Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Justinus Parlindungan Sihombing
NIM : 019114155 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku,
dihadapan para allah aku akan bermazmur bagiMu. Aku hendak sujud kearah baitMu yang kudus dan memuji namaMu, oleh karena kasihMu dan oleh karena setiaMu; sebab Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu.Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Semua raja di bumi akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulutMu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemulian TUHAN.TUHAN itu tinggi, namun Ia mengindahkan orang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tanganMu, dan tangan kananMu menyelamatkan aku.TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kau tinggalkan perbuatan tanganMu! Mazmur 138:1-8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan skripsi ini kepada Allah Bapa di surga, semoga setiap nafas dan langkah ku memuliakan namaMu …..
Kepada Bapa dan Mama, terima kasih karena telah memperlihatkan
arti cinta kasih yang sejati ……..
Kepada kakak, abang, dan adek-adek ku, terima kasih atas pengertian
dan dukungan kalian selama ini ….Kepada Monalisa ku, senyumanmu sudah cukup untuk menerangi hari-hariku, berjalanlah bersamaku hingga akhir………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah. yogyakarta, 26 Maret 2010 Penulis,Justinus Parlindungan Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007). Subjek penelitian adalah orang–orang yang tinggal dan menetap di Yogyakarta, berusia antara 14- 64 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap bullying di lingkungan sekolah. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan subjek keseluruhan sebanyak 101 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umun subjek dalam penelitian ini memiliki sikap dengan arah negative terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik yang lebih kecil dibandingkan mean teoritik (70,743 > 75). Secara umum, uji t (dengan signifikansi 0,05) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar -3,386 yang berarti bahwa secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01). Hasil analisa uji t (dengan signifikansi 0,05) menunjukkan bahwa skor beda mean aspek bullying hubungan dalam skala penelitian memiliki nilai beda mean yang paling rendah dibandingkan skor beda mean aspek bullying yang lainnya, hal ini berarti aspek bullying hubungan memiliki intensitas sikap arah negatif yang paling lemah dibandingkan aspek-aspek bullying yang lainnya (beda skor mean bullying fisik = -1,69307; beda skor mean bullying verbal = -1,49505; beda skor mean bullying non-verbal = -0,79703; beda skor mean bullying hubungan = -0,27228).
Kata kunci : Bullying, lingkungan sekolah, sikap, dan masyarakat Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Yogyakarta People Attitude toward School Bullying
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
The research aimed to assess the attitude of people in Yogyakarta toward school bullying. Bullying is the repeated exposure, over time, to negative actions from one or more other students. Negative actions can include physical, verbal or indirect actions that are intended to inflict injury or discomfort upon another (Olweus, Limber & Mihalic in Spade, 2007). The subjects in this research are people, in the age 14-64 years old, and currently living in the Jogjakarta province region. The research sample is 101 people, and was selected using the purposive sampling technique. The research used the attitude toward school bullying scale. The analysis technique used to assess research data was the descriptive statistic technique. To test the reliability, this research used the Alpha Cronbach technique, and produced a reliability coefficient of 0,929. In general, the t-test yielded -3,386, this showed significant difference between the theoretical mean and the empirical mean (p – 0,000 < 0,01). T-test (0.05 significance). Relational bullying aspect yield the lowest mean difference scores compared to the rest of bullying aspects (physical bullying aspect, -1,69307; verbal bullying aspect, -1,49505; non-verbal bullying aspect, -0,79703; and relational bullying aspect -0,27228).
Keywords: bullying, school, attitude, and Yogyakarta people.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Justinus Parlindungan SihombingNomor Mahasiswa : 019114155
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :“Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan
Sekolah”Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Maret 2010 Pemberi pernyataan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala
kasih sayang dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah” ini dengan baik.Banyak hal yang telah dilalui dalam proses penyelesaian penulisan skripsi
ini hingga akhirnya siap untuk diujikan, dan banyak pihak yang telah membantu
penulis dalam perjalanan proses tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghargai semua
pihak yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung, perkenankan penulis
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas bimbingan dan petunjuk.
2. Ibu Silvya CMYM., M.si., selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma atas dorongan semangat, dukungan, nasehat-nasehat dan terutama kepercayaannya terhadap diri penulis. Terima kasih bu.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, membantu melalui tahap demi tahap, memberi petunjuk dan saran yang sangat berguna demi selesainya penelitian ini, memberikan pelajaran hidup serta mengajarkan pola berpikir yang lebih baik.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi. sebagai dosen penguji kedua, terima
kasih telah memberikan masukan dan kritik untuk memperbaiki skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang sudah membimbingku selama proses perkuliahan dan di luar proses perkuliahaan.
