NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB FATHUL MAJID KARYA ASY-SYEIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-JAWI AL-BANTANI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB

  

NAWAWI AL-JAWI AL-BANTANI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

DEWI LESTARI

NIM: 111 – 13 – 232

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

ُتاَواَمَّسلا اَهُضْرَع ٍةَّنَجَو ْمُكِّبَر ْنِم ٍةَرِفْغَم َلَِإ اوُعِراَسَو ُضْرلأاَو

  

َيِقَّتُمْلِل ْتَّدِعُأ

  Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa ( Qs. Ali Imron 133)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 

  Kedua oramg tuaku Bapak Ismun dan Ibu Ismiati, orang tuaku tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang kepada ku selama ini dan memberikan semangat, do‟a serta uang saku yang lebih sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.dalam proses pembuatan skripsi ini.

   Kakaku tersayang Ulis Sa‟adah yang selalu memberikan semangat

   Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

  Taufiqurrohman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manaryang senantiasa memberikan tempat bagi saya untuk menimba ilmu.  Jajaran kepengurusan pondok pesantren Al-Manar. 

  Untuk Temanku Rikha nurussafinatun Naja dan Ngatini yang sudah membantu saya dalam penyelesaian dan kelancaran skripsi ini dan berjuang bersam-sama menyelesaikan skripsi ini

   Untuk teman-teman ku seangkatan PAI 2013 terimakasih telah menjadi bagian keluarga semasa di IAIN Salatiga.

   Someone yang masih jauh di mata. 

  Seluruh Umat Islam di belahan dunia manapun yang bersedia membaca karya kecil ini.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut asma-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, segala puji-pujian hanya untuk-Mu Rabb, sang pemilik kemaha sempurnaan. Dengan penuh rasa bahagia, dari dalam hati kecil ini ingin selalu penulis panjatkan rasa syukur yang teramat kepada-Mu karena telah memberikan kekuatan, kemampuan, semangat serta waktu yang lebih kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir. Walaupun harus dengan melalui berbagai rintangan, ujian dan cobaan hidup yang sempat membuat penulis jungkir balik seperti kehilangan harapan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Tapi, walaupun dengan berlinangan air mata dan dengan adanya buku panduan dan beberapa buku yang dapat di jadikan rujukan dalam penulisan skripsi ini, penulis tetap berusaha menyelesikan tulisan skripsi ini dengan bermodalkan keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT pasti akan membantu dan memudahkan jalan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, dan ternyata benar, dengan mengetik huruf per huruf tersusunlah menjadi beberapa kata, dari beberapa kata itu tersusunlah beberapa kalimat, sehingga dari susunan beberapa kalimat tersebut dapat menghasilkan karya yang sederhana dan jauh dari sempurna. Maha Besar Engkau atas segala pertolongan-Mu Rabb.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat-Nya kelak di Yaumul Akhir. Amiin. Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai-nilai pendidikan Tauhid Dalam kitaf fatkhul Majid karya syeikh Nawawi Al-jawi Skripsi ini disusun guna memenuhi ”. syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Dra. Nur Hasannah, M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik (PA).

  Terimakasih atas bimbingannya selama lima tahun membimbing penulis.

  6. Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan kepada penulis.

  7. Almukarrom romo Kyai As‟ad Haris Nasution, romo Kyai Taufiqurrohman, ibunda Nyai Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Nyai Chusnul Khalimah, serta ustadz-ustadzah pon-pes Al-Manar yang telah berjuang bersama dalam agama Allah SWT.

  

ABSTRAK

  Lestari, Dewi. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam kitab Fathul Majid Karya Syekh Nawawi Al-Jawi.Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Ghufron, M.Ag. Kata kunci: Nilai,Pendidikan Tauhid.

