PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DENGAN METODE PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI RANGKA MANUSIA
DENGAN METODE PUZZLE PADA SISWA KELAS IV
SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
ARIHATUL LAILI
NIM 115-12-087
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
MOTTO
Kegagalan bukanlah suatu hal yang fatal, namun kesuksesan bukan pula suatu hal yang abadi karena hidup adalah untuk belajar dan untuk mendapatkan ridho-Nya
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (QS. Ar-Rahman: 60 ) .
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada 1. Kedua orang tuaku Ibu (Rokhanah) dan Bapak (NurSalim) tersayang, sebagai wujud baktiku kepada beliau, yang telah membesarkan dan mendidikku dengan ikhlas, yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan memenuhi kebutuhanku hingga jenjang S1.
2. Kakakku tersayang (Dwy Arina Farhatain) dan suaminya (Ghufron Asy’ari) yang selalu memotivasiku dan membantu kedua orang tuaku membiayai kebutuhan studiku.
3. Bapak ibu guru dan bapak ibu dosen yang telah mengamalkan ilmunya dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana serta bapak dosen pembimbing skripsiku Dr. Budiyono Saputro, M.Pd yang telah membimbing dan memberi arahan kepadaku.
4. Sahabat-sahabatku, dek Indah, mbak Alip, mbak Ayu, Kholis, Isna, Nia, Asih, mbak dewi, atul yang selalu membantu dan memberiku semangat.
5. Keluarga besar pondok pesantren Al-Hasan dan adik-adikku kamar Al-Alim pondok pesantren Al-Hasan (khususnya dek fira dan dek dani) yang selalu menyemangatiku dan yang sering aku repotkan.
6. Teman-teman seperjuangan PGMI IAIN Salatiga angkatan 2012 dan teman- teman seperjuangan IAIN Salatiga angkatan 2012.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Skripsi yang berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia dengan Metode Puzzle pada Siswa Kelas IV Semester I MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Pd selaku ketua jurusan PGMI.
4. Ibu Miftachur Rif;ah Mahmud, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah dan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAIN Salatiga.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Bapak Misbakhul Munir, M.Pd.I selaku kepala MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Miftahul Huda Lopait.
8. Ibu Siti Rodhiah, S.Pd.I selaku wali kelas IV MI Miftahul Huda Lopait yang telah membantu proses penelitian ini.
9. Siswa siswi kelas IV MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
10. Segenap bapak dan ibu guru MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah mendukung berjalannya penelitian ini.
11. Bapak Nur Salim dan Ibu Rokhanah selaku Kedua Orang tua yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
12. Teman-teman PGMI IAIN Salatiga angkatan 2012, teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2012, teman-teman pondok pesantren Al-Hasan, teman- teman UIN Walisongo serta pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Salatiga, September 2016 Penulis
ABSTRAK
Laili, Arihatul. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia
dengan Metode Puzzle Pada Siswa Kelas IV Semester I MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci:Metode Puzzle, Rangka Manusa, Hasil Belajar IPA
Penelitian ini di latarbelakangi oleh kenyataan bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait dalam pembelajaran IPA materi Rangka Manusia masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh data persentase siswa yang belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM pada hasil belajar prasiklus sebanyak 57,69 % atau 15 siswa dari 26 siswa.