7. Mas Gandung, Bu Nanik selaku sekretariat Fakultas Psikologi, dan khususnya Pak Gie yang selalu memberi senyum dan siap membantu.
8. Mas Muji dan Mas Doni yang membantu pelaksanaan ujian skripsiku dan membantu selama perkuliahaan dan praktikum.
9. Bapa dan Mama atas keringat dan kasih sayang yang mereka berikan. Terima kasih telah menunjukkan arti cinta kasih sejati dan nilai kerja keras. Semoga aku telah dapat membuat kalian bangga seperti aku bangga memiliki kalian sebagai orangtua ku.
10. Saudaraku Ka Siska, Ka Deta, Bang Sian, Ka Tina, Dek Mega dan Dek sudung. Terima kasih karena kalian telah menerima aku apa adanya dan segala pengorbanan, dukungan serta kasih sayang yang telah kalian curahkan.
11. Glorya Monalisa Napitu. Melalui dirimu Tuhan telah menunjukkan bahwa dia ada dan Dia mengasihiku. Aku berharap kau mau berjalan bersamaku hingga akhir.
12. Keluarga besar Sihombing dan Siringo-ringo. Keluarga Tulang Kalimantan dan Tulang guru di Sipultak serta lae-laeku dan pariban-paribanku. Terima kasih atas nasehat dan dukungan kalian selama ini.
13.
“My brother and sister in arm”, Oyi, Uli, Angga, Lasro, dan Rini, perjuangan bersama kalian tidak akan ku lupakan.
14. Teman-teman alumni angkatan 2001 terima kasih atas persahabatan dan pertemanan yang telah kalian berikan dan tunjukkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Teman-teman Patria-ku, Angga, Bro, Henry, Dhedhe, Seoul, Mula, Burung, Bendhot, Gaby, Hooh, Ditho, Kadek, Ridho, Agung, Yosie, Dadiet, Aji, Felix, dan Rio. terima kasih atas persahabatan kalian. Terima kasih telah tertawa dan menangis bersama-sama.
16. Mas Gundul, Mas Lilik dan teman-teman di Samudra dan Saleho, terima kasih atas semua pelajaran hidup dan pelajaran mancingnya.
17. Pantai Gesing, pantai Pagak, dan semua daerah pantai selatan serta laut selatan. Terima kasih telah memberikan kesegaran baru ketika kepalaku telah penuh dengan kepenatan.
18. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang sudah mendukungku selalu hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan karya selanjutnya.Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan kontribusi untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Yogyakarta, 26 Maret 2010 Penulis Justinus Parlindungan Sihombing
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………...….......…………………………......................... i Halaman Persetujuan Pembimbing …......................................................... ii Halaman Pengesahan ................................................................................ iii Motto ..................................................................................................... iv Halaman Persembahan .............................................................................. v Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................ viAbstrak ................................................................................................... vii
Abstract .................................................................................................. viii
Halaman Persetujuan ................................................................................ ix Kata Pengantar ....................................................................................... xDaftar Isi ............................................................................................... xiii
Daftar Tabel ........................................................................................... xvi
Daftar Gambar ......................................................................................... xvii
Daftar Lampiran........................................................................................ xviii
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 10
A. Bullying ………………….............................................................. 101. Definisi Bullying …………………........................................... 10
2. Jenis-Jenis Bullying .................................................................. 12
B. Sikap ………………………….......................................................... 17
1. Pengertian Sikap ….................................................................. 17
2. Karakteristik Sikap ….............................................................. 19
3. Komponen Sikap ……………................................................. 21
4. Ciri-ciri Sikap ….……………................................................. 21
5. Pembentukan dan Perubahan Sikap ………………………….. 22
6. Fungsi Sikap ............................................................................ 26 7. pengukuran Sikap ……………................................................ 28 C. Masyarakat Yogyakarta .................................................................. 31
1. Daerah Yogyakarta ………….................................................. 31
