Strategi Dakwah dalam Pembinaan Mental Spiritual di Rutan Kelas IIB Salatiga Tahun 2017 - Test Repository

  

STRATEGI DAKWAH DALAM PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL

DI RUTAN KELAS IIB SALATIGA TAHUN 2017

  Skripsi Ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

  

SKRIPSI

  OLEH M. Rozikin

  NIM. 11714016

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018 i ii

iii

iv

v

  

MOTTO

َّ نِإ َّ

  

َّْمِهِسُفْنَأِبَّاَمَّْاوُرِّيَغُيَّى تَحٍَّمْىَقِبَّاَمَُّرِّيَغُيََّلاََّ ّاللّ

“Sesungguhnya Allah

tidakakanmengubahkeadaansuatukaumsebelummerekamengubahkeada

andirimerekasendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)

  

"...Barangsiapabertakwakepada Allah

niscayaDiaakanmembukakanjalankeluarbaginya. Dan

Diamemberinyarezekidariarah yang tidakdisangka-sangkanya. Dan

barangsiapabertawakalkepada Allah, niscaya Allah akanmencukupkan

  

(keperluan)nya..." [Ath-Thalaaq (65) : 2-3]

Dzikir, Pikir, Tandang, Tekat (K. M. ZainiZulfa)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi ini dipersembahkan untuk:

  1. Bapak dan ibu tercinta yang tak henti menjaga, membimbing, memberi kepercayaan dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Alm. Muhadi, Minhad, dan Ny Munawaroh, yang menyayangi saya di waktu kecil.

  3. Saudara tercinta, Muhammad Ismail dan bani Muhadi atas segala dukungan, doa dan motivasi yang sangat luar biasa.

  4. Mbah kiai Asrur, Nyai Saroh, Kiai M. Zaini Zulfa, dosen, guru dan ustadz (Alm. Dawam, Alm Pak Juraimi), yang telah mendidik dan memberikan ilmunya.

  5. Teruntuk Pondok Pesantren Miftahul Huda yang mendidik dan memberi arti dalam kehidupan saya.

  6. Dosen Bu Muna, yang telah memberikan judul skripsi, dan Drs. H Bahroni, M.Pd. yang telah membimbing skripsi hingga selesai.

  7. Fakultas Dakwah, terima kasih saya sudah di izinkan bergabung hingga menjadi sarjana.

  8. Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran, Dra. Maryatin, M.Pd atas jasanya.

  9. Redaktur sekaligus dosen KPI Sika Nuridah yang memberi motivasi dan semangatnya.

  10. Ketua Takmir Perum Domas Yanuri, yang sudah memberi makna hidup kepada saya, dan Yulianto, Bu Yayuk yang saya anggap orang tua saya sendiri.

  11. Semua Warga Perum Domas yang menyayangi dan selalu memberi dukungan kepada saya.

  12. Keluarga Rochim, Khoirul Adha, Pak Maman, Pak Wardoyo, Pak Marno, Adib Baihaqi, Khanafi, Nasrullah yang telah membantu saya selama kuliah.

  13. Pak Ustadz syakur, Pak Dwi Murdanto, Pak Agus Wijayanto, Pak Rondi, Pak Parjono, Bu Retno, Pak Rofi‟I, dan seluruh petugas dan narapidana di Rutan kelas IIB Salatiga terima Kasih telah di persilahkan mengadakan penelitian.

  14. Sahabat PK (Pecandu Karya) Adib, Ashadil, Dika, Pujiono, Yogi F, Alifia Ars, Yogi M yang telah melukis pelangi di hidup saya.

  15. Sahabat KPI semuanya, Khususnya Puji Lestari, Siti Lestari, Adib Baihaqi, Khanafi, Yogi F yang membantu saya dalam perjuangan skripsi.

  16. Buat Bu Hisbullah Hamdallah S. Hum terima kasih banyak sudah banyak membantu memberi support sampai skripsi ini jadi.

  17. Untuk Bapak, Ibu Ichtiarini, yang selalu memberi dukungan dan semangatnya.

  18. Untuk Gus Shony terima kasih atas motivasi dan semangatnya.

  19. Ibu dan mbak pedagang sayur di taman sari shopping Salatiga.

  20. Buat Dek Dewwi dan untuk semua orang-orang yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih sudah membantu saya dalam perjalanan hidup dan kuliah, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M.Hum

  3. Ketua bidang studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dra. Maryatin, M.Pd.

  4. Dosen pembimbing Drs. H. Bahroni, M. Pd. Yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan

  IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin

  Salatiga, 7 September 2018 M. Rozikin NIM.11714016

  

ABSTRAK

  Rozikin, Muhamad. 2018. Strategi Dakwah dalam Pembinaan Mental Spiritual

  di Rutan Kelas IIB Salatiga Tahun 2017. Skripsi Fakultas Dakwah

  Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Bahroni, M. Pd. Kata Kunci: Strategi Dakwah, Pembinaan Mental, Spiritual

  Penelitian ini membahas tentang: Strategi dakwah yang di gunakan da‟i dalam pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga. Dengan rumusan masalah: (1) bagaimana bentuk pelaksanaan dakwah di rutan kelas IIB Salatiga?,(2) bagaimana upaya pembinaan mental di rutan kelas IIB Salatiga?, dan (3) bagaimana faktor dan penghambat efektivitas dakwah di rutan kelas IIB Salatiga?