Permasalahan dalam Pembelajaran IPA yang disampaikan secara monoton dengan menggunakan strategi yang tidak sesuai dengan materi pelajaran, serta keterbatatasan alat peraga mengakibatkan kurangnya motivasi dan minat belajar siswa, sehingga hasil belajar yang didapatkan tidak mencapai nilai KKM. Dunia anak adalah dunia untuk bermain dan belajar. Anak akan lebih mudah menangkap ilmu jika diberikan lewat permainan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode permainan puzzle sebagai alternatif yang digunakan dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia. Karena puzzle merupakan salah satu jenis permainan yang bersifat edukatif yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus, melatih nalar dan daya ingat, melatih kesabaran, menambah pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan sosial anak.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, observasi dengan mengamati perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa penggunaan metode puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait KecamatanTuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Bukti adanya peningkatan hasil belajar IPA adalah persentase hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebanyak 19,23%. Pada siklus I siswa yang tuntas 18 siswa atau 69,23% dan siswa yang belum tuntas 8 siswa atau 30,76% dengan rata-rata 69,53. Pada siklus II siswa yang tuntas 23 siswa atau 88,46% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 11,53% dengan rata-rata 79,53% dari 26 siswa.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ……………………………………………….. i
JUDUL ……………………………………………………………….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii ….............................................. PENGESAHAN KELULUSAN
…………………………………….. iv PERNYATAN KEASLIAN TULISAN
……………………………. v MOTTO
…………………………………………………………….… vi PERSEMBAHAN
……………………………………………………. vii KATA PENGANTAR
……………………………………………….. viii ABSTRAK
…………………………………………………………… xi DAFTAR ISI
…………………………………………………………. xii DAFTAR TABEL
……………………………………………………. xv DAFTAR GAMBAR
………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1 A.
1 Latar Belakang Masalah ……………………………………..
B.
4 Rumusan Masalah …………………………………………….
C.
4 Tujuan Penelitian …………………………………………….. D.
Manfaat Penelitian…………………………………………….
36 A. Subyek Penelitian……………………………………………..
71 A. Kesimpulan……………………………………………………
67 BAB V PENUTUP …………………………………………………
50 B. Pembahasan……………………………………………………
Deskripsi Paparan Siklus ……………………………………..
44 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN …………………………. 50 A.
38 2. Deskripsi Siklus II ………………………………………..
36 1. Deskripsi Siklus I …………………………………………
36 B. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………..
31 BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN ………………………
5 E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …...…………
25 D. Metode Puzzle………………………………………………….
23 C. Materi Rangka Manusia ………………………………………
IPA…………………………………………………………….
15 B.
15 A. Hasil Belajar…………………………………………………..
13 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………
8 H. Sistematika Penulisan…………………………………………
7 G. Metodologi Penelitian…………………………………………
5 F. Definisi Operasional…………………………………………..
71 B.
71 Saran …………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………… 74 LAMPIRAN
………………………………………………………….. 75
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggolongan tingkat IQ ..…………………………………………… 19
Tabel 2. Nama siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait ………………………36
Tabel 3. Jadwal alokasi waktu penelitian …………………………………….. 37
Tabel 4. Hasil belajar siswa prasiklus ………………………………………… 50
Tabel 5. Hasil belajar siklus I …………………….…………………………… 52
Tabel 6. Hasil lembar pengamatan guru siklus I …....………………………… 54
Tabel 7. Hasil lembar pengamatan siswa siklus I ..…………………………… 58
Tabel 8. Hasil belajar siswa siklus II ………………………………………… 60
Tabel 9. Hasil lembar pengamatan guru siklus II …………..…………………. 62
Tabel 10. Hasil lembar pengamatan siswa siklus II ……………………………. 66
Tabel 11. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM ……………………. 67
Tabel 12. Siswa kelas IV ………………………………………………………. 81
Tabel 13. Lembar pengamatan siswa pada siklus I ……………………………. 83
Tabel 14. Lembar pengamatan siswa siklus II ……………..…………………. 85
Tabel 15. Lembar Pengamatan guru siklus I ………………………………… 87
Tabel 16. Lembar Pengamatan guru siklus II ………………..………………… 91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan siklus PTK ………………………………………… 11
