MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH.

(1)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE

COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan kelas di Kelas IV SD Negeri Taktakan 1Kecamatan Taktakan Kota Serang-Banten)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru sekolah Dasar

Oleh

IMAMUDIN 1104738

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE

LEARNING TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan kelas di Kelas IV SD Negeri Taktakan 1Kecamatan Taktakan Kota Serang-Banten)

Oleh IMAMUDIN

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada universitas pendidikan Indonesia

© IMAMUDIN

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH


(4)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH


(5)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya kemampuan peserta didik dalam memahami konsep koperasi pada pembelajaran IPS,materi pelajaran sering disebabkan dengan strategi pembelajaran berlangsung kurang dengan kebutuhan dan karekter peserta didik di sekolah dasar. Sehingga dapat diketahui nilai rata-rata peserta didik dalam memahami pembelajaran IPS pada konsep koperasi yaitu 48,68 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar belum mencapai optimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar (1) Diketahuinya kesulitan peserta didik kelas IV dalam memahami konsep koperasi,(2) Diketahuinya langkah-langkah pembelajaran metode cooperative learning Tipe Make A Match dalam memahami konsep koperasi,(3) Diketahuinya apakah metode cooperative learning type Make

A Match dapat mengetasi kesulitan peserta didik dalam memahami konsep

koperasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan setiap siklusnya terdiri dari data temuan hasil obeservasi partisipan, data temuan hasil wawancara mendalam,data temuan hasil analisis dokumen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kelas IV SDN Taktakan 1 mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran, dapat di buktikan dari jumlah peserta didik 35 orang, 25 peserta didik masih mengalami kesulitan memahami pembelajaran IPS pada konsep koperasi. kesulitan tersebut diatasi dengan langkah-langkah yang sudah tersusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan menggunakan metode cooperative learning type make a match dapat dilihat dari hasil pada setiap siklus mengalami peningkatan dapat dilihat pada pra siklus nilai yang diperoleh nilai rata-rata 48,71 pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh 62,97 dan pada siklus II nilai rata-rata 76,71 dengan demikian model pembelajaran make

a match dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam

pembelajaran IPS pada konsep koperasi. Maka direkomendasikan kepada para pendidik untuk menggunakan metode pembelajaran, diantaran metode

cooperative learning type make a match pada mata pelajaran IPS dan pelajaran


(6)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research is distributed with low ability learners in understanding the concept of cooperative learning on the IPS, the subject matter is often caused by a learning strategy underway less a character needs and learners in elementary school. So it can be known to the average value of the learners in understanding the concept of cooperative learning on IPS that is 48,68 can be concluded that the results of the study have not reached optimal. This research was conducted with the goal of keeping (1) he knows the difficulties learners class IV in understanding the concept of cooperative, (2) he knew the steps cooperative learning methods learning Types Make A Match in the understanding of the concept of cooperative, (3) he knew whether the methods of cooperative learning type Make A Match can be mengetasi the difficulties learners in understanding the concept of cooperation. This study used a qualitative approach using action research methods class (PTK), PTK is implemented in two cycles of action each cycle consists of the data findings results of obeservasi participants, data findings the results of the in-depth interviews, document analysis results data findings. Results of the study concluded that class IV SDN Taktakan 1 have difficulty in understanding learning, can be proved from the number of learners 35 people, 25 students are still having trouble understanding the concept of cooperative learning on IPS. the difficulty is resolved by the steps that had already been arranged in the plan of implementation of the learning, using cooperative learning type make a match can be seen from the results on each cycle has increased pra can be seen in the cycle of the value obtained average value 48,71 on cycle II the average value obtained 62,97 and cycle II the average value of 76,71 thus the model of learning make a match can be used in addressing the difficulties learners in learning cooperative on the concept of SOCIAL SCIENCE. Then it is recommended to educators to use instructional methods, ratio method of cooperative learning type make a match on the subjects of IPS and other lessons.


(7)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 8

BAB II METODE MAKE A MATCH, KONSEP KOPERASI DAN PENGAJARAN KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH A. Metode Make a Match ... 12

1. Pengertian ... 12

2. Langkah-langkah Make a Match ... 13

3. Kelebihan Metode Make a Match ... 13

4. Kekurangan Metode Make a Match ... 13

B. Konsep Koperasi ... 14

C. Pengajaran Koperasi Menggunakan Make a Match... 16

D. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 18


(8)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Penelitian ... 19

1. Teknik Pengumpulan Data ... 19

2. Teknik Analisis Data ... 21

D. Subjek dan Latar Penelitian ... 21

1. Subjek Peneltian ... 21

2. Waktu Penelitian ... 21

E. Instrument Penelitian ... 21

F. Latar Penelitian ... 21

G. Langkah-langkah Penelitian ... 22

BAB IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN A. Data Temuan ... 27

1. Pra Siklus ... 27

2. Siklus I ... 30

a. Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 31

b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 35

c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 36

3. Siklus II ... 39

a. Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 40

b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 44

c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 44

B. Analisis Data Temuan ... 47

1. Siklus I ... 47

a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan... 47

b. Analisis Data Temuan Wawancara Mendalam ... 48

c. Analisis Data Temuan Analsis Dokumen ... 48

2. Siklus II ... 48

a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan... 48

b. Analisis Data Temuan Wawancara Mendalam ... 49

c. Analisis Data Temuan Analsis Dokumen ... 49


(9)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 53 B. Rekomendasi ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI


(10)

1

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ki Hajar Dewantara (dalam Saduloh dkk, 2010, hlm.3) menyimpulkan “Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak -anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”

Jadi apa yang di simpulkan di atas dari awal kalimat dengan kata menuntun berarti sama saja dengan mendampingi anak-anak agar mempunyai akhlak yang baik dan mempunyai budi pekerti yang amat bagus, karena anak-anak tidak akan selamanya menjadi anak-anak pasti mereka akan mempunyai perkembangan menuju kedewasaan dan akan mengenal lingkungan masyarakat, dalam lingkungn masyarakat harus mempunyai kepribadian yang baik agar anak kelak nanti jadi cerminan masyarakat dan bermasyarakat di lingkungan tempat tinggal. Hal itu lah jika anak-anak diberikan pendidikan yang baik sejak dini dengan hal-hal yang baik agar di kehidupannya kelak ketika sudah dewasa ia akan mendapatkan keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya karena dengan pendidikan yang baik ia akan mempunyai semangat untuk mencapai pendidikan yang tinggi untuk mencapai kebahagian dan keselamatan dalam kehidupan.