  Metode pengumpulan data yang di gunakan peneliti: Metode penelitian kualitatif atau sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi untuk mengetahui kondisi objek secara langsung. Wawancara ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh dan menggali data secara jelas dan konkret tentang sesuai dengan objek. Dokumentasi yang dilakukan terdiri dari beberapa hal diantaranya adalaharsip-arsip penting lainnya seperti dokumen-dokumen tentang rutan dan foto-foto yang berkaitan dengan penelitian.

  Hasil dari penelitian: Sebuah strategi dakwah yang di gunakan dalam pembinaan mental spiritual di rutan yaitu, dakwah lisan, dakwah tulisa, dakwah tindakan. Upaya dalam pembinaan mental spiritual yaitu, pembiaan keterampilan, pembinaan ukhuwah, pembinaan mental yang terjadwal. Factor penghambat dan pendukung yaitu, (1) Pendukung: adanya da‟i resmi yang membina narap idana, keikhlasan da‟i dalam memberikan ilmu, ketelatenan da‟i dalam memberikan pembinaan. (2) Penghambat: ruangan kecil, narapidana terkadang sulit di atur, kesulitan mencari da‟i.

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir.......................................................................... 10Tabel 3.1 Struktur Organisasi........................................................................ 53Tabel 3.2 Struktur Organisasi Pengelolaan................................................... 53Tabel 4.1 Struktur Staff................................................................................. 54Tabel 5.1 Data Kapasitas Hunian...................................................................55Tabel 5.2 Penghuni Rutan............................................................................. 56Tabel 6.1 Jadwal Kegiatan Dakwah...............................................................61

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDU ................................................................................................ i LOGO INSITITUT ................................................................................................. ii NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iii PENGESAHAN ................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v MOTTO................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang .......................................................................................... 1 B. RumusanMasalah ....................................................................................... 5 C. TujuaPenelitian ......................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 6 F. KerangkaBerfikir ...................................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10

  BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. KajianPustaka ....................................................................................... 12 B. Landasan Teori .................................................................................... 15

  1. Strategi Dakwah ............................................................................... 15

  2. Pembinaan Mental ........................................................................... 36

  3. Spiritual ............................................................................................ 40

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ........................................................... 43 B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 43 C. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 44

  1. Data primer ..................................................................................... 44

  2. Data sekunder ................................................................................. 44

  D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 45

  E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 46

  F. Teknik Validitas Data ........................................................................... 47

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 48

  1. Subjek penelitian ............................................................................ 48

  2. Temuan penelitian .......................................................................... 54

  B. Pembahasan .......................................................................................... 57

  1. Upaya pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga............ 59

  2. Bentuk pelaksanaan dakwah di rutan kelas IIB Salatiga ................. 62

  3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan dakwah di rutan kelas IIB Salatiga ............................................................................. 69

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 76 B. Saran ...................................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi atau lembaga tertentu bisa dipastikan memiliki satu atau

  beberapa tujuan, yang menunjukkan arah dan menyatukan gerak sarana yang dimilikinya atau yang terdapat dalam lembaga tersebut. Tujuan yang akan dicapainya itu adalah keadaan massa yang akan datang yang lebih baik ketimbang keadaan sebelumnya. Adapun proses pencapaian tujuannya itu memerlukan penataan-penataan yang terarah, efektif (berdaya guna) dan efisien (tepat sasaran dengan biaya atau resiko sekecil mungkin). Terarah disini dimaksudkan dengan aktivitas yang dilakukan terpusat pada tercapainya tujuan yang telah ditentukan, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan rasional yang tepat untuk mewujudkan hasil akhir yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan efektif dan efisien dimaksudkan adanya penggunaan sarana yang terbatas pada hal-hal yang diperlukan. Karena itu pula organisasi atau lembaga yang digerakkan itu merupakan wadah sarana yang diperlukan dan sebagai alat pencapaian tujuannya (Suhandang, 2014: 103).

