PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK (TELAAH SURAT AN-NAHL AYAT 78) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

PERAN KELUARGA

DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

(TELAAH SURAT AN-NAHL AYAT 78)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

MUHAMMAD KHOIRUL ANWAR

  

NIM. 11112230

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

“Nindaki kewajiban kanti dasar iman

Akhlak bagus tumus, sabar alus noto ati mapan

  

Ta‟at lan ngabekti, perintahe gusti

Nindakno ngibadah, netepi perintah amal kang pinuji

Nyadong ridlo rahmat lan syafaat sakeng kanjeng nabi”

  

(Bait Syi’ir Pepali Ki Ageng Selo)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ayah dan bundaku yang selalu mendo‟akan selama ananda berada di bangku kuliah, dan memberi arahan mulai saat ananda belum mengetahui apa-apa.

  2. Kakak-kakakku, adik-adikku yang selalu membuat ananda semangat untuk menjadi yang lebih baik.

  3. Kepada Pimpinan dan para guru di pondok yang tak kenal lelah untuk memberi motivasi kepada ananda sebelum ananda duduk di bangku kuliah

  4. Kepada teman-temanku seperjuangan PAI 2012 5.

  Saudara-saudaraku keluarga PAI G (Serikat PAI Tujuh), Kelompok KKN yang telah memberi pengalaman akan arti sebuah ilmu sosial, pertemanan dan persaudaraan.

  6. Semua pihak yang telah banyak membantu, yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan semangat pada penulis.

KATA PENGANTAR

  Lafadz Al-Hamdulillah, yang seharusnya kita dahulukan karena berkat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Dan juga berkat rahmat, taufik, serata hidayahNya kita dapat mendengarkan kicauan burung-burung, menghirup udara yang segar, merasakan hembusan angin, mendengarkan cercahan ombak, dan menatap indahnya langit baik pagi dan petang yang dihiasi bintang gemintang dan rembulan. Juga merasakan kasih, cinta, dan sayang yang tak ternilai harganya.

  Keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap tercurah-limpahkan keharibaan baginda kita, Rasulullah SAW. Muhammad bin „Abdillah sang tokoh revolusioner dunia, pahlawan sepanjang masa. Dialah yang mengajarkan kebenaran tanpa mengharap imbalan, menunjukkan jalan lurus tanpa takut pedang yang terhunus. Juga para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka secara benar walau keadaan tidak lagi memberi senyuman.

  S elanjutnya, dengan rahmat dan ma‟unah-Nya, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak (Telaah Surat An-Nahl Ayat 78) ”.

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya di sana-sini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.

  Skripsi ini sama sekali tidak bisa terlepaskan dari bantuan banyak pihak. Berangkat dari, “ yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti tidak

  

berterima kasih kepada Allah”. Maka, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjasa, ikut andil dan membantu dalam penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 23 Februari 2017 Penulis

  Muhammad Khoirul Anwar NIM. 111-12-230

  

ABSTRAK

  Anwar, Muhammad Khoirul.2017.Peran keluarga dalam membentuk karakter anak (telaah surat An-Nahl ayat 78). Skripsi. Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.

  Kata Kunci : Peran Keluarga, Membentuk Karakter Anak

  Latar belakang dari penelitian ini adalah banyak orang-orang khususnya orang tua yang kurang faham dalam membentukan karakter anak. Sehingga banyak anak-anak yang memiliki karakter yang tidak diharapkan oleh semua orang. Maka dari itu kajian ini sangat dibutuhkan untuk mencari jawaban atas apa yang harus dilakukan keluarga dalam menanamkan karakter pada anak. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji surat An-Nahl ayat 78. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak, serta upaya keluarga tersebut dalam membentuk karakter pada anak.

  Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research. Sumber data primer menggunakan surat An-Nahl ayat 78 beserta tafsiran dan terjemahnya menurut beberapa mufassir. Analisis data menggunakan metode tahalli. Dengan cara menjelaskan ayat-ayat Al-

  Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksud secara terperinci sesuai urutan ayat dan surat dalam mushaf Utsmani. Kemudian memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat, dan menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain, membahas asbabun nuzul jika ada, dan menyampaikan dalil-dalil dari hadis.

  Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa : (1) peran keluarga yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 78 memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak, dengan mengoptimalkan potensi pada anak yakni pendengaran, penglihatan dan hati. Berinteraksi sesuai kadar kemampuan dan pengetahuan anak, dan memberikan teladan yang baik pada anak. (2) Upaya yang dilakukan keluarga dapat dilakukan dengan menanamkan nilai akidah, nilai ibadah, nilai sosial, memberikan pengawasan dan perhatian, dan menjaga kesehatan dan jasmani.

