COPING STRES IBU MENYUSUI EKSKLUSIF YANG BEKERJA DI JAKARTA (Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

COPING STRES IBU MENYUSUI EKSKLUSIF YANG BEKERJA DI

JAKARTA

(Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif)

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Vicke Vira Disainta

NIM : 089114031

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and

then insert it again.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

“Loser make promises they often break, winners make commitments they always

keep.” - Anonim -

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat

perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” - Matius 5:16 -

  Untuk semua orang yang tidak pernah berhenti mendukung dan mendoakanku,

  • Bapak dan mama - Eyang ‘nti, Eyang ‘kung, Opung ewe, dan Opung doli.
  • Ara, Vinka, Dyca, Laras, Lala, semua adik dan kakakku.
  • Bu ‘ncis (Tempo), Om Dedy, Om Edu, Tata, Ma’ tua, Pa’ tua, semua keluargaku - Om Donal, Tante Widy, Razan, Didan.
  • Semua ‘kakak’, ‘adik’, dan sahabatku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

STRESS COPING OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING MOTHERS WHO

WORK IN JAKARTA

A Descriptive Qualitative Approach

  

Vicke Vira Disainta

ABSTRACT

  The purpose of this study is to describe stress coping in exclusive breastfeeding mothers

who works in Jakarta. This topic is worth studied because the low prevalence of breastfeeding

practices in Indonesia. Indonesian demographical health survey found out only 32.3% mothers

who gave exclusive breastfeeding to their babies in 2007. This finding draws concern considering

many studies conducted before found out babies given formulated milk are susceptible to illnesses.

From many factors causing mothers not giving exclusive breastfeeding to their babies, it was

known that one factor mothers do not give exclusive breastfeeding to their babies is mother

working. It is because of stress experienced by working mothers may disrupt breastfeeding process

and production. This study conducted to four working mothers in Jakarta who successfully

breastfeed exclusively using descriptive qualitative method. According to data analysis, it is known

that breastfeeding mothers who work in Jakarta are capable to show 8 forms of stress coping by 2

classifications of coping strategies appeared as effort to face stressors. The forms of stress coping

are 4 forms of problem-focused coping such as active coping, planning, suppression of competing,

and seeking social support for instrumental action; and 4 forms of emotion-focused coping such as

coping positive reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, and seeking social

support for emotional reason.

Keywords: exclusive breastfeeding, stress coping, problem-focused coping, emotion-focused

coping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

COPING STRES IBU MENYUSUI EKSKLUSIF YANG BEKERJA DI

JAKARTA

Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif

  

Vicke Vira Disainta

ABSTRAK

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberi gambaran coping stres ibu menyusui

eksklusif yang bekerja di Jakarta. Hal ini menarik untuk diteliti karena diketahui bahwa praktek

menyusui di Indonesia prevalensinya terbilang rendah. Survey demografi kesehatan Indonesia

menyebutkan hanya 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya di tahun 2007. Hal

ini sangat memprihatinkan mengingat banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

menemukan bahwa bayi yang diberikan susu formula rentan terserang penyakit. Dari banyak

faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, diketahui

bahwa salah satu penyebab utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif adalah ibu bekerja. Hal ini

dikarenakan stres yang dialami oleh ibu bekerja itu sendiri dapat mengganggu proses dan produksi

ASI. Penelitian ini dilakukan kepada 4 orang ibu bekerja di Jakarta yang telah berhasil menyusui

eksklusif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dari hasil analisis data diketahui

bahwa ibu menyusui yang bekerja di Jakarta mampu memunculkan 8 bentuk coping stres

berdasarkan 2 klasifikasi strategi coping yang muncul sebagai usaha untuk menghadapi stressor.

Bentuk coping stres tersebut di antaranya adalah 4 bentuk coping yang berfokus pada masalah

seperti, active coping, planning, suppression of competing, dan seeking social support for

instrumental action serta 4 bentuk coping yang berfokus pada emosi seperti, coping positive

reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, dan seeking social support for

emotional reason.

  

Kata Kunci: ASI eksklusif, coping stres, coping yang berfokus pada masalah, coping yang

berfokus pada emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

  

Coping Stres Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta (Dalam Pendekatan

Kualitatif Deskriptif). Adapun penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat

  dalam mendapatkan gelar sarjana psikologi. Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis,

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku dosen pembimbing akademik dan dekan saya. Terimakasih bu tidak pernah bosan mengingatkan saya untuk segera lulus setiap awal semester. Terimakasih juga sudah menularkan semangat yang luar biasa.

