PENGGUNAN MEDIA FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT SLOGAN : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Pasundan IV Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Secara Teoretis ... 8
2. Manfaat Secara Praktis ... 8
BAB II KETERAMPILAN MENULIS, SLOGAN, FACEBOOK, DAN MEDIA PEMBELAJARAN ... 9
A. Keterampilan Menulis ... 9
1. Manfaat Menulis ... 10
2. Tujuan Menulis ... 10
3. Jenis-Jenis Tulisan ... 11
B. Kalimat Slogan ... 12
1. Karakteristik Slogan ... 13
2. Fungsi Kalimat Slogan ... 15
3. Langkah-Langkah Menulis Kalimat Slogan ... 15
4. Kriteria Kalimat Slogan ... 16
(2)
b. Persuasif ... 17
c. Orisinalitas ... 20
C. Media Pembelajaran ... 20
D. Facebook Sebagai Media Pembelajaran ... 22
E. Fitur-Fitur pada Facebook untuk Pembelajaran ... 22
F. Peer Assesment ... 23
G. Facebook sebagai Peer Assessment ... 24
G. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Desain Penelitian ... 26
B. Populasi ... 27
C. Sampel . ... 27
D. Definisi Operasional ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 28
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 34
1. Uji Normalitas ... 34
2. Uji Homogenitas ... 36
3. Uji Validitas ... 36
4. Uji Hipotesis ... 37
5. Uji Signifikansi ... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ... 39
H. Prosedur Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43
1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43
2. Pelaksanaan Penelitian... 44
3. Aplikasi Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan ... 44
B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 45
(3)
a. Kategori A (Amat Baik)... 49
b. Kategori B (Baik) ... 49
c. Kategori C (Cukup Baik) ... 51
d. Kategori D (Kurang Baik) ... 54
2. Tes Awal Kelas Eksperimen ... 57
a. Kategori A (Amat Baik)... 59
b. Kategori B (Baik) ... 59
c. Kategori C (Cukup Baik) ... 62
d. Kategori D (Kurang Baik) ... 65
3. Tes Akhir Kelas Kontrol ... 68
a. Kategori A (Amat Baik)... 69
b. Kategoti B (Baik) ... 70
c. Kategori C (Cukup Baik) ... 73
d. Kategori D (Kurang Baik) ... 75
4. Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 78
a. Kategori A (Amat Baik)... 80
b. Kategori B (Baik) ... 83
c. Kategori C (Cukup Baik) ... 86
C. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ... 89
1. Uji Validitas Instrumen... 89
a. Uji Validitas Tes Awal Kelas Kontrol ... 89
b. Uji Validitas Tes Awal Kelas Eksperimen ... 93
c. Uji Validitas Tes Akhir Kelas Kontrol ... 96
d. Uji Validitas Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 99
2. Uji Normalitas ... 102
a. Uji Normalitas Tes Awal Kelas Kontrol ... 102
b. Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen ... 105
c. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Kontrol ... 108
d. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 111
3. Uji Homogenitas ... 114
(4)
5. Uji Signifikansi ... 118 6. Analisis Hasil Wawancara ... 121 D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 130 B. Saran ... 131 DAFTAR PUSTAKA ... 134
(5)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan memang selalu menarik untuk dikupas, khususnya mengenai media pembelajaran, karena media pembelajaran akan terus berkembang seiring dengan perjalanan teknologi. Seorang pendidik dituntut untuk dapat membuat dan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif untuk membantu peserta didik memahami ilmu yang akan disampaikan.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh pendidik dalam membantu tugas kependidikannya (Mulyanta dan Leong, 2009: 2). Artinya, media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman para peserta didik dalam mempelajari pelajaran yang diberikan. Semakin baik media yang digunakan dalam proses pembelajaran, maka akan semakin memudahkan peserta didik dalam mencerna pelajaran dan tentu akan meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.
Meskipun peran media pembelajaran cukup penting, tetapi masih banyak tenaga pendidik di Indonesia yang belum mampu menggunakan media pembelajaran. Menurut Sutjiono (2005: 76) ada tujuh alasan seorang guru enggan menggunakan media pembelajaran, salah satu di antaranya yaitu penggunaannya merepotkan. Kenyataannya, memang banyak sekali media pembelajaran yang justru merepotkan, misalnya in focus yang sedang menjadi tren saat ini. Dilihat dari ukurannya, in focus cukup besar dan berat. Cara penggunaannya pun cukup
(6)
merepotkan, harus menyambungkannya terlebih dahulu ke komputer atau laptop. Kemudian menyambungkan lagi ke sumber energi listrik. Belum lagi banyaknya tombol-tombol yang membingungkan. Selain itu, belum semua sekolah di Indonesia memiliki alat ini. Munculnya permasalahan-permasalahan seperti itu, seharusnya membuat seorang guru untuk mencari media lain yang lebih praktis dalam penggunaannya, namun tetap dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang terdapat di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran ini memiliki empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara, menyimak dan menulis. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan produktif, artinya akan menghasilkan sebuah karya tulis. Agar dapat menulis dengan baik, seseorang harus mampu menguasai keterampilan berbahasa yang lainnya pula seperti membaca dan menyimak. Levine (2011: 1) mengatakan, writing problems rarely
occur in isolation, and improvements in writing go hand in hand with the development of other non-writing-specific skills.