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  SKK 2. Tugas Pembimbing 3. Lembar Konsultasi 4. Riwayat Hidup

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 8 E. Metode Penelitian...................................................................................... 9 F. Penegasan Istilah ..................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12 BAB II KOMPILASI AYAT A. Surat An-Nahl Ayat 78............................................................................ 14

  1. Redaksi Ayat dan Terjemahnya ........................................................ 14 2.

  Makna Mufrodat/Kosa Kata .............................................................. 14 3. Pokok-pokok Isi Kandungan Surat An-Nahl .................................... 17 B. Pandangan Mufassir Terhadap Surat An-Nahl Ayat 78 .......................... 19 1.

  Tafsir An-Nahl Secara Umum .......................................................... 19 2. Tafsir An-Nahl Menurut Departemen Agama RI ............................. 20 3. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut M. Quraish Shihab...... 22 4. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut Ibnu Katsir .................. 23 5. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut Alamah Kamil Faqih dan Tim Ulama .................................................................................. 24

  BAB III MUNASABAH A. Pengertian Munasabah ............................................................................ 27 B. Munasabah surat An-Nahl ...................................................................... 28 1. Munasabah Ayat Dengan Ayat ......................................................... 28 2. Munasabah Surat Dengan Surat ........................................................ 31 BAB IV PEMBAHASAN A. Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak ............................... 40 1. Melalui Pendengaran ......................................................................... 44 2. Melalui Penglihatan .......................................................................... 48 3. Melalui Hati ...................................................................................... 51 B. Upaya Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak .............................. 53 1. Menanamkan Nilai Akidah ............................................................... 53 2. Menanamkan Nilai dan Ajaran Ibadah .................................................

  55

  3. Menanamkan Nilai Sosial ......................................................................

  56 4. Memberikan pengawasan dan perhatian ..............................................

  57 5. Upaya Menjaga Kesehatan dan Jasmani ..............................................

  58 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ............................................................................................. 60 B. Saran ........................................................................................................ 60

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an adalah suatu pedoman hidup, sebagai sumber tatanan

  sesama manusia dan dengan makhluk hidup lainnya serta dengan lingkungannya. Dengan berpedoman kepada Al- Qur‟an yang dibawa oleh

  Nabi akhir zaman ini, manusia yang diangkat derajatnya sebagai khalifah pertama di muka bumi yang dapat berfikir, bersikap dan bertindak sehingga dapat membawa amal yang rahmatan lil alamin, karena sesungguhnya sebab- sebab diturunkannya Al-

  Qur‟an adalah untuk mengangkat derajat dan martabat manusia dari kebejatan moral dan untuk mengembalikan kepercayaan umat manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran ketuhanan, sehingga untuk memperbaiki semua itu diturunkanlah Al-

  Qur‟an yang berkaitan dengan masalah akhlaq, perilaku dan budi pekerti serta permasalahan-permasalahan lainnya.

  Banyak sekali isi kandungan yang terdapat dalam Al- Qur‟an, diantaranya adalah sebagai sumber utama keimanan bagi kaum muslim. Di samping itu Al-

  Qur‟an tidak pernah lepas hubungannya dengan aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia, pada saat yang bersamaan, Al- Qur‟an juga menyediakan ajaran-ajaran tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Islam dan Al-Akbar (2010:59-62), menyatakan bahwa secara garis besar, ajaran yang terkandung di dalam Al- Qur‟an ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.

  Sangat banyak paparan dan penjelasan Al- Qur‟an maupun sunnah

  Nabi Muhammad SAW, yang sangat erat kaitannya dengan berbagai nasehat, aturan, dan cara mendidik anak secara baik. Karena pendidikan anak merupakan salah satu tujuan utama agama Islam. Oleh karena itu agama Islam dikatakan sebagai agama tarbiyah. Rumah merupakan lingkungan awal bagi anak untuk tumbuh dan berkembang, khususnya dalam perkembangan organ- organ tubuhnya, dan di sinilah pusat terpenting bagi pendidikan anak, khususnya dalam pembentukan karakter bagi anak.

  Anak adalah cahaya masa depan. Ibarat pundi kosong, anak akan menerima air jenis apa saja yang masuk dalam kantong ajaran kehidupan, untuk kemudian ia akan kembangkan dalam perjalanan hidup pribadinya. Keluarga, lingkungan, dan lembaga pendidikan menjadi pilar yang akan mengisi pundi kosong tersebut, dan menentukan seberkualitas apakah pribadi yang dihasilkan (Susilowati,2010:44).