Langeveld (dalam Saduloh, 2010; 3) mengemukakan “bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya’’

Jadi bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa adalah salah satu pemahaman yang dapat dimengerti mengapa seperti itu?


(11)

2

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena dapat kita lihat diluar sana adapun yang kita rasakan dulu sewaktu menjadi anak-anak karena anak-anak adalah orang yang belum dewasa yang perlu bimbingan untuk mencapai kedewasaannya, dalan arti khusus banyak yang berperan penting dalam pencapaian menuju kedewasaannya diantaranya dilingkungan keluarga ada orang tua Ayah dan Ibu yang bisa membantu mencapai kedewasaan dan bukan hanya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat karena ia akan melihat bagaimana keadaan sekitar lingkungan tempat tinggalnya dan tidak secara langsung ia belajar dari lingkungan, akan tetapi anak-anak harus dibimbing oleh kedua orang tua nya agar anak bisa tau mana yang ia terapkan dan tidak, dari awal sini lah orang tua sangat berperan penting dalam kedewasaan, keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tinggi nya, mungkin suatu saat anak akan di kenalkan dengan lembaga pendidikan sepeti sekolah yang akan membantu kedewasaanya.

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang mendasar yang akan memberikan landasan yang mendasar untuk pendidikan selanjutnya, mencakup pendidikan dasar ada beberapa lembaga pendidikan diantaranya taman kanak-kanak, paud dan sekolah dasar. Sekolah Dasar sangat sering sekali sekolah tersebut kita lihat disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Dari pendidikan dasar inilah seorang peserta didik mempunyain perkembangan pengetahuan dan pengarahan untuk pencapaian kedewasaan yang lebih dan terarah lebih efisien dan efektip, tidak berhenti dipendidikan dasar saja, akan tetapi masih panjang untuk mencapai pendidikan setinggi-tingginya.

Dalam jenjang pendidikan dasar ada beberapa mata pelajaran yang akan peserta didik ketahui dari setiap mata pelajaran tersebut diantaranya : Bahasa Indonesia, Agama, PPKN, Penjas, SBK, IPA dan IPS. Dimana mata pelajaran yang mempunyai nilai kehidupan atau yang bisa menjadi penerapan dalam kehidupan sehari-sehari yaitu IPS karena di dalam pelajaran tersebut mempunyai beberapa cakupan diantaranya, Sosiologi, Geografi, dan ekonomi, dimana disetiap cakupan ini akan dipelajari ketika peserta didik melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.


(12)

3

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran penting didalam kurikulum. Sebagai mata pelajaran, IPS memiliki potensi bukan hanya untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan social, intelektual indiviidu peserta didik tetapi juga untuk mentranpormasikan masyarakat dan bangsa. Sebagai mata pelajaran utama dalam kurikulum, IPS harus mampu mengembangkan identitas pribadi dan identitas nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum IPS harus memberi peluang bagi pendidik untuk menginter-pretasikan isi dan mengembangkannya dalam kegiatan belajar dikelas. Tulisan ini difokoskan pada pemikiran bagaimana kurikulum IPS SD di Indonesia memenuhi tantangan-tantangan dalam pelajaran IPS moderen”. Waterwort P dan Supriatna (1997, hlm, 31).

Jadi IPS adalah ilmu yang mencakup semua yang ada dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya pembelajaran biasa akan tetapi mempunyai perkembangan terhadap kehidupan masyaratkat khususnya pribadi dalam berketerampilan di masyarakat dan bertempat tinggal.

Akan tetapi dalam pembelajaran di jenjang sekolah dasar khususnya pembelajaran IPS peserta didik sangat berbagai tingkat kesukaran, ada sebagian peserta didik yang menyukai dan tidak, di dalam pembelajaran IPS, bahasa yang digunakan sangat abstrak, selain hal itu juga peserta didik sangat kurang memahami dengan apa yang disampaikan oleh pendidik kelas, dalam tingkatan kesukaran peserta didik ini peran pendidik sangat diperlukan karena permasalahan peserta didik ada yang tidak menyukai pembelajaran IPS terdapat di penyampaian pendidik pada meteri IPS, karena pendidik banyak menggunakan metode demontrasi, ceramah, tanya jawab dari metode tersebut lah kita bisa membayangkan permasalahan peserta didik tidak menyukai pembelajaran IPS, peserta didik dipaksa untuk memahami pembelajaran tersebut dengan rasa malas dalam diri peserta didik tersebut.

