IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 20162017 SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI

  

NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2016/2017

  

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI

  

NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2016/2017

  

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANI BHENIKAWATI

  

NIM. 11111079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2016/2017

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

MAN JADDA WAJADA

  • Masa lalu adalah cermin untuk memperbaiki diri di masa depan
  • PERSEMBAHAN

  Dengan Setulus hati skripsi ini penulis persembahkan kepada:

   Bapak Eko Susilo & Ibu Suwarni orang tuaku tercinta dan mertuaku tercinta yang selalu menyayangiku, mendukung, dan menyemangatiku Terima kasih atas untaian doa yang tiada . henti terucap dan dorongan untuk mengerjakan skripsi ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Bapak dan Ibu bangga terhadapku. Terima kasih Bapak Terima kasih Ibu

   Suamiku tercinta (M. Danang Setiyawan) yang selalu ku sayangi sepanjang hidupku. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang selalu engkau berikan untukku  Kakak-kakakku (Danang/Isnuriyah & Desiyana/Agung) serta keponakanku ( Arsyad M Akhdan) yang selalu memberi semangat dan doa untukku  Teman-teman semua yang tidak dapat saya sebut satu- persatu.

KATA PENGANTAR

     

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi

  Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017

  ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  5. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suwarni dan Bapak Eko Susilo atas segala limpahan kasih sayang dan cinta yang tak pernah putus, atas segala dukungan baik moral maupun materiil. Keikhlasan dan ketulusan doa yang selalu menyertai langkah penulis tidak akan bisa terbalaskan.

  You’re the best I ever had.

  6. Suamiku Muhammad Danang Setiyawan terima kasih atas dukungan dan kasih sayang darimu yang menjadi semangatku, yang selalu mengingatkanku untuk mengerjakan skripsni ini. Always Love You.

  7. Segenap keluarga besar kakak- kakak ku Danang Nugroho Jati/ Isnurriyah dan ponakanku Arsyad Muhammad Akhdan dan kembaranku Desiyana Bhenikawati terima kasih buat do’a tulus kalian semua, semngat kalian begitu berharga buatku.

  8. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  9. Segenap keluarga besar SMK Muhammadiyah Salatiga yang telah membantu penulis dalam penelitian.

  10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin ya robbal ’alamin

  Salatiga, 20 Maret 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Bhenikawati. Desiyani 2017. Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017 .

  Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag

  Kata Kunci : Pembinaan Akhlak dan Kenakalan Siswa (Remaja) .

  Penelitian ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga tahun 2016/2017 dalam mengatasi kenakalan siswa, serta untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa dan faktor yang melatar belakangi siswa melakukan kenakalan tersebut. Subjek penelitiannya adalah Guru SMK Muhammadiyah Salatiga yaitu Guru PAI, Guru BK, Guru Akidah Akhlak dan 10 siswa yang menjadi sampel di mana terdiri dari 3 siswa kelas X, 3 siswa kelas XI dan 4 siswa kelas XII.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

  Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis data dapat diperoleh hasil bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah Salatiga adalah membolos, merokok, cek-cok dengan teman, berkata kotor, berkelahi, kurang sopan dengan guru, serta tawuran dengan sekolah lain karna faktor balas dendam dan emosi yang memuncak. Faktor yang melatar belakangi mereka melakukan kenakalan remaja yaitu rasa jenuh dan bosan dengan mata pelajaran serta lingkungan sekolah, persoalan keluarga yang sedang dihadapi, serta emosi yang masih labil sehingga membuat mereka mudah terpengaruh oleh pergaulan yang salah. Untuk itu pembinaan sangatlah perlu dilakukan agar akhlak siswa menjadi lebih baik lagi. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah Salatiga dalam mengatasi kenakalan siswa sangatlah bervariasi mulai dari penggunaan metode (ceramah, pembiasaan, konseling) dan pendekatan kepada siswa serta upaya (preventif, hukuman, penyembuhan) yang berbeda-beda dalam setiap mengatasi kenakalan yang terjadi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .............................................................................. ............i LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ...........ii HALAMAN JUDUL ................................................................................... ..........iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ..........iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. ...........v DEKLARASI ............................................................................................. ..........vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. .........vii KATA PENGANTAR ................................................................................ ........viii ABSTRAK ................................................................................................ ...........x DAFTAR ISI .............................................................................................. ..........xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... ........xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .........xv

