HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA AWAL DENGAN IBU DAN KECERDASAN EMOSI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA AWAL DENGAN IBU DAN KECERDASAN EMOSI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : FRANSISCA JENNY WULANDARI 069114043 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan untuk : Bapa di Surga atas semua berkat dan kekuatan yang telah diberikan untuk ku.
Bingkisan untuk ayah tercinta di Surga, Bapak Justinus Amy Tubagus (alm.) Ibu Theresia Sri Sutrisni Ketiga kakakku Kekasih tercinta
Keluarga baruku (ayah, ibu dan 2 adik kembar yang tercinta) Dan semua keluarga besarku… Inilah hasil kerja kerasku yang selama ini mungkin tidak kalian ketahui dan semoga ini bisa membuat kalian senang dan bangga..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA AWAL DENGAN IBU
DAN KECERDASAN EMOSI
Fransisca Jenny Wulandari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kelekatan remajaawal dengan ibu dan kecerdasan emosi. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif
antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi. Subjek penelitian berjumlah 102
subjek dengan rentang usia dari 12 hingga 15 tahun yang berada pada usia remaja awal. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan skala kelekatan remaja awal dengan ibu dan skala kecerdasan emosi.
Validitas penelitian ini adalah validitas isi. Koefisien reliabilitas dari skala kelekatan remaja awal
dengan ibu sebesar 0,925 dan koefisien reliabilitas skala kecerdasan emosi sebesar 0,824. Untuk
mengetahui hubungan antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi digunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment. Koefisien korelasi (r) antara kelekatan remaja awal
dengan ibu dan kecerdasan emosi sebesar 0,298 dengan taraf signifikansi (p) 0,001 (p<0,01) . Hal
ini berarti bahwa ada hubungan yang positif antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan
kecerdasan emosi. Remaja awal yang memiliki kelekatan yang tinggi dengan ibunya akan
memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.Kata kunci : remaja awal, kelekatan dengan ibu, kecerdasan emosi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN EARLY ADOLESCENT ATTACHMENT
WITH MOTHER AND EMOTIONAL INTELLIGENCE
Fransisca Jenny Wulandari
ABSTRACT
This research aimed to know the relationship between early adolescent attachment with
mother and emotional intelligence. The hypothesis was that there was a positive relationship
between early adolescent attachment with mother and emotional intelligence. There are 102
subject as the sample of the research, between age 12 until 15 years old who are in early
adolescent. In this research, researcher used purposive sampling technique. The collection of the
data is done by spreading the scale of early adolescent attachment with mother and scale of
emotional intelligence. The research validity used content validity. Coefficient reliability of the
scale of early adolescent attachment was 0,925 and coefficient reliability of emotional
intelligence scale was 0,824. To determine the relationship between early adolescent attachment
with mother and emotional intelligence, researcher used Pearson Product Moment correlation
technique. Coefficient correlation (r) between early adolescent attachment and emotional
intelligence was 0,298 with significance level (p) 0,001 (p<0,01). It means there is a positive
significant relationship between early adolescent attachment with mother and emotional
intelligence. It concluded that early adolescent who had high level of attachment relationship with
mother had high level of emotional intelligence. Key words : early adolescent, attachment with mother, emotional intelligencePLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas kasih dan karunia- Nya, karena skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kelekatan Remaja Awal dengan Ibu dan Kecerdasan Emosi” ini dapat terselesaikan. Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu M. L. Anantasari, S. Psi., M. Si. selaku dosen pembimbing yang sangat membantu penulis melalui bimbingan, arahan, kesabaran, waktu, kritikan, saran serta semangat sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Sylvia Carolina MYM, S. Psi., M. Si dan A. Tanti Arini, S. Psi., M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.
4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si selaku dosen Pembimbing Akademik untuk pendampingan dan saran yang telah diberikan.
5. Segenap dosen Fakultas Psikologi, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis semasa menuntut ilmu di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
6. Karyawan fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma : Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji, dan Pak Gie, atas bantuan dan pelayanannya selama penulis menuntut ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7.