Menulis membutuhkan ide kreatif serta berwawasan luas. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Djuhari dan Suherli (2001: 5) dalam Azizah (2011: 1), bahwa:
“…mereka tidak tahu dasar penulisan, kurang terlatih, sulit mencari pengembangan ide, takut meleset sasaran ulasan, lemah retorika, dan miskin wawasan bidang yang akan ditulis. Ini pada akhirnya menciptakan kemandegan tuntunan profesionalisme akademis. Terlebih bagi pemula (seperti mahasiswa), kegiatan menulis malah menjadi sebuah hantu yang terus memburunya dan tak mungkin terhindarkan.”
(7)
Artinya, kemampuan menulis itu tidak instan didapatkan oleh seseorang. Satu-satunya jalan adalah dengan terus berlatih menulis dan banyak membaca. Semakin banyak membaca maka wawasan akan menjadi semakin luas, dan otomatis akan meningkatkan kemampuan menulis seseorang, karena menulis adalah menuangkan gagasan atau pikiran berdasarkan informasi atau data yang diketahui seseorang.
Salah satu materi yang ada dalam kompetensi menulis yaitu menulis kalimat slogan. Imam Suyitno (2005: 254) menyatakan bahwa dalam bentuk formalnya, slogan merupakan pernyataan atau kalimat pendek. Perwujudan slogan yang demikian dimaksudkan agar slogan mudah diingat oleh si penerima atau khalayak yang berkepentingan.
Kalimat slogan sangat diperlukan untuk tujuan-tujuan persuasif. Sebuah produk akan lebih cepat terkenal apabila memiliki slogan yang baik. Misalnya saja produk sampo Clear yang mempunyai slogan “Pakai hitam? Siapa takut!”. Lihat pula betapa sebuah kalimat slogan “Connecting people” mampu membuat
perusahaan pencipta barang elektronik Nokia mendunia. Tidak hanya berfungsi untuk memasarkan produk, slogan akan sangat membantu dalam propaganda politik. Slogan “Katakan tidak pada korupsi!” sukses mengantarkan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dari fraksi partai Demokrat menjuarai pemilihan presiden di
Indonesia. Contoh lain, Barack Obama dengan slogannya “Yes, we can” dan “Change! We believe in” mampu membuatnya menduduki gedung putih di
(8)
Seperti dijelaskan di atas, slogan hanyalah berupa sebuah kalimat pendek, tetapi tidaklah mudah untuk membuatnya. Ambiguitas atau ketaksaan merupakan salah satu yang menjadi kendalanya. Astuti (2008: 31) menyatakan bahwa ambiguitas sering ditemukan dalam iklan di televisi. Artinya, slogan-slogan yang digunakan dalam iklan sering menimbulkan lebih dari satu tafsiran makna. Tidaklah mungkin sebuah slogan akan mampu mempromosikan sesuatu apabila para pembacanya pun tidak memahami pesan yang terkandung dalam kalimat slogan tersebut.
Masalah lain adalah penulis kurang tepat memilih dan mendayagunakan kata. Rangkaian kata yang menyususn sebuah slogan harus melahirkan power dan mampu menggiring khalayak untuk menyukai hal ditawarkannya serta tidak mudah dilupakan oleh orang yang mebacanya.
Kalimat slogan penting untuk dipelajari, karena pembelajaran mengenai kalimat slogan, terdapat dalam kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP dan SMA. Selain itu, orang-orang yang pandai membuat kalimat slogan banyak dicari oleh perusahaan besar atau pun partai-partai politik, karena mereka menginginkan sebuah slogan yang dapat membantu mereka sukses dalam tujuannya masing-masing.
Seorang siswa dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi agar mampu membuat sebuah kalimat slogan dengan baik. Oleh karena itu, untuk mengasah kreativitas dalam menulis kalimat slogan, dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang menarik, praktis dan inovatif agar para peserta didik tidak jenuh dalam mempelajarinya.
(9)
Memasuki abad milenium, lahirlah teknologi yang dinamakan jejaring sosial. Menurut Prof. J.A. Barnes (1994) dalam Nawawi, Sanur dan Dwiyaksa (2008: 1) jejaring sosial atau social networking adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Seiring berkembangnya teknologi, jejaring sosial kini sudah berbasis web dan menggunakan internet. Aplikasi ini sangat potensial untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Salah satu yang paling fenomenal yaitu jejaring sosial
facebook. Memasuki era globalisasi, penggunaan facebook kian membahana.