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... ........... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ...........1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... ...........6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... ........... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................... ........... 6 E. Penegasan Istilah ...................................................................................7 F. Metodologi Penelitian .............................................................. ......... 10 G. Sistematika penulisan ................................................................ ......... 15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... ......... 17 A. Tinjauan tentang Akhlak ........................................................... ......... 17 1. Pengertian Akhlak ............................................................... ......... 17 2. Dasar Akhlak ....................................................................... .........20 3. Pembagian / macam-macam Akhlak..............................................21 B. Tinjauan tentang Pembinaan Akhlak ........................................ .........24 1. Pengertian pembinaan Akhlak ............................................ ......... 24 2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak ................................. ......... 26 3. Peran Akidah Akhlak dalam Pembinaan Akhlak Siswa ..... .........29 4. Faktor yang mempengaruhi dalam Pembinaan akhlak..................31 5. Urgensi imtaq dalam Pembinaan Akhlak Siswa............................32 C. Pengertian Kenakalan Remaja .................................................. .........35 1. Pengertian Kenakalan Remaja ............................................ .........35 2. Ciri-ciri Kenakalan Remaja ................................................ .........36 3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ...................................... .........36 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN.........................................................38 A. Gembaran umum SMK Muhammadiyah Salatiga...............................38 1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah Salatiga ................. .........38 2. Visi dan Misi..................................................................................39 3. Tujuan Pendidikan SMK Muhammadiyah Salatiga.......................40 4. Tujuan Sekolah...............................................................................40 5. Data Guru dan karyawan ...............................................................41

  B.

  Hasil penelitian.......................................................................... ..........42 1.

  Bentuk-bentuk kenakalan siswa .......................................... ..........42 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenaklan siswa disekolah ............................................................................ ......... 46

  3. Implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan pihak SMK Muhammadiyah Salatiga ..................................................... ......... 47

  BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................ ..........51 A. Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa ......... ......... 51 B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa...........56 C. Implementasi pembinaan akhlak yang dilakukan SMK Muhammadiyah Salatiga ........................................................... .........61 BAB V PENUTUP ...................................................................................... ......... 74 A. Kesimpulan ............................................................................... .........74 B. Saran-Saran ............................................................................... .........76 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. ......... 77 LAMPIRAN

  • – LAMPIRAN ....................................................................... .........79

  DAFTAR TABEL Tebel 3.1: Data Guru SMK Muhammadiyah Salatiga.............................41 Tabel 3.2: Data Pegawai SMK Muhammadiyah Salatiga.......................42 Tabel 3.3: Data siswa yang menjadi sampel penelitian...........................44 Tabel 4.1: Data jumlah siswa yang melakukan kenakalan......................53 Tabel 4.2: bobot poin pelanggaran siswa.................................................64

  DAFTAR LAMPIRAN Lamp. 1: Pedoman wawancara................................................................80 Lamp. 2: Kode penelitian.........................................................................82 Lamp. 3: Transkip wawancara.................................................................83 Lamp. 4: Dokumentasi.............................................................................89 Lamp. 5: Bukti nyata kenakalan yang dilakukan siswa SMK

  Muhammadiyah Salatiga yang termuat dalam media masa....92 Lamp. 6: Profil SMK Muhammadiyah Salatiga......................................95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Pencarian jati diri

  seseorang terjadi pada masa ini, bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa remaja adalah tulang punggung sebuah negara. Statemen demikian memang benar, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Di tangan remajalah tergenggam arah masa depan bangsa ini.

  Melihat kondisi remaja saat ini, harapan remaja menjadi penerus bangsa yang menentukan kualitas negara di masa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku nakal dan menyimpang dikalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik kritis karena telah banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan yang merusak masa depan. Dalam rentang waktu kurang dari satu dasawarsa terakhir, kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan.