Dalam hal ini peserta didik harus mempunyai konsep pembelajaran IPS, akan tetapi pendidik harus mempunyai inovasi baru dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar karena IPS mempunyai penerapan ilmu yang bisa diterapkan didalam kehidupan sehari-hari dan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah, pendidik harus mempunyai metode pembelajaran ips yang menyenangkan, berpikir, kreatif, yang akan


(13)

4

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun rasa semangat dalam pembelajaran IPS dan menyukai nya. Karena dengan penerapan pemebelajaran yang baik yang menimbulkan rasa suka peserta didik dapat menyerap ilmu-ilmu yang ada dan terapkan didalam norma bermasyarakat dimana ia ber tempat tinggal

Dari hasil observasi partisipan yang dilakukan tanggal 16 April 2015 di SD Negeri Taktakan 1 Jl. Tangkar Kp. Baros, Kec. Taktakan Kota Serang, pada pembelajaran IPS pada konsep koperasi di kelas IV. Menghasilkan data sebagai berikut, pada awal pembelajaran IPS pada materi Koperasi suasana kelas sangat tidak kondusif untuk dilakukannya berlangsung pembelajaran, peserta didik mempunyai kesibukan sendiri bersama temannya. Pendidik tidak menghiraukan keadaan kelas yang saat itu terjadi, pendidik langsung menugaskan peserta didik mengeluarkan buku paket IPS dan membuka halaman yang sesuai dengan materi yang di ajarkan.

Dalam penyampaian materi koperasi pendidik terhadap peserta didik menggunakan metode yang sangat sering sekali kita jumpai dan sangat sering dilakukan oleh pendidik di Sekolah dasar dengan cara ceramah, tanya jawab dan penyampaian materi secara singkat. Tidak lama setelah menyampaikan materi pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang di ajarkan dengan pertanyaan “ Mengerti anak-anak ? lalu secara serentak peserta didik menjawab “Mengerti Ibu”. Dan ada yang diam saja tidak menjawab pertanyaan yang pendidik tanyakan seputar materi koperasi yang diajarkan, dari hasil observasi partisipan ini ada peserta didik yang tidak memahami materi yang di ajarkan oleh pendidik. Akan tetapi peserta didik sukar untuk menjawab jujur tentang apa yang di tanyakan pendidik kepada peserta didik seputar pemahaman materi koperasi. Pendidik melakukan tanya jawab kepada salah satu peserta didik seputar materi koperasi yang di ajarkan, akan tetapi peserta didik tidak menjawab dan diam saja. Setelah itu pendidik memberikan tugas kepada peserta didik seputar materi yang diajarkan yang ada didalam buku paket IPS kelas IV.


(14)

5

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneletian terhadap pendidik di kelas IV dengan Pak Sukendar S.Pd pada hari kamis tanggal 16 April 2015 mengenai kesulitan belajar pada konsep koperasi ialah sebagai berikut :

“Masih banyak peserta didik yang kurang menguasai materi IPS pada konsep koperasi bisa dilahat dari suasan kelas ketika pembelajaran berlangsung, peserata didik asik dengan teman sebangku nya dan ada juga yang memerhatikan akan tetapi tidak terkonsentrasi pada materi yang di berikan oleh pendidik. Peserta didik tidak terlalu banyak dengan contoh koperasi yang ada di sekitar lingkungannya dikarnakan peserta didik berlokasi di perkampungan yang tidak ada contoh koperasi, akan tetapi mempelajari lingkungan sekitar sekolah bahwa lingkungan sekitar sekolah atau lokasi sekolah tidak terlalu jauh untuk ke pusat kota Serang hanya memerlukan jarak tempuh ± 15 KM akan tetapi lokasi sekolah berada di perkampungan yang terletak di Kampung baros. Akan tetapi pak Sukendar selaku pendidik dikelas IV b menyadari metode yang ia terapkan membuat peserta didik tidak mempunyai rasa penasaran terhadap rasa keinginan tauannya hanya dengan metode ceramah dan Tanya jawab saja, sehingga daya minat peserta didik sangat rendah” (Sukendar S.Pd)

Berdasarkan hasil observasi partisipan dan wawancara mendalam mengahilkan data yang diperoleh, bahwa peserta didik di SD Negeri Taktakan 1 mengalami kesulitan belajar pada konsep Koperasi, selain itu analisis dokumen yang dilakukaan peneletian menghasilkan rekapan nilai yang menujukan bahwa peserta didik dikelas IV SD Negeri Taktakan mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan hasil yang diperoleh peserta didik dalam memahami materi pada konsep koperasi belum mencapai kriterian ketuntasan minimal (KKM) dimana hasil yang di peroleh peserta didik SD Negeri 1 Taktakan dari hasil tes belajar pada konsep koperasi dengan hasil nilai 48,17. Sedangkan Ketentuan sekolah tentang Kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran IPS yaitu 61, dalam hal ini peneletian beranggapan bahwa nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah pada pelajaran IPS sangat rendah, maka dalam hal ini peneletian menaikan kriteria ketuntasan minimal pada pelajaran IPS menjadai 65, untuk keperluan peneletian itu sendiri. Jadi bisa dsimpulkan, peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh peneletian.


(15)

6

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar peserta didik dapat mengetahui macam - macam dan manfaat kegunaan pada konsep koperasi. Dan peserta didik tidak mengalami kesulitan belajar serta kesulitan memahami pembelajaran yang diberikan pendidik, disini sangat diperlukan peran pendidik dan peneletian karena diperlukanya gaya belajar yang mendorong peserta didik berperan aktif terhadap pembelajaran berlangsung. Metode yang akan digunakan oleh peneletian untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada konsep koperasi ialah metode Cooperative Learning Tipe Make A Match.

Alasan peneletian menggunakan metode cooperative learning tipe

Make A Match ialah metode ini mempunyai hubungan karakteristik yang

sangat erat dengan peserta didik yang gemar bermain.

Model pembelajaran Make A Match merupakan model pembelajaran yang dikembangkah oleh Loma Curran. Ciri utama model Make A Match peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan tekhnik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan, teknik ini biasa digunakan dalam mata pelajaran dan semua tingkat usia. Isjoni (dalam Shoimin, A . 2014, hlm. 98)

Metode Make A Match ini sangat cocok dengat pembelajaran IPS dan bisa diterapkan dalam materi Kooperasi. Karena dengan metode inilah peserta didik dapat berperan aktip, karena memiliki hubungan karekteristik yang sangat erat dengan peserta didik yang gemar bermain. Dengan metode ini dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan sangat meng-inovasi peserta didik berperan aktip mencari pasangan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Dengan inilah penulis berkenan untuk menggunakan menjadi metode yang akan digunakan untuk menajadi inovasi pembelajaran di SDN Taktakan 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang.

