Anggur Merah AM 4 Malaka
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Terima Kasih
Dan Terima Kasih
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Alas Selatan
Berkomitmen
Malaka
BERTERIMA KASIH
DAN BERKOMITMEN
Dari Redaksi
Menata Komitmen
ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)
Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)
Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)
Malaka, sebuah daerah
semangnya Kabupaten Belu
sedang berkecambah dan
sentuhan elok nan rupawan
eksotis di batas horison NKRI.
otonomi baru yang berpisah dari induk
pada akhir tahun 2012. Ibarat tunas yang
mekar, Malaka membutuhkan sentuhanagar mampu menjadi show window yang
Rai feto (tanah perempuan),sebutan lain untuk menggambarkan citra
budaya matrilineal, seakan mengekpresikan rahim tanah Malaka yang
subur. Kehadiran Bendungan Benanain sebagai salah satu bendungan
terbesar di NTT membuat badut (cahaya) Malaka semakin terang
benderang.
Filosofi dasar masyarakat Malaka fukun (sendi) maksi an/tatanen
(penyokong), yang intinya kekuatan utama pembangunan bukan di pusat
melainkan di pinggiran, selaras dengan nafas pemberdayaan masyarakat
yang didengungkan Desa Mandiri Anggur Merah. Modal disuntikkan ke
masyarakat desa untuk meransang semangat usaha.
Dana Bantuan Desa Mandri Anggur Merah membuka mata masyarakat
akan berbagai peluang dan potensi yang dimiliki. Desa bukan lagi menjadi
kawasan terisolir melainkan bertumbuh menjadi sentra ekonomi yang
menjanjikan.
Bantuan tersebut telah menjadi warta sukacita bagi masyarakat miskin.
Tanpa mengeluarkan uang dari saku sendiri, mereka dapat membeli dan
memelihara ternak. Martabat sosial pun terangkat seiring dengan
berkembang biaknya ternak bantuan tersebut. Hasil keuntungan
penjualnya pun dipakai untuk berbagai kebutuhan. Membiayai anak
sekolah, memenuhi kebutuhan rumah tangga serta berbagai keperluan
hidup lainnya.
Program ini dirasa menyentuh serta mudah dilaksanakan karena sejalan
dengan pekerjaan rutin warga desa sebagai petani, peternak, membuka
kios, bertenun, membuka bengkel dan lain sebagainya. Anggur Merah
meretas asa warga baru, saudara-saudara sesama warga eks Timor-Timur
yang memilih setia bernaung di bawah panji merah putih. Harapan yang
awalnya memudar seiring dengan minimnya perhatian terhadap pilihan
mereka untuk setia pada NKRI, kembali bersemi bersamaan dengan
bantuan modal bergulir dari Pemerintah Provinsi NTT.
Malaka sedang bergeliat mengasah harapan seiring dengan komitmen
masyarakat penerima untuk melunasi dan menggulirkan bantuan tersebut
kepada warga masyarakat lainnya. Semakin banyak masyarakat keciprat
Anggur Merah, harapan untuk menggapai Nusa Timur Terbaik pun akan
semakin menggema.
Komitmen bersama untuk saling berbagi bantuan pemerintah antara
sesama warga masyarakat harus tetap berkobar demi NTT yang lebih
bermartabat.
Mengapa
Anggur Merah...?
9
12
16
18
22
28
30
33
Terima Kasih
Dan Terima Kasih
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Merangkai asa
Di Pinggiran Laut
Anggur Merah
Buat Warga Terbuai
Penuhi Kebutuhan Hidup
Warga Besikama
Tangkal Rentenir
Membantu
Biaya Pendidikan
Dukung Paronisasi
Warga Desa Niti
4
30
Buka Kemudahan
dan Akses
Suara PKM
32
Dukung Ketersediaan
Pangan Keluarga
34
Merubah Taraf Hidup
Masyarakat Desa
36
37
37
Alas Selatan
Berkomitmen
Bantu Warga
Kembangkan Modal Usaha
37
ANGGUR MERAH
Pendapat
EDISI 4 / April 2015
3
Program Anggur Merah
Mengapa
Anggur Merah...?
Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.
S
udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan
sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang
4
EDISI 4 / April 2015
setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.
(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan
Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.
tepat.
El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR
ANGGUR MERAH
Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.
Program Anggur Merah
Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”
Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.
Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya
Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),
Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
5
Program Anggur Merah
Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.
Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan
pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.
Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :
6
1.
Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.
2.
Agenda Pembangunan Kesehatan.
3.
Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.
4.
Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.
5.
Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
6.
Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
7.
Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.
8.
Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Program Anggur Merah
Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.
Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20
Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
7
Program Anggur Merah
Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.
Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)
8
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Fokus
P
TERIMA KASIH
DAN TERIMA KASIH
agi itu, saat matahari baru
merekah, dari balik
penginapan kami di
pinggiran Malaka, iseng-iseng
tim redaksi coba menghubungi
nomor seseorang yang baru
diperoleh dari seorang sahabat
saat sampai di kota kabupaten
terbungsu NTT hari sebelumnya.
Tak menunggu lama, deringan
telepon dari tim segera direspons
oleh pemilik nomor. Setelah
mendapat konfirmasi bahwa
suara di seberang adalah camat
Malaka Barat, tim redaksi
langsung memperkenalkan diri
seadanya dan meminta waktu
beliau untuk bertemu.
Dengan antusias beliau
merespons. Disepakati tempat
pertemuan akan diadakan kantor
Bupati Malaka, kompleks Rumah
Sakit. Kebetulan Pak Camat akan
menghadiri gladi bersih acara
pelantikan Penjabat Bupati
Malaka.
Dalam suasana santai, sambil
menikmati hamparan datar
Malaka dari tangga Kantor
Bupati, Bapak Yustinus Nahak,
S.Sos, MM mulai mengisahkan
geliat ekonomi di wilayahnya
sejak bergulirnya dana anggur
merah 2011 silam.
Ia memulai kisahnya dengan
ucapan terima kasih dan terima
kasih kepada Bapak Gubernur
melalui dana DeMAM. Lalu
dengan nada guyon, tim
bertanya kok terima kasihnya
berganda?
“Terima kasih pertama atas
sumbangan dana bantuan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah yang begitu besar, kedua
karena semakin banyak
masyarakat Malaka Barat yang
martabat dan kedudukan
sosialnya terangkat dengan
aliran dana tersebut,” katanya
sedikit berbangga.
Bapak Yustinus Nahak, S.Sos, MM
Yustinus pun mulai bercerita
bahwa Dana yang bergulir sejak
tahun 2011 untuk 10 desa di
Kecamatan Malaka Barat, 90%
nya dipakai oleh kelompok
penerima untuk usaha
pengembangan ternak sapi dan
10% diperuntukan untuk usaha
peternakan babi.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
9
Fokus
“Hal ini bisa dimaklumi karena
seperti kebanyakan masyarakat
Timor umumnya, masyarakat
Malaka memiliki kedekatan sosio
kulutaral dengan hewan
khususnya sapi. Sapi bukan
hanya bernilai ekonomis tapi
juga berkaitan dengan harga diri
dan status sosial seseorang di
tengah masyarakat. Karena itu,
dana 250 juta per desa ini
menjadi kabar gembira bagi
warga yang tidak memiliki sapi.
Dana yang pengembaliannya
dapat dicicil dengan bunga
rendah sekitar 1% dapat
mengangkat martabat mereka
karena dapat membeli,
memelihara dan
mengembangkan sapi tanpa
mengeluarkan dana
sendiri,”cerita sang camat
dengan semangat.
Sambil menikmati segelas air
mineral Bapak Yustinus
memandang awan yang terus
10
EDISI 4 / April 2015
bergerak menuju pantai, senyum
merekah dari wajah nan
sederhana. Yah, sebentar lagi
langit akan memuntahkan
tangisannya. Tangisan yang
akan membawa keceriaan bagi
para peternak, karena sebentar
lagi tunas-tunas baru dan
rerumputan liar akan kembali
memenuhi padang.
“Dengan bertambahnya
populasi sapi, maka jumlah
makanan ternak yang tersedia di
hamparan bukit dan padang
tidak mencukupi lagi. Kesulitan
pakan akan sangat terasa bila
memasuki musim kemarau” jelas
beliau. Tim peliput pun manggutmangut, baru mengerti arti
senyumannya.
Camat yang miliki keahlian
dalam hal pola menanam
tradisional ini pun menguraikan
kiat-kiat dalam mengatasi
masalah ini. Bersama Kapolsek
dan Danramil saat bertemu
dengan warga setiap bulannya,
ia selalu memotivasi masyarakat
ANGGUR MERAH
untuk menanam rumput gajah di
halaman rumah atau keliling
kebun. Ia juga meminta
masyarakat memanfaatkan
batang pisang yang melimpah
ruah di pekarangan warga untuk
dijadikan pakan ternak saat
kemarau panjang.
Dalam melakukan fungsi
pengawasan dari tiap-tiap desa,
setiap tanggal 15 dalam
bulannya, camat yang dilantik
pada tahun 2014 ini selalu
mengumpulkan para PKM di
kantor camat untuk
mendengarkan perkembangan
perguliran dana sekaligus
mengevaluasi kegiatan dalam
bulan sebelumnya.
Setiap kesempatan bertemu
masyarakat penerima, ia
senantiasa mengingatkan warga
bahwa dana tersebut adalah
dana bergulir. Dana tersebut
harus bertambah sehingga
menjadi dana abadi bagi desa
serta betul-betul bermanfaat
untuk meningkatan
perekonomian keluarga seluruh
masyarakat desa.(Ar/hms)
Cerita Sukses
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Terima kasih banyak kepada bapak gubernur NTT,
Drs. Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur NTT,
Drs. Benny Aleksander Litelnoni, SH, M.Si
karena sudah memperhatikan kami masyarakat
di desa Webetun melalui program Desa Mandiri
Anggur Merah sehingga kami bisa membentuk
koperasi desa Mandiri Anggur Merah.
Sosialisasinya bertempat di
Betun, ibukota Kabupaten
Malaka. Kemudian, pihak
pemerintah desa setempat
bersama PKM melakukan
sosialisasi kepada masyarakat
desa.
Hasilnya, ada lima kelompok
masyarakat yang berhasil
terbentuk dengan anggota per
kelompok sebanyak 10 orang.
Totalnya ada 50 orang yang
mendapat guliran dana tersebut
untuk tahap pertama.
Lima kelompok ini
melaksanakan pembibitan sapi
dan paronisasi. Ada pun jumlah
jiwa di desa ini sebanyak 702
orang dari 156 kepala keluarga.
Selain itu, ketika program ini
sedang berjalan, lahir pula
kesepakatan bersama untuk
membentuk koperasi desa
Mandiri Anggur Merah, sebagai
wadah bersama bagi segenap
warga desa. Hanya saja masih
dalam pembenahan.
Hal yang mesti disadari bahwa
program ini merupakan program
bantuan pemerintah provinsi NTT
dan kegiatan ini merupakan hal
yang sama sekali baru bagi
warga desa Webetun.
Aquilina Nesi Tae, Kepala desa Webetun, Kecamatan Rinhat
K
epala Desa Webetun,
kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Aquilina Nesi Tae mengatakan,
sebelum dana Rp. 250 juta
dicairkan dari provinsi, ada
kegiatan sosialisasi sebanyak
dua kali oleh Bappeda NTT.
Karena itu, resiko gagalnya
cukup besar. Hanya saja kami
selalu memberikan pemahaman
dan pengertian kepada warga
masyarakat, agar tetap bekerja
sama dan membangun
koordinasi yang baik dengan
PKM supaya program ini tidak
macet. (Wl/hms)
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
11
Cerita Sukses
Merangkai asa
Di Pinggiran Laut
D
esa Rainawe, Kecamatan
Kobalima merupakan
salah satu desa terluar
dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berbatasan
langsung dengan negara baru,
Timor Leste.
Tak mengherankan jika banyak
warga Desa Rainawe adalah
sama saudara-saudari kita warga
Timor-Timur yang mengikrarkan
janji setia pada Republik
Indonesia pada saat referendum.
Mereka memilih untuk bertahan
sepanjang daerah perbatasan,
mencari celah dan menumpang
di tanah-tanah kosong.
bertahan di bawah kepakan
sayap Garuda.
Itulah secuil jeritan hati yang
dirasakan oleh saudara-saudari
kita, warga eks Timor-Timur seperti
yang diwakili dan dikisahkan oleh
Bapak Noberto Ximenes saat
ditemui tim Anggur Merah di bibir
pantai selatan, kecamatan
Kobalima, desa Rainawe.
