagian terakhir bab ini akan menguraikan pengertian dari pengalaman mahasiswa

dalam memimpin ormas mahasiswa pada zaman ini yang menjadi tujuan atau

fokus dari penelitian.

A. Kepemimpinan

1. Kepemimpinan

  Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam kemajuan suatu kelompok, organisasi atau bangsa dan negara (Sahrah, 2004). Setiap kegiatan manusia secara bersama-sama dalam kelompok tertentu selalu membutuhkan kepemimpinan. Hal ini disebabkan dalam kepemimpinan ada sebuah proses dan usaha mempengaruhi orang sehingga mau secara sukarela dan antusias bekerja sama mencapai tujuan kelompok (Weihrich dalam Maridjo, 2001). Proses yang ada dalam kepemimpinan untuk mengarahkan orang lain untuk sebuah tindakan demi tercapainya tujuan inilah yang mempertegas bahwa kepemimpinan merupakan hal yang pokok dalam organisasi (Locke dalam Listianto, 2001).

  Senada dengan pengertian tersebut, kepemimpinan juga dipahami sebagai proses mengubah anggota, menciptakan visi dan mencapai tujuan serta mengkomunikasikan kepada anggota jalan menuju pencapaian tujuan (Bass, 1985; Tichy & Devanna, 1986 dalam Hughes,dkk, 2006). Dalam hal ini, ada aksi atau tindakan yang fokus kepada sumber-sumber potensi dalam organisasi menuju penyelesaian tujuan (Roach & Behling, 1984 dalam Hughes, dkk, 2006).

  Kada (1982) menyebutkan bahwa kepemimpinan melibatkan suasana, usaha dan kemampuan memimpin. Kemampuan memimpin bukan saja sekedar mengatur dan memimpin namun disertai juga dengan seni mempengaruhi tingkah laku manusia serta kemampuan membimbing orang lain sebagai anggotanya (Hoyt dalam Kartono, 2010). Kepemimpinan pada akhirnya merupakan keterlibatan dari berbagai pihak dalam arti bahwa kepemimpinan memerlukan kemampuan untuk membangun kebersamaan tim yang memiliki orientasi pada pencapaian tujuan. Pemimpin yang baik adalah seorang yang dapat membangun tim untuk mencapai hasil melampaui berbagai macam situasi (Hogan, dkk, 1994 dalam Hughes, dkk. 2006).

  Proses kepemimpinan memiliki unsur kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain, dan mencapai tujuan organisasi ( Kartono, 2010). Listianto (2001) menyebutkan tiga elemen yang bisa didapatkan dari pengertian-pengertian mengenai kepemimpinan. Elemen pertama yaitu kepemimpinan memiliki konsep relasi. Dalam hal ini sebuah proses kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari relasi bersama orang lain yang dinamakan pengikut. Jika tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Seorang pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana menjalin hubungan dengan anggota dan menginspirasi pengikutnya.

  Elemen yang kedua adalah kepemimpinan merupakan sebuah proses. Dalam memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Sementara elemen yang ketiga yaitu kepemimpinan menginstruksikan orang lain atau pengikutnya untuk melakukan sesuatu.

  Pemimpin membujuk pengikutnya dengan banyak cara, seperti mengatur tujuan, membangun kerja sama tim, dan mengkomunikasikan visi bersama (Listianto, 2001).

  Dari penjelasan mengenai kepemimpinan tersebut dapat dilihat bahwa sampai saat ini pengertian kepemimpinan tidak jauh berbeda antara satu teori dengan teori yang lain. Kepemimpinan selalu mengandung unsur pemimpin, anggota dan sebuah aksi atau tindakan. Dalam kepemimpinan juga ditekankan sebuah proses mempengaruhi anggota dalam kelompok dalam mencapai suatu tujuan.

2. Pemimpin

  Kepemimpinan dalam menjalankan prosesnya tentunya membutuhkan seorang pemimpin. Di samping untuk membimbing dan mengarahkan anggota, dalam kepemimpinannya, pemimpin perlu memiliki keterampilan dan keahlian memandang visi ke depan, serta menginspirasi setiap tindakan. Seorang pemimpin juga perlu memberi wewenang kepada orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk membesarkan hati dan mendorong orang lain untuk bermacam-macam fungsi, kedisiplinan, serta mengatur untuk menemukan tujuan bersama dalam memperbaiki keseluruhan industri, komunitas, negara, bahkan dunia. ( Kanter, 1996 dalam Listianto 2001).

  Berdasarkan proses kepemimpinan, pemimpin harus memiliki sejumlah kemampuan dalam melangsungkan kepemimpinannya.

  Kemampuan yang dimiliki pemimpin ini tidak hanya sekedar berasal dari bakat alami. Pendapat terdahulu mengenai kepemimpinan yang dimunculkan oleh bakat yang telah ada dalam diri seseorang sehingga dengan sendirinya menjadi pemimpin telah bergeser. Dalam perkembangan zaman pada awal abad 20 oleh Frederick W. Taylor dikembangkan teori kepemimpinan. Teori ini menyebutkan bahwa tetapi pada penyiapan secara berencana dalam melatih calon-calon pemimpin (Kartono, 2010).

  Dalam hal membentuk kemampuan pemimpin ini, The Conference Board (2002) melakukan penelitian mengenai kemampuan- kemampuan pemimpin yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan pada tahun 2010. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan kognitif, meliputi kekuatan intelektual dan mental; memiliki kemampuan strategi dalam kesiapan menghadapi kompetensi global; kemampuan analisis, terutama untuk menyaring informasi yang didapatkan dan sumber- sumbernya; kemampuan mengambil suatu keputusan; kemampuan personal dan komunikasi; kemampuan untuk mempengaruhi kelompok lain; kemampuan mengatur lingkungan dan orang lain dari berbagai budaya, gender, dan generasi; kemampuan untuk dapat mendelegasikan orang secara efektif; kemampuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan menggunakan talenta orang lain; serta kemampuan mengambil makna dari pengalaman (dalam Hughes, dkk, 2006).

  Sementara itu, Wirjana dan Supardo (2005) dari pengalaman di lapangan mendapatkan bahwa hal utama yang juga harus dimiliki pemimpin adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan bagaimana pemimpin dapat mengerti dan memahami suatu keadaan, strategi dan kriteria yang paling tepat digunakan dalam situasi-situasi tertentu.

  Keterampilan lain yang juga harus dimiliki seorang pemimpin adalah kemampuan mengerti, memotivasi, dan berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat diterima dalam semua situasi oleh semua pihak. Dalam setiap lembaga baik bisnis, pemerintahan, maupun organisasi sosial kemasyarakatan, pemimpin juga perlu memiliki kemampuan berpikir strategik dalam merumuskan tujuan atau sasaran. Selain itu, cara berpikir yang sitematis juga diperlukan oleh seorang pemimpin. Hal ini disebabkan karena pemimpin perlu untuk mengindentifikasi setiap situasi ataupun masalah dalam organisasi serta mengetahui akar permasalahannya dan menyusun solusi. Cara berpikir sistematis dalam cara praktis dan konkrit ini menunjukkan ciri pemimpin yang dewasa. (Wirjana & Supardo, 2005).