  Kenakalan remaja yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang di tunjukkan akhir-akhir ini seperti perkelahian secara kelompok atau perorangan, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, narkoba dan seks bebas semakin merajalela. Di antara berbagai macam kenakalan remaja yang ada seks bebas, tawuran dan penggunaan narkoba lah yang meningkat. Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun pernah melakukan seks bebas. Hasil lain yang dilakukan oleh BKKBN pada akhir 2010 menyatakan 43 persen remaja dikota besar di Indonesia pernah melakukan seks pranikah. Sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5-2010).

  Remaja atau tepatnya anak sekolah adalah salah satu dari kelompok manusia yang usianya masih relatif muda dan belum banyak memiliki pengalaman. Maka, remaja sangat membutuhkan berbagai kebutuhan hidup, seperti manusia dewasa, termasuk di dalamnya kebutuhan akan hubungan sosial atau persahabatan. Kenyataan membuktikan bahwa, remaja adalah orang yang masih minim pengalamannya, kejiwaannya masih belum stabil, serta rentan terhadap pengaruh dari luar yang mengkontaminasinya. Sikap ini tentu akan menimbulkan bermacam-macam persoalan baru di antara mereka, seperti pertikaian, pertentangan, perkelahian dan salah pergaulan.

  Perkelahian di antara anak-anak sekolah, tampaknya menjadi berita yang bisa di baca pada media masa maupun media elektronik. Banyaknya anak yang berkeliaran di jalan, pasar, atau tempat-tempat hiburan pada jam- jam sekolah merupakan kebiasaan mereka dan nyaris tidak lagi menjadi berita. Pelanggaran norma keagamaan dan hukum seperti pencurian, pelecehan seksual, penggunaan obat terlarang (narkotika dan sejenisnya), kebut-kebutan di jalan, dan pesta corat-coret baju seragam untuk merayakan kelulusan merupakan hal lain yang dari waktu ke waktu terjadi peningkatan. Tempat kejadiannya tidak hanya di kota-kota besar, bahkan di pelosok pedesaan. Apabila hal ini terus berlangsung, maka mungkin akan mengurangi wibawa sekolah sebagai lembaga yang mencetak generasi masa depan ke arah yang lebih baik, beriman, berilmu, cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.

  Ironisnya, menurut Widodo (2003: 11) hampir di setiap sekolah terdapat siswa nakal dalam artian melanggar peraturan-peraturan sekolah. Pelanggaran tersebut mulai dari yang paling ringan, seperti tidak memasukkan baju seragam, datang ke sekolah sengaja terlambat sampai pada pelanggaran berat seperti merokok di lingkungan sekolah, minum-minuman beralkohol, atau terlibat narkoba. Terhadap hal-hal tersebut pihak sekolah tentu harus mengantisipasi sejak dini, seperti memanggil orang tua siswa, mengadakan kesepakatan-kesepakatan antara sekolah dengan siswa yang berisi tentang pelanggaran-pelanngaran atas tata tertib sekolah beserta sanksi-sanksinya. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan, skorsing, sampai dikeluarkan dari sekolah yang bersangkutan, jika dianggap penting.

  Selanjutnya, anak bermasalah tersebut berangkat dari krisis identitas dari anak-anak yang lambat belajar. Mereka sebenarnya membutuhkan pengakuan atas eksistensi dirinya, akan tetapi untuk berkompetisi dalam memperoleh prestasi akademik, mereka kurang mampu karena memang kecerdasan dan daya tangkapnya relatif rendah. Oleh karena itu, mereka menggunakan cara-cara negatif untuk menunjukkan identitas dirinya. Siswa yang demikian, biasanya memiliki kebanggaan atas perbuatan yang menjadi larangan sekolah tersebut.

  Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini, sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan tata nilai keagamaan. Pengaruh itu akan merambah ke seluruh lapisan dan lingkungan masyarakat, termasuk sekolah-sekolah yang berada di lingkungan tersebut. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, membina dan mengembangkan potensi anak didik, mempunyai karakteristik tersendiri.

