Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI COPING PADA

  INDIVIDU BISEKSUAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Kinanti Paramesti NIM : 049114014 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

SKRIPSI

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI COPING PADA

INDIVIDU BISEKSUAL

  Oleh : Kinanti Paramesti

  NIM : 049114014 Telah disetujui oleh :

  Pembimbing Agnes Indar E., S.Psi., Psi., M.Si. Tanggal : 17 September 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  SKRIPSI

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI COPING PADA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh : Kinanti Paramesti

  NIM : 049114014 Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji pada tanggal: 18 Agustus 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji 1 : Agnes Indar E., S.Psi., Psi., M.Si . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  Penguji 2 : Dr. Christina Siwi Handayani . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penguji 3 : C. Siswa Widyatmoko, S. Psi. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  Yogyakarta, 17 September 2011 011 Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  Dr. ChristinaSiwi Handayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  God is able to make all grace abound to you so that in all things at all time, having all you need, you will abound in every good work.

  [2 Cor. 9 : 8] ...berjalanlah dengan keyakinan bahwa kamu tak pernah sendiri, karena

  Bapa selalu besertamu...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 17 September 2011 Kinanti Paramesti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI COPING PADA INDIVIDU

BISEKSUAL

Kinanti Paramesti

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi coping yang dilakukan oleh individu biseksual yang telah mengakui orientasi seksualnya. Penelitan dilakukan pada dua subjek yang memiliki karakteristik biseksual dan sudah mengakui orientasi seksualnya pada keluarga dan teman. Strategi penelitian ini menggunakan cara wawancara dalam pengumpulan data. Pertanyaan dalam wawancara disusun dengan sifat yang terbuka dan netral. Pertanyaan yang diberikan kepada subjek meliputi latar belakang penyimpangan seksual, respon negatif (tekanan) dari diri sendiri, respon negatif (tekanan) dari orang lain, strategi coping, dan kondisi setelah melakukan strategi coping. Dalam penelitian ini diketahui bahwa subjek pertama mulai tertarik sengan sesama maupun lawan jenis dari bangku sekolah. Subjek cukup banyak mendapat tekanan dari keluarga dan teman. Strategi coping yang paling sering subjek pertama lakukan adalah active coping dan restraint coping. Kondisi setelah subjek melakukan strategi coping masih sama dengan sebelumnya. Kedua orangtua subjek tetap tidak bisa menerima kondisi subjek yang biseksual. Strategi coping yang dilakukan subjek pertama sebatas mengatasi rasa cemas subjek pada saat terjadi tekanan. Pada subjek kedua ketertarikan pada sesama dan lawan jenis dimulai pada akhir masa sekolah. Tekanan yang diterima subjek lebih banyak dari teman. Strategi coping yang paling sering dilakukan subjek kedua adalah active coping dan positive reinterpretation. Strategi coping yang dilakukan oleh subjek kedua cukup dapat mengatasi tekanan yang dialami subjek. Keluarga subjek kedua dapat menerima kondisi subjek dan kemudian memberi dukungan berupa nasehat. Pada kedua kasus ada kesamaan pengalaman, yaitu kedua subjek mendapat tekanan dari teman dan paling sering menggunakan strategi coping berupa active coping.

  Kata kunci: respon negatif (tekanan), strategi coping, biseksual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

