Kharima Putri Sejati

(1)

Tugas Akhir

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada

Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Kharima Putri Sejati F. 3107029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

iii

Tugas Akhir ini disetujui oleh Dosen Pembimbing Program Studi D III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Mei 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing,

Arif Rahman Hakim, SE NIP.310 800 001


(3)

iv

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk


(4)

v

Cantik itu terlihat lewat keteguhan hati untuk menjaga

agama, lewat kesungguhan menuntut ilmu,

lewat ketabahan menghadapi cobaan,

dan lewat indahnya senyuman untuk memaafkan.

(Penulis)

Kecantikan abadi seorang perempuan terletak pada

keelokan adab, dan ketinggian ilmu. Bukan pada wajah

dan pakaiannya

(Hamka)


(5)

vi

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Mama dan Aleh, Terimakasih atas limpahan kasih sayang yang tak dapat dinilai dengan apapun

2. Kakakku Yusi dan adikku Tata “Sipet”, serta semua saudaraku

3. Sahabat-sahabatku 4. Almamaterku


(6)

vii

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayah, anugerah, serta inayahNYa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ STRATEGI PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO ”.

Penyusunan tugas akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini, khususnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hari Murti, M.Si selaku ketua program studi D III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Arif Rahman Hakim, SE selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan memberikan waktu dan bimbingannya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Bapak Sarjiyanto, SE yang telah banyak menyalurkan ilmu selama masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen yang mengajar di D III Bisnis Internasional.

6. Seluruh staff dan karyawan program D III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Direktur Utama PT. Dan Liris yang telah memberikan ijin untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

8. Ibu Celestine, Ibu Adriyana, Ibu Evi, Ibu Artin, Ibu Yeyen, Bapak Rudi, Bapak Hendrat, serta seluru karyawan PT. Dan Liris yang telah memberikan informasi yang diperlukan penulis.

9. Mama dan Aleh yang senantiasa berkorban jiwa, harta, dan tenaga, terimakasih dan mohon doa restu agar putri/keponakanmu ini dapat membahagiakanmu.


(7)

viii

11. Sahabat-sahabatku, Kinthel, Atunz, Tutiek, Puti*g, Doraemon, Tikuz, Sule, terimakasih kalian telah memberi warna dalam hidupku.

12. Teman-teman BI’07 dan semua pihak yang telah membantu yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas semuanya.

Penulis merasa bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini dan penulisan di masa mendatang.

Surakarta, Mei 2010


(8)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Persyaratan Ekspor ... 10

B. Persiapan Ekspor Barang ... 11

C. Tata Niaga Barang Ekspor ... 12

D. Tahap Kegiatan Ekspor ... 13

E. Pengertian Umum Pemasaran Ekspor ... 16

F. Prinsip Dasar Pemasaran ... 17

G. Konsep Pemasaran ... 19

H. Keputusan Pemasaran ... 21

I. Komunikasi Pemasaran dan Promosi... 30

J. Market Oriented ... 31


(9)

x

M. Perhitungan Memasuki Pasar Internasional ... 37

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan ... 39

2. Lokasi Perusahaan ... 42

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

4. Personalia ... 50

5. Proses Produksi ... 55

6. Produk yang Dihasilkan ... 66

B. Pembahasan 1. Orientasi Pasar (Market Oriented) untuk Ekspor Kain Grey Tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ... 68

2. ... Ke ndala Pemasaran Kain Grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ... 71

3. Strategi Pemasaran kain Grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ... 73

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(10)

xi

Tabel 3.1. Daftar Jam Kerja Karyawan PT. Dan Liris


(11)

xii

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Dan Liris……….………….. 45 Gambar 3.2. Prosedur Analisis Kontrol

pada Proses Pembuatan Garmen……….. 62 Gambar 3.3. Orientasi Pasar Ekspor Kain Grey PT. Dan Liris

Tahun 2008 –2009……… 69 Gambar 3.4. Orientasi Pasar Ekspor Kain Grey Wilayah Asia


(12)

xiii

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang

3. Email Permintaan dan Penawaran 4. Sale’s Contract

5. Telefax

6. Shipping Instruction 7. Commercial Invoice

8. Packing List and Weight List 9. Attestation

10. Pemberitahuan Ekspor Barang 11. Nota Pelayanan Ekspor

12. Certificate of Insurance 13. Certificate of Origin (Form A)

14. Certificate of Origin (Textile Product) 15. Bill of Lading


(13)

ii

PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO KHARIMA PUTRI SEJATI

F3107029

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui orientasi pasar PT. Dan Liris selama tahun 2008-2009 dan kendala-kendala yang dihadapi PT. Dan Liris dalam memasarkan kain grey ke Turki serta strategi pemasaran ekspor yang diterapkan untuk menghadapi kendala pemasaran ekspornya tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak PT. Dan Liris dalam hal ini bagian marketing ekspornya, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lainya.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar PT. Dan Liris pada tahun 2008-2009 untuk wilayah Asia yang terbesar adalah ke Turki. Kendala pemasaran yang dihadapi PT. Dan liris dalam memasarkan kain grey ke Turki adalah kurangnya perusahaan melakukan kunjungan dagang ke negara tersebut, dan sifat tricky dari sebagian pembeli Turki. Strategi pemasaran yang yang diterapkan PT. Dan Liris adalah Marketing Mix Strategy (Strategi Bauran Pemasaran) yang meliputi srategi produk (product), strategi harga (price), strategi distribusi (place) dan strategi promosi (promtion), dan beberapa strategi lain untuk menghadapi kendala pemasaran yaitu payment diminta T.T, kunjungan dan pengenalan customer, conversation yang lebih sering, harga lebih tinggi dari yang lain, bagian administrasi harus lebih ketat dalam checking L/C.

Saran yang dapat diajukan adalah agar mencoba menganalisa dan membidik pasar baru yang memiliki potensi yang sama dengan Turki, membuat jadwal rutin bagi staf marketingnya untuk melakukan kunjungan dagang ke Turki maupun ke negara lain, melakukan inovasi produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing dan meningkatkan kegiatan periklanan dengan mempertimbangkan efektifitas media periklanan yang digunakan pada masing-masing buyer.


(14)

iii

AT PT. DAN LIRIS IN SUKOHARJO KHARIMA PUTRI SEJATI

F3107029

The purpose of this thesis is to determine the market orientation of PT. Dan Liris during the years 2008-2009 and the constraints faced by PT. Dan Lirisl in a gray cloth into the Turkish market and export marketing strategies adopted to deal with the export marketing constraints.

The research method is case study, namely to take a certain object to be analyzed in depth by focusing on one issue. The data used are primary and secondary. Primary data were collected through direct interviews with the PT. Dan Liris in this case the marketing of exports, while the secondary data obtained from books or other reading sources.

The research concluded that the market orientation of PT. Dan Liris in the year 2008-2009 for the largest Asian region to Turkey. Marketing constraints faced by PT. Dan liris in a gray cloth into the Turkish market is the lack of corporate conduct a trade visit to that country, and the tricky nature of some buyers in Turkey. Marketing strategies that are implemented is the Marketing Mix Strategy (Marketing Mix Strategy) which includes product strategy (product), pricing strategy (price), the distribution strategy (place) and promotion strategy (promotion), and several other strategies for dealing with the payment requested marketing constraints T.T, and the introduction of customer requests, conversations that more often, higher prices than others, the administration must be more stringent in checking L / C.

Suggestions are proposed analyzing and targeting new markets that have the same potential with Turkey, making a regular schedule for marketing staff to make frequent visits Turkey or to trade others, production innovations to produce high quality products at competitive prices and increase advertising activities by considering the effectiveness of advertising media used in each of the buyer.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada era globalisasi saat ini kemajuan teknologi dan pertumbuhan industri semakin berkembang pesat. Pengaruh globalisasi tersebut apabila ditinjau dari segi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas teritorial atau kewilayahan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat terjangkau dengan cepat dan mudah, serta perdagangan dan investasi yang menuju kearah liberalisasi kapitalisme sehingga semua orang bebas untuk berusaha dimana saja dan kapan saja, akibatnya hampir semua perusahaan besar maupun kecil, akan terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi global karena sebagian besar dari perusahaan yang memiliki produk potensial ekspor telah menjual produknya ke pasar internasional dan bersaing dengan produk dan jasa yang berasal dari luar negeri.

Perdagangan internasional yang mengarah pada perekonomian global mengakibatkan Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah pengembangan ekspor. Hal ini sekaligus merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan peluang dalam era globalisasi tersebut, dan apabila dibandingkan pelaksanaanya, perdagangan internasional (ekspor-impor) sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan


(16)

tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan internasional, misalnya dengan adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran, timbangan dan hukum perdagangan.