  2. Ibu Dr.Tjipto Susana, M.Si selaku dosen matakuliah seminar saya, atas kritik dan masukkannya yang membangun.

  3. Ibu Sylvia CMYM, M.Si atas bimbingannya selama saya mengerjakan skripsi, dan untuk segala kesempatan yang pernah diberikan.

  4. Ibu A. Tanti Arini, M.Si dan Bapak C.Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan pengetahuan baru bagi saya untuk menjadikan skripsi ini semakin baik.

  5. Semua dosen di fakultas psikologi, terutama yang pernah mengajar saya.

  Terimakasih untuk ilmu yang sudah diberikan dengan rela hati dan ketulusan dalam mendidik saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Seluruh pengurus dan anggota AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) untuk inspirasi, pengetahuan, dan bantuan-bantuan dalam pencarian subjek. Terutama untuk mbak Sari yang sejak awal membantu saya dan menerima niat saya bekerjasama dengan sangat baik. Serta semua yang telah bersedia menjadi subjek dan berbagi kepada saya.

  7. Bapak Anton dan Mama Eva untuk semua dukungan dan doa nya, untuk cinta dan kasih yang luar biasa. Terimakasih buat kesempatan yang tidak pernah habis mama bapak kasih buat Vicke. You’re the best!!! I love you mom dad…

  8. Eyang ‘nti, Eyang ‘kung, Opung Doli, dan Opung Ewe, makasih doa dan semangatnya. Makasih untuk kesabarannya menunggu dan kesempatan membuktikan diri hingga semua ini selesai juga.

  9. Bu’ncis (Tempo) sebagai sumber inspirasiku, ibuku selama di Jogja.

  Makasih buat segala kesempatan mengembangkan dirinya bu... Om Dedy makasih buat dukungan dan doanya, Om Du dan Tata buat semua semangat dan doanya.

  10. Ara dan Vinka buat celetuk-celetukkannya, isengnya yang selalu buat kangen rumah. Buat semangat dan doanya. Makasih ya adik-adikku yang manis…

  11. Om Donal, Tante Widy, Razan, dan Didan yang selalu mendoakan dan menyemangati. Makasih ya…

  12. Mas Dian Wibowo alias mas Aconk, makasih buat kehadirannya yang tiba-tiba dan buat dukungan, tantangan, dan semangat, sampai akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  skripsi ini selesai juga. Makasih buat 3 modal utamanya. I will always remember!!!

  13. Teman-teman seperjuanganku, Nopai (mamak), Rina (bundo), Henri (Om), Cynthia, Dila, Stanley, Anna, Ayu, Dewi, Dessy, Koko Ed, Cece, Fanny, Puji, dan Tiwai. Ingat saat-saat kita galau bersama atau saat-saat saling menguatkan, menyemangati, saat-saat konyol kita. Makasih teman- teman ayo lanjutkan perjuangan kalian…

  14. Dicky, Christy, Mbak Putri, Mas Pandji, Fany, Nani, Ko Sam, Cha2, Tiok, Wi Badut, dll. Makasih ya buat semangatnya, bantuannya di saat- saat tak terduga. Makasih teman…

  15. Anak-anak Oel yang selalu gak berhenti menyemangati dan mengingatkanku untuk pulang ke BSD. Tania, Zai-zai, Lelen, Js, Opa, Tsu-tsu, Tin-tin, Merlin, Ta-ta, Raden, dan Angga. Makasih-makasih… special buat zai-zai makasih untuk kesetiaannya menunggu di garis finish.

  16. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak.

  Akhir kata, penulis hendak menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna untuk siapapun yang membacanya.

  Penulis

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..……………………................….….......…………. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…...…………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………...….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…….………………….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………..……..v

ABSTRACT………………………………………………………...…….. vi

ABSTRAK………………………………………………………….…….. vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.…….. viii

KATA PENGANTAR…………………………………………......…….. ix

DAFTAR ISI……………………………………………………….…….. xii

DAFTAR TABEL………………………………………………….…….. xvi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…….. xviii

  

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….…….. 1

A. Latar Belakang………………………………………….…….. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………...…..

  7 C. Tujuan Penelitian…………………………………….………..

  7 D. Manfaat Penelitian…………………………………......……...

  7

  1. Manfaat Teoritis………………………………………….. 7 2. Manfaat Praktis…………………………………………..

  7 a. Bagi Konselor ASI dan Petugas Kesehatan………….