Tercatat pengguna facebook di Indonesia hingga awal tahun 2012 adalah sebanyak 43,06 juta orang (Tn, 2012: 1). Hampir semua pelajar memiliki akun
facebook, baik untuk keperluan komunikasi maupun sekedar ajang untuk mencari
informasi dan teman baru.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki facebook, seperti status, wall, atau pun
notes memungkinkan setiap orang untuk menuangkan pikirannya melalui
kata-kata. Dengan alasan itu, diharapkan media facebook dapat melatih kemampuan menulis siswa,
Kajian mengenai media facebook dan kalimat slogan belum banyak ditulis, khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian mengenai kalimat slogan memang pernah dilakukan sebelumnya, namun belum berkaitan dengan dunia pendidikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dicky
(10)
Iklan Minuman Ringan”, sedangkan penelitian mengenai media facebook pernah dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi yaitu oleh Peny Husna handayani yang berjudul “Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Peer Assesment Online Untuk Menilai Sikap Ilmiah Pada Hasil Kerja Praktikum Pencemaran Lingkungan”.
Rangkaian alasan itulah yang menguatkan penulis untuk melakukan penelitian mengenai kompetensi menulis kalimat slogan dengan menggunakan
facebook sebagai media pembelajaran, sehingga tersusunlah judul penelitian “Penggunaan Media Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan”.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan menjadi tidak relevan, maka penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut.
1. Pokok bahasan penelitian adalah kalimat slogan.
2. Media yang digunakan adalah media jejaring sosial Facebook.
3. Aspek penilaian meliputi diksi, kemenarikan kata dan keotentikan kalimat slogan.
C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatsan masalah di atas, maka ditariklah rumusan-rumusan masalah berikut ini:
1. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan 4 Bandung sebelum belajar menggunakan media facebook?
(11)
2. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan 4 Bandung setelah belajar menggunakan media facebook?
3. Adakah perbedaan kemampuan menulis kalimat slogan yang signifikan antara kelas yang menggunakan media facebook dengan yang tidak menggunakan media facebook?
D. Tujuan Penelitian
Hal-hal yang ingin dituju oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. mengetahui potensi siswa kelas VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam menulis kalimat slogan sebelum menggunakan jejaring sosial Facebook sebagai media untuk menulis kalimat slogan.
2. mengetahui kemampuan siswa VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam menulis kalimat slogan setelah menggunakan Facebook sebagai media untuk menulis kalimat slogan.
3. mengetahui pengaruh penggunaan jejaring sosial Facebook sebagai media dalam menulis kalimat slogan.
E. Manfaat Penelitian
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, baik secara teiretis maupun secara prkatis. Berikut rinciannya.
(12)
1. Manfaat secara teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan media pembelajaran dan dapat memaksimalkan fungsi dari jejaring sosial Facebook sebagai media pembelajaran yang menarik, mudah dan murah khususnya untuk menulis kalimat slogan.
2. Manfaat secara praktis a. Bagi Guru
Bagi Guru, penelitian ini dapat menambah variasi media yang digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam menulis kalimat slogan.
b. Bagi Siswa
Diharapkan dengan menggunakan media Facebook yang sedang digandrungi oleh para siswa, dapat meningkatkan kemampuan menulisnya, khususnya dalam menulis kalimat slogan.
(13)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan data-data kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 73) ada empat macam jenis eksperimen. Eksperimen yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah jenis kuasi eksperimen, dengan bentuk
Nonequivalent Kontrol group Design. Desain ini hampir sama dengan True Experimental Design dalam bentuk pretest-posttest kontrol group design, hanya
saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitiannya dapat digambarkan dalam gambar 3.1 berikut.
Kelas eksperimen:
Kelas kontrol:
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Tes Awal Penerapan Media
pembelajaran
Tes Akhir
(14)
Setelah mengetahui metode dalam melakukan penelitian, langkah selanjutnya yaitu menentukan (1) populasi, (2) sampel, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis data dan (6) prosedur penelitian.
B. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2011/2012.
C. Sampel
Berdasarkan metode penelitian yang menggunakan metode eksperimen semu, maka dipilihlah 2 kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel. Cara pengambilan sampel seperti ini disebut simple random sampling. Pelaksanaannya yaitu dengan cara mengundi.
Petama-tama, peneliti membuat tujuh gulungan kertas kecil yang diberi nama VIII A hingga VIII G. Setelah itu, peneliti mengocok dan mengambil 2 gulungan kertas. Kelas pertama digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas yang kedua digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian, didapatlah sampel sebagai berikut.
1. Kelas Eksperimen : Siswa Kelas VIII F SMP Pasundan 4 Bandung Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Kelas Kontrol : Siswa Kelas VIII E SMP Pasundan 4 Bandung Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.
(15)
D. Definisi Operasional
1. Kemampuan menulis kalimat slogan adalah kemampuan menulis siswa untuk membuat sebuah kalimat slogan yang memenuhi kriteria-kriteria slogan yang ideal. Tolak ukur bagi siswa dalam hal menulis kalimat slogan ialah kata-katanya kemenarikan diksi; keorisinalan kalimat; serta kekuatan kalimat, artinya kalimat tersebut mampu menembus hati pembaca sehingga tertarik pada hal yang ditawarkan oleh kalimat slogan tersebut.
