PENINGKATAN HASIL BELAJAR ETIKA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MIFTAHUL HUDA I LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ETIKA MELALUI

MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B

ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MIFTAHUL HUDA I

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

  

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Disusun Oleh :

DINA NUR APRIANI

NIM 11613031

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ETIKA MELALUI

MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B

ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MIFTAHUL HUDA I

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

  

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Disusun Oleh :

DINA NUR APRIANI

NIM 11613031

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Terus berusaha dan tidak mengenal lelah, kegagalan bukanlah penghalang keberhasilan kita namun salah satu tujuan kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan berhasil.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Bapak ( Ir.Edy Supriyanto) dan Ibu ( Wiwik Suryanti)

  2. Para dosenku, saudara-saudaraku,

  3. Sahabat-sahabat seperjuangan,

  4. Dan suamiku yang selalu setia “mensuportku”, 5. Dewan guru dan Siswa-siswi RA Miftahul Huda I Lopait.

  

KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim...

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah ST, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Etika Melalui Media Cerita Bergambar pada Kelompok B usia 5-6 tahun di RA Miftahul Huda I Lopait Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Selawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

  Suatu kebanggaan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih banyak kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

  4. Bapak Wahidin, S.Pd.I, M.Pd. Selaku Pembimbing Akademik dari semester awal hingga semester akhir yang telah mengarahkan dan membimbing penulis.

  5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  7. Ibu Rohwayati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah RA Miftahul Huda I Lopait, beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RA Miftahul Huda I Lopait.

  8. Siswa-siswi Kelompok B RA Miftahul Huda yang telah mendukung dan membantu penulis melakukan penelitian.

  9. Teman PIAUD 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka.

  10. Suamiku ( Bayu Aji Perdana) yang telah dengan sabar mengantar penulis untuk menuntut ilmu dan mensuport penulis.

  11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dan mendapatkan kesuksesan dunia akhirat, Amin.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak baik kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.

  

ABSTRAK

  Nur Apriani, Dina. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Etika Melalui Media Cerita

  Bergambar Pada Kelompok B usia 5-6 Tahun Di RA Miftahul Huda I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Jurusan

  Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Siti Rukhayati, M.Ag.

  Kata Kunci: Hasil Belajar Etika, Media Cerita Bergambar

  Dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi khususnya dibidang informatika (budaya, sosial masyarakat) perlu diimbangi dengan etika. Terutama bagi kaum pelajar/terdidik adapun etika tersebut harus sudah dikenalkan sedini mungkin.

  Etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika berkaitan dengan pemikiran dan cara bersikap dalam kerangka pemikiran, etika terdiri dari evaluasi masalah dan keputusan yang diprioritaskan seseorang. Bagi para sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan, dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu. Diharapkan etika bisa membantu tingkah laku seseorang untuk berbuat baik dan atau benar, serta memahami perbuatan yang buruk dan atau salah.

  Salah satu cara memudahkan anak dalam menerima pembelajaran tentang etika adalah dengan cerita bergambar. Menurut pengamatan cerita bergambar lebih efisien dan efektif karena mudah dipahami dan tingkat keberhasilan cukup. Gambar merupakan suatu media yang digunakan untuk memudahkan anak didik menerima penjelasan dari guru. Adapun KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Nasional nilai yang ideal adalah 75 dan tingkat keberhas ilan kelas ≥ 85% dari jumlah anak. Bila mana PTK ini dinyatakan berhasil jika nilai anak yang telah mencapai KKM (Kriteria

  Ketuntasan Minimal) ≥70.

  Adapun pelaksanaan dan hasil dari penelitian di RA Miftahul Huda

  I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 23, anak perempuan berjumlah 14 dan anak laki-laki berjumlah 9. Bisa dibaca pada uraian bab berikutnya.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................ ..... i LEMBAR BERLOGO ................................................................... ..... ii JUDUL ........................................................................................ ..... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ..... iv PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... ..... v PERNYATAAN KEASLIAAN TULISAN ...................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... ...... vii KATA PENGANTAR .................................................................... ...... viii ABSTRAK ........................................................................................ ...... xi DAFTAR ISI ..................................................................................... ...... xii DAFTAR TABEL ............................................................................. ...... xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ...... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... ...... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... ......