  7

  b. Bagi Ibu Menyusui……………………………………

  8

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Bagi Pemerintah dan Perusahaan……………………

  8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..

  9 A. Coping Stres…………………………………………………..

  9

  1. Stres…………………………………………………..…….. 9 2. Aspek Fisiologis dari Stres………………………….……...

  10

  3. Pengertian Coping Stres…………………………………..... 11

  4. Tipe Strategi Coping………………………………………... 11

  B. ASI Eksklusif…….……………………………………...……... 15

  1. Pengertian Menyusui Eksklusif……………………...……... 15

  2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif………………………..... 16

  a. Bagi Bayi………………………………………………. 16

  b. Bagi Ibu………………………………………………... 17

  3. Gambaran Pemberian ASI di Indonesia…………………..... 18

  4. Gambaran Pemberian ASI di Luar Negeri………………….. 20

  5. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI……………….. 21

  C. Stres dan Tubuh……………………………………………….. 23 1. Mekanisme Tubuh Saat Stres……………………......……..

  23

  2. Hubungan Stres dengan Terganggunya Praktek Pemberian ASI Eksklusif…………………………….…….. 23

  

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 26

A. Metode Penelitian Kualitatif………………………………….. 26 B. Responden Penelitian……………………………………..…..

  26 C. Batasan Istilah………………………………………….……..

  27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Stres…………………………………………………..…….. 27

  2. Coping Stres………………………………………….…….. 28 3. Pengertian Menyusui Eksklusif…………………………….

  30 D. Teknik Pengambilan Data.……………………………..……..

  30 E. Kredibilitas Penelitian…………………………………..……..

  31 F. Metode Analisis Data…………………………………...……..

  33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..

  35 A. Proses Pengambilan Data……………..………………..……..

  35 1. Pelaksanaan……………………………………….….……..

  35 2. Data Subjek…….…………………………………………...

  36 B. Analisis Hasil…………………………………………..……...

  37 1. Bentuk Coping Stres Subjek 1…………………………….

  37 a. Problem Focused Coping…………………………….

  38 2. Bentuk Coping Stres Subjek 2…………………………….

  41 a. Problem Focused Coping…………………………….

  41 b. Emotional Focused Coping........................................

  45 3. Bentuk Coping Stres Subjek 3…………………………….

  47 a. Problem Focused Coping…………………………….

  48 b. Emotional Focused Coping…………………………..

  50 4. Bentuk Coping Stres Subjek 4…………………………….

  52 a. Problem Focused Coping…………………………….

  52 b. Emotional Focused Coping…………………………..

  54

  5. Kesimpulan Umum…………………………………………. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C.Pembahasan………………………………………………...…... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..………………………….………65 A. Kesimpulan…………………………………………………….. 65 B. Saran………………………………………………………..….. 66

  a. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah………………………… 66

  b. Bagi Pihak Perusahaan……………………………………… 66

  c. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………. 66

  

DAFTAR PUSTAKA….….………………………………………..…….. 68

LAMPIRAN………………………………………………………...…….. 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pelaksanaan Konfirmasi Data Subjek……………........... 32Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek.......... 36Tabel 4.2 Data Subjek………………………………………………..……..37Tabel 4.3 Gambaran Coping Stres Ibu Menyusui Eksklusif yang

  Bekerja di Jakarta……………………………………………….. 56

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pola Stres Ibu Bekerja yang Menyusui Eksklusif………….............................................…………….

  25 Gambar 4.1 Skema Dinamika Stres Keempat Subjek Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta…………………….....................…... 64

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara…………………….…...… 72 Lampiran 2. Indikator Kriteria Subjek…………..…………….......…….... 74 Lampiran 3. Data Verbatim Wawancara Subjek 1…………….......……... 76 Lampiran 4. Data Verbatim Wawancara Subjek 2…………….......……... 99 Lampiran 5. Data Verbatim Wawancara Subjek 3…………….......……... 125 Lampiran 6. Data Verbatim Wawancara Subjek 4…………….......……... 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktek pemberian ASI eksklusif prevalensinya terbilang rendah di Indonesia. Survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan

  hanya 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Marnoto, 2010). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin (Roesli, 2000). Kenyataan bahwa banyak bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sangatlah memprihatinkan. Hal ini dikarenakan bayi yang diberikan susu formula sangat rentan terserang penyakit.