SMP Joanes Bosco Yogyakarta terutama siswa kelas VII dan VIII yang telah bersedia meluangkan waktunya mengisi skala, Ibu Siska dan Ibu Estu selaku guru BK yang telah mendampingi penulis mengumpulkan data serta Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP Joanes Bosco.
8. Bapak tercinta di Surga. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah saya dan semoga bapak bangga.. miss you, Dad..
9. Ibu tercinta untuk kesabaran dan dukungannya setiap saat dan semoga ini bisa membuat ibu bangga, serta ketiga kakakku, aku hanya ingin menunjukkan kalau aku bisa! 10. Sandi Tatto, terima kasih banyak “badrun” buat kebersamaannya selama 8 tahun, untuk dukungan dan juga membantuku melakukan banyak perubahan, perhatian, waktu, pengertian dan kesabarannya. Sekarang gantian kamu yang harus lulus drun, hehe. Terima kasih untuk cinta yang boleh aku terima selama ini.
11. Ayah dan Ibu sebagai orang tua keduaku. Terima kasih boleh memakai komputer dan membuat keramaian di rumah, terutama untuk kasih sayang dan kepercayaan yang boleh saya terima. Buat adikku si kembar Donni Adhikrisna dan Dinno Adhiyana, untuk hari-hari ceria bersama. Senang bisa punya adik seperti kalian. Terima kasih karena boleh jadi bagian dalam keluarga ini membuatku jadi bisa mengerti arti keluarga yang sesungguhnya.. Love you…
12. Tante Hertin yang selalu mengejar-ngejar supaya cepat selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13.
Tante Antin dan keluarga, Pak’e dan Bu’e. Terima kasih telah mempercayakan saya menemani dan mengajari Ave, Rakel, dan Marco yang lucu untuk belajar dan bermain (merasa jadi punya banyak adik,haha..).
14. Dua keponakan kecilku yang lucu dan menggemaskan Uno dan Kae yang selalu meramaikan hariku sekaligus membuat onar..
15. Temanku Hayu dan Dini, buat kebersamaan selama kuliah dan mengerjakan tugas, akhirnya lulus bareng! Terima kasih buat Hayu yang berkenan membantu mengumpulkan dan mengolah data, mau menjadi teman bercerita, untuk boncengan pulang di kala kuliah, dan untuk motivasi yang telah diberikan.
16. Ayu Sekar Sari, untuk bantuannya yang sangat membantu dalam mengolah data.
17. Claresa Wahyu, untuk bantuannya bertukar informasi jurnal dan tempat bertanya tentang skripsi.
18. Teman seperjuangan, Wayan yang telah banyak membantu dan mau direpotin.
Ayo Way, kita berjuang bersama, lulus bersama! Semua teman-teman Psikologi khususnya angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
19. Teman masa kecil yang baru bertemu lagi, Dali Hindom yang jadi tempat beriseng ria di kala suntuk dan tidak ada kerjaan jadi korban kejahilanku.
Terima kasih juga untuk semangatnya ya,hehe.
20. Mbak Irma, sudah mengajari merajut di kala suntuk mengerjakan skripsi dan juga buat dukungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini, baik secara moral maupun spiritual yang telah diberikan namun tidak dapat disebutkan satu persatu di sini.
Penulis sungguh menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang penulis susun ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik mengenai penelitian ini dengan senang hati. Penulis berharap skripsi ini berguna bagi siapa saja yang membaca dan membutuhkannya.