2. Definisi Masyarakat Yogyakarta ............................................. 32
3. Budaya Masyarakat Yogyakarta ................................................ 32
D. Pelajar dan sekolah ………………………………………….......... 33
E. Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di
Lingkungan Sekolah ………………………………………………. 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36
A. Jenis Penelitian …........................................................................... 36 B. Definisi Operasional ………………………………………………. 36PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sikap ………………………………………………………….. 38
C. Sikap terhadap Bullying …………………………………………… 39
D. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 39
E. Metode Pengambilan Data ………………………………………… 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………. 43
1. Uji Validitas …………………………………………………... 43
2. Seleksi Aitem …………………………………………………. 44
3. Uji Reliabilitas ………………………………………………... 46
G. Metode Analisis Data………………………………………………. 47
BAB IV : HASIL dan Analisa DATA ……………………………………………. 50
A. Orientasi Kancah …………………………………………………... 50 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 51 C. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 511. Uji Normalitas ………………………………………………… 51
2. Analisa Deskriptif Data Penelitian ……………………………. 52
3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah ……………………………... 54
4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying ……………………. 55
D. Pembahasan …........................................................................ 56
BAB V : KESIMPULAN dan SARAN ………………………………………….. 63
A. Kesimpulan ………………………………………………………... 63 B. Saran ……………………………………………………………….. 63PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban ……………………………… 41
TABEL 2. Jumlah aitem dan prosentase aitem skala (sebelum diuji kesahihannya) 42
TABEL 3. Uji coba penyebaran random nomer aitem skala (sebelum diuji kesahihannya) ………………………………………………………….. 42 TABEL 4. Penyebaran aitem skala (setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya) ……45 TABEL 5. Norma kategori jenjang skala …………………………………………... 48
TABEL 6. Komposisi subjek berdasarkan daerah asal …………………………….. 50
TABEL 7. Uji normalitas …………………………………………………………… 52
TABEL 8. Deskripsi data penelitian ………………………………………………... 53
TABEL 9. Uji (t) mean empirik dan mean teoritis …………………………………. 54
TABEL 10. Kategori skor total subjek ……………………………………………….. 55
TABEL 11. Deskripsi data tiap aspek bullying ………………………………………. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah ...................................................................... 35PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A. Tabulasi uji coba ………………………………………………..
71 LAMPIRAN B. Tabulasi penelitian ……………………………………………...
81 LAMPIRAN C. Deskripsi data penelitian ………………………………………..
91 LAMPIRAN D. Uji normalitas & analisa statistik deskriptif ………………….... 102
LAMPIRAN E. Skala uji coba …..………………………………………………. 107
LAMPIRAN F. Skala penelitian ………………………………………………… 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi Hak Anak yang diratifikasi melalui Kepres 36 Tahun 1996 menyatakan bahwa hak anak untuk mendapatkan rasa aman di lingkungan sekolah dijamin oleh negara. Namun hingga saat ini masih terdapat banyak berita di media massa mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap anak di dalam lingkungan sekolah. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang diperoleh melalui hotline service dan pengaduan ke KPAI, memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 dilaporkan 555 kasus kekerasan terhadap anak. Contoh kasus terbaru adalah kasus pengeroyokan terhadap Ade Fauzan salah satu murid kelas 1 SMA 82 oleh kakak-kakak kelasnya (Saputra, 2009).Kekerasan di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah bullying. bisa dilakukan baik oleh individu maupun kelompok, teman sebaya Bullying bahkan oleh pihak orang dewasa misalnya para guru. Kasus bullying di lingkungan sekolah bisa terjadi pada semua tingkatan sekolah, mulai dari TK hingga SLTA, bentuknya bisa berupa pengucilan, pelecehan, pemalakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PACER Center (organisasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup
anak dengan keterbatasan) menyatakan bahwa di Amerika Serikat setiap
tahunnya terdapat 3,2 juta anak yang menjadi korban bullying, dan lebih dari
160.000 anak membolos setiap hari karena trauma dengan teror yang
diterimanya di sekolah. Mereka juga menemukan bahwa makin muda umur
anak, biasanya bullying lebih ke arah fisik dan semakin bertambah usia,
perilaku bullying semakin ke arah verbal dan psikologis (“Lindungi Anak”,
2008).Mellor (“Kekerasan di Sekolah”, 2008; “Hati-hati Bullying”, 2008)
dari Antibullying Network University of Edinburgh menyatakan bullying
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, baik
berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang tersebut takut bila perilaku