Gambar 2. Tengkorak ………………………………………………… 26
Gambar 3. Tulang belakang …………………………………………… 28
Gambar 4. Tulang rusuk dan tulang dada …………………………….. 28
Gambar 5. Tulang gelang bahu ……………………………………….. 28
Gambar 6. Tulang gelang panggul ……………………………………. 28
Gambar 7. Tulang anggota gerak atas …………………………………..29
Gambar 8. Tulang anggota gerak bawah ……………………………… 29
Gambar 9. Persentase nilai prasiklus ………………………………… 68
Gambar 10. Persentase nilai siklus I ………………………………….. 68
Gambar 11. Persentase nilai siklus II ………………………………… 69
Gambar 12. Peningkatan hasil belajar siswa …………………………… 69
Gambar 13. Guru menghampiri siswa yang kesulitan ……………….. 76
Gambar 14. Siswa saat membuat wayang-wayangan ………………… 76
Gambar 15. Wayang-wayangan yang belum ditempel lidi …………. 77
Gambar 16. Wayang yang sudah ditempel lidi ………………………. 77
Gambar 17. Guru menjelaskan materi pelajaran ……………………… 78
Gambar 18. Guru menjelaskan menggunakan media pembelajaran … 78
Gambar 19. Aktifitas siswa saat melakukan permainan ……………… 79
Gambar 20. Guru dan siswa mengoreksi hasil permainan …………… 79
Gambar 21. Siswa mengerjakan latihan soal ..………………………… 80
Gambar 22. Siswa dan guru mengoreksi hasil latihan soal …..…..….. 80
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan rumpun ilmu yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena-fenomena, gejala-gejala maupun perubahan-perubahan alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab-akibatnya (Wisudawati dan Eka, 2013:22). Peserta didik dalam proses belajar ilmu pengetahuan alam diharapkan mampu memahami serta mampu memecahkan masalah yang mereka jumpai di alam sekitar.Akan tetapi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam oleh sekolah di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya.Siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu dan belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Guru ceramah dan menggurui, otoritas tertinggi adalah guru. Maka sudah saatnya paradigma guru mengajar diganti dengan paradigma belajar.Dalam paradigma belajar, siswa diposisikan sebagai subjek. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, tetapi suatu proses yang harus dipraktekkan, dipikirkan, dan dikonstruksikan siswa.
Pembelajaran IPA yang disampaikan secara monoton dengan menggunakan strategi yang tidak sesuai dengan materi pelajaran, serta keterbatatasan alat peraga juga akan mengakibatkan peserta didik kurangnya motivasi dan minat belajar siswa. Sehingga sebagai seorang pendidik harus mengerti potensi yang dimiliki para peserta didik. Para pendidik dalam mengajar diharapkan tidak hanya menggunakan metode yang sama dalam materi yang berbeda karena siswa akan cenderung merasa bosan. Apalagi pada pembelajaran IPA khususnya pada materi Rangka Manusia yang memiliki pokok bahasan cukup banyak hafalan. Keterbatasan alat peraga Rangka Manusia akan menjadi faktor dalam meningkatkan minat belajar siswa. Siswa akan cepat bosan jika guru hanya menggunakan metode yang monoton,sehingga hasil belajar yang didapatkanpun akan menjadi rendah. Untuk menghilangkan kebosanan selama mengikuti pelajaran, peserta didik akan membuat suatu aktivitas yang menurut mereka lebih menarik dan asyik, seperti ngobrol sendiri atau mengganggu teman yang sedang serius belajar. Sehingga dengan adanya kegaduhan yang diciptakan oleh peserta didik, pembelajaran IPAakan kurang kondusif. Dalam hal ini peran guru dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam sangat penting terutama dalam menyusun strategi, metode maupun media pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan observasi pada tanggal 26 juli 2016, pada kelas IV MI Miftahul Huda Lopait menunjukkan bahwa kemampuan dalam menyerap materi pelajaran IPA materi Rangka Manusia tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak sisiwa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70 pada tes prasiklus. Hanya 11 siswa yang tuntas dan dapat mencapai nilai KKM 70 atau sebanyak 42,30 % dan siswa yang belum tuntas ada 15 siswa atau sebanayak 57,69 % dengan rata-rata 63,69 dari 26 siswa dalam satu kelas.
Agar pelajaran IPA khususnya pada materi rangka manusia dapat mencapai suatu keberhasilan dan sasaran yang tepat, sebagai seorang guru harus bisa memilih dan merencanakan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penyampaian berbagai masalah pendidikan. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan (Wisudawati dan Eka, 2013:144).