2. Media facebook merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai wadah untuk menampilkan hasil tulis tangan para siswa agar dapat dilihat, dinilai dan menginspirasi orang-orang yang mebacanya. Juga sebagai asesmen bagi para siswa dan guru agar dapat saling memberi feed back ilmu pengetahuan.
E. Instrumen penelitian
Ada beberapa instrumen yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu. 1. Lembar Soal
Lembar soal ini berisikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa. Menurut Nurgiyantoro (2010: 64), dalam kompetensi menulis, harus mencakup empat ranah kognitif dalam evaluasi, yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Berdasarkan hal itu, maka peneliti merancang sebuah instrumen yang masing-masing butir soalnya mewakili keempat ranah kognitif tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman dan
(16)
kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan. Adapun kisi-kisi soalnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Tabel kisi-kisi soal
No. Soal Ranah
Kognitif 1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat slogan? C1
2. Apa saja perbedaan slogan dengan poster? C2
3. Tulislah sebuah kalimat slogan untuk mempromosikan sesuatu!
C3
4. a. Yamaha, yang lain pasti ketinggalan! b. Dua anak lebih baik!
c. Bersatu untuk perubahan!
c. Man jadda wa jada (Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil)! Analisislah slogan-slogan di atas, kemudian tentukan isi pesan yang terkandung di dalamnya!
C4
(Sumber: Nurgiyantoro, 2010:)
2. Format Asesmen Siswa
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan
peer assessment atau asesmen silang. Kegiatan ini langsung dilaksanakan
oleh para siswa dengan memanfaatkan aplikasi comment atau komentar dalam
facebook. Para siswa akan saling memberi penilaian terhadap hasil tulisan
siswa lain dengan memperhatikan kemenarikan diksi dan keorisinalan slogan. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi masukan yang baik atau feed back
(17)
untuk para siswa sendiri. Berikut pedoman untuk para siswa dalam melaksanakan kegiatan asesmen silang yang tersaji dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pedoman Asesmen Siswa
No.
Rincian Tugas Kinerja
Skala Penilaian
Alasan
1 2 3 4
1. Diksi 2. Persuasif 3. Orisinalitas
3. Pedoman Penilaian
Pedoman penilaian ini diperuntukkan bagi para penilai yang akan menilai hasil kerja para siswa baik di kegiatan tes awal maupun tes akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun pedoman penilaiannya terangkum dalam tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Pedoman Penilaian Guru Nomor
soal
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
Bobot 10 20 30 40
1. Ketepatan jawaban - - 20
2. Ketepatan jawaban - - 20
(18)
b. Persuasif c. Orisinalitas
40 40 4. a. Ketepatan jawaban soal a
b. Ketepatan jawaban soal b c. Ketepatan jawaban soal c d. Ketepatan jawaban soal d
-
- - -
- - - -
- - - -
40
Jumlah maksimal 200
Nilai akhir = Jumlah total bobot yang diperoleh: 2 a) Diksi
Penilaian dalam diksi, mencakup empat kriteria yaitu ketepatan pilihan kata, kesingkatan kalimat slogan, kemenarikan gaya bahasa serta kejelasan kalimat slogan. Penilaiannya sebagai berikut.
Nilai : 40 = Memenuhi semua kriteria. Pilihan kata tepat, singkat, gaya bahasa menarik, jelas dan tidak menimbulkan ketaksaan
30 = Hanya memenuhi 3 kriteria 20 = Hanya memenuhi 2 kriteria 10 = Hanya memenuhi 1 kriteria
(19)
b) Persuasif
Penilaian dalam kepersuasifan dilihat dari kemampuan kalimat slogan dalam menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan dengan sekali baca.
Nilai : 40 = sangat mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan
30 = mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan namun perlu berkali-kali membaca kalimat slogan
20 = kurang mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan
10 = sama sekali tidak mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan
c) Orisinalitas
Penilaian dalam orisinalitas dilihat dari kebaruan kalimat slogan, kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut.
Nilai : 40 = kalimat slogan sangat baru
30 = kalimat slogan baru namun hasil modifikasi slogan yang sudah ada
20 = kalimat slogan meniru kalimat slogan lain
10 = sama sekali tidak baru dan persis dengan kalimat slogan lain.
(20)
Setelah nilai diketahui, lalu dikonsultasikan ke dalam tabel tingkat kemampuan menulis siswa berikut.