Pengaruh globalisasi dan pesatnya perdagangan ekspor Indonesia tersebut nampaknya harus terhalang akibat krisis finansial global yang terjadi beberapa waktu terakhir. Krisis finansial global telah menerjang keberbagai arah, sehingga tidak hanya sektor finansial yang mengalami kegoncangan tetapi sektor riil juga merasakan akibatnya. Kondisi resesi yang saat ini dihadapi oleh sebagaian besar negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, telah mengurangi jumlah permintaan mereka terhadap produk ekspor Indonesia. Padahal negara-negara tersebut merupakan negara-negara tujuan ekspor terbesar Indonesia terutama untuk produk sepatu, elektronik dan tekstil.

Selain mengalami penurunan akibat krisis global, persaingan yang sangat ketat di dunia internasional juga menjadi salah satu permasalahan, terutama Menyusul pemberlakuan AFTA (Asian Free Trade Area) - China 2010. Pemberlakuan ACFTA (Asian China Free Trade Area) ini semakin meningkatkan persaingan para negara produsen TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), khususnya pada ancaman serbuan produk dari China. Karena pasar ekspor China sama dengan Indonesia, jadi apabila pasar tersebut terganggu maka pilihan lain adalah dengan cara mencari pasar baru. Indonesia yang telah menjalin


(17)

perjanjian perdagangan bebas dengan China tentu tidak bisa menghambat arus produk China, misalkan dengan menaikkan tarif bea masuk atau hambatan lainnya. Selain itu sejumlah negara ASEAN seperti Kamboja, Vietnam, serta Laos mulai tumbuh sebagai pesaing baru TPT bagi Indonesia di pasar internasional.

Pada penulisan tugas akhir ini penulis tertarik untuk memfokuskan penelitian pada strategi pemasaran ekspor untuk salah satu jenis produk tekstil, karena meskipun ekspor TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) nasional mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir, tetapi produk tekstil (TPT) nasional masih menjadi salah satu andalan ekspor non-migas Indonesia.

Ditengah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan ketatnya persaingan, produsen-produsen tekstil nasional masih berusaha untuk meningkatkan penjualan ekspornya, salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT. Dan Liris. PT. Dan Liris adalah perusahaan ekspor tekstil dan garmen yang berada di daerah Sukoharjo dan telah melaksanakan ekspornya selama 23 tahun. Perusahaan ini telah mengekspor berbagai produknya ke berbagai negara seperti negara-negara di Eropa, Asia, Inggris, Australia dan Timur Tengah.

PT. Dan Liris Sukoharjo memiliki tiga jenis produk tekstil yaitu benang, kain grey (kain mentah) dan produk finishing printing. Meskipun ekspor garmen saat ini mendominasi pasar dunia akan tetapi PT. Dan Liris masih mampu untuk tetap memasarkan produk tekstil lainya yaitu kain grey (kain mentah). Salah satu contoh hasil


(18)

dicapai adalah dengan adanya penambahan devisa negara melalui perjanjian kerjasama jual beli kain grey (kain mentah) yang melibatkan dua negara yaitu PT. DAN LIRIS (Indonesia) dengan SILCO S.A (Turki).

PT. Dan Liris memiliki strategi untuk mempertahankan wilayah pemasaran kain grey yang sebagian besar berorientasi ke pasar Turki. PT. Dan Liris mencoba mengatasi kendala-kendala pemasaran yang sesuai dengan perpaduan strategi pemasaran, mengembangkan rencana pemasaran yang baik berdasarkan pengalaman, dan melaksanakan rencana melalui strategi yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan ekspor kain grey. Karena bagaimanapun pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam usahanya untuk terus berproduksi dan berkembang. Melalui pemasaran perusahaan mendapatkan hasil, dan dari hasil inilah perusahaan mendapatkan laba. Oleh karena itu pemasaran merupakan hal penting yang tidak dapat dihindari perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah, dengan judul :

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini. Rumusan


(19)

masalah bertujuan agar penelitian ini dapat terfokus kepada masalah yang akan dibahas. Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagi berikut :

1. Bagaimana orientasi pasar (market oriented) untuk ekspor kain grey pada tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo? 2. Apa saja kendala pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada

PT. Dan Liris di Sukoharjo?

3. Bagaimana strategi pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui orientasi pasar (market oriented) untuk ekspor kain grey pada tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.

2. Untuk mengetahui kendala pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.

3. Untuk mengetahui strategi pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada PT. Danlliris di Sukoharjo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut :


(20)

1. Bagi Instansi

Diharapkan mampu memberikan suatu kontribusi yang positif bagi instansi dalam menyempurnakan strategi untuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pemasaran kain grey ke Turki.

2. Bagi Akademisi

Sebagai perwujudan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perdagangan internasional. Melalui karya ilmiah ini dapat memberikan tambahan referensi dan informasi yang disediakan bagi akademisi lainya yang akan melakukan penelitian lanjutan terkait dengan strategi pemasaran ekspor.

3. Bagi Pemerintah

Diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional di bidang marketing ekspor, sehingga dapat membantu dalam peningkatan penjualan produk ekspor Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian negara.

E. METODE PENELITIAN

Beberapa metode yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :


(21)

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik yang memfokuskan pembahasan tentang strategi pemasaran kain grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo. PT. Dan Liris merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industi tekstil yang melakukan penjualan di pasar lokal dan internasional yang beralamat di Kelurahan Banaran (selatan Laweyan) Kec.Grogol, Kab.Sukoharjo, 57193, Indonesia. Waktu pelaksanaan penelitian atau magang di mulai tanggal 01 Februari 2010 sampai dengan 28 Februari 2010. 2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya meliputi dokumen-dokumen ekspor (invoice, packing list, Letter of Credit , Bill of Lading, PEB, Certificate of Origin) dan beberapa email permintaan dari buyer, serta data-data penjualan kain grey pada tahun 2008 – 2009 di bagian penjualan kain grey yaitu dari kepala bagian serta para staf marketing ekspor kain grey dan finishing printing.

2) Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber pustaka yang relevan dengan permasalahan penelitian misalnya : buku, artikel, jurnal, majalah, dan lain-lain.


(22)

b. Alat Pengumpul Data 1) Dokumentasi

Data yang diperoleh dari obyek penelitian yang merupakan gambaran nyata dari PT. Dan Liris di Sukoharjo yang diamati oleh peneliti. Informasi yang didapat kemudian diolah kembali oleh penulis. Selain itu penulis mengambil contoh dokumen-dokumen yang berkaitan diantaranya Invoice, Packing List, COO (Certificate of Origin atau Surat Keterangan Asal Barang), Bill of Loading, Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), serta salinan beberapa email permintaan dari buyer untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran ekspor.

2) Observasi

Merupakan kegiatan penelitian partisipatif secara langsung di obyek penelitian, yakni pada PT. Dan Liris di Sukoharjo melalui magang kerja. Sehingga penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dalam permasalahan penelitian.

3) Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara interview (wawancara) secara langsung dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian kepada pihak-pihak atau narasumber pada PT. Dan Liris Sukoharjo.


(23)

4) Studi Pustaka

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat arsip dan dokumen dari perpustakaan Universitas Sebelas Maret dan sumber lainnya seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surakarta, Badan Pusat Statistik, Sukofindo dan dinas terkait lainnya.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data ini diperoleh dari sumbernya yaitu kepala bagian penjualan ekspor kain grey dan finishing printing, serta para staf marketing ekspor kain grey dan finishing printing dan pihak-pihak yang terlibat secara langsung pada strategi pemasaran kain grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.

b. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari buku-buku maupun sumber pustaka lain yaitu Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Korespondensi Bisnis Ekspor Impor, Teori Ekspor Impor dan sumber pustaka lain yang berhubungan dengan pemasaran internasional fokusnya pada strategi pemasaran ekspor.


(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN DAN PERSYARATAN EKSPOR 1. Pengertian ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Daerah pabean adalah wilayah republik Indonesia yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, dan naik turunya penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar roda transportasi.

2. Persyaratan ekspor

Berdasarkan keputusan menteri perdagangan No.07/MDAG/PER/4/2005 tanggal 19 April 2005 tentang perubahan atas lampiran menteri perindustrian dan perdagangan No.558/MPP/Kep/12/1998 tangal 4 Desember 1998 tentang ketentuan umum dibidang ekspor bahwa ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah memiliki : a. Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)


(25)

c. Izin usaha dari departemen teknis atau lembaga pemerintah non-departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

B. PERSIAPAN EKSPOR BARANG a. Persiapan administratif

Persiapan alat-alat yang akan digunakan sebagai fasilitas kantor, seperti letter head, komputer, tempat dan alamat kantor yang jelas. b. Persiapan legalitas

a. SIUP,TDP (diurus melalui dinas perindustrian dan perdagangan)

b. NPWP (melalui kantor pajak)

c. Izin khusus eksportir tertentu : APE (angka pengenal ekspor) atau API (angka pengenal impor)

c. Persiapan Fisik barang a. Kontrak dengan produsan b. Brosur

c. Daftar harga d. Contoh barang d. Persiapan operasional

a. Proses ekspor b. Peraturan ekspor


(26)

c. Prosedur ekspor d. Strategi ekspor

C. TATA NIAGA BARANG EKSPOR

1. Komoditi yang diatur tata niaga ekspornya

Setiap eksportir yang akan ekspor harus memenuhi dan mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari menteri perindustrian dan perdagangan dalam hal ini diatur oleh dirjen perdagangan luar negri. Kategori produk yang diatur adalah :

a. Produk perkebunan b. Produk kehutanan c. Produk manufaktur

2. Komoditi yang diawasi ekspornya

Komoditi yang di ekspor atas persetujuan menteri perindustrian dan perdangangan. Barang tersebut adalah barang yang sangat dibutuhkan didalam negeri guna :

a. Menjaga stabilitas pengadaan dan konsumsi dalam negeri. b. Menjaga kelestarian alam.

c. Memenuhi kebutuhan dan mendorong pengembangan industri didalam negeri.