Penulis, Fransisca Jenny Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL..............................................................................................xviii DAFTAR SKEMA...............................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10 1. Manfaat Teoritis ................................................................... 10 2. Manfaat Praktis .................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II : LANDASAN TEORI ...................................................................... 11 A. Remaja ..................................................................................... 11 1. Pengertian Remaja ............................................................... 11 2. Aspek .................................................................................. 12 a. Fisik .............................................................................. 12 b. Emosi ............................................................................ 12 c. Sosial ............................................................................ 14 B. Kelekatan ................................................................................... 14 1. Pengertian Kelekatan ........................................................... 14 2. Kelekatan Remaja dengan Ibu .............................................. 16 3. Dimensi Kelekatan ............................................................... 17 a. Rasa Percaya (Trust) ..................................................... 18 b. Komunikasi ................................................................... 19 c. Alienasi (Alienation) ..................................................... 21 C. Kecerdasan Emosi ..................................................................... 26 1. Pengertian Kecerdasan Emosi .............................................. 26 2. Fakor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosi .................................................................................. 28 a. Faktor yang bersifat bawaan genetik ............................. 28 b. Faktor yang berasal dari lingkungan .............................. 28 3. Komponen-Komponen Kecerdasan Emosi ............................ 30 a. Mengenali Emosi Diri ................................................... 30 b. Mengelola Emosi .......................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c.
Memotivasi Diri ............................................................ 31 d.
Mengenali Emosi Orang Lain …………………………...32 e. Membina Hubungan dengan Orang Lain ....................... 32 D. Hubungan Antara Kelekatan Remaja Awal Dengan Ibu dan
Kecerdasan Emosi ..................................................................... 33 E. Hipotesis .................................................................................... 40
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41 A. Jenis Penelitian ......................................................................... .41 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. .41 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... .41 1. Kelekatan Remaja Awal dengan Ibu ................................... .41 2. Kecerdasan Emosi .............................................................. .42 D. Subjek Penelitian ...................................................................... .44 E. Metode dan Alat Pengambilan Data .......................................... .44 1. Metode Pengumpulan Data .................................................. 44 2. Alat Pengumpulan Data ........................................................ 45 F. Validitas dan ReliabilitasAlat Pengumpulan Data ..................... .47 1. Uji Coba Alat Pengumpulan Data ........................................ 47 a. Validitas ........................................................................ 48 b. Reliabilitas .................................................................... 49 c. Seleksi Item .................................................................. 50 2. Hasil Uji Coba ..................................................................... 51 G. Metode Analisis Data ............................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54 A. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................... 54 B. Data Demografi Subjek Penelitian ............................................. 54 1. Usia Subjek Penelitian ........................................................ 54 2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian ......................................... 54 3. Masih Memiliki Ibu ............................................................ 55 C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 55 D. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 56 E. Analisis Data Penelitian ............................................................. 57 1. Uji Asumsi ........................................................................... 57 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 60 F. Pembahasan ............................................................................... 61 BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 69 A. Kesimpulan................................................................................ 69 B. Saran ........................................................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 71 LAMPIRAN ..................................................................................................... 75
DAFTAR TABEL
1.Tabel Spesifikasi Item-item Skala Kelekatan Remaja Awal dengan Ibu 46 2. Tabel Spesifikasi Item-item Skala Kecerdasan Emosi ........................... 47 3. Tabel Spesifikasi Item-item Skala Kelekatan Remaja dengan Ibu (setelah uji coba) ............................................................................................... 52
4. Tabel Spesifikasi Item-item Skala Kecerdasan Emosi (setelah uji coba) 53 5.
Tabel Data Demografi Subjek Penelitian .............................................. 54 6. Tabel Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 56 7. Tabel Hasil Uji Normalitas ................................................................... 58 8. Tabel Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 59 9. Tabel Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA
1 Skema Hubungan Antara Kelekatan Remaja Awal dengan Ibu dan Kecerdasan
Emosi ......................................................................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
1.Lampiran 1 Skala Uji Coba .................................................................. 76 2. Lampiran 2 Analisis Data Uji Coba ...................................................... 91 3. Lampiran 3 Skala Penelitian ................................................................. 107 4. Lampiran 4 Analisis Data Penelitian ..................................................... 120 a.
Deskripsi Data .......................................................................... 121 b.
Uji Normalitas .......................................................................... 121 c. Uji Linearitas ............................................................................ 122 d.
Uji Hipotesis ............................................................................. 125 5. Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ........................................................... 126 6. Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian ............................................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa yang di dalamnya terjadi banyak pergolakan. Masa remaja dikenal dengan masa storm dan stress yaitu terjadinya pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi (Hurlock, 1994).