tersebut akan terjadi lagi, dan biasanya para pelaku mencontoh situasi serupa
di lingkungannya. Argiati (“Awas Bullying” 2008), menyatakan bahwa
korban menerima perlakuan bullying karena takut, mereka tidak mau melapor
kepada guru karena kuatir akan berakibat lebih buruk,". Argiati (“Awas
Bullying ” 2008) juga menyatakan bahwa tindakan bullying dapat
mengakibatkan konsentrasi siswa berkurang, kehilangan kepercayaan diri,
stres dan sakit hati, trauma berkepanjangan, membalas bullying, merasa tidak
berguna, berbohong, berperilaku kasar, dendam, dan takut ke sekolah. Contoh
efek mematikan dari bullying terhadap anak adalah kasus Linda (15), seorang
siswa kelas II SLTPN di Jakarta yang ditemukan gantung diri di kamar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Linda menyatakan bahwa Linda mengalami depresi akibat diejek teman-
temannya karena ia pernah tidak naik kelas.Di Bantar Gebang, Juli 2005, Fifi Kusrini (13) gantung diri di kamar
mandi (Hartiningsih, 2009). Kata sang ayah, putrinya merasa malu karena
diejek teman sekolahnya sebagai anak tukang bubur. Haryana (“Bullying,
Normalkah?” 2009) dari Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) menyatakan
bahwa terdapat sekitar 30 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri di
kalangan anak dan remaja berusia 6 sampai 15 tahun yang dilaporkan dalam
media massa pada tahun 2002-2005.Etikawati (2008) menyatakan proses perkembangan anak menjadi
remaja pelaku agresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu biologis,
psikologis dan sosial-kultural. Wenar & Kerig (dalam Etikawati, 2008)
menyatakan bahwa tingkat agresi tinggi pada anak-anak dapat merupakan
hasil dari abnormalitas neurologis.Secara psikologis, anak agresif menunjukkan kontrol diri dan
ketrampilan sosial yang rendah; kemampuan pengambilan perspektif rendah,
empati terhadap orang lain kurang berkembang, dan salah dalam mengartikan
sinyal atau tanda-tanda sosial, anak tersebut memiliki keyakinan bahwa agresi
merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dan efektif. Anak-anak yang
mengembangkan perilaku agresif biasanya tumbuh dalam pengasuhan yang
tidak kondusif; anak mengalami kelekatan tidak aman dengan pengasuh
terdekatnya, orangtua menerapkan disiplin terlalu keras ataupun terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suami-istri, depresi, bersikap antisosial, dan melakukan tindak kekerasan pada
anggota keluarganya (Etikawati, 2008).Faktor pubertas dan krisis identitas yang normal terjadi dalam proses
perkembangan remaja juga meningkatkan dorongan perilaku kekerasan.
Selama proses mencari identitas dan ingin eksis, biasanya remaja lalu gemar
membentuk geng, jika orientasi geng menyimpang, hal ini kemudian
menimbulkan banyak masalah. Remaja menjadi pelaku bullying dapat
disebabkan oleh rasa balas dendam atas perlakuan penolakan dan kekerasan
yang pernah dialami sebelumnya (misalnya saat di SD atau SMP). Secara
langsung maupun tidak langsung masyarakat turut berpengaruh terhadap
munculnya perilaku (Etikawati, 2008).Etikawati (2008) menyatakan secara sosiokultural bullying dipandang
sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari
lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi
kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan
masalah. Misalnya saja tindakan premanisme yang sehari-hari dapat dilihat
di sekitar mereka dan juga aksi kekerasan dari kelompok-kelompok massa,
seperti perilaku kekerasan antar polisi dengan kelompok mahasiswa pada Mei
1998. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui
media visual, seperti film-film aksi dan kartun yang memperlihatkan adegan
kekerasan, misalnya “Tom and Jerry”. Walaupun tak kasat mata, budaya
feodal dan senioritas pun turut memberikan atmosfer dominasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menumbuhkan perilaku menindas, misalnya ritual perploncoan yang masih
marak dalam sekolah-sekolah di Indonesia (Etikawati, 2008).Muchtar (“Hati-hati Bullying” 2008), menyatakan bahwa bullying
biasanya terjadi di dalam Masa Orientasi Siswa (MOS), perubahan pengurus
lama dengan yang baru baik OSIS maupun kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
ekskul Paskibra, pemandu sorak atau latihan dasar kepemimpinan. Muchtar
(“Hati-hati Bullying”, 2008) menyatakan bahwa biasanya alumni menjadi
pendorongnya, bentuknya bisa berupa permintaan kakak kelas yang sering
menekan perasaan atau bahkan menyiksa fisik agar adik kelasnya
memperoleh tanda tangan serta terjadinya pelecehan atau tindakan yang
mempermalukan, menyinggung dan mengintimidasi.Dalam kenyataannya, kasus bullying yang dilakukan oleh siswa
SMP/SMU tidak terlepas dari pengaruh “pewarisan ideologi” dari para
lulusan atau alumni sekolah tersebut. Faktor ini juga sangat berpengaruh
terhadap pewarisan tradisi siapa “kawan” dan siapa “lawan” dalam tawuran.