CASE STUDY OF COPING STRATEGY ON BISEXUAL INDIVIDUAL

Kinanti Paramesti

ABSTRACT

  This study aimed to find out about coping strategies done by bisexual who has admitted their sex orientation. Research carried out on two subjects that have the characteristics of bisexual and already admitted their sex orientation to families and friends. The strategies that are used in this study are using interviews in data collection. The question in the interview is prepared openly and neutrally. The questions given to the subjects include deviant sexual background, negative responses (pressures) from oneself, negative responses (pressures) from other people, coping strategies, and afterward condition. The finding of this study is that the first subject was attracted to both sexes in his school year. The subject experienced a lot of pressure from his family and friends. Active coping and restraint coping was the two most used coping strategies by the subject. The subject’s condition after coping was almost the same as before. Both parents still wouldn’t accept the subject’s condition. The coping strategies that were done by the first subject were only decreasing the subject’s anxiety when the pressure happened. For the second subject, the attraction for both sexes started in the subject’s end of school year. The pressure was experienced mostly from the subject’s friends. Active coping and positive reinterpretation was the two most used coping strategies by the second subject. The coping strategies that were done could handle the pressures that were experienced by the subject. The second subject’s family accepted the subject’s condition and further more gave advices. In the two cases there were similarity in experiences, which was both subject experienced pressures from their friends and the most used coping strategy was active coping.

  Keywords: negative responses (pressure), coping strategies, bisexual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Kinanti Paramesti Nomor Mahasiswa : 049114014

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI COPING PADA INDIVIDU

BISEKSUAL

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal, 17 September 2011 Yang menyatakan Kinanti Paramesti

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang ada di surga, akhirnya karya tulis ini bisa terselesaikan. Proses di dalam penyelesaian penelitian ini tidaklah mudah, tetapi karena ada bantuan dari berbagai pihak, saya menjadi merasa mampu untuk melaluinya. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si., Psi. selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi, atas nasehat, saran, dan kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.

  2. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik, atas bimbingan dan pendampingannya selama ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.

  3. Ibu Sylvia CMYM., M.Si. yang juga telah membimbing saya dalam penulisan skripsi, atas pengalaman yang mendewasakan dan kesabarannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

  4. Bapak dan ibu tercinta yang telah membesarkan, mendidik dan tak pernah berhenti memberikan doa, kasih sayang, dorongan, motivasi, dukungan materi dan moral serta ketulusan disepanjang hidupku.

  5. Kakakku, Raditya Kertiyasa, meski jauh tapi aku tak pernah merasa kurang dikasihi dan didukung olehmu... miss u so...

  6. Ardanti Sarasati dan Lintang Krisantium. Terima kasih untuk pengertian kalian, kesabaran, kasih sayang dan dukungan yang tiada henti... I love you both...

  7. Kriska Irma Kidmada dan Ajeng Paramita Dwiningsih. Terima kasih buat dukungan, waktu, tenaga, cerita, semuanya lah.... Makasiih yaaa...

  8. Benk-benk, terima kasih sudah bantuin. Bantuanmu membuka kesempatan untukku setelah berjuang kesana-kemari. Hehe..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9. Subjek yang telah bersedia diwawancara.

  10. Mas Gandung, mbak Nanik, dan pak Gie untuk senyum dan keramahannya..

  11. Semua saudaraku...terima kasih atas doa-nya.

  12. dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu atas bantuan maupun dukungan nya sehingga saya bisa melalui proses ini, saya mengucapkan terima kasih.

  Penulis menyadari bahwa hasil yang dicapai jauh dari sempurna dan penulis berterima kasih atas kritik dan saran yang membangun, harapan penulis semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan untuk dapat menambah ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, Juli 2011 Penulis

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang ..............................................................................

  B.

  5 Rumusan Masalah.........................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian ..........................................................................

  D.

  5 Manfaat Penelitian ........................................................................

  BAB II. LANDASAN TEORI ..........................................................................

  8 A.

  8 Strategi Coping .............................................................................

  1.

  8 Pengertian Strategi Coping .....................................................

  2.

  9 Bentuk-bentuk Strategi Coping...............................................

  3.

  12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping ...............

  B.

  13 Individu Biseksual ........................................................................

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.

  13 Pengertian Biseksual ..............................................................

  2.

  16 Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Seksual ......................

  3.

  16 Dampak Psikologis Biseksual ................................................

  C.

  17 Biseksual pada Individu Dewasa Awal ........................................

  1.

  17 Aspek Fisik .............................................................................

  2.

  18 Aspek Kognitif ........................................................................

  3.

  18 Aspek Sosio-Emosional ..........................................................

  D.

  19 Biseksual di Indonesia ..................................................................

  E.