  Sekolah bukan hanya mengembangkan potensi siswa yang bersifat keilmuan dan perekayasaan belaka, melainkan mampu membimbing mereka agar mempunyai perilaku dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan nilai-nilai agama dan budaya.

  Di sisi lain, kemorosotan moral pada sebagian masyarakat dan lebih diperparah lagi pada siswa sekolah, antara lain meningkatnya jumlah kriminalitas, terbentuknya geng-geng, berpakaian compang-camping, bersikap dan bertindak yang mengarah timbulnya new morality, suka meniru tanpa koreksi lebih dahulu sehingga jauh menyimpang dari akhlak-akhlak Islami.

  Dalam konteks ini, paradigma pendidikan Barat sering kali diikuti oleh anak-anak sekolah. Pendidikan Barat an-sich menitik beratkan segi teknik empiris semata, dan tidak mengakui eksistensi jiwa dan tidak mempunyai arah yang jelas serta jauh dari landasan spiritual. Dalam konteks lebih khusus lagi, hal ini merupakan realitas bahwa, pendidikan Barat tidak mengarahkan perhatiannya pada moral dan etika (nilai Ilahiyah). Kalau pun ada pendidikan etika dan agama, maka nilai yang menjadi target adalah nilai humanistis semata, bersifat antroposentrik (berkisar manusia).

  Maka, dalam konteks di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak begitu penting dalam Islam, namun dalam paradigma pendidikan Barat, nilai- nilai moral dan etika tidak terlalu diutamakan. Pendidikan Barat hanya mengutamakan nilai humanitis belaka serta jauh dari landasan spiritual yang akhirnya pendidikan tersebut justru menimbulkan kerusakan moral atau akhlak anak didik. Maka, melihat penyebab gejala kemerosotan moral dan akhlak tersebut, sangat diperlukan antisipasi dan melakukan wadah pembinaan terhadap akhlak siswa. Pembinaan akhlak bagi remaja melalui Sekolah Menengah Tingkat Pertama, sudah dapat dilakukan secara langsung dengan nasehat, petunjuk dan penjelasan tentang berbagai hal yang baik atau bermanfaat serta hal-hal yang buruk, merusak dan membahayakan.

  SMK Muhammadiyah Salatiga memiliki siswa dengan latar belakang yang beragam, pasti tingkat pemahaman terhadap agama pun berbeda.

  Fenomena ini menimbulkan sikap dan tingkah laku sebagian siswa yang menyimpang, bahkan membuat siswa-siswa yang lain terganggu akibat ulah siswa tersebut. Maka, implementasi pembinaan akhlak siswa itu sangat diperlukan.

  Berdasarkan maslah tersebut diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dan membahas skripsi yang berjudul

  “Implementasi Pembinaan Akhlak dalam Mengatasi Kenakalan Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017” B. Rumusan Masalah

  Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk kenakalan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga? 2.

  Apa yang melatar belakangi terjadinya kenakalan siswa di SMK Salatiga? 3. Bagaimana implementasi pembinaan akhlak siswa SMK Muhammadiyah salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bentuk kenakalan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

  2. Mengetahui apa yang melatar belakangi terjadinya kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga.

  3. Mengetahui implementasi pembinaan akhlak siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Manfaat Teoretik

  Secara teoretik, hasil penelitian ini diharapkan menjadi kajian yang menarik bagi kalangan akademisi dan praktisi pendidikan mengenai urgensinya pendidikan dan pembinaan akhlak pada siswa. Sehingga, nantinya sekolah yang mengemban tugas mulia, sebagai pembina generasi yang berakhlak atau berbudi pekerti yang luhur benar-benar terealisasi. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di sekolah menengah kejuruan.