Masa remaja banyak dipengaruhi oleh lingkungannya maka remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang akan selalu berubah setiap saat yang akan mempengaruhi keadaan emosinya (Hurlock, 1994). Remaja yang tidak mampu mengelola emosi dan stres dalam kehidupan akan membuatnya tidak berdaya menghadapi situasi penuh tekanan dan konflik yang akan berakibat pada tindakan destruktif, misalnya seperti banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja sebagai satu solusi yang mereka lakukan ketika menghadapi masalah dan konflik (Safaria & Saputra, 2009). Banyaknya kasus yang terjadi pada remaja disebabkan karena kurangnya kontrol emosi.
Suatu kasus dilaporkan oleh Kompas.com, pada Jumat, 7 Mei 2010 yang menyebutkan seorang remaja kelas 3 SMP di Riau nekat bunuh diri setelah dimarahi oleh ibunya karena tidak lulus ujian nasional. Sejak saat itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
remaja tersebut sering murung dan berdiam diri di kamarnya (http://regional.kompas.com, 2010). Kasus serupa juga terjadi di Jakarta pada Senin, 20 Desember 2010. Seorang remaja kelas 2 SMP berusia 14 tahun melakukan bunuh diri karena dimarahi oleh gurunya setelah ketahuan mencontek saat ujian semester. Remaja tersebut dinilai sebagai seorang anak yang cenderung pendiam dan tidak pernah menceritakan pada orang lain jika terjadi masalah (http://regional.kompas.com, 2010). Dalam kasus ini, remaja nampak tidak mampu mengelola emosi dan tekanan yang dialaminya sehingga membuatnya tidak mampu bangkit dan mencari solusi yang tepat untuk permasalahannya.
Dari kasus bunuh diri pada remaja di atas, dapat dilihat bahwa akibat tekanan emosi yang tidak dapat dikendalikan membuat remaja bertindak secara destruktif dalam menghadapi ketidaknyamanan emosionalnya. Remaja ketika dihadapkan pada masalah seringkali tidak dapat mengendalikan emosinya dan melakukan tindakan-tindakan yang negatif untuk mengatasi tekanan tersebut, misalnya senang menyendiri, berkelahi dan yang bisa berakhirdengan upaya bunuh diri. Menurut Goleman (1997), munculnya bentuk-bentuk perilaku negatif tersebut menjadi gambaran bahwa adanya emosi-emosi yang tidak dapat terkendalikan yang semakin menggambarkan semakin meningkatnya ketidakseimbangan emosi pada remaja. Mu’tadin (dalam Hermasanti, 2009) mengatakan bahwa remaja yang memiliki kecerdasan emosi dapat memotivasi diri sendiri untuk mengatasi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menangani tekanan dan kecemasan, sehingga apabila remaja sedang mengalami masalah tidak akan mengalami kehancuran, tetapi mampu bangkit kembali dan dapat mencari jalan keluar. Hal tersebut menjadikan remaja tidak mudah mengeluh dan putus asa karena dapat mencari solusi tepat untuk menyelesaikan permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, pada kasus remaja bunuh diri di atas dapat dikatakan bahwa remaja tersebut kurang memiliki kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi pada remaja tidak timbul dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh remaja dari proses interaksi sosial dengan lingkungannya. Lingkungan tempat tinggal di mana remaja itu berada akan membantunya mencapai kematangan emosi (Hurlock, 1994). Menurut Goleman (1997), faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan kecerdasan emosi remaja adalah keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama kali remaja melakukan interaksi sosial yang paling mendalam dan mendasar. Dalam lingkungan keluarga, individu belajar bagaimana merasakan perasaannya sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan individu tersebut, bagaimana berpikir tentang perasaan dan pilihan-pilihan apa yang individu miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan rasa takut. Seorang anak akan mengamati perilaku orang tuanya dan bagaimana cara mereka menghadapi suatu permasalahan (Goleman, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara umum, kebutuhan yang diperlukan remaja adalah ingin berbagi masalah yang mereka hadapi terutama dengan keluarga (orang tua dan saudara), ingin lebih dekat dengan keluarga, ingin diperlakukan seperti orang dewasa dan ingin agar orang-orang dewasa di sekelilingnya mengerti apa yang dibutuhkan (www.depdiknas/lebudayaan.go.id). Remaja yang memiliki keluarga yang berfungsi dengan baik tetap menggunakan orang tuanya sebagai dasar yang aman sehingga remaja dapat meneruskan penguasaannya di bidang pendidikan, pekerjaan dan sosial serta kesempatan lainnya (Hurlock, 1994).