3. Barang yang dilarang ekspornya

Barang yang tidak diizinkan untuk diekspor karena masuk dalam syarat sebagai berikut :


(27)

c. Untuk menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau pengrajin.

d. Merupakan barang bernilai sejarah dan budaya. 4. Barang yang bebas ekspornya

Barang yang bebas diekspor oleh setiap eksportir yang mempunyai ijin dari DEPERINDAG atau departemen teknis lainya. Barang tersebut termasuk barang yang digunakan untuk difersifikasi produk dan difersifikasi pasar.

D. TAHAP KEGIATAN EKSPOR 1. Sale’s contract process

Berikut ini adalah tahapan sampai terjadinya sale’s contract process :

a. Promotion (promosi)

Eksportir melakukan promosi melalui korespondensi seperti melalui surat, fax, katalog dan email. Selain itu dapat melakukan promosi secara negosiasi perdagangan seperti pameran, baik secara nyata ataupun maya dan dapat juga melalui kunjungan dagang.

b. Inquiry (permintaan)

Importir yang berminat dengan promosi yang telah dilakukan eksportir akan mengirimkan surat permintaan harga (letter of inqury ) kepada eksportir.


(28)

c. Offer sheet

Eksportir akan memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat penawaran harga.

d. Order sheet

Importir setelah mempelajari dengan seksama offer sheet dari eksportir lalu mengirimkan surat pesanan (order sheet) kepada eksportir.

e. Sale’s contract

Eksportir menyiapkan kontrak jual beli (sale’s contract) sesuai dengan data-data dari offer sheet dan order sheet dan mengirimkanya kepada importir.

f. Sale’s comfirmation

Importir mempelajari sale’s contract tersebut dan apabila setuju maka importir akan menandatangani sale’s contract tersebut (sales confirm) dan mengirimkanya kepada eksportir.

2. L/C opening process

Tahapan dalam L/C Opening process adalah sebagai berikut: a. Aplikasi L/C

Setelah terjadinya sale’s contract maka importir membuka sebuah aplikasi letter of credit (L/C) kepada opening bank (bank di negara importir) sebagai dana yang disiapkan untuk dibayarkan kepada eksportir.


(29)

b. L/C confirmation

Opening setelah menyelesaikan jaminin dana L/C dari importir, kemudian meneruskan pembukaan L/C melalui bank korespondensinya (advising bank) di negara eksportir.

c. L/C Advice

Advising bank setelah meneliti keabsahan pembukaan L/C dari opening bank lalu meneruskan L/C tersebut kepada eksportir yang berhak memerima dengan surat pengantar dari advising bank (L/C advice)

3. Cargo shipment process

Tahapan untuk cargo shipment process adalah sebagai berikut : a. Ekportir setelah menerima L/C advice lalu menyiapkan barang

(ready for export), memesan ruang kapal kepada shipping company dan menguruskan fiat muat dari bea cukai (PEB) dan dokumen lainnya.

b. Shipping company setelah selesai malakukan pemuatan ke atas kapal menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk bill of lading.

c. Shipping company mengangkut barang tersebut kepelabuhan tujuan dan menyerahkannya kepada shipping agent di Negara tujuan.


(30)

d. Importir setelah menerima dokumen pengapalan dari opening bank lalu mengurus izin impor (import clearence) kepada pihak bea cukai di pelabuhan tujuan.

e. Shipping agent menyerahkan muatan (barang kepada) importir. 4. Shipping document negotiation process

a. Eksportir setelah menerima B/L menyiapkan semua dokumen pengapalan yang diminta dalam L/C seperti invoice, packing list, SKA dan lainya dan menyerahkan kepada negotiating bank. b. Negotiating bank meneliti semua dokumen yang dipersyaratkan

dalam L/C dan bila semua cocok, maka negotiating bank akan membayar sejumlah yang ditagih eksportir.

c. Negotiating bank meneruskan dokumen tersebut kepada opening bank sebagai penagihan kembali uang yang dibayarkan kepada eksportir (reimbursment).

d. Opening bank selanjutnya memberitahukan dokumen pengapalan tersebut kepada importir dan importir akan melakukan pelunasan pembayaran kepada opening bank.

E. PENGERTIAN UMUM PEMASARAN EKSPOR

Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar produk yang bernilai satu sama lain. Dalam konteks yang lebih luas pemasaran global dapat diartikan sebagai proses


(31)

memfokuskan sumber daya (manusia, uang dan aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan menaggapi ancaman pasar global.

D. PRINSIP DASAR PEMASARAN

Untuk dapat menang dan bersaing di pasar global perusahaan harus menjalankan tiga prinsip dasar pemasaran, tiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penciptaan nilai (value) bagi pelanggan

Perusahaan harus mampu memberikan nilai bagi pelanggan yang lebih besar dari pada nilai yang dapat diberikan pesaing. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

V = Value (Nilai)

B = Benefit (maanfaat yang dapat dirasakan pelanggan) P = Price (harga yang dibebankan kepada pelanggan)

Dari rumus diatas jelas bahwa pelanggan hanya merasa mendapat nilai (value) dari produk yang dibelinya jika uang yang dikeluarkanya untuk membeli produk tersebut tidak lebih besar dari manfaat yang diperoleh dari produk itu.

2. Penciptaan Keunggulan Bersaing

Perusahaan harus mampu menyediakan penawaran total (total offering) kepada pelanggan lebih menarik dari pada yang diberikan


(32)

pesaing. Penawaran total ini dapat dirumuskan dalam bentuk bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari :

a. Product (Produk)

Dalam merancang produk perusahaan harus mampu mengembangkan aspek-aspek berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) dalam produk untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dipasar global.

b. Price (harga)

Perusahaan harus mampu mengembangkan kebijakan harga yang memberikan pendapatan yang bagus bagi perusahaan tanpa mengabaikan lingkungan persaingan yang ada.

c. Promotion (promosi)

Perusahaan perlu merancang strategi untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk dan atau jasa yang disediakan perusahaan.

d. Distribution (distribusi)

Perusahaan harus memikirkan cara-cara untuk menyampaikan produk dan atau jasanya ketangan konsumen secara efektif dan efisien.

3. Fokus (memusatkan tujuan, usaha dan sumber daya)

Dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan secara lebih baik dari pada pesaing, perusahaan harus mampu memfokuskan


(33)

bauran pemasaranya pada kebutuhan dan keinginan pelanggan di pasar sasaran yang sudah ditentukan.

Ketiga prinsip diatas haruslah tercermin dalam strategi pemasaran global yang diterapkan perusahaan, karena pada dasarnya strategi pemasaran global dapat disusun dengan menggunakan kerangka bauran pemasaran yang telah disebutkan diatas.

G. KONSEP PEMASARAN

Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya akan mengetahui cara dan falsafalah yang terlibat di dalamnya, yaitu konsep pemasaran.

Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, sehingga seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi personalia, keuangan, pemasaran, produksi dan kegiatan lain.

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Basu Swastha, 2000: 17). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran dibuat dengan dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu :


(34)

1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan berorientasi pada konsumen atau pasar. Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus :

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

c. Menentukan produk dan program pemasaran.

d. Melaksanakan dan menentukan strategi yang paling baik apakah menitik beratkan pada mutu yang lebih tinggi, harga yang murah atau model menarik.

e. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.

2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan. Laba dapat diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba tersebut, maka perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

3. Seluruh pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. Di dalam perusahaan, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen, juga perlu dihindari adanya pertentangan didalam perusahaan maupun antar perusahaan dengan pasar.


(35)

Perusahaan harus menetapkan konsep pemasaran dalam praktek, agar keuntungan-keuntungan yang terkandung di dalamya dapat direalisasikan, dan dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud mencapai tujuan organisasi (Philip Kotler, 1993: 20). Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara terus menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan terdiri dari mencari kesempatan yang menarik dan mengembangkan strategi pemasaran. Yang dimaksud strategi pemasaran tersebut adalah suatu pasar sasaran dan bauran pemasaran.