  Setiap manusia membutuhkan yang namanya stimulus (dukungan motivasi) untuk merubah perilaku kurang baik menjadi lebih baik dengan diberlakukannya proses pembelajaran. Surya (1997: 9) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Relevan dengan Surya, Slameto (1991: 2) dan Ali (1987: 14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas anak didiknya ke arah belajar. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, yaitu antara seorang guru dan anak didiknya. Hal itu juga merupakan situasi psikologis, dimana banyak ditemukan aspek-aspek psikologis ketika proses pembelajaran berlangsung hal ini terkait dengan pembinaan mental spiritual.

  Lembaga permasyarakatan tidak lepas dari namanya narapidana (orang yang terpidana). Masuknya seseorang dalam lembaga permasyarakatan merupakan babak baru dalam kehidupnnya, akibat dari perbuatan yang telah dilakukan dan dirasakan. Jauh dari sanak keluarga dan kehidupan yang semakin keras terkadang membuat narapidana menjadi sadar tetapi tidak jarang ada yang justru mengalami gangguan mental bahkan ada yang menjadi residivis. Dampak kehidupan di lembaga permasyarakatan mengindikasikan pentingnya kehadiran dakwah ditengah-tengah narapidana. Dalam hal ini strategi dakwah sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya pesan yang disampaikan komunikator (da‟i). Selain itu juga harus mempersiapkan kegiatan tentang islam sebaik mungkin dengan memberikan pendidikan islam terhadap narapidana.

  Muhammad Fadil al-Djamaly, juga dalam Arifin (1987: 13) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajaranya (pengaruh dari luar). Bawani (1987: 122) menyatakan bahwapendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam (Tohirin, 2005: 8-10).

  Menurut kacamata komunikasi jelaslah bahwa dakwah Islam termasuk upaya komunikasi dalam rangka mempengaruhi individu atau komunal, agar mereka, dengan sadar dan yakin akan kebenaran Islam, mau menganutnya (bagi mereka yang non-muslim) serta memperdalam pengetahuan agama Islam (bagi kaum muslimin). Mereka diharapkan mau meyakini bahwa agama Islam akan membawanya ke jalan Allah yang lurus dan benar, yaitu jalan yang merupakan garis maknawi serta digoreskan oleh tuntunan wahyu tinggi, sesuai dengan tiap-tiap manusia dan membawa mereka kepada kebenaran yang hakiki. Sebab, prinsip dasar dari komunikasi adalah pengaruh mempengaruhi dalam rangka “melumpuhkan” komunikan, hingga sadar ataupun tidak, mau dan mampu mengikuti apa yang dikehendaki komunikator.

  Pentingnya dakwah dilembaga permasyarakatan dilakukan salah satunya disebabkan oleh kondisi kehidupan dilembaga yang ekslusif, kehidupan didalamnya bukan hanya memberikan efek jera kepada penghuninya terhadap tindak kejahatan yang telah dilakukan. Namun, terkadang menyebabkan munculnya penyakit kejiwaan akibat stres dan depresi karena jauh dari keluarga dan hidup terisolasi dalam lembaga permasyarakatan. Keprihatinan pada kondisi kehidupan narapidana, mengetuk naluri sebagai seorang muslim untuk menolong, membantu dan menuntun mereka agar mampu menyelesaikan masalahnya. Berupaya mengurangi beban hidup narapidana akibat harus hidup dilembaga permasyarakatan.

  Ditemukannya strategi dakwah yang tepat dalam melakukan pembinaan spiritual kepada narapidana sangatlah penting. Karena hal ini akan memudahkan aktivitas dakwah dilembaga permasyarakatan yang bertujuan membangun dan menumbuhkan kesadaran pada diri narapidana. Disamping itu juga diharapkan mampu menjadikan narapidana menerima keadaan dirinya sehingga dapat hidup normal kembali seperti masyarakat pada umumnya.

  Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti berupaya melakukan penelitian di lembaga pemasyarakatan narapidana, dengan memfokuskan penelitian pada Strategi Dakwah Dalam Pembinaan Mental Spiritual di Rutan Kelas IIB Salatiga Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana upaya pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga?

  2. Bagaimana bentuk pelaksanaan dakwah di rutan kelas IIB Salatiga?

  3. Apayang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan dakwah dalam pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk menemukan upaya pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga.

  2. Untuk menemukan bentuk pelaksanaan dakwah dirutan kelas IIB Salatiga.

  3. Untuk menemukan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan dakwah dalam pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak yaitu:

  1. Secara teorietis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran tentang ilmu dakwahterutama dalam bidang penyiaran dakwah di rutan kelas IIB Salatiga.

