IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS

(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

ARSYAD BAGUS SAPUTRA

NIM. 11113074

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

“TIADA SUKSES TANPA PROSES”

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua (Karso Yogi Prasetyo dan Sukaenah) yang senantiasa memberikan semua dukungan materi maupun non materi, dan senantiasa memberikan doa terbaik untuk anak-anaknya. Saudaraku (Tutus Yuga Prasetya dan Nitis Nur Annisa) yang selalu mengingatkanku akan sebuah tanggungjawab dalam keluarga.

  Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya.

  Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang selalu kompak menjadi keluarga di perantauan.

  Sahabat dan teman seperjuangan (Indri Iswanto dan Denny Arizal Rifanto) terimakasih telah banyak membantu dan memberikan banyak kesan selama kuliah. Orang tersayang (Febri Dwi Fatmawati) yang setia menemani dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam meneliti ddan menyusun skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan berakhirnya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.

  6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses penyusunan skripsi.

  7. Ayah, ibu, keluarga dan teman-teman yang telah berkontribusi selama masa studi.

  8. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman serta tempat untuk menampa diri dalam berorganisasi.

  9. Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang telah memberikan warna berbeda di perantauan.

  10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini

  Salatiga, 4 Agustus 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Saputra, Arsyad Bagus. (2017). Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam

  Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga

  • – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

  

Kata Kunci: Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius di Racana Kusuma Dilaga

  • – Woro Srikandhi IAIN Salatiga tahun 2017. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peran dan bentuk- bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?, (2) Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

  Temuan ini menunjukan bahwa Pendidikan Kepramukaan dan nilai-nilai religius bisa saling beriringan. Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan karakter religius. Alasannya, selain sudah terdapat nilai-nilai religius agamis yang terdapat di dalamnya juga terdapat pembiasaan-pembiasaan yang mampu menumbuhkan karakter religius Anggota Pramuka khususnya Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi telah menerapkan Pendidikan Kepramukaan yang berkaitan dengan pendidikan karakter terutama karakter religius melalui program-progam kerja yang disusun dan dilaksanakannya, serta terdapat pembiasaan-pembiasaan ataupun aturan adat yang berlaku.

  Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan karakter religius anggota Pramuka secara umumnya dan anggota Racana Kusuma Dilaga

  • – Woro Srikandhi secara khususnya, karena didalam Pendidikan Kepramukaan sudah terdapat nilai-nilai religius yang tertuang jelas dalam Tri Satya dan Dasa Dharma misalnya. Sehingga harapannya dengan sudah adanya faktor tersebut mampu membantu menumbuhkan karakter religius secara efektif dan efisien.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

  ……………………………………………………… i

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  ………………………………... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..

  ………………………… iii

  HALAMAN PENGESAHAN

  …………………………………………….. iv

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  ………………………………………... v

  KATA PENGANTAR

  …………………………………………………….. vi

  ABSTRAK

  ………………………………………………………………… viii DAFTAR ISI.

  ………………………………………………………………. ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………..………… 6 C. Tujuan Penelitian …………………………………...………………. 6 D. Manfaat Penelitian …………………………...……………………... 7 E. Ruang Lingkup Penelitian ……………...…………………………… 8 F. Penegasan Istilah ………………...………………………………….. 8 G. Metode Penelitian ………...…………………………………………. 11 H. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan ……………………………. 16 1. Implementasi …………………………………………………….. 16 2. Pendidikan ………………………………………...…………….. 17 3. Pendidikan Kepramukaan ……………………………………….. 23 B. Karakter Religius …………………………...……………………….. 38 1. Pendidikan Karakter …………………………………………….. 38 2. Religius ……………………...…………………………………... 40

BAB III PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian …...………………………………………... 50 1. Sejarah Berdirinya Racana ………………...……………………. 50 2. Visi dan Misi …………………………………………………….. 52 3. Satuan Khusus dalam Racana …………………………………… 52

  4. Program Kerja Racana …………………...……………………… 53 5.

  Struktur Organisasi Racana ………...…………………………… 54 B. Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 56 1.