  Syekh Nawawi Al-Jawi adalah seorang ulama yang terkenal. Salah satu kitabnya adalah Fathul Majid, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan tauhid menurut Syekh Nawawi Al-Jawi dalam kitab

  

Fathul Majid. Pentingnya sebuah pribadi yang memiliki keimanan yang kuat,

  bertauhid dan mengenal Dzatnya Allah. Pertanyaa yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana nilai tauhid dalam kitab Fathul Majid karya Syekh Nawawi Al-Jawi (2) Bagaimana implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa kini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kepustakaan.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

  

research). Sumber data primer adalah kitab Fathul Majid, sumber sekundernya

  adalah terjemahannya dan sumber tersiernya adalah kitab-kitab dan buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Adapun teknis analisis data menggunakan metode deduktif dan metode induktif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Ada dua nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab fathul majid, yaitu nilai pendidikan ilhiyah dan nilai insaniyah, nilai ilahiyah yaitu hubungan kepada Allah, nilai insaniyah yaitu hubungan sesama manusia atau diri sendiri. 2) implikasi nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari dari sifat-sifat Allah SWT merupakan pintu menuju kesuksesan kehidupan dunia dan akhirat, dan sebagai acuan dalam menciptakan akhlakul karimah dan pondasi untuk mencapai pengabdian yang Muthlak, disamping itu dengan mengimplikasikan sifat-sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dapat mempermudah hubungan sosial baik dalam urusan Agama maupun antar masyarakat, serta sesuai dengan syar‟i dan norma-norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri.

  DAFTAR ISI 1. HALAMAN JUDUL ............................................................................. i 2. LOGO IAIN ......................................................................................... ii 3. NOTA PEMBIMBING ....................................................................... iii 4. PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv 5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v 6. MOTTO................................................................................................ vi 7. PERSEMBAHAN............................................................................... vii 8. KATA PENGANTAR......................................................................... viii 9. ABSTRAK ........................................................................................... x 10. DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 5 C. Tujuan Penelilitian ........................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ........................................................ 5 E. Kajian Pustaka .................................................................. 7 F. Metode Penelitian ............................................................ 11 G. Sistematika Penulisan ..................................................... 13 BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid................................ 14 B. Materi Pendidikan Tauhid .............................................. 19 C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid...………………... 22

  D.

  Tauhid dan penbagianya ..................................................24 E. Metode Pendidikan Tauhid............................................. 25

  

BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN SYEIKH MUHAMMAD

NAWAWI AL-JAWI AL- BANTANI A. Biografi Pengaran Kitab Fathul Majid..........................29 1. Masa Kecil Hinga Masa Remaja syeikh Nawawi.....29 2. Pendidikan Syeikh Nawawi......................................30 3. Guru-guru Syeikh Nawawi ....................................31 4. Karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki .................... 44 B. Sistematika Penulisan Kitab Aqidatul Awam....................... 47 C. Isi Pokok Kitab „Aqidatul Awam.......................................... 48

BAB IV. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM

KITAB FATHUL MAJID KARYA SYEIKH NAWAWI AL JAWI AL-BANTAN A. Nilai Tauhid dalam kitab Fatkhul Majid Karya Syeikh Nawawi Al-JAwi AL-Bantani .......................................60 B. Implikasi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan Masa Kini ........................................................................70 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... 76 B. Saran .............................................................................. 78 C. Kata Penutup .................................................................. 79

11. DAFTAR PUSTAKA 12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tauhid adalah suatu kepercaya kepada Tuhan yang maha Esa dan

  senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, maka ia akan merasa dilindungi dan diawasi oleh Tuhannya (Musa,1999:43). Karena di alam ini ada yang mengatur semua tatanan sistem peredaran kehidupan dimana tatanan tersebut dipimpin oleh Allah SWT. Manusia menjadi hamba dan Tuhannya adalah Allah. Kepercayaan kepada Allah SWT adalah suatu landasan utama sebagai muslim. Seorang muslim dapat menjalankan kewajiban dengan mempelajari tauhid. Tauhid menjadi prinsip landasan ajaran islam yang menegaskan bahwa Tuhan hanya satu dan menjadi satu- satunya Tuhan yang disembah, dan satu-satunya sumber kehidupan (Zainuddin,1992:3).

  Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang allah SWT, sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya, sifat-sifat boleh kepada-nya,(sifat jaiz Allah) dan sifat-sifat yang tidak semestinya ada pada Allah serta penetapan kerasulan para Nabi. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT dalam dzat-Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Allahlah tempat kembali, satu- satunya tujuan ( Maslikah, 2003:90).

  Tujuan ilmu tauhid yaitu untuk menetapkan keyakinan dan kepercayaan melalui akal pikiran, disamping kemantapan hati, yang didasarkan pada wahyu. Selain itu ilmu tauhid digunakan untuk membela kepercayaan dan keimanan dengan menghilangkan bermacam-macam keraguan yang mungkin masih melekat. Sehingga para umat islam terhindar dari taqlid. Itulah sebabnya ilu tauhid dianggap sebagai

  “induk ilmu-ilmu agama”(Ensiklopedi islam,2003:91).