  1 B. Rumusan Masalah ................................................................... ......

  5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... ......

  6 D. Hipotesis .................................................................................. ......

  6 E. Manfaat Penelitian ................................................................ ......

  6 F. Definisi Penelitian .............................................................. ......

  7 G. Indikator Keberhasilan ......................................................... ......

  12

  H. Metode Penelitian ................................................................... ......

  34 C. Media Cerita Bergambar 1. Pentingnya Media Pembelajaran ......................................... .......

  1. Pengertian Anak Usia Dini .................................................. ........ 48 2. Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia 5-6 tahun .......................

  D. Kelompok B Usia 5-6 Tahun

  5. Kelebihan Gambar ............................................................... ........ 47

  46

  43 4. Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita .....................................

  38 3. Cerita Bergambar ................................................................ .......

  36 2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ............................

  30 5. Etika Murid dalam Pembelajaran ..................................... ......

  13 I. Sistematika Penulisan .............................................................. ......

  29 4. Etika Guru dan Siswa dalam berbagai Perspektif ................

  28 3. Konsep Etika ...................................................................... ......

  26 2. Metode Pembelajaran .......................................................... ......

  23 B. Pembelajaran Etika 1. Pengertian Pembelajaran .................................................... ......

  22 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... ......

  A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar .................................................... ......

  20 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  49

  E. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................

  51 2. Tujuan dan Langkah-langkah menentukan KKM ...............

  52 3. Cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ......

  53 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

  1. Sejarah Berdirinya RA Miftahul Huda I Lopait .......................... 55

  2. Profil Sekolah ...................................................................... ........ 56 3. Letak Geografis Ra Miftahul Huda I Lopait .........................

  57 4. Visi, Misi dan Tujuan RA Miftahul Huda I Lopait ...............

  57 5. Keadaan Siswa dan Guru ............................................................

  59 6. Struktur Organisasi .....................................................................

  60 B. Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ........................................ .......

  61 2. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ........................... .......

  62 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................... .......

  65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  Deskripsi Per Siklus 1. Ketentuan Penilaian .......................................................... .......

  68 2. Pra Siklus .......................................................................... .......

  70 3. Siklus I .............................................................................. .......

  74 4. Siklus II .......................................................................... .......

  79 B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. ....... 84

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... ....

  86 B. Saran ..................................................................................... ....

  86 Daftar Pustaka ................................................................................... .....

  87 Lampiran-lampiran .................................................................... .....

  84 Daftar Riwayat Hidup ............................................................................

  95

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok B .............................. .......

  59 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Miftahul Huda I .....................

  60 Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak .........

  68 Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus ............................

  69 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus ..........................................

  70 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus .............................

  72 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus ............................

  73 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus I ..............................................

  74 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus I .................................

  77 Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ................................

  72 Tabel 4.9 Hasil Penilaian Siklus II .............................................

  78 Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ................................

  82 Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ................................

  83 Tabel 4.12 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Presentasi Indikator Keberhasilan per Siklus ...................................... 84

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Alur PTK menurut Kemmis dan MC Taggart ................

  14 Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Miftahul Huda I .................. .....

  60 Gambar.4.1 Diagram Peningkatan Pemahaman Etika Melalui Media Cerita Bergambar .......................................................................

  85

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus I

Lampiran 2 Lembar Kerja Anak Siklus I

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus II

Lampiran 4 Lembar Kerja Anak Siklus II Lampiran 5 Foto pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 6 Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran 7 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 10 Daftar SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di dunia ini tanpa pengetahuan apapun, tetapi

  dalam kelahirannya manusia dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai berbagai pengetahuan. Diantara tanda fitrah itu adalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dengan menganugerahkan berbagai potensi, baik potensi jasmani (Fisik), potensi spiritual (Qolbu), maupun potensi akal fikiran. Maka dari itu manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah SWT berfirman dalam Al- Qur‟an surat At Tin ayat 4 yang artinya

  Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

  bentuk yang sebaik- baiknya”.

  Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya yang selalu terjadi proses interaksi, jika interaksi itu dilakukan dengan sadar bertujuan agar manusia itu dapat merubah tingkah lakunya, pola fikir, dan perbuatannya. Dari pola interaksi ini dapat diketahui bahwa proses interaksi pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk ketiga potensi yang dimiliki oleh manusia agar menjadi optimal.

  Salah satu fitrah di dalam manusia adalah bertingkah laku atau beretika. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bahasa tunggal, artinya adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Etika dapat dinyatakan sebagai suatu pembelajaran tentang tingkah laku manusia yang baik dan juga untuk mengenal tingkah laku yang buruk (Manpan, 2014:6).

  Guru adalah profesi yang paling berperan aktif dan paling peka dalam dunia pendidikan, oleh karenanya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kualifikasi guru diinginkan menghasilkan generasi yang lebih baik dari hari esok. Dengan kualitas guru yang memadai diharapkan dapat mencegah dan mengatasi dampak negatif perkembangan zaman.

  Guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar, tetapi juga berperan dalam usaha pembentukan watak, tabiat maupun pengembangan sumber daya yang dimiliki oleh anak didik. Untuk itu peran guru tidak hanya terbatas pada peran sebagai pengajar yang hanya transfer of knowledge (memindahkan pengetahuan), dan transfer of skill (menyalurkan keterampilan) saja, tetapi peran keaktifannya diharapkan mampu mengarahkan, membentuk dan membina sikap mental anak atau murid kearah yang lebih baik, sehingga pada peran yang ketiga ini guru diharapkan untuk dapat transfer of value (menanamkan nilai-nilai).

  Keberhasilan kegiatan belajar mengajar menentukan kesuksesan guru dan sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Sebaliknya ketidak berhasilan guru dan sekolah ditunjukkan oleh buruknya kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru yang berhasil akan selalu memperhatikan hal ini. Seorang guru efektif sangat memperhatikan efektifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya di dalam kelas (Siti, 2015:34).

  Berbicara mengenai pendidikan, guru, peserta didik, dan kurikulum merupakan komponen utama pendidikan. Berdasarkan ketiga komponen tersebut guru yang dinilai sebagai satu faktor yang paling penting, karena ditangan para gurulah proses belajar mengajar dan mencerdaskan peserta didik (Jumali, dkk. 2004:39). Berarti guru bertanggung jawab terhadap nilai-nilai yang diajarkan termasuk nilai-nilai budi pekerti dan kepribadian yang manusiawi.

  Anak usia dini didefinisikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.

  Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur,2005).

  Pada masa tersebut merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.

  Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti pos PAUD dan posyandu (Hariati, 1994).

  Dalam pembelajaran di kelas kelompok B di RA Miftahul Huda I memiliki strategi dalam pembelajaran dan memiliki metode dalam mengajar di kelas salah satunya adalah bercerita. Untuk mendukung agar strategi dan metode belajar di kelas dapat berjalan dengan lancar perlu adanya faktor pendukung agar kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Faktor pendukung tersebut adalah perencanaan harian (RPPH), sumber kegiatan, materi yang diajarkan, dan mempersiapkan bahan ajar.

  Bercerita adalah metode yang biasa digunakan oleh guru dalam menyampaikan nasehat dan pembentukan tingkah laku atau etika kepada anak didik. Dengan bercerita anak akan lebih mudah menangkap yang disampaikan guru, salah satunya dengan cerita bergambar. Kemudian perlu diketahui bahwa sebelum diterapkannya metode cerita bergambar anak didik kesulitan dalam menerima dan melakukannya, sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan. Adapun yang diharapkan adalah bisa bertingkah laku yang baik dan bisa membedakan tingkah laku yang buruk, serta dapat menerima tingkah laku yang benar dan meninggalkan tingkah laku yang salah.