  Berdasarkan penelitian Dewey, Beudry dan Krammer (dalam Roesli, 2008) diketahui bahwa susu formula dapat menyebabkan bayi menjadi mudah muntah-mencret dan mencret menahun. Bayi yang diberikan susu formula juga mengalami penyakit infeksi saluran pernapasan tiga kali lebih parah dan memerlukan rawat inap dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif (Bachrach, Schwarz & Bacharch, 2003 dalam Roesli 2008). Selain itu, Dr. Widodo Judarwanto SpA, melakukan penelitian berdasarkan uji laboratorium kandungan susu formula terhadap potensi alergi yang dapat terjadi pada anak- anak. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa, kandungan dalam susu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  formula dapat berpotensi menyebabkan alergi pada anak-anak yang rentan terhadap zat tertentu, terutama pada usia bayi (Judarwanto, 2009).

  Amstrong J, dkk (dalam Roesli,2008) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa pemberian susu formula berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas pada anak-anak. Susu formula juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (Singhal, Cole, Lucas, 2001). Sebuah lembaga penelitian yang memiliki fokus terhadap anak- anak dan kanker, UK Childhood Cancer Investigation menemukan bahwa terdapat risiko kanker pada anak yang diberi susu formula (Roesli, 2008). Selain itu, baru-baru ini Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian terhadap kandungan susu formula di Indonesia. Hasilnya, 74 kemasan makanan bayi, 10 di antaranya (13.5%) ditemukan mengandung Enterobacter

  sakazakii . Bakteri ini merupakan jenis bakteri patogen yang dalam 20 tahun

  terakhir ini dilaporkan menyebabkan beberapa kasus kematian serta penyakit pada bayi-bayi yang lahir prematur (Meutia, 2008).

  Ada berbagai hambatan yang menyebabkan para ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Penelitian mengenai pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya oleh Muhamad Arifin Siregar pada tahun 2004 menyebutkan salah satu penyebab utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya adalah ibu bekerja (Siregar, 2004).

  Meningkatnya tenaga kerja perempuan menjadi salah satu kendala dalam mensukseskan program ASI eksklusif. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Indonesia adalah wanita sedangkan pada tahun 2002 hanya 39,5%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Rejeki tahun 2008 mengenai Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah, telah didapatkan banyak faktor yang menyebabkan ibu bekerja terhambat dalam memberikan ASI eksklusif. Salah satunya adalah stres yang dialami ibu bekerja itu sendiri, menjadi hambatan dalam memberikan ASI eksklusif bagi anaknya (Rejeki,2008).

  Sebelumnya, peneliti telah melakukan wawancara awal pada bulan November 2011 dan awal Maret 2012 melalui pertanyaan singkat yang dikirim melalui e-mail untuk mendapatkan gambaran dari dua orang ibu yang telah berhasil menyusui eksklusif sambil bekerja. Peneliti bertanya mengenai pengalaman menyusui mereka dan hambatan apa yang menyebabkan mereka merasa tidak nyaman dan bahkan mungkin tertekan selama praktek menyusui eksklusif sambil bekerja. Mereka semua menjawab, selain jarak tempuh yang begitu jauh stres terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja untuk tetap memberikan ASI.

  Sebagai contoh tidak adanya ruangan untuk memerah ASI membuat ibu-ibu tersebut harus rela memerah ASI-nya di tempat yang kurang nyaman.