  Ketika membicarakan tentang anak, maka akan dihadapkan pada pola dan budaya anak, yang mana pola dan budaya anak tak akan jauh dari pola hidup orang tua dan lingkungannya. Karena lingkungan terdekat anak akan menciptakan suatu kebiasaan, sehingga anak akan merasa nyaman dengan dunia tersebut. Maka peran keluarga dan lingkungan terdekat anak dinilai sangat penting dan berharga dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan. Tentu kebaikan menurut ajaran Allah SWT, dan bukan sekedar kebaikan berdasarkan penilaian baik buruk orang sekitar (Basyaruddin,2008:48).

  Tahun pertama kehidupan anak merupakan waktu yang sangat menentukan masa depannya. Kesalahan yang terjadi pada waktu yang sangat kritis akan membawa kerugian yang nyata pada perkembangan anak kelak. Anak pada tahun pertama ini, merupakan investasi bagi kemajuan bangsa. Produktivitas bangsa masa depan sangatlah ditentukan oleh bagaimana upaya pengembangan anak dilakukan. Pengembangan anak pada usia ini, merupakan pilihan yang bijak dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia guna membangun masa depan bangsa yang maju dan berkarakter.

  Pada masa balita atau pada tahun pertama anak adalah tahapan yang rentan terhadap berbagai pengaruh baik bafik maupun non-fisik, agar anak manusia yang memiliki kualitas dan karakter yang baik, pada tahapan tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak harus selalu diperhatikan, diarahkan dan dikendalikan, karena pada saat itu berbagai faktor baik, fisik, motorik, psikologis dan sosial, sangat mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

  Di era digital ini, di mana informasi dan teknologi berkembang sangat begitu cepat, yang memberikan dampak positif bagi kita. Karena mudahnya kita semua untuk menyerap berbagai informasi dan menambah wawasan, mempelajari dan menggali ilmu pengetahuan. Akan tetapi, di sisi yang lain perkembangan informasi dan teknologi yang sangat cepat itu bisa dikatakan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter pada anak, kehidupan dunia maya di internet kian berkembang, banyak anak-anak saat ini telah memasuki dunia digital tersebut yang saat ini sedang di senangi anak- anak.

  Dalam hal ini, berbagai persoalan muncul karena perkembangan zaman yang membuat perkembangan dunia bagaikan tanpa ada sekat dan batas yang berakibat pada sisi negatif, terjadi banyak penyimpangan moral dan perilaku pada anak-anak dan usia remaja. Generasi muda pun sudah banyak yang terjerumus ke dalam perilaku-perilaku negatif tersebut dari sebab tidak adanya karakter yang tertanam pada anak tersebut, yang seharusnya menjadi pegangan dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan budi pekerti luhur, seperti banyaknya anak melawan orang tua, tawuran, tidak adanya rasa hormat kepada orang yang lebih tua, dan bahkan ada yang pacaran dan sampai melakukan hubungan yang seharusnya boleh dilakukan oleh sepasang suami istri. Dalam hal ini, keluarga yang menjadi lingkungan pertama kali memiliki posisi yang begitu penting, dengan harapan menjadi sebuah cara yang tepat dalam memberikan pengarahan dan pengaruh positif untuk membangun dan menanamkan karakter yang baik dan mulia khususnya pada anak-anak dan generasi muda agar memiliki perilaku yang baik dan diharapkan di masyarakat.

  Keluarga merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sehingga keluarga banyak berperan dalam membentuk karakter anak. Bagi kebanyakan anak, keluarga merupakan tempat yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu sekolahan dan masyarakat. Keluarga merupakan tempat paling awal yang dibangun oleh anggota keluarga seperti kedua orang tua. Setiap keluarga dengan keluarga lainnya memiliki perbedaan, misalnya perbedaan dalam cara mendidik anak, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan terus menerus sampai kepada keturunannya yang secara tidak sadar dapat membentuk karakter anak.

  Keluarga merupakan pihak terdekat dengan keseharian anak, sehingga pembentukan karakter pada anak merupakan tanggungjawab bagi setiap keluarga. Orang tua yang mengasuh anak secara langsung dengan waktu yang sedemikian lama dibandingkan dengan pihak lain seperti sekolahan. Keluarga dalam hal ini adalah tempat yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak, dari lingkungan keluarga perkembangan anak sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan, anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa merasakan dan merespon di dalam kandungan seorang ibu apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

  Keluarga merupakan lembaga sosial terbesar perannya bagi kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya, terutama anak-anak.

  Keluarga merupakan lingkungan sosial terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Juga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat muda. Dari keluargalah diharapkan seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan masak dan dewasa (Noor, 2010:41).

  Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk tumbuh dan menjadi orang yang memiliki karakter yang baik. Sabda rasulullah SAW bersada :

  ِبَِأ ْنَع ِوَّللا ِدْيَ بُع ِنْب ِنَسَْلْا ْنَع ٌريِرَج اَنَ ثَّدَح َةَبْيَش ِبَِأ ُنْب ُناَمْثُع اَنَ ثَّدَح ُلَضْفَأ َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِِّبَِّنلا ْنَع ِوَّللا ِدْبَع ْنَع ِِّنِاَبْيَّشلا وٍرْمَع .

  ِنْيَدِلاَ ْلا رُّرِبَو اَ ِ ْقَ ِل ُة َ َّللا ِلَمَ ْلا ْوَأ ِلاَمْعَْاا

  Artinya : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari al-Hasan bin Ubaidullah dari Abu Amru asy-Syaibani dari Abdullah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Amalan-amalan yang paling utama adalah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua

  

diakses pada

16-10-2016 pukul 11:22 WIB).

  

ُديِلَ ْلا ِنَِرَ بْخَأ َلاَق ُةَبْ ُش اَنَ ثَّدَح َلاَق َيََْيَ اَنَ ثَّدَح َلاَق ٍّيِلَع ُنْب وُرْمَع اَنَرَ بْخَأ

ِراَّدلا ِهِذَى ُبِحاَص اَنَ ثَّدَح ُل ُقَ ي َّ ِنِاَبْيَّشلا وٍرْمَع اَبَأ ُتْ َِسَ َلاَق ِراَزْ يَ ْلا ُنْب

رُّيَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا َل ُسَر ُتْلَأَس َلاَق ِوَّللا ِدْبَع ِراَد َلَِإ َراَشَأَو

ِفِ ُداَ ِْلْاَو ِنْيَدِلاَ ْلا رُّرِبَو اَ ِ ْقَو ىَلَع ُة َ َّللا َلاَق َلَاَ َ ت ِوَّللا َلَِإ رُّبَحَأ ِلَمَ ْلا

  .

  َّلَجَو َّزَع ِوَّللا ِليِبَس

  Artinya : Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Ali dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya dia berkata telah menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata telah mengabarkan kepadaku Al-Walid bin Al-'Aizar dia berkata aku mendengar Abu 'Amr Asy-Syaibani berkata telah menceritakan kepada kami penghuni rumah ini dan mengisyaratkan ke arah rumah 'Abdullah, dia berkata 'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah amalan yang paling dicintai Allah SWT, Beliau menjawab."Shalat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah Azza wa Jalla

  

diakses pada 16-10-2016 pukul 11:22

WIB).

  Orang tua yang ingin anaknya memiliki karakter baik harus melakukan upaya-upaya untuk menuju ke sana, ia harus menyediakan waktu, energi, pikiran, bahkan mungkin materi untuk mewujudkannya (Munir, 2010:14).

  Oleh sebab itu orang tua harus selalu meluangkan waktunya untuk selalu mengawasi dan memberi perhatian kepada anak-anaknya dengan sepenuh hati.

  Keluarga memberikan didikan dan bimbingan pertama kali bagi anak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya, dengan kata lain sifat dan kepribadian anak merupakan cerminan perilaku atau didikan orang tuanya. Namun terkadang orang tua tidak mengetahui apa yang harus dilakuan mereka selaku keluarga dalam menumbuh kembangkan anak sebagaimana lembaga pendidikan pertama bagi anak. Berdasarkan permasalah yang telah penulis paparkan, mengingat betapa pentingnya menanamkan karakter pada anak, karena anak adalah generasi penerus bangsa, maka penulis tertarik hatinya untuk mengambil judul “PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK (Telaah Surat An- Nahl Ayat 78)”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan di atas, maka dapat penulis rumuskan masalah yang ingin penulis teliti sebagai berikut :

1. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat

  An-Nahl Ayat 78? 2. Upaya keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78?

C. Tujuan Penelitian

  Seiring dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78.

  2. Mengetahui upaya keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat dan pendidik secara teoritik dan prakrik antara lain sebagai berikut : 1.

  Manfaat teoritik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya, terutama mengenani peran keluarga dalam membentuk karakter anak.

2. Manfaat praktik a.

  Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang karakter pada anak.

  b.

  Memberikan motovasi dan dorongan serta contoh kepada manusia untuk membangun karakter yang baik pada anak.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan bahan pustaka yang berkaitan dengan pembahasannya dalam penelitian ini, baik bahan skunder maupun primer, serta bahan-bahan yang dapat menunjang penelitian ini..

  2. Sumber Data Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

  research) , maka sumber data yang menjadi rujukan penulis adalah dari

  literatur-literatur yang diambil dari sumber tertulis seperti buku, jurnal, majalah dan dokumet resmi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data pokok adalah surat An-Nahl ayat 78 beserta terjemah dari tafsiran menurut beberapa mufassir. Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder penelitian ini, dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut: a.

  Buku-buku yang berkenaan dengan karakter b. Buku-buku lain yang dapat menunjang penelitian ini.

  Selain beberapa literatur yang tersebut di atas, sebagai penunjang, peneliti juga merujuk keberbagai artikel-artikel ilmiah dan internet.

  3. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam penelitian, dan diperlurkan suatu prosedur yang sistematik, logis dan valid, baik secara langsung (Primer) atau tidak langsung (skunder) dan (tersier). Metode ini terkait dengan keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (Prosess) riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecah suatu persoalan yang dihadapi (Ruslan,2010:27).

  Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer dan skunder. Setelah data tersebut terkumpul, maka langkah selanjutnya yakni dengan dilakukan menelaah dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data dan bahan untuk penelitian.

4. Metode Analisis Data

  Dari data yang diperoleh penulis untuk menganalisisnya digunakan metode tahlili. Metode tahlili adalah metode tafsir yang menjelaskan ayat- ayat Al-

  Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksudnya secara terperinci sesuai urutan ayat dan surat dalam mushaf Utsmani.

  Mufassir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata yang

  diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat, dan menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain, membahas asbabun nuzul jiak aka, dan menyampaikan dalil-dalil dari hadis (Budiharjo, 2012:132).

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini: 1.

  Peran : perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI,2005:854).

  2. Keluarga : adalah salah satu pusat dari tri pusat pendidikan bagi anak, keluarga merupakan lingkungan pertama tumbuh dan kembang anak, terutama pada awal kehidupannya, dan keluarga merupakan pusat pendidikan paling penting dan besar pengaruhnya pada anak.

  3. Karakter : merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan (daryanto&darmiatun,2013:69).

  4. Surat An-Nahl : surat An-nahl terdiri atas 128 ayat. Mayoritas ulama menilainya makkiyyah, yakni sebelum Nabi Muhammad SAW, berhijrah ke Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat. Misalnya ayat 126 dan dua ayat berikutnya, yang memerintahkan Nabi SAW, agar jangan membalas kejahatan kecuali setimpal dengannya. Nama An-Nahl terambil dari kata itu sendiri yang disebutkan pada ayat 68 surah ini. Hanya sekali itulah Al-

  Qur‟an menyebutnya. Ada juga ulama yang menamainya surah An-

  Ni‟am, karena banyak nikmat Allah yang duraikan di sini. Tema-tema pokoknya bermacam-macam yakni tentang ketuhanan, wahyu dan kebangkitan, disertai dengan beberapa persoalan samping yang berkaitan dengan tema-tema pokok itu, seperti uraian tentang keesaan Allah yang menghubungkan antara agama Nabi Ibrahim As. Dengan agama Nabi Muhammad SAW, juga tentang kehendak Allah dan kehendak Manusia dalam Konteks Iman dan kufur. hidayah dan kesesatan. Fungsi rasul dan sunnatullah dalam menghadapi para pembangkang, demikian juga soal penghalalan dan pengharaman, soal hijrah dan ujian yang dihadapi kaum musyrikin dan muslimin dan tidak ketinggalan soal interaksi social seperti keadilan, ihsan, infaq, menepati janji dan lain-lain (Shihab,2002:175-176).

  Surat ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya terdapat firman Allah SWT. Ayat 68 yang artinya :

  “dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah.” Lebah adalah makhluk Allah yang

  banyak member manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al- Qur‟anul karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedang Al-

  Qur‟an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat

  s pada 18-10-2016 pukul 08:54).

1. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, maka penulis memberikan sistematiak penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :

  BAB I : Pendahuluan Pada bab ini dibahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah dalam judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematiak penulisan skripsi.

  BAB II : Kompilasi Ayat Pada bab ini akan diuraikan tentang redaksi surat An-Nahl dan terjemahannya, kosa kata atau makna mufrodat, Pokok-pokok kandungan surat An-Nahl, dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin, diantaranya : M. Quraish Shihab dengan tafsirnya Al-Misbah, Ibnu Katsir, dan beberapa mufassir lainnya.

  BAB III : Munasabah berisi tentang pengertian munasabah, serta munasabah ayat dengan ayat dan munasabah surat dengan surat.

  BAB IV : Pembahasan Pada bab ini akan menyajikan pembahasan tentang Peran keluarga dalam membentuk karakter anak, implementasi peran keluarga dalam membentuk karakter anak.

  BAB V : Penutup Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan penutup.

BAB II KOMPILASI AYAT A. Surat An-Nahl Ayat 78 1. Redaksi ayat dan terjemahannya Dalam penelitian ini, redaksi ayat yang penetiti gunakan adalah Al- Qur‟an surat An-Nahl Ayat 78, sebagai berikut :

                  

  Artinya : dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur (Departemen Agama RI, 2006:275).

2. Makna Mufrodat/Kosa Kata

  Setelah peneliti paparkan redaksi ayat, maka untuk mempermudah memahami ayat tersebut, maka peneliti memberikan makna mufrodat atau kosa kata dalam ayat tersebut yang diambil dari buku syaamil Al-

  Qur‟an departemen agama RI (2007:275) : Lafadz Arti lafadz Arti

  ل جو

  Dan Allah Dan Dia menjadikan

  للهاو مكل

  Mengeluarkan kalian Pendengaran

  مكجرخأ عمسلا

  Dari perut-perut Penglihatan

  ن طب نم رلباا

  Ibu-ibu kalian Hati/akal

  مكتا مأ ةدئفاا لا

  Tidak mengetahui Agar kalian

  مكل ل ن مل ت

  Sesuatu Kalian Bersyukur

  ائيش نوركشت

  Selain kosa kata yang diambil dari buku syamil Qur‟an, peneliti juga memberikan arti kata yang diambil dari kamus, sehingga dapat memudahkan dalam memahami ayat dalam penelitian ini, diantaranya adalah : a. ) merupakan bentuk fiil madhi tsulasi mazid

  Kata Akhrojakum ( مكجرخا akhroja (

  جرخا ) dengan ketambahan hamzah qod‟i di awalnya. Yang

  جرخي جرخ

  • semula khoroja yakhruju ( ) yang berarti keluar, Dan

  ketambahan dhomir kum, sehingga menjadi akhrojakum, yang asal mula arti kata mengeluarkan, karena ketambahan kum maka menjadi mengeluarkan kalian (Hasanah, 2013:134). Yang dimaksud adalah Allah telah mengeluarkan manusia dengan kekuasaannya dari perut seorang ibu yang telah mencapai masa kehamilannya.

  b.

  ) yang

  نوطب ) adalah jama‟ dari kata bathnun ( هطب

  Kata buthunun ( berarti perut, dalam kamus besar bahasa arab oleh Hasanah (2013:78), jika kata buthunun diambil dari kata bathona-yabthunu-bathnan maka memiliki arti tersembunyi, tertutup. Apabila diambil dari kata bathuna-

  yabthunu maka memiliki arti besar perut. Sedangkan jika diambil dari kata bathina-yabthanu memiliki arti buncit perut.

  c. ) berasal dari kata

  عمسلا sami‟a-yasma‟u-sam‟an yang

  Kata as-sam‟ ( berarti mendengar (Hasanah,2013:216).

  d. ) merupakan bentuk fiil nahi (kata kerja

  نوملعت لا

  Kata la ta‟lamun ( larangan) asal mula kata la taklamun ( ) adalah dari fiil madhi

  نوملعت لا alima- ) yang berarti mengetahui sesuatu, dan la ya‟lamu ( ملعي ملع

  ( ) sendiri memiliki arti tidak mengetahui sesuatu,

  taklamun نوملعت لا karena ketambahan lam nahiyah (Hasanah,2013:344).

  Ayat tersebut menggunakan kata ( )

  عمسلا as-sam‟ atau pendengaran

  dengan bentuk tunggal dan menempatkan sebelum kata ( ) al-

  ربصبلأا

abshar atau penglihatan-penglihatan yang berbentuk jamak serta ( )

  ةدئفلأا al-

af‟idah atau aneka hati yang juga berbentuk jamak (Shihab,2002:303).

  Dalam hal ini, Hijazi (2010,173), mengemukakan bahwa pada kata pertama biasanya digunakan bentuk tunggal sedangkan pada kata kedua dipakai bentuk jamak. Dalam hal ini ternyata terdapat suatu rahasia yang tersimpan yang begitu menakjubkan. Karena menurut penelitian telah menunjukkan bahwa seorang bayi yang baru dilahirkan telah langsung bisa mendengar. Sedangkan untuk penglihatan, perasaan, dan akalnya baru akan berfungsi beberapa hari kemudian.

3. Pokok-pokok isi kandungan surat An-Nahl

  Dalam hal ini, Departemen Agama RI (2009 :277-278), menjelaskan beberapa pokok isi kandungan yang terdapat pada surat An- Nahl, antara lain adalah : a.

  Keimanan Kepastian adanya hari kiamat, keesaan Allah, KekuatanNya dan kesempurnaan ilmuNya serta dalil keesaanNya, pertanggung jawaban manusia kepada Allah atas segala apa yang telah dikerjakannya.

  b.

  Hukum Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan dihalalkan, kebolehan memakai perhiasan yang bahannya berasal dari dalam laut seperti mutiara dan marjan, dibolehkannya memakan makanan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa, bulu binatang dari hewan yang halal dimakan dipandang suci bila diambil ketika binatang itu masih hidup atau sesudah disembelih, kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah, larangan mengada-adakan hukum yang tak ada dasarnya, perintah membaca isti‟azah, yang berarti meminta perlindungan kepada Allah SWT, dari setan-setan yang terkutuk, dan larangan membalas siksa melebihi siksa yang telah diterima. c.

  Kisah Kisah-kisah Al-

  Qur‟an merupakan realita yang terjadi pada masa tertentu, tempat, pelaku dan berbagai hal lainnya. Keajadian tersebut diberitakan kembali oleh Al-

  Qur‟an dengan cara dan gaya bahasa yang menarik dan menakjubkan.

  Menurut Hijazi (2010:474), bahwa “Kisah-kisah Al-Qur‟an adalah informasi tentang peristiwa yang benar-benar ada. Para pelakunya, seperti Nabi-nabi, juga benar-benar ada. Tujuannya utama dari pemaparan kisah dalam Al-

  Qur‟an adalah agar manusia memetik pelajaran dan ibrah dari kejadian-kejadian tersebut, di samping untuk menguatkan nubuwwah Nabi Muhammad SAW”.

  Kisah yang terdapat pada Al- Qur‟an merupakan kisah yang bukan kebohongan atau khayalan belaka yang dibuat-buat. Karena kemurnian, kebenaran, realita serta keindahan pemaparan merupakan ciri utama yang terdapat pada Al-

  Qur‟an. Dalam surat An-Nahl Ini Allah telah mengabadikan kisah Nabi Ibrahim As.

  d.

  Lain-lain Asal kejadian manusia, madu adalah untuk kesehatan manusia, nasib orang-orang yang mengajak kepada kejahatan di hari kiamat, pandangan orang Arab Jahiliah terhadap anak perempuan, ajaran moral dalam Islam, dan pedoman dakwah Islam.

B. Pandangan Mufassir terhadap Q.S. An-Nahl ayat 78

  Untuk memahami serta mengetahui isi kandungan Al- Qur‟an, seseorang bisa mempelajarinya melalui kitab-kitab dan buku-buku tafsir karya ulama yang memang ahli dalam bidang tersebut, diantaranya adalah Tafsir Al- Misbah karya Shihab, Tafsir Al-

  Qur‟anul „Aziim karya Ibnu Katsir dan berbagai tafsir lainnya, serta peneliti memberikan penafsiran surat An-Nahl secara umum.

1. Tafsir Surat An-Nahl Secara Umum

  Tafsir menurut lughat (bahasa), berarti menerangkan atau menyatakan. seperti firman Allah SWT, dalam Al- Qur‟an Surah Al-

  Furqan ayat 33 :

          

  Artinya : tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (Departemen Agama RI, 2006:363).

  Maksudnya Setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad SAW, membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata.

  Sedangkan tafsir menurut sya ra‟ (istilah) para ulama‟ berbeda-beda pendapat, diantaranya :

  Menurut Al- kilby dalam kitabnya “At-Tashiel” yang diambil dari Islam dan Al-Akbar (2010:92) tafsir adalah mensyarahkan, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya, ataupun dengan tujuannya.

  Sedangkan menurut Az Zarkasyi dalam kitab “Al-Burhan” yang diambil dari Islam dan Al-Akbar (2010:92) tafsir adalah menerangkan makna-makna Al-

  Qur‟an dan mengeluarkan hukum-hukum dan hikmahnya.

  Berkaitan dengan hal tersebut, Shihab (2002:175) memberikan penafsiran surat An-Nahl secara umum, sebagi berikut : Surah An-Nahl ini terdiri 128 ayat. Mayoritas ulama menilainya makkiyyah, yakni turun sebelum Nabi Muhammad

  SAW, berhijrah ke Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat. Misalnya ayat 126 dan dua ayat berikutnya, yang memerintahkan Nabi SAW, agar jangan membalas kejahatan kecuali setimpal dengannya. Mereka menilai ayat-ayat itu turun setelah Nabi SAW, berhijrah, tepatnya setelah terbunuhnya paman beliau, Hamzah ra., dengan sangat kejam dan memilukan pada tahun III hijrah. Ketika itu, Nabi SAW, bermaksud membalasnya dengan menewaskan 70 orang musyrik. Maka beliau ditegur. Ada lagi yang berpendapat, hanya awal ayat-ayat surah ini sampai ayat 41 yang makkiyyah, selebihnya sampai akhir surah, adalah madaniyyah. Nama an-Nahl terambil dari kata itu sendiri yang disebut pada ayat 68 surah ini. Hanya sekali itulah Al-

  Qur‟an menyebutnya. Ada juga ulama yang menamainya surah An- Ni‟am, karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini.

2. Tafsir Surat An-Nahl menurut Departemen Agama RI

  Allah telah menurunkan kitab Al- Qur‟an untuk dijadikan pedoman hidup manusia, untuk mengetahui kandungan yang ada di dalamnya, dibutuhkannya suatu penjelasan, maka para ulama‟ dan yang ahli dalam bidang Al-

  Qur‟an menafsirkan ketiap surat dalam Al-Qur‟an, dengan demikian Al- Qur‟an dapat dipelajari bagi para muallaf yang masih kurang dalam pemahaman Al-

  Qur‟an, karena dari itu Departemen Agama RI memberikan penjelasan atau penafsiran kitab Al-Qur-an, diantaranya surat An-Nahl ayat 78 : Dalam ayat ini, Allah SWT, menjelaskan kegaiban dan keajaiban yang sangat dekat dengan manusia. Mereka mengetahui fase-fase pertumbuhan janin, tetapi tidak mengetahui bagaimana proses perkembangan janin yang terjadi dalam rahim sehingga mencapai kesempurnaan. Sejak bertemunya sel sperma dan sel telur sampai menjadi manusia baru yang membawa sifat-sifat kedua orang tua dan leluhurnya. Dalam proses kejadian itu terdapat rahasia hidup yang tersembunyi.

  Sesudah mencapai kesempurnaan, Allah mengeluarkan manusia dari rahim ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa- apa. Tetapi sewaktu masih dalam rahim, Allah menganugrahkan potensi, bakat dan kemampuan seperti berfikir, berbahagia, mengindra, dan lain sebaginya pada diri manusia. Setelah manusia lahir, dengan hidayah Allah segala potensi dan bakat itu berkembang. Akalnya dapat memikirkan tentang kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan, serta hak dan batil. Dengan pendengaran dan penglihatan yang telah berkembang itu, manusia mengenali dunia sekitarnya, mempertahankan hidupnya dan mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Dengan perantataan akal dan indra, pengalaman dan pengetahuan manusia dari hari ke hari semakin bertambah dan berkembang. Semua itu merupakan rahmat dan anugerah Tuhan kepada manusia yang tak terhingga. Oleh karena itu, seharusnyalah mereka bersyukur kepadaNya, baik dengan cara beriman kepada keesaan Allah, dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain maupun dengan mempergunakan segala nikmat Allah untuk beribadah dan patuh kepadaNya.

  Hadis Nabi SAW :

  اَنَ ثَّدَح ٍدَلَْمَ ُنْب ُدِلاَخ اَنَ ثَّدَح َةَماَرَك ِنْب َناَمْثُع ُنْب ُدَّمَُمُ ِنَِثَّدَح

ٍءاَطَع ْنَع ٍرَِنَ ِبَِأ ِنْب ِوَّللا ِدْبَع ُنْب ُكيِرَش ِنَِثَّدَح ٍل َ ِب ُنْب ُناَمْيَلُس

َوَّللا َّنِإ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُل ُسَر َلاَق َلاَق َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع

يِدْبَع ََّلِِإ َبَّرَقَ ت اَمَو ِبْرَْلْاِب ُوُ ْ نَذآ ْدَقَ ف اًّيِلَو ِلِ ىَداَع ْنَم َلاَق

  ََّلِِإ ُبَّرَقَ َ ي يِدْبَع ُلاَزَ ي اَمَو ِوْيَلَع ُتْضَرَ ْ فا اَِّمِ ََّلِِإ َّبَحَأ ٍءْيَشِب

ُهَرَلَبَو ِوِب ُعَمْسَي يِذَّلا ُوَ َْسَ ُتْنُك ُوُ ْبَبْحَأ اَذِإَف ُوَّبِحُأ َّتََّح ِلِفاَ َّ نلاِب

Dokumen yang terkait

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP ORANG TUA KAJIAN SURAT AL ISRA’ AYAT 23-24 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 110

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 100

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 DAN PENERAPANNYA DALAM PAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 2 105

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

PENDIDIKAN KARAKTER BERTANGGUNG JAWAB MENURUT AL-QUR’AN SURAH LUQMAN AYAT 16 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 84

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT SUNAN KALIJAGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 124

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 0 117

PERAN ORGANISASI SOLIDARITAS KEROHANIAN ISLAM (SKI) AR-ROYYAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA N 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 168