  Adapun sarana dan prasarana lain yang diperlukan antara lain: 1. Kesiapan anak didik dalam memperhatikan dan mendengarkan cerita bergambar yang disampaikan oleh guru.

  2. Mempersiapkan alat peraga yang mendukung dalam penyampaian cerita bergambar oleh guru.

  3. Sarana lembar evaluasi anak.

  Karena dengan cerita bergambar akan lebih mudah menarik perhatian anak-anak. Pembentukan tingkah laku atau etika untuk kelompok B usia 5-6 tahun sangatlah penting, karena untuk mempersiapkan kejenjang yang lebih lanjut yaitu SD/MI.

  Berdasarkan dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL

  BELAJAR ETIKA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MIFTAHUL HUDA I KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

  Apakah penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan hasil belajar etika pada kelompok B usia 5-6 tahun di RA Miftahul Huda I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk meningkatkan hasil belajar etika pada kelompok B usia 5-6 tahun melalui media cerita bergambar di RA Miftahul Huda I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

  D. Hipotesis Tindakan

  Penggunaan media cerita dapat meningkatkan hasil belajar pada kelompok B usia 5-6 tahun RA Miftahul Huda I Lopait Tahun Pelajaran 2016/2017.

  E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Secara Teoritik

  Dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya etika dalam dunia pendidikan Islam yang diperoleh melalui lapangan.

2. Secara Praktis a.

  Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kenyamanan dalam proses belajar mengajar, secara tidak langsung konsentrasi siswa dan pengajar lebih efektif.

  b.

  Bagi guru, sebagai bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih menarik dan menyenangkan.

  c.

  Bagi sekolah, dapat memberikan peningkatan dalam proses belajar mengajar, dan memperkenalkan media cerita yang menyenangkan bagi anak khususnya dalam pembelajaran etika.

F. Definisi Operasional

  Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka dijelaskan di bawah ini: 1.

  Hasil Belajar Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1), belajar adalah suatu proses untuk motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap. Belajar dan mengajar merupakan cara yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Hamalik (2008), yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

  Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

2. Pembelajaran Etika

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda.

  

akses pada tanggal 8 Januari 2017.

  Etika (Yunani Kuno:”ethikos”, berarti “ timbul dari kebiasaan”). Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989). Etika mencangkup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986).

  Jadi yang dimaksud disini yaitu setiap orang memiliki sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda dengan adanya etika yang dimiliki usaha seseoranguntuk mendapatkan hasil yang baik dari hasil sebelumnya dan cara beretika terhadap orang lain.

3. Media Cerita Bergambar

  Media dalam komunikasi berasal dari kata “mediasi” karena mereka hadir diantara pemirsa dan lingkungan. Media juga dapat digunakan sebagai sumber belajar, bahan ajar untuk guru dan media tersebut biasa disebut media pembelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan untuk keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar (Kasimin, dkk. 2012:63).

  Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

  Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap siswa (Kasimin, dkk. 2012:64).

  Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang terkecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan harganya mahal. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada pula yang buatan pabrik. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). Selain itu banyak sekolah juga yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, boneka tangan, video, VCD, kaset audio, dan obyek-obyek nyata.

  Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi).

  Mengapa metode bercerita ini efektif? Jawabannya adalah pertama, cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia. Kedua, melalui cerita diajar untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui (Itadz, 2008:21).

  Untuk mempermudah pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun agar lebih menarik sebagai guru yang kreatif dapat menggunakan media Cergam (Cerita Bergambar). Cergam atau cerita bergambar adalah cerita yang menjadi inti dari ceritanya adalah narasinya, sedangkan gambar hanya sebagai ilustrasi pelengkap. Gambarnya hanya sebagai ilustrasi dari cerita yang ada tetapi hanya menceritakan salah satu adegan dalam sebuah cerita.