Karenanya, Bapak Nobert begitu
antusias tatkala mendengar bahwa
Tragis memang bila melihat
pengorbanan yang telah mereka
gadaikan untuk memilih merah
putih. Mereka harus
meninggalkan negeri leluhur,
tanah tumpah darah dan
meninggalkan sanak keluarga.
Yang paling menyesakkan,
mereka dianggap sebagai
penghianat oleh kaum
sebangsanya, bahkan oleh
kerabat dekat mereka sendiri.
Untuk semuanya, mereka
hanya mendapatkan selembar
pengakuan sebagai warga
Negara Indonesia. Demi
mempertahankan hidup, mereka
meminjam lahan sanak
saudaranya yang masih
berbelaskasih terhadap mereka.
Ruang untuk bertahan memang
sempit, namun mereka sama
sekali tak menyesal memilih
12
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
desanya menjadi salah satu desa
penerima dana bantuan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
tahun 2014.
Sebagai seorang Kepala
Dusun, ia bermusyawarah
dengan warga dusunnya yang
sebagian besar warga eks TimorTimur untuk membentuk satu
kelompok usaha agar dapat
diusulkan sebagai salah satu
penerima dana Desa Anggur
Merah.
Cerita Sukses
“Saya bermusyawarah dengan
saudara-saudara saya tentang
siapa-siapa saja dapat mewakili
kami untuk menjadi anggota
kelompok karena kami hanya
diperkenankan untuk membentuk
satu kelompok yang terdiri dari
10 anggota,” jelasnya dengan
bahasa Indonesia yang cukup
lancar.
Setelah disepakati, ia didaulat
oleh warga untuk menjadi ketua
kelompoknya. Nama
kelompoknya pun disepakati
yakni Kelompok Laut Indah
Reinewe. Laut Indah sebuah
nama yang memiliki makna
mendalam.
“Kami percaya bahwa
walaupun kami tinggal di
pinggiran laut selatan yang
terkenal angker dan garang,
namun dalam semangat
kebersamaan dan persaudaraan
kami akan dihantar ke sebuah
pelabuhan harapan. Kami
percaya bahwa meskipun kami
menumpang di atas tanah orang
China dengan sistem perjanjian
hak pakai untuk berkebun,
namun dengan semangat juang
dan kerja keras, kami pasti bisa
mandiri nantinya,” katanya
dengan mata berbinar-binar
kepada tim. Dengan melihat
potensi hasil kebun olahannya
berupa jagung dan ubi, kami
akhirnya memutuskan untuk
memilih usaha paronisasi sapi
sebagai bidang usaha.
Nuansa kegembiraan sangat
terasa saat sapi-sapi anggur
merah datang. Cap Anggur
Merah beserta nomor melekat
pada sapi yang mereka terima.
“Dengan tegas saya
mengingatkan anggota
bahwasannya dana itu sifatnya
bergulir. Dalam jangka waktu
satu tahun sapi tersebut harus
dijual. Pokok beserta bunganya
harus dikembalikan ke kas desa
agar nikmatnya anggur merah
bisa dirasakan oleh sesama
warga dusun lainnya,” urainya
sambil memegang sapi Anggur
Merah yang sudah mulai gemuk.
Ia juga mengharuskan agar
keuntungan penjualan sapi
Anggur Merah nantinya dapat
digunakan untuk membeli sapi
betina sehingga dapat menjadi
modal berharga untuk memenuhi
tuntutan hidup yang kian tinggi.
Padang rumput dengan sedikit
hijau yang masih tumbuh,
dibekas tanah rawah di tepi laut
kini mulai mengering, seakan
menjadi saksi bisu Bapak Nobert
dan teman-teman dalam
merangkai harapan akan hari
esok yang lebih baik di bumi
persada. Harapan itu seakan
merekah bersamaan dengan
geliat semangat sapi-sapi
Anggur Merah. (Ar/hms)
Bapak Noberto Ximenes bersama sapi
peliharaannya di bibir pantai selatan,
kecamatan Kobalima
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
13
Cerita Sukses
Anggur Merah
Buat Warga Terbuai
Yasinta Hoar dan Sisilia Sepu,
penerima bantuan Desa Mandiri
Anggur Merah di desa Bereliku,
Kecamatan Malaka Tengah.
H
ermanus Nahale selaku
salah seorang penerima
manfaat dari program
desa Mandiri Anggur Merah di
desa Bereliku, Kecamatan
Malaka Tengah, Kabupaten
Malaka, mengatakan dirinya
telah menerima dana sebesar 2,5
juta rupiah pada tahun 2013.
Dana ini telah dipakai untuk
membeli seekor sapi. Sapi itu
dipelihara selama satu tahun
yakni tahun 2014. Pada tahun
yang sama, sapi tersebut telah
dijual dengan harga 5 juta
rupiah. Uangnya dipakai lagi
untuk membeli seekor sapi
betina. Hal ini dikemukakan
Nahale ketika ditemui di
rumahnya di desa Bereliku, Sabtu
(25/4/2015).
14
EDISI 4 / April 2015
Nahale mengatakan alasan ia
memilih ternak sapi karena
pakan untuk sapi tersedia di
desanya. Ada lamtoro, batang
pisang dan batang jagung di
kebunnya. Ini membuat sapisapinya selalu diberi makan yang
cukup.
Selain itu ada air yang
melimpah. Karena itu, sapinya
cepat tumbuh menjadi besar.
Berat badanya juga baik
sehingga ketika dijual harganya
sangat memuaskan.
Sapi betina yang dibelinya
sudah dua kali beranak. “Sapi
betina saya sudah dua kali
bunting dan beranak. Saya
sudah punya tiga ekor sapi
ditambah induknya. Tapi saya
ANGGUR MERAH
juga belum mau gulirkan sapi
induknya ke warga lain. Saya
sangat terbuai dengan manfaat
dari program ini. Karena mereka
tidak membeli tali ataupun
memberi makan kepada sapi ini
selama sapi di tangan saya,”
jelas Nahale.
Ketika ditanya peran dari PKM
di desanya, Nahale mengatakan
PKM dari program desa Mandiri
Anggur Merah di desa Bereliku ini
sudah mengundurkan diri. PKM
sudah tidak aktif lagi. Warga
sudah tidak lagi mengetahui di
mana keberadaan PKM tersebut.
Hal ini diakui pula oleh Agustinus
Mau, Yasinta Hoar dan Sisilia
Epu yang berdiri tidak jauh dari
Nahale. (Wl/hms)
Cerita Sukses
Penuhi Kebutuhan Hidup
Warga Besikama
“Program ini sangat cocok dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup warga sehari-hari. Program ini
mudah dilaksanakan karena sesuai dengan pekerjaan
warga sebagai petani dan peternak.”
Maria Agustina Seran,
Kepala desa Besikama.
H
al tersebut disampaikan
oleh Kepala desa
Besikama, Kecamatan
Malaka Barat, Kabupaten
Malaka, Maria Agustina Seran
ketika ditemui di kediamannya di
Besikama, Sabtu (25/4/2015).
Ia mengatakan warga di
desanya sangat senang dan
berterima kasih karena mendapat
dana bergulir dari program
bantuan Desa Mandiri Anggur
Merah. Maria Agustina Seran
Maria Agustina Seran
menguraikan bahwa telah 11
tahun dirinya menjabat sebagai
kepala desa Besikama.
Dari sekian banyak program
yang pernah masuk ke warga
desa di desa Besikama, program
desa Mandiri Anggur Merah
merupakan program unggulan
yang sangat menyentuh
kebutuhan hidup warga di
desanya.
Program ini resmi
dilaksanakan di desa Besikama
sejak tahun 2014. Dana sebesar
250 juta telah dicairkan dari
Bappeda Provinsi NTT ke
rekening desa. Sebanyak 16
Kelompok masyarakat sudah
menerima pencairan dana ini
untuk mengembangkan
usahanya. 10 kelompok
masyarakat bergerak di bidang
ternak sapi. Ternak babi
sebanyak 2 kelompok
masyarakat. Tenun ikat sebanyak
4 kelompok masyarakat.
Maria Agustina Seran juga
mengatakan, masih ada beda
pendapat di tengah masyarakat.
Perbedaan pendapat itu soal
dana hibah dari program desa
Mandiri Anggur Merah.
Warga desanya memahami
bahwa hibah berarti dana itu
dihabiskan tanpa dapat lagi
dipertanggung jawabkan. Karena
itu, pemerintah desa dan PKM
sedang berusaha untuk
menyadarkan warga desa bahwa
dana Rp.250 juta dari program ini
tidak boleh hilang di tangan
warga karena dana tersebut
merupakan milik dan hak
bersama dari 1.716 jiwa dari 420
KK di desa Besikama.
berkembang dan telah dijual ke
pasar. Karena itu, sebagai
pengrajin tenun ikat, keduanya
bekerja bersama-sama di dalam
kelompok untuk memajukan
usaha tenun ikat.
“Setiap hari, mulai pagi sampai
sore bahkan menjelang malam,
saya selalu duduk untuk
menenun. Tidak ada waktu yang
terlewat untuk menenun. Ini
keterampilan saya. Karena itu,
usaha ini pasti berhasil karena
saya mahir dalam menenun,”
ungkap Margaretha Luruk Belak,
diamini rekannya Maria Abuk.
(Wl/hms)
Dana tersebut pada waktunya
harus dikembalikan lagi ke
rekening desa sehingga dapat
digulirkan lagi kepada warga
desa lain di desa Besikama yang
sedang antre.
Terpisah, Margaretha Luruk
Belak dan Maria Abuk sebagai
penerima dana desa Mandiri
Anggur Merah di desa Besikama
mengatakan usaha tenun ikatnya
Margaretha Luruk Belak
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
15
Cerita Sukses
Tangkal Rentenir
K
epala desa Maktihan, Kecamatan Malaka
Barat, Kabupaten Malaka, Lambertus Klau
Nahak, S.Pd ketika ditemui di rumahnya,
Sabtu (25/4/2015) mengatakan menyambut baik dan
siap melaksanakan serta menyukseskan program
desa Mandiri Anggur Merah di desanya. Program ini
masuk ke desanya sejak tahun 2014.
Sebelum dana Rp.250 juta disalurkan ke rekening
desa, warga masyarakat desa telah bersepakat
membentuk koperasi desa. Koperasi ini jadi badan
usaha milik desa yang anggotanya adalah seluruh
warga desa Maktihan.
Setelah koperasi terbentuk, dana 250 juta
disalurkan ke rekening desa dan selanjutnya
disalurkan ke rekening koperasi desa. Dari koperasi
ini, dana desa disalurkan kepada 37 kelompok
masyarakat dengan jumlah anggota 381 orang.
Setiap anggota kelompok menerima uang dari
program ini sebesar 656 ribu rupiah. Uang 250 juta
rupiah habis terbagi untuk 381 anggota kelompok
masyarakat it, ungkap Klau Nahak.
Klau Nahak menyebutkan, ada pun
usaha yang dikembangkan kelompok
masyarakat yakni usaha ternak babi. Oleh
karena semua anggota kelompok adalah
anggota koperasi desa maka ada
kewajiban yang harus dipenuhi.
Koperasi menyediakan kartu
anggota dan kartu simpan
pinjam. Ada simpanan wajib
dan ada simpanan suka rela.
Pengadaan babi itu diambil dari babi lokal. Karena
babi lokal dipandang lebih cocok dengan iklim dan
kondisi desa. Babi lokal lebih bertahan hidup dan
harganya juga mahal kalau dijual.
Selain itu, ada juga kesepakatan bersama warga
desa. Apabila ada warga yang babi peliharaannya
mati sebelum jatuh tempo, maka warga bersangkutan
harus bersedia untuk mengadakan penggantinya.
Sanksi lainnya, anggota kelompok yang tidak
produktif, maka yang bersangkutan tidak mendapat
pinjaman uang dari koperasi desa. Hal ini dibuat agar
masyarakat disiplin sehingga program ini tidak boleh
gagal, jelas Klau Nahak.
Koperasi desa ini juga punya tujuan yang mulia.
Warga desa Maktihan dapat melakukan transaksi
simpan pinjam di koperasi miliknya. Warga bisa
belajar untung dan rugi dari hidup berkoperasi. Ada
rasa senasib dan sepenanggungan berkat kehadiran
koperasi desa yang diinspirasi dan didukung
sepenuhnya oleh dana dari desa Mandiri Anggur
Merah.