Media massa juga memberikan edukasi yang antisosial, khususnya dalam
sejumlah sinetron atau film remaja yang berisi “kebencian” hanya karena
alasan kelompok kaya atau miskin, kelompok cantik atau jelek, kelompok
gaul atau cupu. Meskipun sinetron atau film hanyalah fiksi, namun secara
tidak langsung memberikan model bagi usia anak untuk berperilaku.
Ironisnya, kecenderungan ini juga terjadi untuk kelompok usia anak sekolah
dasar (Sulhin, 2008).PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tiga kota pelaksanaan survei mengenai gambaran bullying di
sekolah yang dilakukan oleh Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008)
menunjukkan bahwa Yogyakarta mencatat angka tertinggi dibanding Jakarta
dan Surabaya. Ditemukan kasus bullying di 70,65 persen SMP dan SMU di
Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) mengatakan tingginya
kasus bullying di Yogyakarta belum diketahui sebabnya. Anehnya, dalam
penelitian yang sama Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) juga
menemukan sekolah dengan tingkat bullying terendah, terutama di daerah
pinggiran Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) menyatakan ia
merasa heran karena wilayah Jawa Tengah, dalam hal ini daerah Yogyakarta,
dikenal dengan karakter pribadi yang halus.Yogyakarta merupakan suatu kawasan dengan lanskap masyarakat
yang plural dan juga pluralis. Plural dalam arti kenyataan masyarakat
Yogyakarta tersusun dari berbagai etnis dan golongan, dan pluralis karena
budaya saling menghormati, tenggang rasa, tepa salira, dan inklusif tetap kuat
(Fakih, 2009).Pluralitas Yogyakarta, tak dapat dielak, amat didukung oleh potensi
besar di bidang pendidikan dan pariwisatanya. Yogyakarta telah
menunjukkan diri sebagai salah satu kota yang mengembangkan secara pesat
fasilitas dan kualitas pendidikannya. Hal ini tentu menjadi harga tawar yang
sangat menarik untuk warga lain. Buktinya, dari tahun ke tahun, distribusi
masyarakat luar ke Yogyakarta menunjukkan angka yang signifikan (Fakih, ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Santoso (2009) menyatakan bahwa sebagai kota pendidikan
Yogyakarta banyak kedatangan penduduk dari luar daerah untuk belajar.
Kondisi ini kemudian memunculkan pemukiman baru, komunitas baru, kelas
baru dengan sifat ciri yang baru pula. Golongan masyarakat terdidik baru
yang jumlahnya tidak sedikit ini cukup mewarnai dan menjadi ikon bagi
Yogyakarta. Kota pelajar, kota pendidikan adalah predikat yang
disandangnya.Heterogenitas masyarakat Yogyakarta serta konsekuensi dari kota
pendidikan, yakni kecepatan perkembangan teknologi terutama teknologi
informasi dan derasnya informasi yang mengalir masuk secara langsung dan
tidak langsung telah membentuk sendi-sendi kehidupan sosial budaya
masyarakat Yogyakarta dan memberikan sumbangan pengaruh terhadap
kenyataan bullying yang ditunjukkan oleh penelitian Juwita. Masalah timbul
ketika berbagai pengaruh tersebut diterima oleh generasi muda yang belum
memiliki pegangan budaya. Pada saat ini terdapat kesenjangan antara
generasi muda Yogyakarta dengan generasi sebelumnya, akibat terhentinya
pola pewarisan budaya. Pola pewarisan budaya ini terhenti karena adanya
kesenjangan penguasaan informasi dengan teknologinya. Golongan tua yang
masih memegang teguh tradisi budaya lama kurang dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan isinya. Dilain pihak generasi sekarang
demikian cepat menangkap segala sesuatu yang baru tanpa dibarengi adanya
sarana penyaring yang memang tidak dipersiapkan sebelumnya. Kondisi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Generasi baru ini kemudian melahirkan generasi yang asing dengan budayanya sendiri. Sebagai misal bahasa jawa halus kini semakin asing (Santoso, 2009).