  22 Strategi Coping pada Individu Biseksual .....................................

  BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................

  25 A.

  25 Jenis Penelitian .............................................................................

  B.

  26 Subjek Penelitian ..........................................................................

  C.

  27 Batasan Istilah...............................................................................

  D.

  27 Metode Pengumpulan Data .........................................................

  E.

  27 Wawancara ...................................................................................

  F.

  29 Observasi ......................................................................................

  G.

  30 Metode Analisis Data ...................................................................

  H.

  33 Pemeriksaan Kesahihan dan Keabsahan Data ..............................

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

  34 A.

  34 Tahap Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...............................

  1.

  34 Persiapan ..............................................................................

  2. Pelaksanaan .........................................................................

  35 B.

  35 Hasil Penelitian .............................................................................

  1. Subjek 1 ...............................................................................

  35 a.

  35 Latar Belakang ..............................................................

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b.

  38 Catatan Lapangan ..........................................................

  c.

  39 Hasil Wawancara ..........................................................

  2. Subjek 2 ...............................................................................

  43 a.

  43 Latar Belakang ...........................................................

  b.

  46 Catatan Lapangan .......................................................

  c.

  46 Hasil Wawancara ........................................................

  C.

  48 Pembahasan .................................................................................. Subjek 1 ..................................................................................

  48 Subjek 2 ..................................................................................

  54 BAB V. KESIMPULAN ..................................................................................

  57 A.

  57 Kesimpulan ..................................................................................

  B.

  58 Saran ............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

  60 LAMPIRAN ......................................................................................................

  62

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL 1.

  29 Tabel Panduan Wawancara ...................................................................

  2.

  32 Tabel Kode Strategi Coping ..................................................................

  3.

  32 Tabel Kode Jenis Respon Negatif .........................................................

  DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabel Verbatim Subjek 1 Wawancara 1 ...............................................

  62 2. Tabel Verbatim Subjek 1 Wawancara 2 ...............................................

  94

  3. Tabel Verbatim Subjek 2 Wawancara 1 ............................................... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Homoseksualitas merupakan suatu kondisi yang kontroversial di

  masyarakat dewasa ini. Tiap orang di berbagai belahan dunia memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai homoseksualitas. Di beberapa belahan dunia, kaum homoseksual telah dapat diterima eksistensinya oleh masyarakat, bahkan pengakuan akan aktualisasi diri mereka. Namun, terdapat juga di beberapa negara, dimana kaum homoseksual kemudian ditekan dan didiskriminasi oleh masyarakat. Statusnya sebagai manusia secara utuh tentunya ingin diakui, namun orientasi seksualnya yang menyimpang dari norma agama, moral maupun sosial membuat kaum homoseksual semakin dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat pada umumnya. Setiap orang memiliki tantangan dan permasalahan masing-masing dalam menjalani kehidupan. Tekanan yang dialami berbeda pada tiap orang baik dari jenis maupun intensitasnya. Ada masanya ketika tekanan tersebut datang secara bertubi-tubi dengan intensitas yang sangat kuat sehingga menimbulkan stres pada orang yang mengalaminya. Hal seperti ini tentunya juga dialami oleh kaum homoseksual

  Dari perspektif biologis, Selye (dalam Gunadi, 2008) mendefinisikan stres sebagai respon umum dari tubuh terhadap segala jenis tuntutan (stresor) yang diberikan kepadanya. Sedangkan dari perspektif psikofisiologis, menurut Lazarus, stres merupakan kaitan tertentu antara seseorang dan lingkungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 di mana ia menilai kondisi itu sebagai sesuatu yang membebaninya atau melebihi kesanggupannya dan membahayakan kesejahteraannya (dalam Gunadi, 2008).