Semangat gotong royong ini harus
mengakar di dalam kehidupan warga desa
Maktihan melalui program desa Mandiri
Anggur Merah. Koperasi ini bisa menangkal
warga meminjam uang dari rentenir yang
berkedok koperasi harian yang sangat
membebani warga desa setempat, jelas Klau
Nahak.
Oleh karena di desa Maktihan,
jangka waktu pengembalian
modal dari program ini adalah
bulan Desember 2015, maka
seluruh warga yang telah
menerima guliran dana ini,
diharapkan untuk taat pada
aturan yang telah disepakati
dalam melaksanakan
usahanya.
Klau menambahkan,
sebelum pengadaan babi,
warga harus terlebih dahulu
menyiapkan kandangnya.
Kandang itu harus dibangun
dengan bentuk panggung
atau bale-bale. Hal tersebut
untuk menghindari banjir dan
penyakit hewan. Bahkan
ternak babi lebih sehat dan
gemuk.
Jika kandang telah tersedia
maka babi dapat diadakan
oleh warga bersangkutan.
16
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Lambertus Klau Nahak, S.Pd
Kepala Desa Maktihan
Harapannya kedepan agar
seluruh masyarakat desa
Maktihan sebanyak 447 KK
dengan total jumlah 1.488
jiwa, dapat menikmati
bantuan dana bergulir ini.
(wl/hms)
Cerita Sukses
Membantu Biaya Pendidikan
K
epala Desa Nanin,
Kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Emerensiana Luruk, desanya
termasuk salah satu penerima
dana desa Mandiri Anggur Merah
tahun 2013.
Dana sudah diterima sebesar
Rp. 250 juta. Pencairan dana ini
terjadi pada akhir bulan
November 2013. Dana baru
digulirkan ke kelompok pada
bulan Mei 2014. Ada empat
kelompok di desanya yang
mendapatkan pencairan dan
perguliran dana tersebut.
Masing-masing kelompok
terdiri dari 14 kepala keluarga.
Mereka ini adalah sasaran
penerima dana ini. Totalnya ada
72 kepala keluarga yang
menerima dana ini. Usaha yang
dikembangkan oleh kelompok
hanya fokus pada penggemukan
dan pengembangbiakan sapi.
Sapi-sapinya sedang
dipelihara. Ada sapi jantan dan
sapi betina. Bulan November
2014, sudah ada sapi yang dijual,
dan dananya digulirkan lagi ke
kelompok masyarakat lain di
dalam desa ini. Sementara itu,
ada juga sapi betina yang sudah
beranak, dan induknya sudah
digulirkan ke penerima manfaat
lainnya.
Sejauh ini, ada dua kepala
keluarga yang setelah menerima
dana tersebut, meninggalkan
kampung halaman desa ini dan
memilih merantau ke Kalimantan
menggunakan dana ini. Pihak
pemerintah desa setempat telah
menghubungi kedua kepala
keluarga itu, dan dananya telah
dikembalikan untuk diberikan
kepada warga lain. Dana
tersebut juga digunakan untuk
pengadaan sapi.
Dampak positif dari program
ini setelah berjalan di desa Nanin
yakni keluarga penerima manfaat
dapat menyekolahkan anaknya
ke jenjang yang lebih tinggi. Ada
yang menggunakan keuntungan
dari dana ini untuk biaya
pengobatan, dan untuk
membangun rumah tinggal.
Soal pengembalian dana
sesuai jatuh tempo, ada warga
kelompok punya kesadaran untuk
mengembalikan uang ke kas
desa sehingga dapat digulirkan
lagi ke warga lain di dalam desa
ini.
Sementara ada warga lain
yang mengatakan ini uang
diberikan secara gratis kepada
mereka karena itu tidak perlu
dikembalikan lagi. Mereka susah
payah mengikat, dan memelihara
sapi tersebut. Setelah sapinya
besar dan sudah saatnya
digulirkan, sapi itu gampang saja
diterima oleh penerima
berikutnya. Karena itu, mereka
tidak mau melepaskan sapi
tersebut. Ini satu masalah yang
sedang dihadapi.
anggota kelompok tapi, dana itu
dipakai untuk membeli sapi, lalu
sapi yang sudah dibeli dibagikan
kepada anggota kelompok. Ini
mekanisme yang diterapkan.
Mekanisme yang sama juga
diterapkan pada saat sapi
hendak dijual.
“Pengurus membeli sapi. Sapi
sudah tersedia, lalu diberikan
kepada setiap anggota kelompok
dari empat kelompok masyarakat
yang ada. PKM sendiri turut hadir,
menyaksikan dan mengawasi
pemberian sapi kepada anggota
kelompok masyarakat.”
Jangka waktu pengembalian
modalnya dua tahun, terhitung
tahun 2015 sampai 2016.
Pertimbangannya, sapi jantang
sudah besar dan layak dijual.
Sedangkan sapi betina sudah
beranak dan dapat digulirkan
induknye kepada yang lain.
(wl/hms)
Selaku kepala desa dan
PKM sudah berupaya
berulang kali untuk
memberikan sosialisasi
kepada masyarakat agar
sapi-sapi itu pada saatnya
digulirkan kepada warga lain,
tapi warga tetap menolak.
Makanya ada kemacetan soal
perguliran ini.
Ketua kelompok, bendahara
kelompok dan PKM tidak
memberikan uang tunai kepada
Emerensiana Luruk,
Kepala Desa Nanin, Kecamatan Rinhat
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
17
Cerita Sukses
Dukung Paronisasi
Warga Desa Niti
Agustinus Benu, Kepala Desa Niti.
K
epala Desa Niti,
Kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Agustinus Benu, menerima dana
Anggur Merah pada tahun 2014.
Ada lima kelompok yang sudah
disiapkan untuk menerima dana
bergulir ini. Setiap kelompok
terdiri dari 10 orang anggota.
18
dua tahun. Bila sudah sampai
waktunya, sapi akan dijual
perdana. Pemerintah desa,
kecamatan, dan kabupaten akan
dilibatkan untuk menyaksikan
secara langsung penjualan sapi
perdana sebanyak 50 ekor oleh
anggota kelompok.
Karena itu ada 50 orang
anggota dari 5 kelompok. Usaha
yang dilaksanakan adalah
paronisasi. Sebanyak 50 ekor
sapi sudah berada di tangan
anggota kelompok.
Tujuannya agar semua orang
tahu bahwa program ini nyata
dan punya manfaat yang sangat
besar khususnya buat warga
Desa Niti. Karena itu, mesti
didukung sebab warga sendiri
yang merasakannya.
Tenggang waktu penjualan
sapi ini berada di tangan
anggota kelompok yakni sekitar
Ada kesepakatan di tingkat
tersedia cukup di desa supaya
warga tidak kesulitan. Desa agar
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
ketika sapi dijual, setiap anggota
kelompok menggunakan uang itu
untuk membeli dua ekor sapi lagi.
Satunya menjadi milik yang
bersangkutan dan satu ekornya
digulirkan kepada warga yang
lain dari kelompok yang berbeda
di dalam desa ini. Begitu terus
sampai semua warga di desa ini
mendapat guliran sapi.
Pakan ternaknya tersedia di
desa ini. Semua warga
masyarakat tanpa kecuali wajib
menanam rumput gajah pada
lahan miliknya. Sapi itu ususnya
panjang. Karena itu, makannya
pasti banyak. Pakan ternak mesti
tersedia cukup di desa supaya
warga tidak kesulitan.
Cerita Sukses
Sejauh ini, selaku kepala desa
Niti, saya bisa membantu PKM
setempat untuk memeriksa sapisapi yang ada di warga. Kegiatan
ini rutin dilaksanakan supaya
warga tahu dan sadar bahwa
program ini tanggung jawab
bersama. Ini bukan urusan warga
saja, tapi juga urusan pemerintah
desa.
Koperasi ini terbentuk pada
bulan November 2014. Koperasi
ini menjadi tempat semua
anggota berkumpul untuk
membahas kemajuan usahanya.
Biasanya semua anggota
berkumpul pada Minggu ke 4
dalam bulan. Ada rasa
kekeluargaan dan kebersamaan
yang terbina.
tengah-tengah masyarakat agar
saya diterima sebagai orang
bebas yang tidak lagi dicap
sebagai seorang napi. Saya
terima dana dan sedang
jalankan ternak sapi. Warga
menerima saya sehingga saya
bisa bekerja dengan senang hati
untuk menghidupi keluarga
saya,” jelas Tafuli.
Perlu diketahui, jumlah KK di
desa ini sebanyak 268 dengan
jumlah jiwa 1027 orang. Ini
menjadi tanggung jawab kepala
desa bersama aparat pemerintah
desa untuk memperhatikan
kesejahteraan hidup semua
warga. Program desa Mandiri
Anggur Merah menjadi salah
satu peluang untuk membangun
dan menciptakan kesejahteraan
hidup warga di desa ini.
Ikatan emosional anggota
sangat kuat. Ikatan ini didukung
oleh kesediaan untuk membuat
pernyataan mengenai ketaatan
dan kesetiaan pada kesepakatan
yang ada demi kepentingan
seluruh warga desa dalam
melaksanakan program ini.
Selanjutnya, PKM desa Niti,
Beria Letfa mengatakan ia sangat
beruntung menjadi PKM di desa
ini. Ada kesempatan belajar
bekerja sama dengan warga dan
bisa menghidupi keluarganya.
Sementara itu, bendahara
Koperasi Desa Niti, Petronela
Seuk mengatakan 50 orang
anggota kelompok masyarakat
yang menerima guliran dana Rp.
250 juta ini telah bersepakat
untuk membentuk koperasi
dengan nama Koperasi “Toup Ko
Het Fen”.
Hal paling mengesankan,
salah satu penerima dana
program ini yakni Martinus Tafuli
mengatakan ia sangat terbantu
dengan dana desa Mandiri
Anggur Merah. Kegiatan ini
dapat mengembalikan
kepercayaan diri setelah keluar
dari Lembaga Pemasyarakatan
di Soe, TTS.
“Program ini membantu saya
untuk mensosialisasikan diri di
“Sekalipun saya ini orang Alor,
tapi saya bisa hidup bersama
masyarakat di desa ini karena
program Desa Mandiri Anggur
merah. Saya mendampingi
warga untuk dapat
melaksanakan program ini. Tapi
saya juga belajar banyak dari
warga desa. Program ini harus
sukses. Karena itu, saya ada di
desa ini untuk memfasilitasinya
sehingga target yang ingin
dicapai itu dapat berhasil bagi
kemanfaatan banyak orang,”
tegas Letfa. (wl/hms)
Kepala Desa Niti bersama PKM, Beria Letfa (bertopi) menyaksikan ternak sapi peliharaan warga di desanya
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
19
Cerita Sukses
Buka Kemudahan dan Akses
K
epala Desa Motaulun,
Kecamatan Malaka Barat,
Kabupaten Malaka,
Andreas Klau mengatakan
desanya juga merupakan salah
satu desa penerima dan
pelaksana program Desa Mandiri
Anggur Merah. Realisasi program
ini dimulai pada tahun 2014.
Desa ini dipilih karena warga
masyarakatnya dikategorikan
sebagai warga yang
berpenghasilan rendah dan
masih terbelakang. Karena itu,
program ini harus dapat
membantu masyarakat agar
mempunyai penghasilan yang
baik menuju masyarakat yang
lebih terbuka dan modern.
Program ini telah membuka
banyak kemudahan dan akses.
Demikian pandangan Andreas
Klau ketika ditemui di kediaman
pribadinya, Sabtu (25/4/2015).
Lebih lanjut, Andreas Klau
menjelaskan dana desa Mandiri
Anggur Merah sebesar 250 juta
rupiah sudah masuk ke rekening
desa dan telah disalurkan lagi ke
rekening koperasi desa, dan
terakhir dicairkan kepada
anggota masyarakat yang terdiri
dari 14 kelompok.
Tentunya pelaksanaan
program ini didahului dengan
sosialisasi dari Bappeda Provinsi
NTT kepada warga masyarakat
desa setempat. Program ini luar
biasa menarik karena sungguhsungguh menyentuh kebutuhan
rakyat desa. Uang langsung di
tangan rakyat. Rakyat terima
utuh, tanpa ada potongan dan
birokrasi yang berbelit-belit.
Klau menguraikan ada 476 KK
dengan jumlah 1.896 jiwa akan
merasakan dana segar tersebut.