Kelekatan (attachment) merupakan suatu hal yang penting bagi remaja. Remaja berusaha untuk melepaskan ketergantungan dari orang tuanya dan mencapai otonomi pribadi, namun harapan remaja terhadap orang tuanya tidak pernah hilang. Hal inilah yang membuktikan bahwa ada kelekatan yang terjalin terus-menerus antara remaja dengan orang tuanya. Kelekatan dengan orang tua pada masa remaja dapat membantu kompetensi sosial remaja, misalnya remaja memiliki harga diri, penyesuian emosional, dan kesehatan fisik (Santrock, 2002).
Masing-masing orang tua memberikan pengaruh yang berbeda pada perkembangan anak remajanya. Penelitian yang dilakukan oleh Hazan & Shaver (1994) menemukan bahwa remaja mencari rasa nyaman dari orang yang mudah ditemui, sedangkan Collins dan Repinsky (1994) menyebutkan bahwa orang yang mudah ditemui dan selalu ada sehingga anak merasa terpenuhi kebutuhannya adalah ibu. Remaja menyatakan menghabiskan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyak waktunya dan lebih terbuka tentang perasaannya dengan ibu dibandingkan dengan ayahnya (Laursen & Collins, 2004). Allen dkk (dalam Barrocas, 2008) menemukan bahwa perilaku ibu seperti memberikan dukungan dan bersedia menjadi tempat bagi remaja untuk menyandarkan diri memberikan rasa nyaman dalam hubungan di antara keduanya.
Menurut Bowlby (dalam Monks dkk, 2002), tokoh ibu menjadi sosok yang cukup sentral dalam relasi antara remaja dengan orang tua. Bowlby juga mengatakan bahwa dalam sebuah keluarga seringkali yang dipersepsikan sebagai keluarga oleh anak-anak adalah ibu. Kebanyakan orang mengasosiasikan ibu memiliki kualitas yang hangat, tidak mementingkan diri sendiri, menjalankan kewajibannya dengan setia dan toleran.
Ibu adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya, seorang tokoh yang dapat melakukan apa saja untuk anaknya, yang dapat mengurus serta memenuhi kebutuhan fisiknya dengan penuh pengertian. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam mengembangkan anak-anaknya karena lebih banyak waktu yang digunakan bersama anak-anaknya. Ibu juga merupakan orang yang selalu datang bila anak menemui kesulitan. Hal ini dapat terlaksana bila ibu memainkan peranannya yang hangat dan akrab (Gunarsa & Gunarsa, 2006).
Lestari (dalam Hermasanti, 2009) menyebutkan bahwa hubungan pribadi atau kelekatan pada orang tua menjadi suatu langkah awal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses perkembangan kecerdasan emosi remaja, karena orang tua menjadi orang terdekat remaja untuk berinteraksi dan memiliki jalinan emosi sebelum remaja menjalin interaksi dengan orang lain. Persepsi remaja awal akan rasa percaya dan keberadaan ibu dihubungkan dengan besarnya frekuensi komunikasi antara orang tua dan anak (Guilamo-Ramos dkk dalam Hare, Marston & Allen, 2010). Ibu yang memiliki kesempatan lebih banyak dengan anak remajanya membantu anak dalam menghadapi permasalahan dengan berkomunikasi dengan remajanya.