  Hal lainnya adanya gangguan-gangguan selama memerah seperti rekan kerja yang penasaran dan rekan kerja pria yang ingin mengintip membuat ibu merasa malu dan risih. Tidak adanya dukungan dari teman sesama ibu yang memiliki anak seusia anaknya juga menambah rasa tertekan ibu-ibu yang sedang berjuang menyusui eksklusif tersebut. Hal lainnya adalah tidak adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dukungan dari manajemen tempatnya bekerja yang berpendapat pekerjaan lebih penting daripada memberikan ASI eksklusif yang bagi mereka dapat diganti dengan susu formula. Ada pula masalah dari lingkungan interen keluarga seperti tanggapan negatif dari mertua yang masih beranggapan bahwa ASI adalah darah dan jika diperah akan basi juga membuat ibu-ibu ini merasa mendapat tekanan lagi. Ibu-ibu ini tetap memberikan ASI eksklusif karena sadar betul akan kebaikan ASI yang tidak tergantikan oleh nutrisi apapun. Selain itu, terdapat keinginan untuk memiliki ikatan dan kelekatan dengan anaknya yang mereka yakini bisa terbentuk melalui proses menyusui. Mereka juga meyakini bahwa memberikan ASI eksklusif merupakan hak anak-anak mereka yang harus mereka penuhi.

  Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012. Tentang pemberian ASI eksklusif. Hak ibu menyusui dan anak untuk mendapatkan ASI eksklusif sebetulnya dilindungi oleh negara meskipun dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut belum didukung oleh petunjuk pelaksanaan yang jelas serta sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggarnya, sehingga banyak tempat bekerja tidak membuat regulasi khusus yang mendukung praktek pemberian ASI eksklusif.

  ,

   diakses tanggal 4 April 2012, 13.15 WIB.) Hal ini menyebabkan semakin lemahnya perlindungan bagi ibu menyusui ekskusif yang bekerja.

  Stres dapat menghambat refleks hormon oksitosin. Hormon oksitosin berperan pada refleks pengeluaran ASI (let down reflex). Pelepasan oksitosin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dihambat oleh katekolamin yang diproduksi jika ibu stres. Jika hormon oksitosin terhambat maka ASI yang keluar pun ikut terhambat. Kondisi seperti ini jika terus berlangsung, dapat menghambat pengosongan payudara, sehingga lama kelamaan produksi ASI pun akan berkurang dan semakin lama, bisa menghentikan ASI. Pengosongan payudara merupakan perangsangan diproduksinya ASI kembali. Maka, jika ASI semakin sering dikeluarkan atau payudara semakin sering dikosongkan, ASI akan terus diproduksi dan begitu pula sebaliknya (Lawrence, 2005).

  Hambatan dalam praktek pemberian ASI eksklusif yang disebabkan oleh stres menyusui yang terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan kerjanya untuk tetap memberikan ASI eksklusif bagi bayinya pada ibu bekerja membuat peneliti tertarik untuk melihat keberhasilan para ibu yang bekerja di kota besar seperti Jakarta dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terlihat bagaimana ibu yang bekerja di kota besar seperti Jakarta dapat menenangkan dirinya dan dapat tetap memberikan ASI eksklusif pada anaknya tanpa masalah kekurangan produksi ASI.

  Jakarta dipilih untuk menjadi lokasi penelitian karena merupakan ibu kota dan dapat dikatakan sebagai kota besar. Populasi penduduk yang cukup padat, persaingan pekerjaan yang sangat ketat, tuntutan perekonomian yang sangat tinggi, serta tekanan pekerjaaan yang sangat berat di Jakarta dapat memunculkan stres dan kesibukkan kerja yang cukup berat bagi ibu-ibu bekerja yang menyusui eksklusif. Walaupun ada kemungkinan masalah lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  seperti kemacetan dan jarak, tetapi kedua hal tersebut tidak dimasukkan sebagai salah satu alasan pemilihan lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas seperti jasa kurir ASI di Jakarta yang sudah mulai marak dan dapat memudahkan ibu untuk mengirimkan ASI kepada anaknya.

  Banyaknya informasi dari internet, buku, dan majalah serta dari media lainnya juga turut serta memudahkan ibu menyusui untuk mendapatkan pengetahuan mengenai cara memompa dan menyimpan ASI. Hal ini menyebabkan ibu bekerja tidak lagi kesulitan untuk mendistribusikan ASI nya sendiri dengan mengetahui cara memompa dan menyimpan ASI yang benar. Hal-hal tersebut membuat kemacetan dan jarak tidak lagi menjadi masalah yang dapat menambah stres ibu menyusui dewasa ini.