2. Manfaat Praktis

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada lembaga pendidikan (SMK Muhammadiyah Salatiga) dalam menjalankan perannya, agar output yang dihasilkan dapat memiliki nilai lebih, seperti yang diharapkan oleh semua orang. Bagi orang tua dan masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tentang kondisi SMK Muhammadiyah Salatiga dalam hal kualitas akhlak siswanya, sehingga diharapkan masyarakat dapat ikut membantu atau mendukung pembinaan akhlak dan kecakapan hidup bagi siswa.

E. Penegasan Istilah 1.

  Pengertian Akhlak Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat atau moral (Abudin, 2001: 187). Secara etimologis akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (Humaidi, 1991: 90) Kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kehendak Khaliq ( Tuhan). Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (al- adat), perangai, tabi

  ’at, (al-sajiyyat), watak (al-thab‟), adab/ sopan santun (al-

  muru‟at), dan agama (al- din). Menurut para ahli masa lalu (al-qudama‟),

  akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan. Akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Sedangkan kata akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabungkan (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al- Kaliq (Allah) dan makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt.

2. Pengertian Pembinaan Akhlak Siswa

  Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan. Pembinaan berarti kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  Yang dimaksud dengan pembinaan akhlak adalah pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini guru-guru pembina dan Kepala Sekolah di kelas atau pun di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui matapelajaran tertentu atau pokok bahasan atau subpokok bahasan khusus dan melalui program-program lainnya. Dalam hal ini, guru-guru tersebut mendapat tugas agar dapat mengintegrasikan secara langsung nilai-nilai akhlak kepada siswa. Di samping itu, guru yang mengajar matapelajaran tertentu yang sulit untuk membahas nilai-nilai akhlak, bisa secara eksplisit melalui pokok bahasan tertentu untuk mengintegrasikannya dengan cara menyisipkan dalam pokok bahasan yang sedang dikaji (Abdul, 2001:199).

3. Pengertian Kenakalan Remaja

  Yang di maksud dengan kenakalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya: 1) Sifat nakal, perbuatan nakal, 2) Tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma dan hukum yang berlaku di suatu masyarakat. Istilah baku perdana konsep psikologis adalah juvenile delinquency yang secara etimologi dapat dijabarkan bahwa juvenile berarti anak, sedangkan delinquency berarti kejahatan. Pengertian secara etimologis kejahatan anak. Jika menyangkut subjek/pelakunya maka menjadi

  juvenile delinquency yang berarti penjahat anak atau anak jahat (Sudarsono, 2004: 10).

  Menurut Kartini Kartono (1992: 7) merumuskan juvenile delinquency ialah perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.

F. Metodologi Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.

  Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi. Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi, langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumen- dokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lain- lain (Zuriah, 2009:95).

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.

3. Lokasi penelitian

  Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga 4. Sumber Data

  Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

  Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007:794).

  Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode, wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data adalah: a.

  Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga untuk mendapatkan data tentang efektivitas penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga.

  b.

  Guru akhidah akhlak untuk mendapatkan data tentang perencanaan dan proses penyelenggaraan program pembinaan akhlak. c.

  Guru bidang studi lainnya untuk mendapatkan data tentang bagaimana sikap dan prilaku siswa di dalam mengikuti pelajaran di kelas, seperti guru bidang studi PPKn, Sejarah, Keterampilan dan sebagainya.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka digunakan teknik dalam pengumpulan data, yaitu: a.

  Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data penelitian dengan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face

  (Hadi, 2000:75). Selain tanya jawab, bisa juga alam bentuk diskusi dengan objek penelitian. Objek penelitian yaitu guru dan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

  b.

  Observasi Observasi atau yang dikenal dengan nama pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2008:128). Pengamatan yang terdapat dalam penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Salatiga, dan dilakukan pada tahun 2017. Metode ini digunakan penulis dalam proses pengamatan secara langsung di SMK Muhammadiyah Salatiga. c.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, ladger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Dokumentasiini digunakan penulis guna memperoleh gambaran umum dari keadaan SMK Muhammadiyah Salatiga sesuai apa yang dibutuhkan peneliti.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Noeng Muhajir, 2002:142). Menyusun hasil data penelitian di lapangan dapat dianalisis sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian oleh peneliti.