  Pokok-pokok pembahasan dalam ilmu tauhid terdapat tiga hal yaitu: a) meyakini dalam hati bahwa Allah adalah Tuhan yang maha Esa dan satu-satunya Tuhan yang wajib di sembah, b) mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para utusan Allah dan para perantara Allah yang dibawa para utusan dan disampaikan kepada umat manusia yang berisi ajaran-ajaran-Nya, tentang kitab-kitab-Nya dan dan para malaikat-Nya, c) percaya bawah akan ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu akhirat dengan segala hal ihwal yang ada didalamnya.

  Berdasarkan jenis dan sifatnya, ilmu tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan atau tahapan. 1) Tauhid Rububiyyah yaitu: mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya dan meyakini bahwa Allah menciptakan segala makhluk. 2) Tauhid Uluhiyah yaitu: mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba, misalnya: tawakal, beribadah, memohon pertolongan. 3) Tauhid

  asma‟ wa sifat yaitu:

  beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya yang diterangkan dalam Al- Qur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang pantas ditiru oleh umat-Nya ( Ilyas, 1993 :23)

  Sumber utama ilmu tauhid ialah Al- Qur‟an dan Hadis yang banyak berisi penjelasan tentang wujud Allah SWT, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya , dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Maka dari itu ilmu tauhid selalu didasarkan pada dua hal, yaitu dalil aqli dan dalil naqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli tersebut, maka seseorang akan lebih mudah untuk memahami dan meyakini segala bentuk penjelasan yang ada di dalam ilmu tauhid. Terutama untuk memahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun yang mustahil, ataupun yang jaiz pada-Nya, sehingga seseorang akan lebih mudah mengenal dzat Allah SWT secara mendalam (Maslikhah, 2003:90).

  Hukum mempelajari ilmu tauhid bagi seorang mukallaf adalah

  

fardhu aina sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan

  hati serta akal bahwa ia berada diatas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa ( Maslikhah, 2003: 90).

  Dengan demikian, setiap daerah baik itu yang mudah dijangkau ataupun daerah yang sulit dijangkau (pedalam), sabaiknya ada yang mendalami kaidah islam beserta dasar-dasar dalil yang terperinci. Sehinga apabila terjadi kesalaah pahaman tentang ketauhidan di daerah tersebut ada seseorang yang meluruskan atau memberikan suatu kenbenar sehingga terhindar dari kesalah pahaman.

  Dari uraian di atas, penulis berusaha mengkaji lebih mendalam tentang nilai pendidikan tauhid dalam kitab fatkhul majid, yang di dalamnya terdapat beberapa uraian tentang pendidikan tauhid. Untuk itu, maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul:

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB FATKHUL MAJID KARYA SYEKH MUHAMMAD NAWAWI AL- JAWI

  ‟ ”, alasan penulis mengambil judul di atas karena melihat perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini. Banyak masyarakat yang mengaku beragama Islam dan beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi, sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan keimanan tersebut. Sebagian besar dari mereka sering melakukan ke onaran dan berbuat dzalim. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya keimanan, jika keimanan benar-benar sudah tertancap pada diri seseorang, niscaya ia akan benar-benar takut kepada Allah, ia akan melaksanakan perinta Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. semoga dengan kajian skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya meningkatkan pemahanan dan pengetahuan tentan ilmu ketauhidan, terutama untuk mengenal Allah SWT beserta dzat-dzat-Nya.

  Penulis merujuk pada kitab fatkhul majid ini, karena di dalam kitab tersebut membahas tentang ketauhidan yang menerapkan dasar pokok bagi umat Islam. Selain itu, karena pendidikan tauhid suatu perbuatan manusia untuk meng-Esa-kan Allah SWT sebagai suatu landasan umat muslim dalam menjalankan semua ibadah. Tauhid yang dimaksud penulis adalah Tauhid yang memiliki pengertian percaya kepada Allah yang Satu. semoga dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan tauhid, terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

B. RUMUSAN MASALAH

  Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah: 1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab Fathul Majid karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani.

2. Bagaimana implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa kini.

  C. Tujuan panelitian

  1) Mengetahui niali-nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab Fathul Majid karya Syekh Nawawi Al-jawi Al-Bantani.