Pembelajaran menggunakan metode Make A Match lebih baik dari pada peserta didik yang pembelajarannya individual, dan tidak meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran yang ada dijenjang sekolah dasar.


(16)

7

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dalam hal itu peneliti berkenaan untuk mendalami pengembangan Make A Match dalam studi penelitian yang akan dilakukan di kelas IV SDN Taktakan 1 Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Dengan judul penelitian “Mengatasi Kesulitan peserta didik Dalam Pembelajaran IPS dikelas IV Pada Konsep Kooperasi Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match”. (PTK dikelas IV SD Ngegri Taktakan 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang).

B. Rumusan Masalah

Secara khusus rumusan masalah yang dapat di uraikan oleh peneliti ialah bagaimana mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada konsep koperasai mensejahtrajakan rakyat dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Make A Match.

Adapun lebih mendalam dari rumusan masalah yang sudah diuraikan peneliti, akan menjadi sebuah konsep pertanyaan–pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesulitan peserta didik kelas IV SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami pembelajaran IPS pada konsep koperasi?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode Cooperative Learning Tipe Make A Match dalam memahami konsep Koperasi? 3. Apakah metode cooperative learning tipe Make A Match dapat

mengatasi kesulitan dalam memahami konsep koperasi? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada materi kooperasi yang dilakasanakan kelas IV SDN Negeri Taktakan 1 Kota Serang. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kesulitan peserta didik kelas IV dalam memahami konsep koperasi

2. Menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode cooperative


(17)

8

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Membantu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik menggunakan metode cooperative learning type make a match pada konsep koperasi.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis sangat mengharapkan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak:

1. Peserta didik: memberikan inovasi kepada peserta didik untuk mengatasi kesulitan belajar pada konsep koperasai mensejahterakan rakyat bukan hanya pada konsep diatas, akan tetapi peserta didik juga bisa menerapkanya

2. Pendidik: Dapat mengumpulkan data peggunaan metode Make A

Match pada pembelajaran IPS SD, spesipiknya pada konsep koperasi.

3. Peneliti: Mengumpulkan dan menyiapkan referensi dalam metode

Make A Match untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang.

E. Definisi Istilah

Dalam hal ini peneliti ingin menghindari kesala pahaman dalam penafsiran judul ini, secara langsung peneliti akan menguraikan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Cooperative Learning

Hamid Hasan (dalam sholehatin E.2007 hlm.4).Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama.

Dalam mencapai tujuan bersama pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang tersidiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning


(18)

9

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara seseama antara sesame anggota kelompok. (Sholehatin, E. 2007, hlm. 4). Model belajar cooperative learning merupakan suatu model

pembelajaran yang membantu mahapeserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dangan bekerja secara bersama-sama di antara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktipitas, perolehan belajar. (Sholehatin, E. 2007.Hlm. 5).

Cooperative learning is more effective in increasing motive and performance students Michaels, 1977 (dalam Sholehatin, E. 2007 hlm, 5).

2. Metode Make A Match

Metode Make A Match, merupakan salah satu metode pembelajaran yang menginovasi peserta didik dan mempunyai hubungan karakteristik yang sangat erat dengan peserta didik disekolah dasar yang gemar bermain. Dalam metode ini peserta didik berfikir kreatif dan bergerak aktip dalam mencari jawaban atau pertanyaan yang sesuai dalam kartu.

3. Mengatasi Kesulitan Belajar

Mengatasi Kesulitan belajar ada salah satu upaya peneletian dan Pendidik terhadap masalah yang sering dihadapi oleh setiap peserta didik, dan sering sekali seorang pendidik dan banyak hambatan yang di alami dalam konsep kooperasi. Hambatan belajar ini terdiri dari berbagai hal diantarnya pemaparan dalam penyampaian materi, keadaan peserta didik, dan bisa salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh peserta didik.

4. Koperasi

Koperasai adalah salah satu unit usaha yang dikerjakan bersama-sama karna pekerjaan yang dilaksanakan bersama lebih baik dari pada bekerja sendiri-sendiri, koperasi adalah salah satu


(19)

10

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usaha yang menjual barang dengan sangat murah, karena kopersai tidak mengambil ke untungan lebih besar, didalam koperasi tidak hanya ada didalam suatu pemerintah akan tetapi semua pihak yang mendukung untuk terbangunnya suatu kopersasi bisa mendirikannya, asalka bekerja bersama-sama (gotong royong), seperti sekolah itu salah satu hal yang bisa mempunyai koperasi atau biasa a disebut dengan koperasi sekolah karena dengan pengalaman peneliti, koperasi sekolah yang mendirikannya sekolah tersebut dengan beberapa kesepakatan antara peserta didik dan pendidik atau semua pihak yang mendukung koperasi itu dan yang menjadi konsumennya ialah anak-anak sekolah itu sendiri.

Hasan M dkk. (1995, hlm. 31-52). Koperasi berbeda dengan usaha lain, salah satu sipat koperasi ialah sukarela dan terbuka untuk setiap orang. Artinya, menjadi anggota tidaklah terpaksa, siapa saja boleh menjadi anggota. Syarat menjadi anggota koperasi adalah mematuhi semua - semua ketentuan koperasi.

Merujuk dari pernyataan diatas bahwa sanya semua pihak dapat menjadi pekerja koperasi asalkan dapat mengikuti ketentuan yang berlaku didalam unit koperasi tersebut. Secara umum menurut peneliti bahwa sanya setiap instansi pekerjaan kita harus menaati semua kententuan yang berlaku di kantor atau unit usaha.