  Penelitian berdasarkan keberhasilan ibu-ibu bekerja mengatasi stres menyusui yang terjadi akibat stres harus menyusui eksklusif sambil tetap bekerja di kantor dengan minimnya dukungan dari lingkungan perusahaan ataupun lingkungan keluarga, dapat menjadi pembuktian ilmiah bagi banyak ibu bekerja lainnya terutama pada mereka yang bekerja di luar rumah dan bukan usaha milik sendiri bahwa masalah stres menyusui pada ibu bekerja masih dapat diatasi dengan cara yang tepat, sehingga tidak ibu bekerja dapat tetap memberikan ASI eksklusif bagi anaknya. Pada ibu yang bekerja di luar rumah dan bukan bisnis milik sendiri, tentunya terikat dengan sistem yang ada pada tempat mereka bekerja dan hal tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan ASI eksklusif. Peneliti memilih Ibu bekerja dari kalangan menengah ke atas, agar dapat memastikan bahwa ibu memberi ASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  eksklusif karena kesadaran akan manfaat ASI bukan karena faktor lain seperti ketidaksanggupan membeli susu formula. Selain itu, gambaran coping stres pada ibu bekerja ini dapat juga menjadi masukan bagi para ibu bekerja lainnya dalam praktek pemberian ASI eksklusif dan dasar dukungan terhadap perlindungan bagi ibu bekerja yang menyusui agar dibuatkan regulasi khusus, serta fasilitas pendukung menyusui di tempatnya bekerja.

  B. RUMUSAN MASALAH

  Bagaimana gambaran coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta?

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Melihat gambaran coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pengetahuan di bidang psikologi, terutama psikologi klinis dan kesehatan karena nantinya akan diketahui gambaran coping stres ibu menyusui yang bekerja di Jakarta.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Konselor ASI dan Petugas Kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dan konselor ASI dalam upaya membantu ibu yang menyusui atau akan menyusui eksklusif dalam mengatasi stres-nya.

  b. Bagi Ibu Menyusui Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai strategi coping stres yang baik bagi ibu bekerja yang akan menyusui eksklusif, sehingga prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia dapat meningkat.

  c. Bagi Pemerintah dan Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memperjuangkan regulasi yang jelas, serta fasilitas pendukung menyusui yang memadai di tempat bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. COPING STRES

  1. Stres Hans Seyle mengungkapkan bahwa stres adalah suatu bentuk respon tubuh yang tidak spesifik terhadap segala tuntutan yang dialami dan diterima seseorang (Landy dan Conte, 2004). Pengertian stres yang dikemukakan oleh Hans Seyle (dalam Landy dan Conte, 2004) digolongkan dalam pengertian stres sebagai respon. Dalam pendekatan ini, seseorang dapat mengalami stres atau tidak dipengaruhi oleh bagaimana ia bereaksi terhadap stimulus (Cooper, 2001). Suatu keadaan dapat direspon secara berbeda oleh individu, sehingga dalam pengertian ini, perbedaan dan keunikan individu mulai diperhatikan sebagai salah satu faktor yang memperngaruhi terjadinya stres pada seseorang (Ogden, 2007).

  Lazarus (dalam Ogden, 2007) mengungkapkan stres tidak dapat hanya dipandang sebagai stimulus atau respon saja. Stres adalah pola transaksi manusia dengan lingkungan yang terjadi terus menerus.

  Sumber atau penyebab terjadinya stress dinamakan stressor. Individu merasa stres tergantung bagaimana ia menginterpretasi suatu situasi yang dihadapinya (Lazarus dalam Nairne, 2003). Stres merupakan hal yang bersifat subjektif atau tergantung pada cara individu memahami dan memandangnya serta sumber daya yang dimiliki individu. Berdasarkan hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa stres adalah terganggunya keseimbangan antara kondisi biologis, psikologis serta sosial akibat suatu kejadian tertentu yang menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan dalam diri individu.