Tabel 3.4
Tabel Tingkat Kemampuan Menulis Kalimat Slogan
No. Kategori Kualifikasi Rentangan Nilai
1 A Amat Baik 86-100
2 B Baik 71-85
3 C Sedang 55-70
4 D Kurang > 55
3. Pedoman Wawancara Guru
Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan dalam melakukan kegiatan wawancara terhadap Guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat seorang guru Bahasa Indonesia dalam penggunaan
facebook sebagai media pembelajaran. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
akan diberikan pada saat wawancara dengan guru adalah sebagai berikut. Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek yang ditanyakan
1. Media apa saja yang pernah Anda gunakan dalam pembelajaran? 2. Adakah perbedaan motivasi belajar pada anak saat belajar dengan
mengunakan media dan saat tidak menggunakan media? 3. Adakah kendala saat menggunakan media pembelajaran?
(21)
4. Apakah pernah mengalami kebingungan saat memilih atau membuat media pembelajaran?
5. Apakah Anda mempunyai facebook?
6. Dapatkah Anda menggunakan aplikasi-aplikasi dalam facebook? 7. Pernahkah menggunakan facebook dalam pembelajaran?
8. Apa pendapat Anda mengenai facebook jika digunakan dalam pembelajaran?
9. Apakah Anda tertarik untuk menggunakan facebook dalam pembelajaran?
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Setelah menentukan instrument-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan instrumen-instrumen tersebut agar data dapat diolah dengan baik.
Penelitian ini menggunakan dua data yaitu kuantitatif (hasil pre-test dan
post-test) juga data kualitatif (wawancara). Data kuantitatif, akan diolah
menggunakan statistik parametris, dengan demikian, maka data yang telah terkumpul dihitung menggunakan pengujian-pengujian berikut.
1. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variable yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis dan lain-lain, langkah pertama dalam mengolah data adalah dengan uji
(22)
normalitas. Uji normalitas akan menggunakan Chi Kuadrat, berikut langkah-langkahnya.
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya b) Menentukan jumlah kelas interval dengan rumus 1+3,3 log n c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
− ℎ
d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi
e) Menemukan nilai standar deviasi dengan rumus berikut
2 = − 2
−1
Keterangan:
= frekuensi tiap kelas interval = nilai tengah kelas interval = skor rata-rata sampel
= jumlah sampel
f) Menyusun data ke dalam tabel nilai Z score g) Menentukan harga Chi kuadrat dengan rumus
− � 2
�
Keterangan:
(23)
h) Apabila Chi kuadrat hitung ≤ chi kuadrat tabel, maka distribusi dinyatakan normal dan bila lebih besar, dinyatakan tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Langkah berikutnya yaitu menghitung uji homogenitas. Uji homogenitas tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah dengan menggunakan rumus
F = �
�
Apabila F hitung < F tabel maka dinyatakan data tersebut bersifat homogen.
3. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Untuk menghitung kevalidan suatu instrument digunakan rumus:
r
xy =−( )( )
2− 2 2− 2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi N = jumlah siswa x = skor hasil tes y = skor rata-rata harian
(24)
Setelah diketahui hasilnya, lalu dikonsultasikan dengan tabel harga kritik
product-moment. Kemudian, nilai yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam
klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford berikut Tabel 3.5
Koefisien Validitas Guilford
Koefisien Korelasi Interpretasi
,� <� ≤ , Validitas sangat tinggi
,� <� ≤ ,� Validitas tinggi
,� <� ≤ ,� Validitas sedang
, <� ≤ ,� Validitas rendah
� ≤ , Tidak valid
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis manakah yang diterima. Apakah hipotesis pertama atau hipotesis kedua. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut.
= 1− 2
1−1 12+ 2−1 22
1+ 2−2
1
1+
1
2
Keterangan:
1 = Nilai rata-rata kelas kontrol
2 = nilai rata-rata kelas eksperimen
(25)
2 = jumlah data kelas eksperimen
12 = kuadrat standar deviasi kelas kontrol
22 = kuadrat standar deviasi kelas eksperimen
5. Tes Signifikansi
Hasil eksperimen yang telah diolah kemudian diuji kembali dengan uji signifikansi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat tes akhir memiliki signifikansi yang besar ataukah kecil. Adapun langkah-langkah dalam uji signifikansi adalah sebagai berikut.
a. Mencari Md atau mean perbedaan pre-test dan post-test dengan rumus:
=
= Jumlah perbedaan nilai pre-test dan post-test Md = Mean perbedaan pre-test dan post-test
N= jumlah sampel
c. Menghitung signifikansi dengan t-test
=
( −2 1)
(26)
G. Teknik Pengumpulan Data
Secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Dalam penelitian ini pun akan digunakan kedua alat evaluasi tersebut, rinciannya terdapat dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Tujuan Kegiatan Sumber Data
1. Tes Lembar soal
dan lembar jawaban
a. Melihat kemampuan
pemahaman siswa
mengenai kalimat slogan.
b. Melihat kemampuan siswa dalam membuat kalimat slogan
Siswa
2. Non tes Pedoman
Wawancara
Mengetahui pendapat
Guru mengenai
penggunaan facebook
dalam pembelajaran
Guru
Dokumentasi dan catatan peneliti.