  Untuk mengatasi stresor-stresor tersebut, maka strategi coping sangat dibutuhkan. Menurut Mu’tadin (2002), strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, menoleransi, mengurangi, atau meminimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Perubahan atau penyesuaian secara kognitif maupun perilaku ini dilakukan untuk memperoleh rasa aman dalam diri. Strategi coping yang biasa digunakan oleh individu digolongkan menjadi dua, yaitu: problem-solving

  focused coping dan emotion-focused coping. Hasil penelitian membuktikan

  bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984). Meski demikian, pemilihan strategi coping yang dilakukan setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan kepribadian setiap orang berbeda dan intensitas stres yang dialami tiap orang juga berbeda.

  Kaum homoseksual merupakan orang-orang yang memiliki perilaku seksual yang ditujukan pada pasangan sejenis (Supratiknya, 1995).

  Homoseksualitas sudah ada di berbagai belahan dunia sejak dulu. Di Indonesia terdapat pada tarian Reog Ponorogo antara Warok dan Gemblak serta pada tarian Ludruk di mana pria berperilaku seperti wanita. Di Jepang juga terdapat seni tari Kabuki dimana pria berdandan dan memainkan peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 wanita pada sebuah pertunjukan teater. Di masa kini, telah banyak ditemui juga pria metroseksual yang sangat memperhatikan penampilan serta merawat tubuh mereka selayaknya wanita. Jumlah pria homoseksual diperkirakan 3-4 kali lebih banyak daripada jumlah wanita homoseksual (Kartono, 1989).

  Berbagai pandangan yang muncul mengenai homoseksualitas ini berbeda- beda. Secara umum, perilaku heteroseksual dianggap sebagai perilaku seksual yang wajar, sedangkan secara tradisional perilaku homoseksual dianggap sebagai perilaku seksual yang tidak wajar.

  Dalam penelitian Kinsey yang dilakukan di Amerika Serikat (dalam Pettijohn, 1992), tercatat 37 persen pria dan 13 persen wanita pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, dimana 3 persen pria dan 1 persen wanita tersebut adalah homoseksual eksklusif, sehingga Kinsey menyimpulkan hampir tak ada atau jarang sekali orang-orang yang mempunyai homoseksualitas saja atau heteroseksualitas saja. Orang yang berada di tengah-tengah antara kutub ekstrem homoseksual dan kutub ekstrem heteroseksual adalah kelompok orang-orang yang memiliki kedua unsur homoseksual maupun heteroseksual yang biasa disebut biseksual atau biseks.

  Umumnya individu biseks lebih memilih untuk bersikap sebagai heteroseksual daripada sebagai homoseksual. Kemungkinan besar kaum mereka lebih menderita dibandingkan dengan kita, akibat perlakuan sosial masyarakat terhadap mereka atas dasar orientasi seksual mereka (Rey Reykets, 2010). Pengakuan individu biseks kepada orang-orang di sekitarnya mengenai perilaku seksual mereka yang memungkinkan dengan wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 maupun dengan pria dapat mengakibatkan munculnya reaksi-reaksi negatif. Misalnya saja hukum negara yang tidak memperbolehkan terjadinya pernikahan antara sesama jenis kelamin, norma agama yang tidak memperbolehkan hubungan homoseksual, aturan tidak tertulis yang berlaku di masyarakat untuk menghindari relasi dengan kaum homoseksual, menutup kesempatan bagi kaum homoseksual untuk berkarya / bekerja, bersekolah atau pun kesempatan untuk mendapat pelayanan kesehatan yang sama dengan yang lain (Adesla, 2009). Hal-hal tersebut dapat memicu tekanan stres yang cukup berat bagi individu biseks.

  Selain itu, konflik internal individu biseks berkaitan dengan orientasi seksualnya juga menambah tekanan stres. Tekanan stres yang diterima, jika sampai melampaui batas kesanggupan individu untuk menghadapi dan mengatasinya, dapat berujung kematian akibat perencanaan bunuh diri.

  Menurut Gibson (1989), perencanaan bunuh diri pada remaja homoseksual akibat konflik internal berkaitan dengan orientasi seksual memiliki persentasi yang cukup tinggi.