Konflik yang terjadi dengan ibu membuat anak berpikir bahwa rasa aman mereka menjadi berkurang dan yang akibatnya adalah mereka mengalami perasaan tidak aman. Seperti kasus yang dihadapi oleh seorang artis remaja, Arumi Bachsin. Arumi yang masih berusia remaja tersebut pergi dari rumah karena memiliki masalah dengan ibunya Arumi pergi karena ia terlibat konflik dengan ibunya dan merasa tidak nyaman dengan perlakuan yang diterima dari ibunya (http://entertainment.kompas.com, 2011). Cummings dan Davies (1994) menyatakan bahwa ketika individu merasa bahwa perasaan aman yang dirasakannya berkurang maka mereka akan mengerahkan tenaganya untuk mendapatkan kembali rasa aman tersebut. Oleh karena itu, ketika terjadi konflik dengan ibu, anak akan merasa tidak aman dan kemudian akan mengembangkan emosi dan segera bertindak untuk mendapatkan kembali rasa aman tersebut (dalam Alegre, tanpa tahun). Ketika seseorang merasa dirinya terancam, maka ia akan terfokus pada ketakutannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu sendiri dan bertindak melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang (Goleman dalam Alegre, tanpa tahun).
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Kafetsios (2004) menyatakan bahwa kelekatan memiliki hubungan dengan kecerdasan emosi.
Kafetsios (2004) juga melakukan studi yang pertama kali menghasilkan bukti empiris bahwa orientasi kelekatan dihubungkan dengan kemampuan khusus dalam kecerdasan emosi. Jenis kelekatan yang berbeda yang dimiliki individu menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan emosi yang berbeda dari setiap aspek yang ada dalam kecerdasan emosi tersebut. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Freeman dan Brown (2001) menemukan bahwa remaja lebih memilih ibunya sebagai figur lekat karena remaja merasa bahwa dengan ibunya ia dapat membicarakan masalahnya, mereka dapat mengandalkan ibunya ketika mereka membutuhkannya, ibu tidak akan memarahi mereka jika berbuat salah, dan ibu selalu ada saat mereka memiliki masalah.
Penelitian yang dilakukan oleh Liliana (2009) mengenai gambaran kelekatan remaja akhir pada ibu menyimpulkan bahwa remaja yang lekat dengan ibunya memiliki kepuasan terhadap ibunya dalam hal kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan oleh ibunya. Ibu yang selalu memberikan respon positif dengan menunjukkan perhatian disaat remaja membutuhkan dekapan hangat dari ibu. Respon ibu tersebut membuat remajanya tumbuh menjadi orang yang selalu berpikiran positif dan percaya diri, selalu berusaha dan tidak mudah menyerah dalam hal apapun. Selain itu, remaja menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang yang tidak pernah menutup diri dari pergaulan karena bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki kelekatan dengan ibunya mengembangkan perilaku-perilaku yang akan mendukungnya menumbuhkan kecerdasan emosi remaja seperti memiliki pikiran yang positif, percaya diri, selalu berusaha dan tidak mudah menyerah, dan mampu untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain yang menjadi ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang disebutkan di atas yang telah dilakukan sebelumnya nampak bahwa hubungan kelekatan remaja dengan ibu dan kaitannya dengan kecerdasan emosi merupakan hal yang penting untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat hubungan kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi. Hal-hal yang membantu proses kelekatan remaja dengan ibu akan dijelaskan secara rinci pada tinjauan pustaka.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan remaja awal dengan rentang usia 12 hingga 15 tahun sebagai subjek. Hal ini didasarkan pada ciri- ciri pada usia remaja awal di mana emosi remaja awal mengalami keadaan yang masih sangat labil dan untuk mencapai kematangan emosionalnya merupakan tugas perkembangan remaja yang sangat susah karena sangat bergantung pada lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan saat ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada pemilihan subjek penelitian.