E. KEPUTUSAN PEMASARAN

Pada prinsipnya Pemasaran berawal dan berakhir pada pelanggan. Berdasarkan konsep ini setiap keputusan bisnis (termasuk keputusan pemasaran) harus bersifat cotumer-oriented. Keputusan pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Keputusan target pasar

Keputusan target pasar tergantung pada perumusan ide konseptual mengenai pelanggan. Hal ini dipengaruhi oleh apa yang dipasarkan dan diarahkan pada segmen pelanggan yang mana. Sebagai pemasar internasional harus jeli dengan beberapa hal yang berkaitan dengan pelanggan atau konsumen (Customer


(36)

Orientation’s Evolution). Beberapa faktor kunci menyangkut pelanggan antara lain :

a. Daya beli konsumen, yakni kemampuan membeli produk tertentu.

b. Selera, kemauan atau minat konsumen untuk mendapatkan dan mengkonsumsi produk tertentu.

c. Harga Produk, beberapa konsumen mementingkan faktor harga dari pada selera maupun aspek kemanfaatan.

d. Manfaat, dalam membeli suatu produk konsumen sering juga menggunakan pertimbangan aspek kemanfaatnya yang akan diperoleh.

2. Keputusan bauran pemasaran

Pada umumnya keputusan bauran pemasaran (marketing mix) adalah 4P meliputi Produk (product), harga (price), saluran distribusi (place) dan promosi (promotion).

a. Produk (product)

Bauran pemasaran yang pertama adalah produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan. Produk juga dapat diartikan sebagai produk baru dimana pengertianya bisa meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang


(37)

dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Selain itu juga dapat didasarkan pada pandangan konsumen melalui produk tersebut. Pemahaman tentang produk dapat mencakup tiga hal yaitu:

1) Berupa barang yang dapat dibeli.

2) Pelayanan, yang merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan upah.

3) Nilai tambah atau nilai guna produk, yang merupakan keuntungan yang akan diterima oleh konsumen tanpa memasukkan komponen biaya pembelian barang, ataupun pengeluaran atas pelayanan yang diterima konsumen.

b. Harga (Price)

Harga dimaksud adalah nilai atau kekayaan dari suatu produk yang mampu menarik pembeli untuk membayarnya. Penting untuk disesuaikan dengan kulitas produk dan kemampuan daya beli konsumen. Harga merupakan nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. Harga terbentuk dari kompetisi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan konsumen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan


(38)

keinginanya. Setidaknya ada 4 macam motivasi dalam penentuan harga :

1) Besar kecilnya laba atau profit yang diharapkan. 2) Tingkat penjualan produk.

3) Pencitraan nama perusahaan.

4) Stabilisasi penjualan produk yang berdampak pada eksistensi perusahaan di pasar internasional.

Untuk menentukan harga jual suatu produk ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain :

1) Biaya untuk memproduksi, biaya transportasi faktor produksi, biaya tenaga kerja, dsb.

2) Pesaing yang melakukan aktifitas bisnis serupa.

3) Pelanggan yang menjadi konsumen atas produk yang dihasilkan.

4) Kebijakan pemerintah terhadap produk yang akan dijual di pasar.

5) Tinggi rendahnya nilai mata uang di setiap negara.

Setelah memperhatikan faktor-faktor yang penting dalam penentuan harga diatas, perusahaan dapat mulai menentukan harga melalui enam langkah prosedur penetapan harga (Philip Kotler, 2002: 520) sebagai berikut:

1) Memilih tujuan penetapan harga

Pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana perusahaan ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin


(39)

jelas tujuan perusahaan semakin mudah untuk menentukan harga.

2) Menentukan permintaan

Tiap harga yang dikenakan peusahaan akan menghasilkan permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasaranya.

3) Memperkirakan biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas produknya dan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya.

4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing

Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing.

5) Memilih metode penetapan harga

Terdapat enam metode penetapan harga sebagai berikut : penetapan harga mark-up (mark-up pricing), penetapan harga sasaran pengembalian (taget-return pricing), penetapan harga berdasar nilai yang dipersepsikan (perceived-value pricing), penetapan harga nilai (value pricing), penetapan harga sesuai harga berlaku (going-rate


(40)

pricing), penetapan harga penawaran tertutup (sealed-bid pricing).

6) Memilih harga akhir

Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, termasuk penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penatapan harga perusahaan, dan dampak dari harga terhadap pihak-pihak lain.

c. Saluran distribusi (place)

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk (barang dan jasa) dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan. Melalui distribusi dapat diatasi kesenjangan yang ada antara produsen dan konsumen.

Distribusi dapat dibedakan melalui dua sistem yaitu sistem distribusi langsung dan tidak langsung. Sistem distribusi langsung tidak menggunakan perantara yang independent, sementara untuk sistem distribusi tidak langsung menggunakan satu atau beberapa perantara.

Distribusi Jika dilihat dari saluran distribusinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu saluran distribusi panjang dan distribusi pendek. Distribusi panjang jika alur distribusi barang


(41)

mulai dari pabrik di luar negeri masuk ke suatu pasar asing melalui agen impor, dari agen impor kemudian ke wholesaler atau distributor, dari distributor kemudian diteruskan ke retail, baru kemudian sampai ke final costumer. Sedangkan saluran distribusi pendek yaitu jika alur distribusi barang mulai dari pabrik di luar negeri masuk ke suatu pasar asing tanpa melalui wholesaler dan langsung ke retailer dan kemudian final costumer. Penentuan pemilihan jenis saluran distribusi dapat didasarkan pada :

1) Hukum atau peraturan yang berlaku di negara tujuan pemasaran yang berbeda-beda.

2) Citra produk, “produk murah” memerlukan saluran distribusi

yang lebih panjang, dikarenakan jumlah konsumen pasti juga lebih banyak dan beraneka ragam. Sedangkan untuk “produk mewah” saluran distribusi tidak begitu intensif, karena jumlah konsumen yang relatif sedikit dan akan cenderung mendatangi produk.

3) Produk dengan spesifikasi harga murah akan mengalami perputaran yang lebih cepat daripada produk mahal. Maka saluran produk murah harus lebih panjang juga.

4) Loyalitas distributor atau perantara menjadi pertimbangan untuk terus menggunakan perantara atau tidak.

5) Budaya lokal (local Acceptance) perlu juga dipertimbangkan sebagai penentu saluran distribusi yang akan dipilih.


(42)

Kebijakan distribusi internasional dapat dilakukan denngan empat langkah berikut :

1) Menggunakan tenaga pemasaran yang berasal dari negara sendiri, yang tugasnya memasukkan produk ke negara tujuan atau bahkan mendirikan perusahaan cabang di negara lain (ekspatriat).

2) Agen impor atau perantara perdagangan antar negara yang hanya mempunyai peranan untuk memasukkan barang ke negara tujuan.

3) Menggunakan perantara dari negara asing yang sudah mempunyai hubungan baik dengan negara tujuan.

4) Metode franchising sering juga dipilih untuk mendistribusikan barang atau produk.

d. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarluaskan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan ataupun produknya agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Keberhasilan promosi tergantung pada beberapa hal antara seperti kemampuan penyampai pesan beradaptasi dengan faktor lokal, misalnya kebudayaan, bahasa, dan selera. Selain itu promosi tidak boleh bertentangan dengan hukum lokal baik yang bersifat konstitusi


(43)

maupun konvensi. Alat atau media-media yang dapat digunakan sebagai sarana promosi (Kotler, 2002: 626) antara lain adalah: 1) Periklanan

Semua bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan perusahaan atau sponsor tertentu.

2) Promosi penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3) Hubungan masyarakat dan publisitas

Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atas masing-masing produknya. 4) Penjualan pribadi

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesan.

5) Pemasaran langsung

Penggunaan surat, telepon, faxsimile, e-mail dan alat penghubung lainya untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan. Kegiatan promosi mempunyai peran yang penting dalam perusahaan, peranan tersebut antara lain sebagai berikut : a) Memaksimalkan penjualan agar produk dapat bertahan di


(44)

b) Untuk mengembangkan dan menjual produk-produk baru di pasaran.

c) Menemukan dan mengembangkan pasar untuk produk yang telah ada sebelumnya maupun untuk produk yang baru.

d) Memberikan kualitas pelayanan yang baik agar bisnis dapat bertahan.

3. Keputusan pengorganisasian dan pengendalian aktivitas pemasaran

Keputusan ini berkaitan dengan pembentukan organisasi yang efektif untuk mencapai sasaran pelanggan dan mengkoordinasikan keputusan bauran pemasaran. Selain itu keputusan ini juga menyangkut pengendalian, yaitu membentuk standar kinerja tertentu dan mengukur prestasi yang diperoleh dalam mempertahankan posisi pasar dan mengalokasikan sumber daya.

F. KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PROMOSI

Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Indriyo Gitosudarmo, 1995: 245). Berarti semakin baik komunikasi pemasaran


(45)

tercipta maka akan mendatangkan kepuasan yang semakin tinggi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antar pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien dan memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan.

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha, 2000: 237). Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam manajemen pemasaran, dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.