Melihat proses belajar dan hasil kinerja siswa dalam menulis kalimat slogan dalam facebook.
(27)
H. Prosedur Penelitian
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan akhir. Berikut langkah-langkahnya.
1. Tahap Persiapan
a. Mencari literatur untuk penyusunan proposal penelitian. b. Menyusun proposal penelitian.
c. Melakukan seminar proposal. d. Merevisi proposal.
e. Membuat surat izin penelitian di SMP Pasundan 4 Bandung.
f. Memilih kelas untuk dijadikan sampel dan untuk dijadikan kelas kontrol. g. Memastikan siswa-siswi di kelas eksperimen memiliki akun facebook. h. Membuat grup di facebook khusus untuk siswa-siswi kelas eksperimen. i. Pensosialisasian mengenai grup di facebook dan menugasi siswa untuk
bergabung dengan grup tersebut.
j. Melaksanakan simulasi penggunaan facebook sebagai wadah untuk belajar dan menjawab pertanyaan, yaitu melalui aplikasi link, message dan status. k. Menyiapkan beberapa link yang memaparkan materi mengenai kalimat
(28)
2. Tahap Pelaksanaan a. Pada Kelas Kontrol
1) Melaksanakan tes awal pada kelas kontrol dengan memberikan lembar kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang akan dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.
2) Melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 3) Menjelaskan materi mengenai kalimat slogan 4) Memberikan tes akhir kepada siswa
5) Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa. b. Pada Kelas Eksperimen
1) Melaksanakan tes awal pada kelas eksperimen dengan memberikan lembar kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang akan dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.
2) Memberitahukan cara penggunakan facebook sebagai media pembelajaran.
3) Menugasi siswa untuk membuka akun facebook masing-masing. 4) Menshare beberapa link mengenai kalimat slogan di grup facebook
siswa kelas eksperimen.
5) Menuliskan di wall group beberapa contoh variasi kalimat slogan. 6) Menugasi siswa untuk mengomentari slogan tersebut dalam aplikasi
comment.
7) Melakukan diskusi di kelas dengan menjadikan komentar-komentar siswa sebagai bahan untuk diskusi
(29)
8) Memberikan latihan pada siswa dengan dengan menugasinya untuk melakukan update status berupa sebuah kalimat slogan.
9) Siswa melaksanakan peer assessment dengan memberi penilaian pada slogan karya tiga orang temannya.
10) Memeriksa apabila ada yang memberi like pada slogan yang dibuat siswa, akan menjadi nilai tambah.
11) Melaksanakan tes akhir.
12) Memeriksa hasil tes dan menjadikannya sebagai data penelitian. c. Dengan Guru Mata Pelajaran
Melaksanakan kegiatan wawancara dengan guru yang bersangkutan. 3. Tahap Akhir
a. Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan analisis terhadap data-data tersebut.
(30)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah seluruh rangkaian penelitian telah terlaksana dengan baik mulai pendahuluan, landasan teori, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian analisis dan pembahasan hingga akhirnya memperoleh hasil penelitian, maka didapatlah kesimpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol belum cukup baik sebelum belajar dengan menggunakan media facebook. Hal itu terbukti dengan melihat hasil tes awal. Tidak ada satupun siswa yang mampu mencapai nilai A atau amat baik, dan banyaknya siswa yang hanya memperoleh nilai C dan D. Hal tersebut dikarenakan kalimat slogan yang mereka buat kebanyakan meniru dari slogan yang sudah ada, selain itu diksi yang mereka gunakan pun tidak begitu baik sehingga kalimat slogannya tidak persuasif, otomatis nilai yang mereka dapatkan tidak maksimal.
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel yaitu 4,93>1,998. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, media facebook efektif digunakan media pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan diperoleh bukti di lapangan yaitu, setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yakni kelas eksperimen belajar menulis kalimat
(31)
slogan dengan media facebook sedangkan di kelas kontrol hanya digunakan media karton bergambar, diperoleh hasil kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas ekperimen sebanyak 4 orang siswa berhasil memperoleh nilai A atau amat baik pada tes akhir, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami perubahan, yaitu tetap tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai A.
3. Siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu nilai rata-rata naik sebesar 0,14% sedangkan siswa kelas kontrol hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,06%. Artinya penggunaan media facebook dalam pembelajaran menulis kalimat slogan ini cukup efektif. Fakta kedua bahwa kedua kelas mengalami perbedaan yang cukup signifikan setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada saat uji signfikansi yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis kalimat slogan antara kelas yang menggunakan media facebook dengan kelas yang tidak menggunakan media facebook.
B. Saran
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari tidak ada kesempurnaan yang terdapat dalam diri peneliti. Begitu pula dalam melakukan penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun, peneliti berupaya memberikan yang terbaik agar media facebook dapat dipergunakan semaksimal mungkin dalam pembelajaran.