Penelitian yang akan dilakukan ini berfokus pada remaja awal yang berusia 12 hingga 15 tahun. Pada penelitian yang sebelumnya dilakukan pada subjek usia remaja pertengahan yang berada pada usia 15 hingga 18 tahun dan remaja akhir yang berada pada usia 18 hingga 21 tahun. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermasanti (2009), ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kelekatan dengan kecerdasan emosi. Subjek yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan remaja yang berada pada usia remaja pertengahan yang berada pada usia antara 15-18 tahun di mana remaja pada usia ini mulai bisa untuk menyesuaikan emosionalnya dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis :
1. Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan khususnya dalam psikologi perkembangan berkaitan dengan perkembangan kecerdasan emosi terutama dalam hubungannya dengan kelekatan pada remaja awal dengan ibu.
2. Praktis
Dapat memberikan informasi kepada orang tua khususnya ibu yang memiliki anak dengan usia remaja awal tentang pentingnya mengembangkan hubungan kelekatan dengan anak remajanya yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan emosi anak remajanya sehingga remaja lebih bisa untuk mengelola emosinya ketika dihadapkan pada masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab landasan teori akan menjelaskan mengenai remaja awal, kelekatan,
kecerdasan emosi dan hubungan antara kelekatan remaja awal dengan ibu dan kecerdasan emosi.
A. Remaja
Bagian ubahan remaja menampilkan penjelasan mengenai pengertian remaja, ciri-ciri masa remaja dan tugas perkembangan remaja.
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Menurut Hurlock (1999), masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak menuju pada masa dewasa.
Maka secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa awal dan akhir masa remaja. Hurlock (1999) memandang masa remaja sebagai masa peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Pada masa ini remaja telah dituntut untuk dapat meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan mulai mempelajari pola perilaku dan sikap baru yang lebih dewasa. Menurut Monks (2004), pada masa remaja (12 tahun hingga dengan 21 tahun) dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu : masa remaja awal (usia 12 tahun hingga 15 tahun), remaja tengah (usia 15 tahun hingga 18 tahun), masa
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
remaja akhir (usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun). Piaget (dalam Hurlock, 1994) mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, dan anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
2. Aspek
a. Fisik Pertumbuhan fisik pada masa remaja awal belum sepenuhnya sempurna. Pertumbuhan pada anak laki-laki lebih lambat daripada anak perempuan, namun pertumbuhan laki-laki lebih lama. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada masa awal remaja sehingga membutuhkan penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1990).
b. Emosi Masa remaja dianggap sebagai periode ”badai dan tekanan” yang menyebabkan terjadinya ketegangan emosi. Meningginya emosi terutama karena remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak kurang untuk mempersiapkan diri menghadapi keadaan-keadaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Gesell dkk, remaja 14 tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung ”meledak”, tidak berusaha mengendalikan emosinya (dalam Hurlock, 1990). Untuk mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Jika lingkungan itu cukup kondusif, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya.
Sebaliknya, jika remaja kurang dipersiapkan untuk memahami peran- perannya dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, remaja cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional (Gunarsa & Gunarsa, 1986).
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh pola hubungan sosial antara remaja dengan lingkungan sosialnya tersebut, di mana remaja merasa aman dan adanya kecenderungan remaja pada siapa mereka ingin mengutarakan berbagai permasalahannya (Gunarsa & Gunarsa, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Sosial Hurlock (1990) mengatakan bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Remaja yang menginginkan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidak sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua dan orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
B. Kelekatan
Bagian ubahan kelekatan menampilkan penjelasan mengenai pengertian kelekatan, kelekatan remaja pada ibu, dan dimensi kelekatan.
1. Pengertian Kelekatan
Dalam kehidupannya, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari orang lain demi kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, manusia berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selalu mengadakan ikatan dengan orang lain agar segala kebutuhan hidupnya baik secara fisik, psikologis, maupun sosial dapat terpenuhi.
Kelekatan menjadi salah satu cara manusia mengadakan ikatan dengan orang lain. Kelekatan merupakan salah satu bentuk hubungan emosional yang terjadi secara khusus yang melibatkan perhatian dan rasa nyaman.