G. MARKET ORIENTED

Market Oriented atau Orientasi pasar adalah berhubungan dengan obyek atau daerah tertentu yang menjadi fokus dan tujuan penjualan. Apabila dikaitkan dengan aktifitas pemasaran perusahaan, orientasi pasar dapat diartikan sebagai obyek atau konsumen di suatu negara yang menjadi sasaran penjualan suatu perusahaan.

Untuk mengetahui orientasi pasar ekspor suatu perusahaan kita dapat melihat melalui catatan penjualan dari produk yang dipasarkan,


(46)

dari catatan penjualan tersebut kita dapat melakukan pendataan dan menghitung berapa kali perusahaan melakukan penjualan ekspor dan kemana saja negara tujuan ekspornya. Dari data tersebut kita dapat menyajikanya dalam bentuk grafik maupun diagram sehingga akan tampak jelas negara manakah yang menjadi tujuan ekspor terbesar suatu perusahaan.

K. PROMOTIONAL MIX

Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Indriyo Gitosudarmo, 1995: 240). Dari definisi dapat disimpulkan bahwa variabel Promotional Mix ada empat yaitu ;

1. Periklanan

Periklanan merupakan bentuk komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya dengan media tertentu yang dilaksanakan oleh perusahaan, organisasi non-laba ataupun para individu. Adapun tujuan utama periklanan adalah meningkatkan permintaan atas produk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat periklanan adalah : a. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak

orang sekaligus.

b. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi tentang produk dan perusahaan.


(47)

c. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan produknya melalui pengunaan cetakan, suara dan warna yang menarik perhatian.

2. Personal Selling

Personal Selling merupakan usaha untuk memperkenalkan suatu produk melalui komunikasi langsung (tatap muka) agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Sebagai salah satu variabel dari promosi personal selling memungkinkan penjual untuk :

c. Mengadakan hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga penjual lebih dapat mengamati karakteristik beserta kebutuhan pembeli.

d. Memperoleh tanggapan dari calon pembeli.

e. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli baik dalam hubungan bisnis maupun persahabatan yang erat.

Jadi, dalam personal selling terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual, sehingga dapat diketahui secara langsung keinginan, perilaku dan motif pembelian dari konsumen, sekaligus dapat melihat reaksi konsumen. Dengan demikian perusahaan dapat lebih segera mengadakan berbagai penyesuaian.

3. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat


(48)

melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor (Basu Swastha, 2000: 273). Bila dibandingkan dengan alat promosi yang lain, publisitas memiliki beberapa kebaikan antara lain :

a. Lebih dapat dipercaya, sebab berupa suatu berita bukan iklan. b. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan c. Jauh lebih murah, karena tanpa biaya.

d. Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang mencolok.

2. Promosi penjualan

Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya. Berikut adalah metode-metode promosi penjualan : a. Pemberian contoh barang secara cuma-cuma, ini merupakan

salah satu alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal tapi juga paling efektif.

b. Kupon berhadiah, cara ini sangat efektif karena membuat orang mudah tertarik.

c. Rabat, merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli.

d. Potongan harga, memberikan sejumlah potongan harga (discount) untuk menarik pembeli.


(49)

e. Peragaan, memamerkan barang-barang pada waktu tertentu, ditempat dan situasi tertentu.

L. ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL DALAM KAITANYA DENGAN PRODUK DAN PROMOSI

Terdapat lima alternatif untuk menentukan strategi pemasaran internasional dalam kaitanya dengan produk dan promosi yaitu sebagai berikut :

1. Strategi perluasan langsung (straight extension strategy)

Dalam strategi ini perusahaan tidak melakukan sesuatu yang baru, perusahaan sama sekali tidak merubah produk yang sudah dijualnya di pasar domestik, dan memasarkan produknya ke pasar asing dengan cara promosi yang sama seperti diterapkan di pasar domestic.

2. Strategi adaptasi produk (Product adaptation)

Perusahaan mengubah produk domestiknya agar sesuai dengan kondisi dan selera pasar asing yang dituju, cara promosi tidak banyak diubah atau bahkan tidak diubah sama sekali, contohnya adalah restoran cepat saji McDonal’s yang meluncurkan produk baru McRendang yang pastinya dibuat dengan mempertimbangkan selera orang Indonesia, selain itu ada juga KFC yang telah lama memasukan nasi dalam daftar menunya, dan mungkin shampo dalam bentuk sachet juga merupakan upaya


(50)

produsen asing dalam menyesuaikan diri dengan kondisi pasar di Indonesia.

3. Strategi Produk Baru (Product Invention)

Dalam menerapkan strategi ini perusahaan mampunyai dua pilihan, yang pertama adalah yang disebut backward invention, dalam strategi ini perusahaan memperkenalkan produk yang baru bagi pasar lokal yang dituju, tetapi yang sebenarnya produk ini sudah lama dikenal di Negara asalnya. Contohnya seperti yang dilakukan The National Cash Register Company yang meluncurkan kembali produk mesin kas Engkol (crank-opereted cash register) di amerika latin dan afrika dengan harga hanya separuh dari harga mesin modern, dan perusahaan ini berhasil memperoleh penjualan yang cukup besar. Bentuk yang kedua dari strategi ini adalah forward invention, dalam strategi ini perusahaan membuat produk yang benar-benar baru untuk memenuhi pasar setempat.

4. Strategi adaptasi komunikasi (Communication adaption)

Perusahaan menyesuaikan cara-cara promosinya dengan kondisi masyarakat negara tujuan.

5. Adaptasi ganda (Double Adaptation)

Perusahaan menyesuaikan segala sesuatunya dengan masyarakaat setempat baik dalam hal penyesuaian produk maupun promosinya.


(51)

M. PERHITUNGAN MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL

Untuk memasuki pasar internasional dapat menggunakan metode perhitungan analisis SWOT. Analisis SWOT Meliputi komponen Strengh (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunity (peluang), dan Treats (ancaman) yang dimiliki oleh perusahan.

a. Strengh (kekuatan)

Kekuatan yang dimaksud adalah hal-hal positif atau kelebihan-kelebihan yang kita atau perusahaan miliki, seperti misalnya :

a. Memiliki teknologi yang bagus.

b. Memiliki produk yang cukup dikenal baik oleh masyarakat. c. Harga produk terjangkau dan memiliki kualitas yang baik. d. Memiliki tarif rendah.

b. Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah sisi negatif yang dimiliki, namun apabila dapat dikendalikan dengan strategi yang baik maka kelemahan tersebut dapat dijadikan kekuatan, beberapa kelamahan tersebut antara lain :

a. Berhadapan dengan tipe konsumen yang sangat menyukai produk discount.

b. Memilih cara pemasaran yang membutuhkan biaya besar. c. Mempunyai tarif yang mahal.


(52)

c. Oportunity (peluang)

Peluang disini berarti kesempatan yang dimiliki persahaan untuk memasuki pasar global, peluang tersebut antara lain :

a. Perusahaan memiliki cara distribusi atau penyaluran produk yang lebih baik dari pesaing.

b. Konsumen merupakan tipe yang tidak terpengaruh oleh produk-produk discount.

c. Masyarakat atau konsumen sangat perduli dan perhatian pada promosi produk.

d. Tipe pasar adalah pasar terbuka. d. Treats (ancaman)

Ancaman yang dimaksud adalah faktor-faktor yang dapat berpotensi menjadi hambatan pada kelancaran bisnis perusahaan, hambatan tersebut seperti :

a. Memiliki pesaing yang unggul.

b. Produk-produk dari pesaing sangat berkualitas. c. Pesaing mampu memberikan harga yang rendah.

d. Masyarakat adalah tipe konsumen yang selalu membeli produk dari salesman.


(53)

39 BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1920, seorang pedagang swasta nasional dari kota Solo yang bernama Kwee Tiong Djien, memulai usaha dagang baru yang bergerak di bidang batik dengan statusnya yang bermula dari usaha dagang perseorangan. Kemudian setelah beliau wafat pada tahun 1946 usaha tersebut diteruskan oleh puteranya yang bernama Kasom Tjokrosaputro yang kemudian diberi identitas dengan nama usaha dagang batik “KERIS”.

Sejak munculnya Orde Baru pada tahun 1966, terbuka pula cakrawala baru bagi kehidupan sosial ekonomi bangsa Indonesia. Pemerintah membuka kesempatan penanaman modal bagi modal asing (PMA) dan modal dalam negeri (PMDN). Dengan adanya kesempatan tersebut, maka usaha dagang batik “Keris” pada tahun 1970 diubah bentuk badan hukumnya menjadi PT. BATIK KERIS. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka untuk menunjang kebutuhan bahan baku agar tidak terganggu oleh fluktuasi pasar, pada tahun 1974 para pemegang saham PT. Batik Keris mendirikan PT. DAN LIRIS yang berproduksi di bidang pemintalan benang, pertenunan, finishing serta pakaian jadi (garmen).


(54)

Nama PT. Dan Liris yang dipilih ternyata punya arti tersendiri sebagaimana sangat berartinya sebuah pabrik tekstil bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Dan Liris berarti hujan rintik-rintik yang tak kunjung reda. PT. Dan Liris pada mulanya didirikan sebagai industri tekstil yang mendukung industri pembatikan, baik untuk industri batik milik PT. Batik Keris sendiri maupun juga untuk industri batik rakyat milik pengusaha lainnya.