  2. Secara praktis

  a. Bagi Lembaga Sebagai tolak ukur lembaga guna mengetahui tentang strategi dakwah sehingga akan terus dijalankan dan menjadi lebih baik kedepannya. b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti tentang ilmu dakwah dan strategi dakwah dalam pembinaan mental spiritual di rutan kelas IIB Salatiga, serta memotivasi diri agar selalu menyebarkan dakwah Islam.

  c. Bagi Pembaca Hasil penelitian diharapakan bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca terutama bagi para da‟i agar memanfaatkannya sebagai penyebar kebaikan dakwah Isalam.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang “Strategi Dakwah dalam Pembinaan Mental Spiritual di Rutan Kelas IIB Salatiga

  ”, maka peneliti perlu memberikan penegasan dan penjelasan seperlunya sebagai berikut:

  1. Strategi dakwah adalah menentukan taktik bagi orang yang melaksankan pekerjaan

  da‟aa, bermakna orang yang menyeru,

  memanggil, mengajak, dan harus memiliki pertimbangan-pertimbangan yang matang dan mantap, agar gerakan-gerakan dalam taktik tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah dan lancar, sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai.

  2. Pembinaan mental merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki moral/mental seseorang kearah yang sesuai dengan ajaran agama.

  Artinya setelah diadakan pembinaan, orang dengan sendirinya akan menjadikan agama sebagai pedoman dan pengendalian tingkah laku, sikap dan gerak-geriknya dalam hidup.

  3. Spiritual adalah sesuatu yang berkaitan erat dalam aspek spiritualitas pada diri manusia, seperti halnya untuk tetap konsisten dalam melaksanakan ajaran agama; untuk bertaqwa kepada Allah; mencintai kebaikan; kebenaran dan keadilan; serta membenci kejahatan; kebatilan dan kezaliman.

  Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Strategi Dakwah dalam Pembinaan Mental Spiritual di Rutan Kelas IIB Salatiga merupakan proses dan taktik penyampaian dakwah terhadap narapidana dalam membentuk kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya sesui dengan ajaran Islam.

F. Kerangka Berfikir

  Lembaga pemberdayaan masyarakatmerupakan tempat untuk membina dan memasyarakatkan narapidana. Melihat kondisi narapidana yang bermacam-macam tindak pidana yang dilakukan, pembinaan mental spiritual sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan mereka sehinga bisa kembali diterima masyarakat. Salah satu upaya pembinaan mental spiritual kepada narapidana adalah dakwah. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain (Yusuf, 2006: 6- 23).

  Strategi dakwah yang tepat sangat membantu da‟i dalam menyampaikan tujuannya sehingga pesan dakwah dapat diterima oleh mad‟u (narapidana). Di samping para da‟i, peran aktif dari kepala lembaga pemasyarakatan, kepala bagian pembinaan narapidana beserta seluruh jajarannya, petugas lembaga pemasyarakatan juga sangat dibutuhkan dalam pembinaan mental spiritual narapidana karena petugas-petugas lembaga dan da‟i/ da‟iah yang diberi wewenang untuk memberi kajian keagamaan di lembaga pemasyarakatan. Terkait dengan pembinaan mental spiritual bahwa setiap Insan (manusia) membutuhkan yang namanya stimulus (dukungan motivasi) untuk merubah perilaku kurang baik menjadi lebih baik dengan diberlakukannya proses pembelajaran.

  Surya (1997: 9) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Penjelasan ini menuntut kemampuan untuk menemukan dan mengaplikasikan strategi dakwah yang tepat dalammelakukan pembinaan mental dan spiritual.Strategi dakwah adalah cara- cara tertentu yang diperlukan oleh seorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u(Yunan, 2006: 7).

  Pembinaan spiritual ini berlandaskan pada Al-Q ur‟an dan Hadis sebagai landasan teologisnya dan dipadukan dengan peraturan yang diterapkan di lembaga pemasyarakatan yang berlandaskan pada Undang- undang No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Perpaduan ini menghasilkan strategi dakwah dalam melakukan pembinaan spiritual narapidana yang diharapkan peneliti dalam melakukan penelitian.

  Peneliti menggunakan teori-teori persuasi yang didefinisikan sebagai “perubahan sikap akibat paparan informsi dari orang lain” sikap pada dasarnya adalah tendensi kita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa suka/ tidak suka kita atas sesuatu. Sikap sering dianggap memiliki tiga komponen: komponen afektif (kesukaan atau perasaan terhadap sebuah objek), komponen kognitif (keyakinan terhadap suatu objek), dan komponen perilaku (tindakan terhadap objek). Dalam lembaga pemasyarakatan teori yang berkaitan dengan pembinaan mental spiritual adalah teori inokulasi. Yaitu sebuah teori yang digunakan oleh komunikator yang mungkin bukan untuk mengubah sikap tetapi menjadikan sikap kebal terhadap perubahan. Perubahan ini di tujukan kepada narapidana dengan tujuan agar semua keyakinan yang dimiliki tetap kuat dan tidak mudah goyah Tankard, James dan Werner (2011: 177-193).