  Dalam penelitian ini analisis data dengan menggunakan data melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang jelas dan terperinci. Adapun langkah-langkah analisis yang penulis lakukan selama di lapangan adalah: a.

  Reduksi Data (Data Reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

  Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2012: 338).

  Dalam hal ini peneliti mereduksi data dengan membuat kategori sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dengan membuat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Kemudian dari hasil data-data wawancara, observasi dan dokumentasi yang terkumpul, peneliti memilih yang pokok saja.

  b.

  Penyajian Data (Data Display) Dengan men-display data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2012: 341). Dalam penelitian kualitatif penyajian data adalah usaha mengorganisasian dan memaparkan data secara menyeluruh guna memperoleh gambaran secara lengkap dan utuh. Peneliti mencatat informasi dari informan pada saat wawancara, dan atau gambar dokumentasi, dan menyajikan nya dalam lampiran. c.

  Verifikasi Data (Data Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

  Dalam hal ini peneliti menggunakan metode diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai obyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Setelah semua data terkumpul maka peneliti berusaha menjelaskan suatu objek permasalahan secara sistematis serta memberikan analisis secara cermat dan tepat terhadap pbjek kajian tersebut. Adapun teknik penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan teknik induksi yaitu dari pengetahuan dan hasil penelitian mulai bab satu, dua, tiga, dan empat kemudian menuju pada kesimpulan yang bersifat umum pada bab lima.

G. Sistemaika Penulisan Skripsi

  Cara memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan ini memuat beberapa masalah meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya, yaitu implementasi pembinaan akhlak dalam mengatasi kenakalan remaja pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Memuat profil SMK Muhammadiyah Salatiga dan laporan hasil observasi serta wawancara terhadap nara sumber yang bersangkutan. BAB IV : ANALISIS DATA Memuat analisis data yang berasal dari hasil observasi serta wawancara yang didapat peneliti. BAB V : PENUTUP Penutup memuat kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Akhlak 1. Pengertian Akhlak Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk

  قلاخأ

  jamak dari khuluq ( yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku,

  قلخ) tabiat atau moral (Abudin, 2001: 187).

  Istilah akhlak seakar dengan kata khaliq ( ) yang berarti

  قلاخ

  pencipta, makhluq ( ) yang berarti diciptakan, dan khalaq

  قىلخم

  (penciptaan), kesamaan akar tersebut mengisyaratkan bahwa dalam perilaku manusia (makhluk) baru mengandung nilai-nilai yang baik, jika tindakan atau perilaku tersebut didasarkan pada kehendak Tuhan selaku Khaliq (Yunahar, 2005: 1).

  Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (al-

  adat ), perangai, tabi

  ’at, (al-sajiyyat), watak (al-thab‟), adab/ sopan santun (al-

  muru‟at), dan agama (al- din). Menurut para ahli masa lalu (al- qudama‟), akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu

  perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan. Akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Sedangkan kata akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabungkan (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt.

  Akhlak menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli dan pemikir Islam, baik pada jaman klasik maupun kontemporer. Berikut ini beberapa definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli: a.

  Ibnu Maskawih Ibnu Miskawih dalam kitab Tahdzibul Akhlaq mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi

  .” Menurutnya akhlak adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan (Mohamad Ardani, 2001:27).

  b.

  Imam Al Gazali Menurut Imam Al Ghazali sebagai salah satu ulama besar yang bergelar Hujjatul Islam menyatakan bahwa akhlak tidak hanya sebatas sikap, keutamaan yang bersifat pribadi, tetapi mencakup sejumlah sifat keutamaan akal, amal, perorangan dan masyarakat. Menurutnya akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk (Mohamad Ardani, 2001:28).

  c.

  Al Farabi Al Farabi menyatakan bahwa akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh setiap orang (Mohamad Ardani, 2001:29).