Akan tetapi Kasom Tjokrosaputro pun tidak lama dapat menikmati apa yang telah dirintis dan usahakan selama ini, sebab pada tanggal 29 Desember 1976 beliau wafat. Kasom meninggal, tapi beliau juga meninggalkan putra-putra yang sudah cukup terlatih serta mendapat bimbingan langsung dari beliau sendiri, diantaranya adalah Handoko Tjokrosaputro. Apa yang telah dirintis dan diusahakan oleh almarhum Kasom Tjokrosaputro memang tidak sia-sia, sebab putra-putrinya dapat berhasil dalam mengelola perusahaan dan pada saat ini PT. Dan Liris berada di bawah pimpinan Michelle Tjokrosaputro.

PT. Batik Keris dan PT. Dan Liris terus berkembang sampai saat ini, bahkan mampu menjadi perusahaan tekstil besar yang mengekspor sebagian hasil produksinya ke pasaran luar negeri.

Sejak tahun 2007. PT. Dan Liris menerapkan slogan ”MOVING

TOGETHER TOWARD EXCELLENCE” yang berarti maju bersama menuju yang terbaik dan PT. Dan Liris memiliki visi, misi serta sasaran sebagai berikut :


(55)

a. VISI

Menjadi produsen tekstil yang terintegrasi yang terkenal sebagai yang terbaik terutama oleh pemegang saham, pelanggan dan karyawan.

b. MISI

Menjadi produsen tekstil yang terintegrasi yang dapat memuaskan pemegang saham melalui profit dan pelanggan melalui baiknya pelayanan, kualitas dan harga.

Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran, kehati-hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil. c. Sasaran

Membeli dan memperbaiki mesin-mesin.

Menerima dan melatih karyawan yang berarti di pabrik dan di manajemen.

Membuat program, struktur dan target baru.

Mesin-mesin modern di pabrik PT. Dan Liris dilengkapi dengan sistem untuk melindungi lingkungan hidup dan memiliki peralatan yang diatur dengan komputer untuk mengendalikan efisiensi dan mutu. Berkat kecanggihan peralatan dan mutu tinggi yang dihasilkannya, produk-produk PT. Dan Liris diterima di pasaran luar negeri.

Pada saat ini PT. Dan Liris sudah dapat digolongkan ke dalam kelompok perusahaan besar. PT. Dan Liris sudah mengalami


(56)

berbagai macam perkembangan, baik perkembangan skala usaha, operasi maupun permodalan, permodalan yang ada sebagian besar merupakan modal pribadi sebesar 80% dan modal asing sebesar 20%.

2. Lokasi Perusahaan

PT. Dan Liris Sukoharjo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industi tekstil yang melakukan penjualan di pasar lokal dan internasional yang beralamatkan di Kelurahan Banaran (selatan Laweyan) Kec.Grogol, Kab.Sukoharjo, 57193, Indonesia. Lokasi ini merupakan pindahan dari lokasi sebelumnya yaitu di Colomadu. Adapun alasan dipilihnya lokasi di Cemani Banaran tersebut adalah berdasarkan pertimbangan dari berbagai macam segi, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Merupakan anjuran dari pemerintah.

b. Mendekati tenaga kerja, karena di daerah itu banyak tenaga kerja, sehingga relatif murah dan mudah didapat.

c. Letak tanah yang tidak terlalu jauh dari kota (Solo) dan juga masih memungkinkan untuk perluasan.

d. Kemudahan transportasi, karena Solo merupakan salah satu kota yang cukup ramai dan masih dekat dengan pelabuhan, yaitu pelabuhan Semarang, sehingga akan mempermudah masalah transportasi dan pemasaran, baik untuk impor maupun ekspor.


(57)

e. Sumber air bagus, dalam hal ini perusahaan di daerah tersebut, maka akan memberi kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya, dengan demikian dapat turut membantu mengatasi masalah pengangguran.

f. Segi keamanan, karena lokasinya masih dekat dengan kota Solo, maka apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan lebih cepat teratasi.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai susunan organisasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor itu meliputi keadaan buruh, manajemen, dan pabrik. Maka untuk itu diusahakan adanya hubungan yang baik guna menjamin adanya kerjasama antar bagian-bagian tersebut.

Bentuk organisasi yang dilaksanakan pada PT. Dan Liris adalah staf dan lini. Dengan bentuk tersebut diharapkan dapat menunjukkan hubungan yang jelas antara pemimpin dan bawahan, maupun antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian nampak jelas. Dalam struktur organisasi ini, direktur utama membawahi langsung semua aktivitas karyawan, meskipun semua bagian memiliki tugas yang berbeda antar satu dengan yang lain.


(58)

Kekuasaan dan badan tertinggi dipegang oleh Dewan Komisaris, kemudian Dewan Komisaris menunjuk Direktur Utama sebagai pejabat tertinggi yang memimpin dan bertanggung jawab secara langsung terhadap jalannya perusahaan. Direktur Utama dibantu oleh masing-masing bagian yang dikelompokkan ke dalam enam divisi yaitu Divisi Pemasaran, Divisi Logistik, Divisi Produk Tekstil, Divisi Produksi garmen, Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Umum dan Perwakilan Jakarta.

Untuk menunjang kegiatan sehari-harinya masing-masing divisi dibagi menjadi beberapa bagian yang setiap bagian dikepalai oleh seorang kepala bagian. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT. Dan Liris dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(59)

Ga m b a r 3 .1 B a g a n S trukt u r Org a n isa si P T . Da n L ir is S u m b e r : P T . D a n L ir is ST RUK T UR O R G AN I SAS I P T . DAN L I RI S KA . DI V. P E M B . T E X T IL E & UM UM P R E S ID E N DI R E KT UR DE W A N K OM IS A R IS W AK IL P R E S DI R DI R E KT UR P R OD U K S I R & D PPIC KA . DI V. S P IN NI NG KA . DI V. P R OD U K S I G A R M E N T KA . DI V. F & P KA . DI V. W E A VI NG DI R E KT UR . M A R KE T ING DI R E KT UR AKT & KE U . KA . DI V. KE U. & A NG GR . KA . DI V. AK U N T A NS I DI R E KT UR UM UM INT E R N AL A UD IT & QA

URUSAN KTR. DL. JKT PEMBL. SPINNING

PEMBL WEAVING PEMBL UMUM & PROYEK

IMPORT PEMBL F & P

PEMBL UTILITY

KABAG. SPINNING I

KABAG. SPINNING II B

KABAG. SPINNING III

KABAG. WEAVING I

KABAG. WEAVING II

KABAG. WEAVING III

UTILITY I

UTILITY II

KABAG. PROD. FINISHING

KABAG. PROD. PRINTING

KAPROD. KONV. 1

KAPROD. KONV. 2

KAPROD. KONV. 3

KAPROD. KONV. 4

KAPROD. KONV. 5

KAPROD. KONV. CLMC

KABAG. PEMBELIAN GARMENT

KABAG. PENJL. GARMENT PEMBELIAN LOKAL

PEMBELIAN IMPORT

MERCHANDISING

SHIPPING

KABAG. PENJL.BNG.(LOK & EKS) EKSPEDISI & SHIPPING

ADM. LOKAL & EXP

KABAG. PENJL. KAIN GREY (LOKAL & EKSPORT)

KABAG. PENJL. F & P PENJ. KAIN F & P EKS

PENJ. KAIN F & P LOKAL

KABAG. AKUTANSI

UR. PAJAK & KABER

ANGGARAN KABAG. KEUANGAN EDP VERIFIKASI AUDITOR QUALITY ASSURANCE

HRD & BLK

PERSONALIA

KOORD. UMUM PERSN. GARMENT

KOORD. UMUM PERSN. TEXTILE

KE ND A R AA N P E R S . B A G. UM UM KABAG. PERSONALIA URTP KABAG. SATPAM SEKRETARIATAN/HUMAS HUKUM DI R E KT UR UM UM


(60)

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab yang ada pada PT. Dan Liris adalah sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris

1) Mengusahakan agar tujuan perusahaan seperti yang tercantum dalam anggaran dapat tercapai dengan baik. 2) Mengawasi pelaksanaan tujuan perusahaan tersebut,

berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan.

3) Mengatur dan mengkoordinir kepentingan-kepentingan para pemegang saham.

4) Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban Direksi.

5) Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai dengan wewenang yang telah tertera dalam anggaran dasar perusahaan.

6) Menunaikan kewajiban dan melaksanakan kekuasaan lain, yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. b. Direktur Utama

1) Sebagai pejabat tertinggi, bertugas memimpin perusahaan dibantu oleh Kepala Divisi Pemasaran, Logistik, Produksi, Keuangan dan Akuntansi, Divisi Umum serta Perwakilan Jakarta.