  Setelah menemukan strategi dakwahyang tepat dalam melakukan pembinaan mental spiritual kepada narapidana, dengan meneliti danmenganalisis bentuk-bentuk pelaksanaan dakwah dan upaya pembinaan spiritualdi rutan kelas IIB Salatiga. Sertaberusaha mengungkapkan faktor yang menjadi pendukung dan penghambatefektivitas dakwah dalam pembinaan mental spiritual narapidana. Sehingga dapat terlihat sebuah hasil dimana terwujudnya efektivitas dakwah yang membuat perubahan pola pikir, sikap, dantindakan pada narapidana. Lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berfikir di bawah ini:

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir

  Al- Qur’an dan Hadits UU. No. 12 Tahun 1995 Dakwah Pembinan Mental Spiritual G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini, penulis memaparkan sistematika skripsi sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kerangka berfikir, dan sistematika penelitian.

  Bab II : Kajian Pustaka dan Landasan Teori, berisikan pengertian strategi dakwah, urgensi strategi dakwah, unsur-unsur dakwah, metode dakwah, pengertin pembinaan mental, pengertian spiritual.

  Bab III : Metodologi penelitian, berisikan jenis penelitian dan pendekatan, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, teknik validitas data.

  Bab IV : Pembahasan, meliputi gambaran umum tentang rutan kelas IIB Salatiga, bentuk pelaksanaan dakwah, upaya pembinaan mental, faktor pendukung dan penghambat efektifitas dakwah. Bab V : Penutup berisi: kesimpula penelitian dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi dakwah yang

  digunakan dalam pembinaan mental spritual di rutan Salatiga. Berdasarkan hasil bacaan penulis, ditemukan beberapa sumber karya ilmiah yang membahas tentang dakwah di lembaga pemasyarakatan. Uraian singkat tentang karya ilmiah yang relevan dengan yang penulis teliti:

  Skirpsi Octavia Sri Handayani Tahun 2010 yang berjudul

  Pelaksanaan Pembinaan Narapidana dalam Rangka Mencegah Pengulangan Tindak Pidana (Recidive) . Skripsinya ini membahas mengenai pelaksanaan

  pembinaan narapidana, dalam skripsi ini juga kebanyakan mengambil ruang lingkup, teori dan dasar hukum tentang pelaksanaan pembinaan narapidana, sedangkan dalam penelitian kali ini, peneliti tidak hanya meneliti dari segi pelaksanaan pembinaan narapidana akan tetapi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembinaan narapidana.

  Penelitian yang dilakukan oleh Faridah tahun 2014 yang berjudul

  Strategi Dakwah dalam Pembinaan Spiritual Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Sungguminasa Gowa Pasca Sarjana UIN

  ALAUDDIN Makassar. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif hasil penelitiannya adalah bahwa metode yang dilakukan para da‟i dilembaga pemasyarakatan wanita kelas IIA cukup bagus dalam pembinaan spiritual narapidana. Namun disetiap hasil yang bagus pasti tidak lupa dengan adanya hambatan bahwa narapidana tidak memahami dan mengamalkan pesan dakwah yang diterimanya karena kondisi psikologi yang kurang stabil.

  Penelitian Yusnidar tahun 2016 yang berjudul Metode Dakwah

  

Terhadap Narapidana Cabang Rumah Tahanan Negara Jantho Dilhoknga

  UIN AR-RANIRY Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian adalah Pembinaan mental berupa ceramah agama dan pengajian kitab, pemateri yang didatangkan dari luar Lapas yang bekerjasama dengan pihak ketiga seperti BMOIW dan dayah-dayah/ Pasantren dari Banda Aceh.Selain pendidikan agama, pihak Lapas juga melakukan pembinaan kesadaran nasional yang diberikan pada tanggal 17 yang dilaksanakan upacara di Lapangan Cabang Rutan Negara Lhoknga dan selaku Pembina upacara adalah Kacabrutan, dan kasubsi Cabang Rumah Tahanan Negara Jantho di Lhoknga dengan memberikan pengarahan-pengarahan atau bimbingan kepada pegawai dan penghuni Cabang Rumah Tahanan Negara Jantho di Lhoknga.

  Penelitian yang dilakukan oleh Dhita Mitha Ningsih tahun 2017 yang berjudul Pembinaan Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Raba

  

Bima Guna Mencegah Pengulangan Tindak Pidana (studi kasus rumah

tahanan negara kelas IIB raba bima Fakultas Syariah dan Hukum UIN

  ALAUDDIN Makassar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian adalah bahwa kondisi pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Raba Bima dapat dikatakan tidak berjalan dengan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pembinaan, keadaan Rutan yang mengalami over kapasitas, kurangnya petugas Rutan dibidang pembinaan serta tenaga pengajar program pembinaan keterampilan, sehingga sistem pemasyarakatn tidak berjalan baik di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Raba Bima.

  Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan dengan yang peneliti lakukan yakni penelitian tentang strategi dakwah dan metode dakwah serta kesamaan pada jenis penelitian yaitu kualitatif. Perbedaan mendasar yang ditemukan terletak pada objek dan fokus penelitian. Penelitian sebelumnya belum ada yang secara khusus meneliti tentang strategi dakwah dalam pembinaan mental spiritual di Rutan kelas IIB salatiga.

  Di antara penelitian yang dikemukakan, penelitian yang paling relevan dengan yang peneliti teliti adalah penelitian Faridah dengan judul Strategi

  

Dakwah dalam Pembinaan Spiritual Narapidana Di Lembaga

  . Kesamaan yang

  Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Sungguminasa Gowa

  ditemukan yakni penelitian tersebut juga membahas tentang pembinaan kepada narapidana dan jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif.

  Adapun perbedaanya yakni penelitian tersebut mengkaji tentang dakwah di lembaga pemasyarakatan yang menganalisis pembinaan narapidana kusus perempuan, sedangkan yang peneliti teliti lebih fokus pada strategi dakwah dalam pembinaan spiritual narapidana di rutan Salatiga.

B. Landasan Teori 1. Strategi Dakwah a. Pengertian Strategi Dakwah

  Dakwah berasal dari bahasa Arab

  da‟watan yang berakar kata

  dari huruf dal, ra, dan waw yang berarti dasar kecendrungan sesuatu yang disebabkan suara dan kata-kata, atau mencintai sesuatu atau mendekatkan diri pada sesuatu. Dari akar kata ini terangkai menjadi

  da‟aa (fi‟il mu‟tal naqish), yang menjadi asal kata da‟aa, yad‟uu, da‟aan, wa da‟watan berarti “memanggil, mengundang, meminta

  tolong, meminta, memohon”. Dari kata kerja da‟aa-yad‟uu ini, jika

  isim mashdarnya da‟aan berarti meminta tolong, meminta, dan

  memohon, sedangkan yang

  isim mashdarnya da‟watan berarti

  memanggil, mengundang, mengajak atau menyeru (Budihardjo, 2007 : 1).

  Strategi merupakan pengambilan keputusan untuk menata dan mengatur unsur-unsur yang bisa menunjang pelaksanaan kerja pencapaian tujuan. Strategi merupakan proses berpikir yang mencakup apa saja yang disebut simultaneous scanning (pengamatan simultan) dan conservativefocusing (pemusatan perhatian). Maksudnya, strategi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara terpusat dan hati- hati, sehingga bisa memilih dan memilah tindakan-tindakan yang lebih efektif untuk mencapai suatu tujuan (Johnson, 1972: 52-53).

  Dengan begitu dalam proses penyusunan strategi, merupakan tindakan terakhir yang dimaksudkan tadi adalah keputusan untuk memilih, mempertimbangkan, dan menetapkan unsur-unsur serta kebijakan-kebijakan yang bisa digunakan untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditentukan semula. Mengetahui strategi termasuk hal yang sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan dakwah maka dapat dianalisis dari definisi strategi dakwah terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan (Suhandang, 2014: 81-83).

  Berdasarkan penjelasan diatas strategi dakwah merupakan proses memilah dan memilih tindakan dan menata unsur sebelum menyeru umat untuk kembali di jalan sesuai ajaran Islam berdasarkan dengan cara yang baik dan tepat.

b. Definisi dan Urgensi Strategi Dakwah

  Strategi berasal dari istilah bahasa Yunani, yang aslinya berarti “seni sang jenderal” atau “kapal sang jendral”. Pengertian tersebut diperluas mencakup seni laksamana dan komandan angkatan udara (Sills, 1972: 281). Sedangkan kata “dakwah” berasal dari akar kata bahasa Arab

  da‟aa, atau menurut ulama Basrah berasal dari mashdar da‟watun¸ yang artinya dalam bahasa Indonesia, adalah memanggil

  atau panggilan. Strategi dakwah adalah menentukan taktik bagi orang yang melaksankan pekerjaan

  da‟aa, bermakna orang yang menyeru,

  memanggil, mengajak, dan harus memiliki pertimbangan- pertimbangan yang matang dan mantap, agar gerakan-gerakan dalam taktik tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah dan lancar, sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai (Suhandang, 2014: 21, 80- 81).

  Pengertian strategi adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa dalam suatu strategi terdapat beberapa hal berikut:

  1) Suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

  2) Analisis terhadap lingkungan, baik yang bersifat eksternal maupun internal, yang menunjukan adanya kekuatan dan kelemahan dalam hal pencapaiaan tujuannya. 3) Keputusan pilihan guna pelaksanaan yang tepat dan terarah dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

  4) Rancangan guna menjamin ketepatan tercapainya tujuan dan sasaran.