20
EDISI 4 / April 2015
Andreas Klau, Kepala Desa Motaulun
Dana itu dipakai untuk
mendukung usaha warga yang
sudah dipatok bersama. Ada 8
kelompok yang berusaha di
bidang ternak babi. Lalu 2
kelompok mengembangkan
usaha ternak sapi, 2 kelompokk
lagi mengembangkan usaha kios
dan 2 kelompok terakhir
melaksanakan usaha bengkel.
Kelompok yang melaksanakan
usaha ternak babi, anggotanya
masing-masing terdiri atas 10
orang. Karena itu jumlahnya ada
80 orang. Kelompok yang
ANGGUR MERAH
mengembangkan usaha ternak
sapi terdiri atas 24 orang.
Kelompok usaha kios dan
bengkel masing-masing
sebanyak 10 orang. Total warga
yang terlibat dalam
melaksanakan program ini
sebanyak 124 orang.
Klau menambahkan dengan
luas wilayah desa kurang lebih
6,25 km2, warga dapat
memanfaatkan potensi desa ini
untuk melaksanakan dan
menyukseskan program tersebut
demi kemajuan hidupnya
Cerita Sukses
bersama keluarga. Karena itu,
tidak ada alasan warga
mengeluh bahwa hidupnya susah
dan masih terbelakang.
Menariknya, mekanisme
pencairan dana tersebut dibuat
berdasarkan kesepakatan warga.
Misalnya, ada spesimen PKM,
ketua dan bendahara koperasi
desa yang mesti dibubuhkan
sebelum dana itu ditarik dari
bank dan diserahkan kepada
kelompok masyarakat.
Selain itu, ada juga aturan dan
kebijakan lokal bahwa khusus
untuk peternak babi, kandangnya
harus sudah disediakan sebelum
pengadaan babi. Kandang
tersebut harus dalam bentuk
bale-bale (kurang lebih 1,5 meter
di atas permukaan tanah, Red)
untuk menghindari bahaya banjir.
Karena bila terjadi banjir, babibabi tetap selamat dan tidak mati
dibawa banjir.
Sementara itu, para peternak
sapi dari program ini juga
diwajibkan untuk membuat
kandang sapi agar terhindar dari
penyakit. Tentunya kandangkandang tersebut dibuat dengan
dana swadaya, sebelum ada
pencairan dana dari koperasi
desa ke setiap kelompok
masyarakat.
Klau menilai, sejauh ini
partisipasi masyarakat sangat
tinggi. Warga sangat terpacu
untuk memajukan usahanya.
Buktinya, setiap pagi dan sore,
warga desa selalu pergi ke
sawah untuk mengambil pakan
ternak. Ini diketahui karena
selaku kepala desa, dirinya
selalu mengawasi warga yang
sudah menerima dana bantuan
program Desa Mandiri Anggur
Merah dan melaksanakan
program ini.
Terima kasih kepada
bapak Gubernur NTT,
Drs. Frans lebu Raya
dan bapak Wakil Gubernur,
Drs. Benny Aleksander
Litelnony, SH, M.Si
yang telah memperhatikan
hayat hidup warga desa
Motaulun ini. (*)
Hal yang perlu dibenahi lagi
yakni soal kehadiran PKM di
tengah masyarakat. PKM yang
selama ini bekerja bersama
masyarakat, telah lulus dalam
testing penerimaan CPNS. PKM
itu adalah Reinansia Yunita
Seran, SH. Hingga saat ini, belum
ada penggantinya.
Klau berharap warga desa
menjaga dan mengembangkan
usahanya dengan baik. Semoga
ada hasil nyata yang dicapai
masyarakat. Misalnya, peternak
sapi dan babi. Dari satu ekor bisa
menjadi dua ekor. Lalu mesti ada
kesediaan dan kerelaaan untuk
menyerahkan sapi dan babi yang
telah dikembangkan kepada
warga desa yang lain.
Dalam kaitan dengan hal ini,
pihak PKM dan pemerintah desa
sudah bekerjasama dengan PPL
untuk selalu mengontrol dan
memberikan vaksin kepada babi
dan sapi warga. Ada juga
kesepakatan, bila ada babi dan
sapi yang mati ketika program ini
sedang berjalan, maka anggota
masyarakat itu bersedia untuk
menggantinya.
Hal tersebut merupakan
langkah bijak sehingga tidak
mengganggu sistem yang sudah
dibangun untuk kebutuhan hidup
warga di desa Motaulun dan
keberhasilan program Desa
Mandiri Anggur Merah.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
21
Suara PKM
“Bantuan dana Desa
Anggur Merah sangat
bermanfaat untuk
masyarakat. Masyarakat
yang sebelumnya tidak
punya sapi, dapat memiliki
sapi. Hanya saja memang
komitmen masyarakat
dalam mengembalikan
dana tersebut masih belum
optimal. Akibatnya aliran
dana menjadi tersendat.
Agar tidak tergelincir
dalam jurang yang sama,
kelompok penerima Dana
Anggur Merah di Desa Alas
Kecamatan Kobalima
Timur membubuhi tanda
tangan perjanjian di atas
meterai”
Belajar Dari Kesalahan
D
emikian penegasan awal
Agustinus Atok, PKM Desa
Alas yang ditemui Tim
Buletin Anggur Merah di
pelataran Kantor Camat
Kobalima Timur. PKM berada di
Kecamatan untuk mengantar
laporan perkembangan Dana
Anggur Merah.
Ia menyatakan bahwa
pembubuhan tanda tangan di
atas meterai itu tidak bertujuan
untuk membebani penerima tapi
sebagai sarana untuk melatih
dan mengasah komitmen
masyarakat terhadap suatu
kesepakatan bersama. Dengan
pemakaian meterai berarti
memiliki kekuatan hukum,
masyarakat dipacu agar dapat
mengembalikan dana tersebut
sebelum waktu jatuh tempo
sehingga dapat digulirkan
kepada kelompok lainnya.
Mantan Sekjen PMKRI Kupang
ini menjelaskan lebih lanjut
bahwa dana Anggur Merah di
Desa Alas sendiri cair pada
Agustus 2014. Dana ini digulirkan
melalui Koperasi yang diberi
nama Koperasi Anggur Merah.
Koperasi ini dibentuk sebagai
salah satu prasyarat dalam
memanfaatkan Dana Anggur
Merah. “Dana awal Koperasi
sebesar Rp 4.500.000 yang
dikumpulkan dari iuran
anggota kelompok yang
kesemuanya penerima dana
Anggur Merah,” jelasnya.
Dana Anggur Merah
sendiri digulirkan kepada
delapan (8) kelompok
dengan bidang usaha
paronisasi atau
penggemukan sapi.
Agustinus Atok, PKM Desa Alas
22
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Berkaitan dengan
pembentukan
koperasi, ada
hambatan untuk
meyakinkan
masyarakat agar menjadi
anggota koperasi. Hal ini
disebabkan karena ada
perasaan trauma warga terhadap
koperasi. “Sebelumnya ada
pengalaman di mana ada satu
koperasi di desa ini. Setelah
warga mengumpulkan iuran serta
menjadi anggota dari koperasi
tersebut, pengurus koperasi
membawa kabur semua uang
koperasi” urai pria yang masih
lajang ini. Namun berkat
sosialisasi yang terus menerus
dari aparat desa, warga mulai
perlahan-lahan memahami
tentang peranan koperasi
Anggur Merah.
Kesulitan berikut terkait
dengan situasi Pilih Kepala Desa
(Pilkades) yang sedang
berlangsung saat bantuan
digulirkan. Bantuan sapi anggur
merah dipolitisasi oleh oknumoknum yang tidak bertanggung
jawab. Ada yang memprovokasi
warga bahwa sapi anggur merah
merupakan bentuk bantuan dari
salah seorang kadindat yang
maju sebagai calon kepala desa.
Akibatnya tiga orang anggota
yang sebelumnya menerima
bantuan menarik diri serta
mengembalikan bantuan
tersebut. Namun setelah didekati
secara personal, ketiga anggota
tersebut akhirnya menerima
kembali bantuan tersebut,
pungkas alumni Universitas
Kristen Arta Wacana Kupang.
Untuk mengantisipasi
penjualan ternak sapi sebelum
waktunya, dilakukan koordinasi
dengan Camat, Danramil dan
Kapolsek. Koordinasi tersebut
sekali lagi bukan untuk menekan
anggota kelompok penerima, tapi
semata-mata untuk kelancaran
perguliran dana sehingga pada
akhirnya dapat mendatangkan
manfaat bagi seluruh masyarakat
desa Alas. (Ar/hms)
Suara PKM
Beri Kemudahan Pekerjaan
P
endamping Kelompok
Masyarakat (PKM) Program
Desa Mandiri Anggur
Merah di desa Hatimuk,
Kecamatan Weliman, Kabupaten
Malaka, Frangky Alfian Bria,
S.Kel mengatakan program ini
punya arti tersendiri baginya.
Sekurang-kurangnya, program ini
telah memberi kemudahan
pekerjaan bagi para pencari
kerja termasuk dirinya.
Dengan menjadi seorang PKM
pada program ini khususnya di
desa Hatimuk, ia dapat
memberikan sumbangsih pikiran
dan tenaga untuk membantu
masyarakat desa dalam
menyukseskan sasaran program
Desa Mandiri Anggur Merah. Hal
ini disampaikannya ketika
ditemui di desa Hatimuk, Jumat
(24/4/2015).
Lebih lanjut, Frangky
mengatakan ada 18 kelompok
masyarakat di desa setempat
telah dan sedang didampingi
untuk melaksanakan program
tersebut. Dana senilai Rp. 250
juta sudah disalurkan kepada 18
kelompok ini, sejak tahun 2011.
Setiap kelompok beranggotakan
10 sampai 20 orang. Unit usaha
yang dikembangkan yakni
paronisasi, ternak babi, kambing,
holtikultura, tenun ikat dan usaha
kios.
Ada pengalaman luar biasa
selama mendampingi kelompokkelompok masyarakat ini.
Masyarakat kompak untuk saling
bekerja sama, bertemu bersama
dan saling membagi ceritera
sukses dan kesulitan yang
dihadapi. Keterbukaan ini
menjadi modal untuk mengetahui
maju dan mundurnya program
desa Mandiri Anggur Merah di
wilayah dampingannya. Sejauh
ini, masyarakat sangat gembira
dan terlibat aktif menjalankan
program ini dengan baik.
Selain itu, ada wadah bersama
yang sudah dibentuk, yang
menjadi cikal bakal lahirnya
koperasi. “Sudah ada pra
koperasi di desa sejak tahun
2011. Warga sepakat untuk
membentuk pra koperasi ini.
Karena hal tersebut dapat
menjadi lembaga penyimpan
dana dari masyarakat setelah
hasil usahanya diperoleh dari
program ini. Masyarakat dapat
mengembangkan uangnya di
dalam wadah ini. Pada waktunya
wadah ini akan menjadi koperasi
definitif”, jelas Frangky.
Dana Rp. 250 juta yang sudah
ada di tangan anggota kelompok
akan dikembalikan lagi
modalnya pada bulan Desember
2015 ini. Diharapkan batas waktu
itu, semua dana sudah lunas
dikembalikan ke kas untuk
digulirkan ke anggota
masyarakat lain di desa Hatimuk.
Selaku PKM di desa ini, “saya
harus ada bersama masyarakat.
Kehadiran saya sangat
membantu warga untuk
mengembangkan usahanya.
Warga dicerahkan dari waktu ke
waktu bahwa dana ini memang
hibah. Tapi hibahnya untuk desa
bukan untuk kelompok.
Tujuannya, agar dana ini tidak
hilang di tangan anggota
kelompok. Karena semua warga
desa punya hak yang sama untuk
menikmati dana rp. 250 juta ini”.
Administrasi kelompok
dilakukan secara baik. Ada
pembukuan keuangan kelompok.
Ada juga sistem pengembalian
dana dari anggota kelompok. Ini
untuk kawal dana sebesar itu,
sehingga tetap tersedia di desa.
Meski pun begitu, ada juga
hambatan yang dihadapi. Ketika
hasil panen dijual, PKM tidak
dilibatkan. Karena itu, warga
yang telah menjual hasil
panennya, menggunakan dana
Frangky Alfian Bria, S.Kel
PKM Desa Hatimuk
Itu bukan untuk mengembangkan
usaha selanjutnya tapi dipakai
untuk urusan lain. Karena itu, ada
strategi lain yang dipakai.