Sebagai mana kita ketahui bahwa metode megajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar.Dengan demikian yang perlu diperhatikan oleh guru adalah ketepatan memilih metode pembelajaran. permainan puzzle merupakan metode alternatif bagi guru untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas khususnya pembelajaran IPA. Karena dunia anak adalah dunia untuk bermain dan belajar. Anak akan lebih mudah menangkap ilmu jika diberikan lewat permainan. Menurut Rita (2013) puzzle merupakan salah satu jenis permainan yang bersifat edukatif yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus, melatih nalar dan daya ingat, melatih kesabaran, menambah pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan sosial anak.
Pada proses pembelajaran IPA terutama materi rangka manusia agar peserta didik lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran maka digunakan metode pembelajaran puzzle untuk menarik minat belajar siswa. Begitu pentingnya prestasi dalam pembelajaran IPA, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini melalui penelitian dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DENGAN METODE PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : Apakah penggunaan metode puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV semester I MI
Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat dirumuskan bahwa penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui penggunaan metode puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV semester I
MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat teoritis Dapat menambah khasanah teori yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat praktis a.
Sebagai bahan masukan bagi para guru agar menemukan strategi pembelajaran yang tepat (tidak konvensional), tetapi bersifat variatif dan inovatif.
b.
Proses belajar mengajar materi rangka tubuh manusia menjadi menarik dan menyenangkan serta hasil belajar ipa menjadi meningkat.
c.
Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ipa.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian.Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Manfaat tersebut antara lain dalam hal verifikasi data terutama dalam menetapkan instrument yang digunakan, teknik analisis data, dan menetapkan sampel penelitian (Amiruddin, 2012: 15).
1. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis atau jawaban sementera dari penelitian ini adalah penggunaan metode puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV semester I MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan Penggunaan metode puzzle ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian (Direktorat Pendidikan Madrasah, 2010: 43). Adapun indikator yang dirumuskan adalah: a.
Secara Individu Siswa dapat mencapai ni lai ≥ 70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan daari sekolah pada materi rangka manusia.
b.
Secara Klasikal Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥70.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya, penulis menguraikan arti kata- kata yang sesuai dalam judul.
1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar (Rusmono, 2012: 10).
2. Materi Materi merupakan sesuatu yang menjadi bahan untuk dijadikan dipikirkan dibicarakan dikarangkan.
3. Rangka manusia Tulang-tulang yang tersusun secara teratur dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi sebagai penopang tubuh, tempat melekatnya otot.
4. Metode Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu.
Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Aqib, 2014:102).
5. Puzzle Puzzle adalah salah satu permainan yang dapat mengasah
kemampuan rekonstruksi (menyusun dan merangkai kembali) pada diri anak (putra, 2013: 50). Menurut suraji (2014: 203) puzzle merupakan permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan anak dengan cara bongkar pasang, merangkai, dan menggabungkan beerapa potongan gambar menjadi suatu bentuk gambar yang utuh dan sempurna. Berdasarkan penjelasan menurut para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa puzzle adalah salah satu permainan
edukatif yang dapat merangsang kemampuan anak dengan
memasangkan, menggabungkan, merangkai gambar, tulisan ataupun bentuk menjadi gambar, tulisan dan bentuk yang sempurna.
Puzzle dalam penelitian ini berupa potongan-potongan lidi yang
nantinya dipasang di belakang potongan gambar tubuh manusia oleh siswa dengan berkelompok.
G. Metodologi Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.Fokus PTK pada siswa atau PBM yang terjadi di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yaitu sebagai berikut : a.
Penelitian Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
b.
Tindakan Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berberntuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.
c.
Kelas Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru
(Kunandar, 2008:45).
2. Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
IV MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang yang berjumlah dari 26 siswa. Yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian a.