  Untuk mengetahui bagaimana strategi coping yang dilakukan individu biseksual yang telah mengakui orientasi seksualnya pada keluarga dan/atau teman individu, maka dilakukan penelitian berupa studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana individu biseksual memilih langkah- langkah strategi coping, tekanan yang dialami sebelum melakukan strategi coping , beserta kondisi sebelum dan sesudah melakukan strategi coping.

  Dengan pendekatan metode studi kasus dalam penelitian ini, maka dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 diperoleh pemahaman secara keseluruhan atau komprehensif mengenai individu biseksual.

  B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi coping yang dilakukan oleh individu biseksual, tekanan yang dialami sebelum melakukan melakukan strategi coping, beserta kondisi individu biseksual sebelum dan sesudah melakukan strategi coping?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui strategi

  coping yang dilakukan oleh individu biseksual, tekanan yang dialami sebelum

  melakukan melakukan strategi coping, beserta kondisi individu biseksual sebelum dan sesudah melakukan strategi coping.

  D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis a.

  Umum Hasil penelitian ini mampu menambah pemahaman dan memberikan sumbangan secara teoritis bagi perkembangan ilmu psikologi pada umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6 b.

  Khusus Secara khusus hasil penelitian ini dapat menjadi referensi ilmu psikologi di area kesehatan mental, mengenai dinamika strategi

  coping individu biseksual, baik sebagai penelitian lanjutan maupun

  penelitian lain secara lebih teliti dan menyeluruh dengan subjek biseksual.

2. Praktis a.

  Bagi kaum biseksual Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai strategi coping sehingga kehidupan kaum biseksual dapat terbantu dengan strategi coping yang tepat dan dapat menjalani hidup dengan lebih siap dan bahagia.

  b.

  Bagi masyarakat umum Bagi masyarakat pada umumnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi baru tentang biseksual, sehingga masyarakat mampu membuka diri terhadap keberadaan mereka dan mampu melibatkan mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini juga diharapkan mampu membuka wacana baru mengenai berbagai pengalaman kehidupan dan perilaku kaum biseksual, sehingga masyarakat mampu melihat sisi positif, menjadi lebih menghargai dan peka terhadap kaum biseksual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7 c.

  Bagi lembaga terkait LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk memberi pembinaan pada kaum homoseksual, khususnya bagi kaum biseksual.

  d.

  Bagi penulis Penelitian ini merupakan wahana untuk menerapkan teori yang telah didapat selama perkuliahan pada masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Coping 1. Pengertian Strategi Coping Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa strategi coping menunjuk

  pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Strategi coping bukan hanya dilakukan dengan tubuh saja, namun secara kejiwaan dan psikis juga ada usaha untuk melakukan strategi coping. Hal ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh rasa aman yang diinginkan.

  Beberapa karakteristik strategi coping menurut Folkman dan Lazarus (dalam Taylor, 1999) adalah: a.

  Coping merupakan suatu proses yang dinamis; sebuah rangkaian yang terdiri atas interaksi antara individu (dengan segala kemampuan, nilai, dan komitmen) dengan lingkungan (beserta sumber-sumber, tuntutan dan paksaan).

  b.

  Definisi coping menggambarkan adanya keluasan cakupan. Proses coping meliputi seluruh tindakan dan reaksi terhadap situasi stressful.

  c.

  Coping sangat berkaitan erat dengan penilaian yang dilakukan individu terhadap situasi yang dialami. Penilaian yang dilakukan oleh individu akan menentukan apa yang nantinya akan dilakukan oleh individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

  coping merupakan sebuah proses individu untuk memahami dan menilai

  situasi penuh tekanan dan kemudian menentukan apa yang akan dilakukannya secara mental maupun perilaku untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalisasikan tekanan tersebut.

2. Bentuk-bentuk Strategi Coping

  Strategi coping yang biasa digunakan oleh individu digolongkan menjadi dua, yaitu: Problem-solving Focused Coping (PFC), dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan Emotion

  Focused Coping (EFC) , dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk

  mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan (Mu’tadin, 2002).

  Oleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989), penggolongan strategi

  coping dibagi lagi menjadi 13 yang didasari oleh penelitian yang telah

  mereka lakukan beberapa kali. Terdapat 5 bentuk strategi coping yang termasuk Problem-solving Focused Coping (PFC) dan 8 bentuk strategi

  coping yang termasuk Emotion Focused Coping (EFC). Ketiga belas

  bentuk strategi coping tersebut adalah: a.

  Strategi coping yang termasuk dalam Problem-solving Focused

  Coping (PFC) meliputi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 1)

  Active coping atau coping aktif, ditandai dengan adanya langkah nyata yang dilakukan individu untuk menyelesaikan atau menghadapi masalah. 2)

  Planning atau membuat perencanaan, ditandai dengan adanya usaha untuk memikirkan cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi stresor atau usaha untuk membuat perencanaan penyelesaian masalah

  3) Suppresison of competing activities atau menekan aktivitas tandingan, ditandai dengan adanya usaha individu untuk mengurangi perhatian dari aktivitas lain sehingga dapat lebih memfokuskan diri pada permasalahan yang sedang dihadapi.

  4) Restraint coping atau menunggu waktu yang tepat untuk bertindak, ditandai dengan usaha individu untuk menunggu waktu dan kesempatan yang tepat untuk bertindak.

  5) Seeking social support for instrumental reasons atau mencari dukungan sosial untuk alasan instrumental, terwujud dalam usaha individu untuk mencari saran, bantuan, dan informasi dari orang lain yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

  b.

  Strategi coping yang termasuk dalam Emotion Focused Coping (EFC) meliputi; 1)

  Seeking social support for emotional reasons atau mencari dukungan sosial untuk alasan emosional, ditandai dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 usaha individu untuk mencari dukungan moral, simpati dan pemahaman dari orang lain.

  2) Positive Reinterpretation atau penilaian kembali secara positif, ditandai dengan adanya usaha untuk memaknai semua kejadian yang dialami sebagai sesuatu hal yang positif dan bermanfaat bagi perkembangan diri.

  3) Acceptance atau penerimaan, ditandai dengan adanya sikap untuk menerima kejadian dan peristiwa sebagai suatu kenyataan yang harus dihadapi.

  4) Denial atau penyangkalan, ditandai dengan usaha dari individu untuk menolak atau menyangkal kejadian sebagai sebuah kenyataan yang harus dihadapi.

  5) Turning to religion atau berpaling pada agama, ditandai oleh adanya usaha untuk mencari kenyamanan dan rasa aman dengan cara berpaling pada agama.

  6) Focusing on and venting emotions atau berfokus pada emosi dan penyaluran emosi, ditandai dengan adanya usaha untuk meningkatkan kesadaran akan adanya tekanan emosional dan secara bersamaan melakukan upaya untuk menyalurkan perasaan- perasaan tersebut.

  7) Behavioral disengagement atau pelepasan secara perilaku, ditandai dengan adanya penurunan usaha untuk menghadapi stresor

  (menyerah pada situasi yang dialami).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 8)

  Mental disengagement atau pelepasan secara mental, ditandai dengan adanya usaha dari individu untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang dialami dengan melakukan aktivitas-aktivitas lain seperti berkhayal atau tidur.

  Dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi situasi penuh tekanan, individu akan menggunakan strategi coping yang berfokus untuk menyelesaikan masalah dan/atau menggunakan strategi coping yang melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya sebagai cara menyesuaikan diri dengan dampak tekanan tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping

  Coping sebagai suatu proses dimana individu berusaha menangani

  situasi yang mengandung tekanan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisik atau energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial dan materi (Mu’tadin, 2002). Lazarus (dalam Gunadi, 2008) menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi seseorang terhadap stresor atau tekanan sebagai berikut:

  a) Faktor perilaku: durasi berlangsungnya stresor dan seberapa terduganya stresor tersebut.

  b) Faktor psikologis: keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai stresor tersebut (percieved control), reaksi tak berdaya akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 seringnya mengalami peristiwa di luar kendalinya (learned

  helplessness ), dan mental hardiness (keberanian, ketangguhan)

  c) Faktor sosial: dukungan emosional (rasa dikasihani), dukungan nyata

  (bantuan dan jasa), serta dukungan informasi (nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu).