Berdasarkan ke
ANGGUR MERAH
Terima Kasih
Dan Terima Kasih
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Alas Selatan
Berkomitmen
Malaka
BERTERIMA KASIH
DAN BERKOMITMEN
Dari Redaksi
Menata Komitmen
ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)
Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)
Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)
Malaka, sebuah daerah
semangnya Kabupaten Belu
sedang berkecambah dan
sentuhan elok nan rupawan
eksotis di batas horison NKRI.
otonomi baru yang berpisah dari induk
pada akhir tahun 2012. Ibarat tunas yang
mekar, Malaka membutuhkan sentuhanagar mampu menjadi show window yang
Rai feto (tanah perempuan),sebutan lain untuk menggambarkan citra
budaya matrilineal, seakan mengekpresikan rahim tanah Malaka yang
subur. Kehadiran Bendungan Benanain sebagai salah satu bendungan
terbesar di NTT membuat badut (cahaya) Malaka semakin terang
benderang.
Filosofi dasar masyarakat Malaka fukun (sendi) maksi an/tatanen
(penyokong), yang intinya kekuatan utama pembangunan bukan di pusat
melainkan di pinggiran, selaras dengan nafas pemberdayaan masyarakat
yang didengungkan Desa Mandiri Anggur Merah. Modal disuntikkan ke
masyarakat desa untuk meransang semangat usaha.
Dana Bantuan Desa Mandri Anggur Merah membuka mata masyarakat
akan berbagai peluang dan potensi yang dimiliki. Desa bukan lagi menjadi
kawasan terisolir melainkan bertumbuh menjadi sentra ekonomi yang
menjanjikan.
Bantuan tersebut telah menjadi warta sukacita bagi masyarakat miskin.
Tanpa mengeluarkan uang dari saku sendiri, mereka dapat membeli dan
memelihara ternak. Martabat sosial pun terangkat seiring dengan
berkembang biaknya ternak bantuan tersebut. Hasil keuntungan
penjualnya pun dipakai untuk berbagai kebutuhan. Membiayai anak
sekolah, memenuhi kebutuhan rumah tangga serta berbagai keperluan
hidup lainnya.
Program ini dirasa menyentuh serta mudah dilaksanakan karena sejalan
dengan pekerjaan rutin warga desa sebagai petani, peternak, membuka
kios, bertenun, membuka bengkel dan lain sebagainya. Anggur Merah
meretas asa warga baru, saudara-saudara sesama warga eks Timor-Timur
yang memilih setia bernaung di bawah panji merah putih. Harapan yang
awalnya memudar seiring dengan minimnya perhatian terhadap pilihan
mereka untuk setia pada NKRI, kembali bersemi bersamaan dengan
bantuan modal bergulir dari Pemerintah Provinsi NTT.
Malaka sedang bergeliat mengasah harapan seiring dengan komitmen
masyarakat penerima untuk melunasi dan menggulirkan bantuan tersebut
kepada warga masyarakat lainnya. Semakin banyak masyarakat keciprat
Anggur Merah, harapan untuk menggapai Nusa Timur Terbaik pun akan
semakin menggema.
Komitmen bersama untuk saling berbagi bantuan pemerintah antara
sesama warga masyarakat harus tetap berkobar demi NTT yang lebih
bermartabat.
Mengapa
Anggur Merah...?
9
12
16
18
22
28
30
33
Terima Kasih
Dan Terima Kasih
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Merangkai asa
Di Pinggiran Laut
Anggur Merah
Buat Warga Terbuai
Penuhi Kebutuhan Hidup
Warga Besikama
Tangkal Rentenir
Membantu
Biaya Pendidikan
Dukung Paronisasi
Warga Desa Niti
4
30
Buka Kemudahan
dan Akses
Suara PKM
32
Dukung Ketersediaan
Pangan Keluarga
34
Merubah Taraf Hidup
Masyarakat Desa
36
37
37
Alas Selatan
Berkomitmen
Bantu Warga
Kembangkan Modal Usaha
37
ANGGUR MERAH
Pendapat
EDISI 4 / April 2015
3
Program Anggur Merah
Mengapa
Anggur Merah...?
Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.
S
udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan
sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang
4
EDISI 4 / April 2015
setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.
(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan
Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.
tepat.
El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR
ANGGUR MERAH
Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.
Program Anggur Merah
Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”
Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.
Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya
Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),
Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
5
Program Anggur Merah
Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.
Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan
pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.
Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :
6
1.
Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.
2.
Agenda Pembangunan Kesehatan.
3.
Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.
4.
Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.
5.
Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
6.
Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
7.
Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.
8.
Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Program Anggur Merah
Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.
Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20
Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
7
Program Anggur Merah
Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.
Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)
8
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Fokus
P
TERIMA KASIH
DAN TERIMA KASIH
agi itu, saat matahari baru
merekah, dari balik
penginapan kami di
pinggiran Malaka, iseng-iseng
tim redaksi coba menghubungi
nomor seseorang yang baru
diperoleh dari seorang sahabat
saat sampai di kota kabupaten
terbungsu NTT hari sebelumnya.
Tak menunggu lama, deringan
telepon dari tim segera direspons
oleh pemilik nomor. Setelah
mendapat konfirmasi bahwa
suara di seberang adalah camat
Malaka Barat, tim redaksi
langsung memperkenalkan diri
seadanya dan meminta waktu
beliau untuk bertemu.
Dengan antusias beliau
merespons. Disepakati tempat
pertemuan akan diadakan kantor
Bupati Malaka, kompleks Rumah
Sakit. Kebetulan Pak Camat akan
menghadiri gladi bersih acara
pelantikan Penjabat Bupati
Malaka.
Dalam suasana santai, sambil
menikmati hamparan datar
Malaka dari tangga Kantor
Bupati, Bapak Yustinus Nahak,
S.Sos, MM mulai mengisahkan
geliat ekonomi di wilayahnya
sejak bergulirnya dana anggur
merah 2011 silam.
Ia memulai kisahnya dengan
ucapan terima kasih dan terima
kasih kepada Bapak Gubernur
melalui dana DeMAM. Lalu
dengan nada guyon, tim
bertanya kok terima kasihnya
berganda?
“Terima kasih pertama atas
sumbangan dana bantuan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah yang begitu besar, kedua
karena semakin banyak
masyarakat Malaka Barat yang
martabat dan kedudukan
sosialnya terangkat dengan
aliran dana tersebut,” katanya
sedikit berbangga.
Bapak Yustinus Nahak, S.Sos, MM
Yustinus pun mulai bercerita
bahwa Dana yang bergulir sejak
tahun 2011 untuk 10 desa di
Kecamatan Malaka Barat, 90%
nya dipakai oleh kelompok
penerima untuk usaha
pengembangan ternak sapi dan
10% diperuntukan untuk usaha
peternakan babi.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
9
Fokus
“Hal ini bisa dimaklumi karena
seperti kebanyakan masyarakat
Timor umumnya, masyarakat
Malaka memiliki kedekatan sosio
kulutaral dengan hewan
khususnya sapi. Sapi bukan
hanya bernilai ekonomis tapi
juga berkaitan dengan harga diri
dan status sosial seseorang di
tengah masyarakat. Karena itu,
dana 250 juta per desa ini
menjadi kabar gembira bagi
warga yang tidak memiliki sapi.
Dana yang pengembaliannya
dapat dicicil dengan bunga
rendah sekitar 1% dapat
mengangkat martabat mereka
karena dapat membeli,
memelihara dan
mengembangkan sapi tanpa
mengeluarkan dana
sendiri,”cerita sang camat
dengan semangat.
Sambil menikmati segelas air
mineral Bapak Yustinus
memandang awan yang terus
10
EDISI 4 / April 2015
bergerak menuju pantai, senyum
merekah dari wajah nan
sederhana. Yah, sebentar lagi
langit akan memuntahkan
tangisannya. Tangisan yang
akan membawa keceriaan bagi
para peternak, karena sebentar
lagi tunas-tunas baru dan
rerumputan liar akan kembali
memenuhi padang.
“Dengan bertambahnya
populasi sapi, maka jumlah
makanan ternak yang tersedia di
hamparan bukit dan padang
tidak mencukupi lagi. Kesulitan
pakan akan sangat terasa bila
memasuki musim kemarau” jelas
beliau. Tim peliput pun manggutmangut, baru mengerti arti
senyumannya.
Camat yang miliki keahlian
dalam hal pola menanam
tradisional ini pun menguraikan
kiat-kiat dalam mengatasi
masalah ini. Bersama Kapolsek
dan Danramil saat bertemu
dengan warga setiap bulannya,
ia selalu memotivasi masyarakat
ANGGUR MERAH
untuk menanam rumput gajah di
halaman rumah atau keliling
kebun. Ia juga meminta
masyarakat memanfaatkan
batang pisang yang melimpah
ruah di pekarangan warga untuk
dijadikan pakan ternak saat
kemarau panjang.
Dalam melakukan fungsi
pengawasan dari tiap-tiap desa,
setiap tanggal 15 dalam
bulannya, camat yang dilantik
pada tahun 2014 ini selalu
mengumpulkan para PKM di
kantor camat untuk
mendengarkan perkembangan
perguliran dana sekaligus
mengevaluasi kegiatan dalam
bulan sebelumnya.
Setiap kesempatan bertemu
masyarakat penerima, ia
senantiasa mengingatkan warga
bahwa dana tersebut adalah
dana bergulir. Dana tersebut
harus bertambah sehingga
menjadi dana abadi bagi desa
serta betul-betul bermanfaat
untuk meningkatan
perekonomian keluarga seluruh
masyarakat desa.(Ar/hms)
Cerita Sukses
Dukung Lahirnya
Koperasi Desa
Terima kasih banyak kepada bapak gubernur NTT,
Drs. Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur NTT,
Drs. Benny Aleksander Litelnoni, SH, M.Si
karena sudah memperhatikan kami masyarakat
di desa Webetun melalui program Desa Mandiri
Anggur Merah sehingga kami bisa membentuk
koperasi desa Mandiri Anggur Merah.
Sosialisasinya bertempat di
Betun, ibukota Kabupaten
Malaka. Kemudian, pihak
pemerintah desa setempat
bersama PKM melakukan
sosialisasi kepada masyarakat
desa.
Hasilnya, ada lima kelompok
masyarakat yang berhasil
terbentuk dengan anggota per
kelompok sebanyak 10 orang.
Totalnya ada 50 orang yang
mendapat guliran dana tersebut
untuk tahap pertama.
Lima kelompok ini
melaksanakan pembibitan sapi
dan paronisasi. Ada pun jumlah
jiwa di desa ini sebanyak 702
orang dari 156 kepala keluarga.
Selain itu, ketika program ini
sedang berjalan, lahir pula
kesepakatan bersama untuk
membentuk koperasi desa
Mandiri Anggur Merah, sebagai
wadah bersama bagi segenap
warga desa. Hanya saja masih
dalam pembenahan.
Hal yang mesti disadari bahwa
program ini merupakan program
bantuan pemerintah provinsi NTT
dan kegiatan ini merupakan hal
yang sama sekali baru bagi
warga desa Webetun.
Aquilina Nesi Tae, Kepala desa Webetun, Kecamatan Rinhat
K
epala Desa Webetun,
kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Aquilina Nesi Tae mengatakan,
sebelum dana Rp. 250 juta
dicairkan dari provinsi, ada
kegiatan sosialisasi sebanyak
dua kali oleh Bappeda NTT.
Karena itu, resiko gagalnya
cukup besar. Hanya saja kami
selalu memberikan pemahaman
dan pengertian kepada warga
masyarakat, agar tetap bekerja
sama dan membangun
koordinasi yang baik dengan
PKM supaya program ini tidak
macet. (Wl/hms)
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
11
Cerita Sukses
Merangkai asa
Di Pinggiran Laut
D
esa Rainawe, Kecamatan
Kobalima merupakan
salah satu desa terluar
dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berbatasan
langsung dengan negara baru,
Timor Leste.
Tak mengherankan jika banyak
warga Desa Rainawe adalah
sama saudara-saudari kita warga
Timor-Timur yang mengikrarkan
janji setia pada Republik
Indonesia pada saat referendum.
Mereka memilih untuk bertahan
sepanjang daerah perbatasan,
mencari celah dan menumpang
di tanah-tanah kosong.
bertahan di bawah kepakan
sayap Garuda.
Itulah secuil jeritan hati yang
dirasakan oleh saudara-saudari
kita, warga eks Timor-Timur seperti
yang diwakili dan dikisahkan oleh
Bapak Noberto Ximenes saat
ditemui tim Anggur Merah di bibir
pantai selatan, kecamatan
Kobalima, desa Rainawe.