5. Peserta Didik

Peserta didik adalah anak–anak atau anggota keluarga yang berusaha mengembangkan potensi diri disekolah untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan yang ada di sekitar wilayah tempat tinggalnya masing–masing baik lembaga pendidikan formal sekalipun non formal.

Prof. Dr. Sudarwan Danim Mengemukakan Bahwa “Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal. Tidak ada peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karena kehadirannya, kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidik formal atau


(20)

11

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidikn dan peserta didik. (Danim S. 2014 Hlm 1).

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sisdiknas ( Dalam Danim S.2013 Hlm. 2).

Dalam UUD tentang system pendidikan nasional bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang mempunyai rasa untuk mengembangkan potensi yang terdapat pada diri semua anggota masyarakat, akan tetapi peserta didik tidak lain adalah makhluk tuhan SWT, yang tidak luput dari berbagai hal yang mempengaruhi diri pribadinya itu sendiri dan mempunyai perbedaan individu, kelompok atau disebabkan oleh faktor lingkungan dimana anggota masyarakat tinggal. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang perlu bimbingan secara psikis dan fisik yang perlu dikembangkan, untuk menggali dan mengembangkan potensi tersebut sangat dibutuhkan pendidikan dari pendidik, sebesar apapun bantuan pendidik kepada peserta didik sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik.


(21)

18

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan ini menggunakan pendekataan kualitatif, karena data dalam penelitian ini berupa penomena sosial. Deskriptip kualitatip, yaitu suatu pendekataan penelitian yang dihasilkan dari sebuah data yang dikumpulkan secara tertulis, data secara tertulis tersebut di dapatkan dari hasil pengamatan yang dilakukan peneletian terhadap peserta didik kelas IV SDN Taktakan 1 Kota Serang.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa fenomena sosial dan hasil penelitiannya berupa interpretasi terhadap hasil data di lapangan. (dalam sugiono,2012:13)

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh pendidik melalui proses penelitian terhadap berlangsungnya pembelajaran yang sedang berlangsung dan bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Secara umum dalam penelitian tindakan kelas tentunya harus memiliki langkah-langkah penelitian.

Kemis & Taggart (1988, hlm. 16) membagi prosodur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi. Model penelitian tindakan tersebut sering diacu oleh para peneliti tindakan.

Secara umum dalam melakukan suatu penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang harus diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan penelitian yang tersusun menjadi suatu siklus.

Arikunto (dalam Jalil, 2014, hlm. 11) mengemukakan bahwa langkah-langkah PTK adalah sebagai berikut;


(22)

19

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan ( action)

3. Pengamatan (observation) 4. Refleksi ( reflection)

Secara khusu dalam peniltian tindakan kelas akan diketahui berbagai permasalahan dan akan teridentifikasi oleh pendidik yang meniliti. Adapun permasalah yang akan diketahui antara lain kesulitan belajar, dan kelebihan peserta didik yang menjadi bahan peneletian tesebut.

Jasman Jalil S.Pd. EKop mengemukakan tujuan PTK. Pada prinsipnya, PTK dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Namun, secara luas, paling tidak ada 5 tujuan dilakasanakannya PTK yaitu :

1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik. 2. Memperbaiki kualitaspembelajaran yang dilakukan pendidik

dikelas maupun diluar kelas.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan professional pendidik dalam pembelajaran.

4. Mengembangkan keterampilan pendidik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah pembelajaran dikelas.

5. Mendorong budaya peneliti dikalangan pendidik . C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal penelitian ini, peneletian mengumpulkan data dengan cara obeservasi partisipan, wawancara mendalam dan analisis dokumen.

a. Observasi Partisipan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnyaa KBM atau kegiatan belajar mengajar pada Pembelajaran IPS, terutama pada kemampuan peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh pendidik pada Konsep Koperasi. Dikarenakan masyarakat di sekitar sekolah berada di perkampungan sehingga peserta didik belum bisa mengenal betul tentang apa itu koperasi dan macam- macam koperasi yang ada di sekitar lingkungannya.


(23)

20

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses belajar IPS pada konsep Koperasi yang dilakukan pendidik di kelas IV SD Negeri Taktakan 1.

Adapun aspek yang di amati dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: peneletian mengamati keaktifan peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran. Ini bermaksudkan untuk memperoleh data temuan tentang kegiatan pembelajaran yang terjadi di lapangan, dari hasil observasi yang dilakukan dilapangan, terlihat keaktifan peserta didik masih pasif, pendidik hanya menggunakan metode ceramah saja tidak ada upaya pendidik mempunyai inovasi pengajaran yang membangunkan sikap keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Setelah KBM selesai pendidik meberikan evaluasi berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, setelah selasai mengerjakan. Pendidik menilai hasil pekerjaan peserta didik. Pada akhirnya pendidik tidak menyimpulkan materi Koperasi yang di ajarkan.

Dari hasil observasi pada proses pra siklus ditemukan beberapa kegiatan peserta didik selama pembelajaran itu berlangsung, dan ditemukan ke aktivitas peserta didik tergolong rendah, masih ada beberapa komponen pembelajaran yang kurang dan tidak sesuai dengan harapan peneletian, sehingga harus ada perbaikan dalam pembelajaran IPS pada konsep Koperasi yang akan dilakukan oleh peneletian pada siklus 1.

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam ini dilakukan kepada pendidik sebagi sumber untuk memperoleh data yang akurat dan efisien mengenai kesulitan belajar yang di alami peserta didik dalam konsep koperasi di SDN Taktakan 1 Kota Serang.

b. Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen dilakukan dengan mengamati dokumen resmi yang dimiliki SDN Taktakan 1 berupa rekapan nilai kelas IV dan buku kejadian sehari-hari yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran berlangsung.