(32)
Ketika dilaksanakan tes awal, pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis kalimat slogan adalah sama atau homogen. Akan tetapi setelah diberi treatmen yang berbeda, kemampuan siswa tidak sama lagi. Siswa di kelas eksperimen yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan media
facebook memiliki kemampuan menulis slogan yang lebih baik dibanding siswa di
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media facebook cukup efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kalimat slogan. akan tetapi, peningkatan yang terjadipun belum terlalu tinggi., yaitu hanya naik beberapa persen saja. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dialami peneliti saat melakukan treatment. Oleh sebab itu, peneliti ingin memberikan saran kepada guru dan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memang akan membantu dan memudahkan proses pembelajaran, akan tetapi harus didukung pula oleh kemampuan guru dalam mengajar, mengondisikan dan menguasai kelas. Jika hal itu tidak dapat dilakukan oleh guru, maka sebaik apapun media pembelajaran yang digunakan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
2. Jejaring sosial facebook dapat dijadikan alternatif oleh guru bahasa Indonesia dalam memilih media pembelajaran. Media ini cukup efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, terbukti dengan mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis kalimat slogan. Namun harus diperhatikan pula kemampuan guru dalam menggunakan media ini, agar tidak melakukan
(33)
kesalahan-3. Peneliti berharap, jejaring sosial facebook dapat dimaksimalkan fungsinya dalam pembelajaran, tidak hanya dalam kompetensi menulis kalimat slogan, tetapi juga dalam kompetensi yang lainnya.
(34)
Alkhadiah, S. (1995). Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A Chaedar dan Senny. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Amo, Elisa dan Jareno, Fransisco. (2011). “Self, Peer and Teacher Assessmentas Active Learning Methods”. Research Journal of International Studies. (18), 41-47.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Rini. (2005). “Ambiguitas Slogan Iklan Televisi. Surya: Media Informasi Tri Dharma Keguruan Tinggi Purworedjo.
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Dita. (2011). Menulis Kalimat Slogan dan Poster. [online]. Tersedia: http://dita0108axelabsky.multiply.com [18 November 2011]
Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks.
Guntur Tarigan, Henry. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Brbahasa. Bandung: Angkasa.
Hasibuan dan Rocosiomi, Damanik. (2010). “Peningkatan Kemampuan Menulis
Karangan Persuasif dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Teknik Pemodelan Siswa Kelas XI SMK Pembaharuan 1 Siantar Kabupaten
Simalungun (Suatu Penelitian Tindakan Kelas)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Tinggi. 3, (2), 173-182.
Keraf, Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi. Levine, Mel. (2002). Difficulties of Writing. [online]. Tersedia:
http://www.pbs.org/wgbh/misunderstoodminds/writingdiffs.html [20 November 2011].
(35)
Mulyanta dan Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multtimedia
Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Nawawi, M. R,. (2008). Tentang Pengertian Facebook. [online]. Tersedia: http://ridwanforge.com [20 Desember 2011].
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nur, Azizah. (2011). “Pemberdayaan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa”. Kultura. 12, (1), 1-14.
Renataliaa. (2011). Penggunaan Facebook Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://renataliaa.wordpress.com. [20 desember 2011] Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R &D ). Bandung: Alfabeta.
Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. (2005). “Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur. (04), 76-84.
Suyitno, Imam. (2005). “Proporsi Kosong Dalam Wacana Slogan: Kajian Tindak Tutur Wacana Slogan”. Jurnal Humaniora. 17, (3), 252-260.
Timothy RV, Foster. (2001). The Art of the Advertising Slogan. ADSlogan Unlimited.
Tn. Advertising Slogan. [online]. Tersedia: www.thinkslogan.com. [5 Juli 2012] Willis, Jill. (2007). “Ass.essment for Learning-Why Theory Needs Practice”.
International Journal of Pedagogies and Learning. 3, (2), 42-51.
Yusuf, Dicki Maulana. (2007). Kajian Sintaksis Teks Slogan Iklan Minuman
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah seluruh rangkaian penelitian telah terlaksana dengan baik mulai pendahuluan, landasan teori, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian analisis dan pembahasan hingga akhirnya memperoleh hasil penelitian, maka didapatlah kesimpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol belum cukup baik sebelum belajar dengan menggunakan media facebook. Hal itu terbukti dengan melihat hasil tes awal. Tidak ada satupun siswa yang mampu mencapai nilai A atau amat baik, dan banyaknya siswa yang hanya memperoleh nilai C dan D. Hal tersebut dikarenakan kalimat slogan yang mereka buat kebanyakan meniru dari slogan yang sudah ada, selain itu diksi yang mereka gunakan pun tidak begitu baik sehingga kalimat slogannya tidak persuasif, otomatis nilai yang mereka dapatkan tidak maksimal.
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel yaitu 4,93>1,998. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, media facebook efektif digunakan media pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan diperoleh bukti di lapangan yaitu, setelah kedua kelas diberi
(2)
slogan dengan media facebook sedangkan di kelas kontrol hanya digunakan media karton bergambar, diperoleh hasil kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas ekperimen sebanyak 4 orang siswa berhasil memperoleh nilai A atau amat baik pada tes akhir, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami perubahan, yaitu tetap tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai A.
3. Siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu nilai rata-rata naik sebesar 0,14% sedangkan siswa kelas kontrol hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,06%. Artinya penggunaan media facebook dalam pembelajaran menulis kalimat slogan ini cukup efektif. Fakta kedua bahwa kedua kelas mengalami perbedaan yang cukup signifikan setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada saat uji signfikansi yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis kalimat slogan antara kelas yang menggunakan media facebook dengan kelas yang tidak menggunakan media facebook.
B. Saran
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari tidak ada kesempurnaan yang terdapat dalam diri peneliti. Begitu pula dalam melakukan penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun, peneliti berupaya memberikan yang terbaik agar media facebook dapat dipergunakan semaksimal mungkin dalam pembelajaran.
(3)
Ketika dilaksanakan tes awal, pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis kalimat slogan adalah sama atau homogen. Akan tetapi setelah diberi treatmen yang berbeda, kemampuan siswa tidak sama lagi. Siswa di kelas eksperimen yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan media facebook memiliki kemampuan menulis slogan yang lebih baik dibanding siswa di kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media facebook cukup efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kalimat slogan. akan tetapi, peningkatan yang terjadipun belum terlalu tinggi., yaitu hanya naik beberapa persen saja. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dialami peneliti saat melakukan treatment. Oleh sebab itu, peneliti ingin memberikan saran kepada guru dan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memang akan membantu dan memudahkan proses pembelajaran, akan tetapi harus didukung pula oleh kemampuan guru dalam mengajar, mengondisikan dan menguasai kelas. Jika hal itu tidak dapat dilakukan oleh guru, maka sebaik apapun media pembelajaran yang digunakan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
2. Jejaring sosial facebook dapat dijadikan alternatif oleh guru bahasa Indonesia dalam memilih media pembelajaran. Media ini cukup efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, terbukti dengan mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis kalimat slogan. Namun harus diperhatikan pula kemampuan guru dalam menggunakan media ini, agar tidak melakukan
(4)
kesalahan-3. Peneliti berharap, jejaring sosial facebook dapat dimaksimalkan fungsinya dalam pembelajaran, tidak hanya dalam kompetensi menulis kalimat slogan, tetapi juga dalam kompetensi yang lainnya.
(5)
Alkhadiah, S. (1995). Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A Chaedar dan Senny. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Amo, Elisa dan Jareno, Fransisco. (2011). “Self, Peer and Teacher Assessmentas
Active Learning Methods”. Research Journal of International Studies. (18),
41-47.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Rini. (2005). “Ambiguitas Slogan Iklan Televisi. Surya: Media Informasi Tri Dharma Keguruan Tinggi Purworedjo.
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Dita. (2011). Menulis Kalimat Slogan dan Poster. [online]. Tersedia: http://dita0108axelabsky.multiply.com [18 November 2011]
Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks.
Guntur Tarigan, Henry. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Brbahasa. Bandung: Angkasa.
Hasibuan dan Rocosiomi, Damanik. (2010). “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Persuasif dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Teknik Pemodelan Siswa Kelas XI SMK Pembaharuan 1 Siantar Kabupaten Simalungun (Suatu Penelitian Tindakan Kelas)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi. 3, (2), 173-182.
Keraf, Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi. Levine, Mel. (2002). Difficulties of Writing. [online]. Tersedia:
http://www.pbs.org/wgbh/misunderstoodminds/writingdiffs.html [20 November 2011].
(6)
Media Komputindo Muhtadin. 2011.
Mulyanta dan Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multtimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Nawawi, M. R,. (2008). Tentang Pengertian Facebook. [online]. Tersedia: http://ridwanforge.com [20 Desember 2011].
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nur, Azizah. (2011). “Pemberdayaan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa”. Kultura. 12, (1), 1-14.
Renataliaa. (2011). Penggunaan Facebook Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://renataliaa.wordpress.com. [20 desember 2011] Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D ). Bandung: Alfabeta.
Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. (2005). “Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur. (04), 76-84.
Suyitno, Imam. (2005). “Proporsi Kosong Dalam Wacana Slogan: Kajian Tindak
Tutur Wacana Slogan”. Jurnal Humaniora. 17, (3), 252-260.
Timothy RV, Foster. (2001). The Art of the Advertising Slogan. ADSlogan Unlimited.
Tn. Advertising Slogan. [online]. Tersedia: www.thinkslogan.com. [5 Juli 2012] Willis, Jill. (2007). “Ass.essment for Learning-Why Theory Needs Practice”.
International Journal of Pedagogies and Learning. 3, (2), 42-51.
Yusuf, Dicki Maulana. (2007). Kajian Sintaksis Teks Slogan Iklan Minuman Ringan. Skripsi Sarjana FPBS UPI: tidak diterbitkan.