Karenanya, Bapak Nobert begitu
antusias tatkala mendengar bahwa
Tragis memang bila melihat
pengorbanan yang telah mereka
gadaikan untuk memilih merah
putih. Mereka harus
meninggalkan negeri leluhur,
tanah tumpah darah dan
meninggalkan sanak keluarga.
Yang paling menyesakkan,
mereka dianggap sebagai
penghianat oleh kaum
sebangsanya, bahkan oleh
kerabat dekat mereka sendiri.
Untuk semuanya, mereka
hanya mendapatkan selembar
pengakuan sebagai warga
Negara Indonesia. Demi
mempertahankan hidup, mereka
meminjam lahan sanak
saudaranya yang masih
berbelaskasih terhadap mereka.
Ruang untuk bertahan memang
sempit, namun mereka sama
sekali tak menyesal memilih
12
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
desanya menjadi salah satu desa
penerima dana bantuan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
tahun 2014.
Sebagai seorang Kepala
Dusun, ia bermusyawarah
dengan warga dusunnya yang
sebagian besar warga eks TimorTimur untuk membentuk satu
kelompok usaha agar dapat
diusulkan sebagai salah satu
penerima dana Desa Anggur
Merah.
Cerita Sukses
“Saya bermusyawarah dengan
saudara-saudara saya tentang
siapa-siapa saja dapat mewakili
kami untuk menjadi anggota
kelompok karena kami hanya
diperkenankan untuk membentuk
satu kelompok yang terdiri dari
10 anggota,” jelasnya dengan
bahasa Indonesia yang cukup
lancar.
Setelah disepakati, ia didaulat
oleh warga untuk menjadi ketua
kelompoknya. Nama
kelompoknya pun disepakati
yakni Kelompok Laut Indah
Reinewe. Laut Indah sebuah
nama yang memiliki makna
mendalam.
“Kami percaya bahwa
walaupun kami tinggal di
pinggiran laut selatan yang
terkenal angker dan garang,
namun dalam semangat
kebersamaan dan persaudaraan
kami akan dihantar ke sebuah
pelabuhan harapan. Kami
percaya bahwa meskipun kami
menumpang di atas tanah orang
China dengan sistem perjanjian
hak pakai untuk berkebun,
namun dengan semangat juang
dan kerja keras, kami pasti bisa
mandiri nantinya,” katanya
dengan mata berbinar-binar
kepada tim. Dengan melihat
potensi hasil kebun olahannya
berupa jagung dan ubi, kami
akhirnya memutuskan untuk
memilih usaha paronisasi sapi
sebagai bidang usaha.
Nuansa kegembiraan sangat
terasa saat sapi-sapi anggur
merah datang. Cap Anggur
Merah beserta nomor melekat
pada sapi yang mereka terima.
“Dengan tegas saya
mengingatkan anggota
bahwasannya dana itu sifatnya
bergulir. Dalam jangka waktu
satu tahun sapi tersebut harus
dijual. Pokok beserta bunganya
harus dikembalikan ke kas desa
agar nikmatnya anggur merah
bisa dirasakan oleh sesama
warga dusun lainnya,” urainya
sambil memegang sapi Anggur
Merah yang sudah mulai gemuk.
Ia juga mengharuskan agar
keuntungan penjualan sapi
Anggur Merah nantinya dapat
digunakan untuk membeli sapi
betina sehingga dapat menjadi
modal berharga untuk memenuhi
tuntutan hidup yang kian tinggi.
Padang rumput dengan sedikit
hijau yang masih tumbuh,
dibekas tanah rawah di tepi laut
kini mulai mengering, seakan
menjadi saksi bisu Bapak Nobert
dan teman-teman dalam
merangkai harapan akan hari
esok yang lebih baik di bumi
persada. Harapan itu seakan
merekah bersamaan dengan
geliat semangat sapi-sapi
Anggur Merah. (Ar/hms)
Bapak Noberto Ximenes bersama sapi
peliharaannya di bibir pantai selatan,
kecamatan Kobalima
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
13
Cerita Sukses
Anggur Merah
Buat Warga Terbuai
Yasinta Hoar dan Sisilia Sepu,
penerima bantuan Desa Mandiri
Anggur Merah di desa Bereliku,
Kecamatan Malaka Tengah.
H
ermanus Nahale selaku
salah seorang penerima
manfaat dari program
desa Mandiri Anggur Merah di
desa Bereliku, Kecamatan
Malaka Tengah, Kabupaten
Malaka, mengatakan dirinya
telah menerima dana sebesar 2,5
juta rupiah pada tahun 2013.
Dana ini telah dipakai untuk
membeli seekor sapi. Sapi itu
dipelihara selama satu tahun
yakni tahun 2014. Pada tahun
yang sama, sapi tersebut telah
dijual dengan harga 5 juta
rupiah. Uangnya dipakai lagi
untuk membeli seekor sapi
betina. Hal ini dikemukakan
Nahale ketika ditemui di
rumahnya di desa Bereliku, Sabtu
(25/4/2015).
14
EDISI 4 / April 2015
Nahale mengatakan alasan ia
memilih ternak sapi karena
pakan untuk sapi tersedia di
desanya. Ada lamtoro, batang
pisang dan batang jagung di
kebunnya. Ini membuat sapisapinya selalu diberi makan yang
cukup.
Selain itu ada air yang
melimpah. Karena itu, sapinya
cepat tumbuh menjadi besar.
Berat badanya juga baik
sehingga ketika dijual harganya
sangat memuaskan.
Sapi betina yang dibelinya
sudah dua kali beranak. “Sapi
betina saya sudah dua kali
bunting dan beranak. Saya
sudah punya tiga ekor sapi
ditambah induknya. Tapi saya
ANGGUR MERAH
juga belum mau gulirkan sapi
induknya ke warga lain. Saya
sangat terbuai dengan manfaat
dari program ini. Karena mereka
tidak membeli tali ataupun
memberi makan kepada sapi ini
selama sapi di tangan saya,”
jelas Nahale.
Ketika ditanya peran dari PKM
di desanya, Nahale mengatakan
PKM dari program desa Mandiri
Anggur Merah di desa Bereliku ini
sudah mengundurkan diri. PKM
sudah tidak aktif lagi. Warga
sudah tidak lagi mengetahui di
mana keberadaan PKM tersebut.
Hal ini diakui pula oleh Agustinus
Mau, Yasinta Hoar dan Sisilia
Epu yang berdiri tidak jauh dari
Nahale. (Wl/hms)
Cerita Sukses
Penuhi Kebutuhan Hidup
Warga Besikama
“Program ini sangat cocok dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup warga sehari-hari. Program ini
mudah dilaksanakan karena sesuai dengan pekerjaan
warga sebagai petani dan peternak.”
Maria Agustina Seran,
Kepala desa Besikama.
H
al tersebut disampaikan
oleh Kepala desa
Besikama, Kecamatan
Malaka Barat, Kabupaten
Malaka, Maria Agustina Seran
ketika ditemui di kediamannya di
Besikama, Sabtu (25/4/2015).
Ia mengatakan warga di
desanya sangat senang dan
berterima kasih karena mendapat
dana bergulir dari program
bantuan Desa Mandiri Anggur
Merah. Maria Agustina Seran
Maria Agustina Seran
menguraikan bahwa telah 11
tahun dirinya menjabat sebagai
kepala desa Besikama.
Dari sekian banyak program
yang pernah masuk ke warga
desa di desa Besikama, program
desa Mandiri Anggur Merah
merupakan program unggulan
yang sangat menyentuh
kebutuhan hidup warga di
desanya.
Program ini resmi
dilaksanakan di desa Besikama
sejak tahun 2014. Dana sebesar
250 juta telah dicairkan dari
Bappeda Provinsi NTT ke
rekening desa. Sebanyak 16
Kelompok masyarakat sudah
menerima pencairan dana ini
untuk mengembangkan
usahanya. 10 kelompok
masyarakat bergerak di bidang
ternak sapi. Ternak babi
sebanyak 2 kelompok
masyarakat. Tenun ikat sebanyak
4 kelompok masyarakat.
Maria Agustina Seran juga
mengatakan, masih ada beda
pendapat di tengah masyarakat.
Perbedaan pendapat itu soal
dana hibah dari program desa
Mandiri Anggur Merah.
Warga desanya memahami
bahwa hibah berarti dana itu
dihabiskan tanpa dapat lagi
dipertanggung jawabkan. Karena
itu, pemerintah desa dan PKM
sedang berusaha untuk
menyadarkan warga desa bahwa
dana Rp.250 juta dari program ini
tidak boleh hilang di tangan
warga karena dana tersebut
merupakan milik dan hak
bersama dari 1.716 jiwa dari 420
KK di desa Besikama.
berkembang dan telah dijual ke
pasar. Karena itu, sebagai
pengrajin tenun ikat, keduanya
bekerja bersama-sama di dalam
kelompok untuk memajukan
usaha tenun ikat.
“Setiap hari, mulai pagi sampai
sore bahkan menjelang malam,
saya selalu duduk untuk
menenun. Tidak ada waktu yang
terlewat untuk menenun. Ini
keterampilan saya. Karena itu,
usaha ini pasti berhasil karena
saya mahir dalam menenun,”
ungkap Margaretha Luruk Belak,
diamini rekannya Maria Abuk.
(Wl/hms)
Dana tersebut pada waktunya
harus dikembalikan lagi ke
rekening desa sehingga dapat
digulirkan lagi kepada warga
desa lain di desa Besikama yang
sedang antre.
Terpisah, Margaretha Luruk
Belak dan Maria Abuk sebagai
penerima dana desa Mandiri
Anggur Merah di desa Besikama
mengatakan usaha tenun ikatnya
Margaretha Luruk Belak
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
15
Cerita Sukses
Tangkal Rentenir
K
epala desa Maktihan, Kecamatan Malaka
Barat, Kabupaten Malaka, Lambertus Klau
Nahak, S.Pd ketika ditemui di rumahnya,
Sabtu (25/4/2015) mengatakan menyambut baik dan
siap melaksanakan serta menyukseskan program
desa Mandiri Anggur Merah di desanya. Program ini
masuk ke desanya sejak tahun 2014.
Sebelum dana Rp.250 juta disalurkan ke rekening
desa, warga masyarakat desa telah bersepakat
membentuk koperasi desa. Koperasi ini jadi badan
usaha milik desa yang anggotanya adalah seluruh
warga desa Maktihan.
Setelah koperasi terbentuk, dana 250 juta
disalurkan ke rekening desa dan selanjutnya
disalurkan ke rekening koperasi desa. Dari koperasi
ini, dana desa disalurkan kepada 37 kelompok
masyarakat dengan jumlah anggota 381 orang.
Setiap anggota kelompok menerima uang dari
program ini sebesar 656 ribu rupiah. Uang 250 juta
rupiah habis terbagi untuk 381 anggota kelompok
masyarakat it, ungkap Klau Nahak.
Klau Nahak menyebutkan, ada pun
usaha yang dikembangkan kelompok
masyarakat yakni usaha ternak babi. Oleh
karena semua anggota kelompok adalah
anggota koperasi desa maka ada
kewajiban yang harus dipenuhi.
Koperasi menyediakan kartu
anggota dan kartu simpan
pinjam. Ada simpanan wajib
dan ada simpanan suka rela.
Pengadaan babi itu diambil dari babi lokal. Karena
babi lokal dipandang lebih cocok dengan iklim dan
kondisi desa. Babi lokal lebih bertahan hidup dan
harganya juga mahal kalau dijual.
Selain itu, ada juga kesepakatan bersama warga
desa. Apabila ada warga yang babi peliharaannya
mati sebelum jatuh tempo, maka warga bersangkutan
harus bersedia untuk mengadakan penggantinya.
Sanksi lainnya, anggota kelompok yang tidak
produktif, maka yang bersangkutan tidak mendapat
pinjaman uang dari koperasi desa. Hal ini dibuat agar
masyarakat disiplin sehingga program ini tidak boleh
gagal, jelas Klau Nahak.
Koperasi desa ini juga punya tujuan yang mulia.
Warga desa Maktihan dapat melakukan transaksi
simpan pinjam di koperasi miliknya. Warga bisa
belajar untung dan rugi dari hidup berkoperasi. Ada
rasa senasib dan sepenanggungan berkat kehadiran
koperasi desa yang diinspirasi dan didukung
sepenuhnya oleh dana dari desa Mandiri Anggur
Merah.