Bowlby (dalam Collin, 1996) mendefinisikan kelekatan sebagai ikatan afeksi yang akan terus berlanjut yang dikarakteristikkan dengan kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan dengan figur khusus, terutama ketika menghadapi stres. Ainsworth (dalam Feeney & Noller, 1990) mendefinisikan kelekatan identik dengan mencintai dan memiliki keinginan atau hasrat yang kuat untuk dapat bersama dengan orang tertentu. Keinginan untuk selalu berdekatan dengan figur lekat selalu tercermin dalam berbagai tingkah laku lekat.
Kelekatan diartikan sebagai mencari dan mempertahankan kontak dengan orang-orang yang tertentu saja (Monks dkk, 2002). Hubungan afeksi disebut kelekatan bila mengandung ikatan emosional yang bersifat khusus, ditujukan pada orang tertentu, dan telah berlangsung cukup lama (Feeney & Noller, 1990).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelekatan merupakan ikatan emosional yang terjadi antara anak dan orang tua/pengasuh yang memberikan rasa nyaman, aman dan senang pada anak karena kedekatan yang terjalin di antara keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.
Kelekatan Remaja dengan Ibu
Kelekatan remaja pada ibu merupakan keadaan remaja yang menginginkan untuk dapat bereksplorasi secara mandiri mendapatkan bahwa ibunya dapat memberikan dasar yang aman dengan respek dan tanggap pada keinginan remajanya (Ainsworth dalam Dykas, 2003).
Remaja seringkali mempersepsikan bahwa ibu menjadi tokoh penting dalam keluarga karena interaksi yang terjadi antara remaja dan ibu. Ibu dianggap sebagai orang yang mempengaruhi dan membantu remaja dalam menghadapi masalah karena ibu merupakan sosok yang selalu ada, hangat dan mau berbagi. Hubungan yang dekat dengan ibu ini membuat remaja memiliki kelekatan dengan ibu (Bowlby dalam Monks, dkk, 2002).
Ibu memiliki lebih banyak kesempatan dan peran yang lebih besar dibandingkan ayah dalam mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Hal ini dikarenakan lebih banyak waktu yang digunakan ibu bersama anak- anaknya (Gunarsa & Gunarsa, 2006). Remaja menghabiskan lebih banyak waktu dan lebih terbuka dalam berbagi emosi dengan ibu dibandingkan dengan ayah (Laursen & Collins, 2004). Hal ini dikarenakan tingkat keberadaan dalam hubungan ibu dan remaja, remaja merasa lebih nyaman dan mendapatkan dukungan dari ibu.
Schneider dan Younger (1996) dan Hazan dan Shaver (1994) menemukan bahwa remaja mencari rasa aman dari orang yang sangat bisa ditemui. Mendukung argumen dari Collins dan Repinsky (1994), ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi keluarga yang paling mudah ditemui untuk memuaskan kebutuhan akan rasa aman. Paterson, Field, dan Pryor (1994) mengatakan bahwa remaja cenderung untuk lebih menyandarkan dirinya pada ibu dibandingkan ayah ketika remaja membutuhkan untuk mendapatkan rasa nyaman dan dukungan.
Individu yang menunjukkan kelekatan yang tinggi, individu tersebut akan melihat dirinya sendiri sebagai orang yang patut dicintai dan memandang dunia sebagai dapat diandalkan, dapat diprediksi dan positif. Sebaliknya, jika individu menunjukkan model mental akan kelekatan yang rendah, individu lebih mungkin memandang dirinya sendiri sebagai tidak dicintai dan memandang lingkungan sosialnya tidak dapat dipercaya, tidak dapat diprediksi atau bahkan menunjukkan permusuhan (Buist, dkk, 2004).
3. Dimensi Kelekatan
Konsep secure base nampak ada sepanjang tahap perkembangan (Armsden & Greenberg (1987) ; Caffery & Erdman (2000) dalam Barrocas, 2008). Pada masa remaja, ketika remaja telah mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan otonom dari orang tua secara fisik dan psikologis menandai transisi remaja, kehadiran dan adanya figur lekat menjadi hal yang krusial (Allen & Land dalam Barrocas, 2008). Oleh karena itu, perilaku lekat yang digunakan untuk menggambarkan kelekatan pada bayi dihubungkan dengan kelekatan pada masa remaja. Hazan dan