  Oleh Terry (dalam Taylor, 1999) disebutkan bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam melakukan

  coping antara lain seperti, karakter kepribadian dan gaya coping.

  Sedangkan Cohen dan Edward (dalam Taylor, 1999) menyebutkan juga terdapat faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam melakukan coping seperti; waktu, uang, dukungan sosial, dan kehadiran sumber stres yang lain. Berbagai faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

  Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi strategi coping dimana pembagian atas faktor-faktor tersebut berbeda-beda dan mereka saling berkaitan dan saling mempengaruhi, namun pada dasarnya faktor-faktor tersebut merupakan faktor internal dan eksternal dari individu.

B. Individu Biseksual 1.

  Pengertian Biseksual Freud (dalam Hall and Lindzey, 1993) menjelaskan bahwa setiap orang bersifat biseksual; yakni setiap jenis tertarik pada anggota sejenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 meskipun pada sebagian besar orang impuls-impuls homoseksualitas itu tetap laten.

  Penelitian yang dilakukan oleh Alfred C. Kinsey di Amerika Serikat (dalam Pettijohn, 1992) mendukung pendapat Freud di atas. Dari hasil penelitiannya, Kinsey membuat suatu skala yang bergerak dari angka 0 sampai 6 yang merupakan sinambungan atau kontinum antar kubu heteroseksual ekstrem (0) dan kubu homoseksual ekstrem (6). Menurut pengkajian Kinsey dan kawan-kawan, orang-orang yang masuk kategori angka 0 ataupun 6 pada skala ini jarang sekali atau hampir tidak ada. Yang ada adalah orang-orang yang perilaku seksnya berkisar antara 1 dan 5.

  Angka 1 menunjukkan heteroseksual dengan sedikit kecenderungan homoseksual. Angka 2 mulai menunjukkan kecenderungan homoseksual, akan tetapi yang dominan masih kecenderungan heteroseksual. Angka 3 menunjukkan seseorang tertarik kepada laki-laki maupun perempuan, yaitu perilaku seks yang disebut biseksual. Angka 4 menunjukkan kecenderungan homoseksual yang menonjol, dengan sedikit kecenderungan heteroseksual. Angka 5 menunjukkan homoseksual yang kuat dengan sedikit kecenderungan heteroseksual (dalam Oetomo, 2001).

  Oleh Tripp (dalam Wellykin, 2003) biseksual disebutkan sebagai salah satu jenis homoseksual. Tripp mengemukakan mengenai adanya beberapa kualitas tingkah laku yang membagi kecenderungan homoseksualitas, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15

  a.

   Homoseksual Eksklusif, artinya bagi laki-laki ini daya tarik perempuan

  sama sekali tidak membuatnya terangsang secara seksual, ia sama sekali tidak mempunya minat seksual terhadap perempuan. Jika ia memaksakan diri untuk mengadakan hubungan sekasual dengan perempuan, maka ia akan impoten.

  b.

   Homoseksual Fakultatif, artinya tingkah laku homoseksual hanya

  dilakukan sebagai usaha menyalurkan dorongan seksualnya, yakni pada situasi-situasi mendesak dimana sulit kemungkinan untuk mendapatkan pasangan lawan jenis.

  c.

   Biseksual, artinya orang ini dapat mencapai erotis optimal baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenisnya.

  Demikian pula McConnel (1992), yang membagi homoseksual menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Bentuk homoseksual dimana perilaku Pseudohomosexual.

  homoseksual hanya muncul untuk menggantikan perilaku heteroseksual yang normal.

  b.

   Biseksual. Kekuatan homoseksual dan heteroseksual seimbang. Disini

  individu berada di antara dua dunia, tetapi tidak sepenuhnya masuk ke dalam salah satunya.

  c.