Perencanaan Tindakan Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain yaitu: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan peralatan yang akandigunakan dalam pembelajaran, dan menyiapkan instrument penelitian.
b.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan (Kunandar, 2008:129).
c.
Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yaitu guru dan siswa.
d.
Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan khususnya dalam tingkat pemahaman siswa. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat untuk memperbaiki tindakan berikutnya. Adapun bahan yang direfleksikan adalah hasil dari langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan.Kemudian hasil catatan tersebut didiskusikan bersama-sama antara peneliti dan guru (pola kolaboratif). Hasil yang dicapai dibandingkan dengan targer yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
? Gambar 1. Siklus PTK ( Arikunto, 2007: 16) 4.
Instrumen Penelitian Instrument merupakan alat pengumpul data dalam penelitian, instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal- soal, lembar observasi.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu penelitian adalah dengan menggunakan menggunakan instrument.
Berikut ini beberapa macam pengumpulan data yang dapat dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas : a.
Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008:143).
b.
Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.
c.
Dokumen Ada beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti : 1)
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2)
Lembar observasi 3)
Foto dokumentasi kegiatan pembelajaran d.
Tes Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologi di dalam dirinya.Tes yang digunakan peneliti berupa tes tertulisberkaitan dengan materi ajar.
6. Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni: a.
Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa)dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif.
b.
Data kualitatif, yaitu data yang berupa hasil informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif (Kunandar, 2008:128).
H. Sistematika Penulisan
Dari uraian di atas, dapat disusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Pada bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan BAB II Landasan Teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari pengertian peningkatan hasil belajar, faktor-fatktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, cirri-ciri belajar, tinjauan tentang rangka manusia, tinjauan tentang metode puzzle.
BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penilitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan BAB V Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Definisi Belajar Belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap
lingkungan.Peruahan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, yang diperoleh melalui latihan (pengalaman) (Ahmad, 2013: 2). Belajar juga dpat didefinisikan sebagai suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional. Kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (Suyono, 2014: 9). Berdasarkan definisi belajar dari para ahli, maka belajar merupakan suatu aktivitas, kegiatan, dan usaha sadar seseorang dalam upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan perubahan tingkah laku dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang awalnya tidak paham menjadi paham, dan dari tidak bisa menjadi bisa.
2. Ciri-ciri Belajar
Dari definisi-definisi belajar Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008:15) menyimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu: a.
Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku(change
behavior ). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
b.
Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
c.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotor sebagai sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor atau nilai yang di peroleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi tertentu.
Menurut Susanto (2013: 5) Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Anak yang berhasil adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008: 19), Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
a.
Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.Faktor-faktor internalini meliputi faktor fisiologis dan Psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua keadaan fungsi jasmani/fisiologis.selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, panca indra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. a) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat
intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Standford-Binet yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut (Fudaryanto, 2002).
Tabel 1. Penggolongan tingkat IQ
Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi 140 Amat Superior
- – 169 120 Superior – 139 110 -119 Rata-rata tinggi
90 Rata-rata
- – 109
80 Rata-rata rendah
- – 89
70 Batas lemah mental
- – 79
20 Lemah mental
- – 69
IQ140
- – IQ 169. (2) Kelompok kecerdasan superior merentang antara IQ 102
- – IQ 139. (3)Kelompok rata-rata tinggi merentang antara IQ
- – IQ 119. (4)Kelompok rata-rata merentang antara antara IQ 90
- – IQ 109. (5) Kelompok rata-rata rendah merentang antara IQ 80 – IQ 89.
(6) Kelompok batas lemah mental berada pada IQ 70
- – IQ
- – 79. (7) Kelompok batas lemah mental berada pada IQ 20
IQ 69, yang termasukdalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kefektifan kegiatan belajar.Motivasi adalah faktor yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.Motivasi dari sumberya dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti siswa yang gemar membaca buku, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi hobinya, tetapi juga telah bisa menjadi kebuthannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki penagaruh yang besar karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar.seperti pujian, peratuaran, tata tertib, teladan guru, orang tua.
c) Minat