(24)

21

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Analisis Data

a. Mengidentifikasi Data b. Mengelompakan data c. Mendeskripsikan data d. Menafsirkan data e. Menyimpulkan data D. Subjek dan Latar Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah peserta didik kelas IV SDN Taktakan 1 kota serang pada konsep Koperasi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada table dibawah ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini ialah peneletian itu sendiri, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (dalam Sugiono, 2012, 305).

F. Latar Penelitian

Peneletian melakukan penelitian dimulai dibulan februari sampai dengan bulan mei 2015, dalam hal ini peneletian melakukan penelitian dikelas IV SD Negeri Taktakan 1 kota Serang-Banten. Peneleti melakukan penelitian dalam penelitian ini peneletian berharap peserta didik kelas IV SDN Taktakan 1 tidak mengalami kesulitan belajar karena alasan peneletian melakukan penelitian di sekolah tersebut untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada konsep Koperasi, selain itu tempat penelitian ialah tempat peneleti melakukan peraktek pengalaman lapangan (PPL). Agar penelitian yang dilakukan lebih efisien, menghemat waktu dan lebih maximal untuk melakukan


(25)

22

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian di sekolah tersebut yang ada disalah satu Kecamatan yang ada sekitar kota Serang-Banten.

G. Langkah – Langkah Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh pendidik melalui proses penelitian terhadap berlangsungnya pembelajaran yang sedang berlangsung dan bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Secara umum dalam penelitian tindakan kelas tentunya harus memiliki langkah-langkah penelitian.

Kemis & Taggart (1988, hlm. 16) membagi prosodur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran ( siklus), yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi. Model penelitian tindakan tersebut sering diacu oleh para peneliti tindakan.

Secara umum dalam melakukan suatu penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang harus diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan penelitian yang tersusun menjadi suatu siklus.

Arikunto (dalam Jalil, 2014, hlm. 11) mengemukakan bahwa langkah-langkah PTK adalah sebagai berikut;

1. Perencanaan ( Planning) 2. Pelaksanaan ( action) 3. Pengamatan (observation) 4. Refleksi ( reflection)


(26)

23

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Model Kemiss dan MC Taggart Identifikasi

masalah

Perencanaan

Tindaka Observasi

Refleksi

Refleksi

Perencanaan ulang

Tindakan Observasi

Perencanaan ulang

Siklus selanjutnya aaaa

Siklus 1


(27)

24

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model penelitian Kemmis dan Taggart memiliki arti sebagai berikut. 1. Perencanaan

Perencanaan berupa tindakan awal dalam yang akan dilakukan setelah menemukan masalah yang terjadi didalam kelas. Permasalahan yang ditemukan pada peserta didik kelas IV adalah peserta didik kurang memahami dan kurang menguasai materi pada konsep koperasi. Hal ini terlihat pada hasil wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap pendidik kelas IV SDN Taktakan 1 Kota Serang.

a. Merancang RPP yang akan digunakan nantinya.

b. Menetapkan strategi metode yang digunakan, yaitu metode Make A

Match

c. Membuat tes hasil belajar untuk menemukan kesulitan peserta didik selanjutnya setelah menerapkan metode Make A Match

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan didalam kelas berupa rancangan kegiatan pembelajaran dimana rencana tersebut telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

a. Persiapan

1) Membuat RPP dengan metode yang digunakan dalam KBM ini yaitu metode Make A Match

2) Menyiapkan Materi Pelajaran

Materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini mengenai konsep koperasi.

3) Meyiapkan Alat peraga atau media pembelajaran Berupa gambar kegiatan koperasi.

4) Meyiapkan bahan ajar Berupa buku paket kelas IV.


(28)

25

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kegiatan awal

Kegiatan awal ini di awali dengan ketua kelas mengkondosikan peserta didik yang lain untuk membaca do’a setelah itu pendidik mengabsen kehadiran peserta didik, lalu mengkondisikan kelas sebelum pembelajaran IPS pada konsep Koperasi dimulai setelah itu apsersepsi.

c. Kegiatan Inti

a. Pendidik menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainya kartu jawaban.

b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.

c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d. Tiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).

e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.

g. Kesimpulan/penutup.

d. Kegiatan Akhir

1) Dengan bimbingan pendidik, peserta didik membuat simpulan dari materi yang telah di ajarkan.

2) Pendidik memberi evaluasi atau latihan soal mandiri. 3) Peserta didik diberi PR.

3. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan ketika pembelajaran IPS pada konsep koperasi berlangsung menggunakan metode cooperative learning tipe

Make A Match untuk mengumpulkan data didalam aktivitas peserta


(29)

26

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Refleksi

Setelah selesai melakukan obeservasi dan wawancara, selanjutnya Peneletian bersama pendidik mendiskusikan tentang bagaimana proses belajar mengajar yang akan dilakukan pada proses selanjutnya atau Siklus 1. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutrnya. Dalam penelitian ini pendidik merasakan bahwa dari setiap masalah tersebut banyak kekurangan, kemudian peneletian mengkomunikasikan hasil evaluasi dan menjelaskan semua aspek yang harus diperbaiki yaitu tindakan proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik. Dalam hal ini peneletian memperbaiki tindakan kelas dan membangun rasa keaktifan peserta didik yang akan dilakukan oleh peneletian pada Siklus 1 dengan kareteria ketuntasan minimal (KKM) yang dietentukan oleh peneletian yaitu 65, jika pada siklus 1 KKM tidak dapat dicapai oleh peserta didik makan akan dilakukan siklus selanjutnya. Dimulai dari proses belajar mengajar. Menggunakan metode penelitian, sampai dengan evaluasi yang akan digunakan dalam penelitian yang dilakukan peneletian di kelas IV b SD Negeri Taktakan 1 Kec. Taktakan, Kota Serang – Banten.


(30)

53

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015, data yang diperoleh mengenai penerapan metode Make a match dalam mengatasi kesulitan Peserta Didikkelas IV SD Negeri Taktakan 1 Serang adalah sebagai berikut.