   Pelacuran. Para homoseks yang memilih perilaku homoseksual karena mereka bisa mendapatkan uang dengan melakukan kegiatan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16

  d.

   Homoseksual murni. Orang-orang yang memang berjiwa homoseksual.

  Isi impian mereka yang menyertai mimpi basah sekalipun dalam bentuk homoseksualitas.

  Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan biseksualitas adalah rasa ketertarikan yang dimiliki oleh seseorang baik pada lawan jenis maupun pada sesama jenisnya.

  2. Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Seksual Faktor yang mempengaruhi orientasi seksual dari homoseksual itu sendiri bisa bermacam-macam, seperti karena kekurangan hormon lelaki selama masa pertumbuhan, karena mendapatkan pengalaman homoseksual yang menyenangkan pada masa remaja atau sesudahnya serta pengalaman traumatis yang pernah dialami sehingga muncul dorongan homoseksual yang menetap, karena memandang perilaku heteroseksual sebagai sesuatu yang aversif / menakutkan atau tidak menyenangkan, karena besar ditengah keluarga dimana ibu dominan sedangkan ayah lemah atau bahkan tidak ada, dan besar di lingkungan yang mendukung adanya perilaku homoseksual (Supratiknya, 1995).

  3. Dampak Psikologis Biseksual Di dalam diri kaum biseksual, dorongan homoseksualnya menimbulkan suatu egodistonik, yaitu rasa terganggu akibat konflik psikis.

  Konflik-konflik psikis tersebut misalnya konflik keinginan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 masyarakat, juga konflik dengan pemahaman terhadap agama yang cenderung menentang keberadaan kaum homoseksual. Konflik psikis yang timbul menyebabkan perasaan tidak disukai, cemas, bersalah, kesepian, malu karena merasa dirinya tidak wajar dan depresi (Novetri, 2003).

  Konflik internal yang menimbulkan perasaan-perasaan negatif pada individu biseks ini pada akhirnya dapat memunculkan tekanan yang berujung pada kondisi stres.

C. Biseksual pada Individu Dewasa Awal

  Masa dewasa awal adalah masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Dewasa dalam hal ini tentunya memiliki arti menunjukkan karakteristik kedewasaan dan bukan sekedar “dewasa” secara usia kronologis. Di Indonesia batas kedewasaan adalah 21 tahun. Hal ini berarti bahwa pada usia itu seseorang sudah dianggap dewasa dan selanjutnya dianggap sudah mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya (Mönks, Knoers, & Haditono, 1996).

1. Aspek Fisik

  Dalam Santrock (2001), kondisi fisik individu pada masa dewasa awal mencapai puncaknya namun juga terdapat beberapa penurunan kemampuan fisik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, rutinitas olah raga, dan penggunaan obat-obatan. Kekuatan dan kesehatan otot mulai menunjukkan penurunan sekitar umur 30-an. Pada masa ini beberapa individu berhenti berpikir tentang bagaimana gaya hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 kehidupan dewasa. Dalam studi longitudinal, kesehatan fisik di usia 30 tahun dapat memprediksikan kepuasan hidup pada usia 70 tahun yang mana lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.

  2. Aspek Kognitif Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001) dewasa awal termasuk dalam tahap kognitif operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa). Tahap kognitif operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

  3. Aspek Sosio-Emosional Tahap perkembangan Erikson yang ke lima (dalam Santrock, 2001) adalah Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs. Kekacauan Peran). Tahap ini terjadi pada periode perkembangan masa remaja 12 - 18/20 tahun. Pada tahap ini remaja atau individu dihadapkan pada temuan perihal pertanyaan mengenai siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana tujuan mereka. Puncak dari semua yang selama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19 sudah kita lalui dan yang akan kita gunakan untuk "mengarungi bahtera hidup" yakni menciptakan Identitas Diri bagi kita. Kegagalan kita dalam melewati tahap perkembangan ini, akan menciptakan kerancuan identitas atau peran.