  Jenis Pendekatan ………………...………………………………. 57 2. Teknik Pengumpulan Data …………..………………………….. 57

  BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA A. Analisis Data ………………………………………………………… 62 1. Wawancara ………………………………………………...……. 63 2. Observasi …………………………………………...…………… 136 3. Studi Dokumentasi ………………………………………………. 138 B. Temuan Data ………………………………...………………………. 140 1. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma ………………………………. 140 2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius …………………………... 141 3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius………………………………………………… 143 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 147 B. Saran …………………………………………………………..…….. 148 DAFTAR PUSTAKA

  ………………………………………………………. 150

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 4.13 Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius …..…………. 92 17.Tabel 4.26 Penerapan Rukun Iman Nomor 6 ……..………………… 118 30.Tabel 4.25 Penerapan Rukun Iman Nomor 5 ……..………………… 116 29.Tabel 4.24 Penerapan Rukun Iman Nomor 4 ……..………………… 114 28.Tabel 4.23 Penerapan Rukun Iman Nomor 3 ……..………………… 112 27.Tabel 4.22 Penerapan Rukun Iman Nomor 2 ………..……………… 110 26.Tabel 4.21 Penerapan Rukun Iman Nomor 1 ………………..……… 108 25.Tabel 4.20 Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya …...… 105 24.Tabel 4.19 Penerapan Rukun Islam Nomor 5 ..……………………… 104 23.Tabel 4.18 Penerapan Rukun Islam Nomor 4 ..……………………… 102 22.Tabel 4.17 Penerapan Rukun Islam Nomor 3 ..……………………… 100 21.Tabel 4.16 Penerapan Rukun Islam Nomor 2 ……..………………… 98 20.Tabel 4.15 Penerapan Rukun Islam Nomor 1 …..…………………… 96 19.Tabel 4.14 Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya...…… 93 18.Tabel 4.12 Hasil Wawancara Makna Karakter Religius...…………... 89 16.Tabel 1.1 Daftar Responden Penelitian ……………………………... 12 2.Tabel 4.11 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10...………………. 87 15.Tabel 4.10 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9………………….. 85 14.Tabel 4.9 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8……...……………. 82 13.Tabel 4.8 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7……...……………. 80 12.Tabel 4.7 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6…...………………. 77 11.Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5……...……………. 75 10.Tabel 4.5 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4…...………………. 72 9.Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3…...………………. 70 8.Tabel 4.3 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2...…………………. 67 7.Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1………...…………. 64 6.Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden ………...……... 62 5.Tabel 3.2 Dewan Brigadhe Khusus ………………………..………... 56 4.Tabel 3.1 Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 2017 ...… 54 3.Tabel 4.27 Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya ………...….. 120

  31. Tabel 4.28 Wawancara Arti Aspek Ihsan dan Wujudnya ……...……. 123 32.

Tabel 4.29 Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya ………..…. 125 33.Tabel 4.30 Pengelompokan Aspek Menurut Responden ……...…….. 128 34.Tabel 4.31 Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter

  Religius …………………………….………………………………… 129 35.

Tabel 4.32 Faktor Pendukung dan Penghambat ……………..……… 132 36.Tabel 4.33 Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana ..…….. 133 37.Tabel 4.34 Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma …...……. 140 38.Tabel 4.35 Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius ..….. 143 39.Tabel 4.36 Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan

  Kepramukaan dan Perilaku Religius dalam Keseharian ….………….. 144

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

  terjadi di setiap elemen dan aspek kehidupan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Setelah merdeka lebih dari 60 tahun, Indonesia telah banyak meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial, pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan.

  Kemajuan tersebut ditandai oleh pengakuan internasional. Stamina spiritual dan intelektual bangsa ini tidaklah kalah jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia-sia karena ketidaksungguhan dan berbagai kesalahan kolektif, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakter bangsa.

  Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa menjadi beban nasional yang berat ketika berakumulasi dengan berbagai persolan internal kompleks pada tubuh bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar negeri, dan perilaku elite yang tidak menunjukkan keteladangan selaku negarawan. Jika dibiarkan, keadaan tersebut menjadi gumpalan masalah besar, Indonesia tidak hanya kehilangan peluang untuk tumbuh menjadi bangsa dan negara yang sukses mengukir kejayaan peradaban, tetapi sebaliknya akan semakin terpuruk di hadapan bangsa-bangsa lain (Anas & Irwanto, 2013: 29)

  Menurut Anif Punto Utomo bahwa membangun karakter tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan berarti tidak bisa.

  Membangun karakter yang paling baik dimulai dari pemimpinnya. Jika para pemimpin kita memiliki karakter yang kuat dan bisa diteladani, rakyat serta-merta akan mengikuti. Solusi dari krisis karakter bangsa Indonesia tidak cukup hanya menjadi penyesalan. Ikhtiar bangkit untuk kembali menata karakter bangsa yang unggul dan berjiwa kepemimpinan menjadi prasyarat bagi kejayaan bangsa. Wujud nyatanya dengan membentuk karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

  Secara umum jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang ada saat ini yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan. Masalah tersebut berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor didalamnya diantaranya: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. (Umar & Sulo, 2008: 241)

  Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan berusaha menjawab tantangan yang sedang dialami oleh bangsa ini dengan mengeluaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  Pendidikan Nasional bertujuan: “Untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

  ” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 3).

  Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 13). Berdasarkan hal tersebut, maka pencapaian pendidikan nasional dapat dicapai melalui tiga jalur, yakni pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

  Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan luar formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal merupakan jalur pendidikan dari keluarga dan lingkungan.

  Salah satu jalur yang dapat ditempuh dalam pendidikan yaitu pendidikan nonformal, Pendidikan Kepramukaan salah satu contohnya.

  Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Gerakan

  Pramuka menyebutkan “Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai- nilai kepramukaan”. Pendidikan Kepramukaan saat ini menjadi salahsatu cara untuk membentuk dan mengadakan pembelajaran dan pendidikan melalui metode-metode bermainnya namun mengandung unsur pendidikan. Di dalam Pramuka terdapat jenjang-jenjang atau tingkatan berdasarkan umur anggotanya, ada Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Untuk tingkatan mahasiswa atau perguruan tinggi adalah tingkatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

  Seperti halnya di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga memfasilitasi mahasiswanya dalam menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga

  • – Woro Srikandhi. Unit Kegiatan Mahasiswa Racana begerak dalam bidang kepemimpnan, pertolongan pertama dan SAR dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi ini diselaraskan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 dan dengan lingkungan kampus yang pada dasarnya adalah Perguruan Tinggi Negeri Islam.

  Di dalam Pendidikan Kepramukaan terdapat pelatihan-pelatihan yang menumbuhkan karakter religius anggota Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi yang berdasarkan atas keimanan, ketakwaan dan berakhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor

  12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka pasal 4 : Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai- nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

  Dengan demikian diharapkan anggota Pramuka memiliki karakter yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Gerakan Pramuka dan mengikuti kegiatan Pramuka dengan sungguh-sungguh agar kegiatan ini memberikan dampak yang baik bagi kepribadian mahasiswa, terutama dapat menumbuhkan karakter religius mahasiswa. Karena saat ini kita dihadapkan dengan tantangan dimana generasi penerus bangsa mengalami krisis kepribadian dan krisis karakter. Dengan sistem among yang diterapkan dalam kegiatan kepramukaan ini yaitu asah, asih dan asuh diharapkan menjadi katalisator dalam terciptamya tujuan dari apa yang menjadi tantangan saat ini yang sedang menjadi perbincangan rumit dan sangat urgent untuk segara teratasi oleh pemerintah dan semua elemen masyarakat.

  Dari paparan tersebut, sangat relevan apabila penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari Pendidikan Kepramukaan di tingkat pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan

  PENDIDIKAN

  penelitian tentang “IMPLEMENTASI

KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER

  RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017

  ” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah peran dan bentuk-bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga? 2. Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota

  Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.

  Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama penelitian ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui bagaimana peran dan bentuk-bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala yang ditemui dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Suatu penelitian tidaklah berarti jika tidak memiliki manfaat yang dapat diperoleh, oleh karena itu penelitian dikatakan berharga apabila memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :

1. Manfaat Teoritis a.

  Dapat menambah dan mengembangkan terhadap wawasan ilmu dalam bidang pendidikan.

  b.