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa akhlak adalah perbuatan yang memiliki beberapa ciri antara lain: pertama, sifat tersebut sudah tertanam kuat dalam batin seseorang, mendarah daging, dan menjadi kepribadian sehingga tidak mudah hilang. Kedua, perbuatan tersebut dilakukan secara terus menerus di manapun ia berada, sehingga pada waktu mengerjakan sudah tidak memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi. Ketiga, perbuatan tersebut dilakukan dengan tulus ikhlas atau sungguhan, bukan dibuat-buat atau berpura-pura. Keempat, perbuatan tersebut dilakukan dengan kesadaran sendiri, bukan paksaan atau tekanan dari luar, melainkan atas kemauannya sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan pertimbangan.

2. Dasar Akhlak

  Akhlak merupakan satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu umat Islam. Hal ini didasarkan atas diri Rosullullah SAW yang berakhlak mulia dan kita sebagai umatnya sudah selayaknya memiliki akhlak mulia ini. Seperti firman Allah dalam surah Al Qalam ayat 4:

      

  Artinya : “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung ”.

  Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan akhlaknya. Penggunaan istilah menunjukkan keagungan dan keanggunan

  khuluqun „adhim ميظع قلخ moralitasnya.

  Didalam Alqur’an lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan scara transparan bahwa akhlak Rosullullah SAW sangat layak untuk dijadikan standar moral bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladani sebagai suri tauladan yang baik (uswatun hasanah), sesuai firmannya dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:

                   

  :

  Artinya

  “Sesungguhnya bagi kamu pada diri Rosullullah itu terdapat suri tauladan yang baik”

  Prinsip akhlak dalam Islam terletak pada moral force yaitu terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah SAW bersabda:

  

مكرايخو ,اقلخ مهنسحا اناميا نينمؤملا لمكا :ملسو ويلع الله ىلص الله لىسر لاق

.حيحص نسح ثيدح لاقو :يذمزتلا هاور ,مهئاسنل Artinya: “Rasulullah saw. bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya yaitu orang yang paling baik budi pakertinya diantara mereka, dan orang yang paling baik diantara kamu sekalian yaitu: orang yang paling baik terhadap istrinya”(HR. At-Turmudzy).

3. Pembagian/ Macam-Macam Akhlak

  Pada hakikatnya Akhlak dibagi menjadi 2 : a.

  Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah artinya akhlak yang terpuji, baik atau terpuji bisa disebut juga akhlakul karimah yang artinya akhlak yang mulia. Contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti sabar dalam setiap menghadapi musibah, rendah hati dan tidak sombong dalam menjalani kehidupan, ikhlas dalam membantu sesama, suka menolong orang lain dalam menghadapi kesulitan.Dalam pembahasan ini akhlak mahmudah meliputi: akhlak kepada Allah, terhadap sesama manusia dan sesama makhluk lain.

  1) . Akhlak kepada Allah

  Akhlak mahmudah kepada Allah “pada prinsipnya merupakan penghambaan diri secara total kepadanya. Sebagai mahluk yang dianugrahi akal sehat, manusia wajib menempatkan diri pada posisi yang benar yakin sebagai penyembah yang memposisikannya sebagai dzat yang kita pertuhankan. Akhlak kepada Allah (Kholik), antara lain beribadah kepada Allah, yaitu”melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya.

  Selalu berdzikir kepada Allah dan selalu mengingat Nya dimanapun berada dan setiap saat. Dzikir tersebut dapat dilakukan melalui mulut maupun hati. Dan selalu berdoa dan mohon ampun kepada Nya, karena doa merupakan inti ibadah dan kekuatan doa ini dapat menembus akal manusia. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha dan berdoa serta tawakal dan pasrah kepada Allah setelah kita berusaha dan berdoa. Karena kita tahu bahwasanya setiap orang yang hidup didunia ini tidak mempunyai kemampuan apa-apa kecuali karena kehendak Allah. Sehingga kita tidak layak jika menjadi orang yang sombong dan angkuh dimuka bumi ini.

  2) Akhlak Kepada Manusia

  Akhlak terhadap manusia ini dapat dirinci sebagai berikut: