PENDIDIKAN PRANIKAH UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH (Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
PENDIDIKAN PRANIKAH
UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH,
MAWADDAH, WA RAHMAH
(Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD ROFIQ
NIM. 111-14-356
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
PENDIDIKAN PRANIKAH
UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH,
MAWADDAH, WA RAHMAH
(Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD ROFIQ
NIM. 111-14-356
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
ِْ َللّا ْ ْ ْ َْوُهَف ْ لا ْ َلَط ْ ْ َْجَرَخ ْ ْ نَم
ِْم لِع
ِْف ِْف
ِْب ِْل يِبَس“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah.” (HR. Turmudzi)
َ َ َ
ْ ْ ةَدَوَم ْ مُكَن ْ يَب ْ َْلَعَجَو ْ اَه ْ اْ ْ وُنُك ْ سَتِ ل اْ ْ ج ْ َو ْ ز أ ْ أ ْ ْ نِ م ْ مُكَل ْ َْقَلَخ ْ ْ ن أ ْ ۦْ ْ َياَء ْ ْ نِمَو
ْ مُكِسُفن ِْهِت ْ َلِإ
ْ ٢١ ْ َْنوُرَكَفَتَي ْ وَقِ ل ْ ْ َي لَأٓ ْ َْكِل ْْ ْ ْ ةْ َْ حَرَو
َذ ْ مْ ْ ت ِْف َْنِإ“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (Q.S. ar-Rum:21)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur atas limpahan Allah SWT yang telah menghantarkan penulis pada keselamatan yang insyaAllah berkah ini.Penulis mempersembahkan karya ini sebagai bukti keseriusan kepada orang-orang yang telah membantu sampai terselesaikannya pendidikan saya di IAIN Salatiga.
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.
Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan membukakan akal pikiranku, sehingga bisa mengikuti anjuran yang baik dan menghindari yang bathil.
2. Kedua orang tuaku, Bapak Suraji Alm. dan Ibu Uminatun yang selalu menasihatiku, memberikan do’a, kasih sayang, dan memberikan motivasi dalam menjalani kehidupanku.
3. Keluarga kakakku, yaitu Syamsul Khoiri beserta istri atas motivasi yang sangat membangun mental dalam menempuh program pendidikan ini.
4. Masyarakat Dsn. Tugu, Ds. Banding, Kec. Bringin, Kab. Semarang, yang telah memberikan support dan wadah bagi saya, sehingga saya dapat mengembangkan jiwa sosial dan religi.
5. Teman-teman Kelas PAI I serta seluruh teman-teman PAI angkatan tahun 2014 IAIN Salatiga, atas kebersamaan yang penuh hikmah, canda, dan tawa.
6. Teman-teman PPL di SMA N 1 Bringin tahun 2017.
7. Teman-teman KKN di Dsn. Kedung, Ds. Kentengsari, Kec. Kedungjati, Kab.
Grobogan tahun 2018.
8. Seluruh pihak yang selalu memberikan semangat dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur
alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, taufik, beserta hidayah-Nya kepada kita semua (khususnya kepada penulis) sehingga penulis dapat menyelesaikan Membentuk Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga).
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan melalui ajaran agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tentu tidak luput dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang berkenan membantu. Oleh karena itu atas bimbingan dan arahannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga,.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.
ABSTRAK
Rofiq, Muhammad. 2018. Pendidikan Pranikah untuk Membentuk Keluarga
Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga . Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata Kunci: Sistem Pendidikan Pranikah, Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah
Penelitian ini bertujuan guna mengetahui sistem pendidikan pranikah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Adapun pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah model pendidikan pranikah untuk membentuk keluarga
sakinah , mawaddah, warahmah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga? 2)
Bagaimanakah perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta setelah mengikuti pendidikan pranikah sebagai bekal berumah tangga?, dan 3) Apakah faktor penghambat dalam pendidikan pranikah di komunitas itu?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif-analitik. Informan dalam penelitian ini meliputi: peserta komunitas yang ikut dalam pendidikan pranikah serta founder sekaligus salah satu pendidik di komunitas tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Sistem pendidikannya meliputi dari beberapa komponen yaitu: tujuannya yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta akhlak sebagai bekal berumah tangga, peserta didik tidak ada batasana kriterianya, untuk kriteria pendidik mempunyai pemahaman yang kuat terhadap materi dan sesuai dengan bidangnya, materinya meliputi urgensi pernikahan (pernikah dalam Islam), kesehatan reproduksi, konsep
ta’aruf VS pacaran, pasangan yang sesuai dengan syari’at (jodoh impian),
bekal pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, entrepreneur, membangun komunikasi yang baik, menjadi ayah dan ibu yang baik, dan serta merancang proposal nikah, metode yang digunakan yaitu dengan metode ceramah, workshop (seminar) dan dialog, tempat pelaksanaannya di sekitar Kota Salatiga. 2) Perubahan pada diri peserta meliputi: aspek kognitif berupa pemahaman materi yang diajarkan, aspek afektif yaitu lebih menghargai perbedaan, lebih membuka diri, dan optimis, kemudian pada aspek psikomotorik yaitu memiliki keterampilan (skill) berwirausaha. 3) Faktor penghambat pendidikannya, yaitu: sebagian peserta menempatkan pendidikan ini sebagai sampingan, sulit untuk menyesuaikan jadwal kegiatan, pemateri yang terbatas, beberapa masalah yang dihadapi belum sepenuhnya dapat terselesaikan, dan masalah pembiayaan masih kekurangan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i
HALAMAN BERLOGO ......................................................................................ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING.........................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................v
DEKLARASI KEASLIAN TULISAN ...............................................................vi
.PERSEMBAHAN........................................................... ....................................viii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ix
.ABSTRAK .......................................................................................................... ..xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1 B. Fokus Penelitian .................................................................................10 C. Tujuan Penelitian ................................................................................11 D. Manfaat Penelitian ..............................................................................11 .
1.
...11 Manfaat Teoretis ........................................................................ .
2.
........12 Manfaat Praktis .....................................................................
...
E.
.........................13 Penegasan Istilah .....................................................
F.
Sistematika Penulisan .........................................................................17
BAB II KAJIAN PUSTAKA .
.
A. .............. ..........................................20 Landasan Teori ..........................
.
1.
..20 Pendidikan ..................................................................................
2. Pernikahan dalam Islam ................................................................34 3.
Pendidikan Pranikah ......................................................................42
4. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pranikah ...........
.
1) Letak Geografis dan Luas Wilayah ...................................86
2) Jumlah Penduduk ...........................................................
.
...87 3) Kondisi Keagamaan ..................................................
.
........87 b. Profil Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga .
...................88 1) Sejarah Singkat Komunitas Rumah Jodoh Salatiga .......... .
. ..................... .
88 2) Visi dan Misi .............................................................. .
.......89 3)
Struktur Kepengurusan ......................................................91 4)
Pendidik .............................................................................93 5)
Keanggotaan ......................................................................93 6) Sasaran Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga ........ .
....94 7)
Sarana dan Prasarana .........................................................94 2. Profil Subjek (Informan) . .
.86 a. Deskripsi Kota Salatiga ..........................................................86
.......86 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................
.
.
..................
.
..........53 5. Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah ...........................
.
......57 B. Kajian Pustaka ....................................................................................68
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .........................................................76 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................77 C. Sumber Data .......................................................................................78 D. Prosedur Pengumpulan Data .....................................
....
.
.
....................79 Analisis Data ....................................................................................
.
F.
Pengecekan Keabsahan Data ..............................................................83 G.
Tahap-Tahap Penelitian ......................................................................84
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ...............................................................................
..............................................................95
3. Temuan Penelitian .........................................................................98 a.
Sistem Pendidikan Pranikah untuk Membentuk Keluarga
Sakinah
, Mawaddah, wa Rahmah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga ........................................ . .........98 b. Perubahan Aspek Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan
Peserta Setalah Mengkuti Pendidikan Pranikah Sebagai Bekal Berumah Tangga ..
.
........................................109 c. Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan .
B.
Analisis Data 1.
Sistem Pendidikan Pranikah untuk Membentuk Keluarga
Sakinah , Mawaddah, wa Rahmah di Komunitas
Rumah Jodoh Salatiga .................................................................120 2. Perubahan Pada Aspek Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan
Peserta Setalah Mengkuti Pendidikan Pranikah Sebagai Bekal Berumah Tangga .. . ...............................................127 3. Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Pranikah di Komuitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga ................. . .132
BAB V PENUTUP A. Simpulan ...........................................................................................138 B. Saran .................................................................................................140 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... .
................142 LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................. .
..................145
DAFTAR TABEL
1.Tabel 1.1 Daftar Cerai Talak dan Cerai Gugat Kota Salatiga 2015-2016 ..... ....7 2.
Tabel 4.1 Daftar Pendidik KRJ Salatiga ................................................. .........93
DAFTAR BAGAN
1.Bagan 4.1 .........................................................................................................91 2.Bagan 4.2 .......................................................................................................130
DAFTAR GAMBAR
1.Gambar 1: Pendaftaran untuk Ikut Kegiatan Pendidikan Pranikah Berupa Seminar di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.
2. Gambar 2: Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an di Awal Kegiatan di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.
3. Gambar 3: Penyampaian Materi dalam Acara Seminar di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.
Gambar 4: Pengungkapan Pendapat Terhadap Permasalahan yang Diberikan dalam Acara Seminar di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.
5. Gambar 5: Kegiatan Pendaftaran Pendidikan Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) dalam Perpusda Kota Salatiga.
6. Gambar 6: Kegiatan Pendidikan Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) dalam Perpusda Kota Salatiga.
7. Gambar 7: Foto Bareng Peserta Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) dalam Perpusda Kota Salatiga.
8. Gambar 8: Foto Bareng Peserta Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) di dalam ruang Multi Media Perpusda Kota Salatiga.
9. Gambar 9: Wawancara dengan S.U. (Peserta yang Belum Nikah) di Perpusda Kota Salatiga, Kamis, 26 Juli 2018.
10. Gambar 10: Wawancara dengan K.I.P., (Peserta yang Sudah Nikah) di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, Rabu, 01 Agustus 2018 11. Gambar 11: Brousur Kegiatan Pendidikan Pranikah Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.
12. Gambar 12: Brousur Kegiatan Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Lapangan Lampiran 2 Pedoman Observasi Lampiran 3 Pedoman Wawancara Lampiran 4 Verbatim Wawancara Lampiran 5
Contoh Proposal Sosiopreneur “Rumah Jodoh” Lampiran 6 Gambar Dokumentasi Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 10 Nota Pembimbing Lampiran 11 Lembar Konsultasi Lampiran 12 Daftar SKK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam mendorong manusia untuk dapat berinteraksi sosial di
tengah manusia lainnya. Dorongan tersebut dapat kita katahui melalui tersirat dalam Al-Qu r’an dan sunnah Rasul, bahkan tampak pula secara simbolik dalam berbagai ritual ibadah Islam. Dengan adanya interaksi tersebut sangat memungkinkan timbul berbagai masalah dalam kehidupan manusia, karena manusia diciptakan dengan berbeda, yakni ada laki-laki dan perempuan. Kodrat antara laki-laki dan perempuan adalah adanya ketertarikan kepada lawan jenis, di mana laki-laki ingin mempunyai pasangan seseorang wanita, dan begitu juga sebaliknya wanita ingin laki-laki (Huda, 2001:9).
Hikmah Ilahi yang bijaksana, sudah menghendaki pentingnya perkumpulan dan pertemuan antara laki-laki dengan wanita, di mana laki-laki memiliki bidangnya secara spesifik dan tidak dilampauinya, dan di lain pihak perempuan juga memiliki bidang sendiri yang digelutinya. Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk bekerjasama dalam menempuh kesulitan dan beban hidup (Washafi, 2005:1). Selain itu agar dari hubungan mereka itu lahir anak-cucu yang akan turun-temurun menyembah Allah di bumi ini dan mengolah kekayaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. adz- Dzariyat: 56, yang berbunyi:
َ ْ ٥٦ ْ ْ عَ ِل ْ ْ ْ ْ َ ن ل ٱ َْْو َْن ل ْٱ ُْت ْ قَلَخ ْ اَمَو ِْنوُدُب لِّإ ِْ ِْ
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku
.” Surat adz-Dzariyat ayat 56 di atas dapat kita pahami bersama bahwa menjelaskan tentang Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk menyembah-Nya. Sehingga Allah memberikan pasangan itu adalah juga ketentuan-ketentuan dalam firman-Nya.
Allah tidak membiarkan manusia, pria dan wanita, berkumpul dan bertemu, dan mengadakan hubungan semaunya sendiri, seperti berkumpulnya hewan jantan dan betina, yang kapan saja mereka menghendakinya, dan kapan saja suasana mendesak, tanpa adanya peraturan, dan tanpa adanya ikatan kekeluargaan. Maka untuk manusia sendiri, secara khusus Allah menetapkan pernikahan sebagai jalan diperbolehkannya masing-masing pasangan untuk melakukan hajat biologisnya secara halal dan mubah (Azzam, 2009:40-41).
Perkawinan merupakan fitrah manusia, yaitu jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini ialah dengan akad, bukan dengan cara yang mengandung fitnah serupa kumpul kebo, berzina, selingkuh dengan teman sekantor, selingkuh dengan suami tetangga, dan sebagainya yang diharamkan oleh Islam (Thobroni, 2010:3). Dengan jalan perkawinan yang sah, nafsu manusia terpelihara, serta pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai dengan kedudukan manusia yakni sebagai makhluk yang berkehormatan (Azzam, 2009:41).
Pernikahan adalah suatu bentuk ibadah dimana seorang laki-laki dan perempuan yang bukan sebagai muhrim sebagai suami istri dengan malakukan akad dengan tujuan meraih kehidupan yang sakinah (tenang, damai),
mawaddah (saling mencintai dan penuh kasih sayang), wa rahmah (kehidupan
yang dirahmati Allah) (Thobroni, 2010:11).Di dalam Al- Qur’an terdapat penjelasan tentang tujuan perkawinan,
َ َ
ْ اَهَج ْ وَز ْ اَه ْ نِم ْ َْقَلَخَو ْ ْْ َو ْ فَن ْ نِ م ْ مُكَقَلَخ ْ يِ لَّ ْٱ ُْمُكَبَر ْ ْ اوُقَت ْٱ ْ ُساَلن ْٱ اَهُّي أ ْ َي
ْ ةَدِحْ َ َ َك
ْ َْ َللّ ْٱ ْ ْ ر ل ْ َْوٱ ۦْ ْ َْنوُلَء ْ ا َسَت ْ يِ لَّ ْٱ َْ َللّ ْٱ ْ اوُق َْت َْوٱ ْ ا َسِنَو اْ ْ ْ ْ اَمُه ْ نِم ْ َْثَبَو
ْ َماَح ْ يِث َْنِإ ْ ءِْْهِب لّاَجِر ْ ْ ١ اْ ْ بيِقَر ْ ْ مُك ْ يَلَع ْ َْن َكَ
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu
.” Surat an-
Nisa’ ayat 1 di atas menjelaskan tentang tujuan pernikahan yaitu sebagai langkah untuk beribadah kepada Allah, menjaga kehormatan dan untuk memperoleh keturunan. Sehingga, dengan melalui pernikahan tersebut manusia dapat terpenuhi kebutuhan fitrahnya yakni yang cenderung kepada pasangannya, agar manusia memperoleh ketenangan dan kebahagiaan. Selain itu, anjuran menikah telah ditekankan Rasulullah bagi laki-laki dan wanita yang telah menemukan pasangan dan memenuhi syarat-syarat sesuai dengan tuntunan Islam (Ulfatmi, 2011:3). Sabda Rasulullah SAW, berbunyi sebagai berikut:
ْ نَع ْ ْ ِب َ أ ْ ْ مِتاَخ ْ
ِْ
نَزُم لا ْ َْلاَق ْ َْلاَق ْ َْل وُسَر ْ ِْ َللّا ْ َْلّ َص ْ ُْ َللّا ْ ِْه يَلَع ْ َْمَلَسَو ْ
اَذِإ ْ َْءاَج ْ ْ مُك ْ ْ نَم َْْن و َض رَت ْ ُْهَن يِد َْْو ْ ُْهَقُلُخ ْ ُْه وُحِك ن َ أَف ْ
ْ ا وُلَع فَت ْ ْ نُكَت ْ ْ ةَن تِف ْ ْ ْ ِض ر َ لا ْ ْ دا َسَفَو
. ْ اوُلاَق ْ
اَي ْ َْل وُسَر ْ ِْ َللّا َْْو ْ ْ نِإ ْ َْن َ
كَ ْ ِْه يِف ْ َْلاَق ْ اَذِإ ْ َْءاَج ْ ْ مُك ْ ْ نَم ْ َْن و َض رَت ْ ُْهَن يِد َْْو ْ ُْهَقُلُخ ْ
ُْه وُحِك ن َ أَف . ْ َْث َلََث ْ ْ تاَرَم
. ْ( هاور ْ ذمترلا )
Artinya: “Dari Abu Hatim al-Muzanni berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Jika datang kepada kalian (hai calon mertua) seseorang yang engkau sukai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Sebab jika kamu tidak melakukannya, akan lahir fitnah (bencana) dan akan berkembang menjadi kehancuran yang besar di muka bumi”. Kemudian ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika orang (pemuda) itu mempunyai cacat atau kekurangan?” Maka Rasulullah menjawab, (mengulangi tiga kali), “Jika datang kepada kalian orang yang bagus agamanya dan kahlaknya, maka nikahkanlah dia (dengan putrimu)
!” (HR. al- Turmudzi). Jika kita lihat dari hadits itu, nampaknya Rasulullah mengisyaratkan bahwa jika ada seorang laki-laki dan wanita yang sudah sangat kuat jalinan cintanya dan telah memenuhi syarat-syarat agama, maka dianjurkan untuk menikah. Apabilia tidak dilakukan, dikhawatirkan dalam kehidupan mereka berdua akan timbul pergaulan yang berdampak pada pelanggaran moral dan agama. Namun yang perlu kita ketahui, jalan untuk memasuki mahligai pernikahan itu juga sering dianggap terjal, berkelok, dan penuh dengan lubang. Tidak sedikit diantara pecinta yang sedang merajut ikhtiar menggapai mahligai rumah tangga, merasa putus asa lantas menghancurkan sendiri rajutan yang telah dirintisnya. Terkhusus lagi bagi perempuan, pernikahan menjadi persoalan unik dan menarik. Bagi perempuan menikah adalah suatu tidak sedikit pula perempuan yang terjebak pada berbagai persoalan menjelang pernikahan, baik persoalan teknis maupun psikis (Thobroni, 2010:4).
Selain itu, di zaman modern sekarang ini, fakta menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia samakin meningkat dari tahun ke tahun.
Perceraian yang tinggi tersebut justru cenderung dilakukan oleh pasangan muda, akibat ketidaksiapan mereka dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang banyaknya pasangan muda sesunguhnya belum memperhatikan kesiapan menikah (Tsania, 2015). Awalnya setiap pasangan yang telah melangsungkan pernikahan dan memulai membuka lembaran baru dalam hidupnya menuai kebahagiaan di awal perjalanan. Namun, selang beberapa tahun bahkan ada yang beberapa bulan setelah pernikahannya terjadi masalah yang bermunculan di tengah-tengah keluarga, hingga akhirnya salah satu pihak atau bahkan kedua belah pihak melayangkan gugatan perceraian. Diduga, ini terjadi karena pasangan tersebut tidak memiliki kesiapan dalam menjalani perkawinan atau pernikahan, baik kesiapan emosi, kesiapan sosial, kesiapan finansial, kesiapan peran, kesiapan seksual, dan kematangan usia (Sari, 2013).
Berbagai hasil penelitian seperti yang dilakukan Tsania (2015) menunjukkan bahwa kurangnya kesiapan menikah berdampak pada masalah ekonomi, ketidakharmonisan keluarga, salah satu pasangan meninggalkan kewajiban, awal perkawinan yang kurang baik, kurangnya komunikasi dan penyelesaian masalah dengan baik. Sehingga, banyak pasangan tidak mampu mewujudkan harapan-harapan pernikahan (Ulfatmi, 2011:5). Ikatan yang konflik mudah terjadi. Berbagai faktor inilah yang menyebabkan pasangan tidak berhasil mewujudkan keluarga yang diidamkan (Ulfatmi, 2011:5).
Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama menyatakan bahwa di Indonesia angka perceraian rata-rata secara nasional yaitu mencapai 16-20% di tahun 2009-2016. Tahun 2012 menempati puncak tertinggi angka perceraian sebanyak 372.557 yang berarti ada 40 perceraian per jam. Pada tahun 2013, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa angka perceraian menduduki peringkat tertinggi di Asia Pasifik (Choiriah, 2016).
Menurut Badan Pusat Statistika, sejak tahun 2012-2015 jumlah perceraian mencapai 1.362.220 sedangkan di Jawa Tengah sendiri, angka perceraian pada tahun 2015 mencapai 66.548 pasangan baik talak, ataupun gugat. Lebih spesifik dalam penelitian yang dilakukan oleh Solichin (2017) di Pengadilan Agama Salatiga mengungkapkan bahwa angka perceraian di Kota Salatiga yang diajukan cukup tinggi tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari laporan tahunan Pengadilan Agama Salatiga berikut ini:
Tabel 1.1 Daftar Cerai Talak dan Cerai Gugat30
13
48
8 Agustus
23
77
30
95
9 September
33
94
39
88
10 Oktober
84
29
25
77
11 November
31
79
27
82
12 Desember
26
90
24
69 Sub Jumlah 379 945 368 948 Jumlah Total 1324 1316
Sumber: Laporan Tahunan Pengadilan Agama Salatiga Selain itu, kasus KDRT di Kota Salatiga juga mengalami peningkatan.
Seperti halnya di tahun 2010, kasus semacam ini dikatakan bertambah derastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan KB dan Ketahanan Pangan setempat mencatat terdapat ada 22 kasus KDRT. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan KB dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga, Endang DW, melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Siti Andjajanah, mengatakan data tersebut didasarkan pada laporan yang diadukan korban ke kepolisian. Diduga kuat, jumlah kasus kekerasan di lapangan faktualnya jauh lebih banyak dari yang terdata. “Stigma di masyarakat KDRT itu dianggap aib.
56
7 Juli
No. Bulan Tahun 2015 Tahun 2016
37
Cerai Talak Cerai Gugat Cerai Talak Cerai Gugat
1 Januari
35
82
37
95
2 Februari
32
75
45
82
3 Maret
37
79
79
74
4 April
48
90
26
81
5 Mei
26
71
32
78
6 Juni
29
68
33
Jadi para korban malu melapor.” Kasus ini dominan dipicu karena rendahnya tingkat pendidikan, kondisi ekonomi keluarga yang lemah, kondisi lingkungan sosial dan karakter pelaku sendiri. Fakta di atas, terlihat bahwa dengan tantangan yang sangat kompleks ini, nampaknya semakin sulit pasangan suami istri untuk mewujudkan keluarga yang sakinah (tenang, damai), mawaddah (saling mencintai dan penuh kasih sayang), rahmah (kehidupan yang dirahmati Allah). Terbukti dengan data-data yang dipaparkan di atas, tingginya jumlah pasangan yang mengalami konflik dan tidak sedikit yang harus berakhir dengan perceraian. menjelaskan perlunya pembekalan pranikah yang lebih terstandardisasi untuk mengurangi perceraian yang terjadi karena beberapa alasan, diantaranya; hubungan tidak harmonis, tidak ada tanggung jawab kepada anak, kehadiran pihak ketiga, dan persoalan ekonomi.
Banyak permasalahan tersebut, dapat kita pahami bahwa tidak sedikit pasangan yang menikah tanpa didasari dengan ilmu berumah tangga. Banyak pasangan menikah tidak memiliki visi dan misi yang kuat dalam pernikahan sehingga mudah goyah oleh permasalahan yang pasti timbul dalam sebuah rumah tangga. Hal itu dapat terjadi karena pasangan yang akan menikah juga kurang mendapat didikan orang tua atau lingkup sekitar tentang bagaimana pentingnya memiliki ilmu-ilmu berumah tangga, seperti usia ideal perkawinan, ilmu mendidik anak, ilmu memasak, ilmu interpreneur, dan lain sebagainya.
Kurangnya pemahaman pasangan yang akan menikah tentang pentingnya ilmu berumah tangga juga dapat berawal dari ketidaksadaran orang tua bahwa anak merupakan amanah yang harus dijaga dan diarahkan dengan baik serta akan dimintai pertanggung jawabanya kelak.
Untuk mengatasi berbagai problem di tengah-tengah bertambahnya jumlah rumah tangga yang mengalami konflik dan juga pula semakin kompleks masalah msyarakat modern saat ini, maka sekiranya perlu adanya pendidikan, yakni berupa pendidikan pranikah seperti yang dilakukan pada Komunits Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Melalui program ini tentu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis, serta mengembangkan
Program pendidikan ini bukan hanya sebagai preventif dan kuratif terhadap masalah tersebut, tetapi juga menyediakan berbagai informasi kepada individu, calon pasangan, atau pasangan untuk memperoleh pendidikan maupun bimbingan dalam meraih pencapaian keahlian hubungan interpersonal, intrapersonal, dan hubungan secara keseluruhan secara cepat, tepat dan dalam waktu yang singkat. Kemudian juga memberikan motivasi dan memberikan bekal ilmu pendidikan Islam tentang pernikahan.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian pada Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Tempat ini diambil oleh peneliti sebagai tempat penelitian, karena di Salatiga sendiri setelah dari paparan di atas terkait peningkatan perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang semakin menjamur, Kota Salatiga juga dikenal sebagai Indonesia Mini (Kecil), yaitu dengan dihuni berbagai etnis (heterogen) dari seluruh wilayah di Indonesia, yang tentu juga akan menghasilkan beberapa budaya baru di lingkup Kota Salatiga tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, muncul beberapa permasalahan yang menarik untuk diteliti, sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul sebagai berikut: “Pendidikan Pranikah untuk Membentuk Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (Studi di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga”.
Fokus Penelitian
Berdasarkan pertimbangan latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan kajian dalam penelitian yang dilakukan di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem pendidikan pranikah nikah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga? 2. Bagaimanakah perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta setelah mengikuti pendidikan pranikah sebagai bekal berumah tangga? 3. Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan pranikah di
Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga? Itulah beberapa rincian rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Dengan hal tersebut, tentu jelas cakupan atau topik-topik pokok masalah yang akan diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang dapat diambil oleh peneliti dari fokus penelitian di atas, antara lain:
1. Mendeskripsikan sistem pendidikan pranikah nikah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Mendeskripsikan perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta setelah mengikuti pendidikan pranikah sebagai bekal berumah tangga.
3. Manganalisis faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga Beberapa tujuan penelitian di atas merupakan sasaran hasil yang akan dicapai, yaitu disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Ada beberapa manfaat teoritis yang dapat kita ambil melalui penelitian ini, antara lain: a.
Memberikan sumbangsih pengalaman dan wawasan khususnya dalam pelaksanaan pendidikan pranikah.
b.
Memperoleh penjelasan dan gambaran mengenai sistem pendidikan pranikah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah pada Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.
2. Manfaat Praktis
Adapun beberapa manfaat praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, antara lain: a.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan supaya dapat menambah pengalaman dalam pelaksanaan pendidikan pranikah.
Bagi Komunitas Rumah Jodoh Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga untuk memberikan pendalaman materi supaya dapat mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.
c.
Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam lingkup rumah tangga.
d.
Bagi Kantor Urusan Agama (KUA) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Urusan Agama (KUA), khususnya lingkup kota Salatiga dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan atau pembinaan pasangan pranikah.
Beberapa manfaat praktis di atas tentu diharapkan dapat diperoleh penejelasan dari pelaksanaan penelitian ini. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau motivasi berkembangnya lingkup tersebut.
E. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap apa yang terkandung di dalam skripsi ini, maka kiranya perlu penulis perjelas dan membatasi pengertian sebagai berikut: 1.
Sistem Pendidikan Pranikah
Menurut Rulam Ahmadi (2017:54), sistem adalah keseluruhan melakukan fungsinya masing-masing dan saling terkait (bergantung) satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kata pendidikan mempunyai pengertian sebagai rangkain proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat, serta mempersiapkan peserta didik agar dapat menggali, menemukan, dan menempa potensi yang dimiliki, dan juga untuk mengembangkannya tanpa menghilangkan karakteristik masing-masing (Soyomukti, 2010:5).
Ketika proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan terdapat beberapa komponen yang satu sama lain saling mendukung.
Komponen-komponen pendidikan itu, antara lain: tujuan, siswa, pendidik, kurikulum (isi/materi), metode pendidikan, dan lingkungan (Ahmadi, 2017:63).
Kemudian kata pranikah, yang sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu kata nikah, yang berasal dari bahasa Arab, yaitu nakaha-yankihu-
nikaahan yang berarti nikah, kawin, bercampur atau berkumpul. Nikah adalah sesuatu yang dapat menghalalkan seorang laki-laki dan perempuan untuk bersenang-senang berupa hubungan biologis. Selanjutnya pranikah adalah periode sebelum menikah. Periode pranikah ini merupakan periode persiapan untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga (Masdub, 2015:57-58). Fase ini terjadi pada masa remaja atau pemuda yang akan atau sedang mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang perkawinan atau
Melihat beberapa pengertian di atas dapat kita pahami bersama bahwa sistem pendidikan pranikah adalah keseluruhan dari berbagai komponen yang membangun pendidikan pranikah (baik berupa: tujuan, siswa, pendidik, kurikulum (isi/materi), metode pendidikan, dan lingkungan), dimana seluruh komponen melakukan fungsinya masing- masing dan saling terkait (bergantung) satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah
Keluarga adalah suatu unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari beberapa orang serta masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan tertentu. Keluarga menurut Soelaeman (dalam Ulfatmi, 2011:19) dibina oleh sepasang manusia yang telah sepakat untuk mengarungi hidup bersama dengan tulus setia, didasari keyakinan yang dikukuhkan melalui pernikahan, dipateri dengan kasih sayang, ditujukan untuk saling melengkapi dan meningkatkan diri dalam menuju ridha Allah.
Sakinah secara harfiah dapat diartikan tenang atau tenteram.
Menurut al-Asfahaniy (dalam Ulfatmi, 2011:64), kata ‘sakinah’ bermakana sesuatu yang tetap setelah ia bergerak, biasanya digunakan untuk kita menempati. Selain itu kata sakinah juga memiliki arti tenteram, yaitu adanya kepercayaan dalam berumah tangga, dan saling memahami sifat pasangan masing-masing hingga timbul parasaan tenteram, seiring, menunjukkan keluarga yang tenang dan damai (Thobroni, 2010:53).
Kemudian mawaddah berasal dari kata al-waddu (cinta) atau mencintai sesuatu (Ulfatmi: 2011:65). Secara lebih lengkapnya pengertian dari mawaddah adalah cinta atau sayang, yang merupakan tahapan berikutnya yang kita rasakan pada pasangan. Kita mencintai tidak hanya didasarkan atas kehendak fisik atau ekonomi semata, ataupun keadaan luar saja. Tetapi adanya perasaan mencintai karena Allah SWT, yang tidak tergoyahkan oleh godaan-godaan apapun (Thobroni, 2010:53).
Sedangkan kata rahmah mempunyai makna lebih kepada cinta yang bersifat psikis atau batin, yakni tentramnya batin dan hati masing- masing pihak (Ulfatmi, 2011:66). Pengertian lain rahmah artinya rahmat, merupakan tahap akhir dari semua perasaan. Pada tahap ini kita benar- benar menjalankan pernikahan tanpa adanya halangan hingga menjadi pasangan yang diridhai Allah SWT (Thobroni, 2010:53).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita pahami bersama bahwa kelurga sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah sebuah keluarga yang kehidupannya tenteram dan bahagia, dengan selalu berkasih sayang, saling menghargai, saling memberi, saling membantu, saling mengerti dan memahami, saling berupaya menyempurnakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap Allah, keluarga maupun masyarakat.
Komunitas Rumah Jodoh (KRJ)
Secara sederhana kata komunitas berasal dari bahasa latin
communitas yang berarti kesamaan, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak. Pada
manusia, komunitas merupakan kumpulan individu yang di dalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Sehingga Soenarno (2002) mengatakan bahwa komunitas sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
Pengertian komunitas selanjutnya juga diungkapkan oleh Kertajaya Hermawan (2008:21), yaitu sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.