  Adapun bentuknya, H. Djaslim Saladin (2004: 2) mengutip pendapat Gregory G. Dess dan Alex Miller (1993) yang membagi strategi dalam dua bentuk, yaitu strategi yang dikehendaki dan strategi yang direalisasikan.

  Strategi yang dikehendaki (intended strategic) terdiri dari tiga elemen.

  1) Sasaran-sasaran (goals) yaitu, apa yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pencapaian tujuan. Sasaran dimaksud memiliki arti yang luas dan sempit. Seperti halnya dakwah, tujuan akhirnya ingin menciptakan masyarakat madani yang islami. Sudah tentu untuk menuju kearah itu harus menyelesaikan tujuan-tujuan yang menjadi bagian dari tujuan akhir tersebut. Dengan demikian, tujuan akhir bisa dikatakan sebagai sasaran yang lebih luas daripada tujuan-tujuan bagiannya secara sempit.

  Selain itu sasaran tersebut terbagi lagi menjadi tiga tingkatan atau hierarki menjadi: a) Visi (vision) yang merupakan kerangka acuan kegiatan nyata yang terpadu.

  b) Misi (mision) yaitu, banyaknya sasaran yang harus dicapai sebagai tugas dan prinsip utama guna mewujudkan visi.

  c) Tujuan-tujuan (objectives), yaitu tujuan-tujuan yang khusus dan spesifik harus dicapai demi tercapainya tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya. 2) Kebijakan (policies), merupakan garis pedoman untuk bertindak guna mencapai sasaran atau tujuan-tujuan.

  3) Rencana-rencana (plans), merupakan pernyataan dari tindakan terhadap apa yang diharapkan akan terjadi. Seperti halnya dalam upaya dakwah islamiah, kita harus bisa memperhitungkan berapa banyak atau luas mad‟u yang mau dan mampu menerima gagasan ataupun pesan dakwah yang disodorkan (Suhandang, 2014: 101- 102).

  Tujuan dakwah bukanlah perkara yang mudah karena manusia memiliki karakteristik yang beragam sebagai sasaran dakwah terlebih bila berkaitan dengan masyarakat yang memiliki permasalahan khusus dengan tantangan kehidupan yang cukup kompleks. Menghadapi berbagai permasalahan yang terkait dengan proses dakwah, mengharuskan da‟i hadir dengan membawa suatu bentuk strategi dakwah yang tepat untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat sesuai dengan kondisi objektif masyarakat yang dihadapi.

  Aktifitas dakwah pasti tidak lepas dari berbagai tantangan yang di hadapi, serta memerlukan penanganan yang tepat dan kerja keras agar pesan dakwah benar-benar terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Salah satu langkah utama yang perlu diperhatikan adalah ketepatan antara materi dan metode dengan kondisi mad‟u agar dakwah dapat berfungsi dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dan membentuk sistem dawkah yang tersusun rapi, membangun pondasi-pondasi yang kuat serta mengetahui pokok-pokok dakwah yang akan di sampaikan.

  Obyek dakwah akan menaruh simpati sehingga Allah menganugerahinya kerelaan untuk beriman, dan jadilah iman itu penghias hatinya. Jadilah ia termasuk golongan orang-orang yang memperoleh putunjuk. Dengan demikian jiwa objek dakwah menjadi lapang dan hatinya pun tenang. Ia siap menjalani cobaan dijalan Allah.

  Ia rasakan kesempitan sebagai kelapangan, kesulitan sebagai kemudahan, dan harapan perubahan menjadi kenyataan. Ia tidak meraskan lama dan sulitnya perjalanan, dan tidak pula tergesa-gesa untuk memperoleh hasil perjuangan. Dia yakin sesungguhnya Allah akan mewujudkan kehendak-Nya dan menjadikan segala sesuatu dengan ketentuan-Nya (Aziz, 2008: 18-19).

  Selain itu, pesan-pesan Dakwah hendaknya dapat memberikan petunjuk dan pedoman hidup yang menyejukkan hati. Janganlah pesan-pesan Dakwah dicampuri dengan pamrih untuk kepentingan golongan.Lebih-lebih untuk kepentingan yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan ajaran. Dalam era sekarang ini, peranan Dakwah yang dapat memberi motivasi dan bekal untuk membantu memecahkan masalah-masalah duniawi yang semakin kompleks.

  Secara umum, ada tiga tantangan yang akan dihadapi oleh seorang da‟i di dalam masyarakat, yaitu : pertama, masyarakat kita telah berubah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Dalam hal ini masyarakat industri memiliki pola hidup mewah dan hedonistik, cenderung lebih rasional dan lebih otonom dalam perencanaan, produksi, pemasaran dan promosi industri. Situasi demikian secara kejiwaan akan membawa mereka cenderung kurang merasa perlu terhadap agama dan karenanya akan menjadi jauh dari ajaran dan moral agama.