Semangat gotong royong ini harus
mengakar di dalam kehidupan warga desa
Maktihan melalui program desa Mandiri
Anggur Merah. Koperasi ini bisa menangkal
warga meminjam uang dari rentenir yang
berkedok koperasi harian yang sangat
membebani warga desa setempat, jelas Klau
Nahak.
Oleh karena di desa Maktihan,
jangka waktu pengembalian
modal dari program ini adalah
bulan Desember 2015, maka
seluruh warga yang telah
menerima guliran dana ini,
diharapkan untuk taat pada
aturan yang telah disepakati
dalam melaksanakan
usahanya.
Klau menambahkan,
sebelum pengadaan babi,
warga harus terlebih dahulu
menyiapkan kandangnya.
Kandang itu harus dibangun
dengan bentuk panggung
atau bale-bale. Hal tersebut
untuk menghindari banjir dan
penyakit hewan. Bahkan
ternak babi lebih sehat dan
gemuk.
Jika kandang telah tersedia
maka babi dapat diadakan
oleh warga bersangkutan.
16
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Lambertus Klau Nahak, S.Pd
Kepala Desa Maktihan
Harapannya kedepan agar
seluruh masyarakat desa
Maktihan sebanyak 447 KK
dengan total jumlah 1.488
jiwa, dapat menikmati
bantuan dana bergulir ini.
(wl/hms)
Cerita Sukses
Membantu Biaya Pendidikan
K
epala Desa Nanin,
Kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Emerensiana Luruk, desanya
termasuk salah satu penerima
dana desa Mandiri Anggur Merah
tahun 2013.
Dana sudah diterima sebesar
Rp. 250 juta. Pencairan dana ini
terjadi pada akhir bulan
November 2013. Dana baru
digulirkan ke kelompok pada
bulan Mei 2014. Ada empat
kelompok di desanya yang
mendapatkan pencairan dan
perguliran dana tersebut.
Masing-masing kelompok
terdiri dari 14 kepala keluarga.
Mereka ini adalah sasaran
penerima dana ini. Totalnya ada
72 kepala keluarga yang
menerima dana ini. Usaha yang
dikembangkan oleh kelompok
hanya fokus pada penggemukan
dan pengembangbiakan sapi.
Sapi-sapinya sedang
dipelihara. Ada sapi jantan dan
sapi betina. Bulan November
2014, sudah ada sapi yang dijual,
dan dananya digulirkan lagi ke
kelompok masyarakat lain di
dalam desa ini. Sementara itu,
ada juga sapi betina yang sudah
beranak, dan induknya sudah
digulirkan ke penerima manfaat
lainnya.
Sejauh ini, ada dua kepala
keluarga yang setelah menerima
dana tersebut, meninggalkan
kampung halaman desa ini dan
memilih merantau ke Kalimantan
menggunakan dana ini. Pihak
pemerintah desa setempat telah
menghubungi kedua kepala
keluarga itu, dan dananya telah
dikembalikan untuk diberikan
kepada warga lain. Dana
tersebut juga digunakan untuk
pengadaan sapi.
Dampak positif dari program
ini setelah berjalan di desa Nanin
yakni keluarga penerima manfaat
dapat menyekolahkan anaknya
ke jenjang yang lebih tinggi. Ada
yang menggunakan keuntungan
dari dana ini untuk biaya
pengobatan, dan untuk
membangun rumah tinggal.
Soal pengembalian dana
sesuai jatuh tempo, ada warga
kelompok punya kesadaran untuk
mengembalikan uang ke kas
desa sehingga dapat digulirkan
lagi ke warga lain di dalam desa
ini.
Sementara ada warga lain
yang mengatakan ini uang
diberikan secara gratis kepada
mereka karena itu tidak perlu
dikembalikan lagi. Mereka susah
payah mengikat, dan memelihara
sapi tersebut. Setelah sapinya
besar dan sudah saatnya
digulirkan, sapi itu gampang saja
diterima oleh penerima
berikutnya. Karena itu, mereka
tidak mau melepaskan sapi
tersebut. Ini satu masalah yang
sedang dihadapi.
anggota kelompok tapi, dana itu
dipakai untuk membeli sapi, lalu
sapi yang sudah dibeli dibagikan
kepada anggota kelompok. Ini
mekanisme yang diterapkan.
Mekanisme yang sama juga
diterapkan pada saat sapi
hendak dijual.
“Pengurus membeli sapi. Sapi
sudah tersedia, lalu diberikan
kepada setiap anggota kelompok
dari empat kelompok masyarakat
yang ada. PKM sendiri turut hadir,
menyaksikan dan mengawasi
pemberian sapi kepada anggota
kelompok masyarakat.”
Jangka waktu pengembalian
modalnya dua tahun, terhitung
tahun 2015 sampai 2016.
Pertimbangannya, sapi jantang
sudah besar dan layak dijual.
Sedangkan sapi betina sudah
beranak dan dapat digulirkan
induknye kepada yang lain.
(wl/hms)
Selaku kepala desa dan
PKM sudah berupaya
berulang kali untuk
memberikan sosialisasi
kepada masyarakat agar
sapi-sapi itu pada saatnya
digulirkan kepada warga lain,
tapi warga tetap menolak.
Makanya ada kemacetan soal
perguliran ini.
Ketua kelompok, bendahara
kelompok dan PKM tidak
memberikan uang tunai kepada
Emerensiana Luruk,
Kepala Desa Nanin, Kecamatan Rinhat
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
17
Cerita Sukses
Dukung Paronisasi
Warga Desa Niti
Agustinus Benu, Kepala Desa Niti.
K
epala Desa Niti,
Kecamatan Rinhat,
Kabupaten Malaka,
Agustinus Benu, menerima dana
Anggur Merah pada tahun 2014.
Ada lima kelompok yang sudah
disiapkan untuk menerima dana
bergulir ini. Setiap kelompok
terdiri dari 10 orang anggota.
18
dua tahun. Bila sudah sampai
waktunya, sapi akan dijual
perdana. Pemerintah desa,
kecamatan, dan kabupaten akan
dilibatkan untuk menyaksikan
secara langsung penjualan sapi
perdana sebanyak 50 ekor oleh
anggota kelompok.
Karena itu ada 50 orang
anggota dari 5 kelompok. Usaha
yang dilaksanakan adalah
paronisasi. Sebanyak 50 ekor
sapi sudah berada di tangan
anggota kelompok.
Tujuannya agar semua orang
tahu bahwa program ini nyata
dan punya manfaat yang sangat
besar khususnya buat warga
Desa Niti. Karena itu, mesti
didukung sebab warga sendiri
yang merasakannya.
Tenggang waktu penjualan
sapi ini berada di tangan
anggota kelompok yakni sekitar
Ada kesepakatan di tingkat
tersedia cukup di desa supaya
warga tidak kesulitan. Desa agar
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
ketika sapi dijual, setiap anggota
kelompok menggunakan uang itu
untuk membeli dua ekor sapi lagi.
Satunya menjadi milik yang
bersangkutan dan satu ekornya
digulirkan kepada warga yang
lain dari kelompok yang berbeda
di dalam desa ini. Begitu terus
sampai semua warga di desa ini
mendapat guliran sapi.
Pakan ternaknya tersedia di
desa ini. Semua warga
masyarakat tanpa kecuali wajib
menanam rumput gajah pada
lahan miliknya. Sapi itu ususnya
panjang. Karena itu, makannya
pasti banyak. Pakan ternak mesti
tersedia cukup di desa supaya
warga tidak kesulitan.
Cerita Sukses
Sejauh ini, selaku kepala desa
Niti, saya bisa membantu PKM
setempat untuk memeriksa sapisapi yang ada di warga. Kegiatan
ini rutin dilaksanakan supaya
warga tahu dan sadar bahwa
program ini tanggung jawab
bersama. Ini bukan urusan warga
saja, tapi juga urusan pemerintah
desa.
Koperasi ini terbentuk pada
bulan November 2014. Koperasi
ini menjadi tempat semua
anggota berkumpul untuk
membahas kemajuan usahanya.
Biasanya semua anggota
berkumpul pada Minggu ke 4
dalam bulan. Ada rasa
kekeluargaan dan kebersamaan
yang terbina.
tengah-tengah masyarakat agar
saya diterima sebagai orang
bebas yang tidak lagi dicap
sebagai seorang napi. Saya
terima dana dan sedang
jalankan ternak sapi. Warga
menerima saya sehingga saya
bisa bekerja dengan senang hati
untuk menghidupi keluarga
saya,” jelas Tafuli.
Perlu diketahui, jumlah KK di
desa ini sebanyak 268 dengan
jumlah jiwa 1027 orang. Ini
menjadi tanggung jawab kepala
desa bersama aparat pemerintah
desa untuk memperhatikan
kesejahteraan hidup semua
warga. Program desa Mandiri
Anggur Merah menjadi salah
satu peluang untuk membangun
dan menciptakan kesejahteraan
hidup warga di desa ini.
Ikatan emosional anggota
sangat kuat. Ikatan ini didukung
oleh kesediaan untuk membuat
pernyataan mengenai ketaatan
dan kesetiaan pada kesepakatan
yang ada demi kepentingan
seluruh warga desa dalam
melaksanakan program ini.
Selanjutnya, PKM desa Niti,
Beria Letfa mengatakan ia sangat
beruntung menjadi PKM di desa
ini. Ada kesempatan belajar
bekerja sama dengan warga dan
bisa menghidupi keluarganya.
Sementara itu, bendahara
Koperasi Desa Niti, Petronela
Seuk mengatakan 50 orang
anggota kelompok masyarakat
yang menerima guliran dana Rp.
250 juta ini telah bersepakat
untuk membentuk koperasi
dengan nama Koperasi “Toup Ko
Het Fen”.
Hal paling mengesankan,
salah satu penerima dana
program ini yakni Martinus Tafuli
mengatakan ia sangat terbantu
dengan dana desa Mandiri
Anggur Merah. Kegiatan ini
dapat mengembalikan
kepercayaan diri setelah keluar
dari Lembaga Pemasyarakatan
di Soe, TTS.
“Program ini membantu saya
untuk mensosialisasikan diri di
“Sekalipun saya ini orang Alor,
tapi saya bisa hidup bersama
masyarakat di desa ini karena
program Desa Mandiri Anggur
merah. Saya mendampingi
warga untuk dapat
melaksanakan program ini. Tapi
saya juga belajar banyak dari
warga desa. Program ini harus
sukses. Karena itu, saya ada di
desa ini untuk memfasilitasinya
sehingga target yang ingin
dicapai itu dapat berhasil bagi
kemanfaatan banyak orang,”
tegas Letfa. (wl/hms)
Kepala Desa Niti bersama PKM, Beria Letfa (bertopi) menyaksikan ternak sapi peliharaan warga di desanya
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
19
Cerita Sukses
Buka Kemudahan dan Akses
K
epala Desa Motaulun,
Kecamatan Malaka Barat,
Kabupaten Malaka,
Andreas Klau mengatakan
desanya juga merupakan salah
satu desa penerima dan
pelaksana program Desa Mandiri
Anggur Merah. Realisasi program
ini dimulai pada tahun 2014.
Desa ini dipilih karena warga
masyarakatnya dikategorikan
sebagai warga yang
berpenghasilan rendah dan
masih terbelakang. Karena itu,
program ini harus dapat
membantu masyarakat agar
mempunyai penghasilan yang
baik menuju masyarakat yang
lebih terbuka dan modern.
Program ini telah membuka
banyak kemudahan dan akses.
Demikian pandangan Andreas
Klau ketika ditemui di kediaman
pribadinya, Sabtu (25/4/2015).
Lebih lanjut, Andreas Klau
menjelaskan dana desa Mandiri
Anggur Merah sebesar 250 juta
rupiah sudah masuk ke rekening
desa dan telah disalurkan lagi ke
rekening koperasi desa, dan
terakhir dicairkan kepada
anggota masyarakat yang terdiri
dari 14 kelompok.
Tentunya pelaksanaan
program ini didahului dengan
sosialisasi dari Bappeda Provinsi
NTT kepada warga masyarakat
desa setempat. Program ini luar
biasa menarik karena sungguhsungguh menyentuh kebutuhan
rakyat desa. Uang langsung di
tangan rakyat. Rakyat terima
utuh, tanpa ada potongan dan
birokrasi yang berbelit-belit.
Klau menguraikan ada 476 KK
dengan jumlah 1.896 jiwa akan
merasakan dana segar tersebut.