Azwar (2005) menyatakan bahwa pengalaman pribadi, pengaruh faktor emosional, pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant other ), pengaruh kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan atau lembaga agama merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap individu dan masyarakat. Situasi ini memancing rasa ingin-tahu dan menimbulkan pertanyaan dalam pikiran penulis: pada saat ini bagaimana sikap masyarakat Yogyakarta terhadap kenyataan perilaku bullying di lingkungan sekolah?.
Penulis berharap dengan mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta mengenai bullying di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat membantu para peneliti ilmu sosial dan psikologi yang tertarik dengan tema bullying dalam memahami bagaimana masyarakat umum terutama masyarakat Yogyakarta bersikap terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan insight dan inspirasi bagi
pihak-pihak yang ingin mengatasi kekerasan dalam lingkungan sekolah.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: Memperoleh gambaran sikap masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku bullying di lingkungan sekolah dengan menggunakan skala sikap.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis a.
Dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya, dan diharapkan bisa mendorong peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut, terutama mengenai tema yang berhubungan dengan bullying di lingkungan sekolah.
b.
Memberikan pengetahuan mengenai sikap masyarakat dalam
memandang perilku bullying di lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis Memberikan panduan mengenai sikap masyarakat bagi petugas lapangan program-program anti bullying di lingkungan sekolah dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Definisi Bullying Konsep bullying dalam penelitian ini berpusat pada hasil penelitian Dan Olweus, seorang peneliti yang berasal dari Norwegia, yang pada awal tahun 1970-an memunculkan konsep bullying sebagai salah satu subgroup dari agresi (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus (dalam Spade, 2007), memulainya dengan meneliti hirarki dominasi dan menemukan pola-pola hubungan sosial paralel dengan konsep perilaku pelaku bullying. Ia menemukan bahwa kecenderungan agresif pelaku bullying sering kali merupakan perilaku agresif pengganti terhadap subjek korban yang tidak bersalah, serupa dengan konsep kambing hitam.Olweus (dalam Spade, 2007) juga menemukan bahwa terdapat karakteristik-karakteristik kepribadian yang relatif stabil dari tiap-tiap individu (misalnya, genetis, hubungan dengan orangtua, dan pengalaman masa kanak-kanak) yang dapat digunakan untuk menentukan pola-pola reaksi situasional yang tipikal terjadi dan pola-pola kepribadian. Siswa- siswa dengan karakteristik-karakteristik tertentu (fisik dan psikologis) memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku ataupun korban bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stephenson dan Smith (dalam Oliver & Candappa, 2003),
mendefinisikan bullying sebagai sebuah interaksi dimana seorang individu
atau kelompok yang lebih dominan secara sengaja menyebabkan
penderitaan pada individu atau kelompok yang kurang dominan. Pearce
(dalam Oliver & Candappa, 2003), mendefinisikan perilaku bullying
sebagai bagian dari kontinuum perilaku agresif dan anti-sosial.Pengalaman kekerasan dan agresi yang sebelumnya juga memiliki
peran penting terhadap reaksi seseorang dalam situasi konflik, bahkan
terhadap subgrup seperti kelompok saksi. Di lingkungan sekolah, faktor
lain yang mempengaruhi reaksi seseorang adalah: iklim kelompok, ukuran
dan komposisi kelas, pola pengajaran guru, dan karakteristik kepribadian
guru. Berdasarkan hasil penelitian mereka, Olweus, Limber, dan Mihalic
(dalam Spade, 2007) menyatakan bahwa bullying adalah pemaparan
terhadap aksi-aksi negatif, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu,
dari satu atau lebih siswa. Aksi-aksi negatif dapat berupa aksi-aksi fisik,
verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain (Olweus, Limber &
Mihalic dalam Spade, 2007).Pelaku bullying didefinisikan sebagai seorang yang sengaja
mencoba menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap orang
lain, dan melakukan aksi-aksi agresif yang bersifat negatif sesuai dengan
karakteristik tipikal pelaku bullying (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“ketidak-seimbangan kekuatan” atau hubungan kekuasaan asimetris, artinya pihak korban atau siswa yang menjalani pengalaman negatif tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan dirinya sendiri (Olweus, dalam Spade, 2007). Oleh karena itu bullying adalah perilaku agresi proaktif yang umumnya terjadi dan berulang tanpa alasan jelas atau tanpa diprovokasi oleh pihak korban (Olweus, dalam Spade, 2007).