  2. Aspek Fisiologis dari Stres Seyle (dalam Wade & Tavris, 2009) menggambarkan respon tubuh terhadap segala jenis stresor eksternal sebagai general adaptation

  , tahapan rangkaian tersebut adalah sebagai berikut:

  syndrome

  a. Fase alarm (the alarm phase) Fase saat tubuh menggerakkan sistem saraf simpatetik untuk menghadapi ancaman langsung. Walter Cannon (1929, dalam Wade &

  Tavris, 2009) menggambarkan perubahan-perubahan ini sebagai respon “flight or flight” (melawan atau melarikan diri).

  b. Fase penolakan (the resistance phase) Saat tubuh berusaha menolak atau mengatasi stresor yang tidak dapat dihindari. Pada fase ini, respon fisiologis yang terjadi pada fase alarm terus berlangsung, sehingga tubuh rentan terhadap stresor-stresor lain.

  c. Fase kelelahan (the exhaustion phase) Saat stres yang berkelanjutan menguras energi tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap masalah fisik dan akhirnya dapat memunculkan penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Pengertian Coping Stres Coping stres menurut Lazarus dan Launier tahun 1978 adalah proses pengelolaan stressor yang dinilai melelahkan atau melebihi sumber daya seseorang sebagai upaya untuk mengelola tuntutan lingkungan dan internal (Lazarus & Launier, 1978 dalam Ogden, 2007). Dalam konteks terhadap stress, coping menggambarkan cara individu berinteraksi dengan stressor. Folkman, dkk (dalam Lyons & Chamberlain, 2006) mendefinisikan coping stres sebagai upaya yang melibatkan kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal dari situasi yang melelahkan atau melebihi sumber daya orang tersebut.

  Stres bisa diikuti dengan ketegangan fisik maupun psikologis. Ketegangan ini menyebabkan perasaan tidak nyaman. Situasi seperti ini menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk meredakan stres-nya.

  Tindakan yang dilakukannya ini disebut dengan coping (Sarafino, 2006).

  4. Tipe Strategi Coping Lazarus dan Folkman (dalam Lyons & Chamberlain, 2006) membagi dua cara strategi coping, yaitu coping yang berfokus pada masalah

  (problem focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotional focused coping). Pada coping yang berfokus pada masalah seseorang biasanya berusaha untuk menekan atau mengurangi kondisi yang menyebabkan terjadinya masalah dan meningkatkan sumber dayanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  untuk menyelesaikan permasalahan. Pada coping yang berfokus pada emosi, seseorang biasanya menghindari suatu hal yang menyebabkan masalah dalam dirinya, sehingga ia tidak menyelesaikan masalah melainkan hanya menghindari masalah.

  Carver, Weintraub & Scheier (1989) mengklasifikasikan strategi coping tersebut menjadi seperti di bawah ini: a. Coping yang Berfokus pada Masalah (Problem Focused Coping):

  1) Active coping : Pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya.

  2) Planning : Membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan, memikirkan tindakan.

  3) Suppression of competing : Berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah, mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu. 4) Restraint coping : Menahan diri dalam melakukan respon (tindakan) sampai ada waktu yang dirasa tepat.

  5) Seeking social support for instrumental action : Upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi.

  b. Coping yang Berfokus pada Emosi (Emotional Focused Coping).

  1. Positive reinterpretation and growth : Memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Acceptance : Menerima stressor, dalam arti mengakomodasinya, karena mungkin keadaan permasalahan tersebut sulit diubah.

  3. Denial : Menyangkal realita agar tidak terlalu menyakiti perasaan (menjaga agar emosi stabil).

  4. Behavioral disengagement : Agak menyerah (dalam hal tindakan) dalam melakukan suatu usaha mengatasi permasalahan.

  5. Mental disengagement : Agak menyerah (secara mental), bahkan menggunakan aktivitas alternatif untuk melupakan masalah.

  6. Turning to religion : Kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif.

  7. Focus on and venting emotion : Memfokuskan pada segala sesuatu yang menyedihkan dan mengekspresikan perasaan tersebut.

  8. Seeking social support for emotional reason : Mencari dukungan sosial, untuk membantu emosi kita, misalnya mencari rasa simpati, pengertian, dan dukungan moral. Wade & Tavris (2009) memberikan beberapa cara-cara sukses mengatasi stres yang dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut, a. Strategi fisik.

  Cara yang paling sederhana dalam mengatasi tekanan fisiologis dari stress adalah dengan menenangkan diri dan mengurangi rangsangan fisik tubuh melalui meditasi atau relaksasi. Cara efektif lain adalah dengan pemijatan sehingga tubuh dapat menjadi lebih tenang.

  Hendrix, dkk (1991, dalam Wade & Tavris, 2009) mengatakan bahwa