20
EDISI 4 / April 2015
Andreas Klau, Kepala Desa Motaulun
Dana itu dipakai untuk
mendukung usaha warga yang
sudah dipatok bersama. Ada 8
kelompok yang berusaha di
bidang ternak babi. Lalu 2
kelompok mengembangkan
usaha ternak sapi, 2 kelompokk
lagi mengembangkan usaha kios
dan 2 kelompok terakhir
melaksanakan usaha bengkel.
Kelompok yang melaksanakan
usaha ternak babi, anggotanya
masing-masing terdiri atas 10
orang. Karena itu jumlahnya ada
80 orang. Kelompok yang
ANGGUR MERAH
mengembangkan usaha ternak
sapi terdiri atas 24 orang.
Kelompok usaha kios dan
bengkel masing-masing
sebanyak 10 orang. Total warga
yang terlibat dalam
melaksanakan program ini
sebanyak 124 orang.
Klau menambahkan dengan
luas wilayah desa kurang lebih
6,25 km2, warga dapat
memanfaatkan potensi desa ini
untuk melaksanakan dan
menyukseskan program tersebut
demi kemajuan hidupnya
Cerita Sukses
bersama keluarga. Karena itu,
tidak ada alasan warga
mengeluh bahwa hidupnya susah
dan masih terbelakang.
Menariknya, mekanisme
pencairan dana tersebut dibuat
berdasarkan kesepakatan warga.
Misalnya, ada spesimen PKM,
ketua dan bendahara koperasi
desa yang mesti dibubuhkan
sebelum dana itu ditarik dari
bank dan diserahkan kepada
kelompok masyarakat.
Selain itu, ada juga aturan dan
kebijakan lokal bahwa khusus
untuk peternak babi, kandangnya
harus sudah disediakan sebelum
pengadaan babi. Kandang
tersebut harus dalam bentuk
bale-bale (kurang lebih 1,5 meter
di atas permukaan tanah, Red)
untuk menghindari bahaya banjir.
Karena bila terjadi banjir, babibabi tetap selamat dan tidak mati
dibawa banjir.
Sementara itu, para peternak
sapi dari program ini juga
diwajibkan untuk membuat
kandang sapi agar terhindar dari
penyakit. Tentunya kandangkandang tersebut dibuat dengan
dana swadaya, sebelum ada
pencairan dana dari koperasi
desa ke setiap kelompok
masyarakat.
Klau menilai, sejauh ini
partisipasi masyarakat sangat
tinggi. Warga sangat terpacu
untuk memajukan usahanya.
Buktinya, setiap pagi dan sore,
warga desa selalu pergi ke
sawah untuk mengambil pakan
ternak. Ini diketahui karena
selaku kepala desa, dirinya
selalu mengawasi warga yang
sudah menerima dana bantuan
program Desa Mandiri Anggur
Merah dan melaksanakan
program ini.
Terima kasih kepada
bapak Gubernur NTT,
Drs. Frans lebu Raya
dan bapak Wakil Gubernur,
Drs. Benny Aleksander
Litelnony, SH, M.Si
yang telah memperhatikan
hayat hidup warga desa
Motaulun ini. (*)
Hal yang perlu dibenahi lagi
yakni soal kehadiran PKM di
tengah masyarakat. PKM yang
selama ini bekerja bersama
masyarakat, telah lulus dalam
testing penerimaan CPNS. PKM
itu adalah Reinansia Yunita
Seran, SH. Hingga saat ini, belum
ada penggantinya.
Klau berharap warga desa
menjaga dan mengembangkan
usahanya dengan baik. Semoga
ada hasil nyata yang dicapai
masyarakat. Misalnya, peternak
sapi dan babi. Dari satu ekor bisa
menjadi dua ekor. Lalu mesti ada
kesediaan dan kerelaaan untuk
menyerahkan sapi dan babi yang
telah dikembangkan kepada
warga desa yang lain.
Dalam kaitan dengan hal ini,
pihak PKM dan pemerintah desa
sudah bekerjasama dengan PPL
untuk selalu mengontrol dan
memberikan vaksin kepada babi
dan sapi warga. Ada juga
kesepakatan, bila ada babi dan
sapi yang mati ketika program ini
sedang berjalan, maka anggota
masyarakat itu bersedia untuk
menggantinya.
Hal tersebut merupakan
langkah bijak sehingga tidak
mengganggu sistem yang sudah
dibangun untuk kebutuhan hidup
warga di desa Motaulun dan
keberhasilan program Desa
Mandiri Anggur Merah.
ANGGUR MERAH
EDISI 4 / April 2015
21
Suara PKM
“Bantuan dana Desa
Anggur Merah sangat
bermanfaat untuk
masyarakat. Masyarakat
yang sebelumnya tidak
punya sapi, dapat memiliki
sapi. Hanya saja memang
komitmen masyarakat
dalam mengembalikan
dana tersebut masih belum
optimal. Akibatnya aliran
dana menjadi tersendat.
Agar tidak tergelincir
dalam jurang yang sama,
kelompok penerima Dana
Anggur Merah di Desa Alas
Kecamatan Kobalima
Timur membubuhi tanda
tangan perjanjian di atas
meterai”
Belajar Dari Kesalahan
D
emikian penegasan awal
Agustinus Atok, PKM Desa
Alas yang ditemui Tim
Buletin Anggur Merah di
pelataran Kantor Camat
Kobalima Timur. PKM berada di
Kecamatan untuk mengantar
laporan perkembangan Dana
Anggur Merah.
Ia menyatakan bahwa
pembubuhan tanda tangan di
atas meterai itu tidak bertujuan
untuk membebani penerima tapi
sebagai sarana untuk melatih
dan mengasah komitmen
masyarakat terhadap suatu
kesepakatan bersama. Dengan
pemakaian meterai berarti
memiliki kekuatan hukum,
masyarakat dipacu agar dapat
mengembalikan dana tersebut
sebelum waktu jatuh tempo
sehingga dapat digulirkan
kepada kelompok lainnya.
Mantan Sekjen PMKRI Kupang
ini menjelaskan lebih lanjut
bahwa dana Anggur Merah di
Desa Alas sendiri cair pada
Agustus 2014. Dana ini digulirkan
melalui Koperasi yang diberi
nama Koperasi Anggur Merah.
Koperasi ini dibentuk sebagai
salah satu prasyarat dalam
memanfaatkan Dana Anggur
Merah. “Dana awal Koperasi
sebesar Rp 4.500.000 yang
dikumpulkan dari iuran
anggota kelompok yang
kesemuanya penerima dana
Anggur Merah,” jelasnya.
Dana Anggur Merah
sendiri digulirkan kepada
delapan (8) kelompok
dengan bidang usaha
paronisasi atau
penggemukan sapi.
Agustinus Atok, PKM Desa Alas
22
EDISI 4 / April 2015
ANGGUR MERAH
Berkaitan dengan
pembentukan
koperasi, ada
hambatan untuk
meyakinkan
masyarakat agar menjadi
anggota koperasi. Hal ini
disebabkan karena ada
perasaan trauma warga terhadap
koperasi. “Sebelumnya ada
pengalaman di mana ada satu
koperasi di desa ini. Setelah
warga mengumpulkan iuran serta
menjadi anggota dari koperasi
tersebut, pengurus koperasi
membawa kabur semua uang
koperasi” urai pria yang masih
lajang ini. Namun berkat
sosialisasi yang terus menerus
dari aparat desa, warga mulai
perlahan-lahan memahami
tentang peranan koperasi
Anggur Merah.
Kesulitan berikut terkait
dengan situasi Pilih Kepala Desa
(Pilkades) yang sedang
berlangsung saat bantuan
digulirkan. Bantuan sapi anggur
merah dipolitisasi oleh oknumoknum yang tidak bertanggung
jawab. Ada yang memprovokasi
warga bahwa sapi anggur merah
merupakan bentuk bantuan dari
salah seorang kadindat yang
maju sebagai calon kepala desa.
Akibatnya tiga orang anggota
yang sebelumnya menerima
bantuan menarik diri serta
mengembalikan bantuan
tersebut. Namun setelah didekati
secara personal, ketiga anggota
tersebut akhirnya menerima
kembali bantuan tersebut,
pungkas alumni Universitas
Kristen Arta Wacana Kupang.
Untuk mengantisipasi
penjualan ternak sapi sebelum
waktunya, dilakukan koordinasi
dengan Camat, Danramil dan
Kapolsek. Koordinasi tersebut
sekali lagi bukan untuk menekan
anggota kelompok penerima, tapi
semata-mata untuk kelancaran
perguliran dana sehingga pada
akhirnya dapat mendatangkan
manfaat bagi seluruh masyarakat
desa Alas. (Ar/hms)
Suara PKM
Beri Kemudahan Pekerjaan
P
endamping Kelompok
Masyarakat (PKM) Program
Desa Mandiri Anggur
Merah di desa Hatimuk,
Kecamatan Weliman, Kabupaten
Malaka, Frangky Alfian Bria,
S.Kel mengatakan program ini
punya arti tersendiri baginya.
Sekurang-kurangnya, program ini
telah memberi kemudahan
pekerjaan bagi para pencari
kerja termasuk dirinya.
Dengan menjadi seorang PKM
pada program ini khususnya di
desa Hatimuk, ia dapat
memberikan sumbangsih pikiran
dan tenaga untuk membantu
masyarakat desa dalam
menyukseskan sasaran program
Desa Mandiri Anggur Merah. Hal
ini disampaikannya ketika
ditemui di desa Hatimuk, Jumat
(24/4/2015).
Lebih lanjut, Frangky
mengatakan ada 18 kelompok
masyarakat di desa setempat
telah dan sedang didampingi
untuk melaksanakan program
tersebut. Dana senilai Rp. 250
juta sudah disalurkan kepada 18
kelompok ini, sejak tahun 2011.
Setiap kelompok beranggotakan
10 sampai 20 orang. Unit usaha
yang dikembangkan yakni
paronisasi, ternak babi, kambing,
holtikultura, tenun ikat dan usaha
kios.
Ada pengalaman luar biasa
selama mendampingi kelompokkelompok masyarakat ini.
Masyarakat kompak untuk saling
bekerja sama, bertemu bersama
dan saling membagi ceritera
sukses dan kesulitan yang
dihadapi. Keterbukaan ini
menjadi modal untuk mengetahui
maju dan mundurnya program
desa Mandiri Anggur Merah di
wilayah dampingannya. Sejauh
ini, masyarakat sangat gembira
dan terlibat aktif menjalankan
program ini dengan baik.
Selain itu, ada wadah bersama
yang sudah dibentuk, yang
menjadi cikal bakal lahirnya
koperasi. “Sudah ada pra
koperasi di desa sejak tahun
2011. Warga sepakat untuk
membentuk pra koperasi ini.
Karena hal tersebut dapat
menjadi lembaga penyimpan
dana dari masyarakat setelah
hasil usahanya diperoleh dari
program ini. Masyarakat dapat
mengembangkan uangnya di
dalam wadah ini. Pada waktunya
wadah ini akan menjadi koperasi
definitif”, jelas Frangky.
Dana Rp. 250 juta yang sudah
ada di tangan anggota kelompok
akan dikembalikan lagi
modalnya pada bulan Desember
2015 ini. Diharapkan batas waktu
itu, semua dana sudah lunas
dikembalikan ke kas untuk
digulirkan ke anggota
masyarakat lain di desa Hatimuk.
Selaku PKM di desa ini, “saya
harus ada bersama masyarakat.
Kehadiran saya sangat
membantu warga untuk
mengembangkan usahanya.
Warga dicerahkan dari waktu ke
waktu bahwa dana ini memang
hibah. Tapi hibahnya untuk desa
bukan untuk kelompok.
Tujuannya, agar dana ini tidak
hilang di tangan anggota
kelompok. Karena semua warga
desa punya hak yang sama untuk
menikmati dana rp. 250 juta ini”.
Administrasi kelompok
dilakukan secara baik. Ada
pembukuan keuangan kelompok.
Ada juga sistem pengembalian
dana dari anggota kelompok. Ini
untuk kawal dana sebesar itu,
sehingga tetap tersedia di desa.
Meski pun begitu, ada juga
hambatan yang dihadapi. Ketika
hasil panen dijual, PKM tidak
dilibatkan. Karena itu, warga
yang telah menjual hasil
panennya, menggunakan dana
Frangky Alfian Bria, S.Kel
PKM Desa Hatimuk
Itu bukan untuk mengembangkan
usaha selanjutnya tapi dipakai
untuk urusan lain. Karena itu, ada
strategi lain yang dipakai.
Berdasarkan ke