  2) Mengetahui Implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa kini.

  D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

  1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, berupa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab fatkhul majid dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang kajian mengenal sifat-sifat Allah SWT dan juga pengetahuan tentang ilmu tauhid Islam.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi Penulis Untuk menambah wawasan serta pemahaman penulis tentang kajian nilai pendidikan tauhid dalam pengamalan kehidupan sehari-hari.

  b.

  Bagi Lembaga Pendidikan Dapat menjadi masukan serta sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan sehari-hari dalam dunia pendidikan Islam pada lembaga-lembaga pendidikan. sebagai pedoman kehidupan manusia untuk menuju kebahagiaan di dunia sampai akhirat.

  c.

  Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah pengetahuan mengenai nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab fatkhul majid sehingga mengetahui betapa pentingnya pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.

  Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama ilmu pendidikan Islam, sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan dibidang tersebut khususnya dan bidang ilmu pengetahuan lain pada umumnya.

E. Kajian Pustaka

  Untuk memperjelas judul serta menghindari kekeliruan, maka penulis membatasi istilah yang berkaitan dengan permasalan tersebut.

  Sehingga dapat mengemukakan uraian kajian tersebut sesuai yang dikehendaki oleh penulis, sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Tauhid

  Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan- perbuatannya (Maslikhah, 2009:106). Nilai adalah tentang sesuatu yang baik, benar dalam sesuatu perilaku maupun sikap perbuatan.

  Nilai adalah sesuatu yang abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar salah, yang menuntut pembuktian, melainkan sosial penghayatan yang dikehendaki, disenagi dan tidak disenangi (Mansur, 2001:98)

  Nilai juga dapat diartikan sebagai sifat dan sesutu yang dapat berpengaruh dalam kehidupan manusia, baik secara lahir maupun secara batin, nilai juga dapat dijadikan sebagai keyakinan untuk pertanggung jawaban baik dalam hubungan antar sesama makhluk dan juga sebagai hubungan dengan sang pencipta.

  Nilai menjadi daya untuk mendorong atau pacuan seseorang dalam kehidupan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Melalui nilai seseorang akan merasakan adanya kepuasan tersendiri. Nilai tersebut akan berkaitan erat dengan suatu kebaikan dan kebijakan yang menjadikan sesutu dihargai dan dikejar oleh manusia.

  Menurut Maslikhah (2009: 130) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

  Menurut Ishom El-Saha (2008:23) pendidikan adalah suatu prosese pertumbuhan yang menyesuaikan denagan lingkungan.Taufik Efendi (2005:72) pendidikan adalah segala uasaha yang bertujuan mengembangkan sikap dan kepribadian, pengetahuan dan ketrampilan.

  Menurut Umar Tirtaraharja,(2005:40-41), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat.

  Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar dari kata اًذْيِح َْ٘ت - ُذِّح َُ٘ي - َذَّح َٗ yang berarti percaya kepada Allah SWT yang Maha Esa.Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan peribadahan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain- Nya serta menetapkan

  Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan

shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya

  dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

  Pendidikan tauhid bisa juga diartikan suatu proses untuk memantabkan keyakinan seseoran tentang keesan (wahdah) Allah, bisa juga sebagai pembimbing potensi manusia sebagai fitroh dalam mengenal Allah SWT.

  Pendidikan tauhid ini dimulai sejak manusia tersebut lahir kebumi, dia dikenalkan dengan kepercayaan dan keyakinan melalui adzan yang di kumandangkan orang tuannya. Kepercayaan terhadap adanya Allah beserta dzat-Nya.

  Pendidikan tauhid akan membentuk karakter muslim dan muslimah semakin mengenal Allah dan ia akan selalu merasa diawasi setiap tingkahlaku pergerakannya, sehingga akan timbul kehati-hatian dalam mengambil suatu tindakan atau perilaku dalam kesehariaannya.

  2. Syeikh Muhammd Nawawi al-jawi Beliau adalah seorang Ulama Islam yang berintelektual tinggi dan berspiritual ma‟rifat. Ayahnya adalah Umar bin Arabi, penghulu kecamatan Tanara, Banten. Beliau lahir dari tiga saudara yaitu

  Nawawi, Tanin dan Ahmad (Muhammad, 1996:271).

  Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi belajar ilmu Agama Islam pada ayahnya sendiri, Haji Sahal yang mana merupakan seorang ulama masyhur di Banten, Raden Haji Yusup seorang ulma dari Purwakarta, Dan juga bermukim di Mekkah selama 30 tahun untuk memperdalam ilmu Agama Islam dan berguru kepada Khotib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumulaweni dan Nahrawi serta Abdul Hamid Daghastani (Muhammad, 1996:271).

  3. Fathul Majid Adalah sebuah karya Syaikh Nawawi Al-jawi untuk pedoman dan rujukan memantabkan aqidah-aqidah dalam katauhidan dan kaimanan seseorang dalam memantabkan tauhid agar terhindar dari kelafiran.

  Di dalamnya menjelaskan tentang kandungan iman dan rukun- rukunnya, menjelaskan tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Dalam kitab tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang disebut aqoid lima puluh.

  Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul. Semua merupakan isi dari ajaran yang terangkum dalam kitab fathul majid .

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library reseach), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka, dan yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Sumber Data

  Karena jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah kitab fathul majid karya syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan

  

al-Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku

  Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, buku Keimanan Ilmu Tauhid, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku lain yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer yaitu kitab fathul majid karya syekh Muhammad Nawawi al jawi Dan sumber data sekunder diantaranya adalah Terjemah kitab fathul

  

majid oleh Achmad Sunarto , terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah

  karangan Thahir bin Saleh Al-Jazairi, buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan al-Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah

  

Kifayah Al-Awam, buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku

  Keimanan Ilmu Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, Kitab Tauhid Jilid I,Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku dan kitab relevan yang lainnya.

  4. Teknik Analisis Data Yaitu penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

  Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah sebagai berikut :

  1. Metode Deduktif Metode Deduktif yaitu apa yang dipandang benar dalam peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku pada hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis. Hal ini adalah suatu proses berfikir dari pengetahuan yang bersifat umum dan berangkat dari pengetahuan tersebut, ditarik suatu pengetahuan yang khusus.(Hadi, 1990: 26). Metode ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta adn peristiwa- peristiwa yang khusus kemudian ditarik kesimpulan menjadi umum.

  Metode ini digunakan oleh penulis untuk menganalisis data tentang nilai yang akan dibahas yaitu nilai pendidikan tauhid.

  Adapun cara kerja metode dekduktif adalah proses berfikir secara umum kemudian ditarik menjadi pengetahuan berfikir secara khusus.

  2. Metode Induktif Metode Induktif yaitu metode yang berangkat dari faktafakta yang khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa yang konkrit ditarik dalam generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1990: 26). Metode ini, penulis gunakan untuk menganalisa data ayat-ayat dan teks kitab fathul majid sehingga dapat diketahui nilai pendidikan tauhid yang terkandung di dalamnya.

  Cara kerja metode dekduktif adalah proses berfikir secara khusus kemudian ditarik menjadi pengetahuan secara umum.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan untuk memberikan kesan runtutnya pembahasan dan memberikan yang penulis jabarkan dalam skripsi ini adalah penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Yang bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini.

  Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain:

  BAB I : Pendahuluan, berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaaan Penenlitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan sebagai gambaran awal untuk memahami skripsi ini. BAB II : Landasan Teori, berisi tentang: Nilai Pendidikan Tauhid, Materi Pendidikan Tauhid, Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid, dan Metode Pendidikan Tauhid.

  BAB III : Biografi Syekh Nawawi Al jawi, menguraikan tentang: Biografi Syekh Nawawi Al jawi yang meliputi riwayat kelahiran, kehidupan intelektual, karya-karyanya dan guru-gurunya, dan sistematika penulisan kitab Fathul Majid

  BAB IV : Nilai-nilai pendidikan Tauhid, Implikasi Pendidikan Tauhid dalam Kitab fathul majid BAB V : Penutup, menguraikan Kesimpulan dan Saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid Nilai memiliki arti sesuatau yang dipandang baik, disukai, dan

  paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatannya (Maslikah, 2009:106). Nilai merupakan suatu pedoman hidup dimana nilai tersebut mempengaruhi sikap individual dalam membentuk kepribadian yang lebih baik.