2) Mengawasi langsung hasil-hasil kegiatan staf perencanaan dan pengembangan perusahaan, Internal Auditor serta Sekretariat Perusahaan.


(61)

3) Mengawasi hasil-hasil kegiatan Perwakilan Jakarta melalui sistem administrasi dan Pelaporan yang telah ditentukan. 4) Memimpin rapat direksi dan mengkoordinasikan

usulan-usulan dari bawahan.

5) Mempertanggungjawabkan semua hasil kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris.

c. Staf Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan

Membantu Direktur Utama dalam hal penetapan strategi perusahaan, guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.

d. Internal Auditor

Memeriksa dan melaporkan kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil kegiatan berbagai tingkat organisasi, sehingga Direktur Utama dapat secara obyektif mengawasi dan menilai kegiatan serta prestasi yang telah ditentukan.

e. Sekretariat Perusahaan

Menyediakan fasilitas-fasilitas atau jasa-jasa kesekretariatan kepada perusahaan agar komunikasi perusahaan, baik ke dalam maupun ke luar dapat berjalan lancar.

f. Divisi Pemasaran

1) Merencanakan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan program pemasaran dalam negeri dan pemasaran ekspor yang telah disetujui direktur utama.


(62)

2) Mengikuti perkembangan-perkembangan pasar khususnya barang perusahaan dan umumnya terhadap barang-barang sejenis dari pesaing perusahaan.

3) Mengusahakan agar senantiasa ada pelayanan penjualan yang baik dan wajar guna meningkatkan penjualan.

g. Divisi Logistik

1) Mengusahakan agar barang-barang yang dibutuhkan oleh berbagai unit organisasi perusahaan dapat diadakan dengan cara melakukan pembelian.

2) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan-pelaksanaan pembelian yang dilaksanakan oleh perusahaan.

3) Mengadakan hubungan yang baik dan wajar dengan suplier yang telah ditunjuk dalam pelaksanaan pembelian.

4) Mengatur dan mengawasi pemasukan, penyimpanan serta pengeluaran bahan baku.

h. Divisi Produksi Tekstil

1) Mengusahakan agar semua produksi tekstil perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

2) Mengadakan penyesuaian antara kapasitas produksi tekstil yang ada dengan rencana-rencana produksi tekstil, sehingga dapat mengatur pesanan-pesanan yang disampaikan kepada divisinya.


(63)

3) Senantiasa mengikuti perkembangan-perkembangan yang dapat mempengaruhi produksi dan berusaha agar diadakan penyesuaian.

4) Menjaga kontinuitas produksi tekstil dengan mengadakan kontrol pada setiap bagian.

i. Divisi Produksi Garmen

1) Menyelenggarakan produksi pakaian jadi (garmen), dan mengusahakan agar semua produksi garmen perusahaan dapat berjalan dengan lancar dengan cara mengadakan perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan terhadap kegiatan dibidang produksi garmen.

2) Mengadakan penyesuaian antara kapasitas produksi garmen dengan rencana-rencana produksi garmen sehingga dapat mengatur pesanan-pesanan.

3) Mengikuti perkembangan yang dapat mempengaruhi produksi garmen dan berusaha agar diadakan penyesuaian. j. Divisi Keuangan dan Akuntansi

1) Sesuai dengan kebijakan perusahaan di bidang keuangan, merencanakan, mengatur serta mengawasi penerimaan dan pengeluaran dana, sehubungan dengan adanya transaksi-transaksi yang terjadi.

2) Mengadakan suatu sistem keuangan yang baik, sehingga semua kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan dengan keuangan dapat berjalan dengan lancar.


(64)

3) Mengatur dan mengawasi pencatatan kekayaan dan transaksi perusahaan sesuai dengan sistem akuntansi agar pencatatan dapat dilakukan secara tepat dan teliti.

k. Divisi Umum

1) Merencanakan, mengawasi, melaksanakan kebijaksanaan perusahaan yang berkenaan dengan pengadaan, pemilihan dan penempatan pegawai.

2) Merencanakan, mengawasi, melaksanakan kebijaksanaan perusahaan yang berkenaan dengan sistem penggajian, tunjangan-tunjangan, kesejahteraan pegawai, promosi, pemindahan dan pemberhentian pegawai.

l. Perwakilan Jakarta

1) Membantu perusahaan pusat dalam mengatur dan menyelenggarakan distribusi barang, untuk daerah pemasaran dalam negeri.

2) Membawahi agen, cabang dan grosir, yang akan memasarkan produk perusahaan ke konsumen.

4. Personalia

Salah satu faktor produksi yang cukup penting bagi suatu perusahaan adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu hal-hal yang berhubungan dengan masalah personalia harus diperhatikan yaitu kebutuhan, persyaratan, kesejahteraan karyawan dan


(65)

sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

a. Jumlah tenaga kerja perusahaan

PT. Dan Liris Sukoharjo mempunyai tenga kerja yang dibagi 2 kelompok, antara lain:

1) Tenaga kerja tetap atau Staf : 500 karyawan.

Jumlah tenaga kerja tetap atau staf tersebut terdiri dari golongan I A, I B, II A, II B, II C, III A, III B, IV A, IV B.

2) Tenaga kerja harian : 7224 karyawan

Jumlah tenaga kerja harian tersebut terdiri dari golongan A, B, C, D, E.

b. Organisasi Buruh dan Kesepakatan Kerja Bersama

Seluruh karyawan di perusahaan ini tergabung dalam organisasi buruh yang dikenal dengan istilah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dalam unit kerja PT. Batik Keris atau PT. Dan Liris. Kemudian untuk menyelaraskan hubungan, hak, kewajiban serta tanggung jawab antara pengusaha dengan pekerja, maka dibuat perjanjian yang dituangkan dalam

“Kesepakatan Kerja Bersama PT. Batik Keris atau PT. Dan Liris

dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dalam unit Kerja PT. Batik Keris atau PT. Dan Liris.


(66)

c. Jam Kerja di PT. Dan Liris

Pada PT. Dan Liris kegiatan perusahaan berlangsung selama 24 jam penuh, sehingga kerja karyawan perlu dibagi menjadi beberapa shift, seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Daftar Jam Kerja Karyawan PT. Dan Liris Tahun 2010

Jenis Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB) Day Shift 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00 Shift Pagi 06.00 – 14.00 09.30 – 10.30 Shift Siang 14.00 – 22.00 17.30 – 18.30 Shift Malam 22.00 – 06.00 01.30 – 02.30

Sumber : PT. Dan Liris, 2010

Khusus day shift pada hari Sabtu, jam kerja lebih pendek, yaitu : jam 08.00 – 13.00 WIB (tanpa istirahat), day shift ini dikenakan atau berlaku untuk para karyawan kantor dan sebagian karyawan produksi, sedangkan karyawan produksi lainnya dikenakan shift pagi, siang atau malam.

d. Sistem Pengupahan

Cara pemberian upah kepada karyawan di PT. Dan Liris dapat dibedakan ke dalam empat macam, yaitu :


(67)

1) Upah Harian

Upah harian ini diberikan pada karyawan harian setiap dua minggu sekali,besarnya sesuai dengan jumlah hari kerja. 2) Upah Bulanan

Upah ini diberikan pada karyawan yang telah berstatus sebagai karyawan bulanan (staf), diberikan pada setiap akhir bulan dan besarnya tergantung dari pendidikan, jabatan, serta masa kerja masing-masing.

2) Upah Borongan

Upah ini diberikan pada karyawan borongan yang besarnya didasarkan pada produktivitas kerja.

3) Upah Harian dan Bulanan

Upah ini biasanya diberikan pada sopir-sopir, sehingga mereka menerima gaji baik harian maupun bulanan.

4) Upah Tambahan (Premi)

Diberikan kepada karyawan yang berprestasi selama periode tertentu Adapun macam-macam premi yang diberikan PT. Dan Liris kepada para karyawan antara lain berupa premi absensi, premi jabatan, premi kondite.

e. Kesejahteraan Karyawan 1) Kesehatan

Disediakan tenaga dokter dan pengobatan yang diberikan kepada setiap karyawan yang memerlukannya.


(68)

2) Transportasi

Perusahaan menyediakan kendaraan (mobil) khusus untuk antar jemput karyawan atau karyawati terutama yang berstatus staf.

3) Asrama dan Perumahan

Bagi karyawan yang berasal dari jauh, perusahaan menyediakan sebuah asrama yang letaknya tak jauh dari lokasi perusahaan. Asrama ini mampu menampung sekitar 400 orang dan di dalamnya telah tersedia berbagai perlengkapan yang diperlukan. Sedangkan bagi staf tertentu disediakan perumahan dengan fasilitas yang cukup memadai.

4) Rekreasi dan Olahraga

Dalam jangka waktu tertentu (setahun sekali) perusahaan mengadakan piknik bersama ke obyek-obyek wisata tertentu. Bagi karyawan yang hobi berolah raga tenis, tenis meja, bulu tangkis, bola volley disediakan lapangan dan perlengkapan olahraga.