  Memberikan gambaran dan informasi tentang pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

  c.

  Sebagai dasar dan referensi untuk melakukan penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis a.

  Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.

  b.

  Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada didalam lapangan.

  c.

  Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait didalam penelitian ini, sehingga mampu memberikan solusi dalam menumbuhkan karakter religius melalui Pendidikan Kepramukaan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

  Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan skripsi ini, yaitu :

  1. Peneliti hanya meniliti anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi.

  2. Peneliti hanya mengakses aktivitas Pendidikan Kepramukaan yang berkaitan dengan religius atau agama dalam kegiatan Racana yang sudah di agendakan dalam Program Kerja Masa Bakti 2017.

  3. Perilaku yang diteliti adalah bagaimana penerapan 10 Poin Dasa Dharma yang kemudian dicari kesusaian dengan perilaku dari keseharian yang menunjukan karakter religius berdasarkan lima aspek dimensi religius.

  4. Peneliti meneliti dalam jangka waktu tanggal 09 mei sampai dengan 05 juni 2017 selama jam kerja Sanggar Racana yaitu hari senin sampai sabtu dari pukul 07.00 WIB s/d 17.00 WIB dan dilakukan dalam kegiatan-kegiatan Racana yang berlangsung.

F. Penegasan Istilah 1.

  Pendidikan Kepramukaan Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum muda, suatu wadah di mana mereka bisa memperlihatkan kemampuan mereka sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan berbagai hal melalui kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan bisa menempatkan diri mereka di antara kaum muda lainnya, maupun di antara orang dewasa (Kusumanti, 2008: 13).

  Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan metode Pendidikan Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Pendidikan Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik dan terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).

  Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa. Kata Among berarti mengasuh, memelihara atau menjaga. Dan orang yang melakukannya disebut Pamong. Sistem Among berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di depan memberikan teladan, di tengah ikut membangun atau melaksanakan, dan di belakang memberikan dorongan atau bantuan ke arah kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)

  Jadi Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat permainan- permainan dan metode-metode yang menyenangkan serta dilakukan di alam terbuka di dalam pelaksanaanya. Selain itu di dalam Pendidikan Kepramukaan diterapkan Sistem Among yaitu asah, asih, dan asuh antar sesama anggota Gerakan Pramuka.

2. Karakter Religius

  Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama, kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan) (Sulisman dan Sudarsono, 1994: 198).

  Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam yaitu: Al-Quran, As-Sunnah atau Hadis, teladan para sahabat dan tabiin, ijtihad. Disisi lain, sebagai bangsa Indonesia juga memiliki empat pilar landasan yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (Anas & Irwanto, 2013: 54-56). Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi religiusitas, yaitu Religious practice (the ritualistic

  dimension), Religious belief (the ideological dimension), Religious knowledge (the intellectual dimension), Religious Feeling (the experiental dimension), dan Religious effect (the consequential dimension).

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan dan jenis penelitian di sini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mempermudah dalam pengumpulan data, penggalian data dapat dilakukan melalui observasi, wawancara maupun angket.

  Penelitian secara kualitatif deskriptif ini guna memberi keterangan yang jelas mengenai implementasi pendidikan kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius pada Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi periode 2017.

2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti di sini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data secara langsung. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

  3. Lokasi Penelitian a.

  Jurusan

  7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN

  6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN

  5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1

  4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1

  3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI

  Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI

  1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI 2.

  No Nama Jabatan Mahasiswa

  Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Sanggar Bakti Racana

  Tabel 1.1 Daftar Responden Penelitian

  Data Primer Data primer adalah langsung di kumpulkan oleh peneliti dari sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat langsung sebagai data sumber di sini adalah :

  4. Sumber Data a.

  Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai tanggal 09 Mei – 05 Juni 2017.

  b.

  IAIN salatiga.

  Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Pangkalan IAIN Salatiga terletak di Jalan Tentara Pelajar 02, Gedung PKM I lantai 1 Kampus I

  8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI

  9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI

  18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI

  Observasi c. Studi Dokumentasi

  Wawancara b.

  Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka digunakan prosedur pengumpulan data, yaitu: a.

  Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun sumber data sekunder disini adalah buku-buku yang terkait dengan Pendidikan Kepramukaan, Karakter Religius, arsip-arsip, hasil musyawarah dan kerja tahunan Racana, dokumen.

  20. Nur Inayah Anggota Racana ES b. Data Sekunder

  19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI

  17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI

  10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES

  16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI

  15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA

  14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI

  13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN

  12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI

  11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI

5. Prosedur Pengumpulan Data

  6. Analisis Data

  Sugiyono (2009: 333) mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, ketika di lapangan dan setelah memasuki lapangan. Namun, dalam penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti melakukan analisis data awal yang diperoleh untuk menentukan fokus penelitian yang bersifat sementara. Analisis data dilakukan menggunakan analisis SWOT dan dilakukan kembali setelah mendapatkan data tambahan dari berbagai sumber untuk membuat kesimpulan.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan Keabsahan Data penting untuk dilakukan oleh peneliti.

  Hal tersebut dilakukan ketika mendapatkan data awal dan setiap mendapatkan data tambahan. Teknik pengecekan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari lima BAB, yaitu: 1. :Berisi pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang,

BAB I Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang

  Lingkup Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  2. BAB II :Berisi kajian pustaka yang terdiri atas pendidikan, kepramukaan, pendidikan kepramukaan, pendidikan karakter dan karakter religius.

  3. BAB III :Berisi tentang gambaran umum Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi IAIN Salatiga, dan penjelasan metode-metode yang digunakan peneliti serta langkah-langkahnya.

  4. BAB IV :Berisi tentang pembahasan yang terdiri atas hasil penelitian, yaitu analisis data dan temuan data dari Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius Pada Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

  5. BAB V :Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan 1. Implementasi Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi bisaanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

  sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70).

  Menurut Cleaves (Wahab, 2008: 187) menyebutkan bahwa implemantasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumnya.

  Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah perencanaan suatu sistem yang memiliki tujuaun tertentu yang semuanya akan sangat bergantung dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan apa yang telah dirancang melalui program-program.

2. Pendidikan a.

  Pengertian Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh manusia, memiliki lapangan yang sangat luas. Perbuatan tersebut mempunyai tujuan atau sesuatu yang ingin dicapai dengan perbuatan tersebut (Uyoh, 2014: 72).

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263) menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu “memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) me ngenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”

  Adapun pendidikan mempunyai pengertian “proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.”

  Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962: 4) menjelaskan bahwa arti pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

  Menurut Zamroni dalam Mulyasa (2007: 5-6) menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup dan dikap dalam hidup, agar kelak ia dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal.

  b.

  Tujuan dan Proses Pendidikan Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.

  Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

  memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

  merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Umar & Sulo, 2008: 37).

  Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

  Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Meneteri, SK Dirjen, serta dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional ke dalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud. Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, duru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya memegang peranan penting di dalam pengelolaan pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil pendidikan, misalnya seorang guru wajib menguasai pengelolaan kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya pengelolaan kelas dan siswa.

  c.

  Unsur-Unsur Pendidikan Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu: 1)

  Subjek yang dibimbing (peserta didik) Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

  2) Orang yang membimbing (pendidik)

  Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang beratnggungjawab terhadap pendidikan ialah seorang guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat/organisasi.

  3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

  Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan. 4)

  Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

  Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5)

  Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan. 6)

  Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode merupakan dua sisi dari satu mata uang.

Dokumen yang terkait

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN Analisis Tentang Fenomena Pendidikan Anak Orang Miskin Di Desa Karangkepoh Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 66

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 1 118

PENERAPAN SYARIAH ISLAM DI INDONESIA (Studi Kasus Gerakan Negara Islam Indonesia di Wilayah Salatiga) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah

0 0 162

NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM HAJI BACKPACKER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 104

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 126

PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 132

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

IMPLEMENTASI SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA JAMAAH MAJELIS DOA MAWAR ALLAH DI IAIN SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 168

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132