  Kedua, globalisasi informasi. Pada masa ini kita akan dibanjiri oleh budaya, pola hidup dan tata nilai asing yang tidak selalu menunjang usaha pemupukan Budi pekerti luhur yang selama ini kita dambakan. Ketiga, makin tinggi tingkat intelektualitas, terutama dikalangan angkatan muda. Dalam hal ini tentunya mereka memiliki daya kritis yang semakin kuat dan tidak mau begitu saja menerima kata dan pendapat orang lain serta mereka minta diyakinkan dengan uraian dan penjelasan yang rasional dan dapat diterima akal mereka.

  Kondisi seperti itu, maka sangat diperlukannya strategi dakwah dalam mencapai tujuannya, dengan cara harus sering dilakukannya pembaharuan secara terus-menerus terhadap visi ke-islaman, visi dakwah, analisis situasi, perluasan wilayah kepedulian serta sasaran dari dakwah itu sendiri. Dakwah sebagi peroses yang mempengaruhi umat termuat dalam Al-Qur'an yang memanggil umat Islam untuk melakukan dakwah bilhikmah, dan mauizhah hasanah serta mujadalah billati hiya ahsan (Basit, 2006: 152-155).

  Strategi yang diperlukan untuk mengantisipasi permasalahan yang kompleks dalam suatu lembaga adalah keterpaduan antara peraturan yang menjadi kebijakan pada lembaga dengan penyampaian pesan dakwah yang diberikan kepada masyarakat yang dibina. Peran aktif dan kerja keras dari pimpinan lembaga, pejabat serta seluruh jajaran yang bertugas di lembaga merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan dari pelaksanaan dakwah. Karena penerapan aturan yang tegas dan bijaksana merupakan suatu elemen penting dalam strategi dakwah.

  Adanya partisipasi aktif dan kesadaran dari setiap elemen dalam suatu lembaga merupakan salah satu faktor pendukung efektivitas dakwah. Karena pemegang kekuasaan yakni pemimpin, pejabat beserta seluruh jajarannya dalam suatu lembaga memiliki kewenangan untuk mengatur lembaganya. Termasuk dalam hal ini pada pelaksanaan kegiatan dakwah, terutama dalam suatu lembaga struktural yakni instansi pemerintah. Karena di dalam lembaga struktural terdapat hubungan yang dapat mempengaruhi dan hubungan ketaatan serta kepatuhan dari para pengikut terhadap pimpinannya.

  Sebagai seorang pemimpin dalam sebuah lembaga harus membuat perencanaan dalam jangka panjang (longe range planning) yakni sebuah keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Singkatnya perencanaan strategi adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah disepakati secara kolektif, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan dakwah (Abdillah, 2012: 101- 102).

  Pemimpin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah dijelaskan, memberikan suatu pemahaman bahwa seorang pemimpin merupakan pengayom masyarakatnya. Hal ini mengindikasikan perlunya perlakuan yang baik dan penghargaan kepada pengikut dan masyarakat yang dibina sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, meskipun yang dihadapi adalah orang-orang yang telah melakukan kesalahan.

  Perlakuan yang baik dan penghargaan terhadap seseorang merupakan salah satu faktor diterima dan dilaksanakannya pesan yang diterima oleh individu yang menerima pesan. Karena seseorang atau suatu organisme melakukan sesuatu sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebutuhan yang ada dalam dirinya atau sesuatu yang hendak dicapai. Kebutuhan tersebut tidak bisa dipisahkan dari motif yakni penyebab seseorang berperilaku.

  Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam melakukan pembinaan spiritual adalah kesadaran untuk memperlakukan warga yang dibina tidak secara sewenang-wenang, tetapi dengan perlakuan yang baik. Karena perlakuan yang baik dan penghargaan sebagai seorang manusia tetap menjadi kebutuhan setiap individu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW;

  “Barangsiapa mengajak pada petunjuk, ia berhak mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, ia berhak mendapat dosanya seperi dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim).

  Karena itu, merupakan sebuah kewajiban yang tiada pilihan selain itu. Hanya kecintaan untuk berada dijalan dan kejujuran iman terhadap-Nya dapat meringankan segala cobaan dan memudahkan segala kesulitan serta memperkokoh pendirian untuk terus berjuang sampai pada cita-cita yang di inginkan (Aziz, 2008: 26-27).

  Memberikan perlakuan yang baik kepada orang lain meskipun nyata telah melakukan kesalahan didasarkan pada terjemahan firman Allah dalam QS Ali- „Imran (3): 159.