  4. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

  1. Pengertian Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Siswa yang belum mencapai niali KKM dikatakan belum tuntas. KKM harus diterapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria Ketuntasan Belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

  2. Cara Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) a.

  Krietria Ketuntasan Minimal (KKM) Individu Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa

  (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : (Trianto, 2010: 241) 1)

  Ketuntasan Belajar (KB) 2)

  Jumlah skor yang diperoleh 3)

  Jumlah skor total

  Persentase Nilai Rata- rata Anak Persentase Nilai Rata- rata Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

  Jumlah skor maksimum Jumlah skor maksimum

  b.

  Kriteria Ketuntasan (KKM) Nasional Pada kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP) kita telah mengetahui bersama bahwa sekolah harus menentukan

  KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM tersebut ditetapkan dengan acuan tertentu dan tiap mata pelajaran KKMnya bisa jadi berbeda-beda. KKM ditentukan dari yang terendah ( misal 65%) dan tiap tahun ditingkatkan hingga mencapai KKM ideal nasional 75 atau bahkan lebih. c.

  Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas Untuk menentukan ketuntasan belajar kelas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

  1) Ketuntasan kelas

  2) Total anak yang tuntas

  3) Total anak keseluruhan di kelas

  4) Persentasi Ketuntasan di kelas (100%)

  Persentase Nilai Rata- rata Kelas = Total pencapaian kelas x 100 % Jumlah siswa

  Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya di kelas jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. (Dekdikbud dalam Trianto, 2010: 241) G.

   Indikator Keberhasilan

  Penerapan media cerita bergambar ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah 1.

  Siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai lebih dari 70.

2. Dari seluruh siswa ada 85% yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK.

  Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas. Penelitian tindak kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Pengertian penelitian tindak kelas (PTK) berkembang dari istilah penelitian tindakan (action research) (Sanjaya, hal.24). penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak dibidang ilmu sosial dan humaniora (Basrowi & Suwandi, hal 24-25).

  Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diats dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.

  Jadi PTK adalah penelitian yang dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru, sehingga mampu menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi.

  Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi murid dijadikan obyek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart, yang termuat dalam gambar bagan berikut ini:

  Observasi Awal Perencanaan Tindakan

  

Siklus I

  Observasi Refleksi

  Observasi Tindakan

  

Siklus II

  Observasi Refleksi

  Hasil

Gambar 1.1 Alur PTK menurut Kemmis dan MC Taggart

  2. Obyek Penelitian

  Obyek penelitian ini adalah anak didik Kelompok B usia 5-6 tahun RA Miftahul Huda I Lopait Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 anak, terdiri dari 9 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Peneliti memilih kelas kelompok B karena pada usia ini masih dikatakan golden age (usia keemasan). Mengapa dikatakan demikian karena pada usia 4-6 tahun anak masih mudah menyerap, dan menerima ilmu yang disampaikan.

  3. Langkah-langkah Penelitian

  Tahap

  • – tahap dalam Penelitian Tindak Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting ( Yanto, 2013:40), yaitu: a.

  Tahapan Rencana (Planning) 1)

  Membuat konsep pembelajaran dengan penerapan media cerita bergambar (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)

  2) Mencari atau membuat buku bergambar mengenalkan etika kepada anak.

  3) Mempersiapkan alat yang dapat mendukung untuk membuat lebih menarik dalam bercerita.

  4) Menyusun pertanyaan untuk anak setelah peneliti selesai bercerita. b.

  Tahap Tindakan (Action) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPPH dan tahap perencanaan.

  c.

  Observasi Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama pembelajaran berlangsung.

  Observasi yang penulis ambil adalah tersistematis tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. Obyek observasi di sini adalah RA Miftahul Huda I Lopait.

  d.