5) Tempat Peribadatan

Perusahaan menyediakan mushola masjid bagi karyawan yang beragama islam, yang biasa menampung sekitar 500 jamaah.


(69)

6) Pakaian Seragam

Seluruh karyawan setiap tahunnya mendapatkan jatah dua stel pakaian seragam.

7) Tunjangan Hari Raya dan Jaminan Sosial Hari Tua

Setiap tahun setiap karyawan mendapat tunjangan berupa uang dan bingkisan pada saat lebaran. Untuk memberikan jaminan hari tua bagi para karyawan, maka perusahaan telah mendaftarkan seluruh karyawan menjadi peserta jamsostek (PT. ASTEK) sejak karyawan yang bersangkutan diangkat menjadi karyawan di perusahaan.

8) Pendidikan dan Training

Bagi karyawan biasa maupun staf, perusahaan mengadakan pendidikan atau training guna meningkatkan kemampuan, pengetahuan atau ketrampilan mereka yaitu dengan cara mendatangkan tenaga ahli atau pengajar dari dalam atau luar negeri, serta dapat juga mengirimkan beberapa karyawan untuk training di luar perusahaan, misalnya dikirim ke luar negeri.

5. Proses Produksi

Kegiatan produksi dilaksanakan oleh dua divisi yaitu tekstil dan divisi garmen. Divisi tekstil membawahi tiga departemen produksi yaitu departemen spinning yang bertugas untuk melakukan pemintalan kapas menjadi benang, departemen weaving untuk


(70)

menguba mengubah benang menjadi kain mentah (grey) dan departemen finishing printing yang bertugas memproses akhir dari kain grey dan memberi warna atau motif pada kain grey. Sedangkan divisi garmen bertugas untuk membuat pakaian jadi. a. Proses Produksi Tekstil

1) Departemen Spinning

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi departemen Spinning pada dasarnya hanya terdiri satu macam saja yaitu kapas, namun dalam hal ini kapas tersebut terdiri dari dua jenis, antara lain: kapas cotton (kapas alami), kapas polyester (kapas sintetis).

Kapas cotton (kapas alami) yang digunakan untuk proses produksi tersebut diimpor dari negara lain, diantaranya dari Afrika, Australia, Amerika, dan Brazil. Sedangkan kapas polyester (kapas sintetis) terbuat dari tetron dan rayon dimana kapas tersebut dapat diperoleh di dalam negeri.

Pada proses pemilihan dan pembelian kapas untuk bahan baku pembuatan benang tidak hanya didasarkan pada harga yang rendah atau biaya transportasi yang rendah saja, tetapi didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, antara lain:


(71)

1) Seratnya panjang

Tujuan pemilihan kapas dengan serat panjang agar kemungkinan menjadi sampah atau noil lebih sedikit. 2) Bersih

Dengan kapas yang bersih, maka dalam proses pemisahan antara kapas dengan kotoran atau sampah di mesin blowing akan lebih mudah.

3) Kandungan madu rendah

Apabila kapas terdapat kandungan madu tinggi maka dalam proses produksi akan banyak yang lengket di mesin sehingga kemungkinan menjadi noil atau sampah sangat besar.

4) Tingkat kehalusan

Kapas yang seratnya halus maka hasil produksinya juga lebih halus.

5) Tahan panas

Kapas yang tahan panas maka dalam proses produksi akan menghasilkan benang yang kuat dan ketika kapas berada di mesin blowing tidak akan mudah terbakar. Setelah mengetahui kriteria-kriteria pemilihan bahan baku, maka berikut ini adalah proses produksi pada departemen spinning :


(72)

a) Blowing

Bertujuan untuk membuka ball kapas, membersihkan kapas, dan juga mixing atau pencampuran berbagai jenis kapas (kapas dengan serat panjang, bersih, dan tahan panas).

b) Carding

Bertujuan untuk meluruskan serat, pemisahan antara serat panjang dengan serat pendek.

c) Lap former

Bertujuan untuk membuat lap untuk proses berikutnya, dan perangkapan.

d) Drawing

Bertujuan untuk perangkapan, mengurangi ketidakrataan, dan pencampuran antara kapas alami (cotton) dengan kapas sintetis (polyester).

e) Combing

Bertujuan untuk pensejajaran, pemisahan serat antara panjang dengan serat pendek dan terakhir pembersihan.

f) Flyer

Bertujuan untuk roving dan pemberian twis (puntiran). g) Ring Spinning

Bertujuan untuk mengumpulkan benang dan terakhir penomeran benang.


(73)

h) Winder

Merupakan proses tahap akhir dari proses spinning, yang bertujuan untuk penggulungan menjadi besar, menghilangkan cacat pada benang, dan terakhir adalah digulung secara berulang-ulang jika terjadi kesalahan dalam penggulungan sebelumnya.

Proses terakhir pada departemen spinning adalah proses pembelian benang agar nantinya siap digunakan untuk proses di departemen weaving. 2) Departemen Weaving

Departemen Weaving bertugas mengolah benang hasil produksi departemen spinning menjadi kain mentah (grey). Proses yang terjadi pada departemen weaving diawali dengan proses preparation (persiapan) dengan memperbaiki barang yang mungkin mengalami kerusakan. Diteruskan dengan proses warping, benang disiapkan dan dibentuk menjadi jajaran benang untuk nantinya akan mengalami proses penganjian. Proses penganjian ini bertujuan untuk mempertinggi kekuatan benang. Proses terakhir di departemen weaving adalah proses loaming (pertenunan), pada proses ini benang dianyam dengan cara menyilangkan saling tegak lurus antar benang.


(74)

3) Departemen Finishing Printing

Pada departemen ini, kain mentah dari departemen weaving diolah dengan memberikan pewarnaan dan penyempurnaan kain sehingga siap untuk dipasarkan. Pertama.

Kain grey disiapkan secara kuantitas agar kain tersebut dapat diproses sesuai dengan pemesanan. Setelah kain grey digulung dan nantinya akan melalui beberapa proses pemasakkan untuk menghilangkan kotoran, proses pengelantangan untuk menghilangkan zat warna alami atau pigmen alami dan oli serta proses merseriasi untuk menggelembungkan serat-serat kain agar diperoleh daya serap kain sehingga memperlancar penyerapan zat warna. Baru kemudian proses pencelupan atau proses pewarnaan secara baik dan merata.

Setelah proses pencelupan tadi, ada satu proses terakhir yaitu proses inspecting yang bertujuan menyeleksi dan memberi tanda khusus pada kain yang mempunyai cacat. Hasil produksi pada divisi tekstil adalah kain finishing adalah Coral, Apricot, Lilac, Navy, Mint, Ceries, Santung Polkadot, Georgette, Rayon, Flanel, Nylon, Woll, Chiffon, Poliester, Cotton, Pollisima, teteron, High Twist Solid dan lain-lain


(75)

b. Proses Produksi Garmen

Pada bagian garmen, sebelum memulai produksi, direncanakan terlebih dahulu produk apa yang akan dibuat. Perencanaan produk didasarkan pada RO (Realisasi Order) sebagai instruksi kerja. Dengan melihat RO, kemudian dibuat sebuah patrun (pola). Dan pola yang dibuat didasarkan pada lembar instruksi kerja ini terdiri dari beberapa komponen dengan ukuran yang sudah ditentukan atau yang sudah ada. Gambaran-gambaran pola pada tiap-tiap komponen inilah dibuat patrun. Apabila pola terdiri dari 10 komponen, maka patrun yang dibuat harus berjumlah 10 buah (komponen) dan ukuran patrun ini harus sebesar ukuran yang tercantum.

Setelah patrun terbuat, bahan baku (kain) dipotong seukuran patrun pada tiap-tiap komponen yang dibuat tersebut. Setelah itu dibuat original sampel untuk contoh yang akan diberikan kepada pihak buyer. Pada pembuatan patrun (pola) ini harus benar-benar minimal pas, dan tidak boleh kurang dengan ukuran yang telah ditetapkan pada RO (Realisasi Order) tersebut. Andaikan terjadi kekurangan, maka toleransi yang diterima 0,1 mm. Karena disini apabila ketepatan ukurannya tidak pas, dapat mengakibatkan dalam pembuatan sampel atau produk tidak terbentuk produk yang bagus (biasa disebabkan karena ukurannya tidak sama), maka dalam penjahitannya tidak seimbang dan dapat terjadi kekerutan. Dengan adanya


(76)

kekerutan ini kualitas dari pada produk tersebut akan jelek dan lain sebagainya.

Sebelum diproses, supervisor terlebih dahulu merancang suatu proses untuk mempermudah jalannya proses yang akan dilakukan. Berikut ini alur prosedur analisis kontrol untuk proses produksi garmen.

Gambar 3.2

Prosedur analisis kontrol pada proses pembuatan garmen

Sumber : Humas PT. Dan Liris

Keterangan :

2) Sebelum produk diproses, supervisor merancang suatu proses untuk mempermudah jalannya proses yang akan dilakukan. Perancangan ini berupa urut-urutan proses dari

Supervisor

Kabag Produksi

Supervisor

Operator


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)