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana kesulitan Peserta Didik kelas IV SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi, Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode make a match dalam memahami koperasi, Apakah metode make a match dapat digunakan konsep koperasi untuk mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami materi koperasi. Dari rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kesulitan yang dihadapi oleh Peserta Didik kelas IV SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi terlihat pada saat peneliti melakukan observasi dan refleksi dengan Pendidik kelas IV SD Negeri Taktakan 1. Pada saat kegiatan belajar berlangsung, para Peserta Didik terlihat tidak terlalu bersemangat mengikuti pelajaran yang disampaikan. Masih banyak yang asyik dengan kesibukan sendiri sehingga pada saat Pendidik menjelaskan materi yang diajarkan Peserta Didik tidak memperhatikan Pendidik dalam menyampaikan materi. Ketika Pendidik mengajukan sebuah pertanyaan kepada beberapa Peserta Didik yang asyik dengan kesibukan sendiri, Peserta Didik tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Bahkan Peserta Didik yang


(31)

54

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperhatikan juga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Dari hasil observasi ini terlihat masih banyak sekali Peserta Didik yang tidak memahami konsep koperasi. Selain itu hasil nilai yang diperoleh Peserta Didik SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi tidak mencapai KKM yang ditetapkan sehingga masih banyak Peserta Didik yang mendapat nilai yang belum sesuai dengan standar KKM.

2. Langkah-langkah penerapan metode make a match ini sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Pendidik kelas IV SD Negeri Taktakan 1, sehingga pada saat penerapan metode ini, peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada Pendidik kelas IV. Setelah Pendidik kelas IV mengetahui cara penerapan metode ini, peneliti dan Pendidik bersama-sama membuat rencana pembelajaran menggunakan metode

make a match. Pada saat penerapan metode ini berlangsung terlihat

Pendidik dan Peserta Didik menikmati cara belajar seperti ini. Hasil kegiatan belajar mengajar Pendidik menggunakan metode make a

match pun juga mengalami peningkatan pada siklus I yang awalnya

Pendidik belum terlalu menguasai metode ini, sedangkan pada siklus II. Dari hasil yang diperoleh terlihat Pendidik sudah menguasai penggunaan metode make a match.

3. Metode Make a match dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan nilai masing-masing Peserta Didik pada tiap siklusnya mengalami peningkatan. Dengan perolehan nilai rata-rata dari pra siklus 48, 71, siklus I 62, 97 dan siklus II 76,71. Selain hasil dari tiap siklus yang selalu meningkat, nilai yang diperoleh telah memenuhi standar KKM di SD Negeri Taktakan 1.


(32)

55

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan diatas, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan metode make a match yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi, rekomendasi ini berupa.

1. Kepada Pendidik-Pendidik dalam pembelajaran koperasi diharapkan Pendidik dapat menyajikan materi ini tidak dengan menggunakan metode ceramah saja. Hal ini dikarenakan materi ini akan sangat membosankan apabila disampaikan dengan metode ceramah saja. Dalam penyampaian materi ini, Pendidik sebaiknya menggunakan metode belajar yang menyenangkan, karena dengan penggunaan metode yang selalu berubah-ubah dan tidak monoton dapat menimbulkan daya tarik anak dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan. Dari hasil penelitian yang diperoleh pun terlihat bahwa Peserta Didik menyukai hal-hal yang baru tidak dengan cara belajar yang itu saja. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan kontribusi bagi Pendidik dalam penyampaian mata pelajaran IPS di kelas IV pada materi koperasi.

2. Kepada kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah, agar selalu memotivasi para Pendidik untuk aktif dalam kegiatan mengajar dikelas yang diajarkannya, terutama dalam pembelajaran IPS yan dikenal sebagai pelajaran yang membosankan, Pendidik-Pendidik bisa menggunakan metode make a match ini. Walaupun dalam pelaksanaan metode ini Pendidik-Pendidik harus berperan, dan membimbing Peserta Didik dalam penerapan metode ini akan tetapi metode ini akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi Peserta Didiknantinya.


(33)

56

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepada pengelola lembaga pendidikan yaitu Dinas Pendidikan agar selalu mensosialisasikan metode-metode pembelajaran yang efektif dan berbeda kepada para Pendidik agar meningkatkan kemampuan Pendidik dalam mengajar di dalam kelas. Selain meningkatkan kemampuan Pendidik dalam mengajar, penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan Pendidik dalam mengajar. Dengan demikian penelitian ini dapat mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi.s


(34)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Handayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hisnu, T. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Jalil, J. (2014). Panduan Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Khasanah Zuliyanti. (2015, Februari 4). Pengertian Kesulitan belajar dan gejalanya. Kesulitan Belajar dan gejala-gejalanya .

Sadulloh, U. (2011). Pedagogik. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. bandung: Remaja

Rosadakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Danim, S. (2013). Perkembangan Peserta didik. Bandung: Alfabeta.

Shlomo, S. (2014). the handbook Of Cooperative Learning . Yogyakarta: Istana Media.


(1)

26

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Refleksi

Setelah selesai melakukan obeservasi dan wawancara, selanjutnya Peneletian bersama pendidik mendiskusikan tentang bagaimana proses belajar mengajar yang akan dilakukan pada proses selanjutnya atau Siklus 1. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutrnya. Dalam penelitian ini pendidik merasakan bahwa dari setiap masalah tersebut banyak kekurangan, kemudian peneletian mengkomunikasikan hasil evaluasi dan menjelaskan semua aspek yang harus diperbaiki yaitu tindakan proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik. Dalam hal ini peneletian memperbaiki tindakan kelas dan membangun rasa keaktifan peserta didik yang akan dilakukan oleh peneletian pada Siklus 1 dengan kareteria ketuntasan minimal (KKM) yang dietentukan oleh peneletian yaitu 65, jika pada siklus 1 KKM tidak dapat dicapai oleh peserta didik makan akan dilakukan siklus selanjutnya. Dimulai dari proses belajar mengajar. Menggunakan metode penelitian, sampai dengan evaluasi yang akan digunakan dalam penelitian yang dilakukan peneletian di kelas IV b SD Negeri Taktakan 1 Kec. Taktakan, Kota Serang – Banten.