  Nilai adalah suatu bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat. Suatu tindakan dianggap benar atau salah dan pantas atau tidak jika sesuai dengan nilai-niali yang telah disepakati bersama oleh masyarakat dimana tindakan itu dilakukan (Thaha 1996:61)

  Nilai merupakan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sesuatu yang dianggap bernilai, maka sudah pasti berharga dari pada hal-hal yang lain. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebat, maka sudah menjadi hal yang wajar jika manusia akan memilih sesuatu yang lebih berharga atau bernilai untuk kehidupannya (Poardaminta,2006:667).

  Nilai dapat diartikan sebagai hal- hal yang penting atau berguna bagi manusia, dalam pengertian lain nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat (tim PIP: 2007:42)

  Nilai menjadi penting dalam kehidupan bermasyarakat karena batasan tentang nilai dapat mengacu kepada minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dan orientasinya (Soeleman, 2005:54).

  Nilai menjadi sesuatu yang dibutuhkan sebagai pemicu untuk melakukan suatu tindakan baik atau buruk, Nilai menjadi pengaruh individual dalam menentukan keputusan suatu tindakan. Nilai menjadi bermakna dan dibutuhkan dalam kehidupan.

  Pendidikan dalam bahasa Arab berasal dari kata rabba-yarabbi-

  

tarbiyatan, bararti mendidik mengasuh dan memelihara (Munawir,

  1989:504). Bahasa pendidikan sering juga diambil dari kata „allama yang artinya mengajar ( menyampaikan pengetahuan).

  Pendidikan adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa yunani, pedagogy yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh pelayannya. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesutu yang berada di dalamnya. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dalam melatih intelektual ( Muhajir, 2000:20).

  Pendidikan sebagai tranmisi dan seseorang kepada ketrampilan, seni maupun ilmu. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmanai dan rokhani siswa menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Mansur Isnan 2001: 37-38).

  Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan bekal kelak di masa depan yang mempunyai kepribadian utama, kebaikan dan kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah air. Dalam artian dapat menjadi orang-orang yang beriman, bertakwa dan mempunyai akhlak mulia (Mansur,2007:328).

  Dari pengertian-pengertian di atas ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan:

  Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha

  pendidikan sudah dimulai sejak dalam kandungan ibunya sapai tutup usia

  Kedua, bahwa tangung jawab pendidikan merupakan tangung jawab bersama semua manusia.

  Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan,

  karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang yang disebut manusia seluruhnya (Uyoh,2014:5-6)

  Pendidikan adalah suatu proses usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran, pelatihan dan pengarahan menyadarkan manusia agar bertangung jawab sebagai hamba Allah SWT dan sebagai manusia yang memiliki kesempurnaan akal pikiran.

  Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar

  dari kata yang berarti percaya kepada Allah SWT

  ٗ اًذْيِح َْ٘ت ُذِّح َُ٘ي َذَح

  yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan peribadahan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya (Abduh, 2003: 3).

  Menurut Zainuddin, "tauhid berasal dari kata “wahid” yang artinya

  “satu”. Dalam istilah Agama Islam, tauhid ialah keyakinan tentang satu atau Esanya Allah, maka segala pikiran dan teori berikut argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid ( Zainuddin, 1992:2).

  Tauhid dalam kajian pendidikan diartikan suatu upaya yang keras dan bersunguh-sunguh dalam mengembangkan, mengarahkan, dan mengarahkan mebimbing akal pikiran, jiwa, qalbu dan ruh kepada pengenal (ma,rifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah (Hamdani, 2001:10)

  Tuhan mu memerintahkan puncak pengagungan yang tidak patut dilakukan kecuali terhadap Tuhan (Allah). Dari-Nyalah keluar kenikmatan dan anugrah atas hamba-hamba-Nya dan tidak ada yang dapat memberi kenikmatan kecuali Dia (Allah). (Ahmad, 1993:59).

  Pendidikan tauhid yang berarti membimbing atau mengembangkan potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah, menurut pendapat Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan meningkatkan terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa sehingga pemilikan dan peningkatan nilai tersebut dapat menjiwai tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

  Pendidikan tauhid adalah usaha untuk membentuk muslim yang beriman melalui proses bimbingan dan pengarahan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan alam semesta dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

B. Materi Pendidikan Ilmu Tauhid 1.

  Adanya wujud Tuhan Di dalam Al-

  Qur‟an telah dijelaskan tentang wujud Allah SWT tidak menyerupai benda yang wujud, begitu pula benda yang wujud tidak menyerupai Allah SWT. Ukuran tidak akan bisa mencapai Allah SWT, dan arah tidak bisa memuat dan meliput-Nya. Begitu pula bumi dan langit tidak bisa memadai jika ditempati oleh Allah SWT. Dia-lah (Allah SWT) yang mengangkat derajat segala sesuatu dan lebih dekat dari urat nadi manusia. Dialah (Allah SWT) yang maha mengetahui atas segala sesuatu. Kedekatan Allah SWT tidak menyerupai kedekatan jisim. Dia Maha Luhur dari tempat yang meliputi-Nya, sebagaimana Dia Maha Bersih dari segala masa yang akan membatasi- Nya. Dia telah wujud sebelum masa dan tempat diciptakan. Dia akan tetap berada di atas tempat yang ada. Selain itu al-

  Qur‟an juga memaparkan mengenai bukti sifat qudrat (kekuasaan) Allah SWT pada penciptaan alam semesta sebagai aplikasi dari sifat wujud, qidam, dan baqa‟ Allah SWT. Dengan sifat qudrat ini, Allah SWT akan mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu kemungkinan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dengan seimbang, serasi, teratur dan rapi. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu menandingi keindahan ciptaan-Nya. Adapun alam semesta ini dari setiap bukti dari sekian banyak bukti yang selalu berulang, beriringan atau perubahan bentuk dari yang indah yang mengharubirukan kesan dalam jiwa kita, semuanya adalah yang patut dikagumi nilai seninya dari pada segala yang mengagumkan (Sa‟id, 2005: 112).

  Meyakini adanya Tuhan ( wujud Allah) tidak hayan bisa dibuktikan adanya fenomena alam semesta melainkan bisa juga dirasakan dan dilihat dengan mengunakan mata hati karna didalamnya sudah ditanamkan fitrah untuk mengenal Tuhan beserta dzat-Nya

2. Keesaan Allah

  ﴾ ٣ ٢ ١ ﴿ ْذَىُ٘ي ٌَْىَٗ ْذِيَي ٌَْى ﴾ ﴿ ٌذَحَأ ُ َّللَّٱ َُٕ٘ ْوُق ﴿ ُذَََّصىٱ ُ َّللَّٱ ﴾ ٤

  ﴿ ٌٌۢذَحَأ اًُ٘فُم ۥَُّٔى ُِنَي ٌَْىَٗ Artinya: “ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-

  Nya” (QS. Al-Ikhlash: 1-4) (Departemen Agama, 2005: 604).

  Sebab turunya surat al-Ikhlas adalah

  

ةسّا ، ذَحٍ اي " : ٌّيسٗ ٔييػ الله ٚيص يثْيى ا٘ىاق ِيمششَىا ُّأ : ةؼم ِت يتأ ِػ

ٌىٗ ذى٘ي ٌىٗ ذيي ٌى ،ذَصىا الله ،ذحا الله ٕ٘ اق( : ٚىاؼتٗ كشثت الله هضّأف ،لتس اْى

ذحا ا٘فم ٔى ِني

  Artinya:Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka‟ab bahwa orang- orang musrik pernah berkata kepada Nabi” hai Muhammad, terangkanlah kepada kami nasab Raabb- mu” maka Allah menurunkan firman-Nya, berupa surat al-Ikhlas. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, karna tidak ada sesuatu pun yang dilahirkan dan tidak ada pula yang sesuatu yang mati( H.R at-Tirmidzi dan Ibnu Jabir dari Ahmad bin Mani‟)

  Ayat-ayat di atas menegaskan tentang kemurnian keesaan Allah SWT dan menolak segala kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang menyamai-Nya

  Ajaran mengenai keesaan Allah ini, sudah diterangkan oleh para Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad. Keesaan Allah adalah Allah itu Dzat yang pertama kali ada, Maha Awal, Maha Esa dan Maha Suci yang meliputi sifat, asma dan

  af‟al-Nya. Sementara menurut Quraish

  Shihab yang menganalisa kata ahad (Esa), ia menggolongkan keesaan Allah menjadi empat yaitu: keesaan Dzat, keesaan sifat, keesaan perbuatan dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Yang dimaksud dengan esa pada Dzat ialah Dzat Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Esa pada sifat berarti sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk- Nya. Esa pada

  af‟al berarti tidak seorang pun yang memiliki perbuatan

  sebagaimana pebuatan Allah. Ia Maha Esa dan tidak ada sesembahan yang patut di sembah kecuali Allah (Asmuni, 1993: 17).

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid 1.

  Dasar Pendidikan Tauhid Dasar merupakan fundamental dari suatu bangunan atau bagian yang menjadi sumber kekuatan. Ibarat pohon, dasarnya adalah akar. Dasar pendidikan merupakan pandangan yang mendasari seluruh aspek aktivitas pendidikan, karena pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan (Abidin, 1998: 21).

  Dasar pendidikan tauhid adalah sama dengan dasar islam, karena pendidikan islam sama dengan pendidikan tauhid al- Qur‟an, hadits dan ijtihad sebagai sumber dasar dan ajaran yang bertumpu pada keyakinan kepada Tuhan adalah Allah adalah Tuhan semesta alam. a) Al-Qur‟an

  Di dalam Al- Qur‟an terdapat banyak ajaran yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan tauhid. Misalnya dalam surat Luqman ayat 13, menerangkan kisah luqman yang mengajari anaknya tentang tauhid,

  ٌٌْيُظَى َكْشِّشىا َُِّا ِ ّللَّاِت ْكِشْشُت لِ َّيَُْت اَي ُُٔظِؼَي ََُٕ٘ٗ ِِْْٔتَ ِلِ ُُاََْقُى َهاَقْرِاَٗ ٌٌيِظَػ

  Artinya:

  “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah.Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah aniaya yang besar”.

  (Q.S Luqman: 13) Pengajaran yang disampaikan Luqman kepada anaknya, merupakan dasar pendidikan tauhid yang melarang berbuat syirik, karena hakikatnya pendidikan tauhid adalah pendidikan yang berhubungan dengan kepercayaan akan adanya Allah dengan keesaan-Nya, sehingga timbul ketetapan dalam hati untuk tidak mempercayai selain Allah. Kepercayaan itu dianut karena kebutuhan (fitrah) dan harus merupakan kebenaran yang ditetapkan dalam hati sanubari.

  b) Sunnah

  Sunnah adalah suatu ketetapan baik berupa perkataan, perbuatan,dan ketetapan yang bersumber dari Rasulullah. As- Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep Al- Qur‟an, serta lebih merinci penjelasan

  Al- Qur‟an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode penelitian dan sebagai petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia dan untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim bertaqwa (Abdullah, 1999:34).

  c) Ijtihad

  Ijtihat bersa l dari kata “ijtihada, yajtahidu, ijtihadan” yang artinya mengarahkan segala kemampuan untuk menaggung beban. Menurut istilah hukum islam ialah mencurahkan tenaga atau memeras fikiran untuk menemukan hukum agama melalui salah satu dalil tertentu (Ahmad, 1991:162). Memecahkan suatu masalah yang tidak ditemukan penjelasannya dalam Al-

  Qur‟an dan hadits. Ijtihad merupakan berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syariat Islam, tetapi tetap berpedoman pada Al-

  Qur‟an dan Sunnah..

2. Tujuan Pendidikan Tauhid

  Tujuan pendidikan menurut UU pendidikan ialah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.

  Tujuan pendidikan menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Abidin Ibnu Rusn ialah pendidikan dalam prosesnya haruslah mengarah kepada pendekatan diri kepada Allah dan kesempurnaan insani untuk mencapai tujuan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Secara khusus tujuan pendidikan tauhid menurut (Thoha, 1996: 72) D.

   Tauhid dan Pembagianya

  Tauhid dibagi menjadi tiga macam yaitu tuhid rububbiyah, tauhid

  uluhiyah dan tauhid asma‟ wa shifa.

  1) Tauhid rububiyah adalah kepercayaan yang pasti bahwa Allah adalah Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengesakan

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI

0 2 92

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 2 112

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALIM KARYA AL-ZARNUJI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 104

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB NASHAIHUL ‘IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI

0 0 109

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB KARYA SAYYID MUHAMMAD SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

3 21 87

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB KIFAYATUL AWAM KARYA SYAIKH IBRAHIM AL- BAJURI SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 118

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF AL-QUR’AN Kajian Surat Al-Israa’ Ayat 29 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB MAU’IDHAH AL- MUKMINĪN KARYA SYAIKH MUHAMMAD JAMALUDDIN AL-QĀSIMI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 3 115