  Tahap Refleksi (Refletion) Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap refleksi (refletion), meliputi:

  1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

  2) Evaluasi hasil observasi

  3) Analisis hasil pembelajaran.

  4. Instrumen Penelitian

  Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah: a.

  Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian.

  b.

  Tes Buatan Peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh anak didik, tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

  c.

  Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran peningkatan pemahaman etika melalui media cerita bergambar.

  d.

  Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok B di RA Miftahul Huda I.

  Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode bercerita menggunakan cerita bergambar.

  e.

  Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi: 1) Foto kegiatan pembelajaran. 2) RKH. 3) Data siswa, guru dan profil sekolah.

  5. Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang mana satu sama lainnya saling melengkapi, metode tersebu tantara lain: a.

  Observasi Observasi dilakukan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dari proses pelaksanaan tindakan. Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah mengarah pada terjadinya perubahan kearah positif dalam KBM.

  b.

  Tes Tanya Jawab Tes tanya jawab digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan adalah tes lisan, dan tes tanya jawab dilaksanakan post test.

6. Analisis Data

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik diskriptif untuk menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan fenomena ataupun data yang didapatkan.

  Untuk data kualitatif/non angka yang diperoleh penulis dari penelitian akan penulis olah dengan menggunakan metode deskriptif analitis non statistik dengan cara: a.

  Metode induktif, yaitu cara berfikir yang bertolak dari fakta-fakta yang khusus kemudian kita tarik kesimpulan yang bersifat umum. b.

  Metode deduktif, yaitu perolehan data atau keterangan yang bersifat umum, kemudian diolahuntukmendapatkanrincian yang bersifatkhusus. Analisis data menurut Arikunto (2008:128) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Tahap

  • –tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah: a.

  Pengumpulan data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data.

  b.

  Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya.

  Tahap ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas, mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data dan mencarinya apabila diperlukan.

  c.

  Display data Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif dan tabel. d.

  Kesimpulan Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan pembelajaran yaitu penggunaan metode cerita bergambar dapat meningkatkan pemahaman etika anak usia 5-6 tahun di RA Miftahul Huda I Lopait tahun pelajaran 2016/2017. Apabila penelitian tahap pertama (Siklus I) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap Siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai Siklus II.

I. Sistematika Penulisan

  Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindak kelas adalah sebagai berikut: Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi dan daftar lampiran.

  Bab I berisi pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indicator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II berisi kajian pustaka yang mencangkup pembelajaran etika melalui media cerita bergambar.

  Bab III pelaksanaan peneliti, mencangkup deskripsi lokasi, gambaran umum sekolah, subjek dan objek penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan mencangkup data hasil pengamatan, analisis data dan faktor pendukung dan penghambat. Bab V penutup, mencangkup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktik bidang yang diteliti.

BAB II KAJIAN TEORI A. HASIL BELAJAR

  1. Pengertian Hasil Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

  Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

  Menurut Moh. Surya (1981: 32), belajar adalah sesuatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingak laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

  Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1), belajar adalah suatu proses untuk motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap. Belajar dan mengajar merupakan cara yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Hamalik (2008), yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

  Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

  2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12-13) ada dua macam faktor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu: a. Faktor Internal, yakni faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

  Faktor internal ini meliputi: 1)

  Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

  2) Intelegensi (Kecerdasan)

  Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga presentasi belajarnya rendah. 3)

  Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih.

  4) Minat

  Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu diluar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan datang dari hati sanubari.

  5) Motivasi

  Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

  b. Faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYIMAK CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALREJO 01 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 2 153

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI GARDEN MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 92

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI HAJI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016

0 2 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DENGAN METODE PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 139

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI ARAH MATA ANGIN MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

0 0 189

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 103

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII B MTs SUDIRMAN GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 0 117

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 4 TAHUN DI PAUD BAITUSSHIBYAAN SRUMBUNG KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

1 1 119

MENINGKATKAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF JEMURAN BAJU KELOMPOK A DI RA AZ ZAHRA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 1 132