(2)

53

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015, data yang diperoleh mengenai penerapan metode Make a match dalam mengatasi kesulitan Peserta Didikkelas IV SD Negeri Taktakan 1 Serang adalah sebagai berikut.

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana kesulitan Peserta Didik kelas IV SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi, Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode make a match dalam memahami koperasi, Apakah metode make a match dapat digunakan konsep koperasi untuk mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami materi koperasi. Dari rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kesulitan yang dihadapi oleh Peserta Didik kelas IV SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi terlihat pada saat peneliti melakukan observasi dan refleksi dengan Pendidik kelas IV SD Negeri Taktakan 1. Pada saat kegiatan belajar berlangsung, para Peserta Didik terlihat tidak terlalu bersemangat mengikuti pelajaran yang disampaikan. Masih banyak yang asyik dengan kesibukan sendiri sehingga pada saat Pendidik menjelaskan materi yang diajarkan Peserta Didik tidak memperhatikan Pendidik dalam menyampaikan materi. Ketika Pendidik mengajukan sebuah pertanyaan kepada beberapa Peserta Didik yang asyik dengan kesibukan sendiri, Peserta Didik tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Bahkan Peserta Didik yang


(3)

54

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperhatikan juga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Dari hasil observasi ini terlihat masih banyak sekali Peserta Didik yang tidak memahami konsep koperasi. Selain itu hasil nilai yang diperoleh Peserta Didik SD Negeri Taktakan 1 dalam memahami konsep koperasi tidak mencapai KKM yang ditetapkan sehingga masih banyak Peserta Didik yang mendapat nilai yang belum sesuai dengan standar KKM.

2. Langkah-langkah penerapan metode make a match ini sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Pendidik kelas IV SD Negeri Taktakan 1, sehingga pada saat penerapan metode ini, peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada Pendidik kelas IV. Setelah Pendidik kelas IV mengetahui cara penerapan metode ini, peneliti dan Pendidik bersama-sama membuat rencana pembelajaran menggunakan metode

make a match. Pada saat penerapan metode ini berlangsung terlihat

Pendidik dan Peserta Didik menikmati cara belajar seperti ini. Hasil kegiatan belajar mengajar Pendidik menggunakan metode make a

match pun juga mengalami peningkatan pada siklus I yang awalnya

Pendidik belum terlalu menguasai metode ini, sedangkan pada siklus II. Dari hasil yang diperoleh terlihat Pendidik sudah menguasai penggunaan metode make a match.

3. Metode Make a match dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan nilai masing-masing Peserta Didik pada tiap siklusnya mengalami peningkatan. Dengan perolehan nilai rata-rata dari pra siklus 48, 71, siklus I 62, 97 dan siklus II 76,71. Selain hasil dari tiap siklus yang selalu meningkat, nilai yang diperoleh telah memenuhi standar KKM di SD Negeri Taktakan 1.


(4)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan diatas, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan metode make a match yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi, rekomendasi ini berupa.

1. Kepada Pendidik-Pendidik dalam pembelajaran koperasi diharapkan Pendidik dapat menyajikan materi ini tidak dengan menggunakan metode ceramah saja. Hal ini dikarenakan materi ini akan sangat membosankan apabila disampaikan dengan metode ceramah saja. Dalam penyampaian materi ini, Pendidik sebaiknya menggunakan metode belajar yang menyenangkan, karena dengan penggunaan metode yang selalu berubah-ubah dan tidak monoton dapat menimbulkan daya tarik anak dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan. Dari hasil penelitian yang diperoleh pun terlihat bahwa Peserta Didik menyukai hal-hal yang baru tidak dengan cara belajar yang itu saja. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan kontribusi bagi Pendidik dalam penyampaian mata pelajaran IPS di kelas IV pada materi koperasi.

2. Kepada kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah, agar selalu memotivasi para Pendidik untuk aktif dalam kegiatan mengajar dikelas yang diajarkannya, terutama dalam pembelajaran IPS yan dikenal sebagai pelajaran yang membosankan, Pendidik-Pendidik bisa menggunakan metode make a match ini. Walaupun dalam pelaksanaan metode ini Pendidik-Pendidik harus berperan, dan membimbing Peserta Didik dalam penerapan metode ini akan tetapi metode ini akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi Peserta Didiknantinya.


(5)

56

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepada pengelola lembaga pendidikan yaitu Dinas Pendidikan agar selalu mensosialisasikan metode-metode pembelajaran yang efektif dan berbeda kepada para Pendidik agar meningkatkan kemampuan Pendidik dalam mengajar di dalam kelas. Selain meningkatkan kemampuan Pendidik dalam mengajar, penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan Pendidik dalam mengajar. Dengan demikian penelitian ini dapat mengatasi kesulitan Peserta Didik dalam memahami konsep koperasi.s


(6)

Imamudin, 2015

MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV PADA KONSEP KOPERASI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Handayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hisnu, T. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Jalil, J. (2014). Panduan Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Khasanah Zuliyanti. (2015, Februari 4). Pengertian Kesulitan belajar dan gejalanya. Kesulitan Belajar dan gejala-gejalanya .

Sadulloh, U. (2011). Pedagogik. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. bandung: Remaja

Rosadakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Danim, S. (2013). Perkembangan Peserta didik. Bandung: Alfabeta.

Shlomo, S. (2014). the handbook Of Cooperative Learning